PASAL 1
KETENTUAN UMUM
WAKTU DAN KEHADIRAN KARYAWAN
10.00 – 18.00
Sabtu : 09.30 – 16.30, atau
: 10.00 – 17.00
c. Divisi Customer Service
Senin s.d Jumat : 10.00 – 18.00
Sabtu : 10.00 – 17.00
d. Officer
Senin s.d Jumat : 10.00 – 18.00
Sabtu : 10.00 – 17.00
e. Officer (Operator / Call Center)
Senin s.d Jumat : 09.45 – 18.00
Sabtu : 09.45 – 17.00
f. Staff Gudang
Senin s.d Jumat : 10.00 – 18.00, atau
10.00 – 19.00, atau
12.00 – 21.00, atau
12.00 – 22.00
Sabtu : 10.00 – 17.00, atau
12.00 – 21.00, atau
12.00 – 22.00
Minggu : 09.00 – 17.00, atau
12.00 – 17.00
Untuk pembagian shift dan jam kerja taff gudang diatur oleh kepala Gudang masing-
masing. Untuk staff yang masuk kerja di hari Minggu, hari OFF akan dipindahkan ke
hari kerja lainnya.
2. Jam istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja.
3. Lama waktu istirahat yang diberikan adalah 1 (satu) jam.
4. Setiap karyawan wajib hadir dan mulai bekerja pada waktu kerja yang telah ditetapkan.
5. Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja berakhir
dianggap sebagai tindakan ketidak disiplinan dan merupakan pelanggaran tata tertib,
kecuali dengan izin pimpinan langsung dengan alasan yang dapat diterima.
6. Karyawan yang tidak masuk kerja kerena sakit atau karena alasan lain yang dapat
diterima perusahaan, wajib memberitahukan kepada atasannya pada hari tersebut secara
tertulis atau telepon selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya.
7. Jika tidak hadir kerja karena sakit, karyawan wajib membawa surat keterangan dokter
setelah yang bersangkutan masuk kerja kembali.
8. Setiap bentuk ketidakhadiran wajib mengisi Form Izin. Cuti / izin sakit wajib mengisi
Form Izin Cuti / Sakit. Telat / pulang awal wajib mengisi Form Izin Masuk Telat /
Pulang Awal.
9. Karyawan yang tidak mengindahkan kewajiban tersebut dianggap mangkir dan akan
dikenakan sanksi.
PASAL 2
PENGAJUAN CUTI
1. Pengajuan cuti harus diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari (hari kerja) sebelum Hari Cuti.
2. Pengajuan cuti dapat dilakukan dengan mengisi “Form Pengajuan Cuti” terlebih dahulu
dan menyerahkan kepada pihak perusahaan yang terkait dengan pengajuan cuti.
3. Penjelasan mengenai jenis-jenis cuti yang berlaku dalam perusahaan adalah sebagai
berikut ini:
a. CUTI TAHUNAN
Setiap karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan atau 1 (satu)
tahun secara terus-menerus, berhak mendapatkan cuti tahunan. Adapun cuti
tahunan bagi karyawan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
Setiap 1 (satu) bulan berlalu maka bertambah 1 (satu) hari cuti tahunan yang bisa
diambil.
1 (satu) bulan = 1 (satu) hari cuti tahunan maka 12 (dua belas) bulan = 12 (dua
belas) hari cuti tahunan.
Bilamana pengambilan cuti melebihi masa bulan kerja pada tahun tersebut, maka
manajemen berhak untuk menerima / menolak pengajuan cuti tersebut.
Cuti Tahunan ini sudah termasuk dalam cuti bersama. Jadi jika karyawan
mengambil cuti bersama, maka sisa cuti tahunan dipotong masa karyawan
mengambil cuti bersama, kecuali cuti bersama yang dilakukan pada libur lebaran
Idul Fitri merupakan cuti tambahan yang tidak memotong cuti tahunan (maksimal
4 (empat) hari).
Bilamana jumlah akumulasi hari sakit dan/atau izin karyawan terlalu banyak
menurut hitungan manajemen dalam tahun bersangkutan, maka pihak manajemen
berhak menolak pengajuan cuti karyawan bersangkutan.
Bilamana pengambilan hari cuti dilakukan dalam waktu yang bersamaan oleh
anggota dalam satu divisi, sehingga berkurang cukup banyak jumlah anggota
dalam satu divisi, maka pihak manajemen berhak menolak pengajuan cuti
karyawan bersangkutan.
Bilamana hak cuti tahunan baik itu keseluruhan atau sebagai atau sisanya tidak
diambil pada tahun yang bersangkutan, maka hak cuti tahunan dianggap hangus
pada tahun berikutnya.
PERATURAN PT. JAKARTA NOTEBOOK Halaman 4 dari 18
September 2015 / Creative Marketing
CONFIDENTIAL
b. CUTI TAMBAHAN
Cuti tambahan adalah cuti bersama yang dilakukan pada saat libur lebaran Idul
Fitri.
Cuti tambahan ini hanya diberikan 4 (empat) hari.
Bila jumlah hari cuti bersama melebihi 4 (empat) hari maka sisanya akan
memotong cuti tahunan.
c. CUTI HAMIL
Karyawan perempuan berhak memperoleh istirahat cuti hamil.
Perusahaan memberikan dua pilihan pengambilan cuti, yakni :
1. Bilamana karyawan perempuan mengambil 90 (sembilan puluh) hari cuti
hamil, maka karyawan tidak dapat mengambil cuti tahunan lagi pada tahun
yang bersangkutan. Bila cuti tahunan pada tahun tersebut telah digunakan
beberapa hari, sebagian ataupun seluruhnya, maka hak cuti hamil 90
(Sembilan puluh) hari akan dikurangi dengan cuti tahunan yang telah diambil.
2. Bilamana karyawan perempuan mengambil 30 (tiga puluh) hari cuti hamil,
maka tidak akan menghapus masa cuti tahunan yang didapatkan karyawan.
Cuti hamil hanya bisa didapatkan oleh pekerja perempuan yang telah bekerja
minimal selama 2 (dua) tahun. 2 tahun bekerja terhitung dari hari pertama mulai
bekerja dan hari pertama cuti terhitung.
Jika ingin memohon penambahan waktu istirahat (cuti) dapat melakukan
permohonan kepada pihak perusahaan.
Waktu istirahat (cuti hamil) merupakan total akumulasi dari cuti menjelang
kelahiran dan cuti setelah melahirkan.
Selama masa cuti, upah kerja tetap dibayarkan, untuk divisi yang perhitungannya
berdasarkan komisi, maka upah kerja yang diberikan mengikuti Upah Minimun
Regional (UMR). Peraturan UMR dihitung berdasarkan masa kerja.
Untuk karyawan yang belum mencapai masa kerja 2 tahun dapat mengajukan
permohonan cuti hamil dengan syarat cuti hamil tidak akan dibayarkan (Unpaid).
PASAL 3
KETERLAMBATAN DAN PULANG AWAL
1. Perusahaan memberikan tenggang waktu keterlambatan 15 (lima belas) menit dari jam
kerja yang telah ditentukan.
2. Apabila karyawan yang datang melebihi dari waktu tenggang yang telah diberikan, maka
akan diberikan sanksi.
3. Sanksi yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Sanksi dapat berupa denda administratif yaitu denda Rp5.000,- / setiap keterlambatan
(di atas 30 menit).
b. Setiap keterlambatan yang terjadi, maka akan ada perpanjangan jam pulang kerja.
Minimal 8 jam kerja untuk hari senin s.d jumat, dan 7 jam kerja untuk hari sabtu.
4. Apabila karyawan telah mengajukan permohonan izin datang terlambat kepada pihak
perusahaan terlebih dahulu minimal 3 (tiga) jam sebelumnya atau maksimal 1 (satu) hari
sebelumnya, maka sanksi tidak akan diberlakukan apabila permohonan izin disetujui.
5. Karyawan yang melakukan korupsi jam kerja tanpa izin dari perusahaan akan dikenakan
sanksi manajemen untuk setiap kejadian.
6. Apabila karyawan telah mengajukan permohonan izin pulang sebelum jam pulang kepada
pihak perusahaan terlebih dahulu minimal 1 (satu) hari sebelumnya, sanksi tidak akan
diberlakukan apabila permohonan izin disetujui.
7. Apabila karyawan mengalami keterlambatan melebihi tenggang waktu keterlambatan
yang diberikan karena adanya kejadian besar seperti kerusuhan dan/atau bencana yang
terjadi di Jakarta seperti menjadi korban kebakaran, banjir, gempa bumi dan bencana
besar lainnya, keterlambatan yang terjadi dapat diterima dan sanksi tidak akan
diberlakukan.
8. Apabila dalam penilaian ternyata karyawan sering terlambat atau koruspsi jam kerja,
maka karyawan akan diberikan sanksi sesuai dengan keputusan manajemen.
PASAL 4
KETIDAKHADIRAN
1. Karyawan yang tidak hadir dalam masa kerja tanpa ada keterangan, maka akan dilakukan
pemotongan upah lama hari ketidakhadiran dalam masa kerja (unpaid).
2. Bila ada karyawan yang mendadak izin pulang karena sakit atau sesuatu hal yang dapat
diterima oleh pihak manajemen, maka yang bersangkutan tetap dihitung hadir dengan
ketentuan minimal 2 (dua) jam telah berada di kantor.
3. Penjelasan mengenai jenis-jenis ketidakhadiran yang berlaku dalam perusahaan adalah
sebagai berikut ini:
a. SAKIT
Karyawan yang sakit wajib mengajukan izin kepada masing-masing bagian.
Untuk izin sakit wajib melampirkan surat keterangan dari Dokter / Rumah Sakit.
Pengajuan izin selambat-lambatnya 1 hari setelah masuk kerja.
Karyawan yang sakit tetapi tidak mengajukan izin cuti akan dikenakan unpaid,
kecuali menggunakan jatah cuti pada hari berjalan masih tersedia.
4. Apabila terbukti terdapat unsur penipuan atas ketidakhadiran, maka karyawan tersebut
akan diberikan sanksi manajemen.
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Tata tertib dan peraturan yang wajib dipatuhi oleh setiap pegawai PT. Jakarta Notebook:
1. Kerahasiaan data pelanggan adalah nomor 1 (satu) dan sangat penting di perusahaan
perdagangan.
2. Kerahasiaan yang menyangkut data atau informasi internal perusahaan tidak boleh
dibocorkan kepada pihak umum (public).
3. Membocorkan data pelanggan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, terperinci
dan/atau secara sedikit/sebagian data pelanggan tanpa terkecuali.
4. Dilarang memberikan akses internal ke pihak lain (orang lain) selain login dengan nama
yang tertuju di dalam nama login tersebut.
5. Etika dalam menggunakan informasi menu internal perusahaan :
a. Dilarang memberikan informasi dari Menu Internal kepada pihak eksternal (luar).
Informasi yang diperbolehkan diinfokan kepada pihak luar hanya berupa harga barang
dan apakah stok barang tersedia atau tidak.
b. Informasi yang boleh diberikan kepada pihak luar :
Harga produk (C Price) boleh diberikan kepada konsumen.
Sales boleh memberikan informasi konsumen (alamat, e-mail, no hp, detail
invoice) yang terdaftar untuk konsumen yang bersangkutan.
Harga produk (D Price) hanya boleh diberikan kepada Dealer yang sudah
terdaftar, dan hanya Sales Dealer yang memiliki wewenang untuk hal ini.
c. Antar karyawan hanya boleh memberikan informasi internal dengan satu divisi, atau
divisi lain yang memiliki kepentingan di menu internal yang sama, contoh:
Informasi dari Menu Laporan Produk tidak boleh dibagikan kepada divisi
Customer Service (CS) dikarenakan CS tidak memiliki kepentingan di menu
tersebut.
Informasi dari Menu Pesanan COD tidak boleh dibagikan kepada divisi Sales
Online.
d. Diwajibkan untuk mengubah Password Menu Internal secara berkala setiap bulan.
e. Menu Internal wajib ditutup (log out) setiap meninggalkan meja kerja.
20. Dilarang membawa keluar barang milik perusahaan tanpa ijin atasan yang berwenang.
21. Dilarang menyalahgunakan uang perusahaan untuk di luar kepentingan perusahaan.
22. Dilarang menyalahgunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi (main game,
berjualan, atau melakukan kegiatan yang tidak ada hubungan dengan job desk).
23. Dilarang berkelahi di lingkungan toko / kantor.
24. Dilarang memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan dan memalsukan dokumen
yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
25. Dilarang mabuk, memakai obat bius, narkotika, atau obat terlarang lainnya di lingkungan
toko
26. Dilarang melakukan perbuatan asusila di lingkungan toko / kantor.
27. Dilarang menghina pengunjung seperti mengetawai, senyum sinis dan/atau mimik muka
yang terkesan mencibir ataupun hal sejenisnya.
28. Dilarang berbicara kasar kepada pengunjung / konsumen baik secara lisan maupun
tertulis.
29. Dilarang membongkar/ membocorkan rahasia toko / perusahaan atau mencemarkan nama
baik toko / perusahaan.
30. Dilarang melakukan / mengadakan permainan judi dalam lingkungan toko / kantor.
31. Dilarang membawa sejata tajam, senjata api, atau barang berbahaya lainnya di dalam
lingkungan toko / kantor.
32. Dilarang menyalahgunakan kedudukan / jabatan untuk kepentingan pribadi.
33. Dilarang melakukan tindakan dalam bentuk apapun yang mengacu kepada Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme (KKN).
34. Semua karyawan wajib tunduk terhadap peraturan tersebut di atas tanpa terkecuali.
PASAL 2
TINDAKAN DISIPLIN, GANTI RUGI, DAN SANKSI
1. Peringatan Teguran
PERATURAN PT. JAKARTA NOTEBOOK Halaman 11 dari 18
September 2015 / Creative Marketing
CONFIDENTIAL
2. Peringatan Tertulis I
a. Karyawan diberikan peringatan tertulis I dan dicatat oleh perusahaan.
b. Peringatan ini akan dihapuskan apabila dalam 3 (tiga) bulan ia tidak melakukan
pelanggaran.
c. Tindakan ini diberikan untuk pelanggaran ringan berikutnya sesudah karyawan
mendapat Peringatan Teguran. Juga dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran
sejenis, tidak terbatas pada contoh-contoh di bawah ini :
Meninggalkan toko / kantor atau pekerjaannya selama jam kerja dan atau pulang
cepat tanpa ijin atasan.
Tidak melayani konsumen yang datang ke toko.
Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri atau pegawai
lainnya atau konsumen.
Mangkir / tidak masuk bekerja tanpa alasan yang jelas.
Mempengaruhi pegawai lainnya untuk tidak melakukan kewajibannya.
Menggunakan properti perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa ijin atasan
yang berwenang.
Membawa keluar barang milik perusahaan tanpa ijin atasan yang berwenang.
Menyalahgunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi (main game, berjualan,
atau melakukan kegiatan yang tidak ada hubungan dengan job desk).
Berkelahi di lingkungan toko / kantor.
Menghina pengunjung seperti mengetawai, senyum sinis dan/atau mimik muka
yang terkesan mencibir ataupun hal sejenisnya.
Berbicara kasar kepada pengunjung / konsumen baik secara lisan maupun tertulis.
PERATURAN PT. JAKARTA NOTEBOOK Halaman 12 dari 18
September 2015 / Creative Marketing
CONFIDENTIAL
3. Peringatan Tertulis II
a. Karyawan diberikan peringatan tertulis II dan dicatat oleh perusahaan.
b. Peringatan ini akan dihapus apabila selama 6 (enam) bulan tidak melakukan
pelanggaran.
c. Dalam hal yang menyangkut karyawan tidak melakukan tugas-tugasnya dengan baik,
karyawan diberitahukan bahwa pelanggaran sejenis berikutnya akan diberikan
Peringatan Tertulis III
d. Tindakan ini diberikan untuk pelanggaran berikutnya sesudah karyawan mendapat
teguran tertulis I. Juga dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran sejenis, tidak
terbatas pada contoh-contoh di bawah ini :
Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan dan memalsukan dokumen
yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Tidak menutup kemungkinan
diberikan Peringan Tertulis III apabila manajemen menilai dokumen yang
dipalsukan merupakan dokumen yang sangat penting.
Membongkar / membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik
perusahaan. Tidak menutup kemungkinan diberikan Peringatan Tertulis III apabila
manajemen menilai rahasia perusahaan yang dibocorkan merupakan rahasia yang
sangat penting.
Menyalahgunakan kedudukan / jabatan untuk kepentingan pribadi. Tidak menutup
kemungkinan diberikan Peringan Tertulis III apabila manajemen menilai
pelanggaran yang dilakukan sudah berat.
2.3 Sanksi
Bentuk sanksi (hukuman) yang tercantum di bagian Tindakan Disiplin di atas adalah sebagai
berikut:
1. Peringatan Tertulis I
a. Berupa pemotongan komisi (fee) sebesar 10% (sepuluh persen) berlaku selama 6
(enam) bulan, atau
b. Pemotongan gaji (Salary) sebesar 10% (sepuluh persen) berlaku selama 6 (enam)
bulan.
2. Peringatan tertulis II
a. Berupa pemotongan komisi (fee) sebesar 20% (dua puluh persen) berlaku selama
9 (sembilan) bulan, atau
b. Pemotongan gaji (Salary) sebesar 20% (dua puluh persen) berlaku selama 9
(sembilan) bulan.
3. Peringatan Tertulis III
a. Berupa pemotongan komisi (fee) sebesar 30% (lima puluh persen) berlaku selama
12 (dua belas) bulan, atau
b. Pemotongan gaji (Salary) sebesar 30% (lima puluh persen) berlaku selama 12
(dua belas) bulan, atau
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara tidak terhormat.
Sanksi yang diberikan juga dapat berbeda-beda untuk setiap kejadian tergantung dengan
keputusan manajemen.
PASAL 3
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 4
PENGUNDURAN DIRI
1. Bagi karyawan yang ingin mengundurkan diri dari perusahaan, maka karyawan tersebut
wajib membuat surat pengunduran diri dan mengajukannya 1 (satu) bulan sebelumnya.
2. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan sebelum masa aktif kerja berakhir:
a. Wajib menyelesaikan semua administrasi seperti hutang dan/atau piutang yang belum
terselesaikan.
b. Wajib menyelesaikan semua tugas yang masih belum terselesaikan.
c. Wajib menerangkan pengetahuan mengenai tugas atau pekerjaan yang selama ini
menjadi tanggung jawab secara terperinci kepada pihak perusahaan.
d. Wajib mencari kandidat pengganti.
3. Bagi karyawan yang telah mengundurkan diri atau diberhentikan dari perusahaan tidak
diperkenankan membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain. Bila terjadi
pembocoran maka mantan karyawan tersebut bersedia untuk menjalani jalur hukum.
Demikian peraturan ini dibuat dengan persetujuan antara perusahaan dan karyawan tanpa ada
paksaan dan tekanan dari pihak mana pun. Dan dengan ini menyatakan mencabut segala
gugatan ataupun perihal hukum yang dikemudian hari timbul akibat dari perselisihan
tersebut.