Print Cuyyy
Print Cuyyy
A. Skenario 4
Riza datang ke praktek dokter gigi karena gigi geraham atasnya berlubang dan sering
tersangkut makanan. Dia merasa tidak nyaman dengan hal ini dan ingin merawatnya. Pada
pemeriksaan intra oral ditemukan gigi 16 karies media yang masih bias dilakukan restorasi
direct. Dokter gigi menjelaskan rencana perawatan yang akan dilakukan yaitu penambalan
dengan amalgam yang terlebih dahulu diberi semen base untuk melindungi pulpanya. Riza
bertanya kenapa tambalannya berbeda dengan tambalannya pada gigi depan. Dokter gigi
menjelaskan karena gigi belakang memerlukan tambalan yang kuat untuk menahan beban
pengunyahan dan tidak terlalu mengutamakan estetik yang bagus. Dokter gigi juga
menjelaskan bahwa banyak jenis restorasi direct yang semuanya mempunyai komposisi, sifat,
dan teknik manipulasi yang berbeda.
1
C. Uraian
Langkah 1: Terminologi
1. Restorasi direct : restorasi yang dilakukan langsung di dalam mulut penderita dan
merupakan hasil akhir prosedur kedokteran gigi untuk
memugarkan bentuk, fungsi dan penampilan gigi
2. Amalgam : logam merkuri yang lunak dengan mengeras ketika dicampur.
3. Semen base : bahan perekat atau sementara untuk melindungi jaringan pulpa.
4. Restorasi : perawatan atau penambalan untuk mengembalikan struktur anatomi
dan fungsi pada gigi.
2
2. Bagaimana sifat dari masing-masing bahan restorasi direct?
a. Sifat amalgam
- Creep : regangan yang bergantung pada waktu, yang disebabkan oleh tekanan
- Difusi termal : difusi termal amalgam 40 kali lebih besar dari dentin
- Abrasi : dapat terjadi pada saat mastikasi
- Kekuatan : sangat dipengaruhi oleh rasio merkuri/alloy
- Tarnish : biasanya disebabkan oleh campuran perak dan tembaga sulfida
- Toksisitas : karena mengandung merkuri
b. Sifat Resin komposit
- Warna : resin komposit resisten terhadap perubahan warna dan sensitive pada
penodaan
- Strength : tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah
dari amalgam.
- Setting : dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran.
c. Sifat GIC
- Ketebalan semu : yaitu sekitar 22-24 m
- Setting time : GIC membutuhkan waktu 6-8 menit dimulai saat mixing.
- Compressive strength : kekuatan kompresi berkisar antara 90-230 Mpa
- Bond strength : kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin adala 1-3 Mpa.
d. Sifat Semen Dental
Sifatnya tergantung dari masing-masing jenis semen dentalnya.
3
4. Apa perbedaan dari jenis-jenis bahan restorasi direct?
Perbedaan dari segi fungsinya yaitu amalgam lebih kuat jika digunakan untuk
tambalan gigi posterior tetapi estetiknya kurang sedangkan GIC ataupun resin
komposit memiliki nilai estetik yang bagus tetapi kurang cocok bila digunakan
pada tambalan posterior karena kurang kuat sehingga menyebabkan tidak tahan
lama.
a. Alloy lathe-cut
b. Alloy spherical
c. Alloy spheroidal
4
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari amalgam?
Kelebihan amalgam :
- Bahan tambal yang paling kuat
- Dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama
- Ketahanan terhadap keausan tinggi
- Biayanya relative murah
Kekurangan amalgam :
9. Apa bahan tambal yang digunakan untuk tambalan gigi posterior yang juga
memenuhi nilai estetiknya?
- GIC ( Glass Ionomer Cement) estetiknya bagus,tetapi kurang kuat jika
digunakan sebagai bahan tambal gigi posterior sehingga tidak tahan lama.
- Resin komposit memiliki estetik yang bagus, tetapi sensitive terhadap
penodaan.
5
Langkah 4: Membuat skema/diagram
RIZA
Gigi geraham
berlubang
Pemeriksaan
intra oral
Gigi 16 karies
media
Restorasi
direct
6
Langkah 7: Sintesa dan uji informasi
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah
satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk menggambarkan kombinasi
atau campuran dari beberapa bahan seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya.
Dental amalgam sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi.
Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur, terjadi suatu reaksi kimia yang
menghasilkan dental amalgam yang berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu
– abu.
a. Alloy lathe-cut
Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur, seperti yang terlihat pada Gambar 1
7
b. Alloy spherical
Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan alloy diatomisasi
menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil, seperti yang terlihat pada Gambar 2. Alloy
ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk persegi, tergantung pada
teknik atomisasi dan pemadatan yang digunakan.
c. Alloy spheroidal
Alloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi.
8
Alloy ini dapat diklasifikasikan sebagai:
a) Admixed/dispersi/blended alloys3,5,9,12
Alloy ini merupakan campuran spherical alloy dengan lathe-cut alloy dengan
komposisi yang berbeda yaitu high copper spherical alloy dengan low copper lathe-
cut alloy. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%),
zinc (1%).
b) Single composisition atau unicomposition alloys3
Tiap partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang sama. Komposisi seluruhnya
terdiri atas silver (40-60%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).
a. Memutihkan alloy
b. Menurunkan creep
c. Meningkatkan strength
9
e. Meningkatkan resistensi terhadap tarnis
2. Tin
b. Menngendalikan reaksi antara perak dan merkuri. Tanpa timah reaksi akan terlalu
cepat terjadi dan setting ekspansi tidak dapat ditoleransi.
c. Meningkatkan kontraksi
3. Copper
4. Zinc
a. Zinc dapat menyebabkan terjadinya suatu ekspansi yang tertunda bila campuran
amalgam terkontaminasi oleh cairan selama proses pemanipulasiannya.
b. Dalam jumlah kecil, tidak dapat mempengaruhi reaksi pengerasan dan sifat – sifat
amalgam. Zinc berperan sebagai pembersih ataupun deoxidizer selama proses
pembuatannya, sehingga dapat mencegah oksidasi dari unsur – unsur penting seperti
silver, copper ataupun tin. Alloy yang dibuat tanpa zinc akan menjadi lebih rapuh,
sedangkan amalgam yang dibuat dengan penambahan zinc akan menjadi kurang
palstis.
5. Merkuri
Dalam beberapa merek, sejumlah kecil merkuri (sampai 3%) ditambahkan kedalam
alloy. Campuran yang terbentuk disebut dengan alloy pre-amalgamasi yang dapat
menghasilkan reaksi yang lebih cepat.
6. Palladium
a. Mengeraskan alloy
b. Memutihkan alloy
7. Platinum
a. Mengeraskan alloy
10
b. Meningkatkan resistensi terhadap korosi
3. Pemanipulasian Amalgam
Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan pencampuran alloy amalgam dengan merkuri.
Rasio powder alloy amalgam dengan merkuri yang biasa digunakan adalah 1:1. Proses
selanjutnya adalah triturasi yaitu pengadukan powder dengan liquid yang dapat dilakukan
secara manual menggunakan mortar dan pestle maupun secara mekanis menggunakan
amalgamator dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah di dapatnya suatu massa plastis
yang disebut amalgam.
Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas dengan menggunakan amalgam
carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu memberikan tekanan pada amalgam yang
dapat dilakukan secara manual maupun mekanikal. Kondensasi dilakukan agar terdapat
kontak rapat dengan dinding kavitas dan merkuri yang berlebih dapat dikeluarkan dari
amalgam serta mencegah porositas pada amalgam.
Prosedur selanjutnya adalah carving yang dilakukan segera setelah kondensasi. Jika
terlambat dilakukan maka akan sulit untuk di carving, dan terjadi kerusakan tepi. Carving
bertujuan untuk mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga dapat
mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Setelah itu dilakukan pemolesan
(polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir korosi dan mencegah perlekatan plak.
Pemolesan dapat dilakukan 24 jam setelah penambalan atau setelah tambalan cukup kuat.
11
2. Reaksi dengan menggunakan alloy tertinary :
Ag-Sn-Cu + Hg Ag-Sn-Cu + γ1 + Cu6Sn5
Ketiga fase γ ini memiliki peranan dalam mengatur sifat amalgam. Komponen yang paling
kuat adalah γ, dan yang paling lemah adalah γ2. Oleh karena itu, γ2 lebih rentan terhadap
korosi daripada fase yang lainnya.
Setelah triturasi, kontraksi akan terjadi sampai 20 menit dengan mengendapnya γ1.
Kontraksi terjadi karena larutnya patikel Ag dan terbentuknya γ1.
Pada saat γ1 semakin banyak, Kristal ini akan semakin bergesekan sehingga akan
menghasilkan tekanan ke arah luar yang akan melawan kontraksi. Selama bergesekan
terdapat liquid merkuri yang cukup untuk menyediakan tempat plastis agar kristal tersusun
rapat, ini disebut fase matrix.
e. Dilihat dari segi biokompatibilitasnya, amalgam memiliki adaptasi yang cukup baik pada
jaringan di rongga mulut terutama email dari gigi tersebut
1) Dapat dikatakan bahwa sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lainnya dalam melawan tekanan kunyah,sehingga
amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut
2) Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi
3) Penambalan dengan amalgam relative lebih sederhana dan mudah
4) Biaya relative lebih murah
Kekurangan amalgam :
12
1) Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi sehingga
tidak dapat diindikasikan untuk gigi anterior
2) Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus dimana tepi tambalan yang berbatasan
langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga
kelihatan membayang kehitaman
3) Pada beberapa kasus ada pasien yang alergi terhadap kandungan logam yang terdapat
pada amalgam
4) Adanya peluang terjadi toksisitas karena kandungan merkuri yang terdapat pada
amalgam.
Glass ionomer cement adalah istilah dalam kedokteran gigi yang menunjukkan
sekelompok bahan gigi yang menggunakan tepung kaca silikat dan larutan asam poliakrilat.
2.1 Komposisi
Bubuk : yaitu larutan dasar asam kalsium aluminosilikat glass yang mengandung
fluoride. Ini dibuat dengan mencampur silika + alumina + kalsium fluoride, metal oksida dan
metal fosfat pada 1100o-1500o C kemudian tuangkan lelehan ke pelat logam atau ke dalam
air. Glass yang terbentuk dihancurkan, digiling dan ditumbuk menjadi bubuk 20-50. Ukuran
tergantung kebutuhan. Campuran dapat terurai oleh asam karena adanya ion Al+3 yang bisa
dengan mudah dapat masuk ke dalam jaringan silika. Ini adalah sifat yang memungkinkan
pembentukan semen. Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :
1. Alumina : meningkatkan opasitas
Cairan : Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi sekitar
10%.
13
Reaksi Setting :
Pada pencampuran bubuk dan cairan atau bubuk dan air asam secara lambat
merendahkan lapisan luar partikel kaca melepaskan ion Ca+2 dan Al+3. selama fase setting
awal, Ca+2 dilepaskan lebih cepat terutama bertanggung jawab untuk reaksi dengan poliacid
untuk membentuk produk reaksi seperti yang ditunjukkan dalam gambar 24.5. Al+3
dilepaskan lebih lambat dan terlibat dalam setting fase selanjutnya sehingga sering disebut
sebagai reaksi fase sekunder. Bahan terdiri dari ini kaca yang tidak bereaksi tertanam dalam
matriks silang poliacid. Fase setting digambarkan pada gambar 24.6
2.2 Sifat
1. Sifat Fisik
Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai bahan
restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer kaca tipe II jauh lebih
inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap keausan terhadap dibanding komposit
14
bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in vitro dan uji keausan oklusal. Namun,
semen ionomer kaca cukup menarik karena mempunyai kecocokan biologis, dapat melekat
pada email dan dentin, dan bersifat antikariogenik.
Seperti banyaknya sifat dental cement, sifat glass ionomer tergantung padda rasio
bubuk:cairan. Sayangnya hand mixing dengan rasio bubuk:cairan yang optimal akan
menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yang kurang disukai oleh dokter gigi.
Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi untuk menambahkan lebih banyak
cairan untuk memberikan konsistensi yang lebih basah dengan efek yang merugikan pada
sifat fisik materi. Masalah ini diatasi oleh penggunaan enkapsulasi dan mekanik
pencampuran.
2. Mekanisme Adhesi
Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat diterangkan
dengan jelas. Meskipun demukian, sepertinya tidak diragukan bahwa perlekatan ini terutama
melibatkan proses relasi dari gugus karboksil dari poilasam dengan kalsium di Kristal apatit
email dan dentin. Meskipun ini berlaku untuk semen polikarboksilat, mekanisme adhesi dari
semen ionomer kaca juga setara, karena keduanya berdasar pada poliasam. Ikatan dengan
email selalu lebih besar daripada ikatan dengan dentin, ini dikarenakan kandungan anorganik
dari email lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang
morfologi.
2.3 Klasifikasi
Berasarkan aplikasinya :
Tipe II dapat juga digunakan sebagai fissure sealant, restorasi untuk gigi sulung.
15
2.4 Aplikasi GIC Dalam Kedokteran Gigi
1. Karies kelas v estetik baik dengan daya tahan lebih efisien dan lebih
direkomendasikan daripada amalgam untuk gigi anak anak
2. Karies yang mencapai pulpa, abrasi cervical, tumpatan untuk gigi decidui.
3. Cocok untuk restorasi pada gigi sulung anterior terutama dibagian proksimal.
4. Untuk karies kelas III dan V
1. Tidak dapat digunakan untuk karies kelas IV dan kelas I gigi permanen
3. Agak opak daripada resin komposit sehingga kurang estetik untuk gigi depan
Dental semen merupakan bahan yang memiliki kekuatan yang rendah dibandingkan
dengan bahan lain. Bahan ini dapat larut dan mengalami desintegrasi didalam cairan mulut.
Oleh karena itu penggunaannya terbatas dan dianggap sebagai bahan restorasi sementara.
Kegunaan dari dental semen, yaitu :
16
1. Ketebalan film dan konsistensi
Ketebalan film sangat menentukan adaptasi restorasi dengan struktur gigi. Retensi
juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan film semen. Konsistensi semen juga mempengaruhi
ketebalan film, karena semakin tinggi konsistensi semen maka semakin tebal film yang
terjadi sehingga kedudukan semen kurang sempurna.
2. Viskositas
3. Setting time
Setting time semen memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan viskositas.
Working time yang adekuat diperlihatkan dengan setting time yang pas.
4. Strength
5. Solubilitas
Solubilitas dalam air dan cairan mulut adalah salah satu sifat dental semen yang juga
penting. Secara umum, semen water-based lebih solubel dibandingkan dengan semen resin-
based atau oil-based.
1. Zink Fosfat
Komposisi
Kandungan utama bubuk semen zink fosfat adalah zinc oxide. Garam metalik
digunakan untuk mengubah karakteristik kerja dan sifat akhir semen. Magnesium oksida
biasanya ditambahkan untukmengurangi proses pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida
merupakan filler inaktif pada bubuk semen. Bismuth trioksida ditambahkan untuk
menghasilkan campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting time.
17
Setting Reaksi
Saat bubuk diaduk dengan cairan, asam fosfor akan menyerang permukaan partikel
dan melepaskan ion zinc ke dalam cairan. Alumina yang sudah terbentuk sempurna dengan
asam fosfor akan bereaksi dengan zink dan menghasilkan suatu gel zink aluminofosfat pada
permukaan partikel yang tersisa. Semen yang telah set ini berupa struktur inti, terutama
terdiri dari pertikel zink oksida yang tidak bereaksi yang tertanam dalam matriks kohesif
amorphous zink aluminofosfat. Reaksi ini dihasilkan melalui reaksi eksotermis. Air
merupakan hal penting saat reaksi, oleh karena itu komposisi cairan/liquid harus dijaga untuk
menjamin terjadinya reaksi yang konsisten selama pengadukan.
Manipulasi
1. Sifat Mekanis
Jika semen zink fosfat dimanipulasi dengan tepat maka akan memiliki compressive
strength sampai dengan 104 MPa dan diametral telsile strength-nya sekitar 5,5 MPa. Modulus
elastisitas zink fosfat semen sekitar 13,7 MPa. Sehingga semen ini agak kaku serta digunakan
sebagai bahan luting pada restorasi yang terkena stress pengunyahan yang tinggi.
Semen ini dapat larut dalam cairan mulut (terutama dalam suasana asam)
3. Keasaman
Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini cukup tinggi terutama pada saat
pertama kali diletakkan pada gigi.
18
4. Retensi
Setting semen zink fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras
sekelilingnya ataupun dengan bahan restorasi.
Kegunaan
Berdasarkan konsistensinya, semen zink fosfat dikenal dengan istilah luting yang
digunakan pada restorasi alloy. Basis semen zink fosfat digunakan sebagai penghalang termal
dan kimia diatas lapisan dentin yang tipis. Namun ada juga konsistensi diantara luting dengan
base yang dikenal dengan istilah konsistensi band-seating.
Komposisi
Komposisi utama bubuk semen ini adalah zink oksida. White rosin ditambah untuk
mengurangi kerapuhan semen yang telah set. Zinc stearate ditambahkan sebagai plasticizer,
dan zink asetat untuk meningkatkan kekuatan semen. Eugenol dan olive oil merupakan cairan
semen ini yang berfungsi sebagai plasticizer. Semen zinc oxide non-eugenol biasanya
mengandung suatu aromatic oil dan zinc oxide. Dapat juga dilakukan penambahan bahan lain
seperti olive oil, oleic acid dan beeswax.
Kekuatan semen sementara harus cukup rendah untuk memudahkan penyingkiran restorasi
tanpa menyebabkan trauma pada gigi dan merudak restorasi.
Sebagian besar semen komersial dibuat berdasarkan dua sistem untuk meningkatkan
kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi. Sistem pertama menggantikan cairan eugenol
dengan asam orthoethoxybenzoic (EBA), dan penambahan alumina dibubuknya. Sistem
kedua terdiri dari bubuk yang mengandung fine partikel polimer dan partikel zink oksida
yang telah mendapatkan perlakuan permukaan dengan asam karboksilik, dengan eugenol
sebagai cairannya. Aplikasi yang baik dari semen ini untuk luting jangka pendek atau
menengah mahkota dan gigi tiruan cekat pada akrilik sementara.
19
Setting Reaksi
Pada reaksi setting, dua molekul eugenol bereaksi dengan hidrolisa ZnO untuk
membentuk khelasi zinc eugenolate. Kelebihan zinc oxide selalu digunakan sehingga
material yang telah set terdiri dari matriks zink eugenolate amorphous yang mengikat partikel
zinc oxide yang tidak bereaksi. Air diperlukan untuk menginisiasi reaksi dan air juga
merupakan produk sampingan reaksi tersebut. EBA juga membentuk khelasi dengan zinc
oxide, dan keberadaan EBA juga dapat membentuk kristal zinc eugenolate yang akan
menambah kekuatan semen. Setting time semen ini adalah 7-8 menit.
Semen sementara
ZOE digunakan sebagai luting mahkota sementara dan sebagai semen sementara restorasi
logam mahkota jembatan
Restorasi sementara
Basis
Semen ini memiliki compressive strength sekitar 5,5-39 MPa, dan kekuatan maksimum
didapatkan pada 12-15 menit. Semen ini merupakan insulator termal yang sangat baik,
hampir sama dengan dentin.
Endodontik sealer
Semen ini dapat digunakan sebagai pengisi saluran akar dengan atau tanpa gutta-percha.
Periodontal management
Beberapa jenis semen ZOE juga digunakan untuk management jaringan gingiva. Semen jenis
ini digunakan dengan dua cara, yaitu untuk menggantikan jaringan lunak secara mekanik,
serta sebagai dressing jaringan lunak setelah pembedahan.
Komposisi
Semen polikarboksilat adalah sistem bubuk cairan. Cairannya adalah larutan air dari
asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak
jenuh. Bubuknya mengandung zink oksida dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida
stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah
kecil stannous flourida yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi.
20
Manipulasi
Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan, alas aduk
dari kaca memiliki kelebihan dibandingkan alas kertas, karena jika didinginkan akan dapat
mempertahankan temperatur tersebut dalam waktu yang lebih lama. Cairan tidak boleh
dikeluarkan dari alas aduk sebelum pengaduk siap untuk dilakukan. Cairan akan cepat
kehilangan kandungan airnya di udara terbuka. Hilangnya air dari cairan akan meningkatkan
kekentalannya. Bubuk dalam jumlah besar digabungkan dengan cepat kedalam cairan.
Ketebalan lapisan
Ketika semen karboksilat diaduk pada rasio P/L yang benar, adonannya lebih kental daripada
adukan semen zink fosfat. Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai
pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan.
Working time untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen zink fosfat,
yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan semen zink fosfat sekitar 5 menit. Penurunan temperatur
reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat.
Waktu pengerasan berkisar 6-9 menit.
Compressive strength
Compressive strength semen polikarboksilat sekitar 55 MPa, lebih rendah daripada semen
zink fosfat. Namun tensile strength sedikit lebih tinggi.
Solubility
Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika terkena asam organik dengan pH
4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar.
Pertimbangan biologis
pH dari semen polikarboksilat lebih tinggi daripada semen zink fosfat pada berbagai interval
waktu. Meskipun semen polikarboksilat pada awalnya bersifat asam, produk ini hanya sedikit
mengiritasi pulpa.
Semen polikarboksilat digunakan untuk sementasi akhir restorasi mahkota dan jembatan.
21
4. Glass Ionomer Cement
Komposisi
Manipulasi
Powder dan liquid diletakkan diatas paper pad atau glass slab. Powder semen dibagi
dalam dua bagian yang sama. Bagian pertama dicampurkan kedalam liquid dengan spatula
dan kemudian ditambahkan satu bagian lagi, dan diaduk selama 30-60 detik. Semen segera
diaplikasikan karena working time setelah pengadukan kira-kira 2 menit. Glass slab yang
dingin memperlambat setting reaksi dan menambah working time.
Glass ionomer cement memiliki nilai compressive strength antara 90-220 MPa, tensile
strength 4,5 MPa, dan modulus of elasticity 5,4 Gpa. Glass ionomer semen tidak mengiritasi
dan bersifat antikariogenik karena dapat melepaskan flouride.
Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat
pelapik, bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, membangun badan inti,
dan sebagai penutup pit dan fisur.ada 3 jenis semen ionomer kaca berdasarkan formulanya
dan potensi penggunannya, yaitu tipe I untuk bahan perekat, tipe II untuk bahan restorasi, dan
tipe III untuk basis atau pelapik.
Semen ionomer kaca kurang kuat sehingga tidak dapat menahan kekuatan
pengunyahan yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan
dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Semen ionomer
kaca telah dimodifikasi dengan mengikutkan partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi
sebagai usaha untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, terhadap fraktur, dan ketahanan
terhadap keausan. Ada 2 metude modifikasi yang telah dilakukan. Metode I adalah
mencampurkan bubuk logam campur amalgam yang berpartikel speris dengan bubuk
ionomer kaca tipe II. Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode II
adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemanasan yang
tinggi. Semen ini disebut dengan cermet.
22
6. Semen Ionomer Kaca dengan Modifikasi Resin
Komponen bubuk dari bahan yang dikeraskan dengan sinar mengandung kaca yang
dapat melepaskan ion-ion dan inisiator untuk pengerasan dengan sinar atau kimiawi.
Komponen cairan biasanya mengandung air, asam poliakrilat, atau asam poliakrilat dengan
beberapa gugus karboksilik yang dimodifikasi dengan monomeer metakrilat dan hidroksietil
metakrilat. Kedua bahan ini bertanggung jawab untuk polimerisasi. Reaksi pengerasan awal
dari bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi gugus metakrilat. Reaksi asam-basa yang lambat
akhirnya bertanggungjawab untuk proses pematangan yang unik dan kekuatan akhir.
Penggunaan semen ini adalah untuk sementasi mahkota keramik zirkonia dan
jembatan. Juga diindikasikan untuk sementasi mahkota alloy dan jembatan ke struktur gigi
dan pembentuk inti restorasi dan bonding bracket ortodonti.
7. Semen Resin
Komposisi Semen Resin Sebagai Luting Alloy Mahkota dan Jembatan, serta Sebagai
Pelekat Restorasi Estetis
Semen resin sebagai pelekat restorasi estetis merupakan komposit microfilled atau
hibrid dengan kandungan utama resin Bis-GMA atau urethane dimethacrylate, dan filler silica
atau glass. Pada semen light-cured, fotoinisiatornya adalah sistem champhorquinone-amine.
Penggunaan
8. Calsium Hydroxide
Disediakan dalam bentuk powder yang nantinya akan dicampur dengan air destilasi
atau dengan larutan kloroform. Penggunaannya pada kavitas yang dalam atau langsung pada
pulpa yang terbuka dimana fungsinya sebagai perangsang pembentukan dentin sekunder.
23
Manipulasi dan Sifat Fisis
Sebagian besar kalsium hidroksida tersedia dalam bentuk 2 pasta. Tiap pasta dengan
panjang tertentu diletakkan diatas paper pad dan diaduk sampai warnanya sama. Semen light-
cured dipolimerisasi dengan sinar tampak selama 20 detik setiap ketebalan 1 mm.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Phillips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed, Jakarta. EGC, 2003: 444-61.
2. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu
Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press, 2011: 135-59.
3. Adiana, Ika Devi. Skripsi : Semen Ionomer sebagai bahan pelapik pada restorasi
sandwich. Repositori usu : 2008, p.21-22
4. Anusavice, KJ. 2004. Phillips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi, ed 10, alih
bahasa drg. Johan Arief Budiman dan drg. Susi Purwoko. Jakarta, Indonesia : EGC, h.
449-455.
25