Anda di halaman 1dari 108

ANUGERAH

AGUNG
Terjemahan dan Teks Kitab
Minah as-Saniah Karya Syeh
Abdul Wahab Syakroni

Allah telah mewajibkan para hambanya


untuk suluk atau menapaki jalan menuju ke
Hadirat-Nya. Dalam proses suluk, tentu
mereka membutuhkan seorang syeh yang
dapat mengantarkannya melalui berbagai
macam cara, prosedur, dan langkah, seperti
taubat, menjauhi makanan haram, jujur
dalam profesi pekerjaan, tidak menyakiti
sesama, berdzikir, dan lain-lain.

Kang Muhammad Ihsan ibnu Zuhri


Yayasan PonPes al-Yaasin Salatiga
MUKADDIMAH PENERJEMAH

‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ اﳊﻤﺪ ﷲ اﻟﺬى اوﺟﺐ اﻟﻮﺻﻮل ﻟﺘﻮﺣﻴﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﻴﺪﻩ‬
‫أﺷﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وأﺷﻬﺪ أن ﳏﻤﺪا رﺳﻮل اﷲ ﺷﻬﺎدة ﺗﻮﺻﻠﻨﺎ إﱃ ﺳﻼﻣﺔ‬
‫دﻳﻨﻨﺎ واﻟﺪﺧﻮل ﰱ ﺟﻨﺎت اﻟﻨﻌﻴﻢ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪ اﳌﺮﺳﻠﲔ أﺷﺮف‬
‫اﻷﻧﺒﻴﺎء ﳏﻤﺪ اﻟﺬى ﻋﻠﻤﻨﺎ ﻟﻄﺮق اﻟﻮﺻﻮل إﱃ اﷲ ﻋﻠﻰ إﻋﺘﻤﺎد اﳌﺸﺎﻳﺦ‬
(‫اﳌﻌﺘﱪﻳﻦ وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ أﲨﻌﲔ )أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬
Ini adalah buku terjemahan kitab al-Minah as-Saniah karya Syeh
Sayyid Abdul Wahab Syakroni yang menjelaskan wasiat-wasiat yang ditulis
oleh Syeh al-Arif Ibrahim al-Matbuli. Kitab tersebut adalah kitab populer
yang sering dibacakan dan diajarkan di dunia pesantren salaf, terutama pada
saat kegiatan pesantren kilat. Sebagian hamba Allah telah mendengarkan
kami mengkaji kitab tersebut bersama-sama para santri. Kemudian ia
merasakan ketertarikan pada isi-isinya dan secara tidak langsung meminta
kami menuliskannya dalam bentuk terjemahan. Akhirnya, dengan
pertolongan Allah dan taufik-Nya, kami menerjemahkan kitab tersebut ke
dalam Bahasa Indonesia dengan terjemahan yang insya Allah mudah dibaca
dan dipahami.
Dalam menerjemahkan buku ini, kami berpedoman pada kitab
kuning Minah as-Saniah dan Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Syeh
Ahmad Warson Munawwir. Semoga Allah memberikan manfaat buku
terjemahan ini kepada para sebagian hamba Allah tersebut dan setiap para
pembaca sebagaimana Dia telah memberikan manfaat kitab aslinya dan
Kamus al-Munawwir. Kami meminta kepada Allah, Ya Allah! Jadikanlah
buku terjemahan ini sebagai perantara tercurahkannya rahmat dan

i
ampunan dari-Mu kepada kami, sebagian hamba tersebut, orang tua kami,
guru-guru kami, ustadz-ustadz kami, keluarga kami, para santri kami, dan
seluruh orang-orang muslimin dan muslimat, serta sebagai perantara
memperoleh keridhoan-Mu. Aamin. Aaamin. Aaamin. Ya Robbal ‘Alamiin.

Salatiga, 9 Juli 2017

Penerjemah

Muhammad Ihsan bin Nuruddin Zuhri

ii
Terima Kasih untuk:

Kedua orang tua


Zayyinna Bi Nafiatil Izzah
Ibu Thoyyibah
Masyitoh Naya
Para Santri al-Yaasin

‫ﻏﻔﺮ اﷲ ذﻧﻮ ﻢ وﺻﺤﺢ أﺟﺴﺎدﻫﻢ وﻃﻮل ﻋﻤﺮﻫﻢ ﻟﻄﺎﻋﺘﻪ ووﺻﻮﻟﻪ‬


‫آﻣﲔ آﻣﲔ آﻣﲔ ﻳﺎ رب اﻟﻌﺎﳌﲔ‬

iii
DAFTAR ISI
MUKADDIMAH PENERJEMAH ~ i
UNGKAPAN TERIMA KASIH ~ iii
DAFTAR ISI ~ iv
BAGIAN PERTAMA ~ 1
 Mukaddimah Syeh Sayyid Abdul Wahab Syakroni ~ 1
BAGIAN KEDUA ~ 3
PEMBAHASAN ~ 3
1. Taubat ~ 3
a. Pengertian dan Tingkatan Taubat ~ 3
b. Cara Bertaubat ~ 4
c. Pentingnya Taubat ~ 5
d. Introspeksi Diri ~ 7
2. Benci Dunia ~ 8
a. Akibat Cinta Dunia ~ 8
b. Hakikat Zuhud ~ 12
3. Meninggalkan Hal-Hal Mubah ~ 12
4. Riya Lembut ~ 20
5. Jangan Menyakiti Sesama ~ 28
6. Menjauhi Makanan Haram ~ 29
a. Tanbih ~ 33
b. Tanda-tanda Makanan Haram ~ 33
7. Menjauhi Rasa Malu Tabiat ~ 35
8. Menjauhi Kecurangan dalam Profesi Pekerjaan ~ 37
 Anjuran Bekerja ~ 39
9. Memerangi Nafsu ~ 43
a. Memerangi Nafsu dengan Lapar ~ 43
b. Memerangi Nafsu dengan Perbuatan Amal Berat ~ 46
c. Menyedikitkan Tidur ~ 46
10. Menetapi Uzlah ~ 48
 Perbedaan antara Uzlah dan Kholwah ~ 51
11. Diam ~ 51
12. Larangan Meninggalkan Sholat Malam ~ 53
a. Anjuran Tempat untuk Sholat Malam ~ 56
b. Anjuran Waktu untuk Sholat Malam ~ 58
c. (Peringatan) Mengapa Berat untuk Sholat Malam ~ 59
13. Larangan Meninggalkan Sholat Jamaah ~ 60
14. Larangan Mendzalimi Orang Lain ~ 63
15. Memperbanyak Istighfar ~ 69

iv
16.
Malu Syar’i ~ 73
17.
Menetapi Adab ~ 76
18.
Perintah Selalu Berdzikir ~ 77
19.
Larangan Meninggalkan Dzikir ~ 82
20.
Dzikir adalah Cap Kewalian ~ 85
21.
Dzikir adalah Pengantar ke Hadirat Allah ~ 86
22.
Dzikir adalah Kunci Mukasyafah dan Ikhlas Sejati ~ 87
23.
Dzikir adalah Sebab Diturunkannya Rahmat ~ 89
24.
Keutamaan Dzikir ~ 90
25.
Kewajiban-Kewajiban Dzikir ~ 95
a. Berdzikir dengan Keras ~ 97
b. Berdzikir dengan Penuh Kekuatan ~ 98
c. Berdzikir Secara Berjamaah ~ 99
d. Berdzikir Disertai dengan Rasa Pengagungan ~ 100
PENUTUP ~ 102

v
BAGIAN PERTAMA
MUKADDIMAH SYEH SAYYID ABDUL WAHAB
SYAKRONI

Dengan menyebut nama Allah


Yang Maha Pengasih dan Maha ‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬
Penyayang

‫اﳊﻤﺪ ﷲ ﻓﺮض اﻟﺘﻮﺑﺔ وﺣﺮم اﻹﺻﺮار‬


Segala pujian hanya bagi
Allah yang telah mewajibkan
hamba-hamba-Nya untuk bertaubat
dan melarang mereka untuk selalu
melakukan perbuatan-perbuatan
dosa.

Aku bersaksi bahwa ‫وأﺷﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وﺣﺪﻩ ﻻ‬


sesungguhnya tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah ‫ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻛﺎﺗﺐ اﻵﺛﺎر وأﺷﻬﺪ أن‬
Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya, Yang Maha Menciptakan ‫ﺳﻴﺪﻧﺎ وﻧﺒﻴﻨﺎ ﳏﻤﺪا ﻋﺒﺪﻩ ورﺳﻮﻟﻪ‬
semua makhluk. Dan aku bersaksi
bahwa sesungguhnya pemimpin dan ‫ﺻﻔﻮة اﻷﺧﻴﺎر ﺻﻠﻰ اﷲ وﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ‬
nabi kita, Muhammad, adalah
hamba, rasul, dan manusia pilihan-
Nya. Semoga Allah menambahkan
‫وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ اﻟﺴﺎدة اﻷﺑﺮار‬
rahmat dan penghormatan untuknya,
keluarganya dan para sahabatnya
yang menjadi para pemimpin bagi
orang-orang yang berbudi luhur.

(Wa Ba’du) Buku ini


‫)وﺑﻌﺪ( ﻓﻬﺬا ﺗﻌﻠﻴﻖ ﻋﻠﻰ وﺻﻴﺔ اﻟﺸﻴﺦ‬
merupakan sebuah catatan-catatan
wasiyat yang ditulis oleh Syeh yang ‫اﻟﻌﺎرف ﺑﺎﷲ ﺗﻌﺎﱃ أﰉ اﺳﺤﺎق‬
‫اﺑﺮاﻫﻴﻢ اﳌﺘﺒﻮﱃ ﻃﻴﺐ اﷲ ﺛﺮاﻩ وﺟﻌﻞ‬
ma’rifat Allah, yaitu Abu Ishak
Ibrahim al-Matbuuli. Semoga Allah

‫اﳉﻨﺔ ﻣﺘﻘﻠﺒﻪ وﻣﺜﻮاﻩ وﻧﻔﻌﻨﺎ واﳌﺴﻠﻤﲔ‬


mencurahkan anugerah atas
kuburannya dan menjadikan surga
sebagai tempat kembalinya. Semoga
Allah memberikan manfaat kepada ‫ﺑﱪﻛﺎﺗﻪ وأﻋﺎد ﻋﻠﻲ وﻋﻠﯩﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﺻﺎﱀ‬
kita dan orang-orang muslim
1
dengan perantara berkah-
berkahnya dan menjadikan sebutan ‫دﻋﻮاﺗﻪ واﷲ ﺗﻌﺎﱃ أﺳﺄل أن ﻳﻨﻔﻊ ﺑﻪ‬
baiknya untukku dan orang-orang
muslim. Hanya kepada Allah aku ‫وأن ﳚﻌﻠﻪ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﻟﻮﺟﻬﻪ إﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ‬
‫ﺷﻴﺊ ﻗﺪﻳﺮ‬
meminta semoga Dia memberikan
manfaat buku ini dan
menjadikannya sebagai amal yang
murni hanya untuk mencari ridho-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Allah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.

2
BAGIAN KEDUA
PEMBAHASAN
1. Taubat

Wasiat yang pertama adalah


“Wahai Saudaraku! ‫)أول اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻋﻠﻴﻚ أﻳﻬﺎ اﻷخ‬
Senantiasalah bertaubat.”
(‫ﺑﺎﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
a. Pengertian dan Tingkatan
Taubat

Kata taubat menurut Bahasa ‫اﻟﺘﻮﺑﺔ ﰱ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﺮﺟﻮع وﻳﻘﺎل ﺗﺎب أى‬
Arab memiliki arti al-Rujuk atau
pulang. Oleh karena itu ada yang ‫رﺟﻊ وﰱ اﻟﺸﺮع اﻟﺮﺟﻮع ﻋﻤﺎ ﻛﺎن‬
mengatakan taaba yang berarti
raja’a. Sedangkan kata taubat ‫ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﰱ اﻟﺸﺮع إﱃ ﻣﺎ ﻫﻮ ﳏﻤﻮد‬
menurut pengertian istilah adalah
kembali dari hal yang dicela ‫ﰱ اﻟﺸﺮع‬
menurut syariat menuju hal yang
terpuji menurut syariat pula.

Taubat memiliki tingkatan


awal (bidayah) dan tingkatan akhir
‫وﳍﺎ ﺑﺪاﻳﺔ و ﺎﻳﺔ ﻓﺒﺪاﻳﺘﻬﺎ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ‬
(nihayah). Tingkatan awal taubat
adalah bertaubat dari dosa-dosa
‫اﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﰒ اﻟﺼﻐﺎﺋﺮ ﰒ اﳌﻜﺮوﻫﺎت ﰒ‬
besar, kemudian dari dosa-dosa
kecil, kemudian dari hal-hal yang
‫ﻣﻦ ﺧﻼف اﻷوﱃ ﰒ ﻣﻦ رؤﻳﺘﻪ‬
dimakruhkan, kemudian dari hal
yang tidak utama, kemudian dari
‫اﳊﺴﻨﺎت ﰒ ﻣﻦ رؤﻳﺘﻪ أﻧﻪ ﺻﺎر‬
menganggap kebaikan-kebaikan
pada diri sendiri, kemudian dari ‫ﻣﻌﺪودا ﻣﻦ ﻓﻘﺮاء اﻟﺰﻣﺎن ﰒ ﻣﻦ رؤﻳﺘﻪ‬
‫أﻧﻪ ﺻﺪق ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﰒ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺧﺎﻃﺮ‬
menganggap diri sendiri sebagai
golongan ahli orang yang
membutuhkan rahmat Allah,
kemudian dari menganggap diri ‫ﳜﻄﺮ ﻟﻪ ﰱ ﻏﲑ ﻣﺮﺿﺎة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وأﻣﺎ‬
sebagai orang yang telah benar
dalam melakukan taubat, kemudian ‫ﺎﻳﺘﻬﺎ ﻓﺎﻟﺘﻮﺑﺔ ﻛﻠﻤﺎ ﻏﻔﻞ ﻋﻦ ﺷﻬﻮد‬
dari setiap hal yang terlintas di
dalam hati yang tidak diridhoi
3
Allah. Adapun tingkatan akhir
taubat adalah bertaubat ketika tidak ‫رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻃﺮﻓﺔ ﻋﲔ‬
melihat Allah sekedipan mata
[dengan mata hati].

b. Cara Bertaubat

Ulama Muhakkikun dari ‫وذﻛﺮ اﶈﻘﻘﻮن ﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﻄﺮﻳﻖ أن‬


golongan ahli thoriqot1 telah
menyebutkan bahwa sesungguhnya ‫ﻣﻦ ﻧﺪم ﻋﻠﻰ ذﻧﺒﻪ واﻋﱰف ﺑﻪ ﻓﻘﺪ‬
orang yang merasa kecewa atas
dosa-dosanya dan mengakui dosa- ‫ﺻﺤﺖ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻷن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﱂ ﻳﻘﺺ‬
dosanya tersebut maka taubatnya
sudah sah karena Allah tidak ‫ﻋﻠﻴﻨﺎ ﰱ ﺗﻮﺑﺔ أﺑﻴﻨﺎ آدم ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة‬
memberitahu kita tentang cara
taubat Nabi Adam kecuali hanya ‫واﻟﺴﻼم إﻻ اﻹﻋﱰاف واﻟﻨﺪم ﻓﻠﻮ ﻛﺎن‬
mengakui dosa dan merasa kecewa
atasnya. Apabila ada cara lain ‫ﰒ أﻣﺮ زاﺋﺪ ﻟﻘﺼﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ‬
dalam bertaubat maka Allah
pastinya memberitahu kita melalui
al-Quran-Nya.

Adapun perkataan ulama,


“Termasuk salah satu syarat taubat
adalah menjauhi dosa dan
‫وﻗﻮل اﻟﻌﻠﻤﺎء أن ﻣﻦ ﺷﺮط اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
menyengaja untuk
melakukannya lagi” maka pendapat
tidak
‫اﻹﻗﻼع واﻟﻌﺰم أن ﻻ ﻳﻌﻮد إﳕﺎ أﺧﺬوﻩ‬
tersebut disimpulkan oleh mereka
sendiri berdasarkan pada cara ‫ﺑﻄﺮﻳﻖ اﻹﺳﺘﻨﺒﺎط إذ اﻟﻨﺎدم ﻋﻠﻰ ﺷﻴﺊ‬
‫ﻣﻦ ﻟﻮازﻣﻪ اﻹﻗﻼع واﻟﻌﺰم أن ﻻ ﻳﻌﻮد‬
istinbat atau penelitian, karena orang
yang merasa kecewa atas sesuatu
pasti akan menghindari sesuatu
tersebut dan menyengaja untuk tidak
melakukannya lagi.

Sudah maklum adanya


bahwa dengan taubat, dosa-dosa ‫وﻣﻌﻠﻮم أن ﺑﺎﻟﺘﻮﺑﺔ ﺗﻐﻔﺮ ﺣﻘﻮق اﷲ‬
yang berkaitan dengan hak-hak

1
Thoriqot adalah jalan menuju pentauhidan Allah dengan perantara seorang syeh.
Orang yang menapaki jalan thoriqot disebut dengan murid.
4
Allah dan penganiayaan diri karena
melakukan maksiat-maksiat akan ‫ﺗﻌﺎﱃ وﻇﻠﻢ اﻟﻌﺒﺪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎرﺗﻜﺎب‬
diampuni, kecuali dosa syirik atau
menyukutukan Allah, meskipun ‫اﳌﻌﺎﺻﻰ دون اﻟﺸﺮك ﺑﺎﷲ ﺗﻌﺎﱃ وإن‬
‫ﻛﺎن ﻫﻮ ﻳﺮﺟﻊ إﱃ ﻇﻠﻢ اﻟﻨﻔﺲ أﻳﻀﺎ‬
syirik sebenarnya juga termasuk
perbuatan penganiayaan terhadap
diri sendiri, dan kecuali dosa yang
berkaitan dengan hak-hak adami ‫ودون ﺣﻘﻮق اﳋﻠﻖ ﻣﻦ ﻣﺎل وﻋﺮض‬
atau sesama, yaitu dosa yang
berkaitan dengan harta dan harga ‫وﺳﻴﺄﺗﻰ اﻟﻜﻼم ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ إن ﺷﺎء اﷲ‬
diri/kehormatan sesama. Penjelasan
tentang dosa hak adami akan ‫ﺗﻌﺎﱃ‬
dibahas nanti Insya Allah.

c. Pentingnya Taubat

Pengarang, yaitu Syeh Abu


Ishak Ibrahim al-Matbuli, ‫وﺑﺪأ اﻟﺸﻴﺦ ﺑﺎﻟﺘﻮﺑﺔ ﻷ ﺎ أﺳﺎس ﻟﻜﻞ‬
mengawali pembahasan dalam buku
wasiatnya tentang perihal taubat,
karena taubat sendiri merupakan
‫ﻣﻘﺎم ﻳﱰﻗﻰ إﻟﻴﻪ اﻟﻌﺒﺪ ﺣﱴ ﳝﻮت‬
dasar bagi setiap derajat atau maqom
dimana seorang hamba akan
‫ﻓﻜﻤﺎ أن ﻣﻦ ﻻ أرض ﻟﻪ ﻻ ﺑﻨﺎء ﻟﻪ‬
menaikinya sampai
sebagaimana orang yang tidak
ia mati,
‫ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﻻ ﺗﻮﺑﺔ ﻟﻪ ﻓﻼ ﺣﺎل ﻟﻪ‬
memiliki lahan maka ia tidak akan
memiliki bangunan. Begitu juga
‫وﻻ ﻣﻘﺎم‬
orang yang tidak bertaubat, maka ia
tidak akan naik ke maqom dan haal.

Termasuk perkataan ahli ‫وﻣﻦ ﻛﻼﻣﻬﻢ ﻣﻦ أﺣﻜﻢ ﻣﻘﺎم ﺗﻮﺑﺘﻪ‬


Tasawuf adalah barang siapa yang
menguatkan maqom taubatnya ‫ﺣﻔﻈﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﺸﻮاﺋﺐ‬
maka Allah akan menjaganya dari
hal-hal buruk yang menyampuri ‫اﻟﱴ ﰱ اﻷﻋﻤﺎل ﻓﻬﻰ ﻧﻈﲑ ﻣﻘﺎم‬
amal-amal baik. Perkataan mereka
ini adalah seperti maqom zuhud di ‫اﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﳛﻔﻈﻪ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻣﻦ‬
dunia, yaitu barang siapa yang
zuhud di dunia, maka Allah akan ‫ﺳﺎﺋﺮ ﻣﺎ ﳛﺠﺐ ﻋﻦ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
menjaganya dari segala sesuatu
yang dapat menjauhkan dari-Nya.
5
Syeh Abu Ishak Ibrahim al-
Matbuli memberikan dorongan ‫وﺣﺚ ﻋﻠﻰ اﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻷﻧﻪ‬
untuk senantiasa bertaubat karena
ketika ada kekurangan dalam ‫ﻣﱴ ﻣﺎ ﻛﺎن ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ اﻋﻮﺟﺎج‬
‫اﻧﺴﺤﺐ ﺣﻜﻤﻪ ﰱ ﻛﻞ ﻣﻘﺎم ﺑﻌﺪﻩ‬
maqom taubat, maka maqom-
maqom setelahnya pun akan lemah
dan kurang, sehingga bangunan
seseorang yang hendak menuju ‫ﻓﻴﺼﲑ ﺑﻨﺎؤﻩ ﻣﻬﻠﻬﻼ ﻛﻤﻦ ﺑﲎ ﺣﺎﺋﻄﻪ‬
Allah pun akan reot atau tidak kuat,
maksudnya maqom taubatnya pun ‫ﻣﻦ اﻟﻠﱭ اﻟﻴﺎﺑﺲ ﺑﻐﲑ ﻃﲔ‬
akan lemah dan reot. Ketika maqom
taubatnya lemah maka ia bisa
kembali lagi melakukan perbuatan
dosa, seperti orang yang
membangun rumah dengan bata dan
pasir tetapi tanpa menggunakan
semen.

Sayyid Muhammad bin


‘Annan berkata bahwa barang siapa
yang senantiasa bertaubat dari
‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﳏﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻨﺎن رﲪﻪ اﷲ‬
maksiat-maksiat maka ia akan naik
ke tingkatan bertaubat dari hal-hal
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ اﺳﺘﻘﺎم ﰱ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻋﻦ‬
yang tidak bermanfaat baginya.
Sebaliknya, barang siapa yang tidak
‫اﳌﻌﺎﺻﻰ ارﺗﻘﻰ إﱃ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﺎ‬
senantiasa bertaubat dari maksiat-
maksiat maka ia tidak akan bisa
‫ﻻ ﻳﻌﲎ وﻣﻌﲎ ﱂ ﻳﺴﺘﻘﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻻ ﻳﺸﻢ‬
bertaubat dari hal-hal yang tidak
bermanfaat. Pengertian tidak ‫ﻣﻦ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻋﻦ اﻟﻔﻀﻮل راﺋﺤﺔ وﻻ‬
‫ﻳﻘﺪر ﻋﻠﻰ رﻋﺎﻳﺔ ﺧﺎﻃﺮﻩ أﺑﺪا ﺑﻞ‬
senantiasa bertaubat adalah tidak
mampu mencium bau nikmat taubat
itu sendiri. Ia yang tidak senantiasa
bertaubat tidak akan pernah mampu ‫ﺗﻐﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺧﻮاﻃﺮ اﳌﻌﺎﺻﻰ ﺣﱴ ﰱ‬
menjaga diri dari hal-hal buruk yang
terlintas di dalam hatinya, malahan ‫ﺻﻼﺗﻪ‬
ia akan dikalahkan oleh hal-hal
buruk yang mengajaknya melakukan
maksiat-maksiat yang terlintas di
hatinya tersebut, bahkan di dalam
sholatnya sekalipun.

6
Renungkanlah Firman Allah ‫وﺗﺄﻣﻞ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻟﻠﻤﻌﺼﻮم اﻷﻛﱪ‬
kepada
‘alaihi
Rasulullah
wa
shollallahu
sallama, ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﺎﺳﺘﻘﻢ ﻛﻤﺎ‬
“Senantiasakanlah bertaubat!
Wahai Muhammad, sebagaimana ‫أﻣﺮت وﻣﻦ ﺗﺎب ﻣﻌﻚ ﻓﺄﻣﺮﻩ اﷲ‬
kamu dan orang yang bertaubat
bersamamu diperintahkan.” Dalam ‫ﺗﻌﺎﱃ ﺑﺎﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ وﻣﻦ ﺗﺎب‬
ayat tersebut Allah memerintahkan
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‫ﻣﻌﻪ ﻣﻦ ﲨﻴﻊ أﺗﺒﺎﻋﻪ وأﻣﺘﻪ‬
sallama, para pengikutnya, dan
umatnya untuk senantiasa bertaubat.

Sayyid Ali al-Khowash ‫وﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬


berkata bahwa barang siapa yang
senantiasa bertaubat dan zuhud di ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ اﺳﺘﻘﺎم ﰱ ﺗﻮﺑﺘﻪ وزﻫﺪ ﰱ‬
dunia maka maqom-maqom dan
ahwal (keadaan) yang baik akan ia ‫اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻘﺪ اﻧﻄﻮى ﻓﻴﻪ ﺳﺎﺋﺮ اﳌﻘﺎﻣﺎت‬
miliki dengan sendirinya.

d. Introspeksi Diri
‫واﻷﺣﻮال اﻟﺼﺎﳊﺔ‬
(TANBIH) Wajib bagi
‫)ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻠﻌﺒﺪ أن ﻳﻔﺘﺶ‬
seorang hamba meneliti anggota-
anggota tubuhnya, baik yang dzohir
‫أﻋﻀﺎءﻩ اﻟﻈﺎﻫﺮة واﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﺻﺒﺎﺣﺎ‬
atau batin, di pagi hari dan sore hari,
apakah anggota-anggota tubuhnya
‫وﻣﺴﺎء ﻫﻞ ﺣﻔﻈﺖ ﺣﺪود اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
tersebut sudah menjaga aturan-
aturan Allah atau malahan ‫اﻟﱴ ﺣﺪﻫﺎ ﳍﺎ أو ﺗﻌﺪت وﻫﻞ ﻗﺎﻣﺖ‬
‫ﲟﺎ أﻣﺮت ﺑﻪ ﻣﻦ ﻏﺾ اﻟﺒﺼﺮ وﺣﻔﻆ‬
melanggarnya? dan apakah anggota-
anggota tubuhnya tersebut telah
melakukan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah, yaitu ‫اﻟﻠﺴﺎن واﻷذن واﻟﻘﻠﺐ وﻏﲑ ذﻟﻚ‬
seperti menutup mata dari hal yang
diharamkan untuk dilihat, menjaga ‫ﻋﻠﻰ وﺟﻪ اﻹﺧﻼص أو ﱂ ﺗﻘﻢ‬
lisan, telinga, hati, dan lain-lainnya
dengan cara yang ikhlas atau belum?

Apabila ia melihat anggota- ‫ﻓﺈن رأى ﺟﺎرﺣﺔ ﻣﻦ ﺟﻮارﺣﻪ أﻃﺎﻋﺖ‬


anggota tubuhnya telah melakukan
ketaatan maka bersyukurlah kepada
7
Allah dan jangan melihat diri sendiri
sebagai ahli melakukan ketaatan. ‫ﺷﻜﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﱂ ﻳﺮ ﻧﻔﺴﻪ أﻫﻼ‬
Dan apabila ia melihat anggota-
anggota tubuhnya telah melakukan ‫ﻟﺬﻟﻚ وإن رآﻫﺎ ﺗﻠﻄﺨﺖ ﲟﻌﺼﻴﺔ ﻣﻦ‬
‫اﳌﻌﺎﺻﻰ أﺧﺬ ﰱ اﻟﻨﺪم واﻹﺳﺘﻐﻔﺎر ﰒ‬
kemaksiatan maka bersegeralah
merasa kecewa dan meminta ampun,
kemudian bersyukurlah kepada
Allah karena Allah tidak ‫ﻳﺸﻜﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إذا ﱂ ﻳﻘﺪر ﻋﻠﻴﻪ‬
mentakdirkanmu dengan melakukan
kemaksiatan lebih banyak dan ‫أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ اﳌﻌﺼﻴﺔ وﱂ ﻳﺒﺘﻞ‬
anggota-anggota tubuhmu yang
melakukan kemaksiatan tidak ‫ﺟﻮارﺣﻪ اﻟﱴ ﻋﺼﺖ ﺑﺎﻷﻣﺮاض‬
ditimpakan cobaan berupa penyakit,
luka, bisul, dan bengkak, karena ‫واﳉﺮﺣﺎت واﻟﺪﻣﺎﻣﻞ واﻟﻘﺮوح ﻓﺈن ﻛﻞ‬
setiap anggota tubuh berhak
menerima cobaan. ‫ﻋﻀﻮ اﺳﺘﺤﻖ ﻧﺰول اﻟﺒﻼء ﺑﻪ‬
2. Benci Dunia

a. Akibat Cinta Dunia

Ketauhilah!
Saudaraku! Dan
Wahai
senantiasalah
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ واﻟﺰم اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
bertaubat serta tutuplah matamu dari
gemerlap dunia dengan niatan
‫واﺑﻐﺾ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺗﺒﻌﺎ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺈن اﷲ‬
mengikuti Allah subhanahu wa
ta’aala! karena sejak Allah
‫ﺗﻌﺎﱃ ﱂ ﻳﻨﻈﺮ إﻟﻴﻬﺎ ﻣﻨﺬ ﺧﻠﻘﻬﺎ ﻟﺸﺪة‬
menciptakan dunia, Dia tidak pernah
melihatnya sekalipun karena ‫ﺑﻐﻀﻪ ﳍﺎ‬
‫وﰱ اﳊﺪﻳﺚ ﺣﺐ اﳌﺎل واﻟﺴﺮف‬
kemurkaan-Nya pada dunia.

Di dalam hadis diriwayatkan


bahwa mencintai harta dan ‫ﻳﻨﺒﺘﺎن اﻟﻨﻔﺎق ﰱ اﻟﻘﻠﺐ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﺒﺖ‬
berlebihan dapat menumbuhkan
sifat munafik di dalam hati ‫اﳌﺎء اﻟﺒﻘﻞ‬
sebagaimana air dapat
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. ‫وﻗﺪ ﻛﺎن أﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺳﻔﻴﺎن اﻟﺜﻮرى‬
Abu Abdillah Sufyan ats- ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻟﻮ أن ﻋﺒﺪا ﻋﺒﺪ‬
Tsauri berkata bahwa andaikan ada
seorang hamba yang melakukan
8
ibadah dengan melakukan segala
yang diperintahkan oleh Allah, ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﲜﻤﻴﻊ اﳌﺄورات إﻻ أﻧﻪ ﳛﺐ‬
hanya saja ia masih memiliki rasa
cinta pada dunia, maka kelak di Hari ‫اﻟﺪﻧﻴﺎ إﻻ ﻧﻮدي ﻋﻠﻴﻪ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻋﻠﻰ‬
‫رؤوس اﳉﻤﻴﻊ أﻻ إن ﻫﺬا ﻓﻼن ﺑﻦ‬
Kiamat ia akan dipanggil di hadapan
para pemimpin ahli ibadah,
“Ketahuilah! Sesungguhnya hamba
ini, Fulan bin Fulan, mencintai ‫ﻓﻼن ﻗﺪ أﺣﺐ ﻣﺎ أﺑﻐﺾ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
dunia yang Allah benci,” kemudian
daging wajahnya hampir rontok ‫ﻓﻴﻜﺎد ﳊﻢ وﺟﻬﻪ ﻳﺴﻘﻂ‬
karena malu.
‫واﳌﺮاد ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﺎ زاد ﻋﻠﻰ اﳊﺎﺟﺔ‬
Yang dimaksud dengan dunia
adalah apa yang melebihi kebutuhan ‫اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ‬
menurut syariat.
‫وﻛﺎن أﺑﻮ اﳊﺴﻦ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ اﳌﺰﻳﻦ رﲪﻪ‬
Abu Hasan Ali bin Zein
berkata, “Andaikan kalian ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻟﻮ زﻛﻴﺘﻢ رﺟﻼ ﺣﱴ‬
menganggap suci seseorang hingga
kalian meyakini orang tersebut
sebagai shiddiq atau orang yang
‫ﺟﻌﻠﺘﻤﻮﻩ ﺻﺪﻳﻘﺎ ﻻ ﻳﻌﺒﺄ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
benar maka Allah tidak akan peduli
dengannya selama ia mendiami
‫ﺑﻪ وﻫﻮ ﻳﺴﺎﻛﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ‬
bersama dunia di dalam hatinya.”
Kemudian Abu Hasan ditanya,
‫ﻓﺈذا ﺳﺎﻛﻨﻬﺎ ﻷﺟﻞ إﺧﻮاﻧﻪ وﻋﻴﺎﻟﻪ‬
“Bagaimana jika orang tersebut
mendiami bersama dunia di hatinya
‫وﻏﲑﻫﻢ ﻣﻦ اﳌﻼزم ﻟﻴﻨﻔﻘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ‬
karena saudara-saudara, keluarga,
dan orang lain yang merupakan ‫ﻓﻘﺎل دﻋﻮﻧﺎ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺰﻟﻘﺎت واﷲ ﻣﺎ‬
‫ﻫﻠﻚ ﻣﻦ ﻫﻠﻚ ﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﻄﺮﻳﻖ إﻻ‬
orang-orang yang wajib ia nafkahi?”
Abu Hasan menjawab, “Kami
menjauhi kekeliruan ini. Demi
Allah! Orang yang menapaki jalan ‫ﻣﻦ ﺣﻼوة اﻟﻐﲎ ﰱ ﻧﻔﻮﺳﻬﻢ واﷲ‬
menuju Allah akan hancur karena
manisnya merasa kaya di dalam ‫اﻟﺬى ﻻ إﻟﻪ إﻻ ﻫﻮ إﱏ ﻷﻋﺮف ﻣﻦ‬
hatinya. Demi Allah Yang tidak ada
tuhan selain Dia. Sesungguhnya aku ‫ﻳﺪﺧﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﺮض اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﺴﻤﻪ‬
tahu orang yang diberi harta dunia,
kemudian ia membagikannya ‫ﻋﻠﻰ ﺣﻘﻮق اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﺼﲑ ذﻟﻚ‬
kepada orang lain sesuai dengan
aturan-aturan Allah, dengan tanpa
9
melihat kondisi hati orang tersebut,
maka harta tersebut menjadi ‫ﻣﻊ ﺑﺮاءة ﺳﺎﺣﺘﻪ ﺣﺠﺎﺑﺎ ﻗﺎﻃﻌﺎ ﻟﻪ ﻋﻦ‬
penghalang yang menjauhkan
dirinya dari Allah Ta’ala.” ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Sayyid Abu Hasan asy- ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى أﺑﻮ اﳊﺴﻦ اﻟﺸﺎذﱃ‬
Syadzili berkata bahwa seorang
murid (orang yang ingin menapaki ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻻ ﻳﱰﻗﻰ ﻣﺮﻳﺪ‬
jalan menuju Allah) tidak akan bisa
naik tingkatan thoriqot sama sekali ‫ﻗﻂ إﻻ أن ﺻﺤﺖ ﻟﻪ ﳏﺒﺔ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
kecuali apabila ia sudah benar dalam
mencintai Allah, sedangkan Allah ‫وﻻ ﳛﺒﻪ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﱴ ﻳﺒﻐﺾ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
Sendiri tidak akan mencintainya
hingga ia membenci dunia dan ‫وأﻫﻠﻬﺎ وﻳﺰﻫﺪ ﰱ ﻧﻌﻴﻢ اﻟﺪارﻳﻦ‬
budak-budak dunia (ahli dunia) dan
ia zuhud dari kenikmatan dunia dan
akhirat.
‫وﻗﺎل أﻳﻀﺎ ﻛﻞ ﻣﺮﻳﺪ أﺣﺐ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
Sayyid Abu Hasan asy-
Syadzili juga berkata bahwa setiap
murid yang mencintai dunia maka
‫ﻓﺎﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻜﺮﻫﻪ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐ‬
banyak sedikitnya kebencian Allah
kepadanya tergantung banyak
‫ﳏﺒﺘﻬﺎ ﻟﻪ ﻛﺜﺮة وﻗﻠﺔ ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪ‬
sedikit kecintaannya pada dunia.
Oleh karena itu wajib bagi seorang
‫أن ﻳﺮﻣﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻦ ﻳﺪﻩ وﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ أول‬
murid membuang rasa cinta dunia
dari dirinya dan hatinya ketika
‫دﺧﻮﻟﻪ ﰱ اﻟﻄﺮﻳﻖ وﻣﱴ ﺗﻠﻘﻦ ﻋﻠﻰ‬
pertama kali ia masuk thoriqot atau
menapaki jalan menuju Allah. ‫ﺷﻴﺦ أو أﺧﺬ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻌﻬﺪ وﻫﻮ ﳝﻴﻞ‬
‫ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻼﺑﺪ أن ﻳﺮﺟﻊ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ‬
Ketika ia mengikuti seorang guru
dan memenuhi baiat dari guru
tersebut, sedangkan ia masih
memiliki kecenderungan terhadap ‫ﺟﺎء وﺗﺮﻓﻀﻪ اﻟﻄﺮﻳﻖ ﻓﺈن أﻗﻞ أﺳﺎس‬
dunia, maka wajib baginya kembali
ke keadaan semula dan tersingkir ‫ﻳﻀﻌﻪ اﳌﺮﻳﺪ ﰱ اﻟﻄﺮﻳﻖ اﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
dari thoriqot, karena dasar minimal
bagi seorang murid dalam thoriqot ‫ﻓﻤﻦ ﱂ ﻳﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻻ ﻳﺼﺢ ﻟﻪ‬
adalah zuhud di dunia. Barang siapa
yang tidak zuhud di dunia niscaya ‫ﺑﻨﺎء ﺷﻴﺊ ﰱ اﻵﺧﺮة‬
tidak sah baginya membangun
sesuatu di akhirat.
10
Sayyid Abdul Qodir al-Jili ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﻋﺒﺪ اﻟﻘﺎدر اﳉﻴﻠﻰ رﲪﻪ‬
berkata bahwa barang siapa yang
menginginkan akhirat maka wajib ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ أراد اﻵﺧﺮة ﻓﻌﻠﻴﻪ‬
‫ﺑﺎﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ وﻣﻦ أراد اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
baginya zuhud di dunia. Dan barang
siapa yang menginginkan Allah
maka wajib baginya zuhud di
akhirat. Selama di dalam hati ‫ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻵﺧﺮة وﻣﺎ دام ﰱ‬
seorang hamba masih terdapat
perasaan senang terhadap dunia atau ‫ﻗﻠﺐ اﻟﻌﺒﺪ ﺷﻬﻮة ﻣﻦ ﺷﻬﻮات اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
merasa enak terhadap keenakan-
keenaan dunia, seperti makanan, ‫أو ﻟﺬة ﻣﻦ ﻟﺬا ﺎ ﻣﻦ ﻣﺄﻛﻮل أو‬
pakaian, pasangan hidup,
kekuasaan, kepemimpinan ataupun ‫ﻣﻠﺒﻮس أو ﻣﻨﻜﻮح أو وﻻﻳﺔ أو رﻳﺎﺳﺔ‬
keseriusan dan kecermatan dalam
suatu bidang keilmuan yang ‫أو ﺗﺪﻗﻴﻖ ﰱ ﻓﻦ ﻣﻦ ﻓﻨﻮن اﻟﻌﻠﻢ اﻟﺰاﺋﺪ‬
melebihi kadar ilmu yang
diwajibkan oleh syariat, seperti ‫ﻋﻦ اﻟﻔﺮض ﻛﺮواﻳﺔ اﳊﺪﻳﺚ اﻵن‬
periwayatan hadis sekarang, bacaan
al-Quran dengan tujuh model
bacaan, Nahwu, Fiqih, dan
‫وﻗﺮاءة اﻟﻘﺮآن ﺑﺎﻟﻘﺮاآت اﻟﺴﺒﻊ‬
Fashohah, maka hamba tersebut
bukanlah orang yang cinta akhirat,
‫وﻛﺎﻟﻨﺤﻮ واﻟﻔﻘﻪ واﻟﻔﺼﺎﺣﺔ ﻓﻠﻴﺲ ﻫﺬا‬
melainkan ia adalah orang yang
cinta dunia yang mengikuti
‫ﳏﺒﺎ ﰱ اﻵﺧﺮة إﳕﺎ ﻫﻮ راﻏﺐ ﰱ‬
keinginan kesenangannya saja!
‫اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺗﺎﺑﻊ ﳍﻮاﻩ وﻛﺎن أﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﷲ‬
Abu Abdillah al-Maghribi
berkata bahwa orang fakir yang ‫اﳌﻐﺮﰉ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل اﻟﻔﻘﲑ‬
‫ا ﺮد ﻋﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ وإن ﱂ ﻳﻌﻤﻞ ﺷﻴﺄ ﻣﻦ‬
tidak memiliki kecintaan pada dunia
meskipun amal-amal keutamaannya
sedikit adalah lebih utama daripada
mereka orang yang ahli ibadah yang ‫أﻋﻤﺎل اﻟﻔﻀﺎﺋﻞ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﻫﺆﻻء‬
masih memiliki kecintaan pada
dunia. Bahkan amal sedikit dari ‫اﳌﺘﻌﺒﺪﻳﻦ وﻣﻌﻬﻢ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻞ ذرة ﻣﻦ‬
seorang fakir yang tidak memiliki
kecintaan pada dunia adalah lebih ‫ﻋﻤﻞ اﻟﻔﻘﲑ اﳉﺮد أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳉﺒﺎل‬
utama daripada amal banyak dari
ahli dunia. ‫ﻣﻦ أﻋﻤﺎل أﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬

11
Abu al-Mawahib asy- ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى أﺑﻮ اﳌﻮاﻫﺐ اﻟﺸﺎذﱃ‬
Syadzili berkata bahwa ibadah yang
disertai dengan kecintaan pada ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل اﻟﻌﺒﺎدة ﻣﻊ ﳏﺒﺔ‬
‫اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺷﻐﻞ ﻗﻠﺐ وﺗﻌﺐ ﺟﻮارح ﻓﻬﻰ‬
dunia hanya akan menyesakkan hati
dan meletihkan tubuh, meskipun
ibadah tersebut banyak tetapi
sebenarnya hanyalah sedikit. ‫وإن ﻛﺜﺮت ﻗﻠﻴﻠﺔ وإﳕﺎ ﻫﻰ ﻛﺜﲑة ﰱ‬
Adapun ibadah tersebut dianggap
banyak maka karena menurut ‫وﻫﻢ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ وﻫﻰ ﺻﻮرة ﺑﻼ روح‬
sangkaan diri dari orang yang
beribadah tersebut. Ibadah yang ‫وأﺷﺒﺎح ﺧﺎﻟﻴﺔ ﻏﲑ ﺣﺎﻟﻴﺔ‬
demikian itu adalah seperti manusia
tanpa ruh dan anggota tubuh yang
tak memakai perhiasan.
‫وﳍﺬا ﺗﺮى ﻛﺜﲑا ﻣﻦ أرﺑﺎب اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
Dari pernyataan Abu al-
Mawahib diatas, mungkin kamu ‫ﻳﺼﻮﻣﻮن ﻛﺜﲑا وﻳﺼﻠﻮن ﻛﺜﲑا وﳛﺠﻮن‬
melihat para ahli dunia sering
melakukan ibadah puasa, sering
sholat, sering haji, akan tetapi
‫ﻛﺜﲑا وﻟﻴﺲ ﳍﻢ ﻧﻮر اﻟﺰﻫﺎد وﻻ ﺣﻼوة‬
mereka tidak memiliki cahaya
orang-orang yang zuhud dan tidak
‫اﻟﻌﺒﺎدة‬
memiliki manisnya ibadah.

b. Hakikat Zuhud

Hakikat zuhud di dunia


adalah tidak condong (cenderung ‫وﺣﻘﻴﻘﺔ اﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻫﻮ ﺗﺮك اﳌﻴﻞ‬
‫إﻟﻴﻬﺎ ﺑﺎﶈﺒﺔ ﻻ ﲞﻠﻮ اﻟﻴﺪ ﻣﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
mengedepankan) pada dunia dengan
merasa suka atau cinta padanya,
bukan berarti yang dimaksud zuhud
dunia adalah tidak memiliki apapun ‫ﻟﻌﺪم ﻰ اﻟﺸﺎرع ﻋﻦ اﻟﺘﺠﺎرة و ﻋﻦ‬
dari dunia, karena Syari’ (Allah atau
Muhammad) tidak melarang ‫ﻋﻤﻞ اﳊﺮف وﻻ ﻗﺎﺋﻞ ﺑﺬﻟﻚ‬
berdagang dan pekerjaan-pekerjaan
lainnya. Dan juga tidak ada satu
orang pun yang mengatakan kalau
bekerja itu dilarang demi zuhud di
dunia.

12
Adapun para sahabat atau
para tabi’in2 bersikap miskin dan ‫وإﳕﺎ درج ﲨﻬﻮر اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ واﻟﺘﺎﺑﻌﲔ‬
tidak memiliki apapun di dunia
adalah karena agar mereka dijadikan ‫ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻮ اﻟﻴﺪ ﻣﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻴﻘﺘﺪى ﻢ‬
‫اﶈﺠﻮﺑﻮن ﻋﻦ ﻣﺸﺎﻫﺪة اﻷﻛﺎﺑﺮ‬
sebagai panutan bagi orang-orang
yang silau dengan kemewahan. Oleh
karena ini, para sahabat dan para
tabiin menunjukkan kepada mereka ‫ﻓﻠﺬﻟﻚ أﻇﻬﺮوا ﳍﻢ اﻟﺰﻫﺪ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
sikap zuhud di dunia dengan tidak
memiliki apapun dari dunia dan ‫ﲞﻠﻮ اﻟﻴﺪ و ﻮﻫﻢ ﻋﻦ اﻟﺘﺒﺴﻂ ﰱ‬
melarang mereka bersikap mewah,
karena kuatir mereka akan ‫اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺧﻮﻓﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ أن ﻳﺪﺧﻠﻮا ﰱ‬
mencintai dunia yang nantinya
mereka tidak mendapatkan hidayah ‫ﳏﺒﺘﻬﺎ ﻓﻼ ﻳﻬﺘﺪون ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻟﻠﺨﺮوج‬
untuk keluar dari cinta dunia dan
mereka akan berlomba-lomba dalam ‫ﻋﻦ ﺣﺒﻬﺎ واﳌﺰاﲪﺔ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﺈن‬
urusan duniawi, karena orang-orang
yang sempurna (insan kamil) tidak ‫اﻟﻜﺎﻣﻠﲔ ﻻ ﻳﺸﻐﻠﻬﻢ ﻋﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
akan disibukkan oleh urusan-urusan
dunia dan akhirat
menyebabkan jauh dari Allah,
hingga ‫ﺷﻴﺊ ﰱ اﻟﻜﻮﻧﲔ ﲞﻼف اﻟﻘﺎﺻﺮﻳﻦ‬
berbeda dengan orang yang lemah
atau ceroboh.

Dengan demikian, Wahai


Saudaraku! biarkanlah (jangan
kamu cela) seorang syeh atau guru
‫ﻓﺴﻠﻢ ﻳﺎ أﺧﻰ ﻟﻜﻞ ﻣﻦ ﺗﺮاﻩ ﻣﺘﺠﻤﻼ‬
yang masih membaguskan diri
dengan pakaian, kecuali apabila ‫ﺑﺎﻟﺜﻴﺎب ﻣﻦ اﻟﻘﻮم إﻻ إن ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ‬
‫أﺗﺒﺎﻋﻪ أن ﻳﺘﺒﻌﻮﻩ ﻣﻊ اﳉﻬﻞ ﲟﻘﺼﺪﻩ‬
kamu takut kalau para pengikutnya
akan menirunya, padahal mereka
tidak tahu tujuannya, maka boleh
bagimu melarang syeh atau guru ‫ﻓﻠﻚ أن ﺗﻨﻬﺎﻩ ﻋﻦ ذﻟﻚ ﺧﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ‬
tersebut dari berpakaian bagus,
karena kuatir terhadap para ‫ﺗﻼﻣﺬﺗﻪ أو ﺗﺄﻣﺮﻩ ﺑﺄن ﻳﻘﻮل ﳍﻢ‬
pengikutnya atau kamu bisa
memerintahkan guru tersebut untuk ‫ﻻﺗﻘﺘﺪوا ﰉ ﰱ ﺣﺴﻦ اﳌﻼﺑﺲ‬
memberitahu murid-muridnya agar

2
Orang-orang setelah masa sahabat-sahabat Rasulullah shollallahu ‘alahi wa
sallama.
13
ia berkata, “Janganlah kalian,
Wahai murid-murid!, mengikutiku ‫واﳌﻨﺎﻛﺢ واﳌﺮاﻛﺐ ﻓﺈن ﻫﺬا ﻟﻴﺲ ﻟﻜﻢ‬
dalam berpakaian bagus, menikah
dengan wanita cantik dan ‫اﻵن ﻫﺬا إن وﺟﺪ ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻣﺎل‬
‫ﺣﻼل وإﻻ ﻓﺎﻹﻧﻜﺎر ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ‬
berkendaraan mewah! karena ini
bukan untuk kalian saat ini!” Sikap
menasehati dan memerintahkan
untuk memberitahu murid-muridnya ‫اﻟﺸﻴﺦ واﺟﺐ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
ini apabila diketahui bahwa harta
yang ia gunakan untuk
membaguskan diri adalah harta yang
halal, akan tetapi jika tidak halal,
maka wajib bagimu untuk
mengingkarinya. Pahamilah!

Sudah barang tentu diketahui ‫ﰒ ﻻ ﳜﻔﻰ أن اﻟﺰاﻫﺪﻳﻦ ﻣﺎ زﻫﺪوا‬


bahwa orang-orang yang zuhud
adalah orang-orang yang zuhud ‫ﺣﻘﻴﻘﺔ إﻻ ﰱ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻘﺴﻢ وأﻣﺎ ﻣﺎ‬
dalam harta dunia yang tidak
dibagikan atau tidak ditakdirkan
oleh Allah kepada mereka. Adapun
‫ﻗﺴﻢ ﳍﻢ ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﻷﺣﺪ اﻟﺰﻫﺪ ﻓﻴﻪ‬
harta yang sudah dibagikan maka
tidak boleh bagi mereka bersikap
‫ﺑﺄن ﻳﱰﻛﻪ وإﳕﺎ اﻟﺰﻫﺪ ﻓﻴﻪ ﻳﻜﻮن ﺑﱰك‬
zuhud darinya, dengan misalnya
meninggalkan atau tidak mau
‫اﳌﻴﻞ إﻟﻴﻪ ﻋﺎدة ﲝﻴﺚ ﻻ ﻳﺒﺨﻞ ﺑﻪ ﻋﻦ‬
memiliki harta tersebut. Adapun
zuhud dalam harta yang telah
‫ﻣﺴﺘﺤﻘﻪ وﻻ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﻪ ﻋﻦ رﺑﻪ ﻓﺎﻋﻠﻢ‬
dibagikan oleh Allah adalah dengan
cara tidak cenderung terlalu suka ‫ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
padanya, sekiranya tidak bersikap
pelit untuk menginfakkan kepada
orang lain yang berhak dan harta
tersebut tidak membuat lalai dari
Allah. Ketahuilah hal tersebut!
Wahai Saudaraku!

14
3. Meninggalkan Hal-hal
Mubah

‫)واﺗﺮك اﳌﺒﺎﺣﺎت ﻃﻠﺒﺎ ﻟﱰﻗﻰ اﳌﻘﺎﻣﺎت‬


[Tinggalkanlah hal-hal yang
mubah karena berharap naik ke
tingkatan atau derajat yang
tinggi!] (‫اﻟﻌﻠﻴﺔ‬
Sayyid Ali al-Murshifi ‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳌﺮﺻﻔﻰ رﲪﻪ اﷲ‬
berkata bahwa seorang murid tidak
akan naik ke maqom yang ia ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻻ ﻳﺼﺢ ﳌﺮﻳﺪ ﻗﺪم ﰱ اﻹرادة‬
inginkan sampai ia berhenti
melakukan hal-hal mubah dan ‫ﺣﱴ ﻳﱰك ﻓﻌﻞ اﳌﺒﺎﺣﺎت وﳚﻌﻞ‬
menjadikan kedudukan
meninggalkan hal-hal mubah ‫ﻣﻜﺎن ﻛﻞ ﻣﺒﺎح ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺄﻣﻮرا ﺷﺮﻋﻴﺎ‬
sebagai perintah Syariat, baik sunah
atau keutamaan, dan menjauhi hal- ‫ﻣﻦ ﻣﻨﺪوب أو أوﱃ وﳚﺘﻨﺐ اﳌﺒﺎح‬
hal mubah seolah-olah hal-hal
mubah tersebut dilarang secara
makruh tanzih.
‫ﻛﺄﻧﻪ ﻣﻨﻬﻰ ﻋﻨﻪ ﻛﺮاﻫﺔ ﺗﻨﺰﻳﻪ‬
Para ahli sufi telah
‫وﻗﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أن ﻛﻞ ﻣﻦ ﻣﻬﺪ‬
bersepakat bahwa orang yang tidak
meninggalkan hal-hal mubah maka
‫ﻟﻨﻔﺴﻪ ارﺗﻜﺎب اﻟﺮﺧﺺ دون اﻟﻌﺰاﺋﻢ‬
ia tidak akan naik ke maqom dalam
thoriqot. ‫ﻻ ﳚﺐ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺊ ﰱ اﻟﻄﺮﻳﻖ‬
Sayyid Ali al-Khowash ‫وﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﺎ ﺟﻌﻞ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﳌﺒﺎح إﻻ‬
berkata bahwa Allah tidak
menjadikan hal-hal mubah kecuali
hanya untuk mempermudah dan
meringankan anak Adam karena ‫ﺗﻨﻔﻴﺴﺎ ﻟﺒﲎ اﻟﺴﻴﺪ آدم ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة‬
beratnya tuntutan hukum syariat
(Taklif), yaitu ketika Allah ‫واﻟﺴﻼم ﻣﻦ ﻣﺸﻘﺔ اﻟﺘﻜﻠﻴﻒ ﺣﲔ‬
menimpakan rasa bosan kepada
mereka atas tuntutan-tuntutan ‫رﻛﺐ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ ذوا ﻢ اﳌﻠﻞ ﻣﻦ‬
hukum tersebut. Andaikan Allah
tidak menimpakan rasa bosan ‫اﻟﺘﻜﺎﻟﻴﻒ وﻟﻮ أن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﱂ ﻳﺮﻛﺐ‬
kepada mereka niscaya Allah tidak
akan mensyariatkan hal-hal mubah, ‫ﰱ ذوا ﻢ اﳌﻠﻞ ﱂ ﻳﺸﺮع ﳍﻢ اﳌﺒﺎح‬
sebagaimana Allah telah lakukan
15
kepada para malaikat, karena para
malaikat tidak mengenal yang ‫ﻛﻤﺎ ﻓﻌﻞ ﺑﺎﳌﻼﺋﻜﺔ ﻷ ﻢ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮن‬
namanya makanan sebagai obat rasa
bosan beribadah kepada-Nya. Oleh ‫ﻟﻠﻤﻠﻞ ﻃﻌﻤﺎ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﻛﺎﻧﻮا ﻳﺴﺒﺤﻮن‬
(‫اﻟﻠﻴﻞ واﻟﻨﻬﺎر )ﻻ ﻳﻔﱰون‬
karena ini, para malaikat senantiasa
bertasbih di malam dan siang hari
tanpa rasa bosan sama sekali.

Sayyid Ali al-Khowash juga


berkata bahwa ketika kondisi atau ‫ﻗﺎل وﳌﺎ ﻛﺎن اﻟﻘﻮم ﻣﻦ ﺷﺄ ﻢ اﻷﺧﺬ‬
sikap kaum sufi adalah menghindari
hal-hal mubah sebagai sarana ‫ﺑﺎﻟﻌﺰاﺋﻢ دون اﻟﺮﺧﺺ ﻃﻠﺒﺎ ﻟﻠﱰﻗﻰ ﻛﻤﺎ‬
berharap naik ke maqom dalam
thoriqot maka mereka pun menuntut ‫ﻫﻮ ﻣﻌﻠﻮم ﻣﻦ أﺣﻮاﳍﻢ ﻃﻠﺒﻮا ﻣﻦ‬
para murid untuk menyedikitkan
melakukan hal-hal mubah sekuat ‫اﳌﺮﻳﺪﻳﻦ اﻟﻌﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﻘﻠﻴﻞ اﳌﺒﺎﺣﺎت‬
tenaga dan menjadikan kedudukan
hal-hal mubah sebagai ketaatan ‫ﺟﻬﺪﻫﻢ وﳚﻌﻠﻮن ﻣﻜﺎن ذﻟﻚ ﻃﺎﻋﺔ‬
yang mengandung pahala.
Kemudian apabila mereka tidak bisa
menjadikan hal-hal mubah sebagai
‫ﻳﺜﺎﺑﻮن ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﺈن ﱂ ﳚﺪوا ﻃﺎﻋﺔ ﻧﻮوا‬
ketaatan maka mereka melakukan
hal-hal mubah tersebut dengan
‫ﺑﺎﳌﺒﺎح ﻣﻦ أﻛﻞ وﻛﻼم ﺧﲑا ﻛﺎﻟﺘﻘﻮى‬
niatan yang baik, seperti ketika
mereka melakukan hal mubah
‫ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺒﺎدات ﺑﺄﻛﻞ ﺗﻠﻚ اﻟﺸﻬﻮة‬
berupa makan maka mereka berniat
taqowwi atau mencari kekuatan
‫وزوال اﻟﻌﺒﻮﺳﺔ ﲟﺒﺎﺳﻄﺔ إﺧﻮا ﻢ‬
untuk melakukan ibadah dengan
memakan makanan yang mereka ‫ﺑﺒﻌﺾ ﻛﻼم وﳓﻮ ذﻟﻚ‬
inginkan, atau ketika mereka
berbicara maka mereka berniat
untuk menciptakan kedamaian di
antara sesama mereka dengan
pembicaraan yang diperlukan, dan
lain-lain.

Para kaum sufi mencela ‫وأﺧﺬوا اﳌﺮﻳﺪ ﺑﺎﻟﻨﻮم ﻣﻦ ﻏﲑ ﺿﺮورة‬


seorang murid yang tidur tanpa
dhorurot, makan tanpa lapar, bicara ‫وﺑﺎﻷﻛﻞ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺟﻮع وﺑﺎﻟﻜﻼم ﻣﻦ‬
tanpa ada keperluan, dan
bersosialisasi dengan sesama tanpa
16
dhorurot.
menginginkan
Para kaum
murid
sufi
mereka ‫ﻏﲑ ﺣﺎﺟﺔ وﲟﺨﺎﻟﻄﺔ اﻟﻨﺎس إﻻ‬
senantiasa diberi pahala seperti
pahala melakukan hal-hal yang ‫ﻟﻀﺮورة ﻓﺄرادوا أن ﻳﺜﺎب ﻣﺮﻳﺪﻫﻢ‬
‫ﺛﻮاب اﻟﻮاﺟﺒﺎت ﰱ ﺳﺎﺋﺮ أﺣﻮاﻟﻪ‬
wajib dalam semua kondisi-
kondisinya. Oleh karena itu seorang
murid hanya akan makan jika
memang ia berada dalam kondisi ‫ﻓﻴﺄﻛﻞ ﺣﲔ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻷﻛﻞ‬
yang diwajibkan makan, akan
berbicara jika ia dalam kondisi yang ‫وﻳﺘﻜﻠﻢ ﺣﲔ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻜﻼم ﻣﺜﻼ‬
diwajibkan untuk berbicara. Apabila
seorang murid tidak bisa melakukan ‫ﻓﺈن ﻧﺰل ﻋﻦ ذﻟﻚ ﻓﻼ ﻳﻨﺰل ﻋﻦ‬
hal mubah yang berpahala wajib
maka ia melakukan hal mubah yang ‫اﻹﺳﺘﺤﺒﺎب ﻓﻴﺄﻛﻞ ﺣﲔ ﻳﺴﺘﺤﺐ‬
berpahala sunah sehingga ia akan
makan ketika ia dalam kondisi yang ‫اﻷﻛﻞ وﻳﺘﻜﻠﻢ ﺣﲔ ﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﻜﻼم‬
disunahkan untuk makan dan ia
akan berbicara ketika ia dalam
kondisi disunahkan untuk berbicara.

Para kaum sufi juga mencela


seorang murid yang lalai, tidur, dan
memanjangkan kaki di malam dan
‫وﻛﺬﻟﻚ آﺧﺬوا اﳌﺮﻳﺪ ﺑﺎﻟﻨﺴﻴﺎن‬
siang hari kecuali apabila ada hajat.
Mereka juga mencelanya karena
‫وﺑﺎﻹﺣﺘﻼم وﲟﺪ اﻟﺮﺟﻞ ﰱ ﻟﻴﻞ أو‬
hal-hal yang terlintas di dalam hati
yang mengajaknya pada hal-hal
‫ﺎر إﻻ ﳊﺎﺟﺔ وآﺧﺬوﻩ ﺑﺎﳋﻮاﻃﺮ وﻟﻮ‬
yang seharusnya ia jauhi, meskipun
hal-hal yang terlintas dalam hati ‫ﱂ ﺗﺴﺘﻘﺮ وآﺧﺬوﻩ ﺑﺄﻛﻞ اﻟﺸﻬﻮات‬
‫اﳌﺒﺎﺣﺎت ﻟﻜﻮ ﺎ ﺗﻮﻗﻒ ﻋﻦ اﻟﱰﻗﻰ‬
tersebut tidak berdiam lama di
dalamnya. Mereka juga mencelanya
karena memakan kesenangan-
kesenangan dari hal-hal yang mubah
karena dapat mencegahnya naik ke
tingkatan maqom yang lebih tinggi.

Di dalam kitab Zabur Nabi ‫وﰱ زﺑﻮر اﻟﺴﻴﺪ داود ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼم ﻳﺎ‬
Daud AS tertulis, “Hai Daud!
Cegahlah dan takut-takutilah ‫داود ﺣﺬر وأﻧﺬر ﻗﻮﻣﻚ ﻋﻦ أﻛﻞ‬
kaummu dari makan makanan
kesenangan (Syahwat) karena hati
17
orang yang terdapat kesenangan
(syahwat) akan terhalangi atau jauh ‫اﻟﺸﻬﻮات ﻷن ﻗﻠﻮب اﻟﺸﻬﻮات‬
dari-Ku.” Begitu juga makan
makanan kesenangan akan ‫ﳏﺠﻮﺑﺔ ﻋﲎ وﻛﻤﺎ أن أﻛﻞ اﻟﺸﻬﻮات‬
‫ﻳﻄﺮد اﻟﻌﺒﺪ ﻋﻦ ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
menjauhkan diri seorang hamba dari
Sisi Allah. Begitu juga
memanjangkan kaki tanpa ada hajat
di suatu perkumpulan merupakan ‫ﻓﻜﺬﻟﻚ ﻣﺪ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺣﺎﺟﺔ‬
adab yang buruk.
‫ﲜﺎﻣﻊ ﺳﻮء اﻷدب‬
Begitu juga Sayyid Ali-al-
Khowash mengatakan bahwa ‫وﻗﺎل أﻳﻀﺎ ﻻ ﻳﺒﻠﻎ اﳌﺮﻳﺪ ﻣﻘﺎم‬
seorang murid tidak akan mencapai
maqom kebenaran (Shidq) sampai ia ‫اﻟﺼﺪق ﺣﱴ ﻳﺰﻳﺪ ﰱ ﺗﻌﻈﻴﻢ أﻣﺮ اﷲ‬
bertambah dalam mengagungkan
perintah dan larangan Allah. Oleh ‫ﺗﻌﺎﱃ و ﻴﻪ ﻓﻴﻔﻌﻞ اﳌﻨﺪوب ﻛﺄﻧﻪ‬
karena itu, seorang murid akan
melakukan hal yang sunah seolah- ‫واﺟﺐ وﳚﺘﻨﺐ اﳌﻜﺮوﻩ ﻛﺄﻧﻪ ﺣﺮام‬
olah itu adalah hal yang wajib dan
menjauhi hal yang makruh seolah-
olah itu adalah hal yang diharamkan
‫وﳚﺘﻨﺐ اﳊﺮام ﻛﺄﻧﻪ ﻛﻔﺮ وﻳﻨﻮى ﲜﻤﻴﻊ‬
dan menjauhi hal yang diharamkan
seolah-olah itu adalah kekufuran.
‫اﳌﺒﺎﺣﺎت ﺧﲑا ﻟﻴﺜﺎب ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ‬
Dan ia akan berniat kebaikan dalam
melakukan seluruh hal-hal yang
‫ﻓﻴﻨﻮى ﺑﺎﻟﻨﻮم ﰱ اﻟﻘﻴﻠﻮﻟﺔ اﻟﺘﻘﻮى ﻋﻠﻰ‬
mubah agar ia diberi pahala. Oleh
karena itu, ketika tidur di siang hari,
‫ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ وﻳﺘﻨﺎول ﺑﻌﺾ اﻟﺸﻬﻮات‬
ia berniat taqowwi
mengharapkan kekuatan agar bisa
atau
‫ﳌﺪاواة ﻧﻔﺴﻪ إذا ﻧﻔﺮت ﻣﻦ اﻟﻌﺒﺎدات‬
‫ﺑﺎﻟﻜﻠﻴﺔ ﻓﺈن ﻟﺴﺎن ﺣﺎل اﻟﻨﻔﺲ ﻳﻘﻮل‬
beribadah malam. Ketika ia
mengkonsumsi makanan
kesenangan maka ia berniat
melakukannya karena untuk ‫ﻟﺼﺎﺣﺒﻬﺎ ﻛﻦ ﻣﻌﻰ ﰱ ﺑﻌﺾ أﻏﺮاﺿﻰ‬
mengobati nafsunya ketika enggan
beribadah, karena nafsu akan ‫وإﻻ ﺻﺮﻋﺘﻚ وﻛﺬﻟﻚ ﻳﻨﻮى ﺑﻠﺒﺎس‬
berkata kepada pemiliknya
demikian, “Jadilah dirimu ‫اﻟﺜﻴﺎب اﻟﻔﺎﺧﺮة إﻇﻬﺎر ﻧﻌﻤﺔ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
senantiasa bersamaku untuk
memenuhi keinginanku. Jika tidak, ‫دون اﳊﻈﻮظ اﻟﻨﻔﺴﺎﻧﻴﺔ وﻛﺬﻟﻚ ﻳﺄﻛﻞ‬
aku akan menghancurkanmu!”
Begitu juga ketika ia memakai
18
pakaian yang bagus, ia akan berniat
menunjukkan akan kenikmatan ‫اﻟﺰاﺋﺪ ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﺒﺎرد اﳊﻠﻮ ﻣﻦ‬
Allah, bukan karena mengikuti
keinginan nafsu. Ketika ia ‫اﻟﺸﺮاب ﻷﺟﻞ اﺳﺘﺠﺎﺑﺔ أﻋﻀﺎﺋﻪ‬
‫ﻟﻴﺸﻜﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻌﺰم‬
menambah porsi makan, minuman
yang dingin dan manis maka ia akan
berniat karena memenuhi kebutuhan
anggota-anggota tubuhnya agar ia
bersyukur kepada Allah.

Abu Hasan asy-Syadzili


berkata kepada para santri-santrinya, ‫وﻗﺪ ﻛﺎن أﺑﻮ اﳊﺴﻦ اﻟﺸﺎذﱃ رﲪﻪ اﷲ‬
“Makanlah makanan yang paling
enak. Minumlah minuman yang ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻷﺻﺤﺎﺑﻪ ﻛﻠﻮا ﻣﻦ أﻃﻴﺐ‬
paling enak. Tidurlah diatas kasur
yang empuk. Pakailah pakaian yang ‫اﻟﻄﻌﺎم واﺷﺮﺑﻮا ﻣﻦ أﻟﺬ اﻟﺸﺮاب وﻧﺎﻣﻮا‬
paling lembut karena salah satu
dari kalian ketika melakukan hal ‫ﻋﻠﻰ أوﻃﺈ اﻟﻔﺮاش واﻟﺒﺴﻮا أﻟﲔ اﻟﺜﻴﺎب‬
tersebut kemudian ia berkata
‘Alhamdulillah’, maka
anggota tubuh yang ia miliki
setiap ‫ﻓﺈن أﺣﺪﻛﻢ إذا ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ وﻗﺎل‬
meminta terkabulnya doa berkat
bersyukur kepada Allah. Berbeda
‫اﳊﻤﺪ ﷲ ﻳﺴﺘﺠﻴﺐ ﻛﻞ ﻋﻀﻮ ﻓﻴﻪ‬
dengan masalah ketika salah satu
dari kalian memakan roti gandum
‫ﻟﻠﺸﻜﺮ ﲞﻼف ﻣﺎ إذا أﻛﻞ ﺧﺒﺰ‬
berasa asin, berpakaian karung,
tidur diatas lantai, dan meminum
‫اﻟﺸﻌﲑ ﺑﺎﳌﺒﺢ وﻟﺒﺲ اﻟﻌﺒﺎءة وﻧﺎم ﻋﻠﻰ‬
minuman yang tak enak, kemudian
ia berkata ‘Alhamdulillah’, maka ‫اﻷرض وﺷﺮب اﳌﺎء اﳌﺎﱀ اﻟﺴﺨﻦ‬
‫وﻗﺎل اﳊﻤﺪ ﷲ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻮل ذﻟﻚ‬
sesungguhnya orang tersebut
mengatakan hamdalah dan pada
dirinya terdapat perasaan mengeluh
dan tidak terima dengan apa yang ‫وﻋﻨﺪﻩ إﴰﺌﺰاز ووﺑﻌﺾ ﺳﺨﻂ ﻋﻠﻰ‬
telah ditakdirkan oleh Allah.
Andaikan ia melihat dengan mata ‫ﻣﻘﺪور اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻟﻮ أﻧﻪ ﻧﻈﺮ ﺑﻌﲔ‬
hatinya niscaya ia akan melihat
perasaan mengeluh dan tidak terima ‫اﻟﺒﺼﲑة ﻟﻮﺟﺪ اﻹﴰﺌﺰاز واﻟﺴﺨﻂ‬
yang sehingga akan menjadi lebih
besar dosanya dibanding orang- ‫اﻟﺬى ﻋﻨﺪﻩ ﻳﺮﺟﺢ ﰱ اﻹﰒ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ‬
orang yang bersenang-senang
dengan dunia mereka, karena
19
orang-orang yang bersenang-
senang dengan dunia melakukan ‫ﲤﺘﻊ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻴﻘﲔ ﻓﺈن اﳌﺘﻤﺘﻊ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ‬
apa yang diperbolehkan oleh Allah,
sedangkan ia sendiri yang memiliki ‫ﻓﻌﻠﻰ ﻣﺎ أﺑﺎﺣﻪ اﳊﻖ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ وﺗﻌﺎﱃ‬
‫وﻣﻦ ﻛﺎن ﻋﻨﺪﻩ إﴰﺌﺰاز وﺳﺨﻂ ﻓﻘﺪ‬
perasaan mengeluh dan tidak terima
telah melakukan apa yang
diharamkan oleh Allah.”
‫ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﺣﺮﻣﻪ اﳊﻖ ﻋﺰ وﺟﻞ واﻓﻌﻞ‬
Lakukanlah apa yang
dinasehatkan oleh Abu Hasan asy- ‫ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
Syadzili! Wahai Saudaraku!

4. Riya Lembut

[Jauhilah riya-riya lembut atau


pamer] karena kuatir akan menyia- ‫واﺣﺬر ﻣﻦ دﻗﺎﺋﻖ اﻟﺮﻳﺎء ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ‬
nyiakan pahala dan menyebabkan
gelapnya hati. ‫ﺿﻴﺎع اﻷﺟﻮر وﻇﻠﻤﺔ اﻟﻘﻠﺐ‬
Termasuk salah satu riya ‫وﻣﻦ دﻗﺎﺋﻖ اﻟﺮﻳﺎء اﺳﺘﺤﻼء اﻟﻌﺒﺎدة‬
lembut adalah merasa manis dengan
ibadah-ibadah. Syeh Abu Ishak ‫ﻗﺎل ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻮﺻﻴﺔ ﺳﻢ ﻗﺎﺗﻞ ﳏﺒﻂ‬
Ibrahim al-Matbuli berkata, “Riya
adalah racun yang mematikan yang ‫ﻟﻠﻌﻤﻞ وﻟﻮ ﻻ ﺷﻬﻮد اﻟﻀﻌﻔﺎء اﻟﺘﻌﻈﻴﻢ‬
dapat melebur amal.” Andai orang-
orang yang lemah tidak melihat
keagungan maqom mereka menurut
‫ﻣﻘﺎﻣﻬﻢ ﻋﻨﺪ اﻟﻨﺎس ﺑﺴﻬﺮ اﻟﻠﻴﺎﱄ‬
pandangan orang lain dengan tidak
tidur di malam-malam penuh maka
‫اﻟﻜﺎﻣﻠﺔ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﺎﻋﻮا ﺳﻬﺮ ﻟﻴﻠﺔ ﻛﺎﻣﻠﺔ‬
mereka tidak akan mampu tidak
tidur satu malam penuh saja, apalagi
‫ﻓﻀﻼ ﻋﻦ دوام اﻟﺴﻬﺮ‬
terus menerus tidak tidur.

Ahli ma’rifat
bersepakat bahwa termasuk riya
telah
‫وﻗﺪ أﲨﻊ اﻟﻌﺎرﻓﻮن ﻋﻠﻰ أن ﻣﻦ‬
‫ﻋﻼﻣﺔ اﻟﺮﻳﺎء اﺳﺘﺤﻼء اﻟﻌﺒﺎدات ﻷن‬
adalah merasa manis dengan ibadah-
ibadah, karena nafsu tidak akan bisa
merasakan kenikmatan ibadah
kecuali apabila nafsu tersebut ‫اﻟﻨﻔﺲ ﻻ ﺗﺴﺘﻠﺬ اﻟﻌﺒﺎدة إﱃ إن‬
mengikuti keinginannya. Andaikan
nafsu tidak terpenuhi keinginannya
20
niscaya nafsu akan merasa enggan
pada ibadah. ‫واﻓﻘﺖ ﻫﻮاﻫﺎ وﻟﻮ أ ﺎ ﺧﻠﺼﺖ ﻣﻦ‬
Termasuk salah satu riya ‫اﳍﻮى ﻟﺜﻘﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
‫وﻣﻨﻬﺎ اﻟﻌﻤﻞ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻟﺸﻴﺊ آﺧﺮ‬
adalah melakukan amal karena
Allah dan karena yang lain. Sayyid
Abdul Qodir ad-Dasthuthi berkata;
“Senantiasakan mengikhlaskan niat ‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﺒﺪ اﻟﻘﺎدر اﻟﺪﺷﻄﻮﻃﻰ‬
karena Allah. Jangan merasa atau
menganggap mudah dalam ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺈﺧﻼص‬
mengikhlaskan niat, sedangkan
nafsumu menguasai dirimu, maka ‫اﻟﻘﺼﺪ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻻ ﺗﺘﻬﺎون ﰱ ذﻟﻚ‬
kamu akan hancur. Seolah-olah ada
dua hal yang mendorongmu ‫وﺗﺮﺿﻰ ﺑﺘﻠﺒﻴﺲ ﻧﻔﺴﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﻓﺘﻬﻠﻚ‬
melakukan ibadah, yaitu dorongan
yang akan sirna dan dorongan yang ‫ﻛﺄن ﻳﻜﻮن اﻟﺒﺎﻋﺚ ﻟﻚ ﰱ ﻓﻌﻞ‬
kekal. Dorongan ini merupakan
bentuk-bentuk riya yang paling ‫اﻟﻌﺒﺎدة أﻣﺮﻳﻦ ﻓﺎن وﺑﺎق وﻫﺬا ﻣﻦ‬
rumit bagi para pemula karena
dorongan tersebut begitu samar
bagi mereka dan sulit
‫أﺻﻌﺐ ﻃﺮق اﻟﺮﻳﺎء ﻋﻠﻰ اﳌﺒﺘﺪﺋﲔ‬
menghindarinya. Berbeda dengan
riya yang murni, maka
‫ﻷﻧﻪ ﻳﺸﺒﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ وﻳﻌﺴﺮ ﻋﻠﻴﻬﻢ‬
sesungguhnya riya murni mudah
untuk dipahami. Berfikirlah!”
‫اﻹﺧﻼص ﻣﻨﻪ ﲞﻼف اﻟﺮﻳﺎء ا ﺮد‬
Sayyid Abdul Qodir ad-
‫ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻔﻬﻢ ﺑﺄدﱏ ﺗﺄﻣﻞ ﻗﺎل وﻟﻮ ﻏﻠﺐ‬
Dasthuthi berkata bahwa Apabila
dalam beramal, faktor akhirat lebih ‫اﻟﺒﺎﻗﻰ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺎﱏ ﻓﻬﻮ رﻳﺎء‬
cenderung daripada faktor dunia,
maka amal tersebut adalah Riya.

Adapun pendapat sebagian ‫وﻗﻮل ﺑﻌﻀﻬﻢ إذا ﻏﻠﺐ اﻟﺒﺎﻋﺚ‬


Ahli Sufi yang mengatakan, “Ketika
dalam beramal, kemudian faktor ‫اﻟﺒﺎﻗﻰ ﻛﺎن اﳊﻜﻢ ﻟﻪ إﳕﺎ ﻫﻮ ﰱ ﺣﻖ‬
akhirat yang menang, maka amal
tersebut termasuk amal akhirat,” ‫اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻘﺪرون ﻋﻠﻰ ﺳﻠﻮك‬
merupakan pendapat yang ditujukan
bagi orang-orang yang tidak mampu ‫اﻟﻄﺮﻳﻖ أﻣﺎ ﻣﻦ ﻳﻘﺪر ﻋﻠﻰ ﺳﻠﻮك‬
menapaki jalan menuju Allah.
Adapun para Ulama thoriqoh yang
21
beramal maka tidak akan
membenarkan pendapat sebagian ‫اﻟﻄﺮﻳﻖ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻤﺎء اﻟﻌﺎﻣﻠﲔ ﻓﻼ‬
Ahli Sufi di atas.
‫ﻳﺴﺎﻣﺢ ﲟﺜﻞ ذﻟﻚ وﻣﺜﺎل اﻟﻔﺎﱏ‬
‫واﻟﺒﺎﻗﻰ أن ﻳﻜﻮن ﻟﻚ ﻋﻨﺪ أﻣﲑ أو‬
Contoh beramal ibadah yang
dilatar belakangi oleh faktor dunia
dan faktor akhirat adalah misalnya
kamu memiliki keperluan yang ‫ﻣﻌﻈﻢ ﺣﺎﺟﺔ وذﻟﻚ اﻷﻣﲑ أو اﳌﻌﻈﻢ‬
perlu disampaikan kepada pejabat.
Kamu menemuinya ketika ia sedang ‫ﻳﺼﻠﻰ اﳉﻤﻌﺔ أو ﻏﲑﻫﺎ ﰱ اﻟﺼﻒ‬
melakukan sholat Jumat atau ibadah
lainnya di shof atau barisan pertama ‫اﻷول أو ﰱ ﻣﻜﺎن ﻣﻌﺮوف ﺑﻪ‬
atau di tempat tertentu. Kemudian
kamu bersungguh-sungguh dalam ‫ﻓﺘﺠﺘﻬﺪ ﰱ اﻟﺼﻼة اﱃ ﺟﺎﻧﺒﻪ‬
sholatmu di tempat yang pejabat
tersebut bisa melihatmu agar ‫ﻟﺘﺤﺼﻞ ﻣﺮادك ﻣﻨﻪ ﻻ ﻟﺘﺆدى اﻟﻔﺮﻳﻀﺔ‬
keperluanmu dapat terpenuhi, bukan
karena melakukan kewajiban ibadah ‫ﰱ ذﻟﻚ اﳌﻜﺎن ﻋﻠﻰ ﺗﻠﻚ اﻟﺼﻔﺔ‬
di tempat tersebut.

Sudah jelas diketahui bahwa


‫وﻣﻦ اﳌﻌﻠﻮم أن اﻟﺒﺎﻋﺚ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ‬
faktor yang mendorongmu beramal
sholat tersebut adalah tujuan yang
‫اﻟﻌﻤﻞ ﻫﻮ ذاك اﻟﻘﺼﺪ اﻷول ﻻ ﻗﺼﺪ‬
pertama (yaitu agar keperluanmu
dapat terpenuhi) bukan tujuan untuk
‫إﺗﻘﺎن أﻣﻮر اﻟﺼﻼة وﻗﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ‬
bersungguh-sungguh dalam sholat.
Para Ahli Sufi telah bersepakat
‫أن ﺗﻮﺣﻴﺪ اﻟﻘﺼﺪ واﺟﺐ ﻟﻴﺠﻌﻠﻮا ﳘﺎ‬
bahwa menunggalkan
mengkhususkan niat adalah wajib
atau
‫واﺣﺪا ﻣﺘﻌﻠﻘﺎ ﺑﻮاﺣﺪ ﻻ ﻳﺸﻢ ﻣﻦ‬
‫ﺗﻮﺣﻴﺪ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ راﺋﺤﺔ‬
agar mereka menjadikan tujuan
beramal ibadah hanya untuk satu
tujuan, yaitu demi Allah Yang Esa,
serta agar tidak tercampur dengan
tujuan yang lain selain karena Allah.

Termasuk riya yang lembut


adalah beribadah dengan tujuan ‫وﻣﻨﻬﺎ اﻟﻌﺒﺎدة ﺑﻘﺼﺪ اﻟﺘﻘﺮب ﻣﻦ‬
mendekatkan diri ke sisi Allah.
Ibadah dengan tujuan ini terkesan ‫ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺈن ذﻟﻚ ﻛﺎﻟﻌﻤﻞ‬
seperti beribadah meminta balasan.
Para Ahli Sufi mengatakan bahwa
22
Ibadah dengan tujuan ini merupakan
riya yang sangat lembut. Terkadang ‫ﺑﺎﻷﺟﺮة ﻗﺎﻟﻮا وﻫﺬﻩ اﻟﻌﻠﺔ أﺧﻔﻰ اﻟﻌﻠﻞ‬
orang yang beribadah dengan tujuan
ini telah naik ke tingkatan yang ‫ورﲟﺎ ﺗﺮﻗﻰ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ إﱃ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﻦ‬
‫ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻘﺎل ﻟﻪ ارﺟﻊ ﻟﺴﺖ‬
dekat dengan sisi Allah, kemudian
Allah berkata kepadanya,
“Kembalilah! Kamu bukan Ahli di
sisi Allah. Adapun Ahli di sisi-Nya ‫ﻣﻦ أﻫﻠﻬﺎ إﳕﺎ أﻫﻠﻬﺎ ﻣﻦ ﻳﻌﺒﺪ اﷲ‬
adalah orang yang beribadah
kepada Allah dengan tujuan ‫ﺗﻌﺎﱃ اﻣﺘﺜﺎﻻ ﻷﻣﺮﻩ ووﻓﺎء ﺑﻮاﺟﺐ‬
mengikuti perintah-Nya dan
memenuhi apa yang wajib diberikan ‫ﺣﻘﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
kepada Allah Yang Haq”.

Termasuk riya yang lembut


adalah mengaku-ngaku tingkatan ‫وﻣﻨﻬﺎ ادﻋﺎء اﳌﻘﺎﻣﺎت ﻗﺒﻞ ﺑﻠﻮﻏﻬﺎ أو‬
atau maqomat yang belum tercapai
atau sudah tercapai tetapi tidak ‫ﺑﻌﺪ ﺑﻠﻮﻏﻬﺎ وﱂ ﻳﺆذن ﳍﻢ ﰱ إﻇﻬﺎرﻫﺎ‬
diizinkan untuk memperlihatkannya.
Kemudian orang yang mengaku-
ngaku seperti ini akan dihukum
‫ﰒ أن ذﻟﻚ اﳌﺪﻋﻰ ﻳﻌﺎﻗﺐ ﲝﺮﻣﺎن ﻣﺎ‬
dengan hukuman berupa
terhalangnya dari tingkatan atau
‫ادﻋﺎﻩ ﻓﻼ ﻳﻨﺎﻟﻪ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ أﺑﺪا ﻛﻤﺎ‬
maqom yang ia akui sehingga ia
tidak bisa mencapainya selamanya,
‫ﺟﺮب‬
sebagaimana hasil pengamatan
membuktikannya.

Termasuk riya lembut adalah


‫وﻣﻨﻬﺎ ﳏﺒﺔ اﻃﻼع اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺒﺎدة‬
seseorang merasa senang jika orang
lain melihat ibadah atau
kebaikannya. Syeh Abu Hasan asy-
Saydzili, Semoga Allah ‫وﻏﲑﻫﺎ ﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ اﳊﺴﻦ‬
merahmatinya, berkata, “Termasuk
salah satu hal yang paling berbahaya ‫ ﻣﻦ أﺿﺮ‬: ‫اﻟﺸﺎذﱃ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
bagi para murid adalah
memperbanyak amal-amal salih ‫ﺷﻴﺊ ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪﻳﻦ اﻹﻛﺜﺎر ﻣﻦ‬
dengan harapan barang kali dengan
amal-amal tersebut mereka akan ‫اﻷﻋﻤﺎل اﻟﺼﺎﳊﺎت ﻟﻌﻠﻪ ﳛﻤﺪ ﻋﻠﻰ‬
dipuji. Semakin banyak amal-amal
salih yang mereka lakukan dengan
23
tujuan agar dipuji maka mereka
malah semakin ditolak dan dibenci.” ‫ذﻟﻚ إذ ﻻ ﻳﺰداد ﺑﻜﺜﺮ ﺎ إﻻ ﻃﺮدا‬
Pernyataan ini adalah pernyataan
yang sering tidak disadari oleh para ‫ وﻫﺬا ﳜﻔﻰ ﻋﻠﻰ ﻛﺜﲑ ﻣﻦ‬: ‫وﻣﻘﺘﺎ‬
‫اﳌﺮﻳﺪﻳﻦ وﻣﻦ ﻫﻨﺎ أوﺟﺒﻮا ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪﻳﻦ‬
murid. Dari sinilah para guru
mewajibkan murid merahasiakan
amal-amal salih mereka sebisa
mungkin sampai ia betul-betul kuat ‫اﻹﺳﺮار ﺑﻌﻤﻠﻪ ﺣﺴﺐ ﻃﺎﻗﺘﻪ ﺣﱴ‬
dan tenang hatinya atau mapan.
‫ﻳﻘﻮى وﻳﺘﻤﻜﻦ‬
Syeh Abu Hasan asy-
Saydzili, Semoga Allah ‫ رﲟﺎ ﻳﻔﻌﻞ اﳌﺮﻳﺪ أﻣﺮا‬: ‫وﻗﺎل أﻳﻀﺎ‬
merahmatinya, juga berkata,
“Terkadang murid melakukan suatu ‫ﳛﻤﺪ ﻋﻠﻴﻪ وﻻ ﻳﻘﺼﺪﻩ ﻓﻴﻈﻦ أﻧﻪ‬
perkara yang bisa membuatnya
dipuji. Padahal ia tidak bertujuan ‫ﳐﻠﺺ واﳊﺎل أﻧﻪ ﻣﺮاء وذﻟﻚ ﻛﺄن ﻳﺮد‬
seperti itu. Kemudian ia
menganggap kalau dirinya adalah ‫ﻣﺜﻼ ﻣﺎ ﻳﻌﻄﻴﻪ ﻟﻪ اﻟﻨﺎس ﺗﻌﻔﻔﺎ‬
orang yang ikhlas. Namun
kenyataannya, sebenarnya ia adalah
orang yang riya. Misalnya ia
‫ﻓﻴﺤﻤﺪﻩ اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ ﻓﻴﺼﻐﻰ اﱃ‬
menolak diberi sesuatu oleh orang-
orang karena bertujuan menjaga diri.
‫ﻣﺪﺣﻬﻢ ﻓﲑﺟﻊ ﻋﻤﻠﻪ اﱃ اﻟﺮﻳﺎء وﻟﻮ ﱂ‬
Kemudian mereka memujinya
karena ia tidak mau menerima
‫ﻳﻘﺼﺪ ذﻟﻚ أوﻻ‬
pemberian mereka. Kemudian ia
cenderung terhadap pujian mereka.
Maka amal yang berupa menolak
pemberian karena menjaga diri
tersebut kembali pada riya meskipun
pada awalnya ia tidak bertujuan
riya.”

Termasuk riya lembut adalah


meninggalkan amal baik karena ‫وﻣﻨﻬﺎ ﺗﺮك اﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ أﺟﻞ اﻟﻨﺎس‬
orang lain.
‫ ﺗﺮك اﻟﻌﻤﻞ‬: ‫ﻗﺎل اﻟﻔﻀﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻴﺎض‬
Al-Fudhail bin Iyadh berkata,
“Meninggalkan suatu amal baik ‫ﻣﻦ أﺟﻞ اﻟﻨﺎس رﻳﺎء واﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ أﺟﻞ‬
karena orang lain adalah riya.
Beramal baik karena orang lain
24
adalah syirik. Sedangkan keikhlasan
adalah ketika kamu diselamatkan ‫اﻟﻨﺎس ﺷﺮك واﻹﺧﻼص أن ﻳﻌﺎﻓﻴﻚ‬
oleh Allah dari keduanya.” Maksud
pernyataan ini adalah bahwa ketika ‫ وﻣﻌﲎ ذﻟﻚ أن ﻣﻦ‬: ‫اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻨﻬﺎ‬
‫ﻋﺰم ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎدة وﺗﺮﻛﻬﺎ ﳐﺎﻓﺔ أن ﻳﺮاﻫﺎ‬
ada seseorang bermaksud
melakukan ibadah. Kemudian ia
tidak jadi melakukannya karena
takut orang-orang akan melihat ‫اﻟﻨﺎس ﻓﻬﻮ ﻣﺮاء ﻷﻧﻪ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻣﻦ أﺟﻞ‬
ibadah tersebut. Maka dalam hal ini,
ia adalah orang yang riya, karena ia ‫اﻟﻨﺎس أﻣﺎ ﻟﻮ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻟﻴﻔﻌﻠﻬﺎ ﰱ اﳋﻠﻮة‬
meninggalkan melakukan ibadah
karena mereka. Adapun apabila ia ‫ﻓﻬﺬا ﻣﺴﺘﺤﺐ إﻻ أن ﺗﻜﻮن ﻓﺮﻳﻀﺔ‬
meninggalkan melakukan ibadah
tetapi dengan tujuan agar ia bisa ‫أو زﻛﺎة واﺟﺒﺔ أو ﻳﻜﻮن ﳑﻦ ﻳﻘﺘﺪى‬
melakukannya di tempat yang sepi
maka ini adalah sunah, kecuali ‫ﺑﻪ ﻓﺎﳉﻬﺮ ﰱ ذﻟﻚ أﻓﻀﻞ‬
apabila jenis ibadahnya adalah
fardhu atau zakat wajib atau orang
yang melakukan ibadah tersebut
merupakan salah satu dari orang
yang menjadi panutan, maka
melakukan ibadah di tempat yang
terbuka adalah lebih utama.

Termasuk riyak lembut


‫وﻣﻨﻬﺎ ﺣﻜﺎﻳﺔ اﻷﻋﻤﺎل اﻟﺼﺎﳊﺎت‬
adalah ketika seseorang
menceritakan amal-amal salih yang
‫اﻟﱴ وﻗﻌﺖ ﰱ أزﻣﺎن ﻣﻀﺖ وﱂ ﻳﺸﻌﺮ‬
dilakukannya di masa lampau
kepada orang lain tanpa ada tujuan ‫ﺎ أﺣﺪ إﻻ ﻟﻐﺮض ﺷﺮﻋﻲ ﻓﺈن‬
‫ﺣﻜﺎﻳﺘﻬﺎ ﺑﻐﲑ ﻏﺮض ﺷﺮﻋﻲ ﻳﺮدﻫﺎ اﱃ‬
yang baik dan sah menurut syariat,
karena menceritakan amal-amal
tersebut tanpa ada tujuan syariat
maka akan menyebabkan amal-amal ‫ﺻﻮرة اﻟﺮﻳﺎء ﺎ ﺣﺎل ﻋﻤﻠﻬﺎ‬
tersebut berubah ke dalam bentuk
riya saat dilakukannya.

Termasuk wasiyat dari ‫وﻣﻦ وﺻﻴﺔ ﺳﻴﺪ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬


Sayyid Ali al-Khowas, Semoga
Allah merahmatinya, kepada para ‫ اﺣﺬروا ﻣﻦ‬: ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻷﺻﺤﺎﺑﻪ‬
santrinya adalah “Hindarilah
perbuatan tasmik (menceritakan
25
amal-amal salih) karena dapat
menyebabkan amal-amal tersebut ‫اﻟﺘﺴﻤﻴﻊ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺒﻄﻠﻬﺎ‬
menjadi batal seperti riya, seperti
yang dijelaskan oleh hadis. Akan ‫ﻛﺎﻟﺮﻳﺎء ﻋﻠﻰ ﺣﺪ ﺳﻮاء ﻛﻤﺎ ﺻﺮح‬
‫ﺑﺬﻟﻚ اﳊﺪﻳﺚ ﻟﻜﻦ ﻟﻠﺘﺴﻤﻴﻊ دواء‬
tetapi tasmik memiliki obat atau
solusi, yaitu dengan merasa kecewa
atasnya dan bertaubat dengan taubat
yang benar, yaitu menyengaja untuk ‫وﻫﻮ أن ﻳﻨﺪم اﻟﻌﺒﺪ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ وﻳﺘﻮب‬
tidak mengulangi lagi perbuatan
tasmik atas amal salih yang ia ‫ﻣﻦ ذﻟﻚ ﺗﻮﺑﺔ ﺻﺎدﻗﺔ ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻳﻌﻮد‬
lakukan, karena taubat yang benar
dapat menghilangkan kesalahan ‫ﻳﺴﻤﻊ أﺣﺪا ﻣﻦ اﻟﻨﺎس ﺑﻌﻤﻞ ﻣﻦ‬
berupa tasmik tersebut. Kemudian
ketika seseorang telah bertaubat atas ‫أﻋﻤﺎﻟﻪ إذ اﻟﺘﻮﺑﺔ اﻟﺼﺎدﻗﺔ ﲤﺤﻮ ﺗﻠﻚ‬
perbuatan tasmik maka amal-amal
salih yang awalnya menjadi batal ‫اﻟﺰﻟﺔ ﻓﺈذا ﺗﺎب ﻛﺬﻟﻚ رﺟﻊ اﻟﻌﻤﻞ‬
akan kembali lagi menjadi sah
dengan kehendak Allah Ta’ala. ‫ﺻﺤﻴﺤﺎ ﲟﺸﻴﺌﺔ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻣﺜﻞ ذﻟﻚ‬
Perumpamaan perbuatan tasmik
adalah seperti seseorang yang sehat
jasad atau tubuhnya. Kemudian ia
‫ﻛﻤﺜﻞ رﺟﻞ ﻛﺎن ﺻﺤﻴﺢ اﳉﺴﻢ ﰒ‬
tertimpa penyakit yang membuatnya
sakit. Kemudian ia menggunakan
‫ﻃﺮأ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺮض أﻓﺴﺪ ﺻﺤﺘﻪ‬
atau mengkonsumsi obat yang
manjur. Kemudian Allah
‫ﻓﺎﺳﺘﻌﻤﻞ دواء ﻧﺎﻓﻌﺎ ﻓﺄزل اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
menghilangkan penyakitnya dengan
perantara obat tersebut dan
‫ﺑﻪ ذﻟﻚ اﳌﺮض وﻋﺎد اﳉﺴﻢ ﺑﻔﻀﻞ‬
tubuhnya kembali sehat seperti
semula dengan anugerah-Nya. Dari ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﱃ ﺣﺎل ﺻﺤﺘﻪ ﻓﻴﻌﻠﻢ أن‬
‫ﻟﻠﺘﺴﻤﻴﻊ دواء ﲞﻼف اﻟﺮﻳﺎء ﻷﻧﻪ‬
sini dapat diketahui bahwa
perbuatan tasmik memiliki obat.
Berbeda dengan riya, maka
sesungguhnya riya dapat ‫ﻳﻔﺴﺪ اﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ أﺻﻠﻪ‬
menghilangkan amal-amal salih dari
pangkalnya (tidak bisa kembali).

Termasuk riya lembut adalah ‫وﻣﻨﻬﺎ ﻗﻄﻊ اﳌﺰح اﳌﺒﺎح إذا دﺧﻞ ﻣﻦ‬
menghentikan canda tawa yang
diperbolehkan ketika ada seseorang ‫ﻳﺴﺘﺤﻴﺎ ﻣﻨﻪ وﻗﺪ ﻛﺎن اﻟﻔﻀﻴﻞ ﺑﻦ‬
yang disegani lewat. Al-Fudhal bin
Iyadh, Semoga Allah merahmatinya,
26
berkata, “Apabila ada seorang
pemimpin atau pejabat menemuimu ‫ ﻟﻮ ﻗﻴﻞ‬: ‫ﻋﻴﺎض رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل‬
pada saat tertentu. kemudian kamu
merapikan jenggot dengan tangan, ‫أن أﻣﲑ اﳌﺆﻣﻨﲔ داﺧﻞ ﻋﻠﻴﻚ اﻟﺴﺎﻋﺔ‬
‫ﻓﺴﻮﻳﺖ ﳊﻴﱴ ﺑﻴﺪي ﳋﻔﺖ أن‬
maka aku takut kamu akan dicatat
dalam daftar orang-orang yang
munafik. Oleh karena itu, jangan
menghentikan canda tawa yang ‫ ﻓﻼ‬: ‫أﻛﺘﺐ ﰱ ﺟﺮﻳﺪة اﳌﻨﺎﻓﻘﲔ‬
diperbolehkan karena segan dengan
seseorang yang menemuimu, ‫ﺗﻘﻄﻊ ﻳﺎ أﺧﻰ اﳌﺰح اﳌﺒﺎح ﻷﺟﻞ‬
kecuali apabila sikapmu tersebut
disertai dengan niat yang salih, ‫داﺧﻞ ﻋﻠﻴﻚ إﻻ ﺑﻨﻴﺔ ﺻﺎﳊﺔ ﻓﺈن‬
karena memperlihatkan sifat asli
kepada orang yang ia segani adalah ‫ﺧﺮق ﻧﺎﻣﻮس اﻟﻌﺒﺪ ﻋﻨﺪ ﻣﻦ ﻳﺴﺘﺤﻴﺎ‬
lebih utama daripada berbuat seperti
sifat kemunafikan.” ‫ﻣﻨﻪ أوﱃ ﻣﻦ ارﺗﻜﺎﺑﻪ ﺻﻔﺔ اﻟﻨﻔﺎق‬
Termasuk riya lembut adalah ‫وﻣﻨﻬﺎ اﻟﺰﻳﺎدة ﰱ اﻹﻃﺮاق واﳋﺸﻮع‬
melebihkan menundukkan kepala
atau melebihkan bersikap tenang
ketika ada orang besar (misal
‫ﻟﺪﺧﻮل أﺣﺪ ﻣﻦ اﻷﻛﺎﺑﺮ وﻏﲑﻫﻢ‬
pejabat atau tokoh agama) dan lain-
lainnya.

Sayyid Ali al-Khowas,


‫وﻗﺪ ﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ‬
Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Ketika ada seseorang yang
‫ إذا دﺧﻞ ﻋﻠﻰ‬: ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل‬
menemuimu sedangkan
sedang menggunakan alat tasbih
kamu
‫أﺣﺪﻛﻢ وﰱ ﻳﺪﻳﻪ ﺳﺒﺤﺔ ﻳﺴﺒﺢ ﺎ‬
‫ﻓﻼ ﻳﺪﻣﻬﺎ ﰱ ﻳﺪﻩ إﻻ ﺑﻨﻴﺔ ﺻﺎﳊﺔ‬
dalam dzikirmu, maka jangan
melanjutkan menggunakan tasbih
tersebut, kecuali disertai dengan niat
yang salih dalam terus ‫وﻟﻴﺤﺬر ﻣﻦ أن ﻳﻜﻮن ﺟﺎﻟﺴﺎ‬
melangsungkan menggunakannya.
Janganlah seseorang ketika dalam ‫ﻳﻀﺤﻚ وﻫﻮ ﻏﺎﻓﻞ ﻋﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
keadaan lupa Allah, kemudian ada
seseorang (pejabat atau orang yang ‫ﻓﻴﺪﺧﻞ ﻋﻠﻴﻪ أﻣﲑ ﻓﻴﺄﺧﺬ اﻟﺴﺒﺤﺔ‬
disegani) menemuinya, kemudian ia
segera mengambil alat tasbih dan ‫ﺑﻴﺪﻩ ﻓﻴﺴﺒﺢ ﺎ إﻻ ﺑﻨﻴﺔ ﺻﺎﳊﺔ ﻫﺮوﺑﺎ‬
memulai berdzikir, kecuali dengan
niatan yang salih, karena demi
27
menghindari jatuh ke
perbuatan riya yang
dalam
dapat ‫ﻣﻦ اﻟﻮﻗﻮع ﰱ اﻟﺮﻳﺎء اﶈﺒﻂ ﻟﻸﻋﻤﺎل‬
menghapus amal-amal.”

‫ودﻗﺎﺋﻖ اﻟﺮﻳﺎء ﻛﺜﲑة ﻣﺬﻛﻮرة ﰱ ﻛﺘﺐ‬


Riya-riya yang lembut
sangatlah banyak disebutkan dalam
kitab-kitab tasawuf. Maka
ketahuilah itu wahai saudaraku! ‫اﻟﻘﻮم ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬

5. Jangan Menyakiti Sesama

Jangan menyakiti sesama


karena menyakitinya adalah racun ‫واﺣﺬر أﻳﻀﺎ ﻣﻦ أذى اﳋﻠﻖ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ‬
yang mematikan.
‫اﻟﺴﻤﻮم اﻟﻘﺎﺗﻠﺔ‬
Imam Sahal, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Adapun ‫ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻬﻞ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﳕﺎ‬
orang-orang bisa terhalang untuk
wusul atau sampai ke hadapan Allah ‫ﺣﺠﺐ اﳋﻠﻖ ﻋﻦ اﻟﻮﺻﻮل وﻣﺸﺎﻫﺪة‬
dan melihat rahasia-rahasia langit
adalah disebabkan oleh dua hal, ‫اﳌﻠﻜﻮت ﺑﺸﻴﺌﲔ ﺳﻮء اﻟﻄﻌﻤﺔ وأذى‬
yaitu buruknya makanan dan
menyakiti sesama makhluk”. Beliau
juga mengatakan, “Dasar-dasar ahli
‫اﳋﻠﻖ وﻗﺎل أﻳﻀﺎ أﺻﻮﻟﻨﺎ ﺳﺒﻌﺔ‬
tasawuf ada 7 (tujuh) yaitu; (1)
Berpegang teguh dengan Kitab
‫اﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﻜﺘﺎب اﷲ ﺗﻌﺎﱃ واﻹﻗﺘﺪاء‬
Allah, (2) mengikuti pemimpin kita,
yaitu Rasulullah shollallahu ‘alaihi
‫ﺑﺴﻴﺪﻧﺎ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ‬
wa sallama, (3) memakan makanan
halal, (4) menghindari maksiat- ‫وﺳﻠﻢ وأﻛﻞ اﳊﻼل واﺟﺘﻨﺎب‬
maksiat, (5) bertaubat,
memenuhi hak-hak (baik hak Allah
(6)
‫اﳌﻌﺎﺻﻰ واﻟﺘﻮﺑﺔ وأداء اﳊﻘﻮق وﻛﻒ‬
‫اﻷذى‬
ataupun hak sesama), dan (7) tidak
menyakiti sesama.”

Tidak menyakiti sesama ‫وﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻧﻮﻋﲔ أﺣﺪﳘﺎ ﻛﻒ أذى‬


dibagi menjadi dua, yaitu; (1) tidak
menyakiti anggota tubuh dzohir dan ‫اﳉﻮارح اﻟﻈﺎﻫﺮة ﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ ﻛﻒ اﻟﻘﻠﺐ‬
(2) tidak menyakiti hati dengan
su’udzon atau berprasangka buruk ‫ﻋﻤﺎ ﳜﻄﺮ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺳﻮء اﻟﻈﻦ ﺑﺎﻟﻨﺎس‬
28
terhadapnya, karena su’udzon
merupakan salah satu racun yang ‫ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﻮم اﻟﻘﺎﺗﻠﺔ وﻻ ﻳﺸﻌﺮ ﺑﻪ‬
mematikan dan tidak disadari oleh
setiap orang. Apalagi su’udzon ‫ﻛﻞ أﺣﺪ ﻻﺳﻴﻤﺎ ﺳﻮء اﻟﻈﻦ ﺑﺎﻷوﻟﻴﺎء‬
‫واﻟﻌﻠﻤﺎء وﲪﻠﺔ اﻟﻘﺮآن‬
terhadap para wali, para ulama, dan
para penghafal al-Quran.

Dalam washiyat Sayyid Ali ‫وﰱ وﺻﻴﺔ ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ ﺑﻦ وﻓﺎ رﲪﻪ‬
bin Wafa, Semoga Allah
merahmatinya, disebutkan, ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﻳﺎﻛﻢ أﻳﻬﺎ اﳌﺮﻳﺪون أن‬
“Jauhilah! Wahai para murid! jatuh
ke dalam menyalahi hak salah satu ‫ﺗﻘﻌﻮا ﰱ ﺣﻖ أﺣﺪ ﻣﻦ أﻗﺮان ﺷﻴﺨﻜﻢ‬
dari teman-teman guru kalian karena
daging para wali adalah racun yang ‫ﻓﺈن ﳊﻮم اﻷوﻟﻴﺎء ﺳﻢ وﻟﻮ ﱂ‬
mematikan, meskipun ia tidak akan
menghukum kalian (atas perbuatan ‫ﻳﺆاﺧﺬوﻛﻢ وإﻳﺎﻛﻢ ﰒ إﻳﺎﻛﻢ ﻣﻦ‬
menyalahi tersebut). Hindarilah dan
hindarilah menganggap enteng ‫اﻹﺳﺘﻬﺎﻧﺔ ﺑﻐﻴﺒﺔ أﺣﺪ وﻟﻮ ﱂ ﺗﺒﻠﻐﻪ‬
mengghibah orang lain, meskipun
ghibah tersebut tidak terdengar
olehnya. Tetapi benar-benar takutlah
‫ﺗﻠﻚ اﻟﻐﻴﺒﺔ ﺑﻞ ﺧﺎﻓﻮا ﻣﻨﻬﺎ أﻛﺜﺮ ﳑﺎ‬
pada ghibah dengan rasa takut yang
lebih besar daripada rasa takut
‫ﲣﺎﻓﻮن إذا ﺑﻠﻐﺘﻪ ﻓﺈﻧﻪ وﻟﻴﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
ketika ghibah tersebut terdengar
oleh yang dighibahi, karena
sesungguhnya salah satu dari guru-
guru kalian yang kalian ghibahi
adalah orang yang dikasihi Allah
Ta’ala.

Ketahuilah tentang larangan ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


menyakiti sesama! Wahai
saudaraku!
6. Menjuhi Makanan Haram

Hindarilah memakan
makanan yang tidak halal karena ‫واﺣﺬر أﻳﻀﺎ ﻣﻦ أﻛﻞ ﻏﲑ اﳊﻼل‬
‫ﻓﺈن أﻛﻞ ﻏﲑ اﳊﻼل ﻳﻘﺴﻰ اﻟﻘﻠﺐ‬
dapat mengeraskan hati,
menggelapkannya, menghalanginya
dari masuk ke hadapan Allah Ta’ala,
dan membuat usang pakaian. ‫وﻳﻈﻠﻤﻪ وﳛﺠﺒﻪ ﻋﻦ دﺧﻮل ﺣﻀﺮة‬
29
Imam Abu Hanifah berkata,
“Andaikan seorang hamba telah ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﳜﻠﻖ اﻟﺜﻴﺎب‬
menyembah Allah hingga ia
menjadi seperti tiang (hatinya kuat) ‫ﻗﺎل اﻹﻣﺎم أﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
‫ﻟﻮ أن ﻋﺒﺪا ﻋﺒﺪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﱴ ﺻﺎر‬
tetapi ia tidak tahu apa yang masuk
ke dalam perutnya itu apakah halal
atau haram, maka ibadahnya tidak
akan diterima.” ‫ﻣﺜﻞ ﻫﺬﻩ اﻟﺴﺎرﻳﺔ ﰒ إﻧﻪ ﱂ ﻳﺪر ﻣﺎ‬
Abu Ishak Ibrahim bin ‫ﻳﺪﺧﻞ ﺟﻮﻓﻪ أﺣﻼل أم ﺣﺮام ﻣﺎ ﺗﻘﺒﻞ‬
Adham, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Apakah ‫ﻣﻨﻪ وﻗﺎل أﺑﻮ إﺳﺤﺎق إﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺑﻦ‬
makananmu halal? Makanan halal
tidak akan menyebabkan kalian ‫أدﻫﻢ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أﻃﻴﺐ ﻣﻄﻌﻤﻚ‬
malas berpuasa di siang hari dan
ibadah sunah di malam hari.” ‫وﻣﺎ ﻋﻠﻴﻚ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ أن ﻻ ﺗﺼﻮم‬
Abu Bakar at-Turmudzi, ‫اﻟﻨﻬﺎر وﻻ ﺗﻘﻮم اﻟﻠﻴﻞ ﻳﻌﲎ ﻧﻔﻼ‬
Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Suatu kaum hanya bisa
terhalang dari wusul atau sampai ke
‫وﻗﺎل أﺑﻮ ﺑﻜﺮ اﻟﱰﻣﺬى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
hadapan Allah karena mencari
petunjuk tanpa ada yang
‫ﻣﺎ ﻣﻨﻊ اﻟﻘﻮم ﻣﻦ اﻟﻮﺻﻮل إﻻ‬
memberikan petunjuk, berjalan
cepat di dalam thoriqot berdasarkan
‫اﻹﺳﺘﺪﻻل ﺑﻐﲑ اﻟﺪﻟﻴﻞ واﻟﺮﻛﺾ ﰱ‬
syahwat, dan makan makanan yang
haram dan syubhat (tidak jelas halal
‫اﻟﻄﺮﻳﻖ ﻋﻠﻰ ﺣﺪ اﻟﺸﻬﻮة وأﻛﻞ اﳊﺮام‬
dan haramnya).”
‫واﻟﺸﺒﻬﺎت‬
‫وﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻬﻞ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ‬
Imam Sahal, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Barang
siapa makanannya tidak halal maka
hatinya tidak akan terlepas dari tabir ‫ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻄﻌﻤﻪ ﻣﻦ ﺣﻼل ﱂ‬
yang menutupinya serta siksaan atau
cobaan akan segera menimpanya, ‫ﻳﻜﺸﻒ ﻋﻦ ﻗﻠﺒﻪ ﺣﺠﺎب وﺗﺴﺎرﻋﺖ‬
dan sholat, puasa dan shodaqoh
tidak memberinya manfaat.” ‫إﻟﻴﻪ اﻟﻌﻘﻮﺑﺎت وﻻ ﺗﻨﻔﻌﻪ ﺻﻼﺗﻪ وﻻ‬
‫ﺻﻴﺎﻣﻪ وﻻ ﺻﺪﻗﺘﻪ‬

30
Imam Sufyan berkata,
“Senantiasalah kalian memakan ‫وﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻔﻴﺎن ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺄﻛﻞ‬
makanan halal dan hindarilah
memakan makanan haram karena ‫اﳊﻼل وإﻳﺎﻛﻢ وأﻛﻞ اﳊﺮام ﻓﺈﱏ ﻛﻨﺖ‬
‫وأﻧﺎ آﻛﻞ اﳊﻼل أﻗﺮأ اﻵﻳﺔ ﻓﻴﻔﺘﺢ ﱃ‬
ketika aku memakan makanan halal,
kemudian aku membaca ayat al-
Quran maka dibukakan bagiku 70
pintu ilmu. Sedangkan ketika aku ‫ﺳﺒﻌﻮن ﺑﺎﺑﺎ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻓﻠﻤﺎ أﻛﻠﺖ ﻣﻦ‬
telah memakan makanan dari orang
yang tidak wirai (tidak mau menjaga ‫ﻃﻌﺎم ﻣﻦ ﻻ ﻳﺘﻮرع ﺻﺮت أﻗﺮأ اﻵﻳﺔ‬
kehalalan murni), kemudian aku
membaca ayat al-Quran maka tidak ‫وأرددﻫﺎ ﻓﻼ ﻳﻔﺘﺢ ﱃ ﺑﺎب واﺣﺪ‬
dibukakan bagiku satu pintu pun
dari ilmu meskipun aku sudah
mengulangi beberapa kali ayat
tersebut.”

Syeh Ali asy-Syadzili, ‫وﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ ﻋﻠﻲ اﻟﺸﺎذﱃ رﲪﻪ اﷲ‬


Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Barang siapa memakan
makanan halal maka hatinya akan
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ أﻛﻞ اﳊﻼل ﻻن ﻗﻠﺒﻪ ورق‬
lunak, lembut, dan terang, tidurnya
akan sedikit, dan tidak terhalang
‫وﻧﺎر وﻗﻞ ﻧﻮﻣﻪ وﱂ ﳛﺠﺐ ﻋﻦ ﺣﻀﺮة‬
dari hadapan Allah. Barang siapa
memakan makanan haram maka
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻣﻦ أﻛﻞ ﻏﲑ اﳊﻼل ﻗﺴﻰ‬
hatinya akan keras, berat, dan gelap,
ia akan terhalang dari hadapan Allah
‫ﻗﻠﺒﻪ وﻏﻠﻆ وأﻇﻠﻢ وﺣﺠﺐ ﻋﻦ‬
dan tidurnya banyak. Banyak tidur
karena memakan makanan haram ‫ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻛﺜﺮ ﻧﻮﻣﻪ وذﻟﻚ ﻣﻦ‬
‫ﲨﻠﺔ رﲪﺔ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻷن أﻛﻞ ﻏﲑ‬
merupakan salah satu rahmat Allah,
karena memakan makanan haram
dapat mengobarkan semangat
anggota-anggota tubuh untuk ‫اﳊﻼل ﳛﺮق اﻷﻋﻀﺎء ﻟﻠﻤﻌﺎﺻﻰ‬
melakukan maksiat-maksiat lainnya,
sehingga tidur disebut rahmat ‫ﻓﻴﻄﻠﺐ ﻛﻞ ﻋﻀﻮ ﻣﻨﻪ أن ﻳﻌﺼﻲ‬
karena menyelamatkan dari
melakukan maksiat-maksiat ‫ﻓﻴﺘﻔﻀﻞ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﻨﻮم ﻟﲑﳛﻪ ﻣﻦ‬
tersebut. Setiap anggota tubuh akan
dituntut atau didesak untuk ‫اﳌﻌﺎﺻﻰ ﻛﻤﺎ أﻧﻪ ﻳﺘﻔﻀﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﻄﺎﺋﻊ‬
bermaksiat. Kemudian Allah
memberinya anugerah berupa tidur
31
agar terhindar dari maksiat-maksiat
tersebut sebagaimana Allah ‫ﺑﺄﻛﻞ اﳊﻼل ﻟﻴﻘﻴﻤﻪ ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻪ ﻟﻴﻼ‬
memberi anugerah kepada orang
yang taat dengan memakan ‫و ﺎرا‬
makanan halal agar memberinya
kekuatan untuk melakukan ibadah di
malam dan siang hari.”

Sayyid Ali al-Khowas


berkata, “Barang siapa memakan ‫وﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص ﻣﻦ أﻛﻞ‬
makanan haram sedangkan ia terus
menerus beribadah, maka ia adalah ‫اﳊﺮام وأﻃﺎل اﻟﻌﺒﺎدة ﻓﻬﻮ ﻛﺎﳊﻤﺎم‬
seperti burung merpati yang
mengengkrami telur rusak. Maka ‫اﻟﺬى رﻗﺪ ﻋﻠﻰ ﺑﻴﺾ ﻓﺎﺳﺪ ﻓﻬﻮ‬
dari itu, burung merpati tersebut
hanya melakukan hal yang sia-sia ‫ﻳﺘﻌﺐ ﻧﻔﺴﻪ ﰱ ﻃﻮل اﳌﻘﺎم ﰒ ﻻ‬
dan tidak akan menetaskan apapun,
bahkan ia hanya akan menetaskan ‫ﻳﻔﺮخ ﺷﻴﺄ ﺑﻞ ﳜﺮج ﻣﺬرا‬
telur yang tidak berisi.”

Termasuk salah satu dampak


buruk dari memakan makanan
haram adalah berubahnya makanan
‫وﻣﻦ ﻣﻔﺎﺳﺪ أﻛﻞ اﳊﺮام اﺳﺘﺤﺎﻟﺘﻪ ﻧﺎرا‬
haram tersebut menjadi api yang
menyebabkan menghilangkan
‫ﻓﻴﺬﻫﺐ ﺷﺠﻴﺔ اﻟﻔﻜﺮ وﻟﺬة اﻟﺬﻛﺮ‬
kecerdasan pikiran, kenikmatan
dzikir, membakar hanguskan
‫وﳛﺮق ﻧﺒﺎت اﻹﺧﻼص اﻟﻨﻴﺎت‬
keikhlasan niat, membutakan mata
hati, menyamarkan penglihatan ‫وﻳﻌﻤﻰ اﻟﺒﺼﲑة وﻳﻈﻠﻢ اﻟﺒﺼﺮ وﻳﻮﻫﻦ‬
‫اﻟﺪﻳﻦ واﻟﺒﺪن واﻟﻌﻘﻞ وﻳﻮرث اﻟﻐﻔﻠﺔ‬
mata kepala, mengurangi kekuatan
agama, tubuh dan akal,
menyebabkan lupa dan lalai,
menghalangi dari merasakan ‫واﻟﻨﺴﻴﺎن وﳝﻨﻊ ﻣﻦ ذوﻗﺎن اﳊﻜﻢ‬
hikmah-hikmah dan pengetahuan-
pengetahuan, dan akan ‫واﳌﻌﺎرف وأﻃﺎل ﰱ ذﻟﻚ‬
menyebabkan menetapi dampak-
dampak di atas dalam waktu yang
lama.”

32
Khowas
Kemudian Sayyid Ali al-
melanjutkan, “Secara ‫ﰒ ﻗﺎل وﺑﺎﳉﻤﻠﺔ ﻓﺠﻤﻴﻊ اﳌﻌﺎﺻﻰ اﻟﱴ‬
keseluruhan
seluruh
atau kesimpulan,
maksiat-maksiat yang ‫ﻳﻔﻌﻠﻬﺎ اﻟﻌﺒﺪ إﳕﺎ ﺳﺒﺒﻬﺎ أﻛﻞ اﳊﺮام‬
‫ﻓﻤﻦ أﻛﻞ اﳊﺮام وﻃﻠﺐ أن ﻳﻌﻤﻞ‬
dilakukan oleh seorang hamba
adalah disebabkan oleh memakan
makanan haram. Barang siapa
memakan makanan haram ‫اﻟﻄﺎﻋﺔ ﻓﻘﺪ رام اﶈﺎل‬
sedangkan ia ingin melakukan amal
ketaatan maka sungguh ia
bermaksud melakukan sesuatu yang
mustahil.”

a. Tanbih

Ketika seseorang mengetahui ‫)ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﳚﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أﻛﻞ ﺷﻴﺄ ﰒ‬


kalau makanan yang baru saja ia
makan memiliki tanda-tanda ‫وﺟﺪ ﺑﻌﺪﻩ ﻋﻼﻣﺔ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎت اﳊﺮام‬
makanan yang haram maka ia wajib
segera memuntahkannya sebisa
mungkin. Apabila tidak bisa
‫أن ﻳﺄﺧﺬ ﰱ اﻟﻘﻴﺊ إن أﻣﻜﻨﻪ وإﻻ‬
memuntahkannya maka ia harus
segera bertaubat dan beristighfar.
‫أﺧﺬ ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ واﻹﺳﺘﻐﻔﺎر‬
b. Tanda-tanda Makanan Haram

Termasuk tanda-tanda kalau


‫وﻣﻦ اﻟﻌﻼﻣﺎت أن ﻳﻜﻮن ﻟﻠﺸﺮع ﻋﻠﻰ‬
makanan itu haram adalah bahwa
makanan tersebut mengandung ‫ذﻟﻚ اﻟﻄﻌﺎم إﻋﱰاض ﻣﻦ ﺣﻴﺚ وﺿﻊ‬
‫اﻟﻴﺪ‬
unsur yang tidak diperbolehkan
menurut syariat ketika
mendapatkannya.

Begitu juga termasuk tanda-


tanda makanan itu haram yang ‫وﻣﻨﻬﺎ وﺟﻮد اﻟﻈﻠﻤﺔ ﰱ اﻟﻘﻠﺐ واﻟﺜﻘﻞ‬
diketahui setelah dikonsumsi adalah
adanya kegelapan dalam hati ‫ﰱ اﻟﻄﺒﻴﻌﺔ ﺣﱴ ﻛﺄن ﻣﻦ أﻛﻠﻪ أﻛﻞ‬
(misalnya, mulai merasakan rasa
malas) dan rasa berat dalam tubuh ‫رﺻﺎﺻﺎ‬
seolah-olah ia baru saja makan
timah.
33
Begitu juga termasuk tanda-
tanda makanan itu haram yang ‫وﻣﻨﻬﺎ أن ﻳﻘﻮم ﻣﻦ اﻟﻨﻮم ﻓﻴﻤﻜﺚ‬
diketahui setelah dikonsumsi adalah
adanya keadaan dimana seseorang ‫ﺳﺎﻋﺔ ﺣﱴ ﻳﺴﺘﻴﻘﻆ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻊ ﳌﻦ‬
‫ﻳﺄﻛﻞ اﻟﺮﺑﺎ‬
bangun dari tidur, kemudian ia
melek dan merasa malas bangun
untuk beberapa saat sampai ia
bangkit (tidak langsung bangkit
dengan segera), seperti kebiasaan
yang terjadi bagi orang-orang yang
memakan riba.

Begitu juga termasuk tanda-


tanda makanan itu haram yang ‫وﻣﻨﻬﺎ أن ﺗﻠﻌﺐ اﻟﻨﻔﺲ ﻓﻴﺘﻘﺎﻳﺄﻩ ﻗﻬﺮا‬
diketahui setelah dikonsumsi adalah
adanya keadaan dimana tubuh ‫ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻣﻌﺎﳉﺔ‬
enggan menerima makanan tersebut
dan memaksa si pemakan untuk
muntah tetapi ia tidak bisa muntah
atau padahal si pemakan tidak ingin
muntah.

Ketahuilah keterangan di atas


wahai saudaraku!
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
Jangan lupa
makanan yang hendak masuk ke
meneliti
‫وﻻ ﺗﻐﻔﻞ ﻋﻦ ﺗﻔﺘﻴﺶ ﻫﺬﻩ اﻟﻠﻘﻤﺔ ﻓﺈﻧﻪ‬
dalam tubuh karena lupa tentang hal
ini merupakan suatu kerusakan. ‫اﻟﻌﻄﺐ وﻻ ﺗﺄﻛﻞ ﻃﻌﺎم ﻣﻦ ﻻ ﻳﺘﻮرع‬
‫ﰱ ﻛﺴﺒﻪ وﻟﻮ أﻧﻪ ﻏﻀﺐ ﻣﻨﻚ وﻻ‬
Jangan memakan makanan orang
yang tidak wirai (tidak menjaga dari
keharaman) dalam profesi
pekerjaannya, meskipun ia akan ‫ﺗﻠﺘﻔﺖ إﻟﻴﻪ وﻻ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﻛﺴﺮت ﺧﺎﻃﺮﻧﺎ‬
marah terhadapmu ketika kamu
tidak memakan makanannya dan ‫وﻫﺬا اﻷﻣﺮ ﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﺘﻨﺒﻪ ﻟﻪ ﻣﻦ‬
tidak perlu memperdulikan
orangnya dan ucapannya yang ‫ﻣﺸﺎﻳﺦ ﻫﺬا اﻟﻌﺼﺮ ﺑﻞ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺄﻛﻞ‬
berupa, “Kamu telah menyakitiku
(karena kamu menolak memakan ‫ﻣﻦ ﻃﻌﺎم اﳌﺴﺎﻛﻦ وإذا ﻻﻣﻮﻩ ﻗﺎل‬
makananku)”. Hal ini merupakan
pengertian yang jarang diperhatikan
34
oleh para guru di zaman sekarang
ini. Bahkan mereka berani memakan ‫ﺧﻔﺖ أن أﻛﺴﺮ ﺧﺎﻃﺮﻩ وﻣﺎ ﻋﺒﺪ‬
makanan dari orang-orang miskin
(yang tidak wirai) dan ketika ia ‫اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﺸﻴﺊ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺟﱪ‬
‫اﳋﻮاﻃﺮ‬
ditanya, “Mengapa kamu memakan
makanan orang-orang miskin (yang
mayoritas mereka tidak wirai dalam
mendapatkannya)”, maka ia dengan
ringan menjawab, “Aku takut
menyakiti perasaan mereka (jika aku
menolak). Dan tidaklah Allah
disembah dengan sesuatu yang lebih
utama daripada melegakan perasaan
orang lain”. Jawabannya seperti ini ‫وﻫﺬا ﻣﻦ اﳉﻬﻞ ﺑﻘﻮاﻋﺪ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ وﻻ‬
adalah jawaban orang bodoh yang
tidak mengetahui kaidah-kaidah ‫ﻓﺮق ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺑﻴﻨﻪ وﺑﲔ ﻣﻦ ﻋﺰم ﻋﻠﻴﻪ‬
syariat. Jika demikian, maka tidak
ada perbedaannya lagi antara orang ‫ﺷﺨﺺ ﺑﺄن ﻳﺸﺮب ﻣﻌﻪ اﳋﻤﺮ ﻓﻠﻮ‬
yang memakan makanan orang-
orang miskin yang tidak wirai
dengan tujuan melegakan perasaan
‫ﻗﺎل إﳕﺎ ﺷﺮﺑﺖ ﺟﱪا ﳋﺎﻃﺮﻩ ﺣﺪدﻧﺎﻩ‬
mereka dengan orang
mengajaknya minum khomr atau
yang ‫وﱂ ﻧﻘﺒﻞ ﻣﻨﻪ ﻋﺬرا وﺣﻜﻤﻨﺎ ﺑﻔﺴﻘﻪ‬
arak bersama. Andai ia menjawab,
“Aku minum khomr bersamanya
karena menjaga perasaannya,” maka
kita akan menegakkan Haad
(hukuman) untuknya dan kita tidak
akan menerima alasan darinya
apapun jenis alasannya, dan kita
menghukumi kefasikan baginya.

Ketahuilah itu wahai ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


saudaraku!

2. Menjauhi Rasa Malu


Tabiiah

(Jauhilah rasa malu (‫)و( اﺣﺬر أﻳﻀﺎ )ﻣﻦ اﳊﻴﺎء اﻟﻄﺒﻴﻌﻲ‬


tabiat!) karena rasa malu tabiat
dianggap sebagai hal yang termasuk
35
kesombongan menurut para ulama
Tasawuf. ‫ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻌﺪود ﻣﻦ ﲨﻠﺔ اﻟﻜﱪ ﻋﻨﺪ اﻟﻘﻮم‬
Sayyid Umar bin al-Faridh, ‫وﻗﺪ أﺷﺎر ﺳﻴﺪى ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﻔﺎرض‬
‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﻟﻴﻪ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﲤﺴﻚ‬
Semoga Allah merahmatinya,
berisyarat pada malu tabiat dengan
pernyataannya: Jagalah dirimu dari
hawa nafsu yang seperti ujung ‫ﺑﺄذﻳﺎل اﳍﻮى واﺧﻠﻊ اﳊﻴﺎ وﺧﻞ ﺳﺒﻴﻞ‬
pakaian! Tinggalkanlah rasa malu
tabiat dan jangan meniru sikap ahli ‫اﻟﻨﺎﺳﻜﲔ وإن ﺟﻠﻮا‬
ibadah (yang memiliki rasa malu
tabiat) meskipun mereka adalah
orang-orang yang agung.

Yang dimaksud dengan rasa


malu tabiat adalah merasa malu ‫)وﻫﻮ( أى اﳊﻴﺎء اﻟﻄﺒﻴﻌﻰ )أن‬
berdzikir Allah dengan suara keras
di hadapan orang banyak. ‫ﻳﺴﺘﺤﻰ اﻟﺸﺨﺺ أن ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Kebanyakan orang-orang yang tidak
berdzikir dengan keras di hadapan
orang banyak adalah mereka para
‫ﺑﺮﻓﻊ اﻟﺼﻮت( ﲝﻀﺮة اﻟﻨﺎس وأﻛﺜﺮ‬
orang-orang yang memiliki pangkat,
seperti para hakim, para pengurus
‫ﻣﻦ ﻳﱰك ذﻟﻚ ﲝﻀﺮة اﻟﻨﺎس أﺻﺤﺎب‬
pemerintah, para syeh dan lain-lain.
Ketika salah satu dari mereka
‫اﻷﻧﻔﺲ ﻛﺎﻟﻘﻀﺎة واﳌﺒﺎﺷﺮﻳﻦ واﻟﺸﻴﻮخ‬
diminta untuk berdzikir Allah di
hadapan orang banyak maka ia
‫وﳓﻮﻫﻢ ﻓﺈذا ﻛﻠﻒ أﺣﺪﻫﻢ أن ﻳﺬﻛﺮ‬
merasa malu seolah-olah berdzikir
dengan suara keras di hadapan ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﲝﻀﺮة اﻟﻨﺎس ﺣﺼﻞ ﻋﻨﺪﻩ‬
‫ﺧﺠﻞ ﻛﺄﻧﻪ ارﺗﻜﺐ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻓﻤﺜﻞ‬
mereka adalah sebuah kemaksiatan.
Orang-orang yang seperti mereka
wajib berdzikir Allah dengan suara
keras agar terlepas dari sifat ‫ﻫﺆﻻء ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻟﺬﻛﺮ ﺑﺮﻓﻊ‬
sombong.
‫اﻟﺼﻮت ﺣﱴ ﳜﺮج ﻋﻦ اﻟﻜﱪ‬
Sayyid Muhammad, Semoga
Allah merahmati, memerintahkan ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﳏﻤﺪ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
para santrinya berdzikir Allah
dengan suara keras di pasar, jalanan ‫ﻳﺄﻣﺮ أﺻﺤﺎﺑﻪ ﺑﺮﻓﻊ اﻟﺼﻮت ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﰱ‬
umum, dan tempat-tempat rusak
yang kosong, dan beliau berkata,
36
“Berdzikirlah kepada Allah dengan
suara keras di tempat-tempat seperti ‫اﻷﺳﻮاق واﻟﺸﻮارع واﳌﻮاﺿﻊ اﳋﺮﺑﺔ‬
ini agar tempat-tempat ini menjadi
saksi bagi kalian nanti di Hari ‫اﳌﻬﺠﻮرة وﻳﻘﻮل أذﻛﺮوا اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ‬
‫ﻫﺬﻩ اﻷﻣﺎﻛﻦ ﺣﱴ ﺗﺸﻬﺪ ﻟﻜﻢ ﻳﻮم‬
Kiamat. Janganlah kalian mengikuti
tabiat nafsu (yang menyebabkan
rasa malu untuk berdzikir dengan
keras) karena sesungguhnya kalian ‫اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وﲣﺮﻗﻮا ﻧﺎﻣﻮس ﻃﺒﻊ اﻟﻨﻔﺲ‬
berada di dalam tabir yang belum
kalian buka. ” ‫ﻓﺈﻧﻜﻢ ﰱ ﺣﺠﺎب ﱂ ﲣﺮﻗﻮا‬
Ketahuilah itu saudaraku! ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
8. Menjauhi Kecurangan
Dalam Profesi Pekerjaan

Hindarilah berbuat (‫)و( اﺣﺬر أﻳﻀﺎ )ﻣﻦ ﻏﺶ اﳊﺮﻓﺔ‬


‫ﻓﺈن اﻟﻐﺶ ﰱ اﳊﺮﻓﺔ ﻣﺬﻣﻮم ﺷﺮﻋﺎ‬
kecurangan dalam profesi pekerjaan,
karena berbuat kecurangan dalam
profesi pekerjaan diharamkan
menurut syariat.

Imam Muslim dalam kitab ‫وﻗﺪ روى ﻣﺴﻠﻢ ﰱ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻋﻦ أﰉ‬


Shohihnya meriwayatkan hadis dari
Abu Hurairah bahwa saat di pasar ‫ﻫﺮﻳﺮة أن اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama melewati sebuah tumpukan ‫ﻣﺮ ﰱ اﻟﺴﻮق ﻋﻠﻰ ﺻﱪة ﻃﻌﺎم‬
makanan. Kemudian beliau
memasukkan tangannya ke dalam ‫ﻓﺄدﺧﻞ ﻳﺪﻩ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﻨﺎﻟﺖ ﺑﻠﻼ ﻓﻘﺎل ﻣﺎ‬
tumpukan makanan tersebut, tiba-
tiba beliau menemukan makanan ‫ﻫﺬا ﻳﺎ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻄﻌﺎم ﻓﻘﺎل ﻳﺎ‬
yang basah. Lalu beliau bertanya,
“Hai Penjual! Mengapa makanan ini
basah?” Penjual menjawab, “Hai
‫رﺳﻮل اﷲ أﺻﺎﺑﺘﻪ اﻟﺴﻤﺎء ﻗﺎل أﻓﻼ‬
Rasulullah! Makanan itu terkena air
hujan.” Rasulullah berkata,
‫ﺟﻌﻠﺘﻪ ﻓﻮق اﻟﻄﻌﺎم ﺣﱴ ﻳﺮاﻩ اﻟﻨﺎس ﰒ‬
“Mengapa kamu tidak menaruh
makanan yang basah ini di paling
‫ﻗﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وآﻟﻪ وﺳﻠﻢ ﻣﻦ‬
atas tumpukan agar orang-orang
mengetahuinya?” Rasulullah
‫ﻏﺸﻨﺎ ﻓﻠﻴﺲ ﻣﻨﺎ‬
shollallahu ‘alaihi wa sallama
37
melanjutkan, “Barang siapa menipu
kita maka ia bukan termasuk
golongan kita.”

‫وﻣﻌﻠﻮم أن ﻛﻞ إﻧﺴﺎن ﻳﻌﺮف ﰱ‬


Dapat diketahui dari hadis di
atas bahwa setiap orang pasti tahu
tentang apa yang menghasilkan
ketakwaan dan apa yang ‫ﺣﺮﻓﺘﻪ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﺑﻪ اﻟﺘﻘﻮى وﻣﺎ ﺑﻪ ﻳﻘﻊ‬
menyebabkan kecurangan dalam
profesi pekerjaannya masing- ‫اﻟﻐﺶ وﻗﺪ ﺟﻌﻞ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﻟﻌﺒﺪ أﻣﻴﻨﺎ‬
masing. Sungguh Allah telah
menjadikan hamba sebagai orang ‫ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﰱ ﺣﺮﻓﺘﻪ ﻓﺈذا ﻏﺶ ﺧﺎن‬
yang dapat dipercaya bagi dirinya
sendiri dalam profesi pekerjaannya. ‫دﻳﻨﻪ وﻧﻔﺴﻪ واﻟﻨﺎس أﲨﻌﲔ‬
Ketika ia melakukan penipuan maka
ia telah mengkhianati agamanya,
dirinya sendiri, dan seluruh
manusia.

Para ulama telah berkata


bahwa barang siapa mengharapkan
‫وﻗﺪ ﻗﺎﻟﻮا ﻛﻞ ﻣﻦ ﻧﺼﺢ ﰱ ﺣﺮﻓﺘﻪ وﱂ‬
kebaikan dan tidak
kecurangan atau penipuan dalam
berbuat ‫ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎرك اﷲ ﻟﻪ ﰱ رأس ﻣﺎﻟﻪ‬
profesi pekerjaannya maka Allah
akan memberkahinya dalam modal
‫ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻌﺮ ﺣﱴ ﻳﺼﲑ ﻣﻦ‬
pokoknya dari arah-arah yang ia
tidak sangka, sehingga ia menjadi
‫أوﺳﻊ اﻟﻨﺎس ﻣﺎﻻ وﻣﻦ ﻏﺶ ﺣﺮﻓﺘﻪ‬
orang yang paling kaya. Dan barang
siapa melakukan penipuan dalam ‫اﻧﻜﺸﻒ ﺣﺎﻟﻪ وﺗﺒﺪدت ﺑﺮﻛﺘﻪ ﻓﺼﺎر‬
‫ﻋﻦ ﻗﺮﻳﺐ ﻳﻀﺮب ﺑﻪ اﳌﺜﻞ ﰱ اﳋﻤﻮل‬
profesi pekerjaannya maka
penipuannya akan terbongkar dan
barokahnya akan dihilangkan
darinya, sehingga dalam jangka ‫ﻷن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺟﻌﻞ اﻟﻔﻘﺮ ﰱ اﻟﻐﺶ‬
pendek ia akan menjadi contoh
buruk bagi yang lain, karena Allah ‫واﻟﱪﻛﺔ ﰱ اﻟﺘﻘﻮى‬
telah menjadikan kefakiran di dalam
penipuan atau kecurangan dan
menjadikan barokah (tambahan
kebaikan) di dalam ketakwaan.

38
 Anjuran Bekerja

Para ulama salaf dan kholaf


menganjurkan untuk bekerja karena ‫وﻗﺪ ﺣﺚ اﳌﺸﺎﻳﺦ ﺳﻠﻔﺎ وﺧﻠﻔﺎ ﻋﻠﻰ‬
‫ﻋﻤﻞ اﳊﺮﻓﺔ ﺗﺒﻌﺎ ﻟﻠﻘﺮآن اﻟﻌﻈﻴﻢ‬
mengikuti al-Quran yang agung dan
Sunah yang mulia. Yang paling
mencolok dalam masalah perintah
bekerja adalah para ulama ‫واﻟﺴﻨﺔ اﻟﺸﺮﻳﻔﺔ وأﺷﻬﺪﻫﻢ ﰱ ذﻟﻚ‬
Syadziliah.
‫اﻟﺴﺎدة اﻟﺸﺎذﻟﻴﺔ‬
Syeh Abu Hasan asy-
Syadzili, Semoga Allah ‫ﻓﻜﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ اﳊﺴﻦ اﻟﺸﺎذﱃ‬
merahmatinya, berkata, “Barang
siapa bekerja dan melaksanakan ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ اﻛﺘﺴﺐ‬
kewajiban-kewajiban Tuhannya
maka sempurnalah ibadahnya.” ‫وﻗﺎم ﺑﻔﺮاﺋﺾ رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻘﺪ‬
Syeh Abu al-Abbas al-Mursi, ‫ﻛﻤﻠﺖ ﳎﺎﻫﺪاﺗﻪ‬
Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Berusahalah mencari
perantara (atau sebab untuk
‫وﻛﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ اﻟﻌﺒﺎس اﳌﺮﺳﻰ رﲪﻪ‬
beribadah kepada Allah)! Wajib
bagi kalian menjadikan timbangan
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺎﻟﺴﺒﺐ‬
(untuk bekerja) sebagai alat
bertasbih, menjadikan telapak kaki
‫وﻟﻴﺠﻌﻞ أﺣﺪﻛﻢ ﻣﻜﻮﻛﻪ ﺳﺒﺤﺘﻪ‬
(untuk berjalan bekerja) sebagai alat
bertasbih, menjadikan jahitan
‫وﻗﺪوﻣﻪ ﺳﺒﺤﺘﻪ واﳋﻴﺎﻃﺔ ﺳﺒﺤﺘﻪ‬
sebagai alat bertasbih,
menjadikan perjalanannya sebagai
dan
‫واﻟﺴﻔﺮ ﺳﺒﺤﺘﻪ‬
alat bertasbih.”

Para ulama telah bersepakat


bahwa sesungguhnya bekerja adalah ‫وﻗﺪ أﲨﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻋﻠﻰ أن اﻟﻜﺴﺐ‬
hal yang wajib dengan tuntutan
hukum kewajiba yang sangat ‫واﺟﺐ وﺟﻮﺑﺎ ﻣﺆﻛﺪا ﻣﻠﺤﻘﺎ ﺑﺮﺗﺒﺔ‬
diwajibkan dan disamakan dengan
derajat keimanan. Dapat diketahui ‫اﻹﳝﺎن وﻣﻌﻠﻮم أن ﻣﻦ ﻻ ﻛﺴﺐ ﻟﻪ‬
bahwa orang yang tidak memiliki
pekerjaan maka ia adalah seperti ‫ﻓﻬﻮ ﻛﺎﳌﺮأة ﻻ ﺣﻆ ﻟﻪ ﰱ اﻟﺮﺟﻮﻟﺔ‬
perempuan yang tidak memiliki sifat
kelaki-lakian.
39
Abu Ishak Ibrahim al-
Matbuli berkata, “Hukum orang ‫وﻛﺎن ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻮﺻﻴﺔ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
fakir yang tidak memiliki pekerjaan
adalah seperti burung hantu yang ‫ﻳﻘﻮل ﺣﻜﻢ اﻟﻔﻘﲑ اﻟﺬى ﻻ ﺣﺮﻓﺔ ﻟﻪ‬
‫ﺣﻜﻢ اﻟﺒﻮﻣﺔ اﻟﺴﺎﻛﻨﺔ ﰱ اﳋﺮاب ﻟﻴﺲ‬
berada di rumah kosong yang tidak
memberikan manfaat kepada
siapapun. Ketika Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama telah ‫ﻓﻴﻬﺎ ﻧﻔﻊ ﻷﺣﺪ وﳌﺎ ﻇﻬﺮ رﺳﻮل اﷲ‬
diutus sebagai rasul, beliau tidak
memerintahkan satu sahabatpun ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﱂ ﻳﺄﻣﺮ‬
meninggalkan profesi pekerjaan
yang ia miliki, bahkan beliau ‫أﺣﺪا ﻣﻦ أﺻﺤﺎﺑﻪ ﺑﱰك اﳊﺮﻓﺔ اﻟﱴ‬
memerintahkannya untuk bekerja
dan memerintahkannya untuk ‫ﺑﻴﺪﻩ ﺑﻞ أﻗﺮﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺣﺮﻓﻬﻢ وأﻣﺮﻫﻢ‬
senantiasa mengharap kebaikan
dalam profesi pekerjaan.” ‫ﺑﺎﻟﻨﺼﺢ ﻓﻴﻬﺎ‬
Abu Ishak Ibrahim al- ‫وﻛﺎن ﻗﺪس اﷲ ﺳﺮﻩ ﻳﻘﻮل اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻣﻦ‬
Matbuli juga berkata, “Orang yang
sempurna adalah orang yang
mengajak orang-orang bersuluk
‫ﻳﺴﻠﻚ اﻟﻨﺎس وﻫﻢ ﰱ ﺣﺮﻓﻬﻢ ﻻ ﻣﻦ‬
(berjalan menuju Allah) dengan
kondisi mereka tetap bekerja, bukan
‫ﻳﺄﻣﺮﻫﻢ ﺑﱰك اﳊﺮﻓﺔ ﺣﱴ ﻳﺴﻠﻜﻬﻢ‬
orang yang mengajak mereka
bersuluk dengan memerintahkan
‫ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺎ ﻣﻦ أﻣﺮ ﻣﺸﺮوع إﻻ ﳝﻜﻦ‬
mereka meninggalkan profesi
pekerjaan mereka, karena perkara
‫اﻟﻌﺎرف أن ﻳﻮﺻﻞ ﺻﺎﺣﺒﻪ إﱃ ﺣﻀﺮة‬
yang disyariatkan oleh agama
memungkinkan orang yang ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻨﻪ ﲞﻼف اﻷﻣﻮر اﻟﱴ ﱂ‬
‫ﺗﺸﺮع‬
mengetahuinya dapat mengajak atau
mengantarkan temannya menuju ke
hadapan Allah. Berbeda dengan
perkara-perkara yang tidak
disyariatkan oleh agama.”

Abu Ishak al-Matbuli juga


berkata bahwa orang mukmin yang ‫وﻛﺎن ﻳﻘﻮل اﳌﺆﻣﻦ اﶈﱰف أﻛﻤﻞ‬
bekerja adalah lebih sempurna
menurutku daripada orang-orang ‫ﻋﻨﺪى ﻣﻦ ا ﺎذﻳﺐ ﻣﻦ ﻣﺸﺎﻳﺦ‬
jadzab yang berada di pojokan
masjid yang memenuhi kebutuhan
40
mereka dengan perantara agama
karena mereka tidak memiliki ‫اﻟﺰواﻳﺎ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﻛﻠﻮن ﺑﺪﻳﻨﻬﻢ وﻟﻴﺲ‬
profesi pekerjaan yang dapat
menjaga diri mereka dari ‫ﺑﻴﺪﻫﻢ ﺣﺮﻓﺔ دﻧﻴﻮﻳﺔ ﻳﻌﻔﻬﻢ ﻋﻦ‬
‫ﺻﺪﻗﺎت اﻟﻨﺎس وأوﺳﺎﺧﻬﻢ وﻗﺪ أﻛﺮم‬
mengandalkan shodaqoh-shodaqoh
orang-orang dan pemberian-
pemberian mereka. Sungguh Allah
telah memuliakan ahli ibadah yang ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﶈﱰﻓﺔ ﺑﺄﻣﻮر ﰱ ﻋﻠﻰ‬
bekerja dibandingkan ahli ibadah
lain yang tidak bekerja dengan ‫اﳌﺘﻌﺒﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺣﺮﻓﺔ‬
beberapa keunggulan, yaitu:
1) Ahli ibadah yang bekerja dapat
memenuhi kebutuhannya dari
usahanya sendiri, bukan dari ‫اﻷول أن أﻋﻤﺎل أﺣﺪﻫﻢ ﻟﻪ ﻟﻜﻮﻧﻪ‬
shodaqoh-shodaqoh dan
pemberian-pemberian orang- ‫ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻦ ﻛﺴﺒﻪ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﺎت‬
orang lain.
2) Ahli ibadah yang bekerja tidak ‫اﻟﻨﺎس وأوﺳﺎﺧﻬﻢ‬
memiliki pengakuan akan
ketinggian ilmunya dan tidak
bersikap sombong terhadap
‫اﻟﺜﺎﱏ ﻋﺪم دﻋﻮاﻩ اﻟﻌﻠﻢ وﺗﻜﱪﻩ ﻋﻠﻰ‬
orang-orang bodoh, karena ia
melihat betapa hina dirinya dan
‫اﳉﺎﻫﻠﲔ ﻓﻴﺸﻬﺪ ﺣﻘﺎرة ﻧﻔﺴﻪ وﺗﻌﻈﻴﻢ‬
ia mau menghormati orang lain
melalui profesi pekerjaannya.
‫ﻏﲑﻩ‬
3) Ahli ibadah yang bekerja akan
selamat dari pikiran-pikiran
‫اﻟﺜﺎﻟﺚ ﺳﻼﻣﺘﻪ ﻣﻦ اﻟﺸﺒﻪ اﻟﻌﻘﻠﻴﺔ ﰱ‬
yang menyebabkab keraguan
tentang Allah, Rasul-Nya, dan ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﰱ رﺳﻮﻟﻪ وأﺣﻜﺎﻣﻪ‬
hukum-hukum-Nya.
4) Ketika Ahli ibadah yang
bekerja jatuh ke dalam
kemaksiatan maka ia akan ‫اﻟﺮاﺑﻊ إذا وﻗﻊ ﰱ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻳﺼﲑ ﻳﺸﻬﺪ‬
segera berpikir atau melihat
pada buruknya maksiat tersebut ‫ﻗﺒﺤﻬﺎ وﻻ ﻳﺮى أﻧﻪ ﻓﻌﻞ ﺷﻴﺄ ﻳﻜﻔﺮﻫﺎ‬
dan tidak berpikir atau melihat
pada amal baik yang dapat ‫وﻏﲑ ذﻟﻚ‬
melebur dosa kemaksiatan
tersebut.

Dan lain-lain.
41
Sayyid Ali al-Khowas
berkata, “Menurutku, orang yang ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻲ اﳋﻮاص ﻳﻘﻮل‬
makan makanan
pekerjaannya
dari hasil
meskipun ‫ﻋﻨﺪى أن اﻟﺬى ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻦ ﻛﺴﺒﻪ وﻟﻮ‬
‫ﻣﻜﺮوﻫﺎ ﻛﺎﳊﺠﺎم واﻟﻘﻨﻮاﱏ أﺣﺴﻦ ﻣﻦ‬
pekerjaannya adalah makruh, seperti
profesi sebagai tukang bekam,
tukang pembuat tombak, adalah
lebih baik daripada ahli ibadah yang ‫اﳌﺘﻌﺒﺪ اﻟﺬى ﻳﺄﻛﻞ ﺑﺪﻳﻨﻪ وﻳﻄﻌﻤﻪ‬
makan makanan hasil dari
agamanya, yaitu makanan yang ‫اﻟﻨﺎس ﺑﺼﻼﺣﻪ‬
diberikan kepadanya oleh orang-
orang lain karena kesalihannya.”

Tidak samar lagi bahwa ‫ﰒ ﻻ ﳜﻔﻰ أن اﻟﻜﺴﺐ ﻟﻠﺘﻜﺎﺛﺮ‬


bekerja dengan tujuan memperkaya
diri dan unggul-unggulan ‫واﻟﺘﻔﺎﺧﺮ ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﺷﺮﻋﺎ وﰱ اﳊﺪﻳﺚ‬
merupakan hal yang dicela menurut
syariat. Di dalam hadis di jelaskan ‫ﻣﻦ ﻃﻠﺐ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻼﻻ ﻣﻜﺎﺛﺮا ﻣﻔﺎﺧﺮا‬
bahwa barang siapa mencari harta
duniawi yang halal dengan tujuan
unggul-unggulan dan kesombongan
‫ﻟﻘﻰ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻫﻮ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﻀﺒﺎن‬
maka kelak ketika ia menemui Allah
maka Allah murka kepadanya.

Imam Syafii berkata,


‫وﻛﺎن اﻹﻣﺎم اﻟﺸﺎﻓﻌﻰ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
“Mencari harta lebih (harta
sekunder, bukan primer) dari hasil
‫ﻳﻘﻮل ﻃﻠﺐ اﻟﺰﻳﺎدة ﻣﻦ اﳊﻼل ﻋﻘﻮﺑﺔ‬
yang halal adalah cobaan yang
ditimpakan kepada para ahli tauhid.” ‫اﺑﺘﻠﻰ اﷲ ﺎ أﻫﻞ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ‬
Ketahuilah larangan berbuat curang ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ‬
dalam profesi pekerjaan dan
larangan bekerja dengan tujuan
unggul-unggulan! Wahai saudaraku!

42
9. Memerangi Nafsu

Perangilah keinginan-
keinginan buruk nafsumu! ‫)وﺟﺎﻫﺪ ﻧﻔﺴﻚ( أى ﺧﻮاﻃﺮﻫﺎ ﰱ‬
Imam Sahal at-Tusturi, ‫اﻟﺸﺮع‬
Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Maksiat yang paling buruk ‫ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻬﻞ اﻟﺘﺴﱰى رﲪﻪ اﷲ‬
adalah bisikan nafsu. Barangkali
kebanyakan orang tidak ‫ﺗﻌﺎﱃ وأﺳﻮأ اﳌﻌﺎﺻﻰ ﺣﺪﻳﺚ اﻟﻨﻔﺲ‬
menganggap bisikan nafsu itu
sebagai sebuah dosa. Ketika seorang ‫وﻟﻌﻞ ﻏﺎﻟﺐ اﻟﻨﺎس ﻻ ﻳﻌﺪون ذﻟﻚ‬
murid menjaga diri dari terpengaruh
bisikan nafsunya dan ia senantiasa ‫ذﻣﺎ وإذا اﺗﻘﻰ اﳌﺮﻳﺪ اﻹﺻﻐﺎء إﱃ‬
berdzikir maka hatinya akan
bersinar dengan perantara dzikir ‫ﺣﺪﻳﺚ اﻟﻨﻔﺲ وﻛﺎن ﻣﻼزﻣﺎ ﻟﻠﺬﻛﺮ‬
tersebut dan hatinya terjaga
sehingga setan akan menjauh ‫اﺗﻘﺪ اﻟﻘﻠﺐ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ وﺻﺎر اﻟﻘﻠﺐ ﺳﺮا‬
darinya sejauh-jauhnya dan
keinginan-keinginan nafsu setan
akan menjauh darinya pula. Ia hanya
‫ﳏﻔﻮﻇﺎ وﻫﻨﺎك ﻳﺒﻌﺪ ﻋﻨﻪ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻛﻞ‬
akan mengikuti keinginan-keinginan
nafsaniah, yaitu analisa menurut
‫اﻟﺒﻌﺪ وﺗﺒﻌﺪ ﻋﻦ اﻟﻌﺒﺪ اﳋﻮاﻃﺮ‬
ilmu jiwa, sehingga ia mampu
memotong dan mengendalikan
‫اﻟﺸﻴﻄﺎﻧﻴﺔ وﻻ ﻳﺼﲑ ﻣﻌﻪ إﻻ ﺧﻮاﻃﺮ‬
keinginan nafsu setan dengan
pertimbangan yang berdasarkan
‫ﻧﻔﺴﺎﻧﻴﺔ وﺣﻴﻨﺌﺬ ﻳﺴﻌﻰ ﰱ ﻗﻄﻌﻬﺎ‬
ilmu.”
‫وإﺗﻘﺎ ﺎ ﳝﻴﺰان اﻟﻌﻠﻢ ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ‬
‫أﺧﻰ وﺟﺎﻫﺪ ﻧﻔﺴﻚ‬
Pahamilah perkataan at-
Tusturi! Wahai saudaraku!

a. Memerangi Nafsu dengan


Lapar

Perangilah keinginan-
keinginan nafsumu dengan cara ‫)ﺑﺎﳉﻮع( ﺑﻄﺮﻳﻘﻪ اﻟﺸﺮﻋﻰ وﻫﻮ ﺗﻘﻠﻴﻞ‬
lapar yang sesuai syariat, yaitu
dengan menyedikitkan makan secara ‫اﻷﻛﻞ ﺷﻴﺌﺎ ﻓﺸﻴﺌﺎ‬
bertahap dan bertahap.

43
Dalam menghindari
keinginan nafsu setan, dahulukanlah ‫وﻗﺪم اﳉﻮع ﻋﻠﻰ ﻏﲑﻩ ﻷﻧﻪ ﻣﻌﻈﻢ‬
dengan cara lapar, karena lapar
merupakan pondasi kokoh dalam ‫أرﻛﺎن اﻟﻄﺮﻳﻖ وﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻨﻔﺲ ﰱ‬
‫ﺑﺪاﻳﺔ أﻣﺮﻫﺎ أﺳﺮع ﻻﻧﻘﻴﺎدﻫﺎ ﻣﻦ اﳉﻮع‬
rukun-rukun thoriqot atau jalan
menuju Allah. Selain itu tidak ada
cara lain yang lebih cepat dalam
mengendalikan nafsu daripada rasa ‫ﻷﻧﻪ ﻣﺬل اﳌﻠﻮك ﻓﻀﻼ ﻋﻦ ﻏﲑﻫﻢ‬
lapar. Lapar merupakan hal yang
membuat orang-orang yang ‫وﻷﻧﻪ ﳛﻞ ﻣﻦ اﻷﺟﺰاء اﻟﱰاﺑﻴﺔ واﳌﺎﺋﻴﺔ‬
derajatnya tinggi menjadi hina,
apalagi selain mereka. Lapar dapat ‫ﺑﻘﺪر ﻣﺎ ﻳﻜﻮن ﻓﻴﺼﻔﻮ اﻟﻘﻠﺐ وﻷن‬
melepaskan unsur tanah (yang
terkandung dalam diri manusia) dan ‫ﺑﺎﻗﻰ اﻷرﻛﺎن ﺗﺎﺑﻊ ﻟﻪ ﺑﺎﳋﺎﺻﺔ وﻷن‬
unsur air sesuai dengan tingkat
laparnya sehingga kemudian hati ‫ﺧﻮاﻃﺮ اﻟﻨﻔﺲ ﻻ ﺗﻀﻌﻒ إﻻ ﺑﻪ‬
akan menjadi bening. Selain yang
telah disebutkan, alasan mengapa
lapar berhak didahulukan dalam
usaha menghindari keinginan nafsu
setan adalah karena lapar
merupakan panutan bagi rukun-
rukun atau pondasi-pondasi lain
dalam thoriqot dan juga cara yang
paling ampuh dalam melemahkan
bisikan-bisikan nafsu.

dalam
Syeh Muhyiddn bin al-Arabi
kitabnya Futuhat al- ‫وذﻛﺮ اﻟﺸﻴﺦ ﳏﲕ اﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ اﻟﻌﺮﰉ‬
‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ اﻟﻔﺘﻮﺣﺎت اﳌﻜﻴﺔ‬
Makiyyah menyebutkan,
“Sesungguhnya Allah ketika telah
menciptakan nafsu, Dia
menanyainya ‘Siapa Aku?’ Nafsu ‫أن اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﳌﺎ ﺧﻠﻖ اﻟﻨﻔﺲ ﻗﺎل ﳍﺎ‬
menjawab, ‘Siapa aku?’ Kemudian
Allah menempatkan nafsu di lautan ‫ﻣﻦ أﻧﺎ ؟ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻣﻦ أﻧﺎ ﻓﺄﺳﻜﻨﻬﺎ ﰱ‬
lapar selama 1000 tahun. Setelah itu,
Allah menanyainya lagi, ‘Siapa ‫ﲝﺮ اﳉﻮع أﻟﻒ ﺳﻨﺔ ﰒ ﻗﺎل ﺗﻌﺎﱃ ﳍﺎ‬
Aku?’ Nafsu menjawab, ‘Engkau
adalah Tuhanku’.” ‫ﻣﻦ أﻧﺎ؟ ﻓﻘﺎﻟﺖ أﻧﺖ رﰉ‬

44
Semoga
Syeh Sulaiman ad-Darani,
Allah merahmatinya, ‫وﻛﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ ﺳﻠﻴﻤﺎن اﻟﺪاراﱏ‬
berkata, “Kunci dunia adalah
kenyang dan kunci akhirat adalah ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﻔﺘﺎح اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
‫اﻟﺸﺒﻊ وﻣﻔﺘﺎح اﻵﺧﺮة اﳉﻮع ﻳﻌﲎ‬
lapar. Maksudnya adalah bahwa
perbuatan-perbuatan duniawi hanya
untuk menghasilkan kenyang dan
perbuatan-perbuatan akhirat ‫أﻋﻤﺎﳍﻤﺎ وﳌﺎ ﺧﻠﻖ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺟﻌﻞ ﰱ‬
dihasilkan dengan lapar. Ketika
Allah telah menciptakan dunia maka ‫اﳉﻮع اﻟﻌﻠﻢ واﳊﻜﻤﺔ وﺟﻌﻞ ﰱ اﻟﺸﺒﻊ‬
Dia meletakkan ilmu dan hikmah di
dalam rasa lapar dan menempatkan ‫اﳉﻬﻞ واﳌﻌﺼﻴﺔ‬
kebodohan dan maksiat di dalam
rasa kenyang.”

Yahya bin Mu’adz ar-Razi, ‫وﻛﺎن ﳛﲕ ﺑﻦ ﻣﻌﺎذ اﻟﺮازى رﲪﻪ اﷲ‬


Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Kenyang adalah api. ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل اﻟﺸﺒﻊ ﻧﺎر واﻟﺸﻬﻮة ﻣﺜﻞ‬
Syahwat adalah seperti kayu bakar
yang mudah terbakar. Api kayu
bakar tersebut tidak akan padam
‫اﳊﻄﺐ ﻳﺘﻮﻟﺪ ﻣﻨﻪ اﻹﺣﺮاق وﻻ ﺗﻄﻔﺊ‬
hingga membakar hanguskan
pemilik syahwat terlebih dahulu.”
‫ﻧﺎرﻩ ﺣﱴ ﲢﺮق ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ‬
Sahal bin Abdullah at-
Tusturi, Semoga
merahmatinya, berkata, “Barang
Allah
‫وﻛﺎن ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ اﻟﺘﺴﱰى رﲪﻪ‬
siapa menginginkan makan dua kali
sehari maka sebaiknya ia ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ أراد أن ﻳﺄﻛﻞ ﰱ‬
(‫اﻟﻴﻮم ﻣﺮﺗﲔ ﻓﻠﻴﱭ ﻟﻪ )ﻣﻌﻠﻔﺎ‬
membangun wadah pakan.”
Pernyataan ini bermaksud
menggambarkan orang yang
kenyang seperti binatang.

Malik bin Dinar, Semoga ‫وﻛﺎن ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ دﻳﻨﺎر رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬


Allah merahmatinya, berkata,
“Barang siapa menginginkan kalau ‫ﻳﻘﻮل ﻣﻦ أراد أن ﻳﻔﺮ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻣﻦ‬
setan akan lari dari bayangannya
maka seharusnya ia tidak mengikuti ‫ﻇﻠﻪ ﻓﻠﻴﻘﻬﺮ ﺷﻬﻮﺗﻪ‬
syahwatnya.”

45
Perkataan ulama salaf dalam
masalah perintah untuk lapar ‫وأﻗﺎوﻳﻞ اﻟﺴﻠﻒ ﰱ ذﻟﻚ ﻛﺜﲑة ﻓﺎﻋﻠﻢ‬
sangatlah banyak. Ketahuilah itu!
Wahai saudaraku! ‫ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
b. Memerangi Nafsu dengan
Perbuatan Amal Berat

Perangilah nafsumu dengan


lapar, begadang dan (memaksa ‫وﺟﺎﻫﺪ ﻧﻔﺴﻚ ﺑﺎﳉﻮع واﻟﺴﻬﺮ‬
nafsu melakukan amalan-amalan
yang berat) untuk menjinakkannya ‫اﳌﻔﺮﻃﲔ )وإﺗﻌﺎ ﺎ ﰱ اﻷﻋﻤﺎل‬
agar mentaatimu ketika kamu
mengajaknya melakukan hal-hal ‫اﻟﺸﺎﻗﺔ( ﺗﻌﺬﻳﺒﺎ ﳍﺎ ﻟﺘﻨﻘﺎد ﻟﻚ إذا‬
yang bertujuan mencari keridhoan
Allah. Memaksanya ini dilakukan ‫دﻋﻮ ﺎ ﳌﺮﺿﺎة اﷲ وذﻟﻚ ﻷ ﺎ ﻗﺒﻞ‬
atas dasar alasan karena sebelum
nafsu menerima gojlogan atau ‫اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ ﺗﺸﺒﻪ اﻟﺪاﺑﺔ اﳊﺮون وﻛﺎﻟﻌﺠﻞ‬
riyadhoh semacam ini, ia adalah
seperti hewan liar dan seperti anak
sapi (Jawa: Pedet) yang dilatih oleh
‫اﻟﺬى ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻪ اﻟﻄﺤﲔ ﰱ اﻟﻄﺎﺣﻮن‬
orang-orang di penggilingan,
kemudian dibuat lapar oleh mereka,
‫ﻓﱰاﻫﻢ ﳚﻮﻋﻮﻧﻪ وﻳﻐﻤﻮن ﻋﻴﻨﻴﻪ‬
kemudian di tutup kedua matanya,
kemudian digiring memutar sambil
‫وﻳﺪوروﻧﻪ ﺑﺎﻟﻀﺮب ﰱ اﻟﻄﺎﺣﻮن أو‬
dipukuli di tempat yang luas sampai
binatang liar atau anak sapi tersebut
‫ﻏﲑﻫﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺎرع ﻓﻼ ﻳﺰال ﻛﺬﻟﻚ‬
jinak. Setelah jinak, baru diberi
makan dan tutup kedua matanya ‫ﺣﱴ ﻳﻈﻬﺮ ﳍﻢ ﻣﻨﻪ ﻛﻤﺎل اﻻﻧﻘﻴﺎد‬
‫ﻓﻬﻨﺎك ﻳﻄﻌﻤﻮﻧﻪ وﻳﻔﻜﻮن اﻟﻐﻤﺎ ﻋﻦ‬
dilepaskan.

Ketahuilah itu! Wahai


saudaraku! ‫ﻋﻴﻨﻴﻪ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
c. Menyedikitkan Tidur

(Sedikitkanlah tidurmu ‫)وﻗﻞ اﻟﻨﻮم ﻣﺎ أﻣﻜﻨﻚ( ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ‬


sebisa mungkin!) karena tidur sama
sekali tidak memiliki manfaat di ‫ﻓﺎﺋﺪة دﻧﻴﻮﻳﺔ وﻻ أﺧﺮوﻳﺔ ﻓﻬﻮ أﺧﻮ‬
dunia dan akhirat. Tidur adalah
saudara kematian. Para ulama
46
menganggap hal yang termasuk
mengikuti hawa nafsu adalah ‫اﳌﻮت وﻗﺪ ﻋﺪوا ﻣﻦ اﺗﺒﺎع اﳍﻮى اﻳﺜﺎر‬
mendahulukan tidur sebelum
mendirikan ibadah malam pada ‫اﻟﻨﻮم ﻋﻠﻰ ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ ﰱ ﻣﺜﻞ ﻟﻴﺎﱃ‬
‫اﻟﺼﻴﻒ وذﻟﻚ دﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﻋﺪم ﳏﺒﺔ‬
malam-malam musim hujan. Ini
merupakan bukti ketidakcintaaan
kepada Allah Yang Maha Haq.
‫اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
Malik Malik bin Dinar
berkata, “Begadang di malam hari ‫وﻗﺎل واﻟﺴﻬﺮ اﻟﺪاﺋﻢ ﻳﺬﻳﺐ اﻷرﻛﺎن‬
dapat melemahkan dan
menghilangkan 4 (empat) unsur ‫اﻷرﺑﻌﺔ وﳛﻠﻬﺎ اﳌﺎء واﻟﱰاب واﳍﻮاء‬
manusia, yaitu air, tanah, udara dan
api. Ketika 4 unsur ini telah hilang ‫واﻟﻨﺎر وﻫﻨﺎك ﻳﻨﻈﺮ إﱃ ﻋﺎﱂ اﳌﻠﻜﻮت‬
maka seorang murid akan dapat
melihat rahasia-rahasia langit dan ‫ﻓﻴﺸﺘﺎق إﱃ ﻣﺮﺿﺎة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
ingin sekali melakukan hal-hal yang
menghasilkan keridhoan Allah.”

Semoga
Syeh Abu al-Hasan al-‘Azaz,
Allah merahmatinya,
‫وﻛﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ اﳊﺴﻦ اﻟﻌﺰاز رﲪﻪ‬
berkata, “Suluk menuju kehadirat
Allah tersusun atas 3 (tiga) pondasi,
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﺑﲎ ﻫﺬا اﻷﻣﺮ ﻋﻠﻰ‬
yaitu tidak makan kecuali saat
sangat butuh makan, tidak tidur
‫ﺛﻼﺛﺔ أﺷﻴﺎء أن ﻻ ﻳﺄﻛﻞ إﻻ ﻋﻨﺪ‬
kecuali saat mengantuk sekali, tidak
berbicara kecuali ada dhorurat atau
‫اﻟﻔﺎﻗﺔ وﻻ ﻳﻨﺎم إﻻ ﻋﻨﺪ اﻟﻐﻠﺒﺔ وﻻ‬
keterpaksaan harus berbicara.”
‫ﻳﺘﻜﻠﻢ إﻻ ﻋﻨﺪ اﻟﻀﺮورة‬
‫وﻛﺎن اﺑﻦ اﳊﻮارى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Ibnu al-Hawari, Semoga
Allah merahmatinya, berkata,
“Setiap murid yang tidak memiliki 3
(tiga) hal ini, maka ia adalah ‫ﻳﻘﻮل ﻛﻞ ﻣﺮﻳﺪ ﻻ ﻳﻜﻮن ﻓﻴﻪ ﺛﻼث‬
pembohong besar, yaitu
meninggalkan harta, makan dan ‫ﺧﺼﺎل ﻓﻬﻮ ﻛﺬاب ﺗﺮك اﳌﺎل واﻟﻄﻌﺎم‬
tidur. Kemudian ia tidak boleh
mengambil atau melakukan tiga hal ‫واﳌﻨﺎم ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻛﻞ واﺣﺪ إﻻ‬
ini kecuali sekedar dhorurat atau
keterpaksaan sehingga ia layak ‫ﺑﻘﺪر اﻟﻀﺮورة وﻫﻨﺎك ﻳﺼﻠﺢ اﳊﻖ‬
bersama dengan Allah Yang Haq,
karena setiap orang yang ingat
47
belum
bersama.”
tentu menjadi teman
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻤﺎ ﻛﻞ ذاﻛﺮ ﳎﺎﻟﺲ‬
Ketahuilah penjelasan di atas!

‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


Wahai Saudaraku!

10. Menetapi Uzlah

(Senantiasalah uzlah atau


menjauhkan diri dari orang ‫)واﻟﺰم اﻟﻌﺰﻟﺔ( ﻓﺈن ﻓﻴﻬﺎ ﺧﲑى اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
banyak) karena ‘uzlah mengandung
kebaikan di dunia dan akhirat. ‫واﻵﺧﺮة‬
Imam Bukhori dan Imam ‫وﻗﺪ روى اﻟﺸﻴﺨﺎن ﻋﻦ أﰉ ﺳﻌﻴﺪ‬
Muslim telah meriwayatkan hadis
dari Abu Sa’id al-Khudri ‫اﳋﺬرى رﺿﻰ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻨﻪ ان رﺟﻼ‬
radhiyallahu ta’ala ‘anhu,
“Sesungguhnya ada laki-laki ‫ﻗﺎل أي اﻟﻨﺎس أﻓﻀﻞ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ‬
bertanya kepada Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama,
‘Siapa yang paling utama di antara
‫ﻗﺎل رﺟﻞ ﳚﺎﻫﺪ ﺑﻨﻔﺴﻪ وﻣﺎﻟﻪ ﰱ‬
manusia? Wahai Rasulullah!’
Kemudian Rasulullah shollallahu
‫ﺳﺒﻴﻞ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺎل ﰒ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل‬
‘alaihi wa sallama menjawab,
‘Yaitu orang yang berjihad dengan
‫رﺟﻞ ﻳﻌﺘﺰل ﰱ ﺷﻌﺐ ﻣﻦ اﻟﺸﻌﺎب‬
jiwa raganya dan hartanya di jalan
Allah’ Laki-laki itu bertanya lagi,
‫ﻳﻌﺒﺪ رﺑﻪ‬
‘Siapa lagi?’. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama menjawab,
‘Laki-laki yang menjauhi keramaian
orang banyak dengan menuju
pinggiran gunung sambil beribadah
kepada Tuhannya’.”

As-Sirri, Semoga Allah ‫وﻛﺎن اﻟﺴﺮى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ‬


merahmatinya, berkata “Barang
siapa ingin selamat agamanya, ‫أراد أن ﻳﺴﻠﻢ ﻟﻪ دﻳﻨﻪ وأن ﻳﺴﱰﻳﺢ‬
nyaman dirinya, sedikit susahnya,
maka jauhilah orang banyak!” ‫ﺑﺪﻧﻪ وﻳﻘﻞ ﻏﻤﻪ ﻓﻠﻴﻌﺘﺰل اﻟﻨﺎس‬

48
Pernyataan as-Sirri ini dikuatkan
oleh hadis, “Suatu hari nanti ‫وﻳﺆﻳﺪﻩ ﺣﺪﻳﺚ ﻟﻴﺄﺗﲔ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎس‬
sungguh akan datang suatu masa
dimana orang yang beragama tidak ‫زﻣﺎن ﻻ ﻳﺴﻠﻢ ﻟﺬى دﻳﻦ دﻳﻨﻪ إﻻ ﻣﻦ‬
‫ﻓﺮ ﺑﺪﻳﻨﻪ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺔ إﱃ ﻗﺮﻳﺔ وﻣﻦ ﺷﺎﻫﻖ‬
akan selamat agamanya kecuali
orang yang menjauh sambil
membawa agamanya dari satu desa
ke desa lain, dari ujung gunung ke ‫إﱃ ﺷﺎﻫﻖ وﻣﻦ ﺣﺠﺮ إﱃ ﺣﺠﺮ‬
ujung gunung lainnya, dari gua ke
gua yang lain, seperti binatang luak ‫ﻛﺎﻟﺜﻌﻠﺐ اﻟﺬى ﻳﺮوغ‬
yang mondar mandir.”

Syeh Abu Bakar al-Waroq,


Semoga Allah merahmatinya, ‫وﻛﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ ﺑﻜﺮ اﻟﻮراق رﲪﻪ اﷲ‬
berkata, “Tidak ada fitnah yang
muncul dari sejak zaman Nabi ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻣﺎ ﻇﻬﺮت اﻟﻔﺘﻨﺔ ﻣﻦ ﻋﻬﺪ‬
Adam ‘alaihi as-sholatu wa as-
salamu hingga saat ini kecuali fitnah ‫اﻟﺴﻴﺪ آدم ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم إﱃ‬
yang disebabkan karena bercampur
dengan orang banyak. Barang siapa
menjauhi mereka maka ia akan lebih
‫ووﻗﺘﻨﺎ ﻫﺬا إﻻ ﻣﻦ اﳋﻠﻄﺔ وﻣﻦ‬
dekat dengan keselamatan.” ‫ﺟﺎﻧﺐ اﻟﻨﺎس ﻛﺎن إﱃ اﻟﺴﻼﻣﺔ أﻗﺮب‬
Sungguh para ulama telah
bersepakat bahwa dalam tahap awal
‫وﻗﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أﻧﻪ ﻻﺑﺪ ﻟﻠﻤﺮﻳﺪ ﻣﻦ‬
(bidayah) menapaki jalan menuju
Allah, seorang murid wajib
‫اﻟﻌﺰﻟﺔ ﻋﻦ أﺑﻨﺎء ﺣﻨﺴﻪ ﰱ اﻟﺒﺪاﻳﺔ ﰒ‬
melakukan uzlah dan pada tahap
akhir (nihayah) ia wajib melakukan ‫اﳋﻠﻮة ﰱ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ‬
kholwah atau menyendiri.”

Sayyid Syeh Muhammad al-


Munir, Semoga Allah ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى اﻟﺸﻴﺦ ﳏﻤﺪ اﳌﻨﲑ رﲪﻪ‬
merahmatinya, berkata, “Suatu
kaum telah salah besar, yaitu ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻗﺪ ﻏﻠﻂ ﻗﻮم ﻓﻈﻨﻮا أن‬
mereka menganggap kalau orang
yang melakukan ‘uzlah telah keluar ‫ﻣﻦ اﻋﺘﺰل اﻟﻨﺎس ﺧﺮج ﻋﻦ ﻛﻮن‬
sebagai orang mukmin yang
memiliki peran sebagai penghibur ‫اﳌﺆﻣﻦ أﻟﻒ ﻣﺄﻟﻮف واﳊﺎﻟﻪ أ ﺎ أوﱃ‬
bagi orang lain. Yang benar adalah
bahwa ‘uzlah malahan merupakan
49
cara yang paling utama untuk
melaksanakan peran penghibur ‫ﲟﻘﺎم اﻷﻟﻔﺔ ﻷﻧﻪ إذا اﻋﺘﺰل اﻟﻨﺎس‬
tersebut, karena ketika seseorang
ber‘uzlah dari orang banyak maka ‫ﺻﻔﺖ ﻧﻔﺴﻪ واﺷﺘﺎﻗﺖ اﻟﻨﺎس إﱃ‬
‫رؤﻳﺘﻪ ﻓﺄﻟﻔﻮﻩ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ اﳌﺨﺎﻟﻂ وأﺻﻞ‬
hatinya akan bening dan mereka
akan sangat rindu untuk melihatnya.
Pada saat demikian ini, mereka akan
merasa lebih terhibur daripada rasa ‫اﻻﺋﺘﻼف إﳕﺎ ﻫﻮ ﺑﺎﻟﺮوح ﳊﺪﻳﺚ‬
terhibur mereka ketika bersama
dengan orang yang ‘uzlah tersebut. ‫اﻷرواح ﺟﻨﻮد ﳎﻨﺪة ﻓﻤﺎ ﻟﻌﺎرف ﻣﻨﻬﺎ‬
Adapun hakikat kebersamaan adalah
kebersamaan dengan ruh, bukan ‫اﺋﺘﻠﻒ وﻣﺎ ﺗﻨﺎﻛﺮ ﻣﻨﻬﺎ اﺧﺘﻠﻒ‬
jasad atau tubuh, karena ada hadis,
“Para arwah adalah sekumpulan
yang dikumpulkan bersama-sama.
Ruh-ruh yang saling mengenal akan
bersama. Sedangkan ruh-ruh yang
saling ingkar berselisih akan saling
berpisah.”

Dapat diketahui dari


penjelasan kami bahwa tidak bisa
dikatakan kalau ‘uzlah adalah lebih
‫ﻓﻌﻠﻢ ﳑﺎ ﻗﺮرﻧﺎﻩ أﻧﻪ ﻻ ﻳﻘﺎل اﻟﻌﺰﻟﺔ‬
utama secara mutlak dan khultoh
atau bersama dengan orang banyak
‫أﻓﻀﻞ ﻣﻄﻠﻘﺎ وﻻ اﳋﻠﻄﺔ أﻓﻀﻞ ﻣﻄﻠﻘﺎ‬
adalah lebih utama secara mutlak.
Akan tetapi orang yang ma’rifat di
‫ﻟﻜﻦ اﻟﻌﺎرف أواﺧﺮ ﻋﻤﺮﻩ ﳛﻦ إﱃ‬
akhir-akhir hidupnya akan lebih
senang menyendiri sehingga ia tidak ‫اﻟﻮﺣﺪة ﻛﺎﻟﺒﺪاﻳﺔ ﻓﻼ ﻳﺼﲑ ﺑﻪ وﻗﺖ‬
‫ﻳﺴﻊ اﻟﻨﺎس ﻛﻤﺎ وﻗﻊ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ‬
punya waktu untuk bersama-sama
orang lain, seperti yang terjadi pada
diri Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wa sallama di akhir-akhir hidupnya ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﰱ أواﺧﺮ ﻋﻤﺮﻩ ﺣﲔ‬
ketika diwahyukan kepadanya Surat
an-Nashr. ‫أﻧﺰﻟﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻮرة اﻟﻨﺼﺮ‬

50
 Perbedaan antara Uzlah dan
Kholwah

Sayyid Ali al-Khowash ‫وﺳﺌﻞ ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬


‫ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻦ اﻟﻔﺮق ﺑﲔ اﻟﻌﺰﻟﺔ واﳋﻠﻮة‬
rahimahullah ditanya tentang
perbedaan antara ‘uzlah dan
kholwah (menyepi). Ia menjawab,
“Kholwah adalah menyepi ‫ﻓﻘﺎل اﳋﻠﻮة ﺗﻜﻮن ﻋﻦ اﻷﻏﻴﺎر اﻟﺬﻳﻦ‬
menghindari orang-orang yang
tertipu daya, yaitu orang-orang yang ‫ﻳﺸﺘﻐﻠﻮن ﻋﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ واﻟﻌﺰﻟﺔ ﺗﻜﻮن‬
jauh dari Allah sedangkan ‘uzlah
adalah menyepi menghindari nafsu ‫ﻋﻦ اﻟﻨﻔﺲ وﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮ إﻟﻴﻪ وﻳﻔﺮق‬
dan ajakan-ajakan buruknya. Dapat
dibedakan pula bahwa ‘uzlah belum ‫أﻳﻀﺎ ﺑﺄن اﻟﻌﺰﻟﺔ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﻟﻮازﻣﻬﺎ‬
tentu menghasilkan kedekatan
dengan Allah. Sedangkan kholwah ‫اﻻﺷﺘﻐﺎل ﺑﺎﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﲞﻼف اﳋﻠﻮة‬
sudah pasti menghasilkan kedekatan
dengan Allah.”

Ketahuilah
penjelasan di
penjelasan-
atas! Wahai
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
saudaraku!

11. Diam

(Senantiasalah diam)
kecuali apabila ada dhorurat atau
‫)و( اﻟﺰم )اﻟﺼﻤﺖ( إﻻ ﻟﻀﺮورة‬
keterpaksaan yang
syariat untuk berbicara.
dibenarkan
‫ﺷﺮﻋﻴﺔ‬
Rasulullah shollallahu ‫ﻗﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻣﻦ ﺳﺮﻩ‬
‘alaihi wa sallama bersabda,
“Barang siapa ingin bahagia dengan ‫أن ﻳﺴﻠﻢ ﻓﻠﻴﻠﺰم اﻟﺼﻤﺖ‬
mendapatkan keselamatan maka
senantiasalah ia diam.”

Al-ustadz al-Qursyairi ‫وﻛﺎن اﻷﺳﺘﺎذ اﻟﻘﺸﲑى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬


berkata, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Orang- ‫ﻳﻘﻮل إﳕﺎ آﺛﺮ اﻟﻘﻮم اﻟﺴﻜﻮت ﳌﺎ‬
orang memilih diam karena mereka
benar-benar telah mengetahui kalau
51
berbicara itu merupakan salah satu
sumber mara bahaya. Selain itu, ‫ﻋﻠﻤﻮا أن اﻟﻜﻼم ﻣﻦ اﻵﻓﺎت ﰒ ﳌﺎ‬
berbicara juga mengandung unsur
keinginan memperoleh duniawi, ‫ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﻆ اﻟﻨﻔﺲ وإﻇﻬﺎر ﺻﻔﺎت‬
‫اﳌﺪح واﳌﻴﻞ إﱃ ﻣﻦ ﳝﻴﺰ ﻋﻦ أﺷﻜﺎﻟﻪ‬
memperlihatkan sifat-sifat terpuji,
membuat orang cenderung dan
condong kepada orang yang
berbicara karena pembicaraannya ‫ﲝﺴﻦ اﻟﻨﻄﻖ وﻏﲑ ﻫﺬا ﻣﻦ آﻓﺎت‬
yang bagus. Berbicara juga
mengandung mara bahaya-mara ‫اﻟﻜﻼم‬
bahaya lainnya.”

Syeh Abu Bakar bin Iyasy,


Semoga Allah merahmatinya, ‫وﻛﺎن اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﻋﻴﺎش رﲪﻪ‬
berkata, “Banyak bicara dapat
menghilangkan amal-amal kebaikan ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻛﺜﺮة اﻟﻜﻼم ﺗﻨﺸﻒ‬
sebagaimana tanah dapat menyerap
air yang berada di tempat jauh.” ‫اﳊﺴﻨﺎت ﻛﻤﺎ ﺗﻨﺸﻒ اﻷرض ﺑﻌﺪ‬
Al-Fudhail, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Barang
‫اﳌﺎء وﻛﺎن اﻟﻔﻀﻴﻞ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
siapa menghitung amalnya yang
berupa berbicara maka bicaranya
‫ﻳﻘﻮل ﻣﻦ ﻋﺪ ﻛﻼﻣﻪ ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻪ ﻗﻞ‬
akan sedikit. Para ulama tidak
mewariskan hikmah kecuali hikmah
‫ﻛﻼﻣﻪ وﻣﺎ ورﺛﻮا اﳊﻜﻤﺔ إﻻ‬
untuk senantiasa diam dan
bertafakkur. Wirai (menjaga diri)
‫ﺑﺎﻟﺼﻤﺖ واﻟﺘﻔﻜﺮ واﻟﻮرع ﰱ اﻟﻨﻄﻖ‬
dalam omongan lebih sulit daripada
wirai dalam makanan dan pakaian.” ‫أﺷﺪ ﻣﻨﻪ ﰱ اﻟﻠﻘﻤﺔ واﻟﺜﻴﺎب‬
Para ulama telah bersepakat ‫وﻗﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أن اﻷﻧﻮار اﻟﺮﺑﺎﻧﻴﺔ‬
bahwa cahaya-cahaya ketuhanan
berasal dari hati murid yang ketika ‫ﲣﺮج ﻣﻦ ﻗﻠﺐ اﳌﺮﻳﺪ إذا ﺗﻜﻠﻢ ﺑﻠﻐﻮ‬
ia berbicara omongan yang tidak
bermanfaat maka hatinya akan ‫وﻳﺼﲑ ﻗﻠﺒﻪ ﻣﻈﻠﻤﺎ وأﻧﻪ ﻣﱴ ا ﺪم‬
gelap. Dan ketika salah satu rukun
atau pondasi dalam thoriqot telah ‫رﻛﻦ ﻣﻦ أرﻛﺎن اﻟﻄﺮﻳﻖ ﺗﺒﻌﻪ اﻟﺒﺎﻗﻰ‬
roboh maka rukun-rukun yang
lainnya pun akan ikut roboh. ‫وذﻛﺮوا أن ﻣﻌﻈﻢ اﻷرﻛﺎن أرﺑﻌﺔ اﳉﻮع‬
Mereka menyebutkan bahwa rukun-
rukun pokok dalam thoriqot ada 4
52
(empat), yaitu lapar, begadang,
‘uzlah, dan diam. Sedangkan rukun- ‫واﻟﺴﻬﺮ واﻟﻌﺰﻟﺔ واﻟﺼﻤﺖ وﻣﺎ زاد‬
rukun yang lain hanya sebatas
mengikuti empat rukun ini. ‫ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ اﻟﺘﻮاﺑﻊ‬
Mereka menembangkan
syair:
‫وأﻧﺸﺪوا‬
Tempat kewalian terdiri dari 4
(empat) rukun. Para pemimpin di ** ‫ﺑﻴﺖ اﻟﻮﻻﻳﺔ ﻗﺴﻤﺖ أرﻛﺎﻧﻪ‬
tempat tersebut termasuk para wali
abdal. ‫ﺳﺎدﺗﻨﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻷﺑﺪال‬
Yaitu apa yang ada di sikap ** ‫ﻣﺎ ﺑﲔ ﺻﻤﺖ واﻋﺘﺰال داﺋﻤﺎ‬
senantiasa diam, uzlah, lapar, dan
begadang merupakan sesuatu yang ‫واﳉﻮع واﻟﺴﻬﺮ اﻟﻨﺰﻳﺔ اﻟﻐﺎﱃ‬
mahal harganya.
Oleh karena itu, ketahuilah ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
sikap diam! Wahai saudaraku!

12. Larangan Meninggalkan


Sholat Malam

(Jangan meninggalkan
sholat malam) karena sholat malam
‫وﻻ ﺗﱰك ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻧﻮر ﻟﻠﻤﺆﻣﻦ‬
adalah cahaya bagi orang mukmin di
Hari Kiamat nanti dimana cahaya
‫ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻳﺴﻌﻰ ﻣﻦ ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻪ وﻣﻦ‬
tersebut akan menyinarinya dari
arah depan dan belakang. ‫ﺧﻠﻔﻪ‬
Menurut perkataan ulama ‫وﰱ ﻛﻼﻣﻬﻢ ﻣﻦ ﻃﺎل وﻗﻮﻓﻪ ﺑﲔ‬
disebutkan, “Barang siapa berlama-
lama di hadapan Allah di waktu ‫ﻳﺪى اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ اﻟﻈﻼم ﺛﺒﺖ اﷲ‬
gelap (malam hari) maka Allah akan
menetapkan kedua telapak kakinya ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺪﻣﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺮاط ﻳﻮم ﺗﺰﻟﺰل‬
di sirot atau jembatan pada hari
dimana para (pemilik) telapak kaki ‫اﻷﻗﺪام‬
terpeleset.”

53
Imam Muslim meriwayatkan
dalam kitab Shohihnya, “Sholat ‫وﻗﺪ روى ﻣﺴﻠﻢ ﰱ ﺻﺤﻴﺤﻪ أﻓﻀﻞ‬
yang paling utama setelah sholat
fardhu (5 kali sehari semalam) ‫اﻟﺼﻼة ﺑﻌﺪ اﳌﻜﺘﻮﺑﺔ اﻟﺼﻼة ﰱ‬
‫ﺟﻮف اﻟﻠﻴﻞ‬
adalah sholat di malam hari.”

Al-Baihaqi dan an-Nasai


meriwayatkan, “Seluruh manusia ‫وروى اﻟﺒﻴﻌﻘﻰ واﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ﳛﺸﺮ اﻟﻨﺎس‬
akan dikumpulkan di satu tempat di
Hari Kiamat. Kemudian terdengar ‫ﰱ ﺻﻌﻴﺪ واﺣﺪ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﻴﻨﺎدى‬
seruan, ‘Dimanakah orang-orang
yang merenggangkan lambung- ‫ﻣﻨﺎد ﻓﻴﻘﻮل أﻳﻦ اﻟﺬن ﻛﺎﻧﻮا ﳎﺎﰱ‬
lambung mereka dari tempat-tempat
tidur. Mereka (yang diseru) berdiri ‫ﺟﻨﻮ ﻢ ﻋﻦ اﳌﻀﺎﺟﻊ ﻓﻴﻘﻮﻣﻮن وﻫﻮ‬
dan jumlah mereka adalah sedikit.
Kemudian mereka masuk surga ‫ﻗﻠﻴﻞ ﻓﻴﺪﺧﻠﻮن اﳉﻨﺔ ﺑﻐﲑ ﺣﺴﺎب ﰒ‬
tanpa hitungan amal. Sedangkan
manusia lain diperintahkan dihitung ‫ﻳﺆﻣﺮ ﺑﺴﺎﺋﺮ اﻟﻨﺎس إﱃ اﳊﺴﺎب‬
amal mereka.”

At-Turmudzi meriwayatkan,
‫وروى اﻟﱰﻣﺬى ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﻘﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ‬
“Senantiasalah mendirikan sholat
malam karena sholat malam adalah
‫ﻓﺈﻧﻪ دأب اﻟﺼﺎﳊﲔ ﻗﺒﻠﻜﻢ وﻗﺮﺑﺔ إﱃ‬
kebiasaan
sebelum
orang-orang
kalian dan
salih
ibadah
‫رﺑﻜﻢ وﻣﻜﻔﺮة اﻟﺴﻴﺌﺎت وﻣﻨﻬﺎة ﻋﻦ‬
pendekatan diri kepada Allah,
pelebur kesalahan-kesalahan dan
‫اﻹﰒ وﰱ رواﻳﺔ ﻟﻠﻄﱪاﱏ وﻣﻄﺮدة ﻟﻠﺪاء‬
pencegah dari dosa.” Dalam riwayat
at-Tabrani disebutkan, “(Sholat ‫ﻋﻦ اﳉﺴﺪ‬
malam) adalah penolak penyakit
tubuh.”

Ibnu Abu Dunia dan al- ‫وروى اﺑﻦ أﰉ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻟﺒﻴﻬﻘﻰ أﺷﺮف‬
Baihaqi meriwayatkan, “Orang-
orang paling mulia dari umatku ‫أﻣﱴ ﲪﻠﺔ اﻟﻘﺮآن وأﺻﺤﺎب اﻟﻠﻴﻞ‬
adalah para penghafal al-Quran dan
para pendiri sholat malam”. ‫وروى اﻟﻄﱪاﱏ ﰱ اﻟﻜﺒﲑ ﻣﻦ ﺑﺎت ﻟﻴﻠﺔ‬
At-Tabrani dalam al-Kabir ‫ﰱ ﺧﻔﺔ ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﺸﺮاب ﻳﺼﻠﻰ‬
meriwayatkan, “Barang siapa
semalaman dalam keadaan lapar dan
54
sholat maka ia dikelilingi oleh para
bidadari sampai masuk waktu pagi.” ‫ﺗﺪارﻛﺖ ﺣﻮﻟﻪ اﳊﻮر اﻟﻌﲔ ﺣﱴ‬
Sayyid Ahmad bin ar-Rifai, ‫ﻳﺼﺒﺢ‬
‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى أﲪﺪ ﺑﻦ اﻟﺮﻓﺎﻋﻰ رﲪﻪ‬
Semoga Allah merahmatinya,
berkata kepada para santrinya,
“Senantiasalah mendirikan sholat
malam di 1/3 akhir malam dan ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻷﺻﺤﺎﺑﻪ ﻋﻠﻴﻜﻢ‬
jangan meninggalkannya karena
tidak ada satu malam pun yang ‫ﺑﺎﻟﻘﻴﺎم ﰱ اﻟﺜﻠﺚ اﻵﺧﺮ ﻣﻦ اﻟﻠﻴﻞ وﻻ‬
termasuk dari malam-malam
tahunan kecuali pada malam ‫ﺗﻔﺮﻃﻮا ﰱ ذﻟﻚ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺎ ﻣﻦ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ‬
tersebut diturunkan rizki dari langit,
kemudian rizki tersebut dibagikan ‫ﻟﻴﺎﱃ اﻟﺴﻨﺔ إﻻ وﻳﻨﺰل ﻓﻴﻬﺎ رزق ﻣﻦ‬
kepada orang-orang yang bangun di
malam hari dan terhalang bagi ‫اﻟﺴﻤﺎء ﻓﻴﻔﺮق ﻋﻠﻰ اﳌﺴﺘﻴﻘﻈﲔ وﳛﺮم‬
orang-orang yang tidur.”
‫ﻣﻨﻪ اﻟﻨﺎﺋﻤﻮن‬
Allah telah memberikan
wahyu kepada Nabi Daud ‘alaihi as-
salam, “Hai Daud! Sungguh
‫وﻗﺪ أوﺣﻰ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﱃ اﻟﺴﻴﺪ داود‬
berbohong orang yang mengaku
mencintai-Ku karena ketika malam
‫ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻳﺎ داود ﻛﺬب‬
telah petang ia tidur melupakan-
Ku.”
‫ﻣﻦ ادﻋﻰ ﳏﺒﱴ ﻓﺈذا ﺟﻦ اﻟﻠﻴﻞ ﻧﺎم‬
Sayyid Ali al-Khowas
‫ﻋﲎ‬
seringkali mendorong para santrinya
untuk berniat sholat di malam hari ‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬
‫ﺗﻌﺎﱃ ﳛﺚ أﺻﺤﺎﺑﻪ ﻛﺜﲑا ﻋﻠﻰ ﻧﻴﺔ‬
dan ia berkata, “Sesungguhnya
(Muhammad) yang membawa
syariat telah menggantungkan
pahala atas niat, bukan atas amal. ‫ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ وﻳﻘﻮل إن اﻟﺸﺎرع ﻗﺪ رﺗﺐ‬
Oleh karena itu, barang siapa
menyengaja melakukan kebaikan ‫اﻟﺜﻮاب ﻋﻠﻰ اﻟﻨﻴﺎت ﻻ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﻤﻞ‬
dan ia ditakdirkan tidak bisa
mengamalkan kebaikan tersebut ‫ﻓﻤﻦ ﻋﺰم ﻋﻠﻰ ﺧﲑ وﻻ ﻳﻘﺴﻢ ﻟﻪ‬
maka Allah akan memberinya
pahala dari niatnya, karena ‫أﻋﻄﺎﻩ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أﺟﺮ ﻧﻴﺘﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻗﺎل‬
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama bersabda dalam hadis,
55
“Bagian (pahala) seseorang adalah
sesuai dengan apa yang ia niatkan,” ‫ﰱ اﳊﺪﻳﺚ إﳕﺎ ﻟﻜﻞ اﻣﺮئ ﻣﺎ ﻧﻮى‬
dan ia tidak bersabda dengan
kalimat seperti ini, “Bagian ‫وﱂ ﻳﻘﻞ ﻟﻜﻞ اﻣﺮئ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ‬
seseorang adalah sesuai dengan apa
yang ia lakukan (amalkan).”

Dengan demikian, dapat


diketahui dari penjelasan di atas
bahwa orang yang tidak biasa ‫ﻓﻌﻠﻢ أن ﻣﻦ واﻇﺐ ﻋﻠﻰ ﺗﺮك ﻗﻴﺎم‬
melakukan sholat malam maka ia
tidak mendapati bagian kedudukan ‫اﻟﻠﻴﻞ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﰱ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺼﺎﳊﲔ‬
di jalan orang-orang sholih.
‫ﻧﺼﻴﺐ‬
Wahai saudaraku! Orang
yang tidak diperbolehkan ikut serta ‫وﺗﺄﻣﻞ ﻳﺎ أﺧﻰ أن ﻣﻦ ﻳﻌﻜﺲ ﰱ‬
dalam arak-arakan bersama raja,
lantas bagaimana bisa ia melewati ‫ﺣﻀﻮرﻩ ﻣﻮﻛﺐ اﻟﺴﻠﻄﺎن ﻛﻴﻒ‬
patihnya? Berangan-anganlah
sebagai pengingat bagi orang-orang
yang memiliki akal yang sempurna.
‫ﻳﻘﻄﻌﻮن ﺟﺎﻣﻜﻴﺘﻪ ﺗﺒﺼﺮة وذﻛﺮى‬
Ketahuilah anjuran sholat
‫ﻷوﱃ اﻷﻟﺒﺎب ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
malam di atas! Wahai saudaraku!
Dan jangan kamu meninggalkannya.
‫وﻻ ﺗﱰك ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ‬
Sungguh telah diriwayatkan
‫ﻓﻘﺪ ورد أن اﻟﺴﻴﺪ ﺳﻠﻴﻤﺎن ﻋﻠﻴﻪ‬
bahwa ibu Nabi Sulaiman berkata,
“Wahai anak terkasihku! Jangan ‫اﻟﺴﻼم ﻗﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺑﲎ ﻻ ﺗﱰك ﻗﻴﺎم‬
‫اﻟﻠﻴﻞ ﻓﺈن ﺗﺮك ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ ﻳﺪع اﻟﺮﺟﻞ‬
kamu meninggalkan sholat malam
karena meninggalkannya dapat
menyebabkan seseorang menjadi
fakir di Hari Kiamat.” ‫ﻓﻘﲑا ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
a. Anjuran Tempat untuk Sholat
Malam
‫)وﻟﻴﻜﻦ( أى ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ )ﰱ ﺑﻴﺘﻚ( ﳌﺎ‬
(Lakukanlah sholat malam
di rumahmu!) karena adanya hadis, ‫ورد ﺻﻞ ﰱ زواﻳﺎ ﺑﻴﺘﻚ ﻳﻜﻦ ﻧﻮر‬
“Sholatlah di ruang pinggiran
(ruang) rumahmu maka (sholat
56
tersebut menjadikan) cahaya
rumahmu di langit adalah seperti ‫ﺑﻴﺘﻚ ﰱ اﻟﺴﻤﺎء ﻛﻨﻮر اﻟﻜﻮاﻛﺐ‬
cahaya bintang-bintang (yang
menyinari) para penduduk bumi.” ‫واﻟﻨﺠﻮم ﻷﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬
Di dalam kitab Shohih ‫وﰱ اﻟﺼﺤﻴﺤﲔ وأﻓﻀﻞ اﻟﺼﻼة‬
Bukhori dan Muslim diriwayatkan,
“Sholat yang paling utama adalah ‫ﺻﻼة اﳌﺮء ﰱ ﺑﻴﺘﻪ إﻻ اﳌﻜﺘﻮﺑﺔ‬
sholat seseorang (yang dilakukan) di
rumahnya kecuali sholat-sholat
fardhu.”

Sebagian ulama salaf


berkata, “Sesungguhnya keutamaan ‫وﻗﺎل ﺑﻌﺾ اﻟﺴﻠﻒ إن ﻓﻀﻞ ﺻﻼة‬
sholat sunah (yang dilakukan) di
rumah adalah seperti keutamaan ‫اﻟﻨﺎﻓﻠﺔ ﰱ اﻟﺒﻴﺖ ﻛﻔﻀﻞ اﻟﻔﺮﻳﻀﺔ ﰱ‬
sholat fardhu (yang dilakukan) di
masjid.” ‫اﳌﺴﺠﺪ‬
Diriwayatkan dari Abu al-
Jildi bahwa ia berkata, “Isa ‘alaihi
‫وﻋﻦ أﰉ اﳉﻠﺪ ﻗﺎل ﻟﻘﻲ ﻋﻴﺴﻰ ﻋﻠﻴﻪ‬
as-salam bertemu dengan Iblis.
Kemudian Isa berkata kepada Iblis,
‫اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم إﺑﻠﻴﺲ ﻓﻘﺎل ﻟﻪ ﻳﺎ‬
‘Aku bertanya kepadamu demi
Allah Dzat Yang Maha Hidup dan
‫إﺑﻠﻴﺲ أﺳﺄﻟﻚ ﺑﺎﳊﻲ اﻟﻘﻴﻮم ﻣﺎ اﻟﺬى‬
Maha Mengatur segalanya! Apa
yang bisa menghancurkan tubuhmu
‫ﻳﺴﻞ ﺟﺴﻤﻚ وﻳﻘﻄﻊ ﻇﻬﺮك؟ ﻓﻘﺎل‬
dan meremukkan punggungmu?’
Iblis menjawab, ‘Wahai Nabi Allah! ‫إﺑﻠﻴﺲ ﻳﺎ ﻧﱮ اﷲ ﻟﻮﻻ أﻧﻚ ﺳﺄﻟﲎ‬
‫ﺑﺎﳊﻰ اﻟﻘﻴﻮم ﻣﺎ أﺧﱪﺗﻚ أﻣﺎ اﻟﺬى‬
Andaikan kamu tadi tidak bertanya
kepadaku dengan kata-kata demi
Allah Dzat Yang Maha Hidup dan
Maha Mengatur segalanya! niscaya ‫ﻳﺴﻞ ﺟﺴﻤﻰ ﻓﺼﻬﻴﻞ اﳋﻴﻞ ﰱ ﺳﺒﻴﻞ‬
aku tidak akan memberitahumu.
Adapun hal yang dapat ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وأﻣﺎ اﻟﺬى ﻳﻘﻄﻊ ﻇﻬﺮى‬
menghancurkan tubuhku maka
adalah jeritan kuda dalam jihad di ‫ﻓﺼﻼة اﻟﺮﺟﻞ اﻟﻔﺮﻳﻀﺔ ﰱ ﻣﺴﺠﺪﻩ‬
jalan Allah. Sedangkan hal yang
dapat meremukkan punggungku ‫واﻟﻨﺎﻓﻠﺔ ﰱ ﺑﻴﺘﻪ‬
adalah sholat seseorang (yang
dilakukan) di masjid dan sholat
57
sunahnya (yang dilakukan) di
rumahnya.”

Ketahuilah larangan

‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


meninggalkan sholat di malam hari!
Wahai saudaraku!

b. Anjuran Waktu untuk Sholat


Malam

Jangan bergegas melakukan


sholat malam kecuali (setelah ‫وﻻ ﺗﺸﺮع ﰱ ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ إﻻ )ﺑﻌﺪ‬
terlewatnya separuh pertama) dari
malam hari karena arak-arakan ‫اﻧﻘﻀﺎء اﻟﻨﺼﻒ اﻷول( ﻣﻦ اﻟﻠﻴﻞ‬
hamba yang mendekatkan diri
kepada Allah hanya ada setelah ‫وذﻟﻚ ﻷن ﻧﺼﺐ اﳌﻮﻛﺐ اﻹﳍﻰ ﻻ‬
masuknya waktu separuh kedua dari
malam. Waktu tersebut adalah ‫ﻳﻜﻮن إﻻ ﺑﻌﺪ دﺧﻮل اﻟﻨﺼﻒ اﻟﺜﺎﱏ‬
waktu orang-orang besar yang
menghadap Allah. Sedangkan
adabnya adalah seorang hamba
‫ﻣﻦ اﻟﻠﻴﻞ وﻫﻮ أول وﻗﻮف ﻛﱪاء‬
tidaklah berdiri di hadapan Raja
kecuali setelah orang yang lebih
‫اﳊﻀﺮة اﻹﳍﻴﺔ وﻣﻦ اﻷدب أن ﻻ‬
besar derajatnya berdiri di hadapan-
Nya terlebih dahulu. Karena inilah,
‫ﻳﻘﻒ اﻟﻌﺒﺪ ﺑﲔ ﻳﺪى ﺳﻴﺪﻩ إﻻ ﺑﻌﺪ‬
tradisi yang terjadi di kalangan
penduduk dunia adalah orang yang
‫وﻗﻮف ﻣﻦ ﻫﻮ أﻛﺜﺮ ﻣﻨﻪ ﻋﺎدة وﻋﻠﻰ‬
derajatnya lebih rendah tidak akan
berdiri kecuali orang yang ‫ذﻟﻚ أﻫﻞ ﺣﻀﺮة ﻣﻠﻮك اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻼ‬
‫ﻳﻘﻒ اﻷدون إﻻ ﺑﻌﺪ وﻗﻮف اﻷﻛﱪ‬
derajatnya lebih tinggi daripadanya
berdiri terlebih dahulu.

Sayyid Ali al-Khowas ketika ‫وﻗﺪ ﻛﺎن ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ‬
mendatangi masjid Jamik untuk
melaksanakan sholat Subuh dan ia ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إذا ﺟﺎء إﱃ اﳉﺎﻣﻊ ﻟﺼﻼة‬
tidak melihat satu orang pun di sana
maka Ali al-Khowas berdiri di ‫اﻟﺼﺒﺢ وﱂ ﻳﺮ ﰱ اﳉﺎﻣﻊ أﺣﺪا ﻳﻘﻒ‬
depan pintu dengan tenang dan
merasa melas dan berkata, “Orang ‫ﻋﻠﻰ ﺑﺎﺑﻪ ﺧﺎﺿﻌﺎ ذﻟﻴﻼ ﻳﻘﻮل ﻣﺜﻠﻰ ﻻ‬
sepertiku tidak akan bisa menemui
Raja Allah kecuali hanya ikut-ikutan
58
dengan yang lain.”
‫ﻳﺪﺧﻞ إﱃ ﺣﻀﺮة ﺳﻴﺪﻩ اﳋﺎﺻﺔ إﻻ‬
c. (Peringatan) Mengapa Berat
untuk Sholat Malam? ‫ﺗﺒﻌﺎ ﻟﻐﲑﻩ‬
Bagi orang yang merasa ‫)ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﻳﻨﺒﻐﻰ ﳌﻦ ﺛﻘﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻴﺎم اﻟﻠﻴﻞ‬
berat melakukan sholat di malam
hari dan merasa malas ‫وﺗﺮادف ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻜﺴﻞ أن ﻳﻔﺘﺶ ﻧﻔﺴﻪ‬
melakukannya maka sebaiknya ia
meneliti dirinya sendiri. Barangkali ‫ﻓﺮﲟﺎ ﻳﻜﻮن ذﻟﻚ ﻣﻦ وﻗﻮع ﰱ‬
demikian itu disebabkan karena ia
telah jatuh ke dalam lubang ‫اﳌﻌﺎﺻﻰ اﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻛﺮﻳﺎء وﻛﱪ وﻋﺠﺐ‬
kemaksiatan batin, seperti riya,
sombong, ujub, dendam, dengki, ‫وﺣﻘﺪ وﺣﺴﺪ وﻣﻜﺮ وﺣﺐ ﳏﻤﺪة‬
tipu daya, suka pujian, suka dunia
dan lain-lain. Maka ia harus segera ‫ودﻧﻴﺎ وﻏﲑ ذﻟﻚ ﻓﻴﺒﺎدر إﱃ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ‬
bertaubat dari maksiat tersebut atau
segera melakukan amal-amal yang ‫ﻣﺜﻞ ذﻟﻚ إﻻ ﻓﻌﻞ اﻷﻣﻮر اﳌﻜﻔﺮة‬
dapat melebur dosa-dosa maksiat
tersebut karena ketika dosa dilebur
dari hamba maka tubuh hamba
‫ﻟﻠﺬﻧﻮب ﻓﺈن اﻟﺬﻧﻮب إذا ﻛﻔﺮت ﻋﻦ‬
tersebut berubah menjadi suci dan
tidak ada penghalang yang tersisa
‫اﻟﻌﺒﺪ ﻓﻘﺪ ﻃﻬﺮت ذاﺗﻪ وﻣﺎ ﺑﻘﻰ ﳍﺎ‬
dari dirinya yang
menghalanginya menghadap Allah
dapat
‫ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻦ اﻟﻮﻗﻮف ﺑﲔ ر ﺎ ﰱ ﺗﻠﻚ‬
bersama orang-orang besar yang
mulia, kecuali apabila memang
‫اﳌﻮاﻛﺐ اﻟﺸﺮﻳﻔﺔ إﻻ ﻋﺪم اﻟﻘﺴﻤﺔ‬
ditakdirkan terhalang.

‫وﻛﺎن ﺳﻴﺪى أﻓﻀﻞ اﻟﺪﻳﻦ رﲪﻪ اﷲ‬


Sayyid Afdhol ad-Din,
Semoga Allah merahmatinya dan
memberikan kita manfaat dengan
berkahnya, ketika ia menemukan ‫ﺗﻌﺎﱃ وﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﱪﻛﺘﻪ إذا وﺟﺪ ﰱ ﻧﻔﺴﻪ‬
penyakit hati di dalam hatinya maka
ia menjadi meninggalkan sholat ‫ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ اﻷﻣﺮاض اﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﺑﱰك ﻗﻴﺎم‬
malam dan berkata, “Aku malu
berdiri berada di antara orang-orang ‫اﻟﻠﻴﻞ وﻳﻘﻮل أﺳﺘﺤﲕ أن أﻗﻒ ﺑﺬاﺗﻰ‬
pilihan Allah dengan tubuhku yang
terkotori dengan kotoran ini.” ‫اﳌﺘﻠﻄﺨﺔ ﺑﺎﻟﻘﺬر ﺑﲔ أﺻﻔﻴﺎء اﷲ‬

59
Sebagian ulama ketika tidur
meninggalkan sholat malam di suatu ‫ﺗﻌﺎﱃ وﻛﺎن ﺑﻌﻀﻬﻢ إذا ﻧﺎم ﻋﻦ‬
malam maka ia berkata, “Sungguh
merupakan anugerah-Mu, Wahai ‫ﺣﻀﻮر اﳌﻮﻛﺐ اﻹﳍﻰ ﰱ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ‬
‫اﻟﻠﻴﺎﱃ ﻳﻘﻮل ﻟﻚ اﻟﻔﻀﻞ ﻳﺎ رب اﻟﺬى‬
Allah yang tidak membuatku berdiri
di antara ahli suci nan mensucikan
yang menghadap-Mu dengan
tubuhku yang terkotori oleh najis ‫ﱂ ﺗﻮﻗﻒ ﻫﺬﻩ اﻟﺬات اﻟﻨﺠﺴﺔ اﻟﻘﺬرة‬
yang kotor ini.”
‫ﺑﲔ أﻫﻞ ﺣﻀﺮﺗﻚ اﻟﻄﺎﻫﺮﻳﻦ اﳌﻄﻬﺮﻳﻦ‬
Aku berkata, “(Dua
perkataan Sayyid Afdhol ad-Din dan ‫ﻗﻠﺖ وﻫﺬا وإن ﻛﺎن ﻓﻴﻪ ﺧﲑ ﻛﺜﲑ‬
sebagian ulama) ini, meskipun
mengandung kebaikan yang sangat ‫ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻫﻀﻢ اﻟﻨﻔﺲ ﻓﻴﻨﺒﻐﻰ ﻟﻠﻌﺒﺪ‬
banyak dari sisi mengalahkan nafsu
maka hendaknya bagi hamba adalah ‫أن ﻳﻨﺪم وﳛﺰن ﻋﻠﻰ ﻓﻮات ﺣﻈﻪ ﻣﻦ‬
merasa kecewa dan susah karena
meninggalkan sholat malam untuk ‫اﻟﻮﻗﻮف ﺑﲔ ﻳﺪى رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ ﺗﻠﻚ‬
menghadap Allah di antara orang-
orang pilihan-Nya yang mulia pada
saat harta rampasan (anugerah)
‫اﳌﻮاﻛﺐ اﻟﺸﺮﻳﻔﺔ وﻗﺖ ﺗﻔﺮق اﻟﻐﻨﺎﺋﻢ‬
dibagikan.

Ketahuilah perkataanku ini!


Wahai saudaraku!
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
13. Larangan Meninggalkan
Sholat Jamaah

Jangan kamu meninggalkan

‫وﻻ ﺗﱰك أﻳﻀﺎ )ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ( ﻓﻘﺪ‬


sholat jamaah. Para ulama telah
berkata, “Tiadalah orang-orang
berkumpul (berjamaah) kecuali di
antara mereka terdapat seorang wali ‫ﻗﺎﻟﻮا ﻣﺎ اﺟﺘﻤﻊ ﲨﺎﻋﺔ إﻻ وﻓﻴﻬﻢ وﱄ‬
Allah yang diterima syafaatnya
oleh-Nya untuk teman-temannya ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﺸﻔﻌﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ رﻓﻘﺘﻪ‬
(dalam kumpulan tersebut).”

Disebutkan di dalam kitab


Shohih Muslim suatu hadis yang ‫وﺛﺒﺖ ﰱ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ أﰉ‬
diriwayatkan dari Abu Hurairah,
60
yaitu bahwa ada seorang laki-laki
buta mendatangi Rasulullah ‫ﻫﺮﻳﺮة أن رﺟﻼ أﻋﻤﻰ أﺗﻰ إﱃ اﻟﻨﱯ‬
shollallahu ‘alaihi wa sallama dan
bertanya, “Wahai Rasulullah! Aku ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل ﻳﺎ رﺳﻮل‬
‫اﷲ ﻟﻴﺲ ﱃ ﻗﺎﺋﺪ ﻳﻘﻮدﱏ إﱃ اﳌﺴﺠﺪ‬
tidak memiliki orang yang bisa
menuntunku sholat ke masjid.
Apakah aku mendapatkan diskon
atau kemudahan berupa sholat di ‫ﻓﻬﻞ ﱃ رﺧﺼﺔ أن أﺻﻠﻲ ﰱ ﺑﻴﱴ؟‬
rumah?” Kemudian Rasulullah
memberinya diskon. Sesaat laki-laki ‫ﻓﺮﺧﺺ ﻟﻪ ﻓﻠﻤﺎ وﱃ دﻋﺎﻩ ﻓﻘﺎل ﻫﻞ‬
buta tersebut pergi membalikkan
badan maka Rasulullah shollallahu ‫ﺗﺴﻤﻊ اﻟﻨﺪاء ﺑﺎﻟﺼﻼة ﻗﺎل ﻧﻌﻢ ﻗﺎل‬
‘alaihi wa sallama memanggilnya
dan bertanya, “Apakah kamu ‫ﻓﺄﺟﺐ‬
mendengar adzan panggilan sholat?”
Laki-laki buta menjawab, “Iya! Saya
mendengarnya.” Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama
melanjutkan, “(Kalau kamu
mendengar, maka jawablah
panggilannya! (dengan berangkat ke
masjid untuk sholat berjamaah).”

Sesungguhnya ulama salaf


menganggap ketinggalan tidak
‫وﻗﺪ ﻛﺎن اﻟﺴﻠﻒ ﻳﻌﺪون ﻓﻮات ﺻﻼة‬
sholat jamaah sebagai suatu
musibah. Suatu ketika ada kejadian
‫اﳉﻤﺎﻋﺔ ﻣﺼﻴﺒﺔ وﻗﺪ وﻗﻊ أن ﺑﻌﻀﻬﻢ‬
bahwa sebagian dari mereka keluar
rumah menuju kebun miliknya, ‫ﺧﺮج إﱃ ﺣﺎﺋﻂ ﻟﻪ ﻳﻌﲎ ﺣﺪﻳﻘﺔ ﳔﻞ‬
‫ﻗﺮﺟﻊ وﻗﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻨﺎس ﺑﺼﻼة اﻟﻌﺼﺮ‬
yaitu kebun kurma. Kemudian ia
pulang dan mengetahui kalau orang-
orang telah melaksanakan sholat
Ashar berjamaah. Karena tidak bisa ‫ﻓﻘﺎل إﻧﺎ ﷲ ﻓﺎﺗﺘﲎ ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
ikut sholat berjamaah, ia pun
berkata, “Sesungguhnya kita adalah ‫أﺷﻬﺪﻛﻢ ﻋﻠﻲ أن ﺣﺎﺋﻄﻰ ﻋﻠﻰ‬
milik Allah! Innalillah. Aku telah
ketinggalan tidak sholat jamaah. ‫اﳌﺴﺎﻛﲔ ﺻﺪﻗﺔ‬
Aku bersaksi di hadapan kalian
bahwa kebunku adalah shodaqoh
bagi orang-orang miskin.”

61
Abdullah bin Umar telah
ketinggalan tidak sholat Isyak ‫وﻓﺎﺗﺖ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ رﺿﻲ اﷲ‬
berjamaah. Akhirnya, pada malam
hari itu, ia terus melakukan sholat ‫ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺻﻼة اﻟﻌﺸﺎء ﰱ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
‫ﻓﺼﻠﻰ ﺗﻠﻚ اﻟﻠﻴﻠﺔ ﺣﱴ ﻃﻠﻊ اﻟﻔﺠﺮ‬
hingga fajar terbit karena menambal
sholat Isyak berjamaah yang ia
lewatkan.
‫ﺟﱪا ﳌﺎ ﻓﺎﺗﻪ ﻣﻦ ﺻﻼة اﻟﻌﺸﺎء ﰱ‬
Diriwayatkan dari Ubaidillah
bin Umar al-Qowariri rahimahullah ‫اﳉﻤﺎﻋﺔ وﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ‬
bahwa ia berkata, “Aku belum
pernah ketinggalan tidak sholat ‫اﻟﻘﻮارﻳﺮى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺎل ﱂ ﺗﻜﻦ‬
berjamaah. Kemudian (suatu waktu)
aku memiliki tamu. Tamu tersebut ‫ﺗﻔﻮﺗﲎ ﺻﻼة ﰱ اﳉﻤﺎﻋﺔ ﻓﻨﺰل ﰉ‬
membuatku ketinggalan hingga
tidak sholat Isyak berjamaah di ‫ﺿﻴﻒ ﻓﺸﻐﻠﺖ ﺑﺴﺒﺒﻪ ﻋﻦ ﺻﻼة‬
masjid. Kemudian aku keluar dari
rumah mencari masjid agar aku bisa ‫اﻟﻌﺸﺎء ﰱ اﳌﺴﺠﺪ ﻓﺨﺮﺟﺖ أﻃﻠﺐ‬
sholat berjamaah bersama orang-
orang disana. Tiba-tiba, ternyata
orang-orang telah melakukan sholat
‫اﳌﺴﺠﺪ ﻷﺻﻠﻲ ﻓﻴﻪ ﻣﻊ اﻟﻨﺎس ﻓﺈذا‬
berjamaah dan masjid-masjid pun
sudah dikunci. Aku pun kembali ke
‫اﳌﺴﺎﺟﺪ ﻛﻠﻬﺎ ﻗﺪ ﺻﻠﻰ أﻫﻠﻬﺎ‬
rumahku. Aku sangat sedih karena
ketinggalan hingga tidak sholat
‫وﻏﻠﻘﺖ ﻓﺮﺟﻌﺖ إﱃ ﺑﻴﱴ وأﻧﺎ ﺣﺰﻳﻦ‬
berjamaah. Kemudian aku berkata
kepada diriku sendiri, “Di dalam
‫ﻋﻠﻰ ﻓﻮات ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ ﻓﻘﻠﺖ ورد‬
hadis ada keterangan bahwa sholat
berjamaah adalah lebih utama ‫ﰱ اﳊﺪﻳﺚ إن ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ ﺗﺰﻳﺪ‬
‫ﻋﻠﻰ ﺻﻼة اﻟﻔﺬ ﺳﺒﻌﺎ وﻋﺸﺮﻳﻦ‬
daripada sholat sendiri berbanding
27 derajat.” Akhirnya, aku
melaksanakan sholat Isyak sebanyak
27 kali. Kemudian aku tidur dan aku ‫ﻓﺼﻠﻴﺖ اﻟﻌﺸﺎء ﺳﺒﻌﺎ وﻋﺸﺮﻳﻦ ﻣﺮة‬
bermimpi tengah naik kuda biasa.
Sedangkan di depanku ada orang- ‫ﰒ ﳕﺖ ﻓﺮأﻳﺘﲎ ﰱ اﳌﻨﺎم ﻋﻠﻰ ﻓﺮس ﻣﻊ‬
orang yang naik kuda bagus. Aku
mengacu atau mempercepat jalan ‫ﻗﻮم ﻋﻠﻰ ﺧﻴﻞ وﻫﻮ أﻣﺎﻣﻰ وأﻧﺎ أرﻛﺾ‬
kudaku di belakang mereka. Tetapi
aku tetap saja tidak bisa menyusul ‫ﻓﺮﺳﻰ ﺧﻠﻔﻬﻢ ﻓﻼ أﳊﻘﻬﻢ ﻓﺎﻟﺘﻔﺖ اﱄ‬
mereka. Kemudian salah satu dari
mereka menoleh ke arahku dan
62
berkata, “Kamu hanya membuat
kudamu merasa lelah dan kamu ‫واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ وﻗﺎل ﺗﺘﻌﺐ ﻓﺮﺳﻚ‬
tidak akan bisa menyusul kami.”
Kemudian aku bertanya, “Mengapa? ‫ﻓﻠﺴﺖ ﺗﻠﺤﻘﻨﺎ ﻓﻘﻠﺖ وﱂ ﻳﺎ أﺧﻰ؟‬
‫ﻗﺎل ﻷﻧﺎ ﺻﻠﻴﻨﺎ اﻟﻌﺸﺎء ﰱ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
Saudaraku!” Ia menjawab, “Karena
kami telah melakukan sholat Isyak
berjamaah sedangkan kamu
melakukannya sendirian.” ‫وأﻧﺖ ﺻﻠﻴﺖ وﺣﺪك ﻓﺎﺳﺘﻴﻘﻈﺖ وأﻧﺎ‬
Kemudian aku terbangun dari tidur
dan aku sangat bersedih dan susah. ‫ﻣﻬﻤﻮم ﺣﺰﻳﻦ‬
Sebagian ulama salaf ‫وﻗﺎل ﺑﻌﺾ اﻟﺴﻠﻒ ﻣﺎ ﻓﺎﺗﺖ أﺣﺪا‬
berkata, “Tidak ada sesuatu yang
menyebabkan seseorang tertinggal ‫ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ إﻻ ﺑﺬﻧﺐ أﺻﺎﺑﻪ وﻗﺪ‬
sholat berjamaah kecuali karena
dosa yang telah menimpanya.” Para ‫ﻛﺎﻧﻮا ﻳﻌﺰون أﻧﻔﺴﻬﻢ ﺳﺒﻌﺔ أﻳﺎم إذا‬
ulama salaf berduka cita atas diri
mereka sendiri selama 7 (tujuh) hari ‫ﻓﺎﺗﺘﻬﻢ ﺻﻼة اﳉﻤﺎﻋﺔ وﻗﻴﻞ رﻛﻌﺔ‬
ketika mereka ketinggalan hingga
tidak sholat jamaah. (Ada yang
mengatakan ketika mereka
‫وﻳﻌﺰون أﻧﻔﺴﻬﻢ ﺛﻼﺛﺔ أﻳﺎم إذا ﻓﺎﺗﺘﻬﻢ‬
ketinggalan satu rakaat dalam sholat
jamaah). Begitu juga mereka
‫اﻟﺘﻜﺒﲑة اﻷوﱃ ﻣﻊ اﻹﻣﺎم‬
berduka cita atas diri mereka sendiri
selama 3 (tiga) hari ketika mereka
ketinggalan tidak membaca
takbiratul bersama imam sholat
(masbuk).

‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


Dengan demikian, ketahuilah
betapa besarnya keutamaan sholat
jamaah! Wahai saudaraku!

14. Larangan Mendzalimi Orang


Lain

Hindarilah jatuh ke dalam (‫)وﺗﺒﺎﻋﺪ ﻋﻦ اﻟﻮﻗﻮع ﰱ ﻣﻈﺎﱂ اﻟﻌﺒﺎد‬


lubang menzalimi (berbuat
kesalahan kepada) hamba-hamba ‫ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻷﻧﻪ دﻳﻮان ﻻ ﻳﱰﻛﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
lain (sesama) secara mutlak, apapun
itu bentuk kezalimannya karena
63
menzalimi mereka akan menjadi
catatan-catatan amal buruk yang
tidak akan dilupakan Allah.

‫وأﻣﺎ ﻇﻠﻢ اﻟﻌﺒﺪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎرﺗﻜﺎب‬


Adapun menzalimi diri
sendiri dengan melakukan
kemaksiatan-kemaksiatan selain
syirik atau menyekutukan Allah, ‫اﳌﻌﺎﺻﻰ دون اﻟﺸﺮك ﺑﺎﷲ ﺗﻌﺎﱃ وإن‬
meskipun sebenarnya syirik juga
termasuk perbuatan menzalimi diri ‫ﻛﺎن ﻫﻮ ﻳﺮﺟﻊ إﱃ ﻇﻠﻢ اﻟﻨﻔﺲ أﻳﻀﺎ‬
sendiri, maka sesungguhnya
kezaliman terhadap diri sendiri akan ‫ﻓﺈﻧﻪ دﻳﻮان ﻻ ﻳﻌﺒﺄ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻪ ﻳﻐﻔﺮ‬
menjadi catatan-catatan amal buruk
yang akan dilupakan Allah dengan ‫ﺑﺎﻟﺘﻮﺑﺔ‬
diampuni karena bertaubat.

Sayyid Ali al-Khowash


berkata bahwa kezaliman-kezaliman ‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳋﻮاص رﲪﻪ اﷲ‬
terhadap sesama dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu (1) kezaliman yang
berkaitan dengan tubuh sesama. (2)
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻈﺎﱂ اﻟﻌﺒﺎد ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺛﺔ أﻗﺴﺎم‬
Kezaliman yang berkaitan dengan
harta sesama dan (3) Kezaliman
‫ﻗﺴﻢ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﻨﻔﻮس وﻗﺴﻢ ﻳﺘﻌﻠﻖ‬
yang berkaitan dengan harga diri
sesama.
‫ﺑﺎﻷﻣﻮال وﻗﺴﻢ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﻳﺎﻷﻋﺮاض‬
Adapun kezaliman yang
‫ﻓﺄﻣﺎ اﻟﻨﻔﻮس ﻓﻠﻬﺎ أﺣﻜﺎم ﻋﺪﻳﺪة ﰱ‬
berkaitan dengan tubuh sesama
maka sangat banyak hukum- ‫ﻣﺜﻞ ﻗﺘﻞ اﻟﻌﻤﺪ واﳋﻄﺄ ووﺟﻮب اﻟﻘﻮد‬
‫واﻟﺪﻳﺔ واﻟﻜﻔﺎرة وﻏﲑ ذﻟﻚ ﳑﺎ ﻫﻮ‬
hukumnya, seperti membunuh
dengan sengaja atau tidak sengaja,
ketetapan adanya hukum qishoh,
membayar diyat (tebusan), ‫ﻣﺬﻛﻮر ﰱ ﻛﺘﺐ اﻟﻔﻘﻪ‬
membayar kafarat dan lain-lain yang
telah disebutkan dalam kitab-kitab
Fiqih.

Adapun kezaliman-
kezaliman yang berkaitan dengan ‫وأﻣﺎ اﻷﻣﻮال ﻓﺈﻧﻪ ﻻﺑﺪ ﻣﻦ ردﻫﺎ إﱃ‬
harta sesama maka diwajibkan
mengembalikan harta tersebut
64
kepada orang yang dizalimi atau ahli
warisnya. ‫اﳌﻈﻠﻮم أو وارﺛﻪ‬
Apabila merasa kesulitan

‫وإن ﺗﻌﺬر ذﻟﻚ ﱂ ﻳﺒﻖ ﻏﲑ اﻟﺘﺼﺪق‬


mengembalikan harta tersebut
kepada orang yang dizalimi
(misalnya, karena sudah mati) atau
ahli warisnya (misalnya, karena ‫ﺎ ﻋﻦ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻦ‬
tidak diketahui) maka tiada lain
diberi solusi dengan mensedekahkan ‫ﻳﺮى ذﻟﻚ‬
harta tersebut dengan niatan bahwa
sedekah tersebut dikeluarkan atas
nama orang yang dizalimi. (Solusi
ini) adalah berdasarkan madzhab
orang yang berpendapat demikian.

Apabila tidak mampu


mengembalikan harta (karena fakir ‫ﻓﺈن ﻋﺠﺰ ﻋﻦ رد اﳌﻈﺎﱂ ﻓﻠﻴﺴﺘﻜﺜﺮ‬
atau yang lainnya) kepada orang
yang dizalimi, maka perbanyaklah
berbuat kebaikan-kebaikan yang
‫ﻣﻦ اﳊﺴﻨﺎت اﻟﱴ ﻳﻮﰱ ﻣﻨﻬﺎ اﻟﻐﺮﻣﺎء‬
dapat membayar lunas kepada orang
yang dizalimi kelak di timbangan
‫ﻋﻨﺪ اﳌﻴﺰان وإﻻ ﻓﻠﻴﺘﺄﻫﺐ ﻟﺘﺤﻤﻞ‬
amal akhirat. Jika tidak mau
melakukan kebaikan-kebaikan
‫أﺛﻘﺎل اﳌﻈﻠﻮم وأوزارﻩ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻛﻤﺎ‬
tersebut maka bersiap-siaplah
menanggung beban berat dan dosa-
‫ورد ﰱ اﻟﺼﺤﻴﺢ أن ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ‬
dosa orang yang dizalimi kelak di
Hari Kiamat, seperti keterangan ‫ﺣﺴﻨﺎت أﺧﺬ ﻣﻦ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ وأﻋﻄﻰ‬
‫ﻟﻠﻤﻈﻠﻮم وﻣﻦ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﺣﺴﻨﺎت‬
hadis yang shohih bahwa
sesungguhnya orang yang memiliki
amal-amal baik, (karena menzalimi
orang lain) maka amal-amal baik ‫ﻃﺮح ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺳﻴﺌﺎت اﳌﻈﻠﻮم وﻛﺘﺐ‬
tersebut diambil dan diberikan
kepada orang yang dizalimi. ‫ﻟﻪ ﻛﺘﺎب إﱃ اﻟﻨﺎر‬
Sedangkan orang yang tidak
memiliki amal-amal baik, (karena
menzalimi orang lain) maka amal-
amal buruk orang yang dizalimi
akan ditimpakan atasnya dan ia
dicatat masuk ke neraka.
65
Adapun kezaliman-
kezaliman yang berkaitan dengan ‫وأﻣﺎ اﻷﻋﺮاض ﻓﻘﺪ ذﻛﺮ ﺑﻌﺾ ﳏﻘﻘﻰ‬
harga diri atau kehormatan sesama,
maka sebagian imam ulama ‫اﻷﺋﻤﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺗﻔﺼﻴﻼ ﺣﺴﻨﺎ ﻟﻌﻠﻪ‬
‫أﺣﻮط اﻟﻮﺟﻮﻩ ﰱ ﻫﺬا اﻟﺒﺎب‬
menjelaskan rincian-rincian bagus
tentang cara mengatasinya.
Barangkali rincian-rincian tersebut
adalah cara yang paling berhati-hati
dalam bab ini. Rincian tersebut
adalah sebagai berikut:

Apabila jenis kezalimannya adalah ‫وﻫﻮ أن ﺗﻠﻚ اﳌﻈﻠﻤﺔ إن ﻛﺎﻧﺖ ﻏﻴﺒﺔ‬


seperti ghibah, atau fitnah (adu
domba) maka kezaliman jenis ini ‫أو ﳕﻴﻤﺔ ﻓﻼ ﳜﻠﻮ اﻷﻣﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ أﺣﺪ‬
mengandung salah satu dari 2 (dua)
kemungkinan, yaitu adakalanya ‫ﺣﺎﻟﲔ إﻣﺎ أن ﺗﻜﻮن ﻗﺪ ﺑﻠﻐﺖ اﳌﻈﻠﻮم‬
kezaliman tersebut sudah terdengar
oleh orang yang dizalimi atau belum ‫أو ﱂ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﻓﺈن ﺑﻠﻐﺖ ﺗﻌﲔ اﻟﺘﺤﻠﻞ‬
terdengar olehnya. Apabila
kezalimannya telah terdengar oleh
orang yang dizalimi maka wajib
‫ﻣﻨﻬﺎ وإن ﱂ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﻛﺎن ﺗﺒﻠﻴﻐﻬﺎ ﻟﻪ‬
meminta kehalalannya. Sedangkan
apabila kezalimannya belum
‫أذى ﺟﺪﻳﺪا ﻓﻴﻮرث ﻣﻦ اﳊﻘﺪ‬
terdengar olehnya, maka apabila
berterus terang maka akan dapat
‫واﻧﻘﻄﺎع اﳌﻮدة وﳓﻮ ذﻟﻚ ﻣﺎ ﻫﻮ‬
menyebabkan keburukan lain yang
dapat menimbulkan rasa dendam,
‫أﺻﻌﺐ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ اﳌﻈﻠﻤﺔ ﻓﺎﻟﻄﺮﻳﻖ ﰱ‬
terputusnya hubungan antara
keduanya dan lain-lainnya, yaitu ‫ذﻟﻚ ﻛﺜﺮة اﻹﺳﺘﻐﻔﺎر ﻟﻪ دون ﺗﺒﻠﻴﻐﻪ‬
‫وﻃﻠﺐ اﻟﺘﺤﻠﻞ ﻣﻨﻪ‬
keburukan yang lebih parah
daripada kezaliman awal. Jika
seperti ini, maka solusinya adalah
memperbanyak berdoa memintakan
ampunan untuk orang yang dizalimi,
jangan berterus terang dan jangan
meminta kehalalan darinya.
‫ﰒ ﻻ ﳜﻔﻰ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ أن ﻣﻦ‬
Tidak samar lagi bagimu,
wahai saudaraku! Bahwa termasuk ‫اﻟﺬﻧﻮب ﻣﺎ ﻳﺸﺒﻪ أﻣﺮﻩ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻛﻮﻧﻪ‬
kategori dosa adalah terdapat dosa
yang belum jelas jenisnya, apakah
66
dosa tersebut termasuk jenis
kezaliman terhadap diri sendiri atau ‫ﻣﻦ ﻣﻈﺎﱂ اﻟﻨﻔﺲ أو ﻣﻈﺎﱂ اﻟﻌﺒﺎد‬
termasuk jenis kezaliman terhadap
sesama, seperti zina, homosexual ‫ﻛﺎﻟﺰﻧﺎ واﻟﻠﻮاط ﻣﺜﻼ ﻓﺈن اﻷﻣﺮ ﰱ‬
‫ذﻟﻚ ﳛﺘﺎج إﱃ ﺗﻔﺼﻴﻞ ﻟﻴﻈﻬﺮ‬
dan lain-lain. Maka cara
menentukan dan agar dapat
mengatasinya adalah memerlukan
rincian yang dapat dijadikan sebagai ‫ﺑﻮاﺳﻄﺔ رﺟﺎﺋﻪ اﻟﺼﻮاب‬
sarana untuk menentukan kebenaran
jenis kezaliman tersebut. Rincian
tersebut adalah:

Apabila temanmu dalam


kemaksiatan adalah orang yang ‫وﻫﻮ أن ﻳﻘﺎل إن ﻛﺎن اﳌﻔﻌﻮل ﺑﻪ‬
mengawali, maka jelas kezaliman
ini termasuk kezaliman terhadap diri ‫ﻣﺒﺘﺪأ ﻛﺎﻧﺖ ﺗﻠﻚ اﳌﻈﻠﻤﺔ ﻣﻦ ﻣﻈﺎﱂ‬
sendiri. Maka cara mengatasinya
pun dengan bertaubat dan istighfar, ‫اﻟﻨﻔﺲ‬
seperti keterangan di atas.

Apabila pelaku (misalnya kamu)


adalah orang yang merayu temanmu
dan mengajaknya berulang kali
‫وإن ﻛﺎن اﻟﻔﺎﻋﻞ ﻗﺪ راودﻩ وﻋﺎودﻩ‬
melakukan kemaksiatan, maka
kezaliman ini termasuk kezaliman
‫وﻛﺎن ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻣﻈﺎﱂ اﻟﻌﺒﺎد اﻟﺼﻌﺒﺔ‬
ribet terhadap sesama. (Dikatakan
ribet) adalah karena pelaku (kamu)
‫ﻷﻧﻪ أذى ﺗﻠﻚ اﻟﺼﻮرة وﻗﻬﺮﻫﺎ وﺟﺮﻫﺎ‬
dalam contoh ini memaksa temanmu
dan mengajaknya melakukan ‫إﱃ اﳌﻌﺼﻴﺔ وﻣﻦ ﺳﻦ ﺳﻨﺔ ﺳﻴﺌﺔ ﻛﺎن‬
‫ﻋﻠﻴﻪ وزرﻫﺎ ووزر ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺎ إﱃ ﻳﻮم‬
kemaksiatan. Padahal ada
keterangan, “Barang siapa berbuat
keburukan maka ia akan menerima
dosa dirinya sendiri dan dosa orang ‫اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وأﻳﻀﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻫﺘﻚ ﻋﺮﺿﻬﺎ‬
yang mengikutinya sampai Hari
Kiamat.” Maka kamu telah merusak ‫وأذى أﻫﻠﻬﺎ وﲪﻠﻬﺎ اﻟﻌﺎر وﻏﲑ ذﻟﻚ‬
kehormatan atau harga diri
temanmu, menyakiti keluarganya,
membuat mereka merasa malu dan
lain-lain.

67
(PERINGATAN)

Kezaliman yang berkaitan


dengan kehormatan atau harga diri ‫)ﺗﻨﺒﻴﻪ( اﻷﻋﺮاض أﺷﺪ ﻣﻦ اﻷﻣﻮال‬
‫ﻗﺎل اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻟﻮ أن ﺷﺨﺼﺎ أﺧﺬ ﻣﺎل‬
adalah lebih berat dan rumit
daripada yang berkaitan dengan
harta. Para ulama mengatakan
bahwa andai si A mengambil harta ‫ﺷﺨﺺ ﰒ ﺗﻮرع ﻓﺠﺎء ﺑﻪ ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻪ‬
si B, kemudian si B meninggal
dunia, kemudian si A ‫إﱃ ورﺛﺘﻪ وإﱃ ﲨﻴﻊ أﻫﻞ اﻷرض‬
mengembalikan harta si B kepada
ahli warisnya dan kepada seluruh ‫ﻓﺠﻌﻠﻮﻩ ﰱ ﺣﻞ ﻣﺎ ﻛﺎن ﰱ ﺣﻞ‬
penduduk bumi, kemudian mereka
semua menghalalkan harta yang ‫ﻓﻌﺮض اﳌﺆﻣﻦ أﺷﺪ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻪ‬
diambil si A, maka harta tersebut
belumlah halal bagi si A. Oleh
karena itu harga diri orang mukmin
(dalam contoh diatas adalah si B)
adalah lebih berat dan sulit daripada
hartanya.

Mengkutip dari perkataan


Syeh Abu al-Mawahib asy-Syadzili,
‫وﻣﻦ ﻛﻼم اﻟﺸﻴﺦ أﰉ اﳌﻮاﻫﺐ‬
Semoga Allah merahmatinya, bahwa
termasuk hal yang mencegah
‫اﻟﺸﺎذﱃ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﳑﺎ ﻳﻮﻗﻒ‬
seorang murid (orang yang
manapaki jalan atau thoriqot menuju
‫اﳌﺮﻳﺪ ﻋﻦ اﻟﱰﻗﻰ وﻗﻮﻋﻪ ﰱ ﻏﻴﺒﺔ أﺣﺪ‬
Allah) dari naik ke tingkatan
thoriqotnya adalah murid tersebut ‫ﻣﻦ اﳌﺴﻠﻤﲔ ﻣﻦ اﺑﺘﻠﻰ ﺑﻮﻗﻮﻋﻪ ﰱ‬
‫ذﻟﻚ ﻓﻠﻴﻘﺮأ اﻟﻔﺎﲢﺔ وﺳﻮرة اﻹﺧﻼص‬
jatuh ke lubang sebagai pihak yang
dighibahi (Jawa: Dirasani) oleh
salah satu dari orang-orang muslim.
Barang siapa diberi cobaan berupa ‫واﳌﻌﻮذﺗﲔ وﳚﻌﻞ ﺛﻮا ﻦ ﰱ ﺻﺎﺋﻒ‬
masuk dalam ghibah orang lain
maka bacalah Surat al-Fatihah, Surat ‫ذﻟﻚ اﻟﺸﺨﺺ ﻓﺈﱏ رأﻳﺖ رﺳﻮل اﷲ‬
al-Ikhlas, Surat al-Falaq dan Surat
an-Naas, kemudian menjadikan ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﰱ اﳌﻨﺎم‬
pahala bacaannya tersebut untuk
orang yang ghibah kepadanya, ‫وأﺧﱪﱏ ﺑﺬﻟﻚ وﻗﺎل إن اﻟﻐﻴﺒﺔ‬
karena aku memimpikan Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama dan
68
beliau memberitahuku demikian itu.
Kemudian beliau berkata, ‫واﻟﺜﻮاب ﻳﻘﻔﺎن ﺑﲔ ﻳﺪى اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
“Sesungguhnya ghibah dan pahala
akan menghadap Allah. Aku ‫وأرﺟﻮ أن ﻳﺘﻮازﻧﺎ‬
berharap keduanya saling imbang.”

Ketahuilah beratnya
kezaliman yang berkaitan dengan ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
harga diri orang mukmin daripada
yang berkaitan dengan hartanya!
Wahai saudaraku!

15. Memperbanyak Istighfar

Perbanyaklah istighfar atau


meminta ampunan karena mengikuti ‫)وأﻛﺜﺮ ﻣﻦ اﻹﺳﺘﻐﻔﺎر( ﺗﺒﻌﺎ ﻟﻠﻘﺮآن‬
perintah al-Quran yang agung.
‫اﻟﻌﻈﻴﻢ‬
Di dalam hadis dari riwayat
Bukhori disebutkan, “Sesungguhnya
aku (Rasulullah shollallahu ‘alaihi
‫وﰱ اﳊﺪﻳﺚ ﻣﻦ رواﻳﺔ اﻟﺒﺨﺎرى إﱏ‬
wa sallama) beristighfar kepada
Allah dan bertaubat kepada-Nya
‫ﻷﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وأﺗﻮب إﻟﻴﻪ ﰱ‬
dalam satu harinya sebanyak 70
kali.”
‫اﻟﻴﻮم ﺳﺒﻌﲔ ﻣﺮة‬
Dari riwayat Muslim
‫وﳌﺴﻠﻢ وإﱏ ﻟﻴﻐﺎن ﻋﻠﻰ ﻗﻠﱮ وإﱏ‬
disebutkan, “Sesungguhnya aku
dibuat susah hatiku dan aku ‫ﻷﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮة‬
beristighfar kepada Allah sebanyak
100 kali.”

Dari riwayat Ibnu Hiban ‫وﻹﺑﻦ ﺣﺒﺎن إﻧﺎ ﻛﻨﺎ ﻟﻨﻌﺪ ﻟﺮﺳﻮل اﷲ‬
disebutkan, “Sesungguhnya kami
menganggap Rasulullah shollallahu ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﰱ ا ﻠﺲ‬
‘alahi wa sallama membaca
‫ْﺖ‬
َ ‫ﱠﻚ أَﻧ‬
َ ‫ُﺐ َﻋﻠَ ﱠﻲ إِﻧ‬ ‫ﱠﻚ ر ﱢ‬
ْ ‫َب ا ْﻏﻔ ِْﺮ ِ ْﱃ َوﺗ‬ َ ‫ُﺐ َﻋﻠَ ﱠﻲ إِﻧ‬
ْ ‫َب ا ْﻏﻔ ِْﺮ ِ ْﱃ َوﺗ‬
‫اﻟﻮاﺣﺪ ر ﱢ‬
‫ﱠﺣْﻴ ُﻢ‬
ِ‫ﱠاب اﻟﺮ‬
ُ ‫اﻟﺘﱠـﻮ‬ ‫ﱠﺣْﻴ ُﻢ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮة‬
ِ‫ﱠاب اﻟﺮ‬ ُ ‫ْﺖ اﻟﺘﱠـﻮ‬
َ ‫أَﻧ‬
Ya Tuhanku! Ampunilah aku dan
69
terimalah taubatku! Sesungguhnya
Engkau adalah Dzat Yang Maha
Menerima Taubat dan Dzat Yang
Maha Mengasihi

dalam satu majlis sebanya 100 kali.”

Dalam wasiat Sayyid Abu ‫وﰱ وﺻﻴﺔ ﺳﻴﺪى أﰉ اﳊﺴﻦ اﻟﺸﺎذﱃ‬


Hasan asy-Syadzili disebutkan,
“Senantiasalah kamu beristighfar ‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻠﻴﻚ ﺑﺎﻹﺳﺘﻐﻔﺎر وإن‬
meskipun tidak ada dosa (yang
membuatmu harus istighfar). ‫ﱂ ﻳﻜﻦ ﻫﻨﺎك ذﻧﺐ واﻋﺘﱪ ﺑﺎﺳﺘﻐﻔﺎر‬
Beristighfarlah dengan kalimat
istighfarnya Rasulullah shollallahu ‫اﳌﻌﺼﻮم اﻷﺑﺮ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‘alaihi wa sallama setelah
menerima kebahagiaan dan ‫ﺑﻌﺪ اﻟﺒﺸﺎرة واﻟﻴﻘﲔ ﲟﻐﻔﺮة ﻣﺎ ﺗﻘﺪم‬
keyakinan dengan meminta
ampunan dosa yang telah lalu dan ‫ﻣﻦ ذﻧﺒﻪ وﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ‬
dosa yang akan mendatang.”

Hendaknya beristighfar atau


‫وﻳﻨﺒﻐﻰ ﻛﺜﺮة اﻻﺳﺘﻐﻔﺎر ﻋﻨﺪ أول اﻟﻠﻴﻞ‬
meminta ampunan kepada Allah
pada saat awal malam dan akhirnya
‫وآﺧﺮﻩ وأول اﻟﻨﻬﺎر وآﺧﺮﻩ ﳊﺪﻳﺚ اﺑﻦ‬
dan pada saat awal siang dan
akhirnya karena adanya hadis dari
‫ﻣﺎﺟﻪ ﻣﺎ ﻣﻦ ﺣﺎﻓﻈﲔ ﻳﺮﻓﻌﺎن إﱃ اﷲ‬
Ibnu Majah, “Tiadalah dua malaikat
pencatat amal manusia pada satu
‫ﺗﻌﺎﱃ ﰱ ﻳﻮم ﺻﺤﻴﻔﺔ ﻓﲑى ﰱ أول‬
hari naik menghadap Allah dengan
membawa buku catatan amal, ‫اﻟﺼﺤﻴﻔﺔ وﰱ آﺧﺮﻫﺎ اﺳﺘﻐﻔﺎرا إﻻ ﻗﺎل‬
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺪ ﻏﻔﺮت ﻟﻌﺒﺪى ﻣﺎ ﺑﲔ‬
kemudian Dia melihat amalan
istighfar di awal dan akhir buku
catatan, kecuali Allah akan berkata,
‘Sungguh Aku telah mengampuni ‫ﻃﺮﰱ اﻟﺼﺤﻴﻔﺔ ﻓﻄﻮﰉ ﳌﻦ وﺟﺪ ﰱ‬
dosa-dosa hamba-Ku (yang tercatat)
di antara dua tepi buku (awal dan ‫ﺻﺤﻴﻔﺘﻪ اﺳﺘﻐﻔﺎرا ﻛﺜﲑا‬
akhir). Sungguh beruntung orang
yang mendapati buku catatan
amalnya mengandung banyak
istighfar.’”

70
Hendaknya beristighfar pada
saat sulit atau berhentinya rizki yang ‫وﻋﻨﺪ ﺗﻮﻗﻒ اﻟﺮزق ﳊﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬
dilimpahkan (Jawa: Seret) karena
adanya hadis dari Ibnu Hiban, ‫ﻣﻦ ﻟﺰم اﻻﺳﺘﻐﻔﺎر ﺟﻌﻞ اﷲ ﻟﻪ ﻣﻦ‬
‫ﻛﻞ ﺿﻴﻖ ﳐﺮﺟﺎ وﻣﻦ ﻛﻞ ﻫﻢ ﻓﺮﺟﺎ‬
“Barang siapa senantiasa
beristighfar maka Allah akan
memberinya solusi dari setiap
kesulitan dan memberinya ‫ورزﻗﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﳛﺘﺴﺐ‬
kebahagiaan dari setiap kesedihan
dan memberinya rizki dari jalan
rizki yang tidak disangka-
sangkanya.”

Hendaknya beristighfar pada ‫وﻋﻨﺪ وﻗﻮع اﻟﺬﻧﺐ ﳌﺎ روى اﳊﺎﻛﻢ‬


saat terjatuh dalam dosa karena
adanya hadis yang diriwayatkan ‫ﰱ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﻌﻤﻞ‬
oleh al-Hakim dalam kitab
Shohihnya, “Tidak ada orang ‫ذﻧﺒﺎ إﻻ وﻗﻒ اﳌﻠﻚ اﳌﻮﻛﻞ ﺑﺈﺣﺼﺎء‬
muslim berbuat dosa kecuali
malaikat yang dipasrahi mencatat
dosa berhenti menghitung dosa-
‫ذﻧﻮﺑﻪ ﺛﻼث ﺳﺎﻋﺎت ﻓﺈن اﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ‬
dosanya selama 3 (tiga) jam.
Apabila ia beristighfar kepada Allah
‫ﺗﻌﺎﱃ ﰱ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ اﻟﺴﺎﻋﺎت ﱂ‬
pada waktu dari tiga jam tersebut,
maka malaikat tidak akan
‫ﻳﻮﻗﻌﻪ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳﻌﺬﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻳﻮم‬
menjatuhkan dosa kepadanya dan ia
tidak akan disiksa karena dosanya
‫اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
tersebut di Hari Kiamat.”
‫وﻋﻨﺪ ﺧﺘﺎم ﲨﻴﻊ اﻷﻋﻤﺎل ﻓﻘﺪ أﲨﻊ‬
‫اﻟﻌﺎرﻓﻮن ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺤﺒﺎب ﺧﺘﺎم ﲨﻴﻊ‬
Hendaknya beristighfar pada
saat mengakhiri amal-amal baik.
(Misalnya beristighfar setelah
belajar, mengaji dan lain-lain). ‫اﻷﻋﻤﺎل ﺑﺎﻻﺳﺘﻐﻔﺎر وﰱ اﳊﺪﻳﺚ أﻧﻪ‬
Ulama ahli makrifat telah
bersepakat tentang kesunahan ‫ﻛﺎن ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮ‬
mengakhiri seluruh amal-amal baik
dengan istighfar. Di dalam hadis ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻘﺐ ﻛﻞ ﻣﻜﺘﻮﺑﺔ ﺛﻼث‬
disebutkan bahwa Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama ‫ﻣﺮات ﺗﺸﺮﻳﻌﺎ ﻷﻣﺘﻪ وﺗﻨﺒﻴﻬﺎ ﳍﻢ ﻋﻠﻰ‬
beristighfar kepada Allah seusai
sholat-sholat wajib sebanyak tiga
71
kali dengan tujuan mengajari syariat
anjuran kesunahan kepada umatnya ‫ﻧﻘﺺ ﻃﺎﻋﺘﻬﻢ‬
dan mengingatkan mereka tentang
kurangnya ketaatan mereka.

Dengan demikian dapat ‫ﻓﻌﻠﻢ أﻧﻪ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻠﻌﺒﺪ أن ﻳﻜﺜﺮ ﻣﻦ‬


diketahui bahwa hendaknya seorang
hamba senantiasa memperbanyak ‫اﻻﺳﺘﻐﻔﺎر ﻟﻴﻼ و ﺎرا ﺳﻮاء ﺗﺬﻛﺮ‬
istighfar pada malam hari dan siang
hari, baik ia ingat dosa-dosanya ‫ذﻧﻮﺑﺎ ﻣﻌﻴﻨﺔ أو ﱂ ﻳﺘﺬﻛﺮ وﺑﺬﻟﻚ ﻳﺄﻣﻦ‬
ataupun tidak. Dengan senantiasa
memperbanyak istighfar, ia akan ‫اﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﻧﺰول اﻟﺒﻼء ﻋﻠﻴﻪ ﻟﻘﻮﻟﻪ‬
aman dari turunnya balak atau
cobaan, karena Firman Allah ‫ﺗﻌﺎﱃ وﻣﺎ ﻛﺎن اﷲ ﻣﻌﺬ ﻢ وﻫﻢ‬
subhanahu wa ta’aala, “Tidaklah
Allah kok menyiksa mereka ‫ﻳﺴﺘﻐﻔﺮون‬
sedangkan mereka beristighfar.”

(Peringatan) Sangat
dianjurkan bagi seorang hamba
memperbanyak istighfar ketika
‫)ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﻳﺘﺄﻛﺪ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺒﺪ ﻛﺜﺮة‬
orang-orang meyakini kebaikan ada
dalam dirinya, padahal
‫اﻹﺳﺘﻐﻔﺎر ﻛﻠﻤﺎ اﻋﺘﻘﺪ اﻟﻨﺎس ﻓﻴﻪ‬
kenyataannya tidak seperti yang
mereka yakini. Selama hamba masih
‫اﳋﲑ وﻫﻮ ﰱ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻋﻠﻰ ﺧﻼف‬
memiliki rahasia yang apabila
terbuka maka akan terbongkar
‫ذﻟﻚ وﻣﺎ دام ﻟﻠﻌﺒﺪ ﺳﺮﻳﺮة ﻳﻔﺘﻀﺢ ﺎ‬
kejelekannya di dunia dan akhirat
maka yang pantas baginya adalah ‫ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻵﺧﺮة ﻓﺎﻟﻼﺋﻖ ﺑﻪ ﻛﺜﺮة‬
‫اﻹﺳﺘﻐﻔﺎر واﳋﻮف ﻟﺘﻠﺒﻴﺴﻪ ﻋﻠﻰ‬
memperbanyak istighfar dan takut,
karena ia telah menipu orang-orang.
Para ulama berkata bahwa sejelek-
jeleknya orang adalah orang yang ‫اﻟﻨﺎس وﻗﺪ ﻗﺎﻟﻮا أﺷﺮ اﻟﻨﺎس ﻣﻦ ﻳﻈﻦ‬
dianggap baik oleh orang lain
padahal kenyataannya adalah tidak ‫اﻟﻨﺎس ﻓﻴﻪ اﳋﲑ وﻫﻮ ﰱ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻋﻠﻰ‬
seperti yang ia anggap. Apabila ia
bertingkah atau bersikap dengan ‫ﺧﻼف ذﻟﻚ ﻓﺈذا ﲣﻠﻖ ﳑﺎ ﻇﻨﻪ اﻟﻨﺎس‬
kebaikan yang dianggapkan oleh
orang lain terhadap dirinya maka ‫ﻓﻴﻪ ﻛﺎن ﻟﻪ ﺣﻜﻢ آﺧﺮ ﻓﺈن ﻣﻦ ﺷﺮط‬
penilaian terhadap dirinya pun
menjadi lain, karena termasuk syarat
72
orang yang sempurna adalah melihat
kesempurnaan dan kekurangan yang ‫اﻟﻜﺎﻣﻞ أن ﻳﺸﻬﺪ ﻛﻤﺎﻟﻪ وﻧﻘﺼﻪ ﻣﻌﺎ‬
ada pada dirinya secara bersamaan
agar ia mampu memberikan hak ‫ﻟﻴﻌﻄﲔ ﻛﻼ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺣﻘﻪ ﻣﻦ اﻟﺸﻜﺮ‬
‫واﻹﺳﺘﻐﻔﺎر وﻣﺎ دام ﻧﺎﻗﺼﺎ ﻓﻬﻮ ﲢﺖ‬
berupa rasa syukur untuk
kesempurnaannya dan hak berupa
istighfar untuk kekurangannya.
Selama hamba masih sebagai orang ‫ﺣﻜﻢ ﻣﺎ ﺗﺸﻬﺪﻩ ﻣﻦ ﻧﻘﺺ أو ﻛﻤﺎل‬
yang kurang (bukan orang yang
sempurna) maka ia hanya akan ‫ﰱ ﺣﺎﻟﺘﲔ ﳐﺘﻠﻔﺘﲔ ﻷﻧﻪ ﺻﺎﺣﺐ‬
melihat salah satu dari
kesempurnaan atau kekurangan ‫ﻋﲔ واﺣﺪة ﲞﻼف اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻓﺈﻧﻪ‬
dalam dua keadaan yang berbeda
(tidak secara bersamaan) karena ‫ﺻﺎﺣﺐ ﻋﻴﻨﲔ أو ﻋﲔ ﻻ ﺗﺰاﺣﻢ ﻋﲔ‬
orang yang kurang hanya melihat
dengan satu mata. Berbeda dengan ‫ﺻﺎﺣﺒﺘﻬﺎ وﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﺘﻔﻘﺪ ﻧﻔﺴﻪ ﰱ‬
orang yang sempurna, maka ia bisa
melihat dengan kedua mata atau ‫ذﻟﻚ واﻟﻐﺎﻟﺐ ﰱ اﻟﻨﺎس ﳏﺒﺘﻬﻢ ﻟﻜﺜﺮة‬
hanya dengan satu mata tetapi tidak
menganggu mata yang satunya lagi.
Sangat sedikit orang yang mau
‫اﻋﺘﻘﺎد اﻟﻨﺎس ﻓﻴﻬﻢ ﻓﻮق ﻣﺎ ﻳﺴﺘﺤﻘﻮﻧﻪ‬
memperhatikan
dalam
dirinya
masalah
sendiri
melihat
‫وﻻ ﻳﻜﺎد أﺣﺪﻫﻢ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻣﻦ ذﻟﻚ‬
kesempurnaan dan kekurangan
dalam dirinya. Pada umumnya,
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
seseorang malah akan senang
dengan anggapan kebaikan dari
orang lain padahal kenyataannya
tidak seperti yang orang lain
tersebut anggapkan pada dirinya.
Hampir mereka tidak berkenan
membaca istighfar akan hal tersebut.
Ketahuilah itu! Wahai saudaraku!

16. Malu Secara Syar’i

Senantiasakanlah kamu
merasa malu syar’i karena malu
syar’i termasuk sebagian dari ‫)واﻟﺰم اﳊﻴﺎء( أى اﳊﻴﺎء اﻟﺸﺮﻋﻰ ﻓﺈﻧﻪ‬
keimanan.

73
Para ulama telah berkata,
“Ibadah memiliki 72 pintu. 71 pintu ‫ﻣﻦ اﻹﳝﺎن وﻗﺪ ﻗﺎﻟﻮا اﻟﻌﺒﺎدة اﺛﻨﺎن‬
tersebut terkandung dalam sifat
malu dan 1 (satu) sisanya ‫وﺳﺒﻌﻮن ﺑﺎﺑﺎ أﺣﺪ ﺳﺒﻌﻮن ﰱ اﳊﻴﺎء‬
‫ﻣﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وواﺣﺪ ﰱ ﲨﻴﻊ أﻧﻮاع‬
terkandung dalam seluruh jenis
kebaikan.”

Di dalam hadis disebutkan ‫اﻟﱪ‬


bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama bersabda, ‫وﰱ اﳊﺪﻳﺚ اﺳﺘﺤﻴﻮا ﻣﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
“Merasa malulah kalian semua
kepada Allah dengan sebenar- ‫ﺣﻖ اﳊﻴﺎء ﻗﺎﻟﻮا إﻧﺎ ﻧﺴﺘﺤﲕ ﻳﺎ رﺳﻮل‬
benarnya malu.” Para sahabat
berkata, “ Sesungguhnya kami telah ‫اﷲ واﳊﻤﺪ ﷲ ﻗﺎل ﻟﻴﺲ ذﻟﻚ وﻟﻜﻦ‬
merasa malu. Wahai Rasulullah!
Alhamdulillah.” Rasulullah ‫ﻣﻦ اﺳﺘﺤﻴﺎ ﻣﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻠﻴﺤﻔﻆ‬
shollallahu ‘alahi wa sallama
menjawab, “Maksudnya bukan malu ‫اﻟﺮأس وﻣﺎ وﻋﻰ واﻟﺒﻄﻦ وﻣﺎ ﺣﻮى‬
seperti yang kalian rasakan saat ini,
tetapi barang siapa malu kepada
Allah maka ia wajib menjaga kepala
‫وﻟﻴﺬﻛﺮ اﳌﻮت واﻟﺒﻠﻰ وﻣﻦ أراد اﻵﺧﺮة‬
dan isinya, perut dan isinya, dan
wajib mengingat kematian dan
‫ﺗﺮك زﻳﻨﺔ اﳊﻴﺎة ﻓﻤﻦ ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ ﻓﻘﺪ‬
keadaan membusuk (pada jasad).
Barang siapa menginginkan akhirat
‫اﺳﺘﺤﻰ ﻣﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﻖ اﳊﻴﺎء‬
maka ia akan meninggalkan
gemerlap dunia dan barang siapa
telah melakukan semua itu, maka
sungguh ia telah malu kepada Allah
dengan sebenar-benarnya malu.”

Fudhail, Rahimahullah,
berkata, “Ada 5 hal yang termasuk ‫وﻛﺎن اﻟﻔﻀﻴﻞ رﲪﻪ اﷲ ﻳﻘﻮل ﲬﺲ‬
tanda-tanda celaka, yaitu kerasnya
hati, kerasnya mata hati, sedikit ‫ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎت اﻟﺸﻘﺎء اﻟﻘﺴﻮة ﰱ‬
malu, cinta dunia, dan banyak
berangan-angan (duniawi).” ‫اﻟﻘﻠﺐ وﲨﻮد اﻟﻌﲔ وﻗﻠﺔ اﳊﻴﺎء‬
As-Sirri, Rahimahullah, ‫واﻟﺮﻏﺒﺔ ﰱ اﻟﺪﻧﻴﺎ وﻃﻮل اﻷﻣﻞ‬
berkata, “Sesungguhnya malu dan
ramah dapat mengetuk hati. Apabila
74
keduanya telah menemukan rasa
zuhud dan wirai di hati maka ‫وﻛﺎن اﻟﺴﺮى رﲪﻪ اﷲ ﻳﻘﻮل إن اﳊﻴﺎء‬
keduanya
dalamnya.
akan menetap
Jika
di
tidak ‫واﻷﻧﺲ ﻳﻄﺮﻗﺎن اﻟﻘﻠﺐ ﻓﺈن وﺟﺪا ﻓﻴﻪ‬
‫اﻟﺰﻫﺪ واﻟﻮرع ﺣﻄﺎ وإﻻ رﺣﻼ وﻋﻼﻣﺔ‬
menemukannya maka tidak akan
menetap di dalamnya. Tanda orang
yang malu adalah tidak jatuh dalam
lubang dosa.” ‫اﳌﺴﺘﺤﻰ ﻋﺪم وﻗﻮﻋﻪ ﰱ اﻟﺬﻧﺐ‬
Aku berkata, “Barangkali
yang dimaksud dengan tidak jatuh
dalam lubang dosa adalah tidak ‫ﻗﻠﺖ ﻟﻌﻞ اﳌﺮاد ﺑﻌﺪ اﻟﻮﻗﻮع ﻋﺪم‬
terus menerus melakukan dosa.”
‫اﻹﺻﺮار‬
Sayyid Ali al-Murshifi
pernah ditanya tentang maksud dari ‫وﻗﺪ ﺳﺌﻞ ﺳﻴﺪى ﻋﻠﻰ اﳌﺮﺻﻔﻰ رﲪﻪ‬
perkataan ulama “Seorang murid
tidak akan bisa menetap dalam ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻋﻦ ﻣﻌﲎ ﻗﻮﳍﻢ ﻻ ﻳﻜﻮن‬
tingkatan taubat hingga malaikat di
sebelah kiri tidak menulis dosa
apapun dari dirinya selama 20
‫اﳌﺮﻳﺪ ﻣﺴﺘﻘﻴﻤﺎ ﰱ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﺣﱴ ﻻ‬
tahun.” Apakah yang dimaksud
dengan perkataan tersebut adalah
‫ﻳﻜﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻠﻚ اﻟﺸﻤﺎل ذﻧﺒﺎ‬
tidak jatuh dalam maksiat sama
sekali atau apakah yang dimaksud
‫ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ ﻫﻞ اﳌﺮاد أﻧﻪ ﻻ ﻳﻘﻊ ﰱ‬
dengannya adalah tidak terus
menerus bermaksiat, tetapi ia segera
‫ﻣﻌﺼﻴﺔ أﺻﻼ أم اﳌﺮاد أﻧﻪ ﻻ ﻳﺼﺮ ﺑﻞ‬
bertaubat dan istighfar. Sayyid Ali
al-Murshifi menjawab, “Maksud ‫ﻳﺘﻮب وﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻮر ﻓﻘﺎل اﳌﺮاد‬
‫اﻟﺜﺎﱏ ﻷن اﳌﺮﻳﺪ اﻟﺼﺎدق إذا وﻗﻊ ﰱ‬
perkataan ulama tersebut adalah
yang kedua, karena sorang murid
yang benar ketika jatuh dalam
lubang dosa maka ia akan segera ‫اﻟﺬﻧﺐ ﺑﺎدر إﱃ اﻟﺘﻮﺑﺔ واﻹﺳﺘﻐﻔﺎر‬
bertaubat dan istighfar. Oleh karena
itu, ketika ia segera bertaubat maka ‫ﻓﺎﳕﺤﻰ ﻋﻨﺪ ذﻟﻚ اﻟﺬﻧﺐ ﻋﻠﻰ اﻷﺛﺮ‬
dosa tersebut akan hilang tidak
membekas sehingga malaikat tidak ‫ﻓﻼ ﳚﺪ اﳌﻠﻚ ﺷﻴﺄ ﻳﻜﺘﺒﻪ ﻷﻧﻪ ﳝﻜﺚ‬
menemukan dosa yang akan ia tulis,
karena malaikat akan diam selama ‫أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺳﺎﻋﺔ ﻟﻌﻞ اﻟﻌﺒﺪ ﻳﺘﻮب‬
beberapa saat guna menunggu
barangkali murid yang bermaksiat
75
tersebut akan bertaubat dan
istighfar. Ketika ia merasa kecewa ‫وﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻓﺈذا ﻧﺪم اﻟﻌﺒﺪ واﺳﺘﻐﻔﺮ ﺗﺮك‬
dan beristighfar maka malaikat tidak
akan menulis dosa maksiatnya ‫اﳌﻠﻚ ﻛﺘﺎﺑﺔ اﻟﺬﻧﺐ ﰒ ﻻ ﳜﻔﻰ أن‬
‫اﳌﻠﻜﲔ ﻻ ﻳﻜﺘﺒﺎن إﻻ اﳌﻌﺎﺻﻰ اﻟﻘﻮﻟﻴﺔ‬
tersebut. Lagipula telah diketahui
bahwa dua malaikat (pencatat amal)
tidak akan menulis maksiat kecuali
maksiat-maksiat ucapan dan ‫واﻟﻔﻌﻠﻴﺔ إذا ﺗﻠﻔﻆ ﺎ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ أو ﻗﺎل‬
perbuatan yang telah diucapkan
secara nyata oleh orang yang ‫ﻓﻌﻠﺖ ﻛﺬا وﻛﺬا ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻬﻤﺎ‬
bermaksiat atau ia berkata, ‘Aku
telah melakukan maksiat demikian, ‫ﻛﺮاﻣﺎ ﻛﺎﺗﺒﲔ ﻳﻌﻠﻤﻮن ﻣﺎ ﺗﻔﻌﻠﻮن‬
demikian’ karena Firman Allah,
‘Malaikat Kiroman Kaatibin (para ‫واﻟﻌﻠﻢ ﻏﲑ اﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
pencatat amal), mereka mengetahui
apa yang kalian lakukan.”
Mengetahui adalah bukan menulis.
Pahamilah!

17. Menetapi Adab

Wahai saudaraku!
(‫)و( اﻟﺰم أﻳﻀﺎ ﻳﺎ أﺧﻰ )اﻷدب‬
Senantiasalah menetapi adab (tata
krama) !

Para ulama telah berkata, ‫ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻟﻮا ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻠﺮﺟﻞ أن ﻳﻄﻠﺐ‬


“Hendaknya seseorang tidak
mencari ilmu dan hadis hingga ia ‫اﻟﻌﻠﻢ واﳊﺪﻳﺚ ﺣﱴ ﻳﻌﻤﻞ ﰱ اﻷدب‬
‫ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ وﻗﺎﻟﻮا ﻛﺎد اﻷدب أن‬
melakukan adab selama 20 tahun.”

Mereka juga berkata, “Adab


hampir menjadi 2/3 agama.” ‫ﻳﻜﻮن ﺛﻠﺜﻲ اﻟﺪﻳﻦ‬
Mereka juga berkata, ‫وﻗﺎﻟﻮا ﻣﻦ ﺗﺮﺧﺺ ﰱ اﻷدب رﺟﻊ ﻣﻦ‬
“Barang siapa (dari para murid)
meremehkan adab maka ia akan ‫ﺣﻴﺚ ﺟﺎء‬
kembali darimana ia berasal.”
‫وﻗﺎﻟﻮا ﻣﻦ ﻻ أدب ﻟﻪ ﻓﻼ ﺷﺮﻳﻌﺔ ﻟﻪ‬
Mereka juga berkata,
“Barang siapa tidak memiliki adab ‫وﻻ إﳝﺎن وﻻ ﺗﻮﺣﻴﺪ‬
maka ia tidak memiliki syariat,
76
keimanan dan tauhid.”

Mereka juga
“Hamba bisa sampai ke surga
berkata,
‫وﻗﺎﻟﻮا اﻟﻌﺒﺪ ﻳﺼﻞ ﺑﻌﺒﺎدﺗﻪ إﱃ اﳉﻨﺔ‬
‫وﻻ ﻳﺼﻞ إﱃ ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﻻ‬
dengan ibadahnya dan ia tidak akan
bisa sampai pada Hadrotillah
(melihat dirinya berada di hadapan
Allah) kecuali dengan adab. Barang ‫ﺑﺎﻷدب ﰱ اﻟﻌﺒﺎدة وﻣﻦ ﻻ ﻳﺮاع‬
siapa tidak menjaga adab dalam
ketaatannya kepada Allah maka ia ‫اﻷدب ﰱ ﻃﺎﻋﺘﻪ ﻓﻬﻮ ﳏﺠﻮب ﻋﻦ‬
akan terhalang dari-Nya.”
‫رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
Mereka berkata,
“Meninggalkan adab akan ‫وﻗﺎﻟﻮا ﺗﺮك اﻷدب ﻣﻮﺟﺐ ﻟﻠﻄﺮد ﻓﻤﻦ‬
menyebabkan ditolak. Barang siapa
tidak beradab di atas permadani ‫أﺳﺎء اﻷدب ﻋﻠﻰ اﻟﺒﺴﺎط رد إﱃ‬
maka ia akan dilarang menuju pintu.
Barang siapa tidak beradab di depan ‫اﻟﺒﺎب وﻣﻦ أﺳﺎء اﻷدب ﻋﻠﻰ اﻟﺒﺎب‬
pintu maka ia dilarang menuju jalan
menuju Allah.” ‫رد إﱃ ﺳﻴﺎﺳﺔ اﻟﺪواب‬
Allah
Mereka berkata “Para wali
tidaklah sampai pada
‫وﻗﺎﻟﻮا ﻣﺎ وﺻﻞ أوﻟﻴﺎء اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﱃ ﻣﺎ‬
tingkatan yang mereka capai dengan
banyaknya amal-amal baik, tetapi
‫وﺻﻠﻮا ﺑﻜﺜﺮة اﻷﻋﻤﺎل وإﳕﺎ وﺻﻠﻮا‬
mereka sampai pada tingkatan yang
mereka capai dengan adab dan
‫ﺑﺎﻷدب وﺣﺴﻦ اﳋﻠﻖ‬
baiknya budi pekerti.”

‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬


Ketahuilah keharusan
menetapi adab! Wahai saudaraku!

18. Perintah Selalu Berdzikir

Jangan lupa dzikir Allah! ‫)وﻻ ﺗﻐﻔﻞ ﻋﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ( ﻓﻘﺪ‬


Para ulama telah berkata, “Barang
siapa melupakan Allah maka ‫ﻗﺎﻟﻮا ﻣﻦ ﻧﺴﻲ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ ﺑﻪ‬
sungguh ia telah mengkufuri-Nya.”

77
siapa
Mereka berkata, “Barang
menganggap enteng ‫وﻗﺎﻟﻮا ﻛﻞ ﻣﻦ ﺗﺴﺎﻫﻞ ﺑﺎﻟﻐﻔﻠﺔ وﱂ‬
melupakan Allah dan ia tidak
menganggap melupakan Allah ‫ﺗﻜﻦ ﻋﻠﻴﻪ أﺷﺪ ﻣﻦ ﺿﺮب اﻟﺴﻴﻮف‬
‫ﻓﻬﻮ ﻛﺎذب ﻻ ﳚﻴﺊ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺊ ﰱ‬
merupakan hal yang lebih berat
daripada dipenggal kepalanya maka
ia adalah orang yang bohong,
maksudnya ia tidak akan mendapat ‫اﻟﻄﺮﻳﻖ‬
pengaruh baik dalam thoriqotnya.”
‫وﻗﺎﻟﻮا إذا ﺗﺮك اﻟﻌﺎرف اﻟﺬﻛﺮ ﻧﻔﺴﺎ أو‬
Mereka berkata, “Ketika
orang yang makrifat meninggalkan ‫ﻧﻔﺴﲔ ﻗﻴﺾ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻟﻪ ﺷﻴﻄﺎﻧﺎ‬
dzikir Allah selama satu nafas atau
dua nafas maka Allah akan ‫ﻓﻬﻮ ﻟﻪ ﻗﺮﻳﻦ وأﻣﺎ ﻏﲑ اﻟﻌﺎرف‬
mendatangkan setan kepadanya.
Kemudian setan akan menjadi ‫ﻓﻴﺴﺎﻣﺢ ﲟﺜﻞ ذﻟﻚ وﻻ ﻳﺆاﺧﺬ إﻻ ﰱ‬
teman baginya.” Adapun orang–
orang yang belum makrifat, maka ‫ﻣﺜﻞ درﺟﺔ أو درﺟﺘﲔ أو زﻣﻦ أو‬
apabila mereka meninggalkan dzikir
Allah selama satu nafas atau dua
nafas, maka masih dimaafkan.
‫زﻣﻨﲔ أو ﺳﺎﻋﺔ و ﺳﺎﻋﺘﲔ ﻋﻠﻰ‬
Mereka hanya akan diberi cobaan
ketika meninggalkan dzikir selama
‫ﺣﺴﺐ اﳌﺮاﺗﺐ‬
satu detik atau dua detik, satu menit
atau dua menit, satu jam atau dua
jam, sesuai dengan tingkatan-
tingkatan mereka dalam thoriqot.
Bukhori dan Muslim meriwayatkan
hadis, “Allah berfirman, ‘Aku akan ‫وﻗﺪ روى اﻟﺸﻴﺨﺎن ﻗﺎل اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أﻧﺎ‬
‫ﻋﻨﺪ ﻇﻦ ﻋﺒﺪى ﰉ وأﻧﺎ ﻣﻌﻪ إن‬
sesuai dengan sangkaan hamba-Ku
terhadap-Ku. Aku akan selalu
bersamanya ketika ia mengingat-Ku
(berdzikir). Apabila ia mengingat- ‫ذﻛﺮﱏ ﻓﺈن ذﻛﺮﱏ ﰱ ﻧﻔﺴﻪ ذﻛﺮﺗﻪ ﰱ‬
Ku saat ia sendiri maka Aku akan
mengingatnya sendiri. Apabila ia ‫ﻧﻔﺴﻰ وإن ذﻛﺮﱏ ﰱ ﻣﻼء ذﻛﺮﺗﻪ ﰱ‬
mengingat-Ku di perkumpulan
orang banyak maka Aku akan ‫ﻣﻼء ﺧﲑ ﻣﻦ ﻣﻼﺋﻪ‬
mengingatnya di perkumpulan yang
lebih baik daripada
perkumpulannya.’”

78
Ibnu Hiban meriwayatkan,
“Perbanyaklah berdzikir Allah ‫وروى اﺑﻦ ﺣﺒﺎن أﻛﺜﺮوا ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
hingga orang-orang menganggapmu
sebagai orang majnun atau gila.” ‫ﺣﱴ ﻳﻘﻮﻟﻮا ﳎﻨﻮن وروى ﻣﺴﻠﻢ‬
‫واﻟﻨﺴﺎئ واﻟﺒﺰار أﻻ أﻧﺒﺌﻜﻢ ﲞﲑ‬
Muslim, Nasai dan Bazar
meriwayatkan bahwa Rasulullah
berkata, “Ingatlah! Maukah aku
beritahu kalian amal yang paling ‫أﻋﻤﺎﻟﻜﻢ وأزﻛﺎﻫﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﻠﻴﻜﻜﻢ‬
baik, yang paling suci di sisi Allah,
yang paling tinggi derajatnya, yang ‫وأرﻓﻌﻬﺎ ﰱ درﺟﺎﺗﻜﻢ وﺧﲑ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ‬
lebih baik daripada kalian
meninfakan emas dan perak, yang ‫إﻧﻔﺎق اﻟﺬﻫﺐ واﻟﻮرق وﺧﲑ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ‬
lebih baik bagi kalian daripada
kalian bertemu musuh-musuh ‫أن ﺗﻠﻘﻮا ﻋﺪوﻛﻢ ﻓﺘﻀﺮﺑﻮا أﻋﻨﺎﻗﻜﻢ‬
kemudian kalian membunuh mereka
dan mereka membunuh kalian ‫وﻳﻀﺮﺑﻮا أﻋﻨﺎﻗﻜﻢ؟ ﻗﺎﻟﻮا ﺑﻠﻰ ﻗﺎل ذﻛﺮ‬
(syahid)? Para sahabat menjawab
‘Iya’. Rasulullah berkata, ‘Dzikir ‫اﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ‬
Allah.”’

Tabrani meriwayatkan hadis,


‫وروى اﻟﻄﱪاﱏ ﻟﻴﺲ ﻳﺘﺤﺴﺮ أﻫﻞ‬
“Tidaklah ahli surga merasa merana
kecuali karena waktu yang mereka
‫اﳉﻨﺔ إﻻ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﻋﺔ ﻣﺮت ﻢ وﱂ‬
lalui adalah di saat mereka tidak
dzikir Allah.” Ia juga meriwayatkan
‫ﻳﺬﻛﺮوا اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻬﺎ وروى أﻳﻀﺎ ﻣﻦ‬
hadis, “Barang siapa tidak dzikir
Allah maka ia telah bebas dari
‫ﱂ ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻘﺪ ﺑﺮئ ﻣﻦ‬
keimanan.” Ia juga meriwayatkan
hadis, “Perumpamaan orang yang ‫اﻹﳝﺎن وروى أﻳﻀﺎ ﻣﺜﻞ اﻟﺬى ﻳﺬﻛﺮ‬
‫رﺑﻪ واﻟﺬى ﻻ ﻳﺬﻛﺮ ﻣﺜﻞ اﳊﻲ واﳌﻴﺖ‬
dzikir Allah dan orang yang tidak
dzikir Allah adalah seperti orang
yang hidup dan yang mati.”
‫وروى أﻳﻀﺎ ﻳﻘﻮل اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﺎ اﺑﻦ‬
At-Tabrani meriwayatkan
hadis, “Allah berfirman; ‘Hai anak ‫آدم إﻧﻚ إذا ذﻛﺮﺗﲎ ﺷﻜﺮﺗﲎ وإذا‬
Adam! Sesungguhnya kamu ketika
dzikir kepada-Ku maka kamu telah ‫ﻧﺴﻴﺘﲎ ﻛﻔﺮﺗﲎ ﻗﺎﻟﻮا وﻫﺬا اﻟﻨﺴﻴﺎن‬
mensyukuri-Ku dan ketika kamu
melupakan-Ku maka kamu telah ‫ﻳﻄﻠﻖ ﻋﻠﻰ ﻧﺴﻴﺎن ﻏﻔﻠﺔ اﳉﻬﻞ ﺑﺎﷲ‬
mengkufuri-Ku.’” Para ulama
berkata baha lupa Allah yang
79
dianggap menyebabkan kufur adalah
lupa tidak mengenal Allah dan ‫ﺗﻌﺎﱃ واﻹﺷﺮاك ﺑﻪ وﻋﻠﻰ ﻧﺴﻴﺎن ﻏﻔﻠﺔ‬
menyekutukan-Nya dengan yang
lain atau lupa karena menyimpang ‫اﻹﻋﺮاض ﻋﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻃﺮﻳﻘﻪ‬
‫وﻛﻼﳘﺎ ﻣﺬﻣﻮم‬
dari Allah dan jalan-Nya. Kedua
jenis lupa ini adalah tercela.

Turmudzi meriwayatkan
hadis bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama bersabda, ‫وروى اﻟﱰﻣﺬى إذا ﻣﺮرﰎ ﺑﺮﻳﺎض اﳉﻨﺔ‬
“Ketika kalian melewati taman
surga maka bersenang-senanglah ‫ﻓﺎرﺗﻌﻮا ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ وﻣﺎ رﻳﺎض‬
kalian!” Kemudian para sahabat
bertanya, “Apa itu taman surga? ‫اﳉﻨﺔ؟ ﻗﺎل ﺣﻠﻖ اﻟﺬﻛﺮ‬
Wahai Rasulullah!” Rasulullah
menjawab “(Taman surga yaitu)
perkumpulan dzikir Allah.”

Ia juga meriwayatkan hadis


bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama bersabda,
‫وروى أﻳﻀﺎ ﻣﻦ ﺻﻠﻰ اﻟﺼﺒﺢ ﰱ‬
“Barang siapa sholat Subuh
berjamaah, kemudian ia duduk
‫ﲨﺎﻋﺔ ﰒ ﻗﻌﺪ ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﱴ‬
sambil berdzikir Allah hingga terbit
matahari, kemudian ia sholat dua
‫ﺗﻄﻠﻊ اﻟﺸﻤﺲ ﰒ ﺻﻠﻰ رﻛﻌﺘﲔ ﻛﺎﻧﺖ‬
rakaat, maka baginya adalah pahala
ibadah haji dan umrah yang
‫ﻟﻪ ﻛﺄﺟﺮ ﺣﺠﺔ وﻋﻤﺮة ﺗﺎﻣﺔ ﺗﺎﻣﺔ‬
sempurna.”

Al-Bazar meriwayatkan,
“Orang yang dzikir Allah pada saat ‫وروى اﻟﺒﺰار ذاﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﰱ‬
orang-orang melalaikan-Nya adalah
seperti orang yang sabar pada saat ‫اﻟﻐﺎﻓﻠﲔ ﲟﻨﺰﻟﺔ اﻟﺼﺎﺑﺮ ﰱ اﻟﻔﺎرﻳﻦ‬
orang-orang lari dari baris
peperangan.”

Al-Bazar juga meriwayatkan ‫وروى أﻳﻀﺎ ﻣﺎ ﻣﻦ ﻗﻮم ﺟﻠﺴﻮا ﳎﻠﺴﺎ‬


“Tidak ada suatu kaum berkumpul
dalam satu majlis, kemudian mereka ‫وﺗﻔﺮﻗﻮا ﻋﻨﻪ وﱂ ﻳﺬﻛﺮوا اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻪ‬
meninggalkan majlis tersebut tanpa
melakukan dzikir Allah terlebih
80
dahulu di sana kecuali seolah-olah
mereka meninggalkan bangkai ‫إﻻ ﻛﺄﳕﺎ ﺗﻔﺮﻗﻮا ﻋﻦ ﺟﻴﻔﺔ ﲪﺎر وﻛﺎن‬
himar. Di Hari Kiamat mereka akan
mengalami kesengsaraan.” ‫ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺣﺴﺮة ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
Ibnu Abi Syaibah ‫وروى اﺑﻦ أﰉ ﺷﻴﺒﺔ ﻣﺎ ﻣﻦ آدﻣﻰ إﻻ‬
meriwayatkan, “Tidaklah seorang
anak cucu Adam kecuali di hatinya ‫وﻟﻘﻠﺒﻪ ﺑﻴﺘﺎن ﰱ أﺣﺪﳘﺎ اﳌﻠﻚ وﰱ‬
terdapat dua rumah; salah satu
rumah dihuni oleh malaikat dan ‫اﻵﺧﺮ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻓﺈذا ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
yang satunya dihuni oleh setan.
Ketika ia dzikir Allah maka setan ‫ﺧﻨﺲ وإذا ﱂ ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﺿﻊ‬
akan menyingkir dan ketika ia tidak
dzikir Allah maka setan meletakkan ‫اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻣﻨﻘﺎرﻩ ﰱ ﻗﻠﺒﻪ ووﺳﻮس ﻟﻪ‬
senjatanya di hati anak Adam dan
membuatnya was-was.”

Ibnu Hiban meriwayatkan ‫وروى اﺑﻦ ﺣﺒﺎن ﺳﻴﻌﻠﻢ أﻫﻞ اﳉﻤﻊ‬


bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama bersabda,
“Golongan orang-orang mulia akan
‫ﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﻜﺮم ﻗﻴﻞ وﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﻜﺮم؟‬
dikenali.” Kemudian Rasulullah
ditanya, “Siapakah ahli mulia itu?”
‫ﻗﺎل أﻫﻞ ﳎﺎﻟﺴﺔ اﻟﺬﻛﺮ‬
Beliau menjawab, “Ahli majlis
dzikir.”

Abu Daud meriwayatkan


‫وروى أﺑﻮ داود ﻷن أﻗﻌﺪ ﻣﻊ ﻗﻮم‬
hadis, “Sungguh dudukku bersama
orang-orang seraya dzikir Allah dari ‫ﻳﺬﻛﺮون اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ ﺻﻼة اﻟﻐﺪاة‬
‫ﺣﱴ ﺗﻄﻠﻊ اﻟﺸﻤﺲ أﺣﺐ إﱄ ﻣﻦ أن‬
sholat Subuh sampai terbit matahari
adalah lebih aku sukai daripada aku
memerdekakan 4 (empat) budak dari
anak cucu Ismail.” ‫أﻋﺘﻖ أرﺑﻌﺔ ﻣﻦ وﻟﺪ إﲰﺎﻋﻴﻞ‬
Imam Ahmad meriwayatkan, ‫وروى اﻹﻣﺎم أﲪﺪ ﻏﻨﻴﻤﺔ ﳎﻠﺲ اﻟﺬﻛﺮ‬
“Harta rampasan majlis dzikir
adalah surga.” Syeh Izzuddin bin ‫اﳉﻨﺔ ﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ ﻋﺰ اﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ‬
Abdussalam berkata, “Hadis ini dan
hadis-hadis lainnya distatuskan ‫اﻟﺴﻼم رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﻫﺬا اﳊﺪﻳﺚ‬
sebagai hadis yang berisi perintah
dzikir Allah, karena setiap perkara
81
yang dipuji oleh Syari’ (Allah atau
Muhammad) atau orang yang ‫وأﻣﺜﺎﻟﻪ ﻳﻠﺤﻖ ﺑﺪرﺟﺔ اﻷﻣﺮ ﻷن ﻛﻞ‬
melakukan perkara tersebut dipuji
atau dijanjikan mendapat kebaikan ‫ﻓﻌﻞ ﻣﺪﺣﻪ اﻟﺸﺎرع أو ﻣﺪح ﻓﺎﻋﻠﻪ‬
‫ﻷﺟﻠﻪ أو وﻋﺪ ﻋﻠﻴﻪ ﲞﲑ ﻋﺎﺟﻞ أو‬
di dunia atau akhirat maka perkara
tersebut merupakan perkara yang
diperintahkan. Tetapi masih belum
jelas apakah perintah tersebut ‫آﺟﻞ ﻓﻬﻮ ﻣﺄﻣﻮر ﺑﻪ ﻟﻜﻨﻪ ﺗﺮدد ﺑﲔ‬
bersifat wajib atau sunah. Hadis-
hadis yang menjelaskan tentang ‫اﻹﳚﺎب واﻟﻨﺪم واﻷﺣﺎدﻳﺚ ﰱ ﻓﻀﻞ‬
keutamaan dzikir sangatlah banyak.
‫اﻟﺬﻛﺮ ﻛﺜﲑة‬
Ketahuilah itu! Wahai
saudaraku! ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ‬
19. Larangan Meninggalkan
Dzikir

Jangan meninggalkan dzikir


Allah (meskipun disertai dengan (‫وﻻ ﺗﱰك اﻟﺬﻛﺮ )وﻟﻮ ﻣﻊ ﻏﻔﻠﺔ‬
lalai).

Imam Sahal berkata,


‫ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻬﻞ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
“Berjalanlah menuju Allah dengan
keadaan pincang dan perihatin.
‫ﺳﲑوا إﱃ اﷲ ﻋﺮﺟﺎ وﻣﻜﺎﺳﲑا وﻻ‬
Jangan menunggu sehat (terlebih
dahulu untuk berjalan menuju
‫ﺗﻨﺘﻈﺮوا اﻟﺼﺤﺔ ﻓﺈن اﻧﺘﻈﺎر اﻟﺼﺤﺔ‬
Allah) karena menunggu sehat
adalah hal yang sia-sia.” ‫ﺑﻄﺎﻟﺔ‬
Penyusun kitab Hikam ‫وﻗﺎل ﺻﺎﺣﺐ اﳊﻜﻢ ﻻ ﺗﱰك اﻟﺬﻛﺮ‬
berkata, “Jangan meninggalkan
dzikir Allah hanya karena tidak ‫ﻟﻌﺪم ﺣﻀﻮرك ﻣﻊ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻪ ﻷن‬
ingat Allah. Kelalaianmu dari ingat
Allah tanpa disertai dzikir adalah ‫ﻏﻔﻠﺘﻚ ﻋﻦ وﺟﻮد ذﻛﺮك أﺷﺪ ﻣﻦ‬
lebih buruk daripada kelalaianmu
yang disertai dzikir Allah. ‫ﻏﻔﻠﺘﻚ ﻣﻊ وﺟﻮد ذﻛﺮك وﻋﺴﻰ أن‬
Barangkali Allah akan mengangkat
tingkatanmu dari dzikir yang diserta ‫ﻳﺮﻓﻌﻚ ﻣﻦ ذﻛﺮ ﻣﻊ وﺟﻮد ﻏﻔﻠﺔ إﱃ‬
kelalaian ke tingkatan dzikir yang
disertai dengan kesadaran hati, dari
82
dzikir yang disertai dengan
kesadaran hati ke tingkatan dzikir ‫ذﻛﺮ ﻣﻊ وﺟﻮد ﻳﻘﻈﺔ وﻣﻦ ذﻛﺮ ﻣﻊ‬
yang disertai dengan kehadiran hati,
dari dzikir yang disertai dengan ‫وﺟﻮد ﻳﻘﻈﺔ إﱃ ذﻛﺮ ﻣﻊ وﺟﻮد‬
‫ﺣﻀﻮر وﻣﻦ ذﻛﺮ ﻣﻊ وﺟﻮد ﺣﻀﻮر‬
kehadiran hati ke tingkatan dzikir
yang disertai dengan kehadiran hati
hanya kepada Allah yang
didzikirkan. Bagi Allah dalam ‫إﱃ ذﻛﺮ ﻣﻊ ﻏﻴﺒﺔ ﻋﻤﺎ ﺳﻮى اﳌﺬﻛﻮر‬
menghendaki kenaikan tingkatan
dzikir di atas bukanlah merupakan ‫وﻣﺎ ذﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﷲ ﺑﻌﺰﻳﺰ ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ‬
sesuatu yang sulit. Ketahuilah itu
wahai saudaraku! Dan jangan ‫ﻳﺎ أﺧﻰ وﻻ ﺗﱰك اﻟﺬﻛﺮ )ﻓﺈﻧﻪ ﻋﻤﺪة‬
meninggalkan dzikir! (karena
dzikir adalah dasar dalam (‫اﻟﻄﺮﻳﻖ وأﻛﱪ ﻣﻦ اﻟﺼﻼة‬
thoriqot dan lebih agung daripada
sholat).

Al-Ustadz Abu Ali ad- ‫ﻗﺎل اﻷﺳﺘﺎذ أﺑﻮ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻗﺎق رﲪﻪ‬
Daqoq, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Dzikir
adalah rukun atau pondasi kuat
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﻟﺬﻛﺮ رﻛﻦ ﻗﻮي ﰱ ﻃﺮﻳﻖ‬
dalam jalan atau thoriqot menuju
Allah. Bahkan dzikir adalah
‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻞ ﻫﻮ اﻟﻌﻤﺪة ﰱ ﻫﺬا‬
landasan dalam thoriqot. Seseorang
tidak akan bisa sampai kepada Allah
‫اﻟﻄﺮﻳﻖ وﻻ ﻳﺼﻞ أﺣﺪ إﱃ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
kecuali
berdzikir.”
dengan senantiasa
‫إﻻ ﺑﺪوام اﻟﺬﻛﺮ‬
Syeh Abu al-Mawahib asy- ‫وﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ اﳌﻮاﻫﺐ اﻟﺸﺎذﱃ‬
‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﳕﺎ ﻛﺎن ذﻛﺮ اﷲ أﻛﱪ‬
Syadzili, Semoga Allah
merahmatinya, berkata, “Adapun
dzikir adalah lebih agung daripada
sholat maka karena sholat, meskipun ‫ﻣﻦ اﻟﺼﻼة ﻷن اﻟﺼﻼة وإن ﻛﺎﻧﺖ‬
adalah agung, tidak diperbolehkan
untuk dilakukan dalam waktu-waktu ‫ﻋﻈﻴﻤﺔ ﻓﻘﺪ ﻻ ﲡﻮز ﰱ ﺑﻌﺾ‬
tertentu (seperti setelah sholat
Subuh, Ashat, waktu istiwak, dan ‫اﻷوﻗﺎت ﲞﻼف اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺴﺘﺪام‬
lain-lain), berbeda dengan dzikir,
karena dzikir dapat selalu dapat ‫ﰱ ﻋﻤﻮم اﳊﺎﻻت وﻗﺎل أﻳﺾ اﺧﺘﻠﻔﻮا‬
dilakukan di segala keadaan.”
Beliau juga berkata, “Para ulama
83
telah berselisih pendapat mengenai
manakah yang lebih utama antara ‫أﳝﺎ أﻓﻀﻞ اﻟﺬﻛﺮ ﺳﺮا أو ﺟﻬﺮ واﻟﺬى‬
dzikir dengan suara pelan (sirri) dan
dengan suara keras (jahr). Pendapat ‫أﻗﻮل ﺑﻪ أن اﻟﺬﻛﺮ ﺟﻬﺮا أﻓﻀﻞ ﳌﻦ‬
‫ﻏﻠﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻘﻮة ﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﺒﺪاﻳﺔ‬
yang aku nyatakan adalah bahwa
dzikir dengan suara keras adalah
lebih utama bagi orang yang
menempati maqom Quwwah dari ‫واﻟﺬﻛﺮ ﺳﺮا أﻓﻀﻞ ﳌﻦ ﻏﻠﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ‬
kalangan orang-orang yang masih
menduduki maqom permulaan ‫اﳉﻤﻌﻴﺔ ﻣﻦ أﻫﻞ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ وﻗﺎل أﻳﻀﺎ‬
(bidayah) dan dzikir dengan suara
pelan adalah lebih utama bagi orang ‫أﻓﻀﻞ ﺻﻴﻎ اﻟﺬﻛﺮ ﻟﻠﻤﺮﻳﺪ ﻗﻮل ﻻ إﻟﻪ‬
yang sudah menempati maqom
Jam’iah dari kalangan orang-orang ‫إﻻ اﷲ ﻣﺎ دام ﻟﻪ ﻫﻮى ﻓﺈذا ﻓﻨﻴﺖ‬
yang sudah mencapai maqom akhir
(nihayah).” Beliau juga berkata ‫أﻫﻮﻳﺘﻪ ذﻛﺮ اﳉﻼﻟﺔ أﻧﻔﻊ ﻟﻪ ﻷن ﻣﺎ ﰎ‬
“Bentuk kalimat dzikir yang paling
utama bagi seorang murid adalah ‫ﻫﻨﺎك ﻣﺎ ﻳﻐﲎ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
"‫ "ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ‬selama ia masih belum
sepenuhnya mengendalikan hawa
nafsu. Sedangkan apabila hawa
nafsunya sudah terkendali
sepenuhnya maka dzikir Jalalah,
yaitu kalimat "‫ "ﷲ‬adalah lebih
bermanfaat baginya, karena pada
saat keadaan seperti itu, kalimat
Jalalah akan mencukupinya secara
hakikat. Pahamilah!

(Ketahuilah! Sesungguhnya
dzikir adalah sesuatu yang telah (‫)و( اﻋﻠﻢ أن اﻟﺬﻛﺮ )ﻣﻨﺴﻮب اﻟﻮﻻﻳﺔ‬
‫أى ﻣﺮﺳﻮم ﻣﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻟﻠﻌﺒﺪ‬
dipastikan atau dibebankan oleh
Allah) bagi seorang hamba
sebagaimana para pemimpin di
dunia dipastikan dan dibebankan ‫ﻛﻤﺮاﺳﻴﻢ ﻣﻠﻮك اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﺎﻟﻮﻇﺎﺋﻒ وﷲ‬
dengan berbagai macam tugas atau
peran. Barang siapa diberi taufik ‫اﳌﺜﻞ اﻷﻋﻠﻰ ﻓﻤﻦ وﻓﻖ ﻟﺪوام ذﻛﺮ اﷲ‬
untuk dapat selalu berdzikir Allah
maka ia akan diberi cap sebagai wali ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻘﺪ أﻋﻄﻲ اﳌﺮﺳﻮم ﺑﺄﻧﻪ وﱄ اﷲ‬
Allah. Barang siapa tidak selalu
berdzikir Allah maka ia dicabut dari
84
cap kewaliannnya. Pahamilah!
‫ﺗﻌﺎﱃ وﻣﻦ ﺳﻠﺐ ذﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﻋﺰل ﻋﻦ‬
20. Dzikir adalah Cap Kewalian
‫اﻟﻮﻻﻳﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
‫)و( اﻋﻠﻢ أن اﻟﺬﻛﺮ )أﺳﺮع ﰱ اﻟﻔﺘﺢ‬
(Ketahuilah! Sesungguhnya
dzikir merupakan hal yang lebih
mempercepat dalam membuka
mata hati seorang hamba (‫ﻣﻦ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﻌﺒﺎدات‬
daripada ibadah-ibadah lain).
‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى اﳌﺮﺻﻔﻰ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Sayyid Ali al-Mursifi,
Semoga Allah merahmatinya, ‫وﻗﺪ ﻋﺠﺰ اﻷﺷﻴﺎخ ﻓﻠﻢ ﳚﺪوا ﻟﻠﻤﺮﻳﺪ‬
berkata, “Sesungguhnya para syeh
tidak mampu menemukan obat yang ‫دواء أﺳﺮع ﰱ ﺟﻼء ﻗﻠﺒﻪ ﻣﻦ ﻣﺪاوﻣﺔ‬
lebih cepat bagi seorang murid
dalam membuat hati menjadi terang ‫اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺤﻜﻢ اﻟﺬﻛﺮ ﰱ اﳉﻼء ﻟﻠﻘﻠﺐ‬
selain senantiasa berdzikir Allah.
Oleh karena itu, status dzikir dalam ‫ﻛﺤﻜﻢ اﳊﺼﻰ ﰱ اﻟﻨﺤﺎس وﺣﻜﻢ‬
membuat hati menjadi terang adalah
seperti status batu kerikil yang tidak
perlu waktu lama untuk berubah
‫ﻏﲑ اﻟﺬﻛﺮ ﰱ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﻌﺒﺎدات ﻛﺤﻜﻢ‬
menjadi tembaga. Sedangkan status
ibadah lain dalam membuat hati
‫اﻟﺼﺎﺑﻮن ﰱ اﻟﻨﺤﺎس وذﻟﻚ ﳛﺘﺎج إﱃ‬
menjadi terang adalah seperti status
sabun yang butuh waktu lama untuk
‫ﻃﻮل زﻣﻦ‬
menjadi tembaga.”

Al-Murshifi juga berkata,


“Orang yang suluk melalui jalan ‫وﻗﺎل أﻳﻀﺎ اﻟﺴﺎﻟﻚ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺬﻛﺮ‬
‫ﻛﺎﻟﻄﺎﺋﺮ ا ﺪ إﱃ ﺣﻀﺮات اﻟﻘﺮب‬
dzikir adalah seperti burung yang
cepat menemukan tempat berteduh.
Sedangkan orang yang suluk melalui
jalan selain dzikir adalah seperti ‫واﻟﺴﺎﻟﻚ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺬﻛﺮ ﻛﺎﻟﺰﻣﻦ‬
orang lumpuh yang hendak menuju
tempat tertentu, terkadang ia ‫اﻟﺬى ﻳﺰﺣﻒ ﺗﺎرة وﻳﺴﻜﻦ أﺧﺮى ﻣﻊ‬
berjalan ngesot, dan terkadang ia
diam berhenti, bahkan ia tidak akan ‫ﺑﻌﺪ اﳌﻘﺼﺪ ﻓﺮﲟﺎ ﻗﻄﻊ ﻣﺜﻞ ﻫﺬا ﻋﻤﺮﻩ‬
bisa sampai pada tempat yang ia
tuju.” ‫ﻛﻠﻪ وﱂ ﻳﺼﻞ إﱃ ﻣﻘﺼﺪﻩ‬

85
Para ulama telah bersepakat
bahwa terbukanya hati di malam ‫وأﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أن اﻟﻔﺘﺢ ﰱ اﻟﻠﻴﻞ أﻗﺮب‬
hari adalah lebih cepat daripada
terbukanya hati di siang hari.” ‫ﻣﻨﻪ ﰱ اﻟﻨﻬﺎر‬
Mereka juga berkata, “Setiap
orang yang tidak berdzikir Allah
dari terbenamnya matahari sampai ‫وﻗﺎﻟﻮا ﻛﻞ ﻣﻦ ﱂ ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ‬
pagi harinya di satu majlis selain
dzikir yang dilakukan di waktu ‫ﻏﺮوب اﻟﺸﻤﺲ إﱃ اﻟﺼﺒﺎح ﰱ ﳎﻠﺲ‬
sholat maka ia tidak akan
menemukan satu jalan pun dari ‫واﺣﺪ ﻣﺎ ﻋﺪا وﻗﺖ اﻟﺼﻼة ﻓﻼ ﳚﻴﺊ‬
jalan-jalan (toriqot) menuju Allah.”
‫ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺊ ﰱ اﻟﻄﺮﻳﻖ‬
Mereka juga berkata,
“Barang siapa belum bisa ‫وﻗﺎﻟﻮا ﻣﻦ ﱂ ﳛﺼﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻟﺬﻛﺮ‬
menghasilkan keadaan yang kukuh
dengan dzikir Allah dan hadir ‫ﺣﺎل ﻗﻮي وﺣﻀﻮر ﻣﻊ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
bersama-Nya maka ia tidak boleh
putus jalan (keluar dari jalan
dzikir).” Pahamilah!
‫ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻪ ﻗﻄﻊ ا ﻠﺲ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
21. Dzikir adalah Pengantar ke
Hadirat Allah

Ketahuilah! Sesungguhnya
seseorang tidak akan sampai ke
‫)و( اﻋﻠﻢ أﻧﻪ ) ﻻ ﻳﺼﻞ أﺣﺪ إﱃ‬
hadapan atau ke hadirat Allah
kecuali dengan dzikir. ‫اﳊﻀﺮة ( اﻹﳍﻴﺔ )إﻻ ﺑﻪ( أى ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ‬
Abu Madyan at-Talmasani,
Semoga Allah merahmatinya,
berkata, “Barang siapa senantiasa ‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى أﺑﻮ ﻣﺪﻳﻦ اﻟﺘﻠﻤﺴﺎﱏ رﲪﻪ‬
berdzikir maka hatinya menjadi
bening. Barang siapa hatinya bening ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ داﻣﺖ أذﻛﺎرﻩ ﺻﻔﺖ‬
maka ia memiliki posisi di hadapan
Allah.” Kejelasan dari pernyataan ‫أﺳﺮارﻩ وﻣﻦ ﺻﻔﺖ أﺳﺮارﻩ ﻛﺎن ﰱ‬
ini adalah bahwa sesungguhnya
Allah tidak akan mendekatkan ‫ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺮارﻩ وأﻳﻀﺎح ذﻟﻚ‬
siapapun dengan-Nya kecuali
mendekatkan orang yang benar-
86
benar malu kepada-Nya. Bagi
seseorang tidak sah memiliki ‫أن اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﻻ ﻳﻘﺮب إﱃ ﺣﻀﺮﺗﻪ‬
kesungguhan rasa malu kecuali
apabila ia telah menghasilkan ‫إﻻ ﻣﻦ اﺳﺘﺤﻴﺎ ﻣﻨﻪ ﺣﻖ اﳊﻴﺎء وﻻ‬
‫ﻳﺼﺢ ﻷﺣﺪ أن ﻳﺴﺘﺤﻲ ﻛﺬﻟﻚ إﻻ‬
mukasyafah atau terbukanya hati
tertuju pada Allah dan hilangnya
penghalang atau hijab di dalam
hatinya. Sedangkan ia tidak akan ‫إن ﺣﺼﻞ ﻟﻪ اﻟﻜﺸﻒ ورﻓﻊ اﳊﺠﺎب‬
mencapai mukasyafah dan tidak
akan berhasil menghilangkan ‫وﻻ ﻳﺼﺢ ﻟﻪ اﻟﻜﺸﻒ ورﻓﻊ اﳊﺠﺎب‬
penghalang atau hijab dari hatinya
kecuali dengan cara senantiasa ‫إﻻ ﳑﻼزﻣﺔ اﻟﺬﻛﺮ وﻫﺬﻩ ﻃﺮﻳﻖ ﻳﺼﻞ‬
melakukan dzikir Allah. Dzikir
adalah cara yang cepat dalam ‫ﺎ اﳌﺮﻳﺪ ﺑﺴﺮﻋﺔ‬
menjadikan seorang hamba sampai
di hadapan Allah.

Pengertian hadrotullah atau ‫واﳌﺮاد ﲝﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﻴﺚ أﻃﻠﻘﺖ‬


“Hadapan/hadirat Allah” ketika
diucapkan oleh para ulama ahli
tasawuf adalah kemampuan seorang
‫ﰱ ﻟﺴﺎن اﻟﻘﻮم ﺷﻬﻮد اﻟﻌﺒﺪ أﻧﻪ ﺑﲔ‬
hamba melihat dirinya berada di
hadapan Allah. Selama kemampuan
‫ﻳﺪي اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻤﺎ دام ﻫﺬا ﻣﺸﻬﺪﻩ‬
ini masih ada pada dirinya, maka ia
berada di hadapan atau hadirat
‫ﻓﻬﻮ ﰱ ﺣﻀﺮة اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺈذا ﺣﺠﺐ‬
Allah. Sedangkan ketika
dihalang-halangi dari kemampuan
ia
‫ﻋﻦ ﻫﺬا اﳌﺸﻬﺪ ﻓﻘﺪ ﺧﺮج ﻣﻨﻬﺎ‬
ini maka sungguh ia telah keluar
dari hadapan atau hadirat Allah. ‫ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
Pahamilah!

22. Dzikir adalah Kunci


Mukasyafah dan Ikhlas
Sejati

Ketahuilah! Sesungguhnya
hamba tidak akan mencapai ‫)و( اﻋﻠﻢ أﻧﻪ )ﻻ ﳛﺼﻞ( ﻷﺣﺪ‬
mukasyafah dan ikhlas yang
sempurna kecuali dengan dzikir ‫)اﻟﻜﺸﻒ واﻹﺧﻼص( اﻟﻜﺎﻣﻞ )إﻻ‬
Allah. Telah disebutkan sebelumnya
bahwa mukasyafah tidak akan
87
dicapai kecuali dengan dzikir Allah.
Mukasyafah dibagi menjadi dua, ‫ﺑﻪ( أى ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ وﻗﺪ ﺗﻘﺪم أن اﻟﻜﺸﻒ‬
yaitu; (1) Mukasyafah Hissi dan (2)
Mukasyafah Khiyali. ‫ﻻ ﳛﺼﻞ إﻻ ﺑﻪ واﻟﻜﺸﻒ ﻋﻠﻰ‬
Mukasyafah Khiyali ‫ﻧﻮﻋﲔ ﺣﺴﻰ وﺧﻴﺎﱃ‬
(membayangkan) adalah bahwa
seorang hamba melihat suatu benda ‫ﻓﺎﳋﻴﺎﱃ أن ﻳﻐﻤﺾ اﻟﻌﺒﺪ ﻋﻴﻨﻴﻪ ﻋﻨﺪ‬
atau perbuatan, kemudian ia
memejamkan kedua matanya, ‫رؤﻳﺔ ﺷﺨﺺ أو رؤﻳﺔ ﻓﻌﻞ ﻓﺈن ﺑﻘﻰ‬
kemudian apabila pandangan atau
penglihatan tersebut masih nampak ‫ﻟﻪ اﻟﻜﺸﻒ ﻓﻬﻮ ﺧﻴﺎﱃ وإن زال‬
(meski mata terpejam) maka disebut
dengan Mukasyafah Khiyali. ‫ﻓﻠﻴﻌﻠﻢ أن اﻹدراك ﻗﺪ ﺗﻌﻠﻖ ﲟﺎ ﻛﺎن‬
Sebaliknya, apabila pandangan
tersebut hilang, maka ketahuilah ‫ﳐﺼﻮﺻﺎ وﻣﻦ ﻛﺸﻒ ﻟﻪ ﻋﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻪ‬
sesungguhnya Idrok (melihat atau
mengetahui) berkaitan dengan ‫اﻟﻨﺎس ﰱ ﻗﻌﻮر ﺑﻴﻮ ﻢ ﻓﻬﻮ ﻛﺸﻒ‬
sesuatu tertentu. Sedangkan barang
siapa diberi kemampuan dapat
melihat apa yang tengah dilakukan
‫ﺷﻴﻄﺎﱏ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻨﻪ ﻓﻮرا‬
oleh orang-orang di dalam rumah
mereka maka kemampuan
penglihatan tersebut adalah
penglihatan bersifat setan. Oleh
karena itu ia harus segera bertaubat.

Kejelasan dari pernyataan


ulama, “Orang yang sempurna atau ‫وإﻳﻀﺎح ﻗﻮﳍﻢ اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻻ ﻛﺸﻒ ﻟﻪ‬
‫أى ﻷﻧﻪ ﻣﺸﻐﻮل ﺑﺄداء أواﻣﺮ رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
kaamil adalah orang yang tidak
memiliki mukasyafah sama sekali,”
adalah karena hamba disibukkan
dengan perintah-perintah Allah yang ‫اﻟﱴ ﻋﻠﻴﻪ ﰱ ﻛﻞ ﻧﻔﺲ ﻓﻼ ﺗﺪﻋﻪ‬
diwajibkan baginya di setiap
nafasnya. Kemudian perintah- ‫اﻷواﻣﺮ اﳌﺘﻮﺟﻬﺔ إﻟﻴﻪ ﻳﺘﻔﺮغ ﻟﻐﲑﻫﺎ‬
perintah yang dihadap-bebankan
kepadanya tidak akan
meninggalkannya (tidak
memungkinkan untuk memalingkan
hamba tersebut ke perintah lain).

88
Adapun ikhlas
sempurna tidak dapat dihasilkan
yang
‫وأﻣﺎ ﻛﻮن اﻹﺧﻼص اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻻ‬
kecuali dengan dzikir maka telah
dijelaskan oleh para ulama tasawuf ‫ﳛﺼﻞ إﻻ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﻓﻬﻮ ﻛﺬﻟﻚ وﻗﺪ‬
‫رووﻩ ﰱ رﺳﺎﺋﻠﻬﻢ ﻓﻘﺎﻟﻮا إن أول ﻣﺎ‬
dalam risalah-risalah mereka.
Mereka berkata bahwa pertama kali
hal yang jelas bagi seorang hamba
ketika ia sibuk dengan ‫ﻳﺘﺠﻠﻰ ﻟﻠﻌﺒﺪ إذا اﺷﺘﻐﻞ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ‬
kesenantiasaan dzikirnya adalah
memaksudkan perbuatan hanya ‫ﺗﻮﺣﻴﺪ اﻟﻔﻌﻞ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﺗﻮﺣﻴﺪ اﳌﻠﻚ‬
untuk Allah (tauhid al-f’li), dan
memaksudkan kepemilikan hanya ‫ﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﺗﻮﺣﻴﺪ اﻟﻮﺟﻮد ﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
kepada-Nya (tauhid al-milki) dan
memaksudkan wujud hanya kepada- ‫ﻓﺈذا ﲡﻠﻰ ﻟﻪ ﺗﻮﺣﻴﺪ اﻟﻔﻌﻞ ﺧﺮج‬
Nya pula (tauhid al-wujud). Ketika
hamba telah merasakan tauhid la- ‫ﻛﺸﻔﺎ وﻳﻘﻴﻨﺎ ﻋﻦ ﺷﻬﻮد ﻛﻮن اﻟﻔﻌﻞ‬
fi’li maka ia akan mendapati
mukasyafah dan keyakinan bahwa ‫ﻟﻪ وﺧﺮج ﺑﻪ أﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﻃﻠﺐ اﻟﺜﻮاب‬
adanya perbuatan bukan dari dirinya
dan juga ia akan mendapati
mukasyafah dan keyakinan terlepas
‫ﻋﻠﻴﻪ وﻋﻦ اﻟﻜﱪ واﻟﻌﺠﺐ واﻟﺮﻳﺎء‬
dari pencarian pahala
perbuatannya dan ia terlepas dari
atas ‫ودﺧﻞ ﰱ ﻗﻀﺎء اﻹﺧﻼص اﻟﻜﺎﻣﻞ‬
sifat sombong, ujub dan riyak dan ia
akan masuk ke tingkatan ikhlas yang
‫ﻓﺎﻓﻬﻢ وأﻛﺜﺮ ﻣﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
sempurna. Pahamilah! Perbanyaklah
dzikir Allah.

23. Dzikir adalah Sebab


Diturunkannya Rahmat

‫)ﻓﺈن ﺑﻪ ﺗﻨﺰل اﻟﺮﲪﺔ( ﳊﺪﻳﺚ اﻟﻄﱪاﱏ‬


Sesungguhnya dzikir Allah
dapat menurukan rahmat karena
ada hadis dari Tabrani, “Tidak ada
suatu kaum (kumpulan orang) ‫ﻻ ﻳﻘﻌﺪ ﻗﻮم ﻳﺬﻛﺮون اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إﻻ‬
duduk sambil berdzikir Allah
kecuali para malaikat meliputi ‫ﺣﻔﺘﻬﻢ اﳌﻼﺋﻜﺔ وﻏﺸﻴﺘﻬﻢ اﻟﺮﲪﺔ‬
mereka, rahmat menyelimuti mereka
dan Allah menyebut mereka sebagai ‫وذﻛﺮﻫﻢ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻤﻦ ﻋﻨﺪﻩ‬
orang-orang yang berada di sisi-
Nya.”
89
Para ulama berkata, “Awal
tempat dimana rahmat akan ‫وﻗﺎﻟﻮا أول ﻣﺎ ﺗﻨﺰل اﻟﺮﲪﺔ ﻋﻠﻰ ﳎﺎﻟﺲ‬
diturunkan adalah majlis-majlis
dzikir Allah.” Pahamilah! ‫اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
24. Keutamaan Dzikir

Ketahuilah! Dzikir Allah ‫)و( اﻋﻠﻢ أن ﺑﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ )ﻳﺰول‬


dapat menghilangkan kesusahan
yang dialami manusia di dunia ini ‫اﻟﻐﻢ( اﻟﻮاﻗﻊ ﻟﻠﻨﺎس ﰱ ﻫﺬﻩ اﻟﺪار ﻓﺈن‬
karena besar kecilnya perihatin dan
kesusahan di dunia terjadi sesuai ‫اﳍﻢ واﻟﻐﻢ ﻓﻴﻬﺎ إﳕﺎ ﻫﻮ ﺑﻘﺪر اﻟﻐﻔﻠﺔ‬
dengan tingkat besar kecilnya
tingkat besar kecilnya lalai dari ‫ﻋﻦ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻤﻦ أراد دوام اﻟﺴﺮور‬
Allah. Barang siapa ingin selalu
bahagia maka senantiasalah ‫ﻓﻠﻴﺪاوم ﻋﻠﻰ اﻟﺬﻛﺮ ﻓﻼ ﻳﻠﻮﻣﻦ اﻟﻌﺒﺪ‬
berdzikir Allah dan janganlah ia
mencela kecuali kepada dirinya ‫إﻻ ﻧﻔﺴﻪ إذا ﺗﺮادﻓﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﳍﻤﻮم‬
sendiri ketika rasa perihatin dan
kesusahan menimpanya karena
perihatin dan kesusahan tersebut
‫واﻟﻐﻤﻮم ﻓﺈن ذﻟﻚ إﳕﺎ ﻫﻮ ﺟﺰاء ﺑﻘﺪر‬
merupakan balasan baginya karena
lalai dari Allah Yang Maha Mulia
‫إﻋﺮاﺿﻪ ﻋﻦ ذاﺗﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
dan Luhur. Pahamilah!

Ketahuilah sesungguhnya
dzikir Allah dapat menghilangkan
‫واﻋﻠﻢ أن ﺑﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺗﺬﻫﺐ‬
keras hati. al-Hakim
Muhammad Turmudzi rahimahullah
atau
‫اﻟﻘﺴﻮة ﻋﻦ اﻟﻘﻠﺐ ﻗﺎل اﳊﻜﻴﻢ أو‬
‫ﳏﻤﺪ اﻟﱰﻣﺬى رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ذﻛﺮ‬
berkata, “Dzikir Allah dapat
membasahi hati dan
melunakkannya. Ketika hati lalai
dari dzikir Allah maka panas nafsu ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﺮﻃﺐ اﻟﻘﻠﺐ وﻳﻠﻴﻨﻪ ﻓﺈذا‬
dan api syahwat akan menimpanya
sehingga hati menjadi keras dan ‫ﺧﻼ ﻋﻦ اﻟﺬﻛﺮ أﺻﺎﺑﺘﻪ ﺣﺮارة اﻟﻨﻔﺲ‬
kering dan menyebabkan anggota-
anggota tubuh enggan melakukan ‫وﻧﺎر اﻟﺸﻬﻮة ﻓﻘﺴﺎ وﻳﺒﺲ واﻣﺘﻨﻌﺖ‬
ketaatan.” Pahamilah!
‫اﻷﻋﻀﺎء ﻋﻦ اﻟﻄﺎﻋﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬

90
Ketahuilah sesungguhnya
dengan senantiasa berdzikir Allah, ‫واﻋﻠﻢ أن ﲟﺪاوﻣﺔ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
penyakit-penyakit hati dapat
dipadamkan, seperti sombong, ujub, ‫ﲣﻤﺪ اﻷﻣﺮاض اﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻣﻦ ﻛﱪ‬
‫وﻋﺠﺐ ورﻳﺎء وﺣﺴﺪ وﺳﻮء ﻇﻦ‬
riya, iri hati, prasangka buruk,
dendam, dengki, menipu atau
memperdaya, suka pujian, dan lain-
lain.” Pahamilah! ‫وﺣﻘﺪ وﻏﻞ وﻣﻜﺮ وﺣﺐ ﳏﻤﺪة وﻏﲑ‬
Ketahuilah sesungguhnya ‫ذﻟﻚ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
dengan senantiasa berdzikir Allah,
khowatir syaitoniah (ajakan-ajakan ‫واﻋﻠﻢ أن ﲟﺪاوﻣﺔ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
setan) dapat ditahan. Perbedaan
antara khowatir syaitoniah dan ‫ﺗﻨﻘﻄﻊ اﳋﻮاﻃﺮ اﻟﺸﻴﻄﺎﻧﻴﺔ واﻟﻔﺮق‬
khowatir nafsaniah adalah bahwa
ajakan setan sebagian besar ‫ﺑﻴﻨﻬﺎ وﺑﲔ اﳋﻮاﻃﺮ اﻟﻨﻔﺴﺎﻧﻴﺔ أن‬
mengarahkan pada maksiat-maksiat
sedangkan ajakan nafsu sebagian ‫ﺧﺎﻃﺮ اﻟﺸﻴﻄﺎن أﻛﺜﺮﻩ ﻳﺪﻋﻮ إﱃ‬
besar mengarahkan pada mengikuti
syahwat atau kesenangan. Para
ulama juga membedakan antara
‫اﳌﻌﺎﺻﻰ وﺧﺎﻃﺮ اﻟﻨﻔﺲ أﻛﺜﺮﻩ ﻳﺪﻋﻮ‬
khowatir syaitoniah dan khowatir
nafsaniah dengan pengertian bahwa
‫إﱃ اﺗﺒﺎع اﻟﺸﻬﻮة وﻓﺮﻗﻮا ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ أﻳﻀﺎ‬
ketika nafsu menuntutmu sesuatu
maka ia akan selalu menuntut dan
‫ﺑﺄن اﻟﻨﻔﺲ إذا ﻃﺎﻟﺒﺘﻚ ﺑﺸﻴﺊ أﳊﺖ‬
tidak akan kembali meskipun
setelah waktu yang lama sampai
‫ﻓﻼ ﺗﺰال وﻻ ﺗﺮﺟﻊ وﻟﻮ ﺑﻌﺪ ﺣﲔ ﺣﱴ‬
nafsu benar-benar
keinginannya, kecuali
terpenuhi
apabila ‫ﺗﺼﻞ إﱃ ﻣﺮادﻫﺎ إﻻ أن ﻳﺪوم ﺻﺪق‬
‫ا ﺎﻫﺪة وأﻣﺎ اﻟﺸﻴﻄﺎن إذا دﻋﺎك إﱃ‬
keseriusan mujahadah terus
bertahan. Sedangkan ketika setan
mengajakmu kepada penyimpangan,
kemudian kamu memberontak atau ‫زﻟﺔ ﻓﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻓﺈﻧﻪ ذﻟﻚ وﻳﻮﺳﻮس ﺑﺰﻟﺔ‬
tidak mau mengikuti ajakannya,
maka kamu bisa memberontaknya, ‫أﺧﺮى ﻷن ﲨﻴﻊ اﳌﺨﺎﻟﻔﺎت ﻋﻨﺪﻩ‬
tetapi setan akan membuatmu was-
was dengan penyimpangan yang ‫ﺳﻮاء وﻣﻌﲎ اﳋﺎﻃﺮ ﺧﻄﺎب ﻳﺮد ﻋﻠﻰ‬
lain karena bagi setan, semua
penyimpangan adalah sama. ‫اﻟﻀﻤﺎﺋﺮ‬
Pengertian khotir (ajakan) adalah
bisikan yang sampai pada hati.
91
Ketahuilah sesungguhnya
dengan dzikir Allah, mara bahaya ‫واﻋﻠﻢ أن ﺑﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺗﺪﻓﻊ‬
dapat ditolak. Imam Dzu an-Nun al-
Misri rahimahullah berkata, ‫اﻵﻓﺎت ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ذو اﻟﻨﻮن اﳌﺼﺮى‬
‫رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
“Barang siapa berdzikir Allah maka
Allah menjaganya dari segala mara
bahaya.” Para ulama berkata,
“Dzikir Allah adalah pedang bagi ‫ﺣﻔﻈﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻴﺊ وﻗﺎﻟﻮا اﻟﺬﻛﺮ‬
para murid untuk memerangi semua
musuh-musuh mereka, baik jin atau ‫ﺳﻴﻒ اﳌﺮﻳﺪﻳﻦ ﺑﻪ ﻳﻘﺎﺗﻠﻮن أﻋﺪاءﻫﻢ‬
manusia. Dengan dzikir Allah pula,
para murid dapat menolak mara ‫ﻣﻦ اﳉﻦ واﻹﻧﺲ وﺑﻪ ﻳﺪﻓﻌﻮن اﻵﻓﺎت‬
bahaya yang akan menimpa
mereka.” Para ulama berkata, ‫اﻟﱴ ﺗﻄﺮﻗﻬﻢ وﻗﺎﻟﻮا إن اﻟﺒﻼء إذا ﻧﺰل‬
“Sesungguhnya balak atau cobaan
ketika turun menimpa suatu kaum ‫ﻋﻠﻰ ﻗﻮم وﻓﻴﻬﻢ ذاﻛﺮ ﺣﺎد ﻋﻨﻪ اﻟﺒﻼء‬
sedangkan di antara mereka masih
terdapat orang yang berdzikir Allah ‫وﻗﺎﻟﻮا إن اﻟﺬﻛﺮ إذا ﲤﻜﻦ ﻣﻦ اﻟﻘﻠﺐ‬
maka balak tersebut akan menjauh
darinya.” Para ulama berkata,
“Sesungguhnya ketika dzikir Allah
‫ﺻﺎر اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻳﺼﺮع إذا دﻧﺎ ﻣﻦ‬
telah bertempat di hati maka ketika
setan mendekati orang yang
‫اﻟﺬاﻛﺮ ﻛﻤﺎ ﻳﺼﺮع اﻹﻧﺴﺎن إذا دﻧﺎ‬
berdzikir maka ia akan pingsan
sebagaimana manusia akan pingsan
‫ﻣﻨﻪ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻓﺘﺠﺘﻤﻊ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺸﻴﺎﻃﲔ‬
ketika
Kemudian
setan
para
mendekatinya.
setan akan
‫ﻓﻴﻘﻮﻟﻮن ﻣﺎ ﺑﺎﻟﻪ ﻓﻴﻘﺎل إﻧﻪ دﻧﺎ ﻣﻦ‬
berkumpul dan saling bertanya,
‘Apa yang terjadi dengan setan itu ‫ذاﻛﺮ ﻓﺼﺮع‬
(setan yang pingsan)?’ Dijawablah,
‘Ia mendekati orang yang berdzikir.
Oleh karena itu, ia pingsan.’”

Ketahuilah keutamaan dzikir


Allah! Wahai Saudaraku! ‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻳﺎ أﺧﻰ وأﻛﺜﺮ ذﻛﺮ اﷲ‬
Perbanyaklah berdzikir Allah karena
dengan berdzikir kepada-Nya, setan ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺈن ﺑﻪ ﳝﻨﻊ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻣﻦ رﻛﻮﺑﻨﺎ‬
tidak akan mampu menguasai kita.

92
Sayyidi Syeh Afdhol ad-Din
rahimahullah berkata, ‫ﻗﺎل ﺳﻴﺪى اﻟﺸﻴﺦ أﻓﻀﻞ اﻟﺪﻳﻦ رﲪﻪ‬
“Sesungguhnya setan menunggangi
(menguasai) seorang hamba ketika ‫اﷲ ﺗﻌﺎﱃ إن اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻳﺮﻛﺐ أﺣﺪﻧﺎ‬
‫ﻛﻠﻤﺎ ﻏﻔﻞ ﻋﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺈﻧﻪ‬
ia lupa berdzikir Allah, karena setan
selalu berdiri sejajar di depan hati
hamba. Maka ketika hamba lupa
berdzikir Allah maka setan segera ‫داﺋﻤﺎ واﻗﻒ ﲡﺎﻩ ﻗﻠﺐ اﻟﻌﺒﺪ ﻓﻜﻠﻤﺎ‬
menempati hatinya. Dan ketika
hamba berdzikir Allah maka setan ‫ﻏﻔﻞ ﻋﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ اﺳﺘﺤﻮذ‬
turun dari hatinya. Andaikan hijab
penghalang dibukakan bagi seorang ‫ﻋﻠﻴﻪ وﻛﻠﻤﺎ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻧﺰل ﻋﻨﻪ‬
hamba saat lupa berdzikir Allah
maka ia akan melihat Iblis sedang ‫ﻓﻠﻮ ﻛﺸﻒ ﻷﺣﺪﻧﺎ ﻟﺮأى إﺑﻠﻴﺲ ﻳﺮﻛﺒﻪ‬
menungganginya sebagaimana ia
menunggangi himar dan ‫ﻛﻤﺎ ﻳﺮﻛﺐ أﺣﺪﻧﺎ اﳊﻤﺎرة وﻳﺼﺮﻓﻬﺎ‬
menyetirnya sepanjang malam dan
siang sekehendaknya. Sedangkan ‫ﻛﻴﻒ ﺷﺎء ﻃﻮل اﻟﻠﻴﻞ واﻟﻨﻬﺎر ﻛﻠﻤﺎ‬
ketika ia berdzikir Allah maka ia
akan melihat Iblis turun darinya.” ‫ﻏﻔﻞ وﻳﻨﺰل ﻋﻨﻪ ﻛﻠﻤﺎ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Para ulama bersepakat bahwa
dzikir Allah adalah kunci perihal
‫وأﲨﻊ اﻟﻘﻮم ﻋﻠﻰ أن اﻟﺬﻛﺮ ﻣﻔﺘﺎح‬
gaib, penarik kebaikan, penghibur
hamba yang kesusahan, dan
‫اﻟﻐﻴﺐ وﺟﺎذب اﳋﲑ وأﻧﻴﺲ‬
penolong kegalauannya. Ketika
dzikir Allah telah menguasai hamba
‫اﳌﺴﺘﻮﺣﺶ وﺟﺎﻣﻊ ﻟﺸﺘﺎت ﺻﺎﺣﺒﻪ‬
yang berdzikir maka ruhnya
bercampur dengan rasa cinta kepada ‫وإذا ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺬاﻛﺮ اﻣﺘﺰج ﺑﺮوح‬
‫اﻟﺬاﻛﺮ ﺣﺐ اﺳﻢ اﳌﺬﻛﻮر ﺣﱴ أن‬
nama Allah yang didzikirkan,
bahkan ada sebagian ahli dzikir
yang ketika kepalanya kejatuhan
batu maka meneteslah darah ke atas ‫ﺑﻌﺾ اﻟﺬاﻛﺮﻳﻦ وﻗﻊ ﻋﻠﻰ رأﺳﻪ ﺣﺠﺮ‬
tanah dan darah tersebut membentuk
tulisan ‘‫’ﷲ‘ ’ﷲ‬. ‫ﻓﻘﻄﺮ اﻟﺪم ﻋﻠﻰ اﻷرض واﻛﺘﺘﺐ اﷲ‬
Andaikan keutamaan dzikir ‫اﷲ‬
Allah yang tidak dibatasi oleh waktu
tertentu belum mencukupi dalam ‫ﻓﻠﻮ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻦ ﺷﺮف اﻟﺬﻛﺮ إﻻ أﻧﻪ‬
menggambarkan keutamaannya
maka apa yang telah disebutkan di
93
atas telah cukup untuk
menggambarkan keutamaannya. ‫ﻻ ﻳﻮﻗﺖ ﺑﻮﻗﺖ ﻟﻜﺎن ذﻟﻚ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﰱ‬
Para ulama telah bersepakat ‫ﺷﺮﻓﻪ‬
‫وأﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﺗﺮﻛﻪ وﻟﻮ‬
bahwa seorang hamba tidak boleh
meninggalkan dzikir Allah
meskipun disertai dengan kelalaian
hati saat berdzikir. Pahamilah! ‫ﻣﻊ اﻟﻐﻔﻠﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ‬
Ketahuilah sesungguhnya ‫واﻋﻠﻢ أن ﻓﻮاﺋﺪ اﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﺗﻨﺤﺼﺮ ﻷن‬
faedah-faedah dzikir sangat banyak
tak terhitung, karena orang yang ‫اﻟﺬاﻛﺮ ﻳﺼﲑ ﺟﻠﻴﺲ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ‬
berdzikir akan menjadi teman majlis
dengan Allah Yang Maha Haq di ‫اﻷﺳﺮار واﻟﻌﻠﻮم ﻛﻠﻤﺎ ذﻛﺮ ﻷ ﺎ‬
dunia sirri (rahasia) dan ilmu karena
hadrotullah (hadapan Allah) adalah ‫ﺣﻀﺮة ﻻ ﻳﺮد ﻋﻠﻴﻬﺎ أﺣﺪ وﻳﻔﺎرﻗﻬﺎ‬
hadroh yang tidak bisa dicapai oleh
hamba dan yang terpisah darinya, ‫ﺑﻐﲑ ﻣﺪد ﻟﻜﻦ ﻣﻊ اﳊﻀﻮر ﻓﻴﻘﺎل ﳌﻦ‬
tetapi masih disertai dengan
kehadiran hati. Ditanyakan kepada
hamba yang mengaku kalau ia telah
‫ادﻋﻰ أﻧﻪ ﺣﻀﺮ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﰱ ذﻛﺮﻩ ﻣﻊ رﺑﻪ‬
hadir di hadapan Allah dengan
hatinya dalam dzikirnya, “Apa yang
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﺎذا اﲢﻔﻚ وأﻋﻄﺎك ﰱ ﻫﺬا‬
telah Allah berikan kepadamu di
majlis ini (dzikir)?” Apabila ia
‫ا ﻠﺲ؟ ﻓﺈن ﻗﺎل ﻣﺎ أﻋﻄﺎﱏ ﺷﻴﺌﺎ ﻗﻠﻨﺎ‬
menjawab, “Allah tidak memberiku
apa-apa,” maka kita berkata
‫ﻟﻪ وأﻧﺖ اﻵﺧﺮ ﱂ ﲢﻀﺮ ﻣﻌﻪ ﰱ ذﻛﺮﻩ‬
kepadanya, “Kamu adalah orang
terakhir yang tidak hadir bersama ‫ﻓﺎﲣﺬ ﻟﻚ ﺷﻴﺨﺎ ﻳﺰﻳﻞ ﻋﻨﻚ اﳌﻮاﻧﻊ‬
‫اﳌﺎﻧﻌﺔ ﻟﻚ ﻋﻦ اﳊﻀﻮر ﻓﺈن ﱂ ﳚﺪ ﻟﻪ‬
Allah dalam dzikir. Carilah guru
yang dapat menghilangkan
penghalang-penghalang yang
mencegahmu hadir bersama-Nya ‫ﺷﻴﺨﺎ ﻗﻠﻨﺎ ﻟﻪ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
dalam dzikir!” Apabila ia tidak
mendapati guru maka kita berkata ‫ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺣﱴ ﻳﺼﲑ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
kepadanya, “Perbanyaklah dzikir
Allah dengan melafadzkan sampai ‫ﻣﺸﻬﻮدك وﻫﻨﺎك ﻳﺼﺢ اﻟﻔﺘﺢ ﻷن‬
benar-benar Allah Yang Haq adalah
apa yang kamu lihat. Ketika telah ‫اﻟﺬﻛﺮ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﻫﻮ‬
mencapai demikian maka sah pula
terbukanya hati, karena dzikir Allah
94
pada hakikatnya adalah
kelangsungan hamba melihat bahwa ‫اﺳﺘﺼﺤﺎب ﺷﻬﻮد اﻟﻌﺒﺪ أﻧﻪ ﺑﲔ ﻳﺪى‬
dirinya berada di hadapan Allah.
Adapun berdzikir dengan lisan maka ‫رﺑﻪ ﺗﻌﺎﱃ واﻟﺬﻛﺮ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎن إﳕﺎ ﻫﻮ‬
‫وﺳﻴﻠﺔ إﻟﻴﻪ ﻓﺈذا ﺣﺼﻞ ﻟﻪ اﻟﺸﻬﻮد‬
hanyalah sebagai perantara untuk
mencapai hakikat dzikir tersebut.
Lalu apabila hakikat dzikir telah
dihasilkan oleh hamba, artinya ia ‫اﺳﺘﻐﲎ ﻋﻦ ذﻛﺮ اﻟﻠﺴﺎن ﻓﻼ ﻳﺬﻛﺮ‬
telah mampu melihat kalau dirinya
berada di hadapan Allah maka ia ‫ﺑﺎﻟﻠﺴﺎن إﻻ ﰱ ﳏﻞ ﻳﻘﺘﺪى ﺑﻪ ﻓﻴﻪ ﻻ‬
tidak perlu lagi berdzikir dengan
lisan, kecuali apabila ia berdzikir di ‫ﻏﲑ ﻷن ﺣﻀﺮة ﺷﻬﻮد اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
posisi yang sekiranya ia dijadikan
sebagai panutan oleh orang lain, ‫ﺣﻀﺮة ﺖ وﺧﺮس ﻳﺴﺘﻐﲎ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ‬
karena hadrotullah adalah hadroh
diam dan bisu yang menjadikan ‫ﻋﻦ اﻟﺬﻛﺮ إذ ﻫﻮ ﲟﻨﺰﻟﺔ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻓﺈذا‬
penempatnya tidak memerlukan
dzikir, karena dzikir sendiri ‫ﺣﺼﻠﺖ اﳉﻤﻌﻴﺔ ﺑﺎﳌﺪﻟﻮل اﺳﺘﻐﲎ‬
berposisi seperti dalil (yang
menunjukkan), sedangkan ketika
jam’iah (kebersamaan) dengan
‫اﻟﻌﺒﺪ ﻋﻦ اﻟﺪﻟﻴﻞ‬
madlul atau yang ditunjukkan maka
hamba tidak perlu lagi
membutuhkan dalil.”
‫ﻓﺎﻋﻠﻢ ذﻟﻚ ﻓﺈﻧﻪ ﻧﻔﻴﺲ‬
Ketahuilah penjelasan
hakaikat dzikir dan kaifiah
pencapaiannya karena penjelasan
tersebut sangat bagus.

Ketika Syeh Abu Ishak ‫وﳌﺎ ذﻛﺮ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﻓﻀﺎﺋﻞ اﻟﺬﻛﺮ أﺧﺬ‬
Ibrahim al-Matbuli telah
menyebutkan sebagian keutamaan- ‫ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ واﺟﺒﺎﺗﻪ ﻓﻘﺎل‬
keutamaan dzikir maka ia mulai
membicarakan tentang kewajiban-
kewajiban berdzikir.

23. Kewajiban-kewajiban Dzikir


‫)وﻻ ﺗﺸﺮك ﻣﻌﻪ( أى ﻣﻊ اﻟﺬﻛﺮ‬
Jangan menyertakan dzikir
dengan sesuatu selainnya.
95
Sesungguhnya para ulama telah
bersepakat bahwa setiap perkara ‫)ﻏﲑﻩ( ﻓﻘﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أن ﻛﻞ ﺷﻴﺊ‬
yang disertakan oleh murid dengan
dzikir maka perkara tersebut ‫أﺷﺮﻛﻪ اﳌﺮﻳﺪ ﻣﻊ اﻟﺬﻛﺮ ﻗﻄﻌﻪ ﻋﻦ‬
‫ﺳﺮﻋﺔ اﻟﺴﲑ وإﺑﻄﺎء ﻓﺘﺤﻪ ﺑﻘﺪرﻩ ﻛﺜﺮة‬
memutuskan murid dari perjalanan
cepat dan memperlambat terbukanya
hati sesuai dengan banyak dan
sedikitnya perkara yang disertakan ‫وﻗﻠﺔ‬
tersebut.

Para ulama telah bersepakat


bahwa diwajibkan bagi seorang syeh ‫وﻗﺎﻟﻮا ﳚﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﻴﺦ أن ﻳﺄﻣﺮ‬
atau guru untuk dengan keras dan
kuat memerintahkan murid berdzikir ‫اﳌﺮﻳﺪ أن ﻳﺬﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ‬
Allah dengan lisannya. Ketika murid
telah mapan dengan dzikir lisannya, ‫ﺑﺸﺪة وﻋﺰم ﻓﺈذا ﲤﻜﻦ ﻣﻦ ذﻟﻚ ﻳﺄﻣﺮﻩ‬
maka syeh memerintahkannya untuk
menyeimbangkan dzikir Allah ‫أن ﻳﺴﻮى ﰱ اﻟﺬﻛﺮ ﺑﲔ ﻗﻠﺒﻪ وﻟﺴﺎﻧﻪ‬
antara dengan hatinya dan lisannya.
Kemudian syeh berkata kepadanya,
“Tetaplah untuk senantiasa menetapi
‫وﻳﻘﻮل ﻟﻪ اﺛﺒﺖ ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺪاﻣﺔ ﻫﺬا‬
dzikir dengan cara seperti ini,
seolah-olah kamu berada di hadapan
‫اﻟﺬﻛﺮ ﻛﺄﻧﻚ ﺑﲔ ﻳﺪى رﺑﻚ ﺗﻌﺎﱃ‬
Allah selamanya dengan hatimu.
Jangan meninggalkan dzikir tersebut
‫أﺑﺪا ﺑﻘﻠﺒﻚ وﻻ ﺗﱰك اﻟﺬﻛﺮ ﺣﱴ‬
sampai kamu merasakan suatu hal
atau keadaan tertentu dan seluruh
‫ﳛﺼﻞ ﻟﻚ ﻣﻨﻪ ﺣﺎل وﺗﺼﲑ أﻋﻀﺎؤك‬
anggota-anggota tubuhmu
berdzikir dan enggan menerima
ikut
‫ﻛﻠﻬﺎ ذاﻛﺮة ﻻ ﺗﻘﺒﻞ اﻟﻐﻔﻠﺔ ﻋﻦ اﷲ‬
‫ﺗﻌﺎﱃ وﻻ ﺗﺰد ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺮاﺋﺾ واﻟﺴﻨﻦ‬
kelalaian yang menjauhkan dari
Allah. Jangan melakukan ibadah-
ibadah lain melebihi dari ibadah-
ibadah fardhu dan sunah muakkad. ‫اﳌﺆﻛﺪة وﻻ ﺗﺸﺘﻐﻞ ﺑﻘﺮاءة اﻟﻘﺮآن‬
Jangan mengfokuskan diri dengan
perihal membaca al-Quran dan ‫اﻟﻜﺮﱘ وﻻ ﺑﻐﲑﻩ ﻓﺈن ذﻟﻚ إﳕﺎ ﻫﻮ ورد‬
lainnya karena perihal tersebut
adalah wiridnya hamba-hamba yang ‫اﻟﻜﻤﻞ اﻟﺬﻳﻦ ﻋﺮﻓﻮا ﻋﻈﻤﺔ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ‬
sempurna, yaitu orang-orang yang
mengetahui keagungan Allah Yang
Haq.”

96
murid
Setelah syeh membimbing
berdzikir, maka ia ‫ﰒ ﺑﻌﺪ أن ﻳﻠﻘﻨﻪ اﻟﺬﻛﺮ ﻳﺄﻣﺮﻩ ﺑﺎﳉﻮع‬
memerintahkannya untuk merasakan
lapar secara bertahap sedikit demi ‫ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺪرﻳﺞ ﺷﻴﺌﺎ ﻓﺸﻴﺌﺎ ﻟﺌﻼ ﻳﻘﻞ‬
‫ﻗﻮاﻩ ﻓﻴﻨﻘﻄﻊ ﻋﻦ اﻟﺬﻛﺮ وﻳﺄﻣﺮﻩ أﻳﻀﺎ‬
sedikit agar tidak menguras
kekuatannya yang menyebabkan
murid terputus dari dzikirnya. Syeh
juga memerintahkan murid untuk ‫ﺑﻘﻠﺔ اﻟﻠﻐﻮ واﻟﻨﻮم وﺑﺎﻋﺘﺰال اﻟﻨﺎس ﻓﺈﻧﻪ‬
menyedikitkan masuk dalam hal-hal
yang tidak bermanfaat, ‫ﻻﺑﺪ ﻣﻊ اﻻﺷﺘﻐﺎل ﺑﺎﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻣﻦ ذﻟﻚ‬
menyedikitkan tidur, dan menjauh
dari keramaian orang banyak, ‫وإﻻ ﻓﻜﻞ ﺷﻴﺊ ﺣﺼﻞ ﻣﻦ ﻧﻮر‬
karena hal-hal yang diperintahkan
tersebut wajib ada bersama dengan ‫اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﺗﻄﻔﻴﻪ ﻇﻠﻤﺔ اﻷﻛﻞ واﻟﻠﻐﻮ‬
fokus pentauhidan. Jika murid tidak
melakukan hal-hal yang ‫ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻘﺮر ﰱ أرﻛﺎن اﻟﻄﺮﻳﻖ وﻗﺪ‬
diperintahkan tersebut maka segala
sesuatu yang berasal dari cahaya ‫ﻋﺠﺰ اﻷﺷﻴﺎخ ﻳﻮﺻﻠﻮا ﻣﺮﻳﺪا ﻣﻊ‬
pentauhidan dapat dipadamkan oleh
kegelapan makan dan hal-hal yang
tidak bermanfaat, seperti yang telah
‫إﺧﻼﻟﻪ ﺑﺎﻷرﻛﺎن ﻓﻠﻢ ﻳﻘﺪروا‬
ditetapkan dalam rukun-rukun
thoriqot. Sesungguhnya banyak
sekali para syeh mengalami
kegagalan dalam membimbing para
murid untuk mencapai menuju
kepada Allah karena tidak
memenuhi rukun-rukun thoriqot
yang menyebabkan mereka tidak
mampu meraih pencapaian tersebut.

a. Berdzikir dengan Keras

Wasiat berikutnya adalah


bahwa murid berdzikir dengan suara ‫وﻗﻮﻟﻪ )وﻟﻴﻜﻦ( أى اﻟﺬﻛﺮ ﺟﻬﺮا ﻓﺈن‬
keras karena berdzikir keras lebih
bermanfaat bagi murid yang telah ‫اﻟﺬﻛﺮ ﺟﻬﺮا أﻧﻔﻊ ﳌﻦ ﻏﻠﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ‬
dikuasai oleh jam’iah.3
Sesungguhnya para ulama telah

3
Kebersamaan dzikir dengan nama Allah yang didzikirkan.
97
bersepakat bahwa diwajibkan bagi
murid untuk berdzikir keras karena ‫اﳉﻤﻌﻴﺔ وﻗﺪ أﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أﻧﻪ ﳚﺐ‬
berdzikir dengan pelan dan suara
samar tidak dapat memberinya ‫ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪ اﳉﻬﺮ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ وإن ذﻛﺮ‬
‫اﻟﺴﺮ واﳍﻮﻳﲎ ﻻ ﻳﻔﻴﺪﻩ رﻗﻴﺎ وﻳﻨﺒﻐﻰ أن‬
manfaat untuk naik tingkatan. Dzikir
yang dilakukan dengan suara keras
hendaknya disertai dengan pelan
dalam temponya karena jika tidak ‫ﻳﻜﻮن اﳉﻬﺮ ﺑﺮﻓﻖ ﻓﺈﻧﻪ إذا ﻛﺎن ﺑﻐﲑ‬
pelan maka terkadang menyebabkan
timbulnya penyakit dalam perut ‫رﻓﻖ رﲟﺎ ﻳﱰﰉ ﻟﻪ ﻓﺘﺎق ﰱ ﺑﻄﻨﻪ‬
sehingga menyebabkan dzikir keras
menjadi sia-sia. ‫ﻓﻴﺘﻌﻄﻞ ﺟﻬﺮﻩ‬
b. Berdzikir dengan Penuh
Kekuatan

Wajib bagi murid berdzikir


dengan penuh kekuatan. Para ulama ‫وﻗﻮﻟﻪ )ﺑﻘﻮة( أى ﳚﺐ ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪ أن‬
telah mengatakan bahwa ketika
murid berdzikir Allah dengan penuh
kekuatan dan maksud kuat maka
‫ﻳﺬﻛﺮ ﺑﻘﻮة ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻟﻮا إذا ذﻛﺮ اﳌﺮﻳﺪ‬
maqom-maqom thoriqot dapat ia
kuasai dengan cepat, bahkan
‫رﺑﻪ ﺑﺸﺪة وﻋﺰم ﻃﻮﻳﺖ ﻟﻪ ﻣﻘﺎﻣﺎت‬
terkadang ia dapat menguasai satu
maqom dalam waktu yang sebentar,
‫اﻟﻄﺮﻳﻖ ﻟﺴﺮﻋﺔ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺑﻂء ﻓﺮﲟﺎ ﻗﻄﻊ‬
tidak seperti murid lain yang tidak
dapat menguasainya dalam waktu
‫ﰱ ﺳﺎﻋﺔ ﻣﺎﻻ ﻳﻘﻄﻌﻪ ﻏﲑﻩ ﰱ ﺷﻬﺮ‬
satu bulan atau lebih.
‫وأﻛﺜﺮ‬
‫وﻗﺎﻟﻮا ﳚﺐ ﻋﻠﻰ اﳌﺮﻳﺪ أن ﻳﺬﻛﺮ ﺑﻘﻮة‬
Para ulama telah mengatakan
bahwa diwajibkan bagi murid untuk
berdzikir dengan penuh kekuatan,
sekiranya tidak ada lagi ruang yang ‫ﺗﺎﻣﺔ ﲝﻴﺚ ﻻ ﻳﺒﻘﻰ ﻓﻴﻪ ﻣﺘﺴﻊ وﻳﻬﺘﺰ‬
memuat selain dzikir dan sekiranya
dari atas kepalanya sampai ujung ‫ﻣﻦ ﻓﻮق رأﺳﻪ إﱃ أﺻﺒﻊ ﻗﺪﻣﻴﻪ‬
jari-jari kakinya menjadi bergetar.
Dalil kewajiban ini berdasarkan atas ‫واﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﰒ‬
Firman Allah, “Kemudian setelah
itu hatimu menjadi keras sehingga ‫ﻗﺴﺖ ﻗﻠﻮﺑﻜﻢ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻓﻬﻰ‬
hatimu seperti batu atau lebih keras
...” (QS. Al-Baqoroh: 74)
98
Sebagaimana batu tidak bisa
dipecahkan kecuali dengan kekuatan ‫ﻛﺎﳊﺠﺎرة أو أﺷﺪ ﻗﺴﻮة ﻓﻜﻤﺎ أن‬
penuh maka dzikir juga demikian,
artinya dzikir tidak bisa memberikan ‫اﳊﺠﺮ ﻻ ﻳﻨﻜﺴﺮ إﻻ ﺑﻘﻮة ﻛﺬﻟﻚ‬
‫اﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﻳﺆﺛﺮ ﰱ ﲨﻊ ﺷﺘﺎت ﻗﻠﺐ‬
pengaruh pada percerai beraian hati
orang yang berdzikir kecuali dengan
penuh kekuatan.
‫ﺻﺎﺣﺒﻪ إﻻ ﺑﻘﻮة‬
c. Berdzikir Secara Berjamaah

Wajib dzikir yang dilakukan


oleh murid adalah secara berjamaah ‫وﻗﻮﻟﻪ )ﰱ ﲨﺎﻋﺔ( أى ﳚﺐ أن ﻳﻜﻮن‬
karena dzikir secara berjamaah lebih
banyak memberikan pengaruh ‫اﻟﺬﻛﺮ ﰱ ﲨﺎﻋﺔ ﻷن اﻟﺬﻛﺮ ﰱ‬
dalam menghilangkan hijab atau
tabir. Para ulama salaf ataupun ‫اﳉﻤﺎﻋﺔ أﻛﺜﺮ ﺗﺄﺛﲑا ﰱ رﻓﻊ اﳊﺠﺐ‬
kholaf telah bersepakat tentang
kesunahan berdzikir Allah secara ‫وﻗﺪ أﲨﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺳﻠﻔﺎ وﺧﻠﻔﺎ ﻋﻠﻰ‬
berjamaah di masjid ataupun tempat
lainnya. Imam al-Ghozali telah
memperumpamakan dzikir
‫اﺳﺘﺤﺒﺎب ذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﲨﺎﻋﺔ ﰱ‬
seseorang yang dilakukan secara
sendirian dan berjamaah dengan
‫اﳌﺴﺎﺟﺪ وﻏﲑﻫﺎ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻧﻜﲑ ﺑﺸﺮﻃﻪ‬
adzannya satu muadzin
adzannya banyak muadzin, ia
dan
‫وﻗﺪ ﺷﺒﻪ اﻹﻣﺎم اﻟﻐﺰاﱃ رﲪﻪ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
berkata, “Sebagaimana
adzannya para muadzin lebih
suara
‫ذﻛﺮ اﻻﻧﺴﺎن وﺣﺪﻩ وذﻛﺮ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
banyak memotong udara daripada
suara satu muadzin saja maka dzikir ‫ﺑﺄذان اﳌﻨﻔﺮد وأذان اﳉﻤﺎﻋﺔ ﻗﺎل‬
‫ﻓﻜﻤﺎ أن أﺻﻮات اﳌﺆذﻧﲔ ﲨﺎﻋﺔ‬
secara berjamaah pun lebih banyak
memberikan pengaruh pada hati
seseorang dalam menghilangkan
hijab, karena Allah telah ‫ﺗﻘﻄﻊ ﺟﺮم اﳍﻮاء أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺻﻮت‬
memperumpamakan hati dengan
batu, sedangkan maklum bagi kita ‫ﻣﺆذن واﺣﺪ ﻛﺬﻟﻚ ذﻛﺮ اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
bahwa batu tidak dapat dipecahkan
kecuali dengan kekuatan gabungan ‫ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺐ واﺣﺪ أﻛﺜﺮ ﺗﺄﺛﲑا ﰱ رﻓﻊ‬
dari jamaah yang ditujukan pada
satu hati, karena kekuatan jamaah ‫اﳊﺠﺐ ﻟﻜﻮن اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ ﺷﺒﻪ‬
lebih kuat daripada kekuatan satu
orang saja.”
99
Apabila ditanya, “Manakah
yang lebih utama berdzikir dengan ‫اﻟﻘﻠﻮب ﺑﺎﳊﺠﺎرة وﻣﻌﻠﻮم أن اﳊﺠﺮ‬
kalimah ‘‫ ’ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ‬atau dengan
menambahi ‘‫”?’ﻣﺤﻤﺪ رﺳﻮل ﷲ‬ ‫ﻻ ﻳﻨﻜﺴﺮ إﻻ ﺑﻘﻮة ﲨﺎﻋﺔ ﳎﺘﻤﻌﲔ‬
‫ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺐ واﺣﺪ ﻷن ﻗﻮة اﳉﻤﺎﻋﺔ‬
Jawabnya adalah bahwa yang lebih
utama dalam berdzikir bagi orang-
orang suluk adalah kalimah
‘‫ﷲ‬ ‫إﻻ‬ ‫إﻟﮫ‬ ‫ ’ﻻ‬saja tanpa ‫أﺷﺪ ﻣﻦ ﻗﻮة ﺷﺨﺺ واﺣﺪ‬
menambahinya dengan yang lain
sampai mereka benar-benar berhasil ‫ﻓﺈن ﻗﻴﻞ أﳝﺎ أﻓﻀﻞ ذﻛﺮ ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ‬
mendapati jam’iah, yaitu
kebersamaan bersama Allah dengan ‫أو زﻳﺎدة ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ ﻓﺎﳉﻮاب‬
hati mereka. Ketika mereka telah
berhasil mendapati jam’iah maka ‫اﻷﻓﻀﻞ ﰱ ذﻛﺮ اﻟﺴﺎﻟﻜﲔ ﻻ إﻟﻪ إﻻ‬
sudah jelas kalau menambahi
kalimah ‘‫ ’ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ‬dengan yang ‫اﷲ دون ﻏﲑﻫﺎ ﺣﱴ ﲢﺼﻞ ﳍﻢ‬
lainnya adalah lebih utama.
Terangnya adalah bahwa kalimah ‫اﳉﻤﻌﻴﺔ ﻣﻊ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻘﻠﻮ ﻢ ﻓﺈذا‬
‘‫ ’ﻣﺤﻤﺪ رﺳﻮل ﷲ‬adalah kalimah
pengakuan, sedangkan pengakuan
sendiri cukup dilakukan satu kali
‫ﺣﺼﻠﺖ ﻓﺎﻷﻣﺮ ﻇﺎﻫﺮ وإﻳﻀﺎح ذﻟﻚ‬
seumur hidup. ‫أن ﳏﻤﺪا رﺳﻮل اﷲ إﻗﺮار واﻹﻗﺮار‬
Tujuan dari berdzikir hanya
dengan mengulang-ulang kalimah
‫ﻳﻜﻔﻰ ﰱ اﻟﻌﻤﺮ ﻣﺮة واﺣﺪة‬
‘‫ ’ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ‬adalah karena banyaknya
cahaya dari pengulangan tersebut
‫واﳌﻘﺼﻮد ﻣﻦ ﺗﻜﺮار اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻛﺜﺮة‬
untuk menghilangkan hijab-hijab
dalam hati. ‫اﳉﻼء ﳊﺠﺐ اﻟﻨﻔﺲ‬
d. Berdzikir Disertai dengan Rasa
Pengagungan

Diwajibkan bagi orang yang


berdzikir untuk menghadirkan ‫ﻗﻮﻟﻪ )ﻣﻊ اﻟﺘﻌﻈﻴﻢ( أى ﳚﺐ ﻋﻠﻰ‬
keagungan Allah Yang Haq sebelum
memulai dzikirnya. ‫اﻟﺬاﻛﺮ أن ﻳﺴﺘﺤﻀﺮ ﻋﻈﻤﺔ اﳊﻖ‬
Syeh Abu Bakar al-Kinani ‫ﺗﺒﺎرك وﺗﻌﺎﱃ ﻗﺒﻞ اﻟﺸﺮوع ﰱ اﻟﺬﻛﺮ‬
rahimahullah berkata, “Termasuk
salah satu syarat orang yang
100
berdzikir adalah ia menyertakan
dzikirnya dengan mengagungkan ‫ﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ أﺑﻮ ﺑﻜﺮ اﻟﻜﻨﺎﱏ رﲪﻪ اﷲ‬
dan memuliakan Allah. Jika ia tidak
menyertakannya maka ia yang ‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ ﺷﺮط اﻟﺬاﻛﺮ أن ﻳﺼﺤﺒﻪ‬
‫اﻹﺟﻼل واﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻟﻪ وإﻻ ﱂ ﻳﻔﻠﺢ‬
berdzikir tidak dapat memperoleh
apapun dalam maqom-maqom para
wali Allah.” Syeh Abu Bakar juga
berkata, “Demi Allah. Andaikan ‫ﺻﺎﺣﺒﻪ ﰱ ﻣﻘﺎﻣﺎت اﻟﺮﺟﺎل وﻛﺎن‬
Allah tidak mewajibkan dzikir maka
aku tidak akan berani berdzikir ‫ﻳﻘﻮل واﷲ ﻟﻮﻻ أﻧﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻓﺮض ﻋﻠﻰ‬
kepada-Nya karena demi tujuan
mengagungkan-Nya. Orang yang ‫ذﻛﺮﻩ ﳌﺎ ﲡﺎرأت أن أذﻛﺮﻩ إﺟﻼﻻ ﻟﻪ‬
sama sepertiku berdzikir kepada
Allah Yang Haq dan ia belum ‫ﻣﺜﻠﻰ ﻳﺬﻛﺮ اﳊﻖ ﺗﻌﺎﱃ وﱂ ﻳﻐﺴﻞ ﻓﻤﻪ‬
membasuh mulutnya dengan seribu
taubat dari segala sesuatu selain- ‫ﺑﺄﻟﻒ ﺗﻮﺑﺔ ﳑﺎ ﺳﻮاﻩ ﻗﺒﻞ ذﻛﺮﻩ‬
Nya sebelum berdzikir kepada-
Nya.”

Para ulama telah bersepakat


bahwa orang yang benar-benar
‫وأﲨﻌﻮا ﻋﻠﻰ أن ﻣﻦ ﱂ ﻳﺘﺤﻘﻖ ﺑﺂداب‬
belum memenuhi adab-adab dzikir,
yaitu berjumlah 20 adab, maka ia
‫اﻟﺬﻛﺮ وﻫﻰ ﻋﺸﺮون أدﺑﺎ ﻓﺒﻌﻴﺪ ﻋﻠﻴﻪ‬
jauh dari terbukanya hati.
‫اﻟﻔﺘﺢ‬
Termasuk salah satu dari
kewajiban-kewajiban dzikir adalah
‫وﻣﻦ واﺟﺒﺎت اﻟﺬﻛﺮ اﻟﺘﻮﺑﺔ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﺎ‬
bertaubat dari segala sesuatu yang
tidak bermanfaat sebelum memulai ‫ﻻ ﻳﻌﲎ ﻗﺒﻞ اﻟﺸﺮوع ﻓﻴﻪ وﻛﺜﺮة اﻟﺸﻜﺮ‬
‫ﺑﻌﺪﻩ وﻋﺪم اﻟﺸﺮب ﻋﻘﺒﻪ وﻋﺪم‬
dzikirnya, banyak bersyukur, tidak
minum seusai berdzikir, dan tidak
sibuk dengan urusan-urusan hak
sesama makhluk kecuali apabila ‫اﻻﺷﺘﻐﺎل ﲜﻤﻴﻊ ﺣﻘﻮق اﳋﻠﻖ إﻻ ﻣﺎ‬
kesibukannya tersebut dapat
membantu untuk melakukan ‫ﻛﺎن ﻋﻮﻧﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﱪ‬
kebaikan.

101
PENUTUP

Ini adalah akhir dari buku


yang telah Allah mudahkan dalam ‫وﻫﺬا ﻣﺎ آﺧﺮ ﻣﺎ ﻳﺴﺮﻩ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
penyusunannya tentang wasiat-
wasiat luhur. Aku meminta-Nya ‫ﲜﻤﻌﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻮﺻﻴﺔ اﻟﺴﻨﻴﺔ وأﺳﺄل اﷲ‬
‫ﺗﻌﺎﱃ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻪ أن ﻳﻨﻔﻊ ﺑﻪ ﻛﻞ ﻣﻦ‬
dengan anugerah-Nya semoga
menjadikan buku ini bermanfaat
bagi setiap orang yang
mempelajarinya, semoga Dia ‫وﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ وأن ﻳﺴﱰ ﻓﻀﺎﺋﺤﻨﺎ ﰱ‬
menutupi kejelekan-kejelakan kami
di dunia dan akhirat, semoga Dia ‫اﻟﺪارﻳﻦ وأن ﻻ ﻳﻌﺎﺟﻠﻨﺎ ﺑﺎﻟﻌﻘﻮﺑﺔ وأن‬
tidak mempercepat siksa kepada
kami, dan semoga Dia mencurahkan ‫ﻳﺼﻠﻰ وﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ‬
rahmat dan salam atas pemimpin
kita, Muhammad, dan seluruh ‫وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ أﲨﻌﲔ‬
keluarganya dan para sahabatnya.

Selesai sudah buku ini ditulis.


Segala puji hanya milik Allah dari ‫ﰎ اﻟﻜﺘﺎب واﳊﻤﺪ ﷲ أوﻻ وآﺧﺮا‬
awal hingga akhir.

102

Anda mungkin juga menyukai