Anda di halaman 1dari 1

PERAMPOKAN DAN PEMBUNUHAN SADIS DI POLUMAS

Oleh : Gibran Ghifari Ghaza

Warga Polimas, Jakarta Timur, tiba-tiba dibuat geger ketika menemjkan 11 orang dengan
posisi slaing bertumpukkan di dalam kamar mandi sebuah rumah mewah nomor 7A di Jalan
Polumas Utara, Jakarta Timur.
Para korban tersebut disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter
persegi. Akibatnya, enam orang tewas karena diduga kekurangan oksigen, sementara itu, lima
orang lainnya selamat, tetapi harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Rumah mewah
tersebut dimiliki oleh seorang pengusaha yang bergerak di bidang property beranam Dodi
Triono. Dodi juga menjadi salah seorang korban yang tewas dalam kasus ini
Kasus ini pertama kali terbongkar dari laporan Sheila Putri yang merupakan teman salah
satu anak Dodi yang bernama Diona Arika. Sheila pada selasa (27/12/2016) mengunjungi rumah
Dodi karena Diona tak bisa dihubungi sejak senin sore. Kemudian Sheila mendapati suara
rintihan di kamar mandi, lalu dia pergi mencari bantuan pada sekuriti, yang akhirnya mereka
memutuskan untuk melapor ke polisi.
Mendengar ada rintihan di kamar mandi, polisi bersama warga mencoba membuka paksa
pintu kamar mandi yang terkunci dari luar. Setelah pintu didobrak, polisi bersama warga di
lokasi kejadian terkejut saat melihat isi di dalam kamar mandi. Dalam kamar mandi itu, terdapat
11 korban dalam kondisi bertumpik satu sama lainnya. Setelah dievakuasi, lima orang tewas di
tempat, sedangkan satu orang lainnya tewas di rumah sakit
Adapun kelima korban yang tewas di lokasi adalah Dodi Triyono (59), Diona Arika (16)
anak pertama Dodi, Dianita Gemma (9) anak ketiga Dodi, Amelia Callista (10) yang merupakan
teman dari Dianita, serta Yanto, sopir Dodi. Sementara itu, korban yang tewas di rumah sakit
adalah Tasrik yang juga merupakan sopir Dodi. Adapun korban yang selamat adalah Zanete
Kalila (13) anak kedua Dodi, Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23), yang
merupakan pembantu rumah tangga.
Kapolda Metro Jaya yang kala itu dijabat Irjen Mochammad Iriawan mengatakan, motif
pembunuhan yang menimpa keluarga Triono adalah perampokan, pasalnya dua tersangka yaitu
Ramlan Butarburtar dan Erwin Situmorang diduga mengambil barang-barang berharha dari
Rumah Dodi.
Saat melakukan penangkapan, Ramlan tewas ditembak polisi, sedangkan Erwin
mengalami luka tembak karena keduanya melawan saat ditangkap. Ditemukan bukti berupa
uang, perhiasan mewah, pakaian, motor, dan juga pinsek yang disita dari tangan Ramlan dan
Erwin.
Sementara itu dua terdakwa lainnya yang turut terlibat dalam kasus perampokkan dan
pembunuhan keluarga Dodi Triono dijatuhi hukuman mati dan satu orang terdakwa lainnya
divonis pidana seumur hidup
Melalui kejadian ini, kita diingatkan akan pentingnya tetap waspada terhadap berbagai
potensi kejahatan yang dapat terjadi di sekitar kita. Tidak menutup kemungkinan bahwa banyak
kejahaatan sadis di sekitar kita yang mungkin kita tidak tahu, sehingga kita perlu untuk selalu
waspada pada berbagai hal yang mengundang potensi kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai