Kompetensi Dasar
3.8. Menganalisis jenis hama dan penyakit dalam penyimpanan
4.8. Mengendalikan jenis hama dan penyakit dalam penyimpanan
3.7.1. Melalui diskusi dan menggali informasi, siswa dapat menjelaskan pengertian
hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.2. Melalui gambar dan diskusi, siswa dapat menganalisis jenis hama dalam
penyimpanan dengan tepat
3.7.3. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menganalisis jenis penyakit
dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.4. Melalui diskusi dan menggali informasi, siswa dapat menentukan faktor yang
mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.5. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menentukan cara
pencegahan hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
3.7.6. Melalui pengamatan gambar dan diskusi, siswa dapat menentukan cara
pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan dengan tepat
4.7.1. Melalui kegiatan praktik siswa dapat mengemdalikan hama dan penyakit dalam
penyimpanan dengan tepat dan bertanggungjawab
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
2. Jenis Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
3. Faktor yang mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit dalam penyimpanan
4. Cara Pencegahan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan
5. Cara pengendalian hama dan penyakit dalam penyimpanan
Menetapkan Mengamati
masalah melalui
berfikir tentang - Siswa memperhatikan guru saat
masalah dan memberikan penjelasan tentang
menyeleksi pengertian hama dan penyakit dalam
informasi- penyimpanan
informasi yang - Siswa mengamati gambar yang diberikan
relevan oleh guru tentang jenis-jenis hama dan
penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang faktor yang
mempengaruhi aktivitas hama dan
penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang cara pencegahan hama
dan penyakit dalam penyimpanan
- Siswa mengamati guru saat memberikan
penjelasan tentang cara pengendalian
hama dan penyakit dalam penyimpanan
- Siswa dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Kelompok 1 (Penyimpanan Beras)
2. Kelompok 2 (Penyimpanan Kacang
Hijau)
3. Kelompok 3 (Penyimpanan Jagung)
Mengumpulkan Informasi
1. Alat/Bahan : Infokus, laptop, alat tulis, alat dan bahan lembar kerja (terlampir)
2. Media :Media pembelajaran (powerpoint) dan gambar hama dan penyakit
dalam penyimpanan
3. Sumber Belajar :
Andrewartha,H.G., and L.C.Birch, 1954. The Distribution And Abundance Of Animals.
TheUniversity of Chicago Press. Chicago.
Borror, D.J., Charles, A.T., dan Norman, F.J.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Diyahwati, A.Sukainah, dan E. Putri. Penyimpanan dan Penggudangan. Riset dan
Teknologi Pendidikan Tinggi.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Wagianto. 2008. Hama dan Penyakit. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Sikap : observasi
Teknik penilaian Instrumen
Observasi Lembar observasi
Teknik
KD Instrumen
Penilaian
2. Instrumen Penilaian
a. Sikap
Rencana Tindakan/
Hari, Uraian Kejadian Pembinaan
No Nama
tanggal Istimewa
b. Pengetahuan
Kisi-Kisi Soal
Kompetensi IPK Tujuan Bentuk No.
Dasar Materi Indikator Soal
Pembelajaran Soal Soal
Penyimpanan
- Cara
pengendalian
hama dan
penyakit dalam
penyimpanan
pengendalian yang
dapat dilakukan untuk
hama tikus
Instrumen
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal
1 Pak Budi seorang petani gabah. Hasil panen gabah disimpan di Jawaban : D 1
gudang penyimpanan. Setelah 1 minggu, terjadi kerusakan seperti
berlubang kecil-kecil dan butiran beras yang terserang menjadi
mudah pecah dan remuk seperti tepung. Hal ini disebabkan adanya
aktivitas organisme yang mengganggu serta merusak hasil bahan
pangan dan secara ekonomis dapat merugikan pak Budi. Dari kasus
tersebut, penyebab terjadinya kerusakan diakibat oleh ….
a. bakteri
b. patogen
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal
c. penyakit
d. hama
e. mikroorganisme
2 Kumbang Tribolium sp. dapat merusak tepung, dan jika belum Jawaban : C
terdapat tepung maka kumbang ini akan menunggu hasil perusakan
butiran beras oleh hama lain, sehingga sering disebut sebagai 1
secondary pest. Dari pernyataan diatas hama yang hanya dapat
menyerang bahan pertanian lunak yang telah terkupas seperti beras
dan tepung ialah ….
a. Hama Utama
b. Hama Primer
c. Hama Sekunder
d. Hama Pemakan Luar
e. Hama Pemakan Dalam
1
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal
Nama dan bahan pertanian yang sering diserang oleh hama diatas ….
a. Oryzaerphilus surinamensis - Gandum
b. Tribolium spp. - Beras
c. Tribolium spp. - Tepung
d. Sitophilus oryzae - Gandum
e. Sitophilus oryzae - Beras
c. Fusarium spp.
d. Penicillium spp.
e. Aspergillus sp.
6 Hama gudang terdiri dari serangga (insekta), mamalia (tikus), aves Jawaban : 4
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal
(burung). Kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan penurunan - Kerusakan fisis-mekanis seperti lika,
kualitas maupun kuantitas dari bahan yang disimpan. Sebutkan jenis- koyak, dan berlubang menyebabkan cacat
jenis kerusakan pada penyimpanan bahan pangan yang diakibatkan - Tercemar karena kotoran hasil kegiatan
oleh hama ! biologisnya seperti kotoran dan kulit
yang terkelupas
- Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian
atau bahkan organisme bersangkutan
- Secara tidak langsung kegiatan biologis
organisme tersebut menaikkan suhu dan
kelembaban ruangan yang merangsan
kerusakan lebih lanjut serta mempercepat
proses kerusakan fisiologis dan kimia
lainnya
7 Kondisi kadar air pada bahan pangan yang disimpan mempengaruhi Jawaban : 5
ketahanannya dari hama dan penyakit selama penyimpanan. Buatlah
tabel yang menunjukkan tingkat kadar air pada bahan biji-bijian yang Kadar
disimpan dengan kondisi biji tersebut ketika disimpan ! Air
Perubahan Biji
Bahan
(%)
Gejala Kerusakan.
Berawal dari munculnya bercak berwarna
abu-abu kehijauan. Bercak akan membesar
dan membentuk seperti tepung berwarna
hijau atau biru abu-abu. Racun yang
dihasilkan berupa citreoviridin yang dapat
merusak sistem syaraf pusat.
(3)
3. Cendawan Fusarium spp.
Sebutkan nama penyakit dan penyebabnya sesuai dengan
karakteristik yang sesuai pada masing-masing gambar diatas ! Gejala kerusakan
Pada umumnya warna material yang
diserang cendawan ini berubah menjadi
berwana pink-coklat kemerahan,
kemerahan, biru tua tergantung dengan
spesies Fusarium yang menyerang.
Cendawan ini menghasilkan racun seperti
zearalenon (F-2) yang mengakibatkan
kemandulan pada hewan dan
fusariogenin.yang sangat berbahaya bagi
manusia dan hewan ternak.
9 Pak Bayu merupakan seorang petani padi. Hasil panen akan disimpan Jawaban : 5
di gudang penyimpanan. Beberapa bulan kemudian, hasil panen yang
1. Perbaikan Struktur Bangunan
telah disimpan mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama
2. Memenuhi Syarat Komoditas
yang berasal dari luar. Terdapat beberapa lubang pada dinding-
No. Skor
Soal Kunci Jawaban
Maksimal
dinding gudang dan ventilasi udara sedikit terbuka serta terdapat 3. Menjaga Kebersihan Gudang
lubang-lubang kecil pada karung penyimpanan padi. Sebutkan hal 4. Memperhatikan Kemasan yang akan
yang harus dilakukan Pak Bayu untuk mencegah terjadinya kerusakan Digunakan
pada hasil panen selanjutnya ! 5. Penggunaan Protektan
Pedoman Penskoran
dilakukan
Indikator sikap
Terlibat penuh
Jumlah
Kerjasama
Nama Siswa Menjawab
Bertanya
Skor
Tertib
No
Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
1 Kejelasan Presentasi
2 Pengetahuan
3 Menjawab
Kejelasan Presentasi
Skor 4 Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang jelas
Skor 3 Sistematika penjelasan logis dan bahasa jelas tetapi suara kurang jelas
Pengetahuan
Skor 1 Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh pertanyaan
dan kesimpulan dan tidak mendukung topic
Skor 4 Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri
Skor 3 Penampilan cukup menarik, sopan, rapi namun kurang percaya diri
Skor 2 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan kurang percaya diri
Skor 1 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan tidak percaya diri
4.8 Mengendalikan Pengendalian hama Melalui kegiatan Disediakan alat saat Penilaian Lakukanlah
Mengendalikan hama dan penyakit dan penyakit dalam praktik siswa dapat kegiatan praktik, kinerja pengendalian
hama dan dalam penyimpanan penyimpanan membuat desain siswa dapat hama dan
penyakit dalam (P3) melaksanakan
kemasan produksi penyakit dalam
penyimpanan pengendalian hama
hasil perikanan dan penyakit dalam penyimpanan
tradisional dengan penyimpanan dengan
tepat dan menggunakan
bertanggungjawab bahan dan alat
yang telah
ditentukan
1 2 3 4
a b c a b c d
Pedoman Penskoran Kegiatan Melakukan Pengendalian Hama dan Penyakit
dalam Penyimpanan
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
Persiapan Bahan
Ketersediaan Jika siswa membawa 3 bahan sesuai kelompoknya 3
Kelompok 1
1. Beras Jatah
Jika siswa membawa 2 bahan 2
2. Beras Pandan Wangi
3. 5 Kumbang Beras (Sitophilus Jika siswa membawa 1 bahan 1
oryzae)
Kelompok 2
1. Kacang Hijau Kering
2. Kacang Hijau Lembab
3. 5 Kumbang Kacang Hijau
(Callosobruchus chinensis)
Kelompok 3
1. Jagung Pipil
2. Jagung Pipil Kering
3. 5 Kumbang Jagung (Sitophilus
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
zeamays)
2. Proses
a. Kesesuaian prosedur dengan Jika seluruh proses dilakukan sesuai prosedur 4
lembar kerja yang diberikan
Jika 9 proses dilakukan sesuai prosedur 3
b. Ketepatan melakukan
3
penimbangan bahan pangan Jika siswa menimbang bahan dengan tepat
4. Sikap kerja
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bekerja dengan tertib dan menjaga kebersihan 3
5. Waktu
Nilai Praktik(NP)
Persiapan Proses dan Sikap Waktu ∑ NK
Hasil Kerja Kerja
1 2 3 4 5
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Bobot 10 60 20 10
NK
Keterangan:
∑ 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
𝐍𝐊 = × 𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
Indikator sikap
Terlibat penuh
Jumlah
Kerjasama
Nama Siswa
Menjawab
Bertanya
Skor
Tertib
No
Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
1 Kejelasan Presentasi
2 Pengetahuan
3 Menjawab
Kejelasan Presentasi
Skor 4 Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang jelas
Skor 3 Sistematika penjelasan logis dan bahasa jelas tetapi suara kurang
jelas
Skor 2 Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas
Pengetahuan
Skor 4 Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri
Skor 3 Penampilan cukup menarik, sopan, rapi namun kurang percaya diri
Skor 2 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan kurang percaya diri
Skor 1 Penampilan kurang menarik, sopan, rapi dan tidak percaya diri
Komponen/Sub
No Indikator Skor
Komponen Penilaian
2. Kerapian Laporan Laporan ditulis sangat rapi, mudah dibaca, dan disertai dengan data
3
kelompok
Laporan ditulis rapi, mudah dibaca, dan tidak disertai dengan data
2
kelompok
Laporan ditulis tidak rapi, sukar dibaca, dan tidak disertai dengan data
1
kelompok
d. Penilaian Sikap
Rencana Tindakan/
Hari, Uraian Kejadian Pembinaan
No Nama
tanggal Istimewa
J. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Analisa Soal
Mata Pelajaran :
Kelas :
KD :
Jumlah
Nilai
No NIS Peserta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lanju
didik
t
1 1 1 1 5 5 4 2 5
Jumlah Skor
Presentase
Keterangan
Tindak lanjut
2. Program Remedial Teaching dilaksanakan pada soal yang IPK hasil analisis tidak
tuntas yaitu belum mencapai 75% dilakukan dengan cara :
a. Memberikan penjelasan contoh soal
b. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
c. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya
d. Menggunakan berbagai jenis media
MATA PELAJARAN :
KELAS :
KD :
4
5
10
3. Remedial peserta didik yang memiliki nilai kurang dari KKM yaitu 75 dilaksanakan
dengan cara :
a. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus bagi peserta didik yang nilainya c (65 –
74)
b. Pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang nilai c- (55 - 64)
c. Pemberian bimbingan secara khusus bagi peserta didik yang nilai d kurang dari 55
PROGRAM REMEDIAL
TEST
Mata Pelajaran :
Kelas :
KD :
Nilai Remedial Hasil
No Nama Bentuk Remedial
Awal Soal No Remedial
4. Pengayaan dilaksanakan kepada peserta didik yang telah mencapai KKM (tuntas). Bentuk
pengayaan tergantung hasil yang peserta didik. Adapun bentuk pengayaan yaitu :
a. Kegiatan eksplorasi bagi peserta didik yang nilai ketuntasan mendekati KKM (75 - 85)
b. Keterampilan proses jika nilai peserta didik baik ( 86-90)
PROGRAM
PENGAYAAN
MATA PELAJARAN :
KELAS :
KD :
Nilai Hasil
No Nama Bentuk Pengayaan
Awal Pengayaan
5
6
Lampiran
Materi Ajar
Hama
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri
dari 3 bagian : kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat
penghidu. Serangga memiliki 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan
ngengat atau pijer (Lepidoptera). Perbedaannya adalah pada sayapnya. Sayap kumbang keras.
Kedua ordo ini memiliki metamorphosis (perubahan) sempurna yaitu telur, larva,
kepompong, dewasa, telur dan seterusnya.
- Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh dalam arti masih berkulit
(keras) misalnya rhizopertha, sitophilus.
- Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas atau telah
terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek
misalanya tribolium, sp.
- Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu
komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. Dan tribolium sp. (serealia) calossobrochus
spp (kacang-kacangan), lasioderma sp (tembakau)
- Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau
menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil.
- Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase
larva dan kepompong misalnya sitophilus sp. Dan rhizopertha sp.
- Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas contoh
tribolium, Corcyra, cryptoleste spp.
1. Sitophilus oryzae
Gejala Serangan
Kumbang ini merupakan hama utama pada beras yang disimpan. Serangan kumbang
ini ditandai dengan butir beras berlubang-lubang atau hancur menjadi tepung karena gerekan
kumbang. Akibat hama ini, beras mengalami susut berat mencapai 23% setelah disimpan
beberapa bulan.
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat
kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk
pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga
merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari
serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa
lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah
dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini
yang bercampur dengan air liur hama.
Ciri-ciri Kumbang
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya
berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap
bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan.
Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila
kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm.
larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan
membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti
kumbang dewasa.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur
sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih
dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam
lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia
telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran
beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di
lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari.
Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang
pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di
ruang simpan, dan jenis produk yang diserang.
Pengendalian
Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae (parasit larva), semut merah
dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik
matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh,
dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk
yang disimpan.
Gejala Serangan
Gejala serangan kumbang ini ditandai dengan berlubangnya gabah dan adanya sisa
gerekan berupa dedak halus. Selain merusak produk padi-padian kumbang ini juga
menyerang produk tanaman yang banyak mengandung karbohidrat seperti jagung, gaplek,
dan lainnya. Kerusakan yang ditimbulkannya bisa mencapai 7%.
Ciri-ciri kumbang
Kumbang ini memiliki tubuh slindris dan ramping, protorak berbentuk seperti perisai
atau tudung, mempunyai benjolan kecil yang kasar terutama bagian depan. Kepalanya berada
di bawah pronotumnya, berwarna coklat gelap atau hitam. Panjang tubuh kumbang 1,5-3
mm.
Ciri-ciri ngengat
Ngengat dewasa tubuhnya berwarna kekuningan hingga merah muda yang mengilap.
Tubuhnya ramping dengan panjang 3-4 mm, panjang rentang sayapnya 11-15 mm. Larva
berwarna putih kekuning-kuningan dengan bagian kepala berwarna coklat gelap. Tubuhnya
beruas-ruas dan pada ruas ke 1-3 dilengkapi dengan kaki. Betina mampu menghasilkan telur
200-369 butir dan akan menetas setelah 3-4 hari. Siklus hidup ngengat pada lingkungan ideal
berlangsung 25-28 hari.
Gambar 3.Ngengat Gabah(Sitotroga cereallela)
Ciri-ciri kumbang
Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ±
4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat
muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm.
Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur
diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil
(remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami
pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi
sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm.
Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material,
tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari
kumbang ± 35-42 hari (Wagianto, 2008).
Pengendalian
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat
dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu
dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap
produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan
manusia (Wagianto, 2008).
Gejala serangan
Kumbang umumnya menggerek bagian material sehingga tampak berlubang-lubang
dan bentuknya berkelok-kelok.
Ciri-ciri kumbang
Bagian thorax (dada) kumbang menyerupai gigi gergaji. Tubuh kumbang dewasa
berwarna coklat gelap dengan panjang antara 2,5-3,5 mm. Larva berwarna putih, bentuknya
memanjang dan pipih, berukuran 4-5 mm. Kumbang betina menghasilkan 6-10 butir per hari
dan total telur sebanyak 375 butir. Pada butir padi, telur biasanya diletakkan di dekat lekukan
biji. Larva yang akan berkepompong mencari tempat berupa celah atau lekukan untuk
menjadi popa. Siklus hidup hama ini mencapai 1 bulan
Gambar 5.Kumbang gigi gergaji(Oryzaerphilus surinamensis)
Gejala Serangan
Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang
mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih
besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan
remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama.
Ciri-Ciri Kumbang
Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm,
berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan
gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang
muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning
agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua
bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup
larvanya.
Pengendalian
Cara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan bahan yang
sempurna, melakukan pengamasan yang baik, pemberian tablet khusus misalnya phastoksin.
Kemudian melakukan fumigasi yang tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar
Gejala serangan
Ciri-Ciri Kumbang
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami
hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam).
Tikus
Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama
yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan
pangan. Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman
penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk
akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan
mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :
1. Kehilangan kuantitas
2. Kerusakan wadah dan bangunan
3. Pengotoran komoditas
4. Pembawa dan penyebar kuman penyakit
Penyakit
1. Cendawan Aspergillus sp. (Yellow Mold)
Gejala kerusakan.
Pada bahan awalnya terlihat bercak kecil yang menempel pada permukaan biji atau
bahan, yang kemudian berkembang melebar dan membentuk kumpulan cendawan berwarna
kuning kehijauan. Selain menurunkan kualitas bahan, cendawan ini juga dapat menghasilkan
racun aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Kelembaban
Menurut Kartasapoetra (1991), hama Sitophilus oryzae yang dipelihara pada
temperatur 21oC siklus hidupnya berbeda pada tingkat kelembaban berbeda. Menurutnya,
pada kelembaban udara relatif 50% siklus hidup serangga tersebut 59 hari, sedangkan pada
kelembaban udara 80% siklus hidup serangga tersebut hanya 37 hari. Kelembaban juga akan
sangat mempengaruhi kadar air bahan, artinya pada tingkat kelembaban udara yang tinggi
pada umumnya kadar air bahan simpanan juga relatif tinggi.
3. Pengaruh kadar air dan kualitas sumber makanan terhadap hama gudang
Peranan faktor makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang
aktif,terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya menjadi
kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah
meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih
sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses
perkembangbiakan keturunannya.
Kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti yang sangat dalam kaitannya dengan
percepatan perkembangbiakan serangga yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkatan
serangan yang dilakukannya (kualitas dan kuantitas serangan). Kualitas makanan sangat
berpengaruh terhadap perkembangbiakan serangga hama. Pada kondisi makanan yang
berkondisi baik dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama
akan menunjang perkembangan populasi, sebaliknya
makanan yang berlimpah dengan gizi jelek dan tidak cocok akan menekan
perkembangan populasi serangga (Andrewartha dan Birch, 1954).
4. Cahaya
Warna cahaya yang berbeda akan memancarkan perbedaan panjang gelombang.
Semakin panjang gelombang yang dipancarkan maka akan semakin besar pula energi yang
dihasilkannya. Semakin besar energi yang dipancarkan akan semakin besar juga kenaikan
suhu yang ditimbulkannya dalam satuan luas yang tetap atau konstan.
Menurut Kartasapoetra (1991), hama-hama gudang saat melakukan kopulasi dan
meletakkan telurnya serta aktivitas pengerusakan sangat menyukai kondisi cahaya yang
gelap.
5. Aerasi
Pada umumnya pada kondisi oksigen yang rendah maka akan terjadi kematian pada
serangga gudang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Sitophilus sp. yang ditempatkan pada
tempat dengan aerasi yang diatur, maka diketahui bahwa apabila kadar CO2> 40% atau
O2<2%, maka hama tersebut akan mati dalam semua tingkat pertumbuhannya, sedangkan
apabila kadar CO2 dalam kondisi biasa dan kadar O2 hanya 4%, pada temperatur 29oC akan
terjadi kematian total pada imago Sitophilus sp. Apabila kadar CO2 5% dan O2 seperti biasa
di udara, maka akan terjadi keamtian total setelah + 3 minggu (Kartasapoetra, 1991).
Mencegah datangnya hama lebih mudah daripada membasmi atau mengeliminasi serangga
yang sudah masuk
1. Membuat konstruksi kedap serangga: bangunan dari beton atau logam lebih baik daripada
kayu
2. Sanitasi gudang: ceceran bahan simpanan di lantai harus dibersihkan sebelum dilakukan
penyimpanan selanjutnya, celah-celah atau retakan pada lantai, dinding, dsb. harus ditutup,
menggunakan lantai keramik, pintu gudang harus selalu tertutup
Gambar 14. Gudang yang Berlubang
3. Tidak menyimpan alat pertanian, seperti alat pemanenan di ruang penyimpanan karena
biji-biji yang tertinggal dapat menjadi sumber infestasi
4. Jangan memakai karung bekas yang belum di"disinfestasi" untuk menyimpan
5. Jangan menyimpan wadah bekas di ruang penyimpanan
6. Menggunakan wadah yang tidak mudah dimasuki oleh serangga atau kemasan yang
digunakan kedap udara
7. Menggunakan protektan untuk melindungi bahan simpanan (khusus untuk penyimpanan
benih) seperti abu sekam dan serbuk tanaman yang diketahui mengandung insektisida
8. Menyimpan bahan dalam bentuk yang lebih resisten, misal yang masih dilengkapi
dengan polong, terutama kacang tanah
9. Menurunkan tingkat kadar air. Beras dengan kadar air < 14% akan lebih aman disimpan,
sedangkan beras dengan kadar air >14% akan menyebabkan perkembangbiakan mikroba
dan serangga bertambah cepat
10. Meningkatkan derajat sosoh Serangga hama gudang sangat menyukai zat-zat yang
terdapat dalam bekatul karena banyak mengandung lemak, protein dan vitamin. Itu
sebabnya beras dengan derajat sosoh rendah (masih banyak mengandung lapisan bekatul)
mudah diserang hama gudang.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan
1. Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
2. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)
3. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)
4. Beras Jatah
5. Beras Pandan Wangi
6. Kacang Hijau Kering
7. Kacang Hijau Lembab
8. Jagung Manis Pipil
9. Jagung Pipil Kering
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Sebelum anda bekerja gunakan pakaian kerja yang bersih, sepatu kerja, dan gunakan tutup
kepala dan sarung tangan.
2. Periksalah kondisi bahan baku dan bahan tambahan. Pastikan semua bahan sudah sesuai
standar dan terpenuhi jumlahnya.
3. Cek kondisi peralatan yang digunakan.
4. Pada saat anda bekerja, bekerjalah dengan hati-hati terutama dalam penggunaan peralatan
yang rentan terhadap kerusakan.
5. Pada saat anda bekerja, jagalah ketertiban dan ketenangan didalam dan diantara kelompok
anda.
6. Setelah selesai bekerja, bersihkan meja kerja, peralatan dan lingkungan bekerja.
Tempatkan kembali peralatan yang digunakan pada tempat penyimpanan dalam keadaan
bersih dan siap digunakan pada kegiatan berikutnya.
d. Cara Kerja :
1. Siapkan beras jatah, beras pandan wangi, kacang hijau kering, kacang hijau lembab dan
jagung manis pipil, dan jagung pipil kering.
2. Timbang berat masing-masing beras jatah, beras pandan wangi, kacang hijau kering,
kacang hijau lembab dan jagung manis pipil, dan jagung pipil kering sebanyak ¼ kg.
3. Letakkan masing-masing bahan pada kemasan plastik.
4. Letakkan plastik yang telah diisi bahan ke dalam wadah plastik.
5. Berikan masing-masing 5 ekor hama Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) pada beras,
Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) pada kacang hijau, dan Kumbang
Jagung (Sitophilus zeamays) pada jagung di dalam wadah plastik.
6. Tutup bagian atas wadah plastik dengan kain kasa agar hama yang berada dalam wadah
tetap hidup dan berkembang.
7. Berilah label untuk masing-masing bahan pangan.
8. Amati setelah 1 minggu dan lihat perubahan yang terjadi.
9. Hitung bobot bahan pangan dan jumlah telur serta hama yang terdapat pada masing-
masing perlakuan.
10. Lakukan dokumentasi pada tiap perlakuan.
11. Isilah data hasil pengamatan
12. Lakukanlah pengendalian hama sesuai bahan pangan dengan kelompok masing-masing
13. Buatlah gambar hama masing-masing kelompok
Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok dengan memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Nama anggota kelompok
2. Judul kegiatan praktikum
3. Pendahuluan (Latar belakang dan tujuan)
4. Pelaksanaan Kegiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode
pelaksanaan)
5. Hasil kegiatan dan pembahasan
6. Kesimpulan
7. Daftar pustaka
1. Beras
Beras Jatah
Beras Jatah
2. Kacang Hijau
3. Jagung