Anda di halaman 1dari 4

15 MIA 4 Aisyah Zakiyah (02)

Kelompok 5 Lidya Susanti T (17)


Putri Aulia Mahardika (24)
Viarista Amara Dewi (29)

Kronologi Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas hingga Pelaku


Tertangkap

Akhdi Martin Pratama


Kompas.com - 29/12/2016, 06:16 WIB

Rumah nomor 7A, Pulomas, Jakarta Timur pada Selasa (27/12/2016).(Akhdi martin pratama)

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi meyakini peristiwa yang menimpa Dodi Triono beserta
keluarganya adalah perampokan yang disertai dengan pembunuhan. Sebab, dari tangan dua
pelaku ditemukan barang-barang yang diduga diambil dari rumah Dodi.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan mengatakan, para pelaku datang ke rumah
Dodi pada Senin (26/12/2016) sekitar pukul 14.27 WIB. Para pelaku mendatangi rumah Dodi di
Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Jakarta Timur, menggunakan satu mobil dengan pelat nomor
palsu.

"Saat itu pintu (rumah Dodi) terbuka karena sopirnya mau pergi," ujar Iriawan di Rumah Sakit
Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Iriawan menambahkan, pelaku yang pertama kali masuk adalah Ramlan Butarbutar. Dia
menodongkan senjata api kepada sopir tersebut. Setelah berhasil masuk ke dalam rumah, Ramlan
kembali menodongkan pistolnya kepada pembantu di rumah Dodi.

Ia meminta pembantu itu menunjukkan di mana kamar tidur Dodi. Sementara itu ketiga rekan
Ramlan, Erwin, Sinaga dan Yuspane ikut masuk ke rumah Dodi.

Mendengar ribut-ribut, putri pertama Dodi, Diona Arika (16) keluar dari kamar yang berada di
lantai 2 rumah tersebut. Kemudian salah satu pelaku menghampirinya dan menyeret Diona.

"Diona diseret dari kamar lewat tangga, (lalu) dipukul sama pelaku pakai pistol," ucap dia.

Iriawan menyebut, saat pertama kali para pelaku masuk ke dalam rumah, Dodi sedang tidak
berada di tempat. Namun, setelah seisi rumah tersebut dimasukkan ke dalam kamar mandi,
sekitar pukul 14.35 WIB, Dodi datang.

Karena tak mampu melawan, akhirnya Dodi ikut dimasukkan pelaku ke kamar mandi. Setelah
itu, Ramlan mengunci kamar mandi tersebut dari luar. Dia juga mematahkan gagang pintu dan
membuang koncinya.

Selanjutnya, para pelaku menggeledah semua ruangan di rumah Dodi dan membawa barang-
barang berharga milik pengusaha properti tersebut. Setelah menggasak barang-barang Dodi,
mereka pergi dari lokasi untuk melarikan diri.

"Diperkirakan para korban meninggal di antara pukul 06.00 dan 08.00 WIB (Selasa 27 Desember
2016)," kata Iriawan.

Berdasarkan hasil otopsi, enam korban penyekapan meninggal karena kehabisan oksigen.
Seluruh korban baru bisa dikeluarkan dari dalam kamar mandi ukuran 1,5 meter x 1,5 meter
persegi itu pada pukul 10.10 WIB, Selasa.

Kasus ini pertama kali terbongkar dari laporan Sheila Putri. Dia merupakan teman salah satu
anak Dodi yang bernama Diona Arika (16).

Pada Selasa (27/12/2016), sekitar pukul 09.30 WIB, Sheila memutuskan ke rumah Dodi karena
Diona tak bisa dihubungi sejak Senin (26/12/2016) sore. Padahal, keduanya berencana untuk
jalan-jalan pada hari Senin itu.

"Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia
masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung
mencari bantuan ke sekuriti," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo
Argo Yuwono di lokasi kejadian, Selasa.

Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos
Kayu Putih. Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.
Mendengar ada rintihan di dalam kamar mandi, akhirnya polisi bersama warga mencoba
membuka paksa pintu kamar mandi yang terkunci dari luar. Setelah pintu didobrak, polisi
bersama warga di lokasi kejadian terkejut saat melihat isi di dalam kamar mandi.

Dalam kamar mandi itu, terdapat 11 korban dalam kondisi bertumpuk satu sama lainnya. Setelah
dievakuasi, lima orang tewas di tempat, sedangkan satu orang lainnya tewas di rumah sakit.

Adapun kelima korban yang tewas di lokasi adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16) anak
pertama Dodi, Dianita Gemma (9) anak ketiga Dodi, Amelia Callista (10) yang merupakan
teman dari Dianita, serta Yanto, sopir Dodi.

Sementara itu, korban yang tewas saat di rumah sakit adalah Tasrok yang juga merupakan sopir
Dodi. Adapun korban yang selamat adalah Zanette Kalila (13) anak kedua Dodi, Emi (41), Santi
(22), dan Fitriani (23) serta Windy (23), yang merupakan pembantu rumah tangga.

Saat ini, polisi telah menangkap tiga pelaku. Mereka adalah Ramlan Butarbutar, Erwin
Situmorang dan Sinaga. Sementara satu pelaku lainnya bernama Yuspane masih dalam tahap
pengejaran.

Dari tangan Ramlan, polisi menyita barang bukti berupa uang Rp 6,3 juta, jam Rolex warna
silver, topi hitam, 2 ponsel Samsung, 1 ponsel Blackberry warna hitam, kunci motor Yamaha,
kunci motor Honda, kacamata, jaket, dan kemeja putih gading.

Sementara itu, dari tangan Erwin, polisi menyita barang bukti berupa uang Rp 3,4 juta, empat
lembar uang Thailand, ponsel Nokia warna hitam, ponsel China, STNK Yamaha Jupiter MX
bernomor polisi B 6769 EIX atas nama Siti Maria, jaket kulit berwarna hitam, tas warna coklat,
dan topi warna abu-abu.

Dalam kasus ini, polisi menyertakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan jucto Pasal 363
KUHP tentang Pencurian dan Pasal 333 KUHP tentang Penyekapan dengan ancaman hukuman
15 tahun penjara.
A. Analisis Deskripsi (Rangkuman)
Senin, 26 Desember 2016, sekitar pukul 14.27 WIB terjadi perampokan di rumah Dodi
Triono yang terletak di Jalan Pulomas Utara No. 7A, Jakarta Timur.
Saat itu pintu rumah Dodi terbuka karena sopirnya hendak pergi. Lalu seorang pelaku
bernama Ramlan Butarbutar masuk dan menodongkan senjata api kepada sopir tersebut. Setelah
berhasil masuk ke dalam rumah, Ramlan kembali menodongkan pistolnya kepada pembantu di
rumah Dodi. Para pelaku juga menyeret dan memukul putri pertama Dodi yang bernama Diona
Arika. Setelah semua orang yang berada di rumah tersebut dimasukkan ke dalam kamar mandi,
sekitar pukul 14.35 WIB Dodi datang. Dodi ikut dimasukkan pelaku ke kamar mandi dan dikunci
dari luar. Kemudian para pelaku menggeledah semua ruangan di rumah Dodi dan membawa
barang-barang berharga milik pengusaha properti tersebut kemudian melarikan diri.
Para korban baru bisa dievakuasi pada Selasa (27/12/2016), pukul 10.10 WIB. Enam korban
ditemukan meninggal karena kehabisan oksigen (lima orang tewas di tempat, satu orang tewas di
rumah sakit). Sedangkan lima korban lainnya selamat.
Polisi telah menangkap tiga pelaku, yaitu Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang dan Sinaga.
Sementara satu pelaku lainnya bernama Yuspane masih dalam tahap pengejaran.
Para pelaku dikenai pasal 338 KUHP tentang pembunuhan jucto, pasal 363 KUHP tentang
pencurian, dan pasal 333 KUHP tentang penyekapan dengan ancaman hukuman 15 tahun
penjara.

B. Penyebab
Kurangnya kesadaran akan menghormati HAM orang lain serta sifat ego yang tinggi
sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

C. Solusi
Perlunya ditanamkan sifat menghormati HAM sejak dini. Penegak hukum harus tegas dan
tidak boleh pandang bulu.

D. Penanganan yang Telah Dilakukan oleh Pihak Berwajib


Polisi telah menangkap tiga pelaku (Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang dan Sinaga) dan
mengejar satu pelaku lainnya yang bernama Yuspane; menyita barang bukti; serta menjatuhi
hukuman pasal 338 KUHP tentang pembunuhan jucto, pasal 363 KUHP tentang pencurian, dan
pasal 333 KUHP tentang penyekapan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai