Anda di halaman 1dari 2

Amanah, yang dilalaikan

Di antara akhlaq mulia yang diajarkan oleh Islam adalah menunaikan amanah. Hal ini banyak dilalaikan
manusia, padahal kalau ia mencermati dan menghayatinya, niscaya akan menyimpulkan betapa
pentingnya menunaikan amanah yang merupakan indikasi kejujuran seseorang. Oleh karena itu,
seyogyanya setiap muslim mengetahui dan memahami makna amanah, agar tidak mudah menyia-
nyiakan amanah yang diembannya.

Adapun yang berhubungan dengan manusia, seperti amanah suami istri, pinjam meminjam, titipan dan
yang paling banyak adalah amanah pekerjaan, itu semua bila dilaksanakan dengan baik akan
mendapatkan pahala dan bila sengaja diabaikan akan dapat siksa”.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menunaikan amanah.
Sebagaimana sabda beliau :

‫))أأدد الأأماَنأةأ إإلِأى أمنن انئتأأمنأ أ‬


((‫ك‬

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang telah mempercayakanmu.” (HR.Abu Dawud (3/29) dan Tirmidzi
(3/564) dari hadits Abu Hurairah dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 240)

Termasuk yang diperhatikan dalam pembahasan korupsi adalah korupsi waktu. Di mana seseorang lalai
dengan amanah mengenai waktu yang telah dijanjikan atau disepakati misalnya dalam hal pekerjaan
atau sesuatu yang berkaitan dengan waktu. Contoh korupsi waktu misalnya seorang pegawai atau PNS
yang tidak amanah dalam waktu, masuk kerja terlambat dan tanpa izin atau bahkan makan gaji buta
tanpa kerja sama sekali.

Bagi seorang pegawai yang telah berjanji akan melaksanakan amanahnya, yaitu bekerja dengan waktu-
waktu tertentu dan ia memang digaji untuk hal itu, hendaknya berusaha menunaikan amanahnya sebaik
mungkin, begitu juga dengan jam kerjanya, hendaknya ia gunakan jam kerja yang telah disepakati untuk
benar-benar bekerja sesuai dengan amanahnya. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita agar
menunaikan amanah dengan profesional dan sebaik mungkin.

Allah Ta’ala berfirman,

‫اأ يأأنكمكرككنم أأنن تكأؤددوُّا انلأأماَأناَ إ‬


َ‫ت إإألِى أأنهلإأها‬ ‫إإنن ن‬

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak” (An
Nisaa’: 58).
Jika korupsi waktu terus-menerus dilakukan oleh seorang pekerja, sementara ia terus menerima gaji
utuh, bisa jadi ia menerima gaji buta. Demikian ini termasuk memakan harta dengan cara yang batil.
Hartanya bisa jadi tidak berkah.

Terus menerus melakukan hal itu adalah termasuk kefasiqan karena ini termasuk berkhianat dan tidak
sesuai amanah serta memakan harta dengan cara yang batil. Karena setiap gaji yang anda terima tanpa
diimbangi dengan pekerjaan maka ini termasuk memakan harta dengan cara yang batil”

Oleh karena itu, mari kita tunaikan amanah yang kita pikul sebaik mungkin, sehingga harta yang kita
dapatkan dari bekerja bisa mendapatkan berkah dan kebaikan yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai