Anda di halaman 1dari 32

1)PENGENALAN FIQH

 Pengertian Pengertian Fiqh:


Fiqh & Sejarah -Menurut bahasa (etimologi) : ‫العلم بالشيء والفهم له‬
Pembentukan pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu.
Mazhab Berdasarkan dalil,
‫ِيرا مِ َّما تَقُو ُل‬ ُ ‫قَالُوا يَا‬
ً ‫شعَيْبُ َما نَ ْفقَهُ َكث‬
“Mereka berkata: Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu.” (QS.
Hud: 91)

-Menurut istilah (terminologi) : ‫شرعيَّة العمليَّة ال ُمكتسبة من أدلَّتِها التَّفصيليَّة‬


َّ ‫باألحكام ال‬
ِ ‫العل ُم‬
Ilmu tentang hukum-hukum syara’ bersifat amali (praktis) yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci,
jelas.
-Juga ilmu mengenai hukum syara’ yang berkaitan dengan setiap perbuatan mukallaf yang
mempunyai sesuatu nilai dan hukum yang telah ditetapkan seperti wajib, sunat, makruh, haram serta
harus.

Antara ruang lingkup/skop fiqh:


-ibadah
-muamalah
-jenayah
-munakahat

Hukum mempelajari ilmu Fiqh:


1.Fardhu Ain
Mempelajari ilmu fiqh terhadap permasalahan asas yang wajib diketahui oleh setiap muslim seperti
bagaimana mengerjakan solat, puasa, zakat dan haji adalah fardhu ain.
2.Fardu Kifayah
Mempelajari ilmu fiqh secara lebih mendalam terhadap setiap permasalahan-permasalahan fiqh
sehingga mampu menjadi rujukan kepada individu muslim lain adalah fardu kifayah bagi setiap
muslim.

Sejarah pembentukan mazhab:

-Mazhab adalah kelompok atau faham dalam fiqh yang berhubungan dengan penafsiran dan
pelaksanaan hukum Islam.
Bermazhab berarti mengikuti hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya
dengan pelaksanaan hukum Islam.
Mazhab bermula dari pendapat individu (seorang ulama) yang kemudian diikuti oleh banyak orang
dan berakumulasi menjadi keyakinan kelompok. Hukum bermazhab adalah mubah (harus).

-Bermazhab ada 2 :
1.Bermazhab fil aqwal: yaitu mengikuti segala pendapat dari seorang ulama. Kategori ini sama dengan
taqlid.
2.Bermazhab fil manhaj: yaitu mengikuti seorang ulama dalam hal metode ijtihadnya, bukan sekedar
mengikuti pendapat saja. Kategori ini sama artinya dengan ittiba’.
-Ada 2 golongan sahabat yang melakukan usaha pembentukan madzhab :
1. Golongan para sahabat yang berani membahas dan menganalisa, dan berani memberi fatwa baru
tanpa ragu. Golongan sahabat ini merupakan mereka yang memahami, mendalami syari’at.
2. Golongan para sahabat yang tidak berani memberi fatwa-fatwa terhadap kejadian-kejadian yang
baru. Golongan para sahabat ini merupakan mereka yang membatasi diri dalam petunjuk lafaz saja
dan mereka hanya menyebut makna yang lahir saja (jelas adanya).

-Sejarah Mazhab:
Pada masa sahabat telah terbentuk pusat-pusat intelektual, seperti: Hijaz, Iraq, dan Syria. Disetiap
kota tersebut terdapat sahabat yang menjadi pemuka dan diikuti pendapatnya.
Di Hijaz terdapat Umar, Aisyah, Ibn Umar, dan Ibnu Abbas. Di Iraq terdapat: Ali bin Abi Thalib dan
Abdullah bin Mas’ud. Di Syria terdapat Umar bin Abdul Aziz.
Pendapat para sahabat tersebut kemudian diikuti oleh para tabi’in di kota-kota tersebut, sehingga
muncullah cirri-ciri khusus di setiap kota. Hal ini melahirkan munculnya Madrasah Ahl hadis dan
Madrasah Ahl Ra’y.

-Terdapat 7 fasa pertumbuhan dan perkembangan fiqh :


1. Fasa risalah Nabi
Dimulai sejak kerasulan Muhammad SAW sampai wafatnya Nabi SAW pada tahun 11H. Penentuan
hukum sepenuhnya berada di tangan Rasulullah SAW. Sumber hukum ketika itu adalah Al-Qur’an dan
sunnah Nabi SAW. Pengertian fiqh pada masa itu identik dengan syarat, karena penentuan hukum
terhadap suatu masalah seluruhnya terpulang kepada Rasulullah SAW.
2. Fasa khulafaurrasyidun
Dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai munculnya kejayaan Mu’awiyah dari Bani
Umayyah pada tahun 41 H. Sumber hukum ketika itu adalah Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW dan
Ijtihad sahabat.
3. Fasa awal pertumbuhan fiqh
Dimulai pada pertengahan abad ke-1 sampai awal abad ke-2 H. Periode ketiga ini merupakan titik
awal pertumbuhan fiqh sebagai salah satu disiplin ilmu dalam Islam. Penentuan hukum terhadap
permasalahan-permasalahn yang baru saja muncul berbeda antar satu kota dengan kota lainnya.
4. Fasa keemasan
Dimulai dari awal abad ke-2 sampai pada pertengahan abad ke-4 H. Pada periode ini munculnya
semangat ijtihad yang tinggi dikalangan ulama, sehingga pemikiran tentang ilmu agama maupun
pengetahuan berkembang pesat.
5. Fasa tahrir, takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqih
Dimulai dari pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 H. Tahrir, takhrij dan tarjih adalah
upaya yang dilakukan ulama masing-masing madzhab dalam mengomentari , memperjelas, dan
mengulas pendapat para imam mereka. semangat ijtihad dalam kalangan ulama fiqh melemah.
Kebanyakan dari ulama fiqh berpegang pada hasil ijtihad yang telah dilakukan oleh imam-imam
madzhab mereka.
6. Fasa kemunduran fiqh
Dimulai pada pertengahan abad ke-7 H sampai munculnya Majalah al-Ahkam al-‘Adliyah (Hukum
Perdata Kerajaan Turki Utsmani) pada tahun 1293 H. ulama fiqh lebih banyak memberikan penjelasan
terhadap kandungan kitab fiqh yang telah disusun dalam madzhab masing-masing. periode ini sering
disebut juga dengan periode taqlid secara membabi buta.
7. Fasa taqnin
Pengkodifikasian fiqh dimulai sejak munculnya Majalah al-ahkam al-adliyah sampai sekarang.
Munculnya upaya pengkodifikasian berbagai hukum fiqh yang tidak terikat sama sekali dengan
mazhab fiqh tertentu. Hal ini didasarkan atas kesadaran ulama fiqh bahwa sesuatu yang terdapat
dalam suatu mazhab belum tentu dapat mengayomi permasalahan yang dihadapi ketika itu.

-3 faktor penyebab munculnya mazhab bagi perkembangan hukum Islam sesudah wafatnya
Rasulullah :
1. Meluasnya daerah kekuasaan Islam, mencakup wilayah-wilayah di semenanjung Arab, Irak, Mesir,
Syam, Persia, dll.
2. Pergaulan bangsa Muslimin dengan bangsa yang ditaklukkannya, mereka berbaur dengan budaya,
adat-istiadat, serta tradisi bangsa tersebut.
3. Akibat jauhnya Negara-negara yang ditaklukkan dari pemerintahan Islam, membuat para Gubernur,
Qadi, dan para Ulama harus melakukan ijtihad guna memberikan jawaban terhadap isu serta
masalah-masalah baru yang dihadapi.

-Pada masa tabi’in, ijtihad sudah mempola 2 bentuk yaitu yang lebih banyak menggunakan ra’yu yang
ditampilkan “Madrasah Kufah”, dan yang lebih banyak menggunakan hadis atau sunnah yang
ditampilkan “Madrasah Madinah”. Masing-masing madrasah menghasilkan para mujtahid kenamaan.

-Dalam berijtihad, mereka langsung merujuk pada dalil syara’ dan menghasilkan temuan orisinil.
Karena antar para mujtahid itu dalam berijtihad menggunakan ilmu ushul dan metode yang berbeda,
maka hasil yang mereka capai juga tidak terlalu sama. Jalan yang ditempuh seorang mujtahid dengan
menggunakan ilmu ushul dan metode tertentu untuk menghasilkan suatau pendapat tentang hukum,
kemudian disebut ‘mazhab’ dan tokoh mujtahidnya dinamai ‘imam mazhab’.

-Terdapat 4 imam mazhab ahli Sunnah wal jamaah:


*mazhab syafie- imam syafie
*mazhab maliki- imam malik
*mazhab hanbali- imam ahmad bin hanbal
*mazhab Hanafi- imam abu hanifah

 Kaitan Antara -Fiqh adalah hukum-hukum syara’ yang terdapat dalam kitab fiqh yang diambil daripada Al-Quran, As-
Fiqh dan Sunnah, ijmak dan ijtihad.
Aqidah -Aqidah Islamiyah pula adalah kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat dan nilai-nilai yang
Islamiyah mutlak, yang tetap kekal, pasti dan hakiki lagi kudus serta suci seperti yang diwajibkan oleh Islam.
- Diantara keistimewaan fiqh Islam yang kita katakan sebagai hukum-hukum syari’at yang mengatur
perbuatan dan perkataan mukallaf, memiliki keterikatan yang kuat dengan keimanan terhadap Allah
dan rukun-rukun aqidah Islam yang lain. Terutama Aqidah yang berkaitan dengan iman dengan hari
akhir.
- Ini kerana keimanan kepada Allah Taala akan menjadikan seseorang umat Islam itu mempunyai
aqidah yang kukuh akan berpegang teguh dengan segala hukum agama dan melaksanakannya dengan
penuh ketaatan dan kerelaan. Manakala orang yang tidak beriman pula akan melakukan apa-apa
tindakan tanpa mengambil kira hukum syariah.
-Bukti daripada dalil al-quran:
Allah SWT menyebut tentang solat dan zakat, seiring dgn beriman kepada hari Kiamat. (An-naml, 3)
Allah SWT memfardhukan puasa yang membawa seseorang kepada ketaqwaan dan menghubungkan
dengan iman. (Al-Baqarah: 183)
1)Al-quran
Al-quran merupakan sumber hukum Islam yang pertama.
Al-quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam bahasa Arab secara
mutawatir melalui perantaraan malaikat Jibril, menjadi mukjizat atas kenabiannya dan membacanya
 Sumber Fiqh dikira ibadah.
Islam Dalil (Al-baqarah, 1)-Alif, Laam, Mim, Demikianlah Kitab al-Quran itu yang tidak ada lagi keraguan
padanya, ia menjadi petunjuk kepada orang-orang yang beriman.”

Al-Quran merangkumi banyak hukum-hakam. Mungkin boleh kita bahagikannya kepada 3 bahagian
yang utama iaitu:
-Hukum-hakam yang berkaitan dengan Aqidah seperti rukun-rukun iman yang enam. (aqidah)
-Hukum-hakam amali yang berkaitan dengan ucapan dan perbuatan mukallaf dan inilah yang
disebutkan sebagai fekah. Ia terbahagi kepada dua iaitu yang berkaitan dengan ibadah dan juga
muamalat. (syariah)
-Hukum-hakam yang berkaitan dengan penyucian jiwa yang mana ia merupakan akhlak. (akhlak)

2)As-sunnah
As-sunnah merupakan sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al-quran.
As-sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, pengakuan mahupun sifat-sifat yang disandarkan ke
atas baginda Nabi Muhammad.
Dalil (Al-hasyr, 7)-Dan apa jua suruhan yang dibawa oleh Rasulullah kepada kamu maka ambillah serta
amalkan, dan apa jua yang dilarangnya kamu melakukannya maka jauhilah”.

Jenis-jenis Sunnah terbahagi kepada 3 :


-Sunnah al-Qauliyyah (perkataan): Iaitu kesemua ucapan Nabi S.A.W yang diucapkan oleh baginda di
tempat-tempat yang berbeza dan tujuan yang pelbagai. Ia juga turut disebut sebagai hadis secara
adatnya.
-Sunnah al-Fi’liyyah (perbuatan): Apa-apa yang dilakukan oleh baginda S.A.W seperti menunaikan
solat dengan tatacara dan rukun-rukunnya, dan seumpamanya.
-Sunnah Taqririyyah (pengakuan): Diamnya Nabi S.A.W dari mengingkari sesuatu ucapan atau
perbuatan yang terjadi dengan keberadaan baginda ataupun ketika ketiadaan baginda dan baginda
mengetahuinya.

3)Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama mujtahid terhadap hukum syara’ yang bersifat praktis (‘amaliy)
dalam suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Dalil (Al-baqarah, 143)- “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Ijma’ teerbahagi kepada 2 :


-Ijmak Soreh (jelas): Iaitu para mujtahid membentangkan pendapat-pendapat mereka secara jelas,
kemudian mereka bersepakat ke atas suatu pendapat tanpa ada sebarang bantahan. Maka ijmak
seperti ini merupakan hujah yang qath’ie. Tidak boleh dibantah dan diperselisihi.
-Ijmak Sukuti: Iaitu seorang mujtahid mengeluarkan pendapatnya berkenaan sesuatu permasalahan.
Pendapat ini diketahui, tersebar luas, dan sampai kepada mujtahidin yang lain. Kemudian mereka
diam dan tidak mengingkari pendapat ini secara jelas dan tidak pula mereka menyetujuinya secara
jelas.
Syarat-syarat mujtahid :
-Menguasai ilmu bahasa arab dengan segala cabangnya
-Mengetahui nash-nash Al-Qur’an
-Mengetahui nash-nash Al-Hadits
-Mengetahui maqashidus syar’iyah (tujuan syariah)

4)Qiyas
Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash
hukumnya karena adanya persamaan illat hukum.
Dalil (An-nisa, 59)- “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Qiyas memiliki 4 rukun:


1. Asal (pokok)- apa yang terdapat dalam hukum nashnya. Disebut dengan al-maqis alaihi.
2. Fara’ (cabang)- sesuatu yang belum terdapat nash hukumnya, disebut pula al-maqîs.
3. Hukm al-asal- hukum syar’i yang terdapat dalam dalam nash dalam hukum asalnya. Yang kemudian
menjadi ketetapan hukum untuk fara’.
4. Illat- sifat yang didasarkan atas hukum asal atau dasar qiyas yang dibangun atasnya

 Kepentingan -dapat memahami hukum fiqh islam dengan lebih mendalam


Beriltizam -dapat beramal dengan sesuatu hukum berlandaskan syariat islam yang benar
dengan Fiqh -dapat menghindari daripada taqlid yang tidak benar
Islam dan -dapat melatih individu agar bersifat warak dan sentiasa berhati-hati
Berpegang dengan perkara halal dan haram kerana ilmu fikah menjelaskan berkaitan hukum-hukum tersebut.
dengan - menjadi rujukan setiap mukallaf bagi setiap perkataan dan perbuatan yang dilakukannya.
Hukumnya
 Tokoh-tokoh TOKOH/ IMAM ABU
IMAM SYAFIE IMAM MALIK IMAM AHMAD
Utama PERKARA HANIFAH
Mazhab NAMA Muhammad bin Malik bin Anas Ahmad bin Nu’man bin Thabit
Muktabar Idris As-syafie bin Malik bin Muhammad bin bin Zuta bin
‘Amr Al-Asbahi Hanbal Mahan At-taymi

LAHIR Gaza, Palestin Madinah (711M) Baghdad (780M) Kufah, Iraq (699M)
(767M)
WAFAT Mesir (820M) Baqi’, Madinah Baghdad (855M) Baghdad(767M)
(795M)
KARYA -Al-umm Al-muwatta Al-musnad Al-athar
-Al-risalah
-Al-hujjah
PELOPOR Mazhab Syafie Mazhab Maliki Mazhab Hanbali Mazhab Hanafi
DASAR DALAM -Alquran Semua 17, -Alquran -Alquran
MAZHAB -Assunnah antaranya: -Assunnah -Assunnah
-Ijma’ -Alquran -Ijma’ -Ijma’
-Qiyas -Assunnah -Qiyas -Qiyas
-Istishab -Ijma’ -Qaul sahabat -Qaul sahabat
-Qiyas -Istihsan
Terdiri daripada 2 -Qaul sahabat -Uruf
dasar iaitu: -Istihsan
-qadim -Amal ahlu
-jadid Madinah
-Saddu zarai’

2)ILMU USUL FIQH

 Pengenalan Pengertian Usul Fiqh:


Ilmu Usul Fiqh -Gabungan daripada 2 perkataan iaitu usul & fiqh
-Usul menurut bahasa (etimologi) : ُ‫غيره‬ ُ ‫ ما يبنى عليه‬: ‫ فهو لغة‬, ‫األصول جمع األصل‬
Al-usul dalah bentuk jamak dari al-ashl: apa yang dibina di atasnya; asas, dalil, rajih (tepat), kaedah.
Berdasarkan dalil,
ِ‫س َماء‬
َّ ‫ع َها فِي ال‬ ْ َ ‫ط ِي َب ٍة أ‬
ُ ‫صلُ َها ثَا ِبتٌ َوفَ ْر‬ َ ‫ط ِي َبةً َك‬
َ ‫ش َج َر ٍة‬ َ ً‫َّللاُ َمث َ ًًل َك ِل َمة‬
َّ ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫أَلَ ْم ت ََر َكي‬
َ ‫ْف‬
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, asal akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit?”. (Ibrahim, 24).

-Fiqh menurut bahasa (etimologi) : ‫العلم بالشيء والفهم له‬


pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu.

-Usul Fiqh menurut istilah (terminologi) :


‫َم ْع ِرفَةُ دَالئِ ِل ْال ِف ْق ِه إجْ َماال َو َك ْي ِف َّي ِة ا ِال ْس ِتفَادَ ِة مِ ْن َها َو َحا ِل ْال ُم ْست َ ِف ْي ِد‬
Memahami dalil-dalil fiqh secara global (umum, menyeluruh) bagaimana menggunakannya dalam
mengambil sebuah hukum fiqh, serta keadaan orang yang mengambil faedah hukum tersebut.
- Ilmu usul fiqh adalah ilmu yang membahaskan tentang kaedah-kaedah yang digunakan oleh para
mujtahid untuk mengeluarkan hukum syarak yang berkaitan dengan perbuatan Mukallaf daripada
dalil-dalil Tafsili.

Penyusanan dan penulisan ilmu usul fiqh (pelopor):


-Imam Syafie; kitab Al-risalah

Skop perbahasan ilmu usul fiqh:


-Kaedah-kaedah umum yang digunakan ulama untuk mengeluarkan hukum
-Membicarakan dan membahaskan kaedah- kaedah hukum syarak yang umum
-Mengeluarkan hukum daripada dalil-dalil dan nas serta beramal dengannya
-Dalil-dalil syara’ dan kaedah yang dibuat untuk menunjukkan hukum berkaitan dengan perbuatan
mukallaf
-Dalil hukum yang disepakati dan tidak disepakati serta kedudukannya
-Cara mengeluarkan hukum
-Hukum taklifi dan wad’ie
-Ta'arudh dan Tarjih (perbahasan tentang percanggahan antara dalil2 serta penyelesaiannya)
-Ijtihad dan Mujtahid (merangkumi persoalan taqlid dan muqallid)
-Hukum-hukum Kulli

Sejarah perkembangan usul fiqh:


-Masa Rasulullah SAW
-Masa Sahabat
-Masa Tabi’in
-Masa Pembukuan (Tadwin)
-Masa Modern

3 metode penulisan usul fiqh:


1.Metode Ahli Ilmu Kalam [ )‫ ;] طريقة المتكلمين (الشافعية‬teori
2.Metode Ahli Fiqh [)‫ ;] طريقة الفقهاء ( الحنفية‬praktik
3.Metode Gabungan [)‫ ;]طريقة المتأخرين (المزدوجة‬teori + praktik

Kepentingan Ilmu Usul Fiqh :


-mengetahui cara ulama dan mujtahid mengeluarkan hukum
-mengetahui kaedah ulama menetapkan sesuatu hukum
 Kepentingan -mengeluarkan hukum baru yang sentiasa berubah mengikut peredaran zaman dan keperluan
Ilmu Usul Fiqh masyarakat
-mengetahui asas-asas hukum syara’ serta hikmahnya
-mengeluarkan hukum denganlebih tepat berasaskan nas
-mengetahui faktor ulama berselisih mengenai sesuatu hukum
-sebagai panduan kepada para ulama dalam mengeluarkan sesuatu hukum atau fatwa.

Terdiri daripada 2:
1.DALIL QAT’IE (/ disepakati ulama) @ dalil yang muttafaq (4)
 Pembahagian -Alquran
Sumber -Assunnah
Hukum -Ijma’
-Qiyas

2.DALIL ZANNI (X disepakati ulama) @ dalil yang mukhtalaf (9)


-Qaul sohabi
-Amal ahlul Madinah
-Masolih Al-mursalah
-Syar’u man qablana
-Saddu zarai’
-Uruf
-Istihsan
-Istishab
-Istidlal
# PERBEZAAN FIQH &
USUL FIQH ILMU FIQH ILMU USUL FIQH
Memberi penekanan kepada dalil-dalil secara Memberi penekanan kepada kaedah dan dalil-
terperinci (khusus). dalil secara umum.
Contoh: dalil wajibnya solat adalah firman Contoh: Takrif wajib adalah jika dilakukan
Allah: “dan dirikanlah solat” mendapat pahala dan jika ditinggalkan
mendapat dosa
Ilmu tentang hukum-hukum syariah cabangan Menerangkan tabiat/keadaan hukum-hukum
yang berkaitan dengan perbuatan manusia. syarak secara umum dan ciri-ciri setiap hukum
Contoh: membayar zakat hukumnya wajib ke tersebut.
atas orang islam yang baligh dan berakal Contoh: Wajib, sunnah, haram, makruh …
adalah jenis-jenis hukum Taklifi, dan Sebab,
syarat, Mani’ … adalah jenis-jenis hukum
Wadh’ie
Menerangkan hukum perbuatan seperti wajib, Menerangkan cara seorang mujtahid bertindak
haram, Sunnah dan lain-lain. ketika ia dihadapkan dengan dalil-dalil yang
Contoh: Menunaikan haji hukumnya wajib, bercanggah satu sama lain.
berzina hukumnya haram, mengucapkan salam Contoh: jika ada dua (2) dalil yang bercanggah
hukumnya sunnah … maka perlu dilakukan 3 proses, iaitu:
menggabung – menasakh – mentarjih .

Ilmu yang menerangkan bahawa solat lima Menerangkan siapakah orang yang mampu
waktu sehari semalam itu wajib dan bahawa di mengambil (istinbat) hukum dan syarat-
antara syarat-syarat wajibnya adalah kelayakan syaratnya.
(baligh, berakal…) dan masuknya waktu dan Contoh: mujtahid adalah orang yang mampu
lain-lain. melakukan ijtihada dalam perkara agama yang
contoh: menunaikan haji wajib dan syarat tiada ada dalilnya dalam al-qur’an mahupun
wajibnya: mampu, syarat sahnya: pada bulan sunnah. Di antara syarat mujtahid adalah:
dzulhijjah … muslim, berakal, mempunyai ilmu bahasa Arab
dll
Ilmu tentang dalil syarak secara terperinci. Menerangkan cara mengambil (istinbat)
Contoh: Dalil solat hukumnya wajib: Firman hukum daripada dalilnya:
Allah: “dan dirikanlah solat”, Dalil Zakat wajib: Contoh: Niat wudhu’ adalah wajib, kerana
“dan tunaikanlah zakat”, dalil haji wajib: “dan Nabi bersabda: “Setiap perbuatan itu perlu
Allah telah mewajibkan keatas manusia dengan niat”, dan wudhu’ adalah termasuk
menunaikan haji” … perbuatan, maka diambil hukum (istinbat)
wudhu’ juga perlu niat

Subjek ilmu fiqh adalah perbuatan mukallaf Subjek ilmu usul fiqh adalah hukum syarak dan
(orang yang dibebankan hukum) cara pengambilan (istinbat) nya daripada dalil-
dalil yang muktabar (diakui) secara umum

Tugas seorang pakar fiqh (faqih) adalah Tugas seorang pakar usul fiqh (usuli) adalah
mengamalkan (tatbiq) kaedah-kaedah usul fiqh mencari kaedah-kaedah umum yang membawa
dalam bidang pengambilan hukum (istinbat) kepada pengambilan (istinbat) hukum-hukum
secara terperinci
Ilmu Fiqh dikenali dengan “Ilmu Furu’ Ilmu Usul Fiqh dikenali dengan “Ilmu Ijtihad”
#PERBEZAAN USUL
FIQH & KAEDAH FIQH KAEDAH FIQH USUL FIQH
dikhususkan kepada faqih atau pengajar dikhususkan kepada para mujtihad yang
atau mufti, di mana orang awam biasanya menggunakannya ketika mengistinbatkan
akan menanya mereka untuk mengetahui atau mengeluarkan hukum-hakam fiqh di
sesuatu hukum dalam cabang-cabang fiqh samping memahami realiti-realiti (waqaiÂ)
yang tertentu. Di kala itu qawaid fiqhiyyah semasa serta masalah-masalah semasa yang
ini akan dijadikan sandaran tanpa perlu baru terhasil (mustajiddat).
melihat kepada setiap furu’ dalam ilmu fiqh
yang pelbagai itu.
meskipun umum dan menyeluruh, namun bersifat dengan sifat umum dan
terdapat padanya pelbagai pengecualian (al- menyeluruh (al-umum wa al-syumul),
istisna’), di mana pengecualian ini akhirnya seperti mana qawaid usuliyyah juga bersifat
akan membentuk kaedah yang tersendiri tetap (thabat) dan tidak akan ada sebarang
(qawaid mustaqillah) atau kaedah cabang perubahan.
(qawaid far’iyyah).
tidak tetap (laysat thabitah) iaitu berubah,
dengan perubahan hukum yang berlaku
disebabkan oleh sesuatu uruf, atau
maslahah, atau sadd al-zarai’ dan
sebagainya.
bersifat menyeluruh, banyak, lebih luas kaedah hukum-hakam yang terbit daripada
meliputi rahsia dan hikmah syarak. perkataan Arab yang khusus, dan apa yang
ditunjukkan oleh perkataan tersebut seperti
nasakh (pembatalan) dan tarjih (darjah
kekuatan) untuk dijadikan sandaran hukum
atau lafaz perintah (amr) bagi wajib dan
tegahan (nahyi) bagi haram
perbincangannya berkaitan dengan perbincangannya adalah berkenaan dengan
perbuatan mukallaf itu sendiri (fiÂlu al- sumber-sumber hukum, dan hukum-hakam
mukallaf). Beliau memberi contoh seperti serta cara untuk mengeluarkan hukum-
kaedah fiqhiyyah yang berbunyi „al-Umur bi hakam tersebut. Misalnya kaedah usuliyyah
Maqasidiha yang bererti sesuatu perkara yang berbunyi „al-Amr li al-Wujud‰ bererti
berdasarkan niat, atau kaedah fiqhiyyah suruhan bermakna perintah. Atau kaedah
yang berbunyi „al-masyaqqah tajlibu al- usuliyyah yang berbunyi „ah-Nahy li al-
taysir yang bererti kesusahanmdiberikan Tahrim‰ bererti tegahan, pengharaman
kelonggaran, atau „al-yakin la yazul bi al- dan sebagainya.
shak yang bererti keyakinan tidak boleh
dihapuskan dengan keraguan dan
sebagainya. Maka kaedah-kaedah ini
menjelaskan pelbagai perbuatan dan
tindak-tanduk manusia itu sendiri yang
sudah pasti akan memberi kesan kepada
hukum-hakam fiqh yang disebut dengan
hukum taklifi.
3)KAEDAH FIQH

 Pengenalan Pengertian kaedah fiqh:

Bahasa (etimologi): qaidah adalah kata tunggal (mufrad) bagi perkataan qawaid (jama’) membawa
maksud asas/ dasar kepada sesuatu, prinsip, tapak

Istilah (terminologi): hukum kebanyakan (bukan keseluruhan) yang terpakai ke atas kebanyakan
permasalah fiqh untuk mengetahui hukumnya berdasarkan kaedah tersebut.
-Koleksi kaedah utama yang bersifat umum bagi menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
-Prinsip2 yang digubal oleh para ulama berasaskan nas Alquran dan Alhadith untuk mengenalpasti
hukum bagi sesuatu permasalahan fiqh yang baru.

Keistimewaan:
-Mempunyai kaedah-kaedah yang banyak
-Perkataan yang ringkas tetapi mengandungi makna yang umum
-Setiap kaedah menentukan ciri khusus yang ada pada beberapa himpunan permasalahan sekalipun ia
datang daripada pelbagai tajuk dan bab yang berlainan

Faedah memepelajari kaedah fiqh:


-Memudahkan fuqahak dan mufti menentukan hukum
-Mudah dihafal dan dihimpunkan pelbagai masalah di bawah satu kaedah
-Membentuk kemampuan fiqh yang kuat
-Membentuk kebolehan membeza danmembandingkan mazhab
-Boleh mengetahui rahsia dan hikmah hukum
-Menyerlahkan keluasan cakupan fiqh Islamiyy terhadap segala hukum masalah yang berlaku

 Kaedah- 5 Kaedah Fiqh Utama:


kaedah Fiqh •Setiap perkara mengikut niatnya (‫)األمور بمقاصدها‬
•Yakin tidak dihilangkan dengan syak (‫)اليقين ال يزول بالشك‬
•Kesukaran mengandungi kemudahan (‫)المشقة تجلب التيسير‬
•Kemudaratan harus dihilangkan (‫)الضرر يزال‬
•Adat itu boleh dijadikan hukum (‫)العادة محكمة‬
1.Setiap perkara mengikut niatnya (‫)األمور بمقاصدها‬

Maksud:
Niat seseorang mukallaf diambil kira dalam menentukan hala tuju perbuatannya. Niat akan
menentukan sama ada sesuatu perkara itu halal atau haram, sah atau batal.

Berdasarkan dalil hadis:


ِ ‫( ِإنَّ َما األ َ ْع َما ُل بِالنِيَّا‬HR Muslim)
....‫ت‬

Peranan niat:
-membezakan antara adat dan ibadat
-membezakan antara peringkat-peringkat ibadat (fardhu dan sunat)
-membezakan antara perbuatan yang ikhlas dengan riya’

2.Yakin tidak dihilangkan dengan syak (‫)اليقين ال يزول بالشك‬

Maksud:
Sesuatu perkara yang tidak diyakini berlaku atau tidak berlaku, maka keraguan yang datang kemudian
untuk meragui keyakinan itu tidak dapat diambil kira.

Berdasarkan dalil hadis:


Hadis daripada Abu Sa’id Al-khudri- jika seseorang kamu ragu2 ketika sembahyangnya, ia tidak ingat
berapa rakaatkah yang telah dilakukannya: 3 atau 4? Maka ketepikanlah keraguan tersebut dengan
keyakinan (iaitu buangkanlah keraguan tersebut dan berpeganglah dengan apa yang meyakinkan).
Jenis-jenis syak:
• syak yang lahir daripada sumber yang haram
• syak yang lahir daripada sumber yang harus
• syak yang tidak dapat dipastikan sumbernya (syubhah)

3.Kesukaran mengandungi kemudahan (‫)المشقة تجلب التيسير‬

Maksud:
Apabila terdapat sesuatu kesusahan atau kesulitan dalam melaksanakan perintah Allah, maka
perintah itu ringankan, tidak seperti asalnya.

Berdasarkan dalil Al-quran:


“(Dengan ketetapan yang demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan ia tidak
menghendaki kamu menanggung kesukaran.” (al-Baqarah, 185)

Tujuan masyaqqah (kesukaran):


-Perkara yg terkeluar drpd garis kesukaran biasa (Berpuasa Ramadhan dlm cuaca panas terik)
-Membawa kemudaratan, sama ada pada diri dan harta benda (Orang sakit dan dengan sebab
berpuasa membawa bahaya pada dirinya dan lebih parah)
4.Kemudaratan harus dihilangkan (‫)الضرر يزال‬

Maksud:
Sesuatu yang boleh memudaratkan mestilah dihapuskan. Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan
orang lain.

Berdasarkan dalil Al-quran:


“Sedang Allah tidak suka kepada orang-orang yang melakukan kerosakan.” (Al-Maidah, 64)
5.Adat itu boleh dijadikan hukum (‫)العادة محكمة‬

Maksud:
Adat sesuatu masyarakat yang tidak bertentangan dengan nas syara diambil kira dalam penentuan
hukum syara’.

Berdasarkan dalil Al-quran:


"Dan kewajipan ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf".
(al-Baqarah233).
Dalam ayat tersebut, Allah Taala tidak memperincikan kadar makanan dan pakaian yang perlu
diberikan kepada isteri, sebaliknya meninggalkan kepada adat sesuatu masyarakat untuk
menentukannya.

Syarat adat & uruf:


-digunakan secara meluas
-umum dalam negara Islam
-tidak bertentangan dengan hukum lain yang mempunyai dalil nas
-satu kepastian (suatu perkara yang wajib dipakai menurut pandangan masyarakat)
ADAT URUF
KONSEP

Maksud: Maksud:
-amalan kebiasaan -kebiasaan orang ramai
-secara berterusan -perkara yang selaras dengan perasaan dan
tabiat akibat yang dilakukan secara berulang
kali oleh orang ramai.
PERBEZAAN

Punca daripada individu/orang ramai. Punca daripada orang ramai sahaja.

Tertumpu kepada perbuatan. Tertumpu kepada perkataan.


- Lebih umum - Lebih khusus
4)PERMASALAHAN SEMASA DALAM FIQH

Maksud perbezaan pandangan/ikhtilaf :


 Faktor Tidak ada kesepakatan atau persetujuan terhadap sesuatu perkara
Perbezaan
Pandangan Faktor/punca perbezaan pandangan :
Mazhab -Perbezaan tahap keilmuan
-Persekitaran hidup yang berlainan
-Perbezaan kepuasan hati terhadap riwayat hadis
-Perbezaan dalam menilai makna hadis
-Fanatik dengan pendapat orang atau golongan tertentu
-Bangga dan kagum dengan pendapat sendiri, ego dan mengikuti hawa nafsu
-Masalah yang bersifat perbezaan politik dan kelompok
-Tabiat akal dan kefahaman manusia yang berbeza.
-Kekayaan kosa kata Bahasa Arab yang satu kalimah mengandungi pelbagai maksud menyebabkan
wujudnya perbezaan pemahaman.
-Perbezaan pendapat dalam menentukan sumber hukum.
-Perbezaan pendapat dalam menentukan kaedah pengeluaran hukum dan sumber-sumber tambahan.
-Perbezaan pendapat dalam memahami dan menghurai teks hukum.

Hikmah perbezaan pandangan/pendapat :


-Membuka ruang kepada perbincangan yang lebih mendalam berhubung dengan sesuatu masalah.
-Memberi kemudahan dan mengelakkan kesempitan.
-Perbezaan pendapat sebagai rahmat dan khazanah
-Kemungkinan pendapat orang lain juga betul
-Kemungkinan berlakunya kepelbagaian pendapat yang betul
-Orang yang salah dalam berijtihad tetap diberi pahala
Mazhab/Masalah SYAFIE HANBALI MALIKI HANAFI
 Masalah berkaitan ibadah
semasa Membaca -Wajib dibaca -Wajib dibaca -Tidak wajib -Tidak wajib
berkaitan: basmalah -kerana termasuk -kerana termasuk -kerana bukan -kerana bukan
-ibadah (4) (dalam Al- sebahagian drpd sebahagian drpd sebahagian drpd sebahagian drpd
-zakat (4) Fatihah) Alfatihah (ayat Alfatihah Alfatihah Alfatihah
-muamalah (8) basmallah dikira -sunnah baca -sunnah dibaca
termasuk ayat perlahan dlm pada 2 rakaat
dlm surah semua solat pertama (S,M,I)
Alfatihah)
-sunnah baca
kuat pd 2 rakaat
pertama (S, M, I)
Membaca Al- -Wajib bagi -Mustahab; -Mandub (dlm -Makruh Tahrim
Fatihah (solat makmum baca sunnah (dlm solat solat sirriyah) bagi makmum
Jemaah); bacaan Alfatihah kecuali sirriyah & pd saat -Makruh (dlm baca Alfatihah
makmum di makmum masbuk imam diam drpd solat jahriyah) (baik dlm solat
blkng imam bacaan jahriyah) sirriyah/ jahriyah)
-Makruh (jika pd
saat imam
sedang baca
Alfatihah dlm
solat jahriyah)
Membaca qunut -Sunat dibaca -Sunat dibaca -Sunat dibaca -Sunat dibaca
(dlm solat Subuh (dlm solat witir (dlm solat Subuh (dlm solat witir
& witir shja) shja) shja)
pertengahan
Ramadhan)
Tempoh & jarak Hukum qasar: berbentuk rukhsah Hukum qasar: Hukum qasar:
musafir yang (kelonggaran) & diberi pilihan sunat muakkad wajib
mengharuskan Hukum jama’: dibenarkan bila2 masa & di mana sahaja Hukum jama’:
jama’ dan qasar asalkan dalam tempoh musafir. Dibenarkn ketika
Jarak: lebih kurang 4 burd=48 mil=89 KM menunaikan Haji
(Hari Arafah di
Tempoh: Arafah & malam
Dibenarkan jama’ qasar jika niat menetap selama tidak di Muzdalifah)
lebih 4hari shja.
* Maliki & Syafie mengatakan 4 hari itu adalah tidak Jarak:
termasuk hari masuk dan keluar (dari bandar tersebut). sekurang2nya 3h
*Hanbali mengehadkan 21 waktu solat. 3m perjalanan
(kaki/unta)
Tempoh:
Dibenarkan jama’
qasar jika niat
menetap selama
tidak lebih 15hari
Tokoh/Masalah Mazhab Syafie Mazhab Hanbali Mazhab Maliki Mazhab Hanafi
berkaitan zakat
X wajib xwajib wajib-sesetengah xwajib
Zakat mazhab maliki
pendapatan Ditetapkan dalam mazhab yang empat bahawa “al mal al mustafad “ tidak
dikenakan zakat sehinggalah ia mencukupi nisab dan genap haul .Ulama’ selain
mazhab Syafi’I mengatakan seluruh harta yang disimpan hendaklah
dikeluarkan zakat jika cukup nisab walaupun di saat akhir sebelum habis haul .
- Ditetapkan dalam mazhab empat bahawa ai-Mal al-Musta/ad wajib
dikenakan zakat. Perbezaan wujud dalam syarat zakat sama ada ia dibayar
selepas memenuhi syarat nisab dan haul atau syarat nisab sahaja.
Zakat gaji
Zakat perniagaan Empat Imam mazhab muktabar dan seluruh umat Islam kecuali yang bersikap
aneh, sepakat adanya kewajipan zakat perniagaan, sama ada peniaga itu
mukim atau musafir
………” (Ibn Taymiyyah, 2005).
Zakat saham
(xlengkap)

Tokoh/Masalah Mazhab Syafie Mazhab Hanbali Mazhab Maliki Mazhab Hanafi


berkaitan
muamalah
Jual beli & riba -halal jual beli
-mengharamkan haram
3 bahagian riba: 2 bahagian
-fadhl -riba fadhl
-nasiah -riba nasi’ah
-yad
Al-rahnu
Perbankan Islam

Bai’ bithaman ajil


Bai’ al-‘inah
Jual beli online
Kad kredit &
debit
Takaful &
Insuran
(xlengkap)
5) PENGURUSAN HARTA PUSAKA DALAM ISLAM

 Konsep Maksud harta pusaka (‫ )الميراث‬:


pengurusan Bahasa: al-baqa’ (‫ )البقاء‬iaitu kekal dan perpindahan sesuatu daripada seseorang kepada seseorang
harta pusaka yang lain; asal atau baki; al-tarikah bermaksud segala apa yang ditinggalkan atau dibiarkan oleh si
mati.

Istilah: sesuatu yang ditinggalkan oleh si mati daripada harta benda dan hak-hak yang akan diwarisi
oleh ahli-ahli waris disebabkab kematian pewaris.

Kosep pengurusan harta pusaka :


Konsep pengurusan harta pusaka adalah pengurusan harta yang sah dan berkesan dari segi undang-
undang dan Hukum Syarak dalam bentuk pengurusan harta seseorang yang mana bukan sekadar
untuk mengurangkan kebimbangannya bahkan untuk melaksanakan hasrat terakhir seseorang
mengikut hukum syarak selepas kematiannya. Dalam Islam terdapat suatu kaedah pembahagian harta
pusaka yang dinamakan dengan faraid.

Jenis-jenis kematian:
-mati hakiki
-mati hukmi
-mati taqdiri

Jenis perancangan harta yang dibenarkan dalam islam:


-Wasiat
-Amanah
-Hibah
-Wakaf
-Sedekah
-Harta Sepencarian

Sebab-sebab pembahagian perlu disegerakan:


-memakan/menguasai harta dengan cara yang tidak sah
-hutang tidak dijelaskan dengan segera
-wasiat tidak disempurnakan dengan segera
-bilangan waris bertambah ramai akibat kematian berlapis
-pembahagian yang salah akibat lupa keterangan yang sebenar
-harta tidak terurus/terbiar
-urus niaga tidak dapat dijalankan

Tuntutan terhadap harta peninggalan:


1.pengasingan pemilikan harta
2.pengurusan pengkebumian
3.jenis hutang (dengan Allah & manusia)
4.harta sepencarian
5.wasiat, wakaf, hibah
[baki akhir baru jadi harta utk difaraid]

FARAID:
•Bahasa- faraid jama’ bagi perkataan faridhatun (‫)فريضة‬, asal dari perkataan faridha ‫; فرض‬sesuatu yg
ditetapkan/ditakdirkan
Istilah- bahagian yang telah ditetapkan oleh syara’ kpd pewaris

•Ilmu faraid/ilmu al-mawaris- ilmu yg membincangkan kaedah asas yg perlu diketahui dalam
pembahagian harta pusaka
kepada waris yg berhak

•Faedah atau kepentingan mempelajarinya:


- membolehkan pembahagian pusaka kepada pewaris berlandaskan syariah Islam
-menjalinkan hubungan silaturahim antara sesama ahli waris drpd terputus akibat perebutan harta
tanpa mengetahuihak masing-masing
-menggembirakan hati orang yang masih hidup dan meringankan beban hidup (pembahagian harta
pusaka si mati dikongsi bersama)
-menunjukkan keistimewaan dan keadilan sistem perundangan Islam serta membezakannya dengan
perundangan sivil

 Sumber •Sumber rujukan- Alquran, Hadith, Ijma’


Dalil quran pensyariatan faraid- annisa ayat 10-14
“Allah mewariskan kepadamu tentang bahagian anak-anakmu. Untuk seorang lelaki seumpama dua
bahagian orang perempuan. Sekiranya anak-anak itu perempuan lebih daripada dua orang, untuk
mereka dua pertiga daripada sepeninggalan dan jikalau perempuan itu seorang, maka untuknya satu
perdua. (Annisa, ayat 11)

Dalil hadis- Sabda Rasulullah s.a.w:


“Pelajarilah ilmu Faraid, dan ajarkanlah ia kepada orang lain. Sesungguhnya ia adalah setengah
daripada ilmu dan ia adalah ilmu yang akan dilupakan, dan ia merupakan suatu ilmu yang mula-mula
akan dicabut daripada umatku.”
(Riwayat Abu Rurairah r.a)

•Hukum mempelajari- fardhu kifayah tetapi menjadi fardhu ain jika tiada org yang mempelajarinya

#Ashabul Furud (‫)أصحاب الفروض‬


 Ashabul -Golongan ini mengambil pusaka menurut bahagian yang telah ditetapkan oleh syarak iaitu sama ada
Furudh 1/2, 1/3, 1/4, 2/3, 1/6 atau 1/8.
-Mereka terdiri daripada isteri atau suami, ibu atau nenek, bapa atau datuk, anak perempuan atau
cucu perempuan, saudara perempuan kandung, saudara perempuan sebapa dan saudara seibu

#Asabah (‫)عصبة‬
-Merupakan golongan yang akan terima baki setelah semua golongan mendapat bahagian golongan
asabah.
-Terdapat 3 jenis asabah iaitu:

1) Asabah Binafsih (‫صبة بنفسه‬


َ ‫)ع‬:
Mereka ialah bapa, datuk, anak lelaki, cucu lelaki anak lelaki, saudara lelaki kandung, saudara lelaki
sebapa, anak lelaki saudara lelaki kandung, anak lelaki saudara lelaki sebapa, bapa saudara kandung,
bapa saudara sebapa, anak lelaki bapa sudara kandung dan anak lelaki bapa saudara sebapa.

2) Asabah Bil Ghoir (‫صبة بالغير‬


َ ‫ع‬
َ ):
Pembahagian pusaka dengan menghabiskan semua harta, atau pengambilan semua baki untuk
semua perempuan dengan sebab adanya orang lelaki lain. Mereka ialah anak perempuan@lelaki,
cucu perempuan@lelaki, saudara kandung perempuan@lelaki, saudara sebapa atau lelaki perempuan

3) Asabah Maal Ghoir (‫)عصبة مع الغير‬:


Pembahagian pusaka dengan menghabisi semua harta, atau mengambil semua sisa untuk sekelian
orang perempuan sebab beserta orang perempuan lain. Terdiri daripada 2 orang perempuan iaitu:
saudara perempuan kandung dan saudara perempuan sebapa

#Hijab (Halangan Pusaka)


َ ‫) ُح ُجب نُق‬
(a) Hijab Nuqshon (‫صان‬
Terhalang dengan mengurangi pembahagian ahli waris dari menerima pembahagian Ashabul-Furud
yang lebih banyak menjadi lebih sedikit, kerana masih ada ahli waris lain yang bersama-samanya.

(b) Hijab Hirman (‫) ُح ُجب حِ رمان‬


Terhalang dengan tidak menerima pembahagian pusaka sama sekali kerana masih terdapat ahli waris
yang lebih dekat hubungannya dengan yang mati yang lebih berhak untuk menerima harta pusaka.
Misalnya saudara lelaki sebapa terhalang kerana adanya saudara lelaki kandung dan datuk terhalang
sebab adanya bapa.

#Waris Tidak Terhijab (‫) ُح ُجب حِ رمان‬


Jika kesemua 25 waris lelaki dan perempuan masih hidup, maka keutamaan akan diberikan kepada
hanya lima ahli waris berikut:
-Bapa
-Ibu
-Anak Lelaki
-Anak Perempuan
-Suami @ Ister
 Kaedah
pengiraan & Situasi: Seorang lelaki mati meninggalkan ahli-ahli waris iaitu 4 orang isteri, 4 orang anak perempuan,
penyelesaian 4 orang anak lelaki, ibu dan bapa. Dia meninggalkan sebuah rumah teres 2 tingkat , 3 ekar tanah,
wang KWSP sebanyak RM 3000, sebuah kereta Grand Livina, sebuah motosikal Yamaha dan wang
simpanan Tabung Haji sebanyak RM 10 000. Hitung kadar faraid bagi situasi ini.

Wang KWSP- RM 3000


Kereta Grand Livina- RM 772 800
Motosikal Yamaha- RM 39 876 Seorang isteri- 1/8
3 ekar tanah- RM 300 000
Sebuah teres 2 tingkat- RM 800 000 Ibu- 1/6
Simpanan TH- RM 100 000
Ayah- 1/6
Harta keseluruhan=RM 1 912 676
Seorang AL- 2 bahagian
Jumlah hutang: RM 5 000
Baki harta: RM 1 907 676 Seorang AP- 1 bahagian
Harta sepencarian : RM 953 838
Baki harta yang difaraidkan :RM 953 838

Ashabul furud
1/8 + 1/6 + 1/6
= 3/24 + 4/24 + 4/24

Asobah
RM 953 838 – RM119 229 – RM158 973 – RM 158 973
= RM516 663/12
= RM 43 055.25

Isteri Ibu Ayah Anak


Harta sepencarian 4/24 x RM 953 838 4/24 x RM 953 838 4 Lelaki : 4 Perempuan
RM 953 838/4 = RM 158 973 = RM 158 973 = 8:4 (12 bahagian)
=RM 238 459.50 RM516 663.12
= RM 43 055.25
Harta faraid
3/24 x RM 953 838 Anak lelaki
= RM 119 229.75 /4 RM 43 055.25x 2
= RM 29 807.43 = RM 86 110.50
(seorang)

Anak perempuan
= RM 43 55.25
6) FIQH SEMASA DALAM BIDANG

#Pemindahan organ
 Perubatan Maksud: transplantasi (pemindahan organ) adalah suatu pembedahan yang melibtkan pertukaran
-pemindahan organ atau tisu yang mengalami kegagalan fungsinya dengan organ atau tisu yang berfungsi dengan
organ lebih baik daripada seseorang penderma sama ada masih hidup atau yang telah meninggal dunia.
-mati otak
-ibu tumpang Hukum: harus

Dalil: “Allah mahu memberikan kemudahan kepada kamu dan tidak mahu memberikan kesusahan”
(al-baqarah, 185)

Syarat-syarat untuk pemindahan organ:


-penerima sangat berhajat kpd organ tersebut tanpa menyebabkan kematian (pemindahan organ
sebagai ikhtiar terakhir)
-tidak memudaratkan penderma dan penerima
-peratus kejayaan pemindahan adalah tinggi dan bermanfaat
-mendapat persetujuan daripada penderma atau si waris secara ikhlas tanpa paksaan
-hendaklah dipastikan kematian si penderma secara sah (bg pemindahan organ drpd org mati)
-tiada unsur perdagangan

Jatuh haram sekiranya:


-memindahkan organ boleh menyebabkan kematian penderma
-memindahkan organ boleh menghilangkan keupayaan fungsi anggota tersebut
-bertujuan untuk menjual organ tersebut/ penderma mengambil bayaran yg ditetapkan

Kategori pemindahan organ:


-Pemindahan organ daripada orang yang mati (PENDERMA KADAVERIK)
-Pemindahan daripada orang yang masih hidup (HOMOTRANSPLANT/ALLOTRANSPLANT)
-Pemindahan dari satu anggota kepada lain pada individu yang sama (AUTOTRANSPLANT)
-Pemindahan organ dari haiwan kepada manusia (HETEROTRANSPLANT)
#Mati Otak
Maksud: pemberhentian secara kekal pusat-pusat penting di bahagian pangkal otak (Brain Stem) yang
berperanan untuk mengekalkan proses pernafasan secara spontan dan mengekalkan aliran arah ke
seluruh badan.

Isu yang berkaitan dengan mati otak: euthanasia


Merupakan kematian secara mudah, tanpa kesakitan ataupun sengaja mengakhiri kehidupan
seseorang yang menderita sakit yang sudah tidak dapat diubati atau yang sudah tidak dapat ditahan
lagi sakitnya. Juga dikenali sebagai Mercy Killing atau Mati Rahmat.

Kategori euthanasia:

1.Euthanasia aktif: Mempercepatkan kematian seseorang dengan tindakan secara langsung seperti
menyuntik ubatan tertentu yang boleh membawa maut dengan segera. (dlm Islam hukumnya
HARAM- ini adalah kerana sama dengan perbuatan membunuh dan membunuh adalah dosa besar di
dalam Islam; dalil Alquran “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” [al-Isra, ayat 33].

2.Euthanasia pasif: Mempercepatkan kematian seseorang secara tidak langsung seperti dengan cara
menghentikan bekalan makanan, air,ubatan atau prosedur-prosedur yang perlu bagi meneruskan
hidup pesakit. Pesakit dibiarkan tanpa sebarang rawatan sehingga mati disebabkan penyakit yang
dialaminya. (dibenarkan dlm Islam-Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahawa menghentikan rawatan
kepada pesakit, adalah dibenarkan di dalam Islam dengan syarat setelah pakar-pakar perubatan
sepakat bahawa si pesakit tersebut sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh).

3.Euthanasia secara sukarela(voluntary): Apabila seseorang yang dipercepatkan kematiannya


berdasarkan permintaannya sama ada secara lisan atau bertulis.

4.Non-voluntary euthanasia: Apabila seseorang yang dipercepatkan kematiannya tidak membuat


sebarang permintaan atau wasiat supaya dipercepatkan kematiannya. Juga merujuk kepada proses
mempercepatkan kematian pesakit yang berada dalam keadaan tidak sedar, koma atau tidak mampu
memberikan reaksi yang dapat difahami. Dalam kes ini, biasanya ahli keluarga si pesakit yang
membuat permohonan supaya dipercepatkan kematian.

5.Involuntary euthanasia: Apabila seseorang yang dibunuh telah meminta supaya dia tidak
dipercepatkan kematiannya.
#Ibu Tumpang
Maksud- Ovum dan sperma disenyawakan yg dikandung oleh wanita lain dan anak yang dilahirkan itu
diberikan semula kepada pemilik benih.

Hukum: haram

Dalil: “Dan mereka yang menjaga kehormatannya. Kecuali kepada isterinya atau hamba
sahayanya maka sesungguhnya mereka tidak tercela.” (Al-mukminun, ayat 5); perlu menjaga
kehormatan

Hikmah ibu tumpang dilarang:


-menyerupai perbuatan berzina kerana membenarkan berlaku persenyawaan benih dari bukan
pasangan yg halal
-berlaku percampuran nasab keturunan ke atas bayi
-mengundang pergaduhan seperti isu ibu tumpang tidak mahu pulangkan bayi
-menyebabkan pembuangan bayi berleluasa kerana terdapat kes bayi yang cacat daripada ibu
tumpang tidak diterima oleh pengupah
-menjejaskan kesucian ikatan perkahwinan

 Kekeluargaan #Anak Tak Sah Taraf


-Anak tak sah Maksud: anak yang dilahirkan di luar nikah sama ada akibat zina/rogol dan bukan daripada
taraf persetubuhan syubhah atau bukan daripada anak perhambaan. Anak yang dilahirkan <6 bulan 2
-Lafaz ta’lik lahzah (saat) mengikut Takwim Qamariah daripada tarikh tamkin (setubuh).
talak
Status anak tak sah taraf: bayi yg suci serta bersih dari dosa

Isu penamaan nasab:


-Anak yang dilahirkan >6 bulan Qamariah dari tarikh sesuatu pasangan ini di akad nikahkan ialah anak
sah taraf.
-Anak yang dilahirkan >6 bulan dan <4 tahun daripada tarikh tersebut diketahui dengan yakin asal
usulnya, maka anak tersebut haram dinasabkan kepada suami ibunya atau lelaki yang menyebabkan
kehamilan ibunya yang melahirkan anak tersebut. Wajib bagi suami tersebut menafikan bahawa bayi
berkenaan adalah anaknya.

Kesan/implikasi terhadap anak tak sah taraf:


-nasab dan penamaan (dinasabkan kpd ibunya)
-penerimaan nafkah menjadi tanggungjawab ibunya kerana dinasabkan kepada ibunya
-dapat saling mewarisi harta pusaka kerana anak tak sah taraf tidak terputus hubungan dgn ibunya
-pewalian, jika anak perempuan menjadi tanggungjawab wali hakim kerana tidak mempunyai wali
nasab lelaki
-hak penjagaan anak tersebut jatuh pada ibunya/ saudara mara sebelah ibu kerana tiada bukti untuk
mensabitkan lelaki terbabit
-kematian anak tak sah taraf yg belum baligh adalah mengikut agama ibunya
#Lafaz ta’lik talak
Maksud:
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya dengan bersandarkan kepada sesuatu syarat atau
sebab. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah penceraian atau talak.

Dalil keharusan (dibolehkan): “Dan hendaklah kamu memenuhi janji karena sesungguhnya janji itu
kelak akan ditanya (diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra’, ayat 34)

Dua jenis talak taklik:


1.taklik biasa
-dilafazkan dlm keadaan biasa
-boleh dirujuk semula
-cont; kata si suami-“Jika awak keluar rumah tanpa izin saya, maka jatuhlah talak satu.”

2.taklik khuluk
-dilafazkan semasa akad nikah dlm surat surat akuan nikah
-dikaitkan dengan khuluk (tidak boleh rujuk melainkan akad yg baru)
-bertujuan menghindari pihak isteri dari ditindas oleh pihak suami
-cont; “Jika saya menyeksa isteri saya dengan sengaja, atau saya meninggalkannya selama 4 bulan
berterusan tanpa kerelaannya, dan jika ia mengadu kepada kadi atau naib kadi serta membayar
RM 1.00 sebagai tebus talak, apabila disabitkan oleh kadi atau naib kadi maka jatuhlah talak satu ke
atas isteri saya dengan nilai tebus talak tersebut.”

Isu dalam talak taklik:


- lafaz ta’lik talak yang dibuat kerana dipaksa, talak tersebut tidak jatuh kerana syarat jatuhnya talak
adalah memenuhi ketiga-tiga syarat iaitu ada pertalian nikah, sempurna akal, dengan kehendak
sendiri (pilihan bukan paksaan).

Anda mungkin juga menyukai