Proposal Usaha Lele Print
Proposal Usaha Lele Print
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang
pesat dikarenakan :
• Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
• Teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
• Pemasarannya relatif mudah dan
• Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap
dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila
Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan
lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan sejalan
dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan
pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak
plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan
ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur
(air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih
dulu.
Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah
sebagai berikut :
• Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu
air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan
serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di
dalam air harus > 1 mg/l.
• Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok
atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah
pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
Gambaran Umum Bentuk Usaha
• Kami adalah pembudidaya yang hanya melakukan pembesaran saja atau hanya
menghasilkan daging
• Kami membeli benih kemudian membesarkannya dan menjualnya setelah
cukupuntuk dikonsumsi
• Kami juga berencana untuk memproduksi makanan olahan dari lele seperti abon
lele,nugget,kerupuk,dll
Untuk tenaga ahli kami benar-benar akan mencari tenaga yang benar-benar menguasai
bagaimana cara beternak lele.
Nama Usaha
Unit usaha ini diberi nama “Lele Young Imam” dikarenakan bergerak dalam usaha
dagang ternak lele dengan ide yang berasal dari teman kami yang bernama mas Imam
sehingga nama dari usaha kami ini diberi nama yang sama persis dengan nama beliau.
Nama organisasi : “Lele Young Imam”
Jenis Organisasi : Firma yang membudidayakan lele dari benih-besar
Pemilik :
Alamat :
No Telp :
Legalitas Usaha
Untuk memenuhi kelayakan secara hukum, maka usaha ini harus dibuatkan suatu badan
hukum usaha yang berupa Firma (Fa) berupa :
1. Surat Izin Lokasi
2. Nomer Pokok Wajib Pajak
3. Tanda Daftar Perusahaan
4. Surat Izin Usaha Perikanan
5. Izin Reklame
Struktur Manajemen
Karena usaha kami ini berbentuk firma jadi didalam sturuktur manajemen kita ada
empat penanam modal utama yaitu:
1)
2)
3)
4)
Adapun tenaga ahli yang nantinya akan bekerja didalam lapangan kami,kami akan
merangkul beberapa peternak-peternak yang sudah mempunyai pengalaman dibidang
budidaya lele ini.
Misi
a. Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan lele di daerah yogyakarta
b. Membudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah
c. Menjadi perusahaan yang mampu mensejahterakan hidup orang kecil
ASPEK PASAR
Konsumen lele sangatlah luas. Tidak saja masyarakat pedesaan, namun juga masyarakat
perkotaan. Seiring melemahnya daya beli masyarakat akibat berbagai tekanan ekonomi,
lele semakin diminati. Tidak hanya kelas menengah ke bawah yang makan di warung-
warung tenda dengan sambal terasi dan lalapan, tetapi telah merambah ke konsumen
menengah atas.
Munculnya fenomena pecel lele kian mendongkrak citra lele di mata masyarakat.
Makanan khas Lamongan ini kian digemari, selain harganya yang terjangkau, warung
pecel lele ini banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan. Bahkan Di Yogyakarta, pecel lele
menjadi santapan yang digemari mahasiswa. Sebagai sumber protein murah, nilai gizi lele
termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan karena tergolong makanan dengan kandungan
lemak yang relatif rendah dan mineral yang relatif tinggi. Dalam setiap 100 gram,
kandungan lemak ikan ini hanya 2 (dua) gram, jauh lebih rendah dibandingkan dengan
daging sapi (14 gram), apalagi daging ayam (25 gram). Selain kaya zat gizi, lele juga
membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena
rendah lemak. Kebutuhan atau permintaan terhadap lele tak pernah surut bahkan
cenderung meningkat setiap tahunnya. Produksi yang ada semuanya dapat terserap pasar
dengan baik.
Kebutuhan lele di Provinsi Yogyakartan terbilang cukup tinggi, kebutuhan lele per
harinya mencapai 30 ton. Suatu gambaran permintaan yang cukup besar untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Yogyakarta yang relatif paling sedikit dibandingkan provinsi
lainnya di Pulau Jawa. Saat ini, konsumen lele di kota-kota lain di luar Pulau Jawa pun
mulai tumbuh melalui introduksi pecel lele.
ASPEK TEKNIK
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar
kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan
menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran.
Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka
dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit
dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2,
tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur
lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat
dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di
kolam. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam,
berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15
gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian
dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi
kesempatan tumbuhnya makanan alami. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan
ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam
berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan
0,5%.
Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian
makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari
dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali
setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus
dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung,
cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk
pellet.
Pemanenan
Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan
bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan
dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan,
sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan lambit.
Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang
dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan
tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan
atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang
sedikit.
1. Modal
Modal yang kami miliki berasal dari modal sendiri dan investor.
2. Aliran Modal
Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya awal dan biaya operasional. Perincian
biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai berikut:
a. Biaya awal
Biawa awal adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya sebagai berikut:
b. Biaya Produksi
Biaya Produksi dibagi menjadi dua, yaitu biaya Tetap dan biaya Variabel.
No Nama Total
Biaya Tetap
1 Penyusutan kolam ( 850.000 : 4 ) Rp.212.500
2 Penyusutan pompa ( 500000 : 20 ) Rp.25.000
3 Penyusutan alat lengkap ( 400000 : 16 ) Rp.25.000
4 Biaya Pegawai (100.000 x 2 orang ) Rp.200.000
Jumlah Rp.462.500
Biaya Variabel
1 Bibit lele ( 10000 ekor ) x @125 Rp.1.250.000
2 Pakan 4 karung ( F999,781-2,781 ) @1.625.0000 Rp.6.500.000
(1 karung = 250kg)
3 Limbah ( Jeroan, Ayam mati ) 2000kg Rp.4.000.000
4 Listrik Rp.100.000
5 Obat-obatan Rp.100.000
6 Operasiaonal Rp.100.000
Jumlah Rp.12.050.000
c. Keuntungan
Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan asumsi bahwa minimal
lele panen 4 kali dalam setahun dan jumlah tingkat kehidupan hanya 80% yang nantinya
dapat kami naikkan di atas 95%)
Hasil Panen Lele konsumsi 95% dari jumlah pakan pelet yang diberikan
selama satu periode pemeliharaan yakni 80 % x 3000 kg (1000 kg pelet
dan limbah dihitung 2000 kg) = 2400 kg
= Rp.12.687.500
= Rp.881.679,39
Analisis pesaing
• Pesaing
Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini adalah:
3. Kedua resiko ini dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik dan benar
berdasarkani bimbingan ahlinya.
• Analisis SWOT
- Kelebihan
1. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga lele di
pasar
- Kekurangan
2. Belum mampu untu melakukan pemijahan sendiri sehingga masih membeli benih
dari luar
• Ruang Kesempatan yang Tersedia
1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele masih
mudah dalam pemasaran
2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk makan berbahan dasar lele menjadi
wilayah olah sendiri
Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali lele.
Untuk itu sudah jelas kami mencari lahan yang aman dari banjir.
Hama seperti berang-berang, ular, biawak dan kepiting menjadi penting untuk
diperhatikan karena menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari
membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian
Penyakit juga bisa menyerang perikanan, untuk itu kami menggap penting untuk
menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakitdikarenakan adanya bibit-
bibit penyakit juga persiapan lahan yang matang menjadi salah satu factor penekanan
terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap
lele dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk
ditanggulangi
• Analisis pengembangan
Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna menambah nilai penjualan
dengan mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan yang dapat dikonsumsi secara
instan
Mencipatakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi marketing pada
hasil olahan lele sehingga tertancap pada benak konsumen bahwa suatu kebanggaan atau
kebiasaan mengonsumsi lele pada waktu tertentu, tentunya dalam pengolahan produk lele
berbentuk lain
1. Kesimpulan
Usaha budidaya sangat terbuka pasarnya. Ditambah kebutuhan akan lele yang belum
terpenuhi dibeberapa tempat mendorong usaha ini untuk maju. Dengan ditunjang
karakteristik lele tersebut yang berdaging tebal dan cepat sekali pertumbuhannya
2. Rekomendasi
Usaha ini layak untuk dicoba karena peluangnya yang tinggi, bahkan bisa menjadi
produk subtitusi bahan olahan ikan lainnya.