Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelembapan udara adalah kadar uap air yang ada di udara. Dimana kelembapan udara

merupakan bagain dari komponen iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan.

Kelembapan udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan,

terkhusus pada pertanian.

Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan uap

air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.

Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara

pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara

tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.

Dalam konteks budidaya tanaman dalam ruang lingkup pertanian baik berupa budidaya

tanaman pangan, perkebunan, ataupun budidaya tanaman holtikultura dsb. Maka kelembaban

udara dipengaruhi dan memengaruhi laju transpirasi tanaman. Kelembaban udara memiliki

pengaruh pada proses transpirasi tanaman, tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju

penyerapan air oleh akar hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju

penyerapan dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman

yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air

yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata.

Disamping itu juga kelembaban udara bersama dengan temperatur juga memiliki pengaruh

pada proses pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi
kelembaban dan temperatur pada nilai tertentu merupakan nilai yang optimal bagi pertumbuhan

dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.

Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga temperatur pada suatu wilayah,

maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya tanaman. Sebab, jika kita

mengetahui kelembaban suatu tempat, maka kita dapat menentukan tanaman apa yang tepat untuk

dibudidayakan pada nilai kelembaban yang kita ketahui.

Kelembaban udara selalu memiliki korelasi ataupun hubungan dengan temperatur. Kedua

komponen iklim ini memiliki pengaruh pada konidisi lingkungan suatu tempat.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum mengenai kalambaban udara adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa/ Praktikan bisa menentukan kelemababan udara disuatu wilayah

2. Mahasiswa/ Praktikan dapat mengetahui penggunaan alat untuk mengukur kelembaban.

3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan juga alat yang digunakan untuk mengukur

kelembaban.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kelembaban

Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara (atmosfer).

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam

kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang digunakan untuk

mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur
tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembap

(dehumidifier).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu

terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada

kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka

suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi

titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara

jenuh.

Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan

tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara

pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada

0 °C (32 °F).

Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah.

Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan rendah

adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.

Kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan nisbi

(relatif), maupun defisit tekanan uap air.Kelembapan absolut adalah kandungan uap air yang dapat

dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3). Kelembapan nisbi

(relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air actual dengan keadaan jenuhnya (g/kg).

Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual.

1. Kelembapan absolut

Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu campuran

udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3).
2. Kelembapan spesifik

Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio

terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air,

mw, per kilogram udara, ma .

Rasio tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

3. Kelembaban relatif / Nisbi

Kelembapan Relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang

terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban nisbi membandingkan antara

kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas udara untuk

menampung uap air.

Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal dapat memuat 25 gram uap air

pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada waktu itu sama dengan .

4. Kerapatan Uap Air

Massa uap air per satuan volume udara yang mengandung uap air tersebut.(kelembaban

mutlak)

ρv = mv /V

Ρv = kerapatan uap air (kg m-3)

Mv= massa uap air (kg) pada volume udara sebesar V

V = volume udara (m3)


Pada daerah lembab seperti di daerah tropis, ρv akan lebih tinggi daripada daerah temperate

yang relatif kering terutama pada musim dingin (winter). Pada musim dingin kapasitas udara untuk

menampung uap air menjadi kecil.

5. Tekanan Uap Air

Hukum Gas Ideal :

ea = n R T/V

ea = Tekanan uap air (mb)

R = Tetapan gas umum (8.3143 J K-1 mol -1)

T = suhu mutlak (K)

V = volume udara (m3)

Jumlah mol adalah n = m/Mv dan Mv = 18.016 untuk uap (H2O), serta ρv = mv /V, maka

berdasarkan persamaan di atas, maka tekanan uap ditentukan oleh kerapatan uap air (ρv ) serta

suhu udara (T).

6. Kelembaban Spesifik

Perbandingan antara massa uap air (mv), dengan massa udara lembab, yaitu massa udara

kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv)

q = m/(md + mv)

Nisbah campuran (r) (mixing ratio), massa uap air dibandingkan dengan massa udara kering

B. Alat – alat pengukur kelembaban udara


Thermometer Maximum - Minimum digunakan untuk mengukur suhu maximum -

minimum. Thermometer jenis ini menggunakan dua macam cairan sebagai indikator pengukuran

suhu pada suatu daerah. Pada thermometer minimum menggunakan cairan alcohol sebagai

indikator penentuan suhu. Sedangkan pada thermometer maksimum menggunakan cairan air

raksa.

Kelembaban Relatif & Thermometer HD 8501 Type HD 8501 adalah alat ukur

kelembaban udara dan temperatur dengan sensor yang dapat merespon secara cepat. Pengukuran

dengan alat ini akan menunjukan angka yang akurat 10 - 15 menit setelah ON, dan hasil

pengukuran akan terlihat pada display.

Grain Moisture Meters ( Alat Ukur Kelembaban Biji )

Moisture Meters ( Alat Ukur Kelembaban Tepung atau Merica)


Thermohygrometer (Pengukur Suhu Ruangan - Pengukur kelembaban)

Thermohigrograf

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu

Pelaksanaan praktikum Agroklimatologi mengenai kelembapan dilaksanakan di Balai

Penelitian Agro Techno Park (ATP) di daerah Glumbang Kabupaten Muara Enim pada tanggal 27

– 28 Maret 2011.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tentang kelembapan adalah

sebagai berikut:

1. Termometer bola basah – bola kering

2. Tabel hasil pengamatan


C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari pengukuran kelembapan menggunakan thermometer bola basah –

bola kering adalah sebagai berikut:

1. Siapkan alat thermometer bola basah – bola kering

2. Atur posisi alat tersebut dengan diberikan pelindung atau semacam naungan

3. Lihat pada thermometer bola basah untuk mengetahui suhu maksimum

4. Lihat pada thermometer bola kering untuk mengetahui sushu minimim

5. Kemudian catat besaran atau nilai suhu pada tabel hasil pengamatan.

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil dari pengamatan kelembapan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Kelembaban Nisbi
No Waktu (WIB) KR %
Suhu BK Suhu BB

1 17. 00 30, 03 28,9 87 – 91

2 17. 30 29,2 28,4 91 – 95

3 18. 00 - - -

4 06. 00 24 24 100

5 06. 30 25 25 100

6 07. 00 25,1 24,9 95 – 100

7 07. 30 26 24,3 82
8 08. 00 26,1 25,3 91 – 95

9 08. 30 27 28,3 29,5

10 09. 00 28 26,8 87 – 91

11 09. 30 25,3 27,2 91

12 10. 00 29,2 28,2 100

13 10. 30 30,2 28,6 83 – 87

14 11. 00 31 29,1 80 – 83

15 11. 30 33 28 65

16 12. 00 32 29 74 – 77

B. Pembahasan

Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat

yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer

bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua

termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah

sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut

menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala

antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer.

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan

dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur

kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat

kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat

dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan

sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C

(32 °F).

Kelembaban udara dapat didefinisikan yaitu tingkat kebasahan udara karena dalam udara

air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak

daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air

didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air

berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya

disebut udara jenuh.

Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah.

Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan rendah

adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.

Kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan nisbi

(relatif), maupun defisit tekanan uap air.Kelembapan absolut adalah kandungan uap air yang dapat

dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3). Kelembapan nisbi

(relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air actual dengan keadaan jenuhnya (g/kg).

Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual.

Dari hasil praktikum yang dilaksanakan di Balai Penelitian Agro Techno Park (ATP)

mengenai kelembaban. Kami melakukan pengamatan atau bisa dikatakn pengukuran kelembapan

udara pada daerah tersebut dengan menggunakan thermometer bola basah dan bola kering.

Pengamatan dilakukan selama 30 menit sekali, jadi setiap 30 menit pengamatan dilakukan.

Pengamatan dilaksanakan sebanyak 16 kali. Yang mana dilaksanakan pada pukul 17.00 sampai

18.00. kemudian disambung keesokkan harinya yaitu pada pukul 06.00 sampai dengan 12.00.
Dari hasil pengamatan setiap 30 menit sekali diperoleh hasil sebagaimana yang tertera pada

table pengamatan. Dari hasil yang tertera pada tabel maka kita dapat memberikan gambaran

ataupun bisa disebut penjelasan bahwasanya setiap 30 menit kelembaban pada daerah tersebut

mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi setiap 30 menit sekali juga dipengaruhi keadaan

suhu daerah tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan kelembaban pada daerah tersebut

mengalami perubahan setiap 30 menit.

Kelembaban merupakan salah satu komponen iklim yang memiliki pengaruh dalam

budidaya tanaman terkhusus tanaman pertanian. Setiap tanaman yang dibudidayakan pasti

memiliki kisaran kelembaban udara yang berbeda. Dalam hal ini kelembaban udara membantu

tanaman dalam menunjang pertumbuhan dan juga perkembangan.

Kelembaban udara merupakan komponen iklim yang dapat mempengaruhi produksi suatu

tanaman. Oleh karena itu, perlu untuk dipahami dan juga diketahui cara penentuan kelembaban

udara suatu tempat. Karena hal ini, akan memperkecil kegagalan dalam budidaya tanaman.

Kelembapan adalah jumlah uap air diudara (atmosfer). Kelembapan adalah konsentrasi

uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan

spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut

dengan Higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara

dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembap (dehumidifier).

Sekali lagi perlu kita ketahui 2 kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan

rendah. Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan

rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum mengenai kelembaban udara adalah sebagai berikut

ini:

1. Salah satu alat pengukur curah hujan yaitu Termometer bola basah dan bola kering

2. kelembaban harian adalah kelembaban yang ada pada suatu wilayah selama satu

hari.

3. Kelembaban udara pada pengamatan setiap 30 menit sekali sebanyak 16 kali

memiliki hasil yang berbeda, meskipun ada yang sama.

4. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena udara mengandung uap

air.

5. Dalam pengukuran curah hujan harian perlu diperhatikan waktu pengukuran harus

tepat waktu yaitu 30 menit sekali.

B. Saran

Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam pengukuran kelembaban

udara yaitu mengetahui cara penggunaan alat yang kita gunakan. Selain itu juga, waktu yang kita

jadwalkan dalam pengukuran kelembaban udara haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat

pengukuran kelembaban udara. Dan yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun

penempatan alat harus tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Subarjo M.Buku Ajar Meteorologi Dan Klimatologi.Universitas Lampung:Bandar
Lampung

Google.com,2009. agroklimatologi. Pengaruh iklim terhadap pertanian.Badung

Http: www.infoplease.com/ce6/weather/A0870158.html (diakses tanggal 2 mei 2011


pukul 19. 05 WIB)

Boer, Rizaldi. 2003. Penyimpangan Iklim Di Indonesia. Makalah Seminar Nasional


Ilmu Tanah. KMIT Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Http : file:///C:/Users/UNSRI/Desktop/index.htm (diakses pada tanggal 3 mei 2011


pukul 07. 35 WIB)

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Cetakan Ke-dua. Raja


Grafindo Persada. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai