Anda di halaman 1dari 5

Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Adri Agustiningrum, C. Dyah S. Indrawati, Andre N. Rahmanto.

Prodi Ekonomi BKK Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret


Sutami No. 36A, Kenthingan, Surakarta 57126

Abstract: Leadership Styles and Work Motivation Toward Employees Performance. The
purpose of study are: investigating effect between leadership styles and work motivation
toward employees performance. The type of study conducted by the researcher is
quantitative research with descriptive method. Sampling technique is by using
proportional random sampling technique. While the data collection techniques used are
questionnaires and documentation techniques. Data analysis techniques are by using
correlation and multiple regression analysis.

Key words: Leadership style, work motivation, employees performance.

1. Pendahuluan memelihara perilaku yang berhubungan


dengan lingkungan kerja.
Veithzal Rivai, (2004:64),
berpendapat bahwa “Gaya Indikator yang digunakan dalam
Kepemimpinan adalah pola menyeluruh variabel motivasi kerja adalah sebagai
dari tindakan seorang pemimpin, baik berikut : (1) Tingkat tanggung jawab
yang tampak maupun yang tidak tampak terhadap pekerjaan,(2) Dorongan
oleh bawahannya”. Gaya kepemimpinan organisasi terhadap anggotanya,(3)
menggambarkan kombinasi yang Kebutuhan akan aktualisasi diri,(4)
konsisten dari falsafah, ketrampilan, Kebutuhan afiliasi, (5) Kebutuhan
sifat, dan sikap yang mendasari perilaku penghargaan
sesorang. Adapun indikator – indikator
gaya kepemimpinan antara lain : (1)Visi Bernardian, John H & Joyje E.A
dan misi, menanamkan kebanggaan, Russel (1993: 379) yang dikutip
meraih penghormatan dan kepercayaan. Sedarmayanti (2004: 176-177)
(2) Mendorong intelegensi, rasionalitas menyatakan bahwa kinerja didefinisikan
dan pemecahan masalah secara hati- sebagai catatan mengenai outcome
hati. (3) Memberikan perhatian pribadi, yang dihasilkan dari suatu aktivitas
melayani secara pribadi, melatih dan tertentu, selama kurun waktu tertentu
menasehati.(4) Menjalankan pertukaran pula. Adapun indikator dari kinerja
kontraktual antara penghargaan dan pegawai adalah sebagai berikut: (1)
usaha, menjanjikan penghargaan untuk Kualitas, (2) Kuantitas,(3) Ketepatan
kinerja yang bagus dan mengakui Waktu, (4) Efektifitas, (5) Kerja sama.
pencapaian yang diperoleh.(5)
Melepaskan tanggung jawab dan Penelitian yang dilakukan oleh
menghindari pengambilan keputusan. Sri Suranta (2002) menunjukkan bahwa
variabel gaya kepemimpinan
Menurut Ernest J. McCormick mempunyai pengaruh positif dan
yang dikutip oleh A.A Prabu signifikan terhadap kinerja pegawai.
Mangkunegara (2005:94) menyatakan Hasil penelitian Budi Cahyono dan
bahwa motivasi kerja didefinisikan Suharto (2005) membuktikan bahwa
sebagai kondisi yang berpengaruh budaya organisasi, kepemimpinan dan
membangkitkan, mengarahkan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai.
Bambang guritno dan Waridin (2005)
membuktikan bahwa variabel perilaku dengan pokok persoalan dalam
kepemimpinan dan variabel motivasi penelitian mengenai pengaruh gaya
berpengaruh negatif terhadap kinerja kepemimpinan dan motivasi kerja
karyawan. Penelitian yang dilakukan terhadap kinerja pegawai maka dalam
oleh Masrukhin dan Waridin (2006) penelitian ini peneliti menggunakan
mengemukakan bahwa variabel metode tersebut.
kepemimpinan dan motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan Teknik analisis data yang
terhadap kinerja pegawai. Rajiv Mehta digunakan adalah analisis regresi
dkk membuktikan bahwa ada pengaruh ganda, teknik ini dipilih karena dalam
positif dan signifikan gaya penelitian ini terdapat lebih dari 1
kepemimpinan terhadap kinerja di variabel independen. Yang
Amerika, Polandian dan Finlandia menggunakan Uji Normalitas, Uji
menggunakan perbandingan nilai F Multikolinieritas, Uji Autokorelasi, Uji
pada signifikansi 0,000. Linearitas, dan Uji Heterokedasitistas.

2. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di 3. Hasil dan Pembahasan


Sekretariat Daerah Kota Magelang yang Setelah dilakukan analisis data untuk
beralamatkan di Jalan Sarwo Edhie pengujian hipotesis kemudian dilakukan
Wibowo No. 2 Magelang. Penelitian ini pembahasan hasil analisis data.
dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Pembahasan hasil analisis data sebagai
Februari 2012 sampai bulan Juli 2012. berikut :
Desain dalam penelitian ini
menggunakan desain/rancangan
penelitian korelasi. Dalam penelitian ini 1. Gaya Kepemimpinan (X1)
metode yang digunakan adalah metode Berdasarkan hasil
deskriptif kuantitatif, yaitu untuk melihat pengumpulan data, setelah data
keterkaitan antara dua variabel atau diolah, maka dapat diketahui
lebih melalui analisa data yang didapat. bahwa skor rata-rata gaya
Pada penelitian ini terdapat dua variabel kepemimpinan adalah sebesar
: Variabel terikat (Dependent Variable) & 28,2%. Ini berarti bahwa tingkat
Variabel bebas (Independent Variable). pengaruh gaya kepemimpinan di
Dalam penelitian ini yang menjadi Setda Kota Magelang adalah
variabel terikat adalah kinerja pegawai sebesar 28,2 %. Angka diperoleh
(Y) sedangkan yang menjadi variabel dari perhitungan sumbangan relatif
bebas ialah gaya kepemimpinan (X1), variabel gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja (X2). terhadap variabel kinerja.

Dalam penelitian ini penulis Dari hasil perhitungan di


mengambil 30% dari 182 jumlah atas ternyata variabel gaya
pegawai, yaitu 55 orang. Adapun teknik kepemimpinan pada aspek-aspek
pengambilan sampel sejumlah 55 orang negatif dari pemimpin pada item
tersebut menggunakan teknik nomor 10 memiliki skor terendah
proportional random sampling dengan yaitu 129. Aspek negatif tersebut
memperhatikan proporsi jumlah populasi adalah pemimpin tidak memberikan
pada masing-masing bagian Tujuan keterangan sesuai dengan tugas
utamanya adalah agar semua populasi pegawai, maka dari itu dapat
terwakili. diambil kesimpulan bahwa
pemimpin dalam hal ini Sekretaris
Suharsimi Arikunto (2002: 127- Daerah Kota Magelang telah
135) ada beberapa teknik pengumpulan mampu memberikan keterangan
data yaitu sebagai berikut: Metode yang dibutuhkan para pegawai
interview, Metode dokumentasi dan mengenai tugas-tugasnya.
Metode angket atau kuesioner. Sesuai
Hal ini terungkap dalam Berdasarkan hasil
salah satu karakterisitik gaya pengumpulan data, setelah data
kepemimpinan transformasional diolah, maka dapat diketahui
yaitu Inspirational motivation yang bahwa skor rata-rata motivasi kerja
berarti karakter seorang pemimpin adalah sebesar 15,6 %. Ini berarti
yang mampu menerapkan standar bahwa rata-rata motivasi kerja
yang tinggi akan tetapi sekaligus pegawai di Setda Kota Magelang
mampu mendorong bawahan untuk adalah sebesar 15,6 %. Angka
mencapai standar tersebut. diperoleh dari perhitungan
Karakter seperti ini mampu sumbangan relatuf variabel
membangkitkan optimisme dan motivasi kerja terhadap variabel
antusiasme yang tinggi dari pawa kinerja.
bawahan. Dengan kata lain,
pemimpin transformasional Dari hasil perhitungan di
senantiasa memberikan inspirasi atas ternyata variabel motivasi
dan memotivasi bawahannya. kerja aspek pemberian pujian
kepada pegawai yang menjalankan
Sedangkan skor tertinggi tugas atau pekerjaanya yang
dalam varibel gaya kepemimpinan memuaskan masih sangat rendah.
diperoleh pada nomor item 2 yaitu Di dalam aspek tersebut
190. Item tersebut menyatakan pernyataan nomor 19 memiliki skor
bahwa pimpinan mampu paling rendah yaitu 191.
mendorong perubahan pola pikir Rendahnya skor yang diperoleh
pegawai ke arah lebih baik. Hal disebabkan oleh sikap pimpinan
tersebut sesuai dengan salah satu yang kurang memperhatikan
karakteristik dari gaya pegawainya, terlihat dari kurang
kepemimpinan transformasional adanya perhatian dalam bentuk
yaitu Intellectual stimulation. pujian untuk pegawai yang telah
Karakter ini berarti seorang manyelesaikan tugas atau
pemimpin mampu mendorong pekerjaanya secara maksimal.
bawahannya untuk menyelesaikan Padahal secara tidak langsung
permasalahan dengan cermat dan pujian dari pimpinan dapat
rasional. Selain itu, karakter ini menambah motivasi kerja para
mendorong para bawahan untuk pegawainya. Sesuai teori motivasi
menemukan cara baru yang lebih yang diungkapkan Maslow bahwa
efektif dalam menyelesaikan setiap pegawai pasti memiliki Self
masalah. Dengan kata lain, actualization atau kebutuhan akan
pemimpin transformasional mampu aktualisasi diri dengan
mendorong (menstimulasi) menggunakan kemampuan,
bawahan untuk selalu kreatif dan keterampilan, dan potensi optimal
inovatif. utuk mencapai prestasi kerja yang
sangat memuaskan/luar biasa.
Dari penjelasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa Adapun skor yang paling
gaya kepemimpinan yang digunkan tinggi didapatkan oleh nomor item
oleh Sekretaris Daerah ( Sekda ) 18 yaitu 203. Sebagian besar
Kota Magelang adalah gaya pegawai berpendapat sama bahwa
kepemimpinan transformasional. pemberian penghargaan bagi
Terbukti bahwa gaya pegawai yang berprestasi akan
kepemimpinan ini cukup efektif memberikan motivasi kerja pada
dalam memotivasi para pegawai pegawai. Hal tersebut sesuai
sehingga kinerja pegawai juga ikut dengan teori yang dikemukakan
meningkat. oleh Maslow ( 1943 )
mengemukakan teori motivasi yang
2. Motivasi Kerja (X2) dinamakan Maslow’s Need
Hierarchy Theory. Dalam teorinya
tersebut Maslow berpendapat Anwar Prabu Mangkunegara (2006:
bahwa setiap pegawai memiliki 18).
Esteem or status needs atau
kebutuhan akan penghargaan diri Skor paling tinggi diperoleh
dan pengakuan serta penghargaan pada butir item nomor 6 dan 7 yaitu
presrise dari karyawan dan 180. Item tersebut menyatakan
masyarakat lingkungannya. bahwa pegawai sangat
Idealnya prestise timbul karena bertanggung jawab terhadap
adanya prestasi. Dapat diambil pekerjaan yang diberikan pimpinan
kesimpulan bahwa pegawai sangat dan pegawai selalu melihat kembali
mengharapkan adanya hasil kerja anda sebelum
penghargaan dari pimpinan memberikannya kepada atasan.
ataupun dari instansi atas Sehubungan dengan hal tersebut
performencenya selama dia bekerja dalam aspek kinerja yang
di instansi tesebut. dikemukakan oleh Husein Umar
(1997:266) yang dikutip A.A Anwar
Prabu Mangkunegara (2006:18)
tanggung jawab merupakan aspek
3. Kinerja (Y) yang penting dalam menunjukkan
Pada hasil penyebaran performence seseorang, selain itu
angket kinerja, skor terendah mutu (kualitas ) pekerjaan
didapat oleh item nomor 2 dan 3 seseorang juga merupakan aspek
yaitu yang menyatakan bahwa penting dalam kinerja seseorang.
pegawai tidak kesulitan menangani
volume pekerjaan yang sangat 4. Simpulan
banyak dan selalu mampu
menentukan sasaran yang akan Berdasarkan hasil penelitian
dicapai bersama-sama dengan yang peneliti telah lakukan pada Setda
atasan. Dalam hal ini dapat Kota Magelang , maka dapat
disimpulkan bahwa pegawai tidak disimpulkan hasil pengujian hipotesis,
mengalami kesulitan dalam diperoleh nilai r hitung > rtabel atau
menyelesaikan tugas dengan 0,546 yang > 0,266, sehingga Ha
volume sangat banyak, pernyataan diterima dan Ho ditolak pada taraf
tersebut juga tertuang dalam salah signifikansi 5%. Dengan demikian
satu indikator kinerja yang hipotesis pertama yang menyatakan
menyatakan bahwa salah satu bahwa “ Ada pengaruh positif dan
aspek pengukuran kinerja yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap
baik adalah Quantity yang kinerja pegawai Setda Kota Magelang
merupakan jumlah yang dihasilkan, tahun 2012” dapat diterima sedangkan
misalnya jumlah rupiah, unit, dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
siklus kegiatan yang dilakukan. diperoleh nilai r hitung > rtabel atau
0,487 > 0,266, sehingga Ha diterima
Butir item yang dan Ho ditolak pada taraf signifikansi
mendapatkan skor terendah lainnya 5%.
adalah yang menyatakan bahwa
pegawai selalu mampu Dengan demikian hipotesis
menentukan sasaran yang akan kedua yang menyatakan bahwa “ Ada
dicapai bersama-sama dengan pengaruh positif dan signifikan motivasi
atasan. Hal tersebut menunjukkan kerja terhadap kinerja pegawai Setda
bahwa kerja sama antara pimpinan Kota Magelang tahun 2012” dapat
dan pegawainya kurang terjalin diterima. Dari uji keberartian regresi
dengan baik. Kerja sama linier ganda antara gaya kepemimpinan
merupakan salah satu aspek (X1) dan motivasi kerja (X 2 ) terhadap
kinerja menurut Husein Umar kinerja pegawai (Y) diperoleh Fhitung
(1997: : 266) yang dikutip A.A adalah 15,531 dan Ftabel sebesar 3,175
dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Manusia Perusahaan. Cetakan
Ftabel. Dengan demikian hipotesis III Keenam. Bandung : PT.
yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh Remaja Rosdakarya
positif dan signifikan gaya kepemimpina
dan motivasi kerja secara bersama- Mc Clelland. (1995). Manajemen
sama terhadap kinerja pegawai Setda Perilaku Organisasi
Kota Magelang tahun 2012” dapat (Terjemahan). Jakarta:
diterima. Erlangga.

Rivai, Veithzal. (2004). Kepemimpinan


dan Perilaku Organisasi.Edisi
5. Daftar Pustaka Kedua. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Sedarmayanti. (2004). Sumber Daya
Penelitian Suatu Pendekatan
Manusia dan Produktivitas
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerja. Bandung : Ilham Jaya.
Mangkunegara, A.Prabu.(2005).
Manajemen Sumber Daya

Anda mungkin juga menyukai