Anda di halaman 1dari 2

Neurobehavior adalah hubungan antara fungsi otak dengan perilaku dan proses berpikir manusia.

Neurobehavior terkait dengan pola perilaku hidup seseorang yang berhubungan dengan sistem
neural (sistem saraf) seperti pola tidur, mood atau suasana hati, stress, nafsu makan dan
kesadaran diri. Fungsi luhur ini sangat vital bagi kehidupan manusia dewasa akhir,dewasa
tengah,dewasa muda dan teristimewa bagi anak-anak. neurobehavior sangat berperan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental pada manusia.
Keterkaitan antara neurobehavior dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental dapat
digambarkan sebagai berikut:
- Pola tidur dan kualitas tidur yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
otak anak (kecerdasan) dan pertumbuhan fisik yang baik.
Suasana hati akan berpengaruh terhadap kesiapan anak untuk menerima stimulus dari lingkungan
dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulus tersebut (proses belajar).
- Stress pada anak akan berpengaruh terhadap perkembangan mental anak. Jika anak mengalami
stress, maka kemampuan kognitif (kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan),
kemampuan afektif (kemampuan berhubungan dengan sesama manusia dan lingkungan) dan
kemampuan psikomotorik (kemampuan gerak) akan terganggu. Anak akan kesulitan untuk
menerima stimulus dan memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
- Nafsu makan tentunya akan mempengaruhi konsumsi makanan dan total asupan gizi anak. Jika
asupan gizi baik, maka pertumbuhan fisik dan mental akan baik pula.
Kesadaran diri terkait dengan kemampuan anak untuk memahami konsep diri, lingkungan dan
hubungannya. Kesadaran diri lebih terkait dengan perkembangan mental anak.
Fungsi neurobehavior ini diatur oleh hormon yang diproduksi dalam otak, yaitu hormon
Serotonin (5-Hydroxy-Typtamine). Hormon Serotonin diproduksi dari prekursornya, yaitu asam
amino Triptofan. Asam amino Triptofan merupakan asam amino esensial yang tidak dapat
disintesis dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Sumber Triptofan terutama adalah
makanan berprotein tinggi, terutama protein hewani seperti daging, unggas, ikan, susu dan telur.
Rasio Triptofan tertinggi terdapat di protein Alfa-Laktalbumin dibandingkan dengan jenis
protein lainnya (kasein, protein kedelai dan Beta-Laktoglobulin). Alfa-Laktalbumin merupakan
senyawa protein yang secara alami terdapat dalam ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Markus
et.al (2002) dan Bork (2004) menunjukkan bahwa Alfa-Laktalbumin dapat membantu produksi
hormon Serotonin dan membantu memperbaiki neurobehavior seperti pola tidur (kualitas tidur
yang lebih baik), mood, stress, nafsu makan dan kesadaran diri.
Selain Triptofan, suasana hati juga dipengaruhi oleh vitamin B Kompleks. Kekurangan Vitamin
B Kompleks sering dicirikan dengan suasana hati yang kurang baik dan tidak bersemangat.
Vitamin B Kompleks sangat penting untuk kesehatan otak karena Vitamin B Kompleks bertugas
mengatur homosistein, asam amino yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Tingginya kadar
homosistein dalam darah akan menyebabkan peradangan, kerusakan pembuluh darah dan
merusak sel otak. Selain itu, tingginya kadar homosistein dalam darah juga akan mempengaruhi
kecepatan psikomotorik atau kemampuan tubuh untuk melakukan gerak, baik psikomotorik kasar
(berjalan, berlari, dsb) atau psikomotorik halus (menulis, membaca, dsb) (Perlmutter 2004).
Alfa-Laktalbumin, Triptofan dan Vitamin B Kompleks akan membantu membentuk
neurobehavior yang baik. Dengan neurobehavior yang baik serta pola pengasuhan dan
pembelajaran yang baik pula diharapkan akan membantu membentuk anak yang sehat, cerdas
dan memiliki mental yang baik.
Jika seseorang mengalami gangguan Neurobehaviour maka akan mengganggu ”Performance
Skill” yang berhubungan dengan aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS), Produktifitas dan
aktifitas ” Leisure”. Untuk mengatasi hal tersebut maka harus dibutuhkan penanganan team
medis yang terpadu. Team medis yang terlibat disini ada dokter saraf, dokter anak, dokter
spesialis rehabilitasi medis yang di bantu oleh fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara dan
ortotik protestik dan psikolog.Jika penangannya dilakukan secara team maka hasil yang dicapai
akan maksimal sesuai kondisi seseorang yang mengalami gangguan neurobehaviour seperti
Gangguan hiperaktifitas,gangguan kosentrasi, autis, gangguan belajar dan kondisi-kondisi
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai