Anda di halaman 1dari 4

Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan meng-interpretasikan

data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan
untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya
sebagai bahan dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.
Adapun menurut beberapa ahli mengenai makna BK teknik tes dalam BK yaitu :
Anwar Sutoyo mengutip pendapatnya Aiken (1997: 454) menjelaskan bahwa makna
assessment dalam BK adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir
karakteristik, potensi, atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau
sekelompok orang.
Cronbach (1960) menyatakan makna teknik tes merupakan prosedur sistematis untuk
membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih, dan pada tahun (1970- 1997)
beliau menyempurnakan makna teknik tes BK sebagai prosedur sistematis yang
digunakan untuk mengobservasi dan menggambarkan tingkah laku dengan
menggunakan bantuan skala angka atau kategori tertentu.
Anne Anastasi dalam buku Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK
Komprehensif karangan Gantina Komalasari, dkk (1961-1990) mengemukakan
pendapatnya bahwa tes merupakan suatu pengukuran terhadap suatu sampel tingkah
laku yang objektif dan terstandar.
Menurut Hackney dan Cornier dalam buku Landasan Bimbingan dan Konseling di
Indonesia karangan Lahmuddin Lubis, terdapat 12 tujuan assessment, yaitu:
1. Melancarkan proses pengumpulan informasi.
2. Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat.
3. Mengembangkan rencana tindakan yang efektif
4. Menentukan tepat atau tidaknya konseli menjalani rencana tertentu.
5. Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan.
6. Meningkatkan wawasan insight mengenai diri konseli.
7. Mampu menilai lingkungan.
8. Meningkatkan proses konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan
relevan.
9. Mengindikasikan kemungkinan peristiwa tertentu akan terjadi.
10. Meningkatkan minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian.
11. Menghasilkan pilihan-pilihan.
12. Memfasilitasi perencanaan dan pembuatan keputusan.

Menurut Mulyadi yang menjelaskan bahwa: Layanan penempatan dan penyaluran


merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan
dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi,
program latihan, magang, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat, serta kondisi pribadinya
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya selama masih di sekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih
program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
Layanan penempatan dan penyaluran termasuk kedalam BK pola 17, di dalam BK
pola 17 ada tujuh satuan layanan yakni (a) layanan orientasi, (b) layanan penempatan
dan penyaluran, (c) layanan konseling perorangan, (d) layanan konseling kelompok,
(e) layanan informasi, (f) layanan pembelajaran, dan (g) layanan bimbingan
kelompok. Lebih spesifik layanan penempatan dan penyaluran ini diperuntukkan bagi
siswa dalam mempersiapkan jenjang masa depan selama di sekolah maupun setelah
lulus sekolah.
Contoh Analisis tes dalam Minat dan Bakat dalam BK
Penempatan kelompok belajar siswa dilakukan secara manual, tanpa disertai dengan
alat khusus. Siswa dikelompokkan menjadi 2 bagian, yang pertama yaitu kelompok
belajar kelas, dimana KBQT mempunyai 5 kelas, diantaranya yaitu : a. Kelas 1 SMP
disebut kelas The nine b. Kelas 3 SMP disebut kelas Seed Education (Seedu) c. Kelas
1 SMA disebut kelas Oriza Satifa (Osa) d. Kelas 2 SMA disebut kelas
Elektrokardiograf (Ekg) e. Kelas 3 SMA disebut kelas Sayuk Rukun Ngundi Ing Ilmu
(Sarungi) Yang kedua, KBQT memilik 6 forum baka minat, diantaranya yaitu : a.
Forum Sanggar b. Forum Bahasa inggris c. Forum Teater d. Forum Tulis e. Forum
Musik f. Forum Komputer Dasar pengelompokkan para siswa untuk kelompok belajar
kelas disesuaikan dengan usia anak sekolah setara dengan SMP dan SMA,
sedangakan dasar pengelompokkan forum bakat minat itu murni dari keinginan siswa
masingmasing. Guru pendamping dan kepala sekolah memberi kebebasan sepenuhnya
kepada siswanya untuk menentukan pilihan forum mana yang diminati dan akan
ditekuni dengan penuh tanggung jawab. Namun di KBQT juga mempunyai beberapa
aturan yang wajib untuk di taati para siswa, yaitu siswa bebas memilih 59 forum bakat
minat maksimal 3 forum dan wajib dijalan minimal 3 bulan. Aturan itu diberlakukan
agar siswa dapat memanage waktu dengan baik karena mengikuti beberapa forum,
selain itu siswa juga dilatih untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dipilih.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan diri (bakat
minat) siswa komunitas sastra di sekolah alam qoryah thoyyibah salatiga dengan
sampel diperoleh 16 subyek penelitian, terdiri dari 13 siswa, 2 guru pendamping dan 1
kepala sekolah yaitu ER, IS, KR, MU, AG, NA, FA, AN, HA, IL, AD, NU, EE, DW,
ZU dan BR yaitu :
a. Proses pengembangan diri di sekolah alternatif qoryah thoyyibah berdasarkan
kemandirian siswa. Sesuai dengan teori belajar humanistik, Siswa didorong untuk
bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang
akan diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang dtunjukkan.
b. Peran guru dan siswa dalam proses pengembangan diri sangat penting, karena guru
adalah sebagai fasilitator dan juga guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan siswa. Dalam proses pengembangan diri tidak
sepenuhnya tugas konselor dan guru sekolah, namun proses pengembangan diri siswa
juga bergantung pada kreatifitas guru, kepala sekolah, dan tenanga kependidikan lain
dalam mengelola dan mengembangkan program-program sekolahnya.
c. Siswa dapat mengembangkan bakat minatnya karena mereka melaksanakan
komitment awal belajar dengan baik, yaitu memutuskan sendiri segala pilihan dan
bertanggung jawab serta disiplin melaksanakan pilihan tersebut, sehingga para peserta
didik mengetahui kelebihan dan kekuran potensi dirinya serta mengetahui hasil
belajar apa saja yang telah diciptakan dan dimiliki. Selain itu para siswa juga bebas
berkreasi untuk menciptakan karya seni berbentuk lukisan, puisi, cerpen, cerpan,
komik, lagu dan film-film documenter.

Anda mungkin juga menyukai