Anda di halaman 1dari 69

A.

Identitas Program Pendidikan, meliputi :


Nama Sekolah : SMK Negeri……
Mata Pelajaran : Keamanan Pangan, Penyimpanan dan Penggudangan
Komp.Keahlian : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Kelas/ Semester : X
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu :

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai
dengan bidang kerja Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan
menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir,menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
3.8. Menganalisis jenis hama dan penyakit dalam penyimpanan
4.8. Mengendalikan jenis hama dan penyakit dalam penyimpanan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.8.1. Menjelaskan pengertian hama dan penyakit dalam penyimpanan
3.8.2. Menganalisis jenis hama dalam penyimpanan
3.8.3. Menganalisis jenis penyakit dalam penyimpanan
3.8.4. Menentukan faktor yang mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit dalam
penyimpanan
3.8.5. Menentukan cara pencegahan hama dan penyakit dalam penyimpanan
3.8.6. Menentukan cara pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan

2. Indikator KD pada KI Keterampilan


4.8.1. Mengendalikan hama dan penyakit dalam penyimpanan
D. Tujuan Pembelajaran

3.7.1. Melalui diskusi dan menggali informasi, siswa dapat menjelaskan pengertian
hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.2. Melalui gambar dan diskusi, siswa dapat menganalisis jenis hama dalam
penyimpanan dengan tepat
3.7.3. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menganalisis jenis penyakit
dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.4. Melalui diskusi dan menggali informasi, siswa dapat menentukan faktor yang
mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.5. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menentukan cara
pencegahan hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.6. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menentukan cara
pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
4.7.1. Melalui kegiatan praktik siswa dapat mengemdalikan hama dan penyakit dalam
penyimpanan dengan tepat dan bertanggungjawab

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
2. Jenis Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
3. Faktor yang mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit dalam penyimpanan
4. Cara Pencegahan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
5. Cara pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan

F. Pendekatan, Strategi, dan Metode


1. Pendekatan : Saintifik
2. Strategi : Problem Based Learning
3. Metode : Pemaparan Materi, Diskusi, Menggali Informasi, Tes Tertulis dan
Praktikum
G. SKENARIO PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1 (Problem Based Learning)

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Mempersiapkan kelas agar lebih


kondusif untuk proses belajar mengajar,
kerapian dan kebersihan ruang kelas.
2. Salah seorang siswa memimpin doa
3. Presensi kehadiran siswa
4. Memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari dan menganjurkan membaca
buku sebelum KBM
5. Guru melakukan apersepsi terkait materi
yang akan disampaikan
6. Guru menyampaikan topik tentang hama
dan penyakit dalam penyimpanan
7. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
8. Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan

Inti Menetapkan Mengamati


masalah melalui
berfikir tentang - Siswa mengamati berbagai gambar
masalah dan kerusakan akibat hama dan penyakit
menyeleksi dalam penyimpanan yang diberikan oleh
informasi- guru
informasi yang Menanya
relevan
- Siswa diberi pertanyan oleh guru
mengenai masalah kerusakan akibat hama
dan penyakit dalam penyimpanan
- Siswa dibimbing oleh guru untuk
menemukan masalah akibat hama dan
penyakit dalam penyimpanan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Menetapkan Mengamati
masalah melalui
berfikir tentang - Siswa memperhatikan guru saat
masalah dan memberikan penjelasan tentang
menyeleksi pengertian hama dan penyakit dalam
informasi- penyimpanan
informasi yang - Siswa mengamati gambar yang diberikan
relevan oleh guru tentang jenis-jenis hama dan
penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang faktor yang
mempengaruhi aktivitas hama dan
penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang cara pencegahan hama
dan penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang cara pengendalian
hama dan penyakit dalam penyimpanan
- Siswa dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Kelompok 1 (Penyimpanan Beras)
2. Kelompok 2 (Penyimpanan Kacang
Hijau)
3. Kelompok 3 (Penyimpanan Jagung)

Mengumpulkan Informasi

- Siswa mengumpulkan informasi


mengenai masalah hama dan penyakit
dalam penyimpanan dari gambar yang
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

ditampilkan oleh guru

Mengembang kan Menalar


solusi melalui
pengidentifikasian - Siswa mencari solusi yang tepat untuk
alternatif- pencegahan hama dan penyakit dalam
alternatif, tukar penyimpanan sesuai kelompoknya
pikiran dan
mengecek
perbedaan
pandang

Penutupan Simpulan,  Peserta didik menanyakan hal-hal yang


Refleksi, dan masih ragu dan melakukan evaluasi
Tindak lanjut  Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal-hal yang diragukan
sehingga informasi menjadi benar dan
tidak terjadi kesalah pahaman terhadap
materi
 Peseta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru
 Guru memberikan tugas dan tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar
 Guru mengucap hamdalah dan memberi
salam.

Pertemuan ke-2 (Problem Based Learning)

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif


untuk proses belajar mengajar, kerapian
dan kebersihan ruang kelas.
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

2. Salah seorang siswa memimpin doa


3. Presensi kehadiran siswa
4. Memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari dan menganjurkan membaca
buku sebelum KBM
5. Guru melakukan apersepsi terkait materi
yang akan disampaikan
6. Guru menyampaikan topik tentang hama
dan penyakit dalam penyimpanan
7. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
8. Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan

Inti Melakukan Mengumpulkan Informasi


tindakan strategis
- Siswa melakukan pengendalian hama dan
penyakit dalam penyimpanan
Menalar
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil
praktikum sesuai dengan kelompoknya

Melihat ulang Mengkomunikasikan


dan mengevaluasi
pengaruh- - Siswa mempresentasikan hasil
pengaruh dari pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai
solusi yang kelompoknya
dilakukan - Siswa memberi tanggapan terhadap hasil
presentasi kelompok lain
- Siswa menerima tanggapan dan masukan
dari kelompok lain serta memperbaiki
hasil pekerjaan sesuai dengan masukan
yang relevan

Penutupan Simpulan,  Peserta didik menanyakan hal-hal yang


Refleksi, dan masih ragu dan melakukan evaluasi
Tindak lanjut  Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal-hal yang diragukan
Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

sehingga informasi menjadi benar dan


tidak terjadi kesalah pahaman terhadap
materi
 Peseta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru
 Guru memberikan tugas dan tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar
 Guru mengucap hamdalah dan memberi
salam.

H. Media Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Alat/Bahan : Infokus, laptop, alat tulis, alat dan bahan lembar kerja (terlampir)
2. Media :Media pembelajaran (powerpoint) dan gambar hama dan penyakit
dalam penyimpanan
3. Sumber Belajar :
Andrewartha,H.G., and L.C.Birch, 1954. The Distribution And Abundance Of Animals.
TheUniversity of Chicago Press. Chicago.
Borror, D.J., Charles, A.T., dan Norman, F.J.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Diyahwati, A.Sukainah, dan E. Putri. Penyimpanan dan Penggudangan. Riset dan
Teknologi Pendidikan Tinggi.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Wagianto. 2008. Hama dan Penyakit. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

I. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian
a. Sikap : observasi
Teknik penilaian Instrumen
Observasi Lembar observasi

b. Pengetahuan dan Keterampilan

Teknik
KD Instrumen
Penilaian

3.8. Menganalisis Tes Soal tes tertulis


jenis hama dan
penyakit dalam
penyimpanan
Penugasan Lembar Observasi diskusi dan
presentasi, penilaian hasil telaah

4.8. Mengendalikan Tes Praktik Lembar kerja


jenis hama dan Obervasi Lembar penugasan kegiatan
penyakit dalam diskusi, praktik dan presentasi
penyimpanan kelompok

2. Instrumen Penilaian
a. Sikap

Rencana Tindakan/
Hari, Uraian Kejadian Pembinaan
No Nama
tanggal Istimewa
b. Pengetahuan
Kisi-Kisi Soal
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal

3.8. 3.8.1. - Pengertian Melalui diskusi Disajikan ilustrasi PG 1


Menganalisis Menjelaskan Hama dan dan menggali tentang organisme
jenis hama dan pengertian hama Penyakit informasi, yang menyebabkan
penyakit dalam dan penyakit dalam siswa dapat kerusakan bahan
penyimpanan dalam Penyimpanan menjelaskan pangan, siswa dapat
penyimpanan pengertian memilih organisme
(C2) - Jenis Hama hama dan pengganggu yang
dan Penyakit penyakit dalam tepat.
dalam penyimpanan Disajikan pernyataan Uraian 6
Penyimpanan dengan tepat tentang pengertian
hama, siswa dapat
- Faktor yang
menjelaskan kerusakan
mempengaruhi
yang dapat disebabkan
peningkatan
oleh hama dengan
aktivitas hama
tepat
dan penyakit
dalam
penyimpanan
- Cara
Pencegahan
Hama dan
Penyakit
dalam
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal

Penyimpanan
- Cara
pengendalian
hama dan
penyakit dalam
penyimpanan

3.8.2. Melalui Disajikan pernyataan PG 2


Menganalisis pengamatan tentang salah satu jenis
jenis hama gambar dan hama, siswa dapat
dalam diskusi, siswa memilih hama yang
penyimpanan dapat tepat.
(C4) menganalisis Disajikan gambar PG 3
jenis hama hama, siswa mampu
dalam menentukan nama dan
penyimpanan bahan pangan yang
dengan tepat sering diserang oleh
hama tersebut dengan
tepat
3.8.3. Melalui Disajikan pernyataan PG 4
Menganalisis pengamatan tentang salah satu jenis
jenis penyakit gambar dan penyakit dalam
dalam diskusi, siswa penyimpanan, siswa
penyimpanan dapat dapat menentukan
menganalisis penyakit dalam
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal

(C4) jenis penyakit penyimpanan yang


dalam sesuai dengan kriteria
penyimpanan dengan tepat
dengan tepat Disajikan gambar Uraian 8
penyakit dalam
penyimpanan, siswa
mampu menyebutkan
dan menjelaskan nama
dan gejala kerusakan
dengan tepat

3.8.4. Melalui diskusi Disajikan pernyataan Uraian 7


Menentukan dan menggali tentang kadar air dalam
faktor yang informasi, penyimpanan terhadap
mempengaruhi siswa dapat biji, siswa mampu
aktivitas hama menentukan membuat tabel
dan penyakit faktor yang hubungan antara kadar
dalam mempengaruhi air biji dengan
penyimpanan aktivitas hama perubahan biji dengan
(C3) dan penyakit tepat
dalam
penyimpanan
dengan tepat

3.8.5. Melalui Disajikan ilustrasi Uraian 9


Menentukan pengamatan kerusakan dalam
cara pencegahan gambar dan penyimpanan, siswa
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal

hama dan diskusi, siswa dapat menyebutkan


penyakit dalam dapat pencegahan yang dapat
penyimpanan menentukan dilakukan
(C3) cara
pencegahan
hama dan
penyakit dalam
penyimpanan
dengan tepat

3.8.6. Melalui Disajikan pernyataan PG 5


Menentukan pengamatan tentang pengendalian
cara gambar dan hama dalam
pengendalian diskusi, siswa penyimpanan, siswa
hama dan dapat dapat menetukan cara
penyakit dalam menentukan pengendalian dengan
penyimpanan cara tepat
(C3) pengendalian
hama dan
penyakit dalam
penyimpanan
dengan tepat

Disajikan pernyataan Uraian 10


tentang hama tikus,
siswa dapat
menyebutkan dan
menjelaskan
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal

pengendalian yang
dapat dilakukan untuk
hama tikus

Instrumen

No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

1 Pak Budi seorang petani gabah. Hasil panen gabah disimpan di Jawaban : D 1
gudang penyimpanan. Setelah 1 minggu, terjadi kerusakan seperti
berlubang kecil-kecil dan butiran beras yang terserang menjadi
mudah pecah dan remuk seperti tepung. Hal ini disebabkan adanya
aktivitas organisme yang mengganggu serta merusak hasil bahan
pangan dan secara ekonomis dapat merugikan pak Budi. Dari kasus
tersebut, penyebab terjadinya kerusakan diakibat oleh ….
a. bakteri
b. patogen
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

c. penyakit
d. hama
e. mikroorganisme

2 Kumbang Tribolium sp. dapat merusak tepung, dan jika belum Jawaban : C
terdapat tepung maka kumbang ini akan menunggu hasil perusakan
butiran beras oleh hama lain, sehingga sering disebut sebagai 1
secondary pest. Dari pernyataan diatas hama yang hanya dapat
menyerang bahan pertanian lunak yang telah terkupas seperti beras
dan tepung ialah ….
a. Hama Utama
b. Hama Primer
c. Hama Sekunder
d. Hama Pemakan Luar
e. Hama Pemakan Dalam

3 Perhatikan hama dibawah ini ! Jawaban : E

1
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

Nama dan bahan pertanian yang sering diserang oleh hama diatas ….
a. Oryzaerphilus surinamensis - Gandum
b. Tribolium spp. - Beras
c. Tribolium spp. - Tepung
d. Sitophilus oryzae - Gandum
e. Sitophilus oryzae - Beras

4 Berikut merupakan ciri-ciri yang timbul akibat penyakit dalam


penyimpanan
Jawaban : D 1
1.Bercak berwarna abu-abu kehijauan
2.Membentuk seperti tepung berwarna hijau atau biru abu-abu
3.Racun yang dihasilkan berupa citreoviridin
4.Dapat merusak sistem syaraf pusat.
Ciri-ciri penyakit di atas ditimbulkan oleh ….
a. Helminthosporium oryzae
b. Phytopthora parsitica
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

c. Fusarium spp.
d. Penicillium spp.
e. Aspergillus sp.

5. Perhatikan pernyataan di bawah ini ! Jawaban : C


1. Melakukan pengurangan kadar air bahan simpan
2. Melakukan pengaturan tempat penyimpanan
3. Melakukan penggunaan pestisida buatan
4. Melakukan pemanfaatan sistem aerasi
5. Melakukan tindakan kuratif
Tindakan yang termasuk ke dalam pengendalian hama penyimpanan
adalah ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 1, 2, dan 5
d. 1, 3, dan 5
e. 2, 3, dan 4

6 Hama gudang terdiri dari serangga (insekta), mamalia (tikus), aves Jawaban : 4
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

(burung). Kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan penurunan - Kerusakan fisis-mekanis seperti lika,
kualitas maupun kuantitas dari bahan yang disimpan. Sebutkan jenis- koyak, dan berlubang menyebabkan cacat
jenis kerusakan pada penyimpanan bahan pangan yang diakibatkan - Tercemar karena kotoran hasil kegiatan
oleh hama ! biologisnya seperti kotoran dan kulit
yang terkelupas
- Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian
atau bahkan organisme bersangkutan
- Secara tidak langsung kegiatan biologis
organisme tersebut menaikkan suhu dan
kelembaban ruangan yang merangsan
kerusakan lebih lanjut serta mempercepat
proses kerusakan fisiologis dan kimia
lainnya

7 Kondisi kadar air pada bahan pangan yang disimpan mempengaruhi Jawaban : 5
ketahanannya dari hama dan penyakit selama penyimpanan. Buatlah
tabel yang menunjukkan tingkat kadar air pada bahan biji-bijian yang Kadar
disimpan dengan kondisi biji tersebut ketika disimpan ! Air
Perubahan Biji
Bahan
(%)

> 45 Terjadi proses perkecambahan


biji di tempat penyimpanan

18-20 Di dalam ruang penyimpanan


akan timbul uap panas, tetapi
cendawan dan bakteri yang
terbawa akan berkembang subur
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

dan merusak biji

12-18 Serangga akan merusak biji


dalam simpanan

8-9 Kehidupan serangga gudang


dapat dihambat

4-8 Keadaan aman untuk


menyimpan biji

8 Perhatikan kerusakan yang diakibatkan oleh penyakit dalam Jawaban :


penyimpanan dibawah ini !
1. Cendawan Aspergillus sp. (Yellow
Mold)
Gejala kerusakan.
Pada bahan awalnya terlihat bercak kecil
yang menempel pada permukaan biji atau
bahan, yang kemudian berkembang melebar
dan membentuk kumpulan cendawan
(1) (2) berwarna kuning kehijauan. Selain
menurunkan kualitas bahan, cendawan ini
juga dapat menghasilkan racun aflatoksin
yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

2. Cendawan Penicillium spp. (Blue Mold)


No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

Gejala Kerusakan.
Berawal dari munculnya bercak berwarna
abu-abu kehijauan. Bercak akan membesar
dan membentuk seperti tepung berwarna
hijau atau biru abu-abu. Racun yang
dihasilkan berupa citreoviridin yang dapat
merusak sistem syaraf pusat.
(3)
3. Cendawan Fusarium spp.
Sebutkan nama penyakit dan penyebabnya sesuai dengan
karakteristik yang sesuai pada masing-masing gambar diatas ! Gejala kerusakan
Pada umumnya warna material yang
diserang cendawan ini berubah menjadi
berwana pink-coklat kemerahan,
kemerahan, biru tua tergantung dengan
spesies Fusarium yang menyerang.
Cendawan ini menghasilkan racun seperti
zearalenon (F-2) yang mengakibatkan
kemandulan pada hewan dan
fusariogenin.yang sangat berbahaya bagi
manusia dan hewan ternak.

9 Pak Bayu merupakan seorang petani padi. Hasil panen akan disimpan Jawaban : 5
di gudang penyimpanan. Beberapa bulan kemudian, hasil panen yang
1. Perbaikan Struktur Bangunan
telah disimpan mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama
2. Memenuhi Syarat Komoditas
yang berasal dari luar. Terdapat beberapa lubang pada dinding-
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

dinding gudang dan ventilasi udara sedikit terbuka serta terdapat 3. Menjaga Kebersihan Gudang
lubang-lubang kecil pada karung penyimpanan padi. Sebutkan hal 4. Memperhatikan Kemasan yang akan
yang harus dilakukan Pak Bayu untuk mencegah terjadinya kerusakan Digunakan
pada hasil panen selanjutnya ! 5. Penggunaan Protektan

10 Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan Jawaban : 3


hama utama yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari
segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan. Banyak cara yag dapat 1. Secara mekanis, dengan menangkap dan
dilakuakan untuk pengendalian tikus. Sebutkan dan jelaskan membunuh tikus secara langsung.
pengendalian tikus yang dapat dilakukan ! 2. Penggunaan perangkap tikus untuk
menangkap tikus dalam keadaan hidup
dan umpan beracun untuk menangkap
tikus sampai tikus tersebut mati.
3. Kimiawi. Penggunaan rodentisida seperti
Klerat, Seng Fosfit Temik atau
melakukan fumigasi dengan
menggunakan bahan kimia berupa HCN,
metil bromida, CO terhadap tempat
penyimpanan.
4. Penggunaan pestisida nabati, seperti
campuran umbi gadung racun (1 kg),
dedak padi (10 kg), tepung ikan 1 ons,
kemiri sebagai pemikat dan air yang
dibentuk menjadi pelet dapat digunakan
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal

untuk membunuh tikus.

Pedoman Penskoran

No Soal Indikator Skor

1 Jika menjawab sesuai kunci jawaban 1

2 Jika menjawab sesuai kunci jawaban 1

3 Jika menjawab sesuai kunci jawaban 1

4 Jika menjawab sesuai kunci jawaban 1

5 Jika menjawab sesuai kunci jawaban 1

6 Jika penjelasan yang dibuat seluruhnya benar 4

Jika mampu menyebutkan 3 kerusakan yang disebabkan oleh 3


hama

Jika mampu menyebutkan 2 kerusakan yang disebabkan oleh 2


hama
No Soal Indikator Skor
Jika mampu menyebutkan 1 kerusakan yang disebabkan oleh 1
hama

7 Jika tabel yang dibuat seluruhnya benar 4

Jika tabel yang dibuat seluruhnya sebagian besar benar 3

Jika tabel yang dibuat seluruhnya sebagian kecil benar 2

Jika tabel yang dibuat hanya kadar air yang benar 1

8 Jika penjelasan yang dibuat seluruhnya benar 4

Jika hanya mampu menjelaskan 2 jenis penyakit dalam 3


penyimpanan

Jika hanya mampu menjelaskan 1 jenis penyakit dalam 2


penyimpanan

Jika hanya mampu menjelaskan nama penyakit dalam 1


penyimpanan

9 Jika menyebutkan seluruhnya benar 5

Jika hanya mampu menyebutkan 4 pencegahan hama yang 4


dapat dilakukan

Jika hanya mampu menyebutkan 3 pencegahan yang dapat 3


dilakukan

Jika hanya mampu menyebutkan 2 pencegahan yang dapat 2


No Soal Indikator Skor

dilakukan

Jika hanya mampu menyebutkan 1 pencegahan yang dapat 1


dilakukan

10 Jika penjelasan tentang pengendalian tikus yang dibuat 4


seluruhnya benar

Jika hanya mampu menyebutkan 3 pengendalian tikus 3

Jika hanya mampu menyebutkan 2 pengendalian tikus 2

Jika hanya mampu menyebutkan 1 pengendalian tikus 1

Pengolahan Nilai Pengetahuan :

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓
Penugasan

Instrumen Penilaian Kegiatan Diskusi

Indikator sikap
Terlibat penuh

Jumlah

Kerjasama
Nama Siswa Menjawab
Bertanya

Skor

Tertib
No
Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi

Sikap Indikator Skor

Terlibat penuh Jika selalu terlibat 3

Jika kurang terlibat 2


Sikap Indikator Skor

Jika tidak terlibat 1

Bertanya Jika selalu bertanya 3

Jika jarang bertanya 2

Jika tidak pernah bertanya 1

Menjawab Jika selalu menjawab 3

Jika jarang menjawab 2

Jika tidak pernah menjawab 1

Tertib Jika selalu tertib 3

Jika kurang tertib 2

Jika tidak tertib 1

Kerjasama Jika selalu bekerjasama 3

Jika kurang bekerjasama 2

Jika tidak pernah bekerjasama 1

Pengolahan Nilai Kegiatan Diskusi


𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓

Format Penilaian Presentasi

No Aspek Penilaian

4 3 2 1

1 Kejelasan Presentasi

2 Pengetahuan

3 Menjawab

Pedoman Penskoran Presentasi

Kejelasan Presentasi
Skor 4 Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang jelas

Skor 3 Sistematika penjelasan logis dan bahasa jelas tetapi suara kurang jelas

Skor 2 Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa dan


suara cukup jelas

Skor 1 Sistematika penjelasan tidak logis tidak menggunakan bahasa dan


suara yang jelas

Pengetahuan

Skor 4 Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan dengan


baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas

Skor 3 Menguasai materi presentasi dan bisa dapat menjawab pertanyaan


dengan baik dan namun tidak dapat menyimpulkan topik yang dibahas

Skor 2 Tidak menguasai materi meskipun bisa menjawab seluruh pertanyaan


dan kesimpulan tidak berhubungan dengan topik yang dibahas

Skor 1 Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh pertanyaan
dan kesimpulan dan tidak mendukung topic

Kemampuan bertanya jawab

Skor 4 Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri

Skor 3 Penampilan cukup menarik, sopan, rapi namun kurang percaya diri

Skor 2 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan kurang percaya diri
Skor 1 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan tidak percaya diri

Pengolahan Nilai Kegiatan Presentasi

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓
c. Keterampilan

Kompetensi Tujuan Bentuk Butir Soal


IPK Materi Indikator Soal
Dasar Pembelajaran Soal

4.8 Mengendalikan Pengendalian hama Melalui kegiatan Disediakan alat saat Penilaian Lakukanlah
Mengendalikan hama dan penyakit dan penyakit dalam praktik siswa dapat kegiatan praktik, kinerja pengendalian
hama dan dalam penyimpanan penyimpanan membuat desain siswa dapat hama dan
penyakit dalam (P3) melaksanakan
kemasan produksi penyakit dalam
penyimpanan pengendalian hama
hasil perikanan dan penyakit dalam penyimpanan
tradisional dengan penyimpanan dengan
tepat dan menggunakan
bertanggungjawab bahan dan alat
yang telah
ditentukan

Instrumen Penilaian Melakukan Pengendalian Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan


No Nama Siswa Komponen Skor Total

1 2 3 4

a b c a b c d
Pedoman Penskoran Kegiatan Melakukan Pengendalian Hama dan Penyakit
dalam Penyimpanan

Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian

1. a. Persiapan Kerja Siswa menggunakan baju praktik, mengisi jurnal


praktikum dan mencuci tangan, memakai sarung
 Pengisian jurnal praktikum tangan dan penutup kepala 4
 Penggunaan baju praktik
 Sikap sebelum bekerja Siswa menggunakan baju praktik, mencuci tangan,
(mencuci tangan dengan memakai sarung tangan dan penutup kepala, 3
sabun, memakai sarung namun tidak mengisi jurnal
tangan, dan penutup kepala)
Siswa menggunakan baju praktik, tidak mengisi
jurnal praktikum dan tidak mencuci tangan, tidak 2
memakai sarung tangan dan penutup kepala

Siswa tidak mencuci tangan, tidak memakai


sarung tangan dan penutup kepala, tidak
1
menggunakan baju praktik dan tidak mengisi
jurnal praktikum

Persiapan Alat Jika siswa membawa seluruh alat 4


Ketersedian
1. Alat tulis Jika siswa hanya membawa 2 alat
2. Sarung tangan 3
3. Penutup kepala
Jika siswa hanya membawa 1 alat 2

Jika siswa tidak membawa alat 1

Persiapan Bahan
Ketersediaan Jika siswa membawa 3 bahan sesuai kelompoknya 3
Kelompok 1
1. Beras Jatah
Jika siswa membawa 2 bahan 2
2. Beras Pandan Wangi
3. 5 Kumbang Beras (Sitophilus Jika siswa membawa 1 bahan 1
oryzae)
Kelompok 2
1. Kacang Hijau Kering
2. Kacang Hijau Lembab
3. 5 Kumbang Kacang Hijau
(Callosobruchus chinensis)
Kelompok 3
1. Jagung Pipil
2. Jagung Pipil Kering
3. 5 Kumbang Jagung (Sitophilus
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian

zeamays)

2. Proses
a. Kesesuaian prosedur dengan Jika seluruh proses dilakukan sesuai prosedur 4
lembar kerja yang diberikan
Jika 9 proses dilakukan sesuai prosedur 3

Jika 6 proses dilakukan sesuai prosedur 2

Jika proses dilakukan tidak sesuai dengan


1
prosedur

b. Ketepatan melakukan
3
penimbangan bahan pangan Jika siswa menimbang bahan dengan tepat

- Beras Jika siswa menimbang bahan kurang tepat 2


- Kacang Hijau
- Jagung Jika siswa menimbang bahan dengan tidak tepat 1

c. Penyimpanan bahan pangan Jika siswa menyimpan bahan dengan tepat 3

Jika siswa menyimpan bahan kurang tepat 2

Jika siswa menyimpan bahan dengan tidak tepat 1

d. Pengendalian Hama dan Jika siswa melakukan pengendalian dengan cara


3
Penyakit yang sesuai dengan tepat

Jika siswa melakukan pengendalian dengan cara


2
yang sesuai namun kurang tepat

Jika siswa melakukan pengendalian dengan cara


1
yang tidak tepat

3. Hasil Jika menjelaskan hasil dengan benar dan membuat


4
kesimpulan
 Kemampuan menjelaskan hasil
Jika menjelaskan hasil dengan benar dan tidak
praktik 3
membuat kesimpulan
 Kemampuan membuat Jika menjelaskan hasil kurang benar dan tidak
kesimpulan 2
membuat kesimpulan

Jika tidak menjelaskan hasil dengan benar dan


1
tidak membuat kesimpulan
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian

4. Sikap kerja

a. Kerja sama Berkontribusi dalam kelompok 3

Kurang berkontribusi dalam kelompok 2

Tidak berkontribusi dalam kelompok 1

b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja sesuai instruksi 3

Bekerja kurang sesuai instruksi 2

Bekerja tidak sesuai instruksi 1

c. Tanggung jawab dalam bekerja Bekerja dengan tertib dan menjaga kebersihan 3

Bekerja dengan tertib, namun tidak menjaga


2
kebersihan

Bekerja tidak tertib dan tidak menjaga kebersihan 1

d. Konsentrasi dalam bekerja Tidak gaduh dan tidak mengganggu kelompok


3
lain

Gaduh dan tidak mengganggu kelompok lain 2

Gaduh dan mengganggu kelompok lain 1

5. Waktu

Penyelesaian pekerjaan Jika siswa mengerjakan 7 hari sesuai dengan


3
waktu yang telah ditentukan

Jika siswa mengerjakan 5 hari dari waktu yang


2
telah ditentukan

Jika siswa mengerjakan 3 hari dari waktu yang


1
telah ditentukan

Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik(NP)
Persiapan Proses dan Sikap Waktu ∑ NK
Hasil Kerja Kerja

1 2 3 4 5

Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 10 60 20 10

NK

Keterangan:

 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian

 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian

 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari


setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik
kompetensi keahlian. Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100

 NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan


bobot dibagi skor maksimal

∑ 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
𝐍𝐊 = × 𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥

 NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

Indikator sikap
Terlibat penuh

Jumlah
Kerjasama

Nama Siswa
Menjawab
Bertanya

Skor
Tertib

No
Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi

Sikap Indikator Skor

Terlibat penuh Jika selalu terlibat 3

Jika kurang terlibat 2

Jika tidak terlibat 1

Bertanya Jika selalu bertanya 3

Jika jarang bertanya 2

Jika tidak pernah bertanya 1

Menjawab Jika selalu menjawab 3

Jika jarang menjawab 2

Jika tidak pernah menjawab 1

Tertib Jika selalu tertib 3

Jika kurang tertib 2

Jika tidak tertib 1

Kerjasama Jika selalu bekerjasama 3

Jika kurang bekerjasama 2

Jika tidak pernah bekerjasama 1


Pengolahan Nilai Kegiatan Diskusi

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓

Format Penilaian Presentasi

No Aspek Penilaian

4 3 2 1

1 Kejelasan Presentasi

2 Pengetahuan

3 Menjawab

Pedoman Penskoran Presentasi

Kejelasan Presentasi

Skor 4 Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang jelas

Skor 3 Sistematika penjelasan logis dan bahasa jelas tetapi suara kurang
jelas
Skor 2 Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas

Skor 1 Sistematika penjelasan tidak logis tidak menggunakan bahasa dan


suara yang jelas

Pengetahuan

Skor 4 Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan


dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas

Skor 3 Menguasai materi presentasi dan bisa dapat menjawab pertanyaan


dengan baik dan namun tidak dapat menyimpulkan topik yang
dibahas

Skor 2 Tidak menguasai materi meskipun bisa menjawab seluruh


pertanyaan dan kesimpulan tidak berhubungan dengan topik yang
dibahas

Skor 1 Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh


pertanyaan dan kesimpulan dan tidak mendukung topic

Kemampuan bertanya jawab

Skor 4 Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri

Skor 3 Penampilan cukup menarik, sopan, rapi namun kurang percaya diri

Skor 2 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan kurang percaya diri

Skor 1 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan tidak percaya diri

Pengolahan Nilai Kegiatan Presentasi


𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓
Pedoman Penskoran Pembuatan Laporan Pengendalian Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan

Komponen/Sub
No Indikator Skor
Komponen Penilaian

1. Sistematika Laporan Sistematika laporan mengandung unsur-unsur proses produksi berupa


identifikasi bahan, sortasi, pemilihan peralatan,
4
penimbangan/pengukuran, pengolahan, pengendalian mutu,
penyajian/pengemasan, dan pemasaran

Sistematika laporan mengandung unsur-unsur proses produksi berupa


identifikasi bahan, sortasi, pemilihan peralatan, pengolahan, pengendalian 3
mutu, penyajian/pengemasan, dan pemasaran (1 poin tidak lengkap)

Sistematika laporan mengandung unsur-unsur proses produksi berupa


identifikasi bahan, sortasi pengolahan, penyajian/pengemasan, dan 2
pemasaran (3 poin tidak lengkap)

Sistematika laporan mengandung unsur-unsur proses produksi berupa


1
sortasi, penyajian/pengemasan, dan pemasaran (5 poin tidak lengkap)

2. Kerapian Laporan Laporan ditulis sangat rapi, mudah dibaca, dan disertai dengan data
3
kelompok

Laporan ditulis rapi, mudah dibaca, dan tidak disertai dengan data
2
kelompok

Laporan ditulis tidak rapi, sukar dibaca, dan tidak disertai dengan data
1
kelompok
d. Penilaian Sikap

Rencana Tindakan/
Hari, Uraian Kejadian Pembinaan
No Nama
tanggal Istimewa
J. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Analisa Soal
Mata Pelajaran :
Kelas :
KD :

Nomor soal dan skor maksimal Tinda


Nama
k

Jumlah

Nilai
No NIS Peserta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lanju
didik
t
1 1 1 1 5 5 4 2 5

Jumlah Skor

Presentase

Keterangan

Tindak lanjut

Ket . T = Tuntas TT = Tidak Tuntas jika


jika ≥75 % Jawaban <75 % Jawaban peserta
peserta didik benar didik

2. Program Remedial Teaching dilaksanakan pada soal yang IPK hasil analisis tidak
tuntas yaitu belum mencapai 75% dilakukan dengan cara :
a. Memberikan penjelasan contoh soal
b. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
c. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya
d. Menggunakan berbagai jenis media

PROGRAM REMEDIAL TEACHING

MATA PELAJARAN :

KELAS :

KD :

Indikator Rencana Hasil


Presentase Pembelajaran
No Soal Perbaikan Pembelajaran
Ketuntasan dalam silabus
Nomor Pembelajaran Remedial

4
5

10

3. Remedial peserta didik yang memiliki nilai kurang dari KKM yaitu 75 dilaksanakan
dengan cara :

a. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus bagi peserta didik yang nilainya c (65 –
74)
b. Pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang nilai c- (55 - 64)
c. Pemberian bimbingan secara khusus bagi peserta didik yang nilai d kurang dari 55

PROGRAM REMEDIAL
TEST

Mata Pelajaran :

Kelas :

KD :
Nilai Remedial Hasil
No Nama Bentuk Remedial
Awal Soal No Remedial

4. Pengayaan dilaksanakan kepada peserta didik yang telah mencapai KKM (tuntas). Bentuk
pengayaan tergantung hasil yang peserta didik. Adapun bentuk pengayaan yaitu :

a. Kegiatan eksplorasi bagi peserta didik yang nilai ketuntasan mendekati KKM (75 - 85)
b. Keterampilan proses jika nilai peserta didik baik ( 86-90)

c. Pemecahan masalah jika nilai peserta didik sangat baik > 90

PROGRAM
PENGAYAAN

MATA PELAJARAN :

KELAS :

KD :

Nilai Hasil
No Nama Bentuk Pengayaan
Awal Pengayaan

5
6

Lampiran

Materi Ajar

1. Pengertian Hama dan Penyakit Pada Penyimpanan


Hama merupakan organisme yang dalam aktivitasnya mengganggu, merusak tanaman
maupun hasilnya dan secara ekonomis merugikan. Hama gudang ini terdiri dari serangga
(insekta), mamalia (tikus), aves (burung). Kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan
penurunan kualitas maupun kuantitas dari bahan yang disimpan. Hal ini disebabkan serangga
hama gudang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat, mudah menyebar dan
dapat mengundang pertumbuhan kapang. Namun, dari beberapa kelompok hama gudang ini
yang paling sering dijumpai adalah golongan serangga dan tikus.
Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
- Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga
mutunya turun dan harganya rendah bahkan ditolak
- Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan
yang tidak terlihat seperti urine dan racun
- Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organisme bersangkutan
- Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan
kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses
kerusakan fisiologis dan kimia lainnya
Penyebab penyakit pada produk dalam simpanan di antaranya disebabkan oleh
cendawan, bakteri, virus, dan nematoda. Patogen yang terbawa benih selain dapat
menimbulkan penyakit pada tanaman itu sendiri, dapat pula menjadi sumber infeksi untuk
tanaman lain.

2. Jenis-Jenis Hama dan Penyakit

Hama
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri
dari 3 bagian : kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat
penghidu. Serangga memiliki 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan
ngengat atau pijer (Lepidoptera). Perbedaannya adalah pada sayapnya. Sayap kumbang keras.
Kedua ordo ini memiliki metamorphosis (perubahan) sempurna yaitu telur, larva,
kepompong, dewasa, telur dan seterusnya.
- Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh dalam arti masih berkulit
(keras) misalnya rhizopertha, sitophilus.
- Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas atau telah
terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek
misalanya tribolium, sp.
- Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu
komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. Dan tribolium sp. (serealia) calossobrochus
spp (kacang-kacangan), lasioderma sp (tembakau)
- Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau
menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil.
- Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase
larva dan kepompong misalnya sitophilus sp. Dan rhizopertha sp.
- Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas contoh
tribolium, Corcyra, cryptoleste spp.

Komoditas Jenis hama

Serealia dan karbohidrat tinggi Sitophilus, rhizopertha, tribolium, stegobium, ephestia

Kacang-kacangan Callosobruchus chinensis

Kopi sejenisnya Araecerus fasciculatus

Kulit sejenisnya Dermestes spp

Tembakau Lasioderma spp

Kopra Necrobia rufipes

Kacang tanah Caryedon serratus

1. Sitophilus oryzae

Gejala Serangan
Kumbang ini merupakan hama utama pada beras yang disimpan. Serangan kumbang
ini ditandai dengan butir beras berlubang-lubang atau hancur menjadi tepung karena gerekan
kumbang. Akibat hama ini, beras mengalami susut berat mencapai 23% setelah disimpan
beberapa bulan.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat
kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk
pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga
merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari
serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa
lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah
dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini
yang bercampur dengan air liur hama.

Ciri-ciri Kumbang
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya
berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap
bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan.
Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila
kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm.
larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan
membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti
kumbang dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur
sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih
dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam
lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia
telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran
beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di
lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari.
Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang
pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di
ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.

Gambar 1. Sitophilus oryzae

Pengendalian
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae (parasit larva), semut merah
dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik
matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh,
dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk
yang disimpan.

2. Kumbang Penggerek Gabah (Rhizopertha dominica)

Gejala Serangan
Gejala serangan kumbang ini ditandai dengan berlubangnya gabah dan adanya sisa
gerekan berupa dedak halus. Selain merusak produk padi-padian kumbang ini juga
menyerang produk tanaman yang banyak mengandung karbohidrat seperti jagung, gaplek,
dan lainnya. Kerusakan yang ditimbulkannya bisa mencapai 7%.

Ciri-ciri kumbang
Kumbang ini memiliki tubuh slindris dan ramping, protorak berbentuk seperti perisai
atau tudung, mempunyai benjolan kecil yang kasar terutama bagian depan. Kepalanya berada
di bawah pronotumnya, berwarna coklat gelap atau hitam. Panjang tubuh kumbang 1,5-3
mm.

Gambar 2. Kumbang Penggerek Gabah(Rhizopertha dominica)

3.Ngengat Gabah (Sitotroga cereallela)


Gejala serangan
Gejala kerusakan berupa lubang-lubang bekas gerekan dan adanya sisa gerekan
berbentuk tepung (serasah halus). Ngengat ini bersama dengan R. dominica menyebabkan
kerusakan berat pada gabah dalam simpanan.

Ciri-ciri ngengat
Ngengat dewasa tubuhnya berwarna kekuningan hingga merah muda yang mengilap.
Tubuhnya ramping dengan panjang 3-4 mm, panjang rentang sayapnya 11-15 mm. Larva
berwarna putih kekuning-kuningan dengan bagian kepala berwarna coklat gelap. Tubuhnya
beruas-ruas dan pada ruas ke 1-3 dilengkapi dengan kaki. Betina mampu menghasilkan telur
200-369 butir dan akan menetas setelah 3-4 hari. Siklus hidup ngengat pada lingkungan ideal
berlangsung 25-28 hari.
Gambar 3.Ngengat Gabah(Sitotroga cereallela)

4.Kumbang Tepung(Tribolium spp.)


Gejala serangan
Hama ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan hama yang khusus
menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras
ditemukan hama (Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama
(Triboliumspp) hanya memakan sisa komoditas yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae)
sebelumnya yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam
komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di
rumah.
Kumbang dan larva merusak tepung, dan jika belum terdapat tepung maka akan
menunggu hasil perusakan butiran beras oleh hama lain dan kumbang ini akan bergerak
setelah berlangsung kehancuran pada materian tersebut, sehingga sering disebut secagai
secondary pest.

Ciri-ciri kumbang
Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ±
4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat
muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm.
Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur
diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil
(remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami
pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi
sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm.
Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material,
tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari
kumbang ± 35-42 hari (Wagianto, 2008).

Pengendalian
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat
dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu
dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap
produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan
manusia (Wagianto, 2008).

Gambar 4. Kumbang Tepung(Tribolium spp.)

5. Kumbang gigi gergaji(Oryzaerphilus surinamensis)

Gejala serangan
Kumbang umumnya menggerek bagian material sehingga tampak berlubang-lubang
dan bentuknya berkelok-kelok.

Ciri-ciri kumbang
Bagian thorax (dada) kumbang menyerupai gigi gergaji. Tubuh kumbang dewasa
berwarna coklat gelap dengan panjang antara 2,5-3,5 mm. Larva berwarna putih, bentuknya
memanjang dan pipih, berukuran 4-5 mm. Kumbang betina menghasilkan 6-10 butir per hari
dan total telur sebanyak 375 butir. Pada butir padi, telur biasanya diletakkan di dekat lekukan
biji. Larva yang akan berkepompong mencari tempat berupa celah atau lekukan untuk
menjadi popa. Siklus hidup hama ini mencapai 1 bulan
Gambar 5.Kumbang gigi gergaji(Oryzaerphilus surinamensis)

6. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

Gejala Serangan
Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang
mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih
besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan
remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama.

Ciri-Ciri Kumbang
Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm,
berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan
gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang
muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning
agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua
bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup
larvanya.

Pengendalian
Cara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan bahan yang
sempurna, melakukan pengamasan yang baik, pemberian tablet khusus misalnya phastoksin.
Kemudian melakukan fumigasi yang tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar

Gambar 6. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

7. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Gejala serangan

Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang


pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak.
Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang,
walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas
serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3
%, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada
komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras.

Ciri-Ciri Kumbang

Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran


tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang
Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya
berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala
(Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra
berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina dapat
bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam
simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi
hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di
sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan
tampak berlubang (Borror, 1992).

Pengendalian

Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami
hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam).

Gambar 7. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Tikus

Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama
yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan
pangan. Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman
penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk
akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan
mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :

1. Kehilangan kuantitas
2. Kerusakan wadah dan bangunan
3. Pengotoran komoditas
4. Pembawa dan penyebar kuman penyakit

Berdasarkan bentuk tengkorak, ordo rodentia terbagi :

1. Hystricomorpha : bermoncong tumpul, senang tinggal di dalam tanah


2. Scioromorpha : tinggal diatas pohon/didalam tanah, bentuk kepala bundar
3. Myomorpha : mempunyai moncong relative panjang dan lancip (golongan tikus)
Jenis tikus yang sering menjadi hama dalam penyimpanan :

1. Tikus rumah (Rattus rattus diardii).


2. Tikus riul (Rattus norvegicus)
3. Mencit rumah (Mus musculus).

Gambar 8. Tikus rumah (Rattus rattus diardii)

Gambar 9. Tikus Riul (Rattus norvegicus)


Gambar 10. Mencit rumah (Mus musculus).

Penyakit
1. Cendawan Aspergillus sp. (Yellow Mold)
Gejala kerusakan.
Pada bahan awalnya terlihat bercak kecil yang menempel pada permukaan biji atau
bahan, yang kemudian berkembang melebar dan membentuk kumpulan cendawan berwarna
kuning kehijauan. Selain menurunkan kualitas bahan, cendawan ini juga dapat menghasilkan
racun aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Gambar 11. Cendawan Aspergillus sp. (Yellow Mold)

2. Cendawan Penicillium spp. (Blue Mold)


Gejala Kerusakan.
Berawal dari munculnya bercak berwarna abu-abu kehijauan. Bercak akan membesar
dan membentuk seperti tepung berwarna hijau atau biru abu-abu. Racun yang dihasilkan
berupa citreoviridin yang dapat merusak sistem syaraf pusat.

Gambar 12. Cendawan Penicillium spp. (Blue Mold)

3. Cendawan Fusarium spp.


Gejala kerusakan
Pada umumnya warna material yang diserang cendawan ini berubah menjadi berwana
pink-coklat kemerahan, kemerahan, biru tua tergantung dengan spesies Fusarium yang
menyerang. Cendawan ini menghasilkan racun seperti zearalenon (F-2) yang mengakibatkan
kemandulan pada hewan dan fusariogenin.yang sangat berbahaya bagi manusia dan hewan
ternak.

Gambar 13. Cendawan Fusarium spp.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS HAMA DAN PENYAKIT
DALAM PENYIMPANAN
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan dari tempat penyimpanan/gudang yaitu kondisi
suhu, kadar air dan kualitas sumber makanan. Sedangkan faktor internal adalah kemampuan
interaksi antar individu dan antar spesies.
1. Suhu
Serangga hama gudang memerlukan keadaan suhu udara minimum dan maksimum
untuk kelangsungan hidupnya. Pada umumnya suhu optimum untuk perkembangan hama
gudang yakni 25-30oC (Kartasapoetra, 1991).
Suhu sangat mempengaruhi aktivitas biologi serangga gudang, di mana pada kondisi
suhu tinggi maka masa inkubasi (penetasan) telur serangga akan berlangsung lebih cepat.
Menurut Kartasapoetra (1991), kumbang Tribolium castaneum memiliki masa indukasi cepat
yakni 3,5 hari pada bulan Juli-Agustus (suhu tinggi) dibandingkan dengan pada bulan April-
Nopember yakni selama 12,2 hari. Masa perkembangan, ketahanan hidup dan produksi telur
serangga hama pascapanen tergantung pada kesesuaian lingkungan dan makanan. Laju
populasi akan semakin meningkat apabila masa perkembangan hama pendek, ketahahan
hidup meningkat dan produksi telur banyak.
Dalam kondisi normal, gudang adalah sumber makanan, sehingga permasalahan
utama bagi serangga gudang adalah suhu dan kadar air/kelembaban di dalam gudang. Kondisi
suhu gudang akan mempengaruhi siklus hidup perkembangan serangga. Hingga batas
tertentu, kenaikan suhu lingkungan meningkatkan aktivitas makan. Pada suhu optimal, siklus
hidup serangga akan semakin pendek, sebaliknya pada suhu rendah maka siklus hidup
serangga hama gudang akan lebih lama.
Suhu akan mempengaruhi ketahanan hidup/survival serangga. Serangga biasanya
memiliki kisaran suhu optimum. Sedikit saja di luar kisaran suhu tersebut, terjadi penurunan
populasi yang sangat besar. Kematian terbesar terjadi pada larva instar awal. Peningkatan
suhu dan kadar air bahan simpan meningkatkan produksi telur, hanya saja produksi telur
tertinggi dan ketahanan hidup tertinggi tidak terjadi pada satu titik suhu atau kadar air yang
sama.

2. Kelembaban
Menurut Kartasapoetra (1991), hama Sitophilus oryzae yang dipelihara pada
temperatur 21oC siklus hidupnya berbeda pada tingkat kelembaban berbeda. Menurutnya,
pada kelembaban udara relatif 50% siklus hidup serangga tersebut 59 hari, sedangkan pada
kelembaban udara 80% siklus hidup serangga tersebut hanya 37 hari. Kelembaban juga akan
sangat mempengaruhi kadar air bahan, artinya pada tingkat kelembaban udara yang tinggi
pada umumnya kadar air bahan simpanan juga relatif tinggi.
3. Pengaruh kadar air dan kualitas sumber makanan terhadap hama gudang
Peranan faktor makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang
aktif,terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya menjadi
kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah
meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih
sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses
perkembangbiakan keturunannya.
Kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti yang sangat dalam kaitannya dengan
percepatan perkembangbiakan serangga yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkatan
serangan yang dilakukannya (kualitas dan kuantitas serangan). Kualitas makanan sangat
berpengaruh terhadap perkembangbiakan serangga hama. Pada kondisi makanan yang
berkondisi baik dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama
akan menunjang perkembangan populasi, sebaliknya
makanan yang berlimpah dengan gizi jelek dan tidak cocok akan menekan
perkembangan populasi serangga (Andrewartha dan Birch, 1954).

Ketidakcocokan faktor makanan dapat ditimbulkan oleh hal-hal sebagai berikut:


a) kurangnya kandungan unsur yang diperlukan serangga,
b) rendahnya kadar air bahan,
c) permukaan terlalu keras, bentuk material bahan yang kurang disenangi, misalnya beras
lebih disenangi dari pada gabah.
Kadar air meningkat, kondisi lingkungan makin baik untuk serangga sehingga
ketahanan hidupnya pun meningkat. Sebaliknya, ketahanan hidup hama pascapanen menurun
bila kadar air biji rendah. Implikasinya, kalaupun pengendalian hama tidak bisa dilakukan
dengan menurunkan suhu (pendinginan), pengeringan dan pemanasan dapat pula bermanfaat.
Kondisi kadar air dan kualitas bahan simpanan sangat mempengaruhi kemampuan imago
betina menghasilkan telur. Serangga memerlukan nutrisi yang cukup untuk memproduksi
telur.
Hubungan Antara Kadar Air Biji Dengan Perubahan Biji dan Kehidupan Hama Gudang

Kadar Air Bahan Perubahan Biji


(%)

> 45 Terjadi proses perkecambahan biji di tempat penyimpanan

18-20 Di dalam ruang penyimpanan akan timbul uap panas, tetapi


cendawan dan bakteri yang terbawa akan berkembang subur dan
merusak biji

12-18 Serangga akan merusak biji dalam simpanan


8-9 Kehidupan serangga gudang dapat dihambat

4-8 Keadaan aman untuk menyimpan biji

4. Cahaya
Warna cahaya yang berbeda akan memancarkan perbedaan panjang gelombang.
Semakin panjang gelombang yang dipancarkan maka akan semakin besar pula energi yang
dihasilkannya. Semakin besar energi yang dipancarkan akan semakin besar juga kenaikan
suhu yang ditimbulkannya dalam satuan luas yang tetap atau konstan.
Menurut Kartasapoetra (1991), hama-hama gudang saat melakukan kopulasi dan
meletakkan telurnya serta aktivitas pengerusakan sangat menyukai kondisi cahaya yang
gelap.

5. Aerasi
Pada umumnya pada kondisi oksigen yang rendah maka akan terjadi kematian pada
serangga gudang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Sitophilus sp. yang ditempatkan pada
tempat dengan aerasi yang diatur, maka diketahui bahwa apabila kadar CO2> 40% atau
O2<2%, maka hama tersebut akan mati dalam semua tingkat pertumbuhannya, sedangkan
apabila kadar CO2 dalam kondisi biasa dan kadar O2 hanya 4%, pada temperatur 29oC akan
terjadi kematian total pada imago Sitophilus sp. Apabila kadar CO2 5% dan O2 seperti biasa
di udara, maka akan terjadi keamtian total setelah + 3 minggu (Kartasapoetra, 1991).

PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM PENYIMPANAN


1. Struktur Bangunan
2. Syarat komoditas harus terpenuhi
3. Kebersihan
4. Kemasan
5. Penggunaan Protektan

Mencegah datangnya hama lebih mudah daripada membasmi atau mengeliminasi serangga
yang sudah masuk
1. Membuat konstruksi kedap serangga: bangunan dari beton atau logam lebih baik daripada
kayu
2. Sanitasi gudang: ceceran bahan simpanan di lantai harus dibersihkan sebelum dilakukan
penyimpanan selanjutnya, celah-celah atau retakan pada lantai, dinding, dsb. harus ditutup,
menggunakan lantai keramik, pintu gudang harus selalu tertutup
Gambar 14. Gudang yang Berlubang
3. Tidak menyimpan alat pertanian, seperti alat pemanenan di ruang penyimpanan karena
biji-biji yang tertinggal dapat menjadi sumber infestasi
4. Jangan memakai karung bekas yang belum di"disinfestasi" untuk menyimpan
5. Jangan menyimpan wadah bekas di ruang penyimpanan
6. Menggunakan wadah yang tidak mudah dimasuki oleh serangga atau kemasan yang
digunakan kedap udara
7. Menggunakan protektan untuk melindungi bahan simpanan (khusus untuk penyimpanan
benih) seperti abu sekam dan serbuk tanaman yang diketahui mengandung insektisida

Gambar 15. Penyimpanan Beras

8. Menyimpan bahan dalam bentuk yang lebih resisten, misal yang masih dilengkapi
dengan polong, terutama kacang tanah
9. Menurunkan tingkat kadar air. Beras dengan kadar air < 14% akan lebih aman disimpan,
sedangkan beras dengan kadar air >14% akan menyebabkan perkembangbiakan mikroba
dan serangga bertambah cepat
10. Meningkatkan derajat sosoh Serangga hama gudang sangat menyukai zat-zat yang
terdapat dalam bekatul karena banyak mengandung lemak, protein dan vitamin. Itu
sebabnya beras dengan derajat sosoh rendah (masih banyak mengandung lapisan bekatul)
mudah diserang hama gudang.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM PENYIMPANAN


Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan pemberatasan.
Pencegahan adalah usaha menghindari/mencegah kemungkinan serangan hama.
Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus menerus. Penjagaan adalah tindakan
mempertahankan/menjaga agar nilai dan daya guna komoditas tidak berkurang.

1. Pengurangan Kadar Air Bahan Simpanan


Penjemuran Bahan
Selain untuk mengatasi tingginya serangan serangga gudang, penjemuran juga dapat
mengurangi kerusakan gabah akibat tingginya kadar air gabah. Kehilangan hasil pada tahapan
pengeringan gabah pada ekosistem padi lahan irigasi sebesar 0,98%, untuk ekosistem padi
lahan tadah hujan sebesar 1,05% dan pada ekosistem lahan pasang surut sebesar 1,52%.

2. Pengaturan Tempat Penyimpanan


Tempat penyimpanan juga sangat mempengaruhi kesukaan serangga gudang terhadap
gabah yang disimpan. Tempat penyimpanan yang tidak baik dengan kelembaban tinggi dan
temperatur yang tidak sesuai akan memacu perkembangbiakan serangga. Walaupun kadar air
gabah sudah memenuhi standar setelah dikeringkan, akan tetapi jika tempat penyimpanan
tidak sesuai justru akan meningkatkan kembali kadar air gabah.

Gambar 16. Penyimpanan Beras

3. Penggunaan Pestisida Nabati

No. Nama Tumbuhan Bagian Serangga Uji


Tumbuhan

1. Babadotan, Ageratum conyzoides Daun, bunga, Tribolium castaneum


batang, akar

2. Lempuyang gajah, Zingiber Rimpang Sitophilus sp.


zerumbet

3. Lempuyang emprit, Rimpang Sitophilus sp.


Zingiber americans

4. Jeringau, Acorus calamus Rimpang Sitophilus sp.

5. Bengkuang, Biji Callosobruchus analis,


Sitophilusi sp.
Pachyrhizus erosus

6. Serai dapur, Cymbopogon nardus Daun Callosobruchus analis

7. Bawang putih, Umbi Callosobruchus analis


Allium sativum

8. Tuba, Akar Sitophilus sp.,


Carpophilus sp.
Derris eliptica

9. Brotowali, Batang Tribolium castaneum


Tinospora sp.

10. Srikaya, Biji Callosobruchus analis


Annona squamosal

4. Pemanfaatan Sistem Kedap (Hermetic Storage)


Penyimpanan kedap udara mencakup penempatan gabah/beras/benih kedalam
kontainer (wadah) yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) dan air antara atmosfir
luar dan gabah/benih yang disimpan.
Penyimpanan tertutup mengendalikan serangga karena serangga menggunakan
oksigen yang ada sepanjang respirasi dan mengeluarkan karbon dioksida (misalnya tingkat
oksigen dapat berkurang dari 21% menjadi kurang dari 5% dalam 10-21 hari). Pada kondisi
oksigen rendah ini, aktivitas serangga menjadi minimal dan reproduksi terhenti.

Gambar 17. Pemanfaatan Sistem Kedap


5. Tindakan Kuratif (Fumigasi)

Fumigasi merupakan tindakan pembasmian hama gudang dengan menggunakan


senyawa kimiawi berupa fumigan. Beberapa jenis senyawa fumigan yang sering digunakan di
antaranya metilbormide, carbon disulphide, hydricianic acid, phospine, ethylene oxide,
ethylene dibromide.

Tindakan Pengendalian Tikus


1. Secara mekanis, dengan menangkap dan membunuh tikus secara langsung.
2. Penggunaan perangkap tikus untuk menangkap tikus dalam keadaan hidup dan umpan
beracun untuk menangkap tikus sampai tikus tersebut mati.
3. Kimiawi. Penggunaan rodentisida seperti Klerat, Seng Fosfit Temik atau melakukan
fumigasi dengan menggunakan bahan kimia berupa HCN, metil bromida, CO terhadap
tempat penyimpanan.
4. Penggunaan pestisida nabati. Kardinan (2001) melaporkan bahwa campuran umbi gadung
racun (1 kg), dedak padi (10 kg), tepung ikan 1 ons, kemiri sebagai pemikat dan air yang
dibentuk menjadi pelet dapat digunakan untuk membunuh tikus.

DAFTAR PUSTAKA

Andrewartha,H.G., and L.C.Birch, 1954. The Distribution And Abundance Of Animals.


TheUniversity of Chicago Press. Chicago.
Borror, D.J., Charles, A.T., dan Norman, F.J.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wagianto. 2008. Hama dan Penyakit. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Lembar Kerja. Melakukan Pengendalian Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan.
a. Tujuan
Setelah menyelesaikan tugas ini, peserta didik diharapkan mampu melakukan
kegiatan pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat dan bertanggung
jawab.

b.Alat dan Bahan


Alat
1. Wadah Plastik
2. Plastik
3. Kain Kasa
4. Kaca Pembesar
5. Karet Gelang
6. Kertas Label
7. Timbangan

Bahan
1. Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
2. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)
3. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)
4. Beras Jatah
5. Beras Pandan Wangi
6. Kacang Hijau Kering
7. Kacang Hijau Lembab
8. Jagung Manis Pipil
9. Jagung Pipil Kering
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Sebelum anda bekerja gunakan pakaian kerja yang bersih, sepatu kerja, dan gunakan tutup
kepala dan sarung tangan.
2. Periksalah kondisi bahan baku dan bahan tambahan. Pastikan semua bahan sudah sesuai
standar dan terpenuhi jumlahnya.
3. Cek kondisi peralatan yang digunakan.
4. Pada saat anda bekerja, bekerjalah dengan hati-hati terutama dalam penggunaan peralatan
yang rentan terhadap kerusakan.
5. Pada saat anda bekerja, jagalah ketertiban dan ketenangan didalam dan diantara kelompok
anda.
6. Setelah selesai bekerja, bersihkan meja kerja, peralatan dan lingkungan bekerja.
Tempatkan kembali peralatan yang digunakan pada tempat penyimpanan dalam keadaan
bersih dan siap digunakan pada kegiatan berikutnya.

d. Cara Kerja :
1. Siapkan beras jatah, beras pandan wangi, kacang hijau kering, kacang hijau lembab dan
jagung manis pipil, dan jagung pipil kering.
2. Timbang berat masing-masing beras jatah, beras pandan wangi, kacang hijau kering,
kacang hijau lembab dan jagung manis pipil, dan jagung pipil kering sebanyak ¼ kg.
3. Letakkan masing-masing bahan pada kemasan plastik.
4. Letakkan plastik yang telah diisi bahan ke dalam wadah plastik.
5. Berikan masing-masing 5 ekor hama Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) pada beras,
Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) pada kacang hijau, dan Kumbang
Jagung (Sitophilus zeamays) pada jagung di dalam wadah plastik.
6. Tutup bagian atas wadah plastik dengan kain kasa agar hama yang berada dalam wadah
tetap hidup dan berkembang.
7. Berilah label untuk masing-masing bahan pangan.
8. Amati setelah 1 minggu dan lihat perubahan yang terjadi.
9. Hitung bobot bahan pangan dan jumlah telur serta hama yang terdapat pada masing-
masing perlakuan.
10. Lakukan dokumentasi pada tiap perlakuan.
11. Isilah data hasil pengamatan
12. Lakukanlah pengendalian hama sesuai bahan pangan dengan kelompok masing-masing
13. Buatlah gambar hama masing-masing kelompok

e. Petunjuk penulisan laporan

Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok dengan memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Nama anggota kelompok
2. Judul kegiatan praktikum
3. Pendahuluan (Latar belakang dan tujuan)
4. Pelaksanaan Kegiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode
pelaksanaan)
5. Hasil kegiatan dan pembahasan
6. Kesimpulan
7. Daftar pustaka

Data Hasil Pengamatan

1. Beras

Bahan Pangan Berat Beras (gr)


Awal 7 Hari

Beras Jatah

Beras Pandan Wangi

Jumlah Hama (Ekor)


Bahan Pangan
Awal 7 Hari

Beras Jatah

Beras Pandan Wangi

2. Kacang Hijau

Berat Kacang Hijau (gr)


Bahan Pangan
Awal 7 Hari

Kacang Hijau Kering

Kacang Hijau Lembab

Jumlah Hama (Ekor)


Bahan Pangan
Awal 7 Hari

Kacang Hijau Kering

Kacang Hijau Lembab

3. Jagung

Berat Jagung (gr)


Bahan Pangan
Awal 7 Hari

Jagung Pipil Kering

Jagung Manis Pipil


Jumlah Hama (Ekor)
Bahan Pangan
Awal 7 Hari

Jagung Pipil Kering

Jagung Manis Pipil

Anda mungkin juga menyukai