Anda di halaman 1dari 25

KEMITRAAN DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN

DI KELURAHAN MEKARJAYA KECAMATAN RANCASARI


KOTA BANDUNG

Ida Purwastuty¹, Mokhamad Alfian², Didiet Widiowati ³, TM. Marwanti ⁴


¹ Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
e-mail: ida.purwastuty@yahoo.co.id
Abstract
The mutualistic partnership in the empowerment of poor families is a mutually beneficial and
rewarding cooperation between two parties: poor families with other parties (government,
universities and businesses), taking into account the elements of partnership, terms of partnership
and partnership principles in enhancing empowerment poor families viewed from the multi
dimensional aspect. This research uses strength perspective, ecological perspective, and
partnership perpective. The research method used is qualitative method with action research
design (participatory action research). Data sources were obtained from poor families, heads of
cooperatives, salman charity boards, MUI officials and community booths. Techniques of
collecting interview data, observation and study documentation. The results show that the use of
mutualistic partnerships can help poor families in overcoming multi-dimensional problems
(psychological, social, economic, political and cultural) by partnering mutualistic multi
stakeholders.

Keywords: Empowerment, Mutualistic, Partnership, Poverty

Abstrak

Kemitraan mutualistik dalam pemberdayaan keluarga miskin merupakan suatu kerjasama yang
saling memberi dan menerima manfaat lebih dan dilakukan oleh dua pihak yaitu keluarga miskin
dengan pihak lain (pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha), dengan memperhatikan unsur
kemitraan, syarat kemitraan dan prinsip kemitraan dalam meningkatkan keberdayaan keluarga
miskin dilihat dari aspek multi dimensi. Penelitian ini meggunakan strength perspective,
ecological perspective, dan partnership perpective. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan desain penelitian tindakan (participatory action research). Sumber data
diperoleh dari keluarga miskin, ketua koperasi, pengurus rumah amal salman, pengurus MUI dan
tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan penggunaan kemitraan mutualistik dapat membantu keluarga miskin
dalam mengatasi masalah multi dimensi (psikis, sosial, ekonomi, politik dan budaya) dengan
bermitra mutualistik bersama multi pihak.

Kata kunci: Kemiskinan, Kemitraan, Mutualistik, Pemberdayaan

Page 1 of 25
Pendahuluan yang luar biasa yaitu per September 2017
Kemiskinan merupakan masalah yang mencapai 1.180.000 jiwa (70,41%) atau
bangsa-bangsa di dunia, khsusunya negara dua kali lipat dari satu dekade terakhir. Faktor
berkembang seperti Indonesia. Data Badan yang mendorong terjadinya penurunan angka
Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa kemiskinan tersebut adalah laju inflasi 2017
jumlah penduduk miskin di Indonesia dari yang tetap terjaga, meningkatnya upah riil
tahun 1999- September 2017 mengalami buruh tani dalam 6 bulan terakhir, serta
penurunan terutama dari tahun 2015 hingga integrasi program-program kemiskinan.
2016, seperti terlihat pada grafik 1 berikut: Penurunan angka kemiskinan di
Grafik 1 Indonesia, sejalan dengan penurunan angka
kemiskinan yang terjadi di Provinsi Jawa
Barat sejak tahun 2007-2017. Gambaran hal
tersebut dapat dilihat pada grafik 2 berikut:
Grafik 2
15

4.6
4.4
10

10.099.89 9.52 9.61 4.2


9.44 9.18 9.53 9.57 8.95 8.77 8.71
7.83 4
4.4784.422 4.383 4.4364.486
4.297 4.3274.239 4.2244.1684.168 3.8
5

Sumber: BPS 2017 3.774 3.6


3.4
0

Grafik di atas, menunjukkan bahwa


dari tahun 1999 sampai tahun 2017 tingkat
kemiskinan di Indonesia mengalami Jumlah Penduduk Miskin (Juta)
Presentase Penduduk Miskin (%)
penurunan baik dari sisi jumlah maupun
presentase, kecuali tahun 2006, September Sumber BPS Jawa Barat 2017
Tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa
2013, dan Maret 2015. Kenaikan angka
Barat pada periode 2012 - September 2017
kemiskinan tersebut dipicu oleh kenaikan
juga mengalami penurunan baik dari sisi
harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat
jumlah maupun presentasenya, kecuali pada
dari kenaikan harga bahan bakar minyak.
September 2013 dan tahun 2015. Penurunan
Menurut Ketua Bappeda dalam Kompas.com
persentase penduduk miskin cenderung
(9/1/2018), penurunan angka kemiskinan
melambat dari 8,77 persen pada September
dalam satu dekade terakhir rata-rata hanya
2016 menjadi 8,71 persen pada Maret 2017.
500.000 jiwa per tahun (29,59%). Tahun
Salah satu penyebabnya adalah adanya
2017 terjadi penurunan tingkat kemiskinan
penurunan harga beras kualitas rendah di
Page 2 of 25
tingkat penggilingan, sehingga masyarakat perkotaan juga ditemui beberapa kelompok
berpenghasilan rendah bisa lebih mudah pekerja di sektor informal, seperti penarik
untuk memperoleh beras. Rata-rata harga becak, tukang sapu jalan, pemulung, hingga
gabah kualitas rendah di tingkat petani pengemis. Banyak diantara warga kota tidak
mengalami kenaikan Rp 345.68,- per kg. Hal beruntung yang hidup di bawah standar
ini memberikan keuntungan lebih bagi para kehidupan sosial (penghasilan dibawah
petani yang pada umumnya berpenghasilan standar UMR Kota Bandung sebesar
rendah. (sumber: Profil Kemiskinan dan 3.090,000/bulan).
Ketimpangan di Jawa Barat September 2017 Sekretaris Daerah Kota Bandung,
dalam BPS Jawa Barat 2017). Yossi Irianto pada 10 Maret 2017 dalam
Penurunan angka kemiskinan di Jawa beritabandung.com menilai bahwa
Barat belum diikuti oleh gini ratio yang masyarakat yang berada di bawah garis
masih berada di atas rata-rata ratio nasional. kemiskinan harus mendapatkan perhatian
Menurut BPS (2017), Gini ratio Jawa barat lebih. Pasalnya meskipun pertumbuhan
pada September 2017 sebesar 0,393 poin, ekonomi 8,6% di Kota Bandung melebihi
sedangkan Gini ratio nasional sebesar 0,391. nasional, namun jumlah angka kemiskinan
Salah satu penyebabnya adalah wilayah Jawa masih meningkat. Hal tersebut, baru dilihat
Barat yang merupakan kawasan industri, dari aspek ekonomi dan fisik, apalagi bila
sehingga rawan terjadi ketimpangan antar dilihat dari dimensi-dimensi lain. Saat ini,
masyarakat berpendapatan tinggi dan rendah masalah kemiskinan tidak dapat hanya
khususnya di wilayah perkotaan. dipandang dari aspek ekonomi, sosial dan
Wilayah perkotaan pada umumnya fisik saja tapi juga perlu memperhatikna dari
dipahami sebagai bentuk kehidupan aspek lain (psikologis, sosial, budaya dan
masyarakat yang sangat individual, penuh politik) seperti yang dikemukakan oleh
kemewahan, gedung-gedung yang menjulang Sumodiningrat (1998:26) mengatakan bahwa
tinggi, kendaraan yang lalu-lalang, Masalah kemiskinan yang dihadapi,
terutama oleh negara-negara yang
perkantoran yang mewah serta pabrik-pabrik
sedang berkembang memang sangatlah
yang besar. Kota seringkali dianggap sebagai kompleks. Kemiskinan merupakan
masalah dalam pembangunan yang
tempat tujuan masyarakat pedesaan untuk
bersifat multidimensional, yang berkait
mencari pekerjaan; tempat yang menawarkan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya
dan aspek lainnya.
tidak hanya pendidikan formal baik
akademik maupun vokasi, tetapi juga Sifat multi dimensi yang dimiliki oleh
pendidikan nonformal dan life skill; dan juga kemiskinan mendorong berbagai disiplin
sebagai pusat perkembangan industri. Di ilmu dan profesi untuk mengkajinya,

Page 3 of 25
sehingga diperoleh pemahaman yang adalah tidak teraksesnya sumber finansial
mendalam akan kemiskinan. Hal ini formal karena mayoritas keluarga miskin
dilakukan untuk merumuskan upaya-upaya bekerja di sektor informal seperti pedagang,
dalam menangani kemiskinan yang tepat dan penjahit, buruh, pembantu rumah tangga,
efektif. Salah satu pendekatan untuk tukang ojeg, pemulung, dan sopir angkot.
mengkaji kemiskinan adalah pendekatan Para rentenir berkedok sebagai koperasi
pekerjaan sosial. Inti dari pendekatan keliling mendatangi rumah-rumah keluarga
pekerjaan sosial dalam kajian kemiskinan miskin untuk meminjamkan uang dengan
adalah peningkatan keberfungsian sosial syarat hanya foto copy KTP. Permasalahan
masyarakat miskin, sehingga dapat kemiskinan kelompok sasaran, tidak hanya
menjalankan peran-peran sosial di menyangkut aspek ekonomi dan fisik,
lingkungannya. Kepala Bidang melainkan aspek psikologis, sosial, budaya
Penanggulangan Kemiskinan Badan dan politik.
Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Aspek piskologis seperti 1) mental
Pemberdayaan Masyarakat (BKPPM) Kota masyarakat (tidak disiplin, kurang hidup bersih,
Bandung mengatakan bahwa tahun 2017 kurang bekerja keras, kurang hemat, mudah

jumlah warga miskin di Bandung adalah menyerah), 2) Kepercayaan akan potensi diri
rendah, 3) Kurang mampu mengelola waktu, 4)
304.939 jiwa yang terdiri dari 79.573 kepala
Kurang mampu mengelola keuangan, 5)
keluarga (KK). Jumlah ini telah dilaporkan
Konsumtif dan 6) Mengandalkan bantuan
sesuai dengan kriteria pendataan kemiskinan
pemerintah.
menurut BPS. Jumlah warga miskin ini
Aspek Ekonomi seperti 1) Terlibat
menyebar di berbagai kecamatan dan
rentenir, 2) Usaha keluarga miskin kurang
kelurahan di Kota Bandung. Salah satu berkembang, 3) Bekerja di sektor informal
kelurahan yang menjadi sasaran penelitian (serabutan) dan 4) Pendapatan dibawah UMR.
adalah Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Aspek sosial seperti 1) Aksesibilitas
Rancasari. pengembangan usaha kurang, 2)
Hasil studi awal dilakukan peneliti di Aksesibilitas finansial kurang, 3) Partisipasi
Kelurahan Mekarjaya di Kecamatan pada kegiatan masyarakat kurang, 4)
Rancasari Kota Bandung, menunjukkan Koperasi ada tapi tidak dapat mengakomodir
bahwa dari jumlah penduduk sebanyak kebutuhan finansial keluarga miskin.
13.659 jiwa terdapat sebesar 798 KK miskin Aspek budaya seperti 1) Keluarga
(BDT, 2015) dan diantaranya ada 94 keluarga miskin tidak biasa hidup hemat, 2) Tidak suka
yang terlibat dengan rentenir. Penyebab menabung, 3) Kurang berorientasi ke masa
keluarga miskin terlibat dengan rentenir depan. Aspek politik seperti kurang mampu

Page 4 of 25
memanfaatkan sistem sumber yang ada dan keluarga miskin tersebut adalah community
menyuarakan aspirasinya dalam pertemuan development (pengembangan masyarakat).
kelompok. Menurut Green and Heines (2002)
Disisi lain, di Kelurahan Mekarjaya Pengembangan masyarakat dapat dipandang
memiliki potensi atau aset komunitas yang sebagai usaha yang terencana untuk
dapat dioptimalkan untuk membantu dalam membangun aset yang dapat meningkatkan
pemberdayaan keluarga miskin seperti modal kapasitas penghuni untuk memperbaiki
fisik, modal manusia, modal sosial dan modal kualitas hidup mereka. Upaya mengatasi
spiritual. kemiskinan dengan mengoptimalkan potensi
Hal tersebut menunjukkan bahwa di atau aset komunitas yang ada dikenal dengan
Kelurahan Mekarjaya disamping terdapat paradigma community based development
keluarga miskin dengan berbagai yaitu sebuah paradigma yang menaruh
permasalahan yang kompleks (multi kepercayaan pada penanganan permasalahan
dimensi), juga terdapat aset komunitas yang sosial dengan mengoptimalkan kekuatan-
sebenarnya dapat dioptimalkan untuk kekuatan, potensi dan sumber (fisik,
mengatasi permasalahan keluarga miskin. manusia, finansial, sosial dan spiritual) yang
Namun demikian, hal tersebut tidak terjadi ada di masyarakat. Adapun pendekatannya
karena ketidakberdayaan keluarga miskin dikenal dengan perspektif kekuatan (strength
dalam memanfaatkan aset komunitas yang perspective).
ada. Untuk itu, diperlukan intervensi yang Untuk mengatasi permasalahan
bersifat komprehensif yang tidak hanya kemiskinan keluarga miskin terutama yang
menyentuh aspek ekonomi dan fisik, tetapi terlibat rentenir di Kelurahan Mekarjaya,
juga aspek psikologis, sosial, budaya dan peneliti mencoba melakukan aksi sosial
politik. dengan melakukan intervensi seperti yang
Oleh karena itu, diperlukan strategi tergambar pada bagan berikut:
pemberdayaan keluarga miskin baik pada
aras mikro, meso maupun makro. Metode
praktik pekerjaan sosial yang dapat
digunakan untuk memberdayakan keluarga
miskin tersebut adalah case work, group
work dan community work. Salah satu model
pendekatan di dalam community work yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah

Page 5 of 25
BAGAN 1
HASIL PENELITIAN AWAL

OUTPUT I SASARAN
INPUT I
PROSES I MITRA I MIKRO:
PSIKOLOGI (Masalah Mental keluarga
miskin) 1. Keluarga Miskin sadar bahwa riba itu kurang baik
1. Kepercayaan akan potensi diri rendah MITRA dan tidak ingin terlibat rentenir lagi
Pendekatan Mikro: 2. Keluarga Miskin mampu mengatasi masalah
2. Kurang disiplin dalam mengelolah waktu Aspek Psikologi dan Budaya
dan keuangan Aspek Psikologi kecemasan
(Pend. Mikro dan Mezzo)
3. Konsumtif Terapi realitas, EFT, Self talk, task 3. Keluarga Miskin mampu meningkatkan kepercayaan
4. Mengandalkan bantuan pemerintah centered, latihan perilaku dan potensi dirinya
STKS
BUDAYA Reinforcement. 4. Keluarga Miskin mampu mengatur waktu dan
1. Keluarga miskin tidak biasa hidup hemat UNISBA
Pendekatan Mezzo: keuangan dengan baik
2. Tidak suka menabung Aspek Budaya MUI 5. Keluarga Miskin memiliki tabungan
3. Kurang berorientasi ke masa depan 1. Memanfaatkan Masjid sebagai media DKM MASJID 6. Perubahan perilaku terus berjalan
EKONOMI MEZZO:
peningkatan kapasitas
1. Terlibat rentenir 1. Masjid menjadi aktif
2. Usaha kurang berkembang 2. Memberikan reward menjadi anggota
koperasi dengan CCT MITRA 2. DKM menjadi pemeliharaan perubahan mental klien
3. Bekerja di sektor informal
4. Pendapatan dibawah UMR 3. Kegiatan edukasi Aspek Ekonomi, Sosial, Politik 3. Keluarga miskin menjadi aktif dalam kegiatan masjid
SOSIAL 4. Pertemuan kelompok rutin (Pend. Makro) 4. Kelompok menjadi anggota koperasi
1. Aksesibilitas pengembangan usaha kurang 5. Peningkatan pengetahuan kelompok dalam nilai
Pendekatan Makro:
2. Aksesibilitas finansial kurang KOPERASISILIH APING berwirausaha, nilai agama, success story
Aspek Ekonomi, Sosial, Politik
3. Partisipasi masyarakat kurang RUMAH AMAL SALMAN 6. Kelompok mampu bermitra sehingga usaha
1. Memanfaatkan koperasi syariah dan berkembang
4. Koperasi belum mengakomodir kebutuhan PENGUSAHA
finansial pengusaha untuk aksesibilitas finansial MAKRO:
BPR
POLITIK 2. Bimbingan dan pemantapan tentang 1. Adanya kegiatan yang bisa mengintegrasikan
TOKO OLEH-OLEH
1. Kurang mampu memanfaatkan sistem koperasi syariah dan kewirausahaan, kebutuhan keluarga miskin
IBU LURAH
2. Kurang mampu menyuarakan aspirasi pendampingan 2. Tercapainya pengembangan manajemen dan
PENYEBAB ICMI
3. Peningkatan kapasitas pengurus kop. mekanisme yang terintegrasi (finansial, psikis, sosial)
Kemiskinan Kultural, relatif dan struktural HOTEL
4. Bermitra mutualistik dengan mutipihak 3. Koperasi menjadi sistem sumber finansial keluarga
ASETKOMUNITAS PKK miskin dalam simpan pinjam tidak lagi ke rentenir
Fisik, Manusia, Sosial, Spiritual dan 4. Managemen SDM pengurus koperasi meningkat
Finansial
5. Koperasi mampu mengambil peluang menggunakan
sumber lokal dan luar
6. Klien mampu meningkatkan ekonomi keluarga
Ket: Tanda Merah merupakan hasil yang belum 7. Kesediaan multi pihak untuk bermitra
optimal

Page 6 of 25
Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh persyaratan untuk menjadi anggota koperasi
gambaran bahwa meskipun aset komunitas adalah harus memiliki simpanan pokok dan
yang ada bisa dioptimalkan untuk mengatasi wajib, sehingga untuk mendapatkan dana
masalah keluarga miskin, namun aset yang awal tersebut keluarga miskin perlu bermitra
ada belum cukup memadai untuk mengatasi dengan pihak lain.
masalah yang dihadapi keluarga miskin. 4. Upaya pengembangan usaha, pada umumnya
Dukungan dari pihak luar sangat diperlukan keluarga miskin punya usaha meskipun kecil-
untuk melengkapi dan menyempurnakan kecilan. Namun demikian, pada umumnya
intervensi yang dilakukan. Untuk itu perlu mereka kurang memiliki pemahaman tentang
dijalin kemitraan dengan pihak-pihak lain. usaha, pemasaran dan kewirausahaan (aspek
Hal tersebut dikarenakan tidak semua aset sosial dan ekonomi) sehingga perlu bermitra
bisa dioptimalkan dengan kemampuan dengan pihak lain.
masyarakat sendiri. Perlu dukungan pihak- 5. Disekitar lokasi tempat tinggal keluarga
pihak lain untuk mengoptimalkan aset miskin ada perumahan yang dihuni
tersebut. Seperti yang tergambar pada uraian masyarakat kelas menengah keatas yang
berikut ini: memiliki beragam usaha, namun keluarga
1. DKM dan masjid ada, kehidupan beragama miskin tidak mampu berkolaborasi dengan
keluarga miskin juga baik, tapi pihak-pihak pihak-pihak tersebut.
yang dapat memberikan siraman rohani Berdasarkan uraian di atas, peneliti
untuk memberikan penyadaran terhadap menilai bahwa ada satu aspek penting yang
sikap dan mental (aspek psikososial dan perlu ditingkatkan dari keluarga miskin di
budaya) keluarga miskin yang menghambat Kelurahan Mekarjaya dalam upaya
perubahan melalui media dakwah di masjid pemberdayaan, yaitu kemampuan dalam
belum ada, sehingga dibutuhkan kemitraan menjalin kemitraan. Itulah sebabnya peneliti
dengan pihak lain. tertarik mengembangkan kemitraan
2. Kemitraan juga dibutuhkan untuk merubah mutualistik dalam pemberdayaan keluarga
persepsi, kebiasaan, dan aspek psikologis miskin. Kemitraan mutualistik adalah upaya
keluarga miskin yang dapat menghambat untuk memberdayakan keluarga miskin
motivasi untuk maju. melalui bantuan multi pihak seperti
3. Keberadaan koperasi Syariah yang tidak pemerintah, LSM, Dunia usaha, perguruan
dapat diakses sebagai salah satu sumber tinggi, dll, sehingga menghasilkan
finansial (aspek ekonomi, sosial dan politik) pembangunan inklusif. Kemitraan
oleh keluarga miskin agar terbebas dari mutualistik dipilih dalam penelitian ini
jeratan rentenir. Hal tersebut terjadi karena karena kerjasama yang dibangun diharapkan

Page 7 of 25
dapat saling menguntungkan dan saling program baru guna memecahkan masalah
memberi dan menerima manfaat lebih tanpa yang muncul. Community worker sebagai
harus ketergantungan atau merubah visi/misi peneliti akan mendeskripsikan,
dari masing-masing multi pihak yang diajak menginterpretasi dan menjelaskan suatu
kerjasama. Berdasarkan fakta-fakta tersebut situasi sosial pada waktu yang bersamaan
maka peneliti tertarik untuk memelihara dengan melakukan perubahan intervensi
upaya pemberdayaan yang telah dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi
dengan mengembangkan desain Kemitraan dan kehidupan para partisipan dalam hal ini
Mutualistik dalam Pemberdayaan Keluarga keluarga miskin yang tergabung dalam
Miskin. Kemitraan mutualistik menurut kelompok dan anggota koperasi.
Sulistiyani (2017:130) merupakan Menurut Reason & Bradbury dalam
persekutuan dua pihak atau lebih yang sama- Suwarsih Madya (2011:15) menjelaskan
sama menyadari aspek pentingya melakukan penelitian tindakan (action research) adalah:
kemitraan, yaitu saling memberikan manfaat Proses partisipatoris, demokratis yang
berkenaan dengan pengembangan
dan mendapatkan manfaat lebih, sehingga
pengetahuan praktis untuk mencapai
akan dapat mencapai tujuan secara lebih tujuan-tujuan mulia manusia,
berlandasakan pandangan dunia
optimal dengan memperhatikan sifat, syarat,
partisipatori yang muncul pada
prinsip dan unsur kemitraan. momentum historis sekarang ini. Ia
berusaha memadukan tindakan
Metode Penelitian
dengan refleksi, teori dengan praktek,
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menyertakan pihak-pihak
lain, untuk menemukan solusi praktis
tindakan. Jenis penelitian ini memberikan
terhadap persoalan-persoalan yang
kesempatan kepada community worker untuk menyesakkan, dan lebih umum lagi
demi pengembangan individu-
tidak hanya memotret sebuah fenomena
individu bersama komunitasnya.
sosial tetapi juga berusaha mengubah
keadaan bersama komunitas menggunakan Penelitian tindakan mengkaji

aset komunitas dan sistem sumber yang bisa persoalan yang muncul dari masyarakat

diakses. Penelitian tindakan biasa juga (bukan dari sudut pandang peneliti) dan

disebut action research yang merupakan berupaya menemukan alternatif pemecahan

jalur pendidikan profesi yang outcome yang dapat diterapkan dalam masyarakat

learning-nya mengembangkan sesuatu tersebut. Alternatif berupa model

model/desain untuk mengubah kondisi yang penanganan kemiskinan yang didalamnya

lebih baik. Hal ini sejalan dengan Ikbar ada metode dan teknik pekerja sosial.

(2014) bahwa penelitian tindakan bertujuan Penelitian ini dilakukan dengan studi awal

untuk mengembangkan pendekatan dan

Page 8 of 25
dan ditindaklanjuti dengan evaluasi kembali
TAHAP I
(re-evaluasi) kondisi yang ada dan terjadi REFLEKSI
pada masyarakat setelah kegiatan intervensi
TAHAP II
berakhir. PERENCANAAN
Penelitian ini dilakukan dengan TAHAP III
TINDAKAN DAN
menggunakan pendekatan kualitatif. OBSERVASI

Pendekatan ini dipilih karena dipandang


TAHAP IV
lebih tepat dalam studi ini. Studi ini REFLEKSI

bermaksud memberdayakan keluarga miskin


dengan perpektif kemitraan mutalistik, Gambar 1 Operasionalisasi Penelitian
Tindakan
sehingga memerlukan penggalian makna
subyektif dari komunitas dan multi pihak Posisi peneliti/social worker pada
yang terlibat dengan tujuan untuk saat ini adalah pada tahap I yang merupakan
mendapatkan data yang mendalam, yaitu fase refleksi awal yang berarti melakukan
suatu data yang mengandung makna. Hal ini reassessment terhadap kegiatan penelitian
sejalan dengan Ikbar (2014) yang awal yang telah dilakukan, apabila dikaitkan
menyatakan bahwa hasil penelitian kualitatif dengan proses program kemitraan dalam
lebih menekankan makna daripada pemberdayaan keluarga miskin, maka
generalisasi. modifikasi rancangan penelitiannya adalah
Berkaitan dengan konteks penelitian, sebagai berikut:
model penelitian tindakan yang akan Tahap Refleksi
Perlu kemitraan dalam
digunakan adalah penelitian yang pemeliharaan perubahan perilaku,
pengembangan dan pemasaran
terfokus kemitraan mutualisik dalam usaha keluarga miskin
pemberdayaan keluarga miskin adalah
Tahap Evaluasi
model Stringer dalam Yaumi (2014). Tahap Perencanaan
Melakukan evaluasi mengenai
Penelitian ini merupakan kelanjutan proses dan hasil terhadap Membangun kerjasama
kemitraan mutualistik dalam dengan pihak terkait
dari desain kemitraan dalam pemberdayaan keluarga miskin

pemberdayaan keluarga miskin pada


Tahap Tindakan
penelitian awal. Penjelasan dan Mengimplementasikan
kemitraan mutaulistik
oprasionalisasi penelitian tindakan dalam pemberdayaan
keluarga miskin
digambarkan dalam 4 (empat) tahap,
yaitu:
Gambar 2 Rancangan Penelitian

Page 9 of 25
Tahapan berikutnya merupakan data utama, dapat dilakukan dengan
tahapan keberlanjutan desain yang berpijak sampling. Sampling dalam hal ini ialah
dari kekuatan dan kelemahan dari refleksi untuk menjaring sebanyak mungkin
desain awal pada tahap I, kemudian disusun informasi dari berbagai macam sumber,
suatu perencanaan keberlanjutan pada tahap tujuannya untuk merinci kekhususan
II. Tahap III merupakan tahapan observasi yang ada dalam ramuan konteks yang
tindakan dan juga implementasi kegiatan unik dan menggali informasi yang akan
pengembangan desain. Tahapan keempat menjadi dasar dari rancangan dan teori
adalah tahapan terakhir yang dilakukan yang muncul. Oleh karena itu, pada
dengan melakukan refleksi desain model kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi
penanganan kemiskinan di Kelurahan penentuan informan secara purposive
Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota atau didasarkan pertimbangan. Adapun
Bandung. Pada tahapan ini, disusun juga dasar penentuan informan pada
kesimpulan dan rekomendasi bagi program penelitian program kemitraan mutualisik
tersebut. Secara umum peneliti/social worker dalam pemberdayaan keluarga miskin
melaksanakan 3 kegiatan utama yaitu Look ini adalah sebagai berikut:
(melihat), Think (memikrkan) dan Act a. Mereka yang menguasai atau
(berbuat). memahami situasi keluarga miskin
Sumber data utama dalam penelitian berjumlah dua informan yaitu Ketua
kualitatif yang dibutuhkan dalam penelitian Kelompok (Bu L) dan Ibu Lurah.
ini menurut Lofland dan Lofland dalam b. Mereka yang terlibat pada kegiatan
Moleong (2017) ialah kata-kata, dan tindakan yang tengah diteliti berjumlah tiga
selebihnya adalah data tambahan seperti informan yaitu (Bu S) dan (Bu D)
dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal yang usahanya berkembang dan (Bu
itu pada bagian ini jenis data dibagi ke dalam P) yang sudah lunas utang kerentenir
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, selama tahap penelitian awal.
foto dan statistik, sebagai berikut: c. Mereka yang bekerja sama / bermitra
dalam pemberdayaan keluarga miskin
1. Kata-kata dan tindakan, yaitu kata-kata
berjumlah dua informan yaitu
dan tindakan orang-orang yang diamati
mahasiswa praktikum STKS 2016
atau diwawancarai yang merupakan
(kak Alfian), Ketua Koperasi Syariah
sumber data utama. Sumber data ini
(Bu Mur), Rumah Amal Salman dan
dicatat melalui catatan tertulis atau
Mahasiswa UNISBA
melalui perekaman. Pemilihan sumber

Page 10 of 25
2. Sumber tertulis, berasal dari dokumen- data (display) dan penarikan kesimpulan atau
dokumen yang berhubungan dengan verifikasi data (conclusion drawing).
informan keluarga miskin, informan Adapun gambaran mengenai analisis data
Koperasi Syariah, program-program model interaktif dapat dilihat pada gambar
pemerintah mengenai keluarga miskin di 3.3 berikut ini:
Kelurahan Mekarjaya
Penyajian
3. Foto, yaitu hasil pemotretan sebagai data

bukti visual dari kegiatan keluarga Pengump


ulan data
miskin di Kelurahan Mekarjaya dan
Reduksi
berkaitan dengan kemitraan.
Data
4. Data statistik, yaitu datum yang tercatat Kesimpulan
/ Verifikasi
dan terukur secara angka berupa tabel-
tabel dan diagram yang berhubungan Gambar 3 Komponen Analisis Data
Model Interaktif
dengan permasalahan keluarga miskin.
(Sumber: Miles & Huberman dalam
Untuk memperoleh data yang
Sugiyono, 2010)
diperlukan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan teknik-teknik seperti
Diskusi dan Hasil
wawancara mendalam, observasi, studi
Penanganan kemiskinan di Kelurahan
dokumentasi dan diskusi kelompok (Focus
Mekarjaya dilakukan dengan melihat
group discussion). Agar informasi dan data
kemiskinan sebagai permasalahan yang
yang diperoleh dapat dijadikan fakta, maka
kompleks sehingga memerlukan penanganan
perlu dilakukan pemeriksaan keabsahan data
yang multidimensional. Peluang kemitraan
guna menjamin validitas dan kredibilitas data
merupakan salah satu bentuk penanganan
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam
kemiskinan. Mewujudkan penanganan
penelitian ini menurut Moleong (2017)
tersebut, dilakukan belbagai kemitraan atau
meliputi uji kredibilitas (validitas internal),
kerjasama antara powerful dan powerless
transferability (validitas eksternal),
dengan berbagai pihak baik pemerintah,
dependability (reliabilitas) dan
swasta maupun dunia usaha yang saling
conformability (obyektivitas).
menguntungkan, memberi dan menerima
Teknik analisis data yang digunakan
manfaat lebih. Berikut gambaran kemitraan
peneliti adalah analisis data kualitatif, yang
mutualistik dalam pemberdayaan keluarga
tahapannya terdiri dari tiga komponen
miskin di Kelurahan Mekarjaya:
kegiatan yang saling terkait satu sama lain,
yaitu: reduksi data, paparan atau penyajian

Page 11 of 25
Pihak-pihak yang terlibat daerah maupun nasional yang bisa diakses
Adapun pihak-pihak yang bekerjasama oleh keluarga miskin namun kenyataannya
dengan keluarga miskin adalah sebagai keluarga miskin tidak mampu mengakses
berikut: program tersebut karena tidak mengetahui
a. Pihak Pemerintah adanya program tersebut dan tidak
Pemerintah adalah suatu sistem yang mengetahui cara mengakses, mereka tidak
mengatur segala kegiatan masyarakat dalam terdata meskipun memenuhi syarat sebagai
suatu daerah/wilayah/Negara. Menurut penerima program, dan syarat yang berat bagi
Mariun (1969) istilah pemerintahan merujuk keluarga miskin seperti sertifikat halal.
kepada tugas pekerjaan atau fungsi, Kesejahteraan keluarga miskin di
sedangkan istilah pemerintah menunjuk Kelurahan Mekarjaya tergantung dari
kepada badan, organ, atau alat perlengkapan keberhasilan usaha yang dilakukan, jika
yang menjalankan fungsi atau bidang tugas usaha laku atau lancar maka penghasilan
pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa mereka akan bertambah dan usaha mereka
pemerintahan menunjuk kepada obyek, dapat berkembang. Kendala kesejahteraan
sedangkan istilah pemerintah menunjuk keluarga miskin dalam pengembangkan
kepada subyek. Menurut Leach & Percy- usahanya adalah masih perlu bantuan modal
Smith dalam Sumarto (2009), pemerintah usaha, peningkatan kapasitas keluarga miskin
mengantung pengertian politisi dan dalam meningkatkan kreatifitas dalam
pemerintahanlah yang mengatur, melakukan pengembangan usaha serta pemasaran.
sesuatu, memberikan pelayanan, sementara Kendala dari keluarga miskin tersebut dapat
masyarakat adalah penerima yang pasif. dibantu dengan bermitra. Kemitraan atau
Berdasarkan penjelasan tersebut, bahwa kerjasama yang dilakukan dalam
pemerintah daerah/wilayah /Negara memiliki pemberdayaan keluarga miskin di Kelurahan
tugas untuk mengurus segala rumah tangga di Mekarjaya adalah dengan Badan Perkreditan
daerah masing-masing demi tujuan Rakyat (BPR) Kota Bandung, Dinas
meningkatkan kualitas dan kuantitas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
pembangunan demi mensejahterahkan (KUMKM), Dinas Perdagangan dan
masyarakat. Perindustrian Kota Bandung, Koperasi
Keluarga miskin di Kelurahan Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Mekarjaya selama ini mengandalkan rentenir (KSPPS) Silih Aping, Pihak Kecamatan
dan pinjaman ke bank dalam memenuhi Rancasari, pihak Kelurahan Mekarjaya,
kebutuhan sehari-hari dan untuk modal DKM Masjid, dan Majelis Ulama Islam
usaha, walaupun ada program pemerintah (MUI) Kota Bandung.

Page 12 of 25
b. Pihak Perguruan Tinggi program pemberdayaan keluarga miskin.
Perguruan tinggi bukan hanya Akhir-akhir ini keberadaan dunia usaha
berfungsi sebagai tempat menghasilkan dianggap sangat diperlukan karena dapat
orang yang berilmu, tetapi juga dapat membantu pemerintah dalam hal
memberikan manfaat untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat terutama
masyarakat misalnya untuk pemberdayaan membantu masyarakat kecil yang
keluarga miskin melalui pendampingan memerlukan bantuan. Pada awalnya memang
sosial dan peningkatan kapasitas dalam dunia usaha rata-rata memanfaatkan dana
manajemen keuangan maupun usaha. Peran CSR mereka untuk kegiatan-kegiatan sosial
perguruan tinggi dalam pemberdayaan ini seperti sunatan massal, santunan anak yatim
sebagaimana yang dijelaskan dalam serta bantuan pendidikan pada umumnya.
Peraturan Pemerintah RI No 60 Tahun 1999 Namun sebenarnya peran dunia usaha tidak
pasal 3 ayat 1 yang menyatakan bahwa hanya dapat berkutat di bidang tersebut saja,
perguruan tinggi menyelenggarakan namun lebih jauh lagi dapat bekerja sama
pendidikan tinggi dan penelitian serta dengan pemerintah dalam hal pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena program-program pemberdayaan keluarga
itu keterlibatan perguruan tinggi dalam miskin. Bidang pemberdayaan keluarga
program pemberdayaan keluarga miskin miskin misalnya dapat memberikan bantuan
merupakan wujud tugas pengabdian kepada modal usaha, memberikan pekerjaan, dan
masyarakat. Adapun perguruan tinggi yang memberikan lahan usaha. Adapun dunia
terlibat dalam pemberdayaan keluarga usaha/LSM yang diajak kerjasama adalah
miskin adalah Sekolah Tinggi Kesejahteraan Rumah Amal Salman yang bekerjasama
Sosial (STKS) Bandung sebagai fasilitator dengan memberikan bantuan modal usaha,
dalam menemukenali masalah, potensi dan hotel airy room yang bekerjasama
bekerjasama dengan berbagai pihak. menggunakan jasa keluarga miskin dalam
Perguruan tinggi lain yang ikut bekerjasama membuat kursi dan seprei hotel, dan Ikatan
adalah UNISBA prodi Ekonomi dan Bisnis Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)
dalam peningkatan kapasitas manajemen Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat
usaha dan keuangan bagi keluarga miskin dan memberikan lahan berjualan (stand) gratis
koperasi syariah silih aping sebagai sumber saat acara book dan fair festival di Pusdai.
finansial keluarga miskin. Pihak-pihak yang terlibat secara singkat
c. Pihak Dunia Usaha /LSM sebagai berikut.
Dunia usaha salah satu bagian yang
dapat berperan membantu pelaksanaan

Page 13 of 25
Matriks 1
Pihak yang terlibat Desain Kemitraan Mutualistik dalam Pemberdayaan Masyarakat
No. Aktor Multi Pihak Intervensi Peran
1 Pemerintah 1. Dinas Koperasi 1. Pelatihan manajemen simpan
Usaha Mikro pinjam pola syariah Fasilitator,
Kecil dan 2. Penyuluhan Pengembangan usaha capacity building,
Menengah melalu media sosial bagi pelaku educator.
Kota Bandung usaha.

2. Dinas Bimbingan teknis Penciptaan Fasilitator,


Perdagangan dan Lapangan capacity building,
perindustrian Kerja melalui pengembangan educator.
Kota Bandung, usaha
3. Aparat Membantu administrasi dan sumber
Kelurahan informasi Fasilitator
4. Kasi Ekbang Membantu administrasi dan sumber
Kecamatan informasi
Rancasari
5. MUI Ceramah/tausiah capacity building,
educator.
6. BPR Sumber finansial tambahan Fasilitator
2 Dunia 1. Koperasi Silih Sumber finansial dan membina Fasilitator,
Usaha/LSM/ Aping keluarga miskin capacity building,
Masyarakat 2. Pengusaha sumber finansial
3. Rumah Amal Membantu membayarkan sumber finansial
Salman simpanan pokok dan wajib
4. DKM Sebagai pengontrol perubahan controlling
5. PKK perilaku keluarga miskin
6. Hotel Menggunakan jasa usaha keluarga
miskin
7. ICMI Membantu keluarga miskin untuk Pendukung
mempromosi usahanya
3 Perguruan 1. Pascasarjana Asesmen Broker,
Tinggi STKS Bandung Merencanakan Intervensi fasilitator,
Intervensi mikro, mezzo, makro social planner,
confree
lobbying.
2. UNISBA Prodi Meningkatkan kapasitas keluarga Capacity building,
Ekonomi dan miskin dan pengurus koperasi educator
Bisnis

Page 14 of 25
Matriks 2
Hubungan mutualistik antara keluarga Miskin dengan Multi pihak
No. Aktor Multi Pihak Pemberi manfaat Penerima Manfaat
1 Pemerintah Dinas Koperasi Sasaran program kurang Program yang diberikan tepat
Usaha Mikro tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
Kecil dan
Menengah
Kota Bandung
Dinas Sasaran program kurang Program yang diberikan tepat
Perdagangan dan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
perindustrian Kota
Bandung,
1. Aparat Dapat menjalankan Mendapatkan informasi
Kelurahan tupoksinya sebagai sumber terkait pogram atau kegiatan
2. Kasi Ekbang informasi terdekat dengan yang dapat diikuti
Kecamatan keluarga miskin
Rancasari
MUI Ceramah yang dulunya Cermaha mulai ke masjid
hanya di masjid besar kecil (keluarga miskin)
BPR Menambah anggota BPR Keluarga miskin terbantu
yang korban rentenir dalam sumber finansial
(keluarga miskin)
2 Dunia Koperasi Silih Penambahan anggota Keluarga miskin terbantu
Usaha/LSM/ Aping koperasi dalam peminjaman uang
Masyarakat Pengusaha Membantu penilaian
akreditas koperasi
Rumah Amal Dana dari masyarakat Keluarga miskin terbantu
Salman digunakan untuk dalam pembayaran sayarat
pemberdayaan keluarga menjadi anggota koperasi
miskin tidak hanya charity dan pembayaran utang ke
rentenir
DKM Menjalankan perannya Ada pengingat atau
PKK sebagai controlling dalam pengawas dalam bertindak
masyarakat
Hotel Mendapatkan harga murah, Jasa keluarga miskin terpakai
kualitas baik mendapatkan stand gratis
ICMI Stand yang kosong di isi
oleh keluarga miskin
3 Perguruan Pascasarjana Memiliki lokasi untuk Mendapatkan pembelajaran
Tinggi STKS Bandung praktek lapangan dan tentang cara menyelesaikan
mempraktekkan pendekatan masalah, terbantu akan
pekerja sosial mengembangan usaha
UNISBA Prodi Memiliki tempat untuk Mendapatkan informasi
Ekonomi dan mempraktekkan ilmu mengelolah keuangan
Bisnis keungan yang didapatkan di
kmpus

Page 15 of 25
Bentuk Kegiatan Kerjasama 5 UNISBA Informasi
manajemen
Kerjasama mutualistik yang terjalin
keuangan
dalam penanganan kemiskinan di Kelurahan 6 DKM Masjid Informasi sebagai
kontrol sosial
Mekarjaya dilakukan antara powerful dengan
7 MUI Informasi melalui
powerless. Powerful yang dimaksud adalah Ceramah
orang atau badan organisasi yang memiliki 8 Pengusaha Informasi melalui
success story
kekuatan, kekuasaan berupa kesempatan, 9 Dinas Informasi berupa
materi maupun ilmu, seperti pihak Koperasi dan bimbingan teknis
UMKM penciptaan lapangan
pemerintah, dunia usaha/LSM dan Perguruan kerja melalui
Tinggi yang bekerja sama dan membantu pengembangan
usaha, pelatihan
keluarga miskin, sedangkan powerless adalah manajemen simpan
keluarga miskin yang tidak berdaya atau pinjam pola syariah
10 Dinas Informasi melalui
pihak yang lemah. Ketidakberdayaan atau Perdagangan penyuluhan
memiliki kelemahan dalam aspek dan pengembangan usaha
Perindustrian melalui media sosial
pengetahuan, pengalaman, sikap, bagi pelaku usaha
keterampilan, modal usaha, networking, 11 BPR Materi berupa
pinjaman uang
semangat, kerjakeras, dan ketekunan.
Kelemahan dalam berbagai aspek inilah yang Sifat kemitraan
menyebabkan ketergantungan, Berdasarkan penjelasan Kusdiwanti
ketidakberdayaan dan kemiskinan yang (2008) bahwa sifat kemitraan yang selama ini
membutuhkan bantuan untuk berdaya dengan terjalin antara multi pihak dengan keluarga
kegiatan kerjasama melalui kemitraan miskin yang awalnya adalah incidental
mutualistik. Adapun hasil bentuk kegiatan berarti kemitraan karena kebutuhan sesaat
kerjasama yang terjalin setelah penelitian bertambah sifat lain yaitu jangka panjang
awal adalah: berdasarkan kegiatan pemberdayaan
Matrik 3 keluarga miskin yang dilakukan oleh peneliti
Bentuk Kegiatan Kerjasama terdahulu dan peneliti dari tahun 2016 sampai
No Pihak Kontribusi
Terlibat 2018.
1 Koperasi Materi untuk
Silih Aping peminjaman modal
dan informasi
2 Rumah Amal Materi sebagai syarat
Salman mendaftar koperasi
3 Hotel Airy Peluang kerja
membuat seprei dan
kursi
4 STKS Tenaga, Informasi

Page 16 of 25
Syarat dan unsur Kemitraan koperasi, Dinas koperasi dan UMKM serta
Berdasarkan syarat terbentuknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
kemitraan menurut Sulistiyani (2017) adalah Prinsip dan Unsur Kemitraan
1) ada dua pihak atau lebih, 2) memiliki Prinsip kemitraan yang ada dalam
kesamaan visi dalam mencapai tujuan, 3) ada proses kerjasama yang telah terjalin antara
kesepakatan dan 4) saling membutuhkan. pemerintah dan perguruan tinggi adalah ada
Syarat tersebut memenuhi terbentuknya prinsip 1) saling pengertian (common
kemitraan dalam pemberdayaan keluarga understanding) yaitu meningkatkan
miskin yaitu ada program dan kekuatan dari pemahaman yang sama mengenai lingkungan
pihak pemerintah, masyarakat dan perguruan keluarga miskin, permasalahan keluarga
tinggi yang telah bersepekat untuk mencapai miskin, serta dapat memahami kondisi dan
tujuan dalam memberdayakaan dan posisi komponen yang lain, baik pemerintah,
memandirikan keluarga miskin. pengusaha, maupun masyarakat, 2)
Berdasarkan unsur kemitraan kesepakatan bersama yaitu aspek yang
menurut Julius (2003) ada 3 yaitu kerjasama penting sebagai tahap awal dari suatu
usaha, kerjasama antara pengusaha kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang
besa/menengah dengan pengusaha kecil serta bersangkutan. Kesepakatan ini hanya dapat
ada pembinaan dan pengembangan usaha, diraih dengan saling mempercayai dan saling
diketahui bahwa kemitraan mutualistik yang memberi diantara para pihak yang
terjalin dalam pemberdayaan keluarga bersangkutan dan tindakan bersama
miskin memenuhi unsur kemitraan, yaitu ada (collective action) yaitu tekad bersama-sama
kerjasama usaha yang dilakukan antara untuk mengembangkan kepedulian terhadap
pemerintah, masyarakat dan perguruan tinggi pemberdayaan keluarga miskin. Cara yang
dengan keluarga miskin yang membutuhkan dilakukan tentu berbeda antara pihak yang
kekuatan berupa keterampilan, dana, satu dengan pihak yang lain tetapi tujuannya
informasi untuk berdaya dan mandiri. Selain sama yaitu pemberdayaan keluarga miskin.
itu kerjasama juga dilakukan antara Berdasarkan penjelasan kondisi awal
pengusaha menengah seperti toko oleh-oleh dan desain, dapat disimpulkan bahwa
dan hotel dengan pengusaha kecil yaitu usaha kemitraan mutualistik dalam pemberdayaan
keluarga miskin. Hubungan kerjasama keluarga miskin di Kelurahan Mekarjaya
melalui kemitraan ini diharapkan dapat saling dilakukan dengan mengacu kepada konsep
menguntungkan antara pemberi dan kemiskinan multidi mensional. Kemiskinan
penerima kekuatan. Bentuk pembinaan dan multidimensional adalah kondisi kemiskinan
pengembangan usaha dilakukan oleh STKS, yang dapat dilihat dari berbagai dimensi atau
Page 17 of 25
aspek seperti ekonomi, sosial, psikososial, Salah satu penanganan kemiskinan
budaya dan politik suatu keluarga miskin. adalah pemberdayaan keluarga miskin yang
Menurut Istiana (2015) bahwa penanganan dimaknai sebagai proses penyerahan
kemiskinan yang menekan pada satu dimensi kekuasaan dari unsur powerful seperti
dan mengabaikan dimensi lain berpotensi pemerintah, dunia usaha/masyarakat dan
pada ketidakefektifan, sehingga memerlukan perguruan tinggi kepada powerless atau
penanganan yang komprehensif dalam kelompok tidak berdaya melalui kemitraan
penanganan kemiskinan. mutualistik. Pemberdayaan menurut Ife
Penanganan kemiskinan yang dalam Soeharto (2017) bertujuan untuk
komprehensif dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
mendekatkan antara unsur pemerintah, unsur lemah atau tidak beruntung, sedangkan
dunia usaha/ masyarakat maupun perguruan menurut Rappaport dalam Soeharto (2017)
tinggi dalam sebuah kerjasama. Keluarga pemberdayaan adalah suatu cara dengan
miskin di Kelurahan Mekarjaya memiliki ciri mana rakyat, organisasi, dan komunitas
ketidakberdayaan secara ekonomi, sosial, diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa
psikososial, sosial dan politik. Secara atas) kehidupannya.
ekonomi, keluarga miskin terlibat rentenir Menurut Ife dalam Soeharto (2017)
dan usaha keluarga miskin kurang bahwa pemberdayaan memuat dua kata
berkembang. Secara sosial, keluarga miskin kunci, yaitu kekuasaan dan kelompok lemah.
kesulitan dalam aksesibilitas pengembangan Kekuasaan yang dimaksud bukan hanya
usaha, aksesibilitas finansial, partisipasi pada menyangkut kekuasaan politik dalam arti
kegiatan masyarakat kurang, ada sistem sempit, melainkan kekuasaan atau
sumber namnun belum dimanfaatkan secara penguasaan keluarga miskin atas:
optimal dalam pengembangan usaha 1. Pilihan-pilihan personal keluarga miskin
keluarga miskin. Secara psikologis, keluarga dan kesempatan hidup yaitu kemampuan
miskin kurang percaya diri akan potensi dalam membuat keputusan terkait
dirinya, kurang mampu memanage waktu dirinya.
dan keuangan, konsumtif dan mengandalkan 2. Pendefenisian kebutuhan keluarga
bantuan pemerintah. Secara budaya, keluarga miskin yaitu kemampuan menentukan
miskin tidak bisa hidup hemat dan kurnag kebutuhan selaras dengan aspirasi dan
beriorentasi akan masa depan. Secara politik, keinginannya.
keluarga miskin kurang mampu 3. Ide gagasan yaitu kemampuan keluarga
memanfaatkan sistem sumber dan miskin dalam mengekspresikan dan
beraspirasi.
Page 18 of 25
menyumbang gagasan dalam forum atau dan perguruan tinggi melalui mekanisme
diskusi secara bebas. kemitraan yang serasi dan saling
4. Kemampuan keluarga miskin menguntungkan. Kemitraan Sulistiyani
menjangkau, menggunakan dan (2017) dilihat dari perspektif etimologis
mempengaruhi pranata-pranata diadaptasi dari kata partnership, dan berasal
masyarakat. dari akar kata partner. Partner dapat
5. Kemampuan membolisasi sistem sumber diterjemahkan “pasangan, jodoh, sekutu atau
keluarga miskin kompanyon”. Sedangkan partnership
6. Aktivitas ekonomi keluarga miskin yaitu diterjemahkan menjadi persekutuan atau
kemampuan memanfaatkan mengelola perkongsian. Berdasarkan penjelasan
mekanisme produksi, distribusi dan tersebut, maka kemitraan dapat dimaknai
pertukaran barang serta jasa. sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua
Berdasarkan penjelasan pihak atau lebih yang membentuk suatu
pemberdayaan di atas, menurut Soeharto ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan
(2017) bahwa pemberdayaan adalah sebuah rasa saling mebutuhkan dalam rangka
proses dan tujuan. Sebagai proses, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan suatu bidang usah tertentu, atau tujuan
untuk memperkuat kekuasaan atau tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil
keberdayaan kelompok lemah seperti yang lebih baik.
keluarga miskin dan sebagai tujuan Kemitraan dalam pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin masyarakat menurut Sulistiyani (2017)
dicapai sebagai bentuk perubahan sosial mempunyai tiga model yaitu Pseudo
seperti keluarga miskin yang berdaya dan partnership, atau kemitraan semu, Mutualism
mandiri, memiliki keuasaan atau mempunyai partnership, atau kemitraan mutualistic dan
pengetahuan dan kemampuan dalam Conjugation partnership, atau kemitraan
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang melalui peleburan atau pengembangan.
bersifat ekonomi, sosial, dan biopsikososial Model kemitraan yang digunakan
seperti memiliki kepercayaan diri, peneliti adalah Mutualism partnership, atau
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi kemitraan mutualistik. Kemitraan
dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam mutualistik adalah merupakan persekutuan
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. dua pihak atau lebih yang sama-sama
Menciptakan keberdayaan keluarga menyadari aspek pentingya melakukan
miskin merupakan tanggung jawab bersama kemitraan, yaitu untuk saling memberikan
antara pemerintah, dunia usaha/masyarakat manfaat dan mendapatkan manfaat lebih,
Page 19 of 25
sehingga akan dapat mencapai tujuan secara miskin adalah para stakeholder yang diajak
lebih optimal. Berangkat dari pemahaman bermitra masing-masing tetap menggunakan
akan nilai pentingnya melakukan kemitraan, visi/misinya untuk saling memberikan
dua agen/organisasi atau lebih yang memiliki manfaat. Seperti koperasi yang menjadi
status sama atau berbeda, melakukan bertambah anggotanya, masjid yang menjadi
kerjasama. Manfaat saling silang antara bukan hanya sekedar tempat ibadah tapi
pihak-pihak yang bekerjasama dapat edukasi, CSR Rumah Amal digunakan untuk
diperoleh, sehingga memudahkan masing- pemberdayaan tidak hanya charity,
masing dalam mewujudkan visi dan misinya, Perguruan tinggi dapat menjalankan praktek
dan sekaligus saling menunjang satu dengan pengembangan ilmunya, MUI yang turun
lain. Pemikiran kemitraan demikian ini langsung memberikan penyadaran dan
diadopsi dari pola simbolis mutualisme yang edukasi kepada keluarga miskin, begitu pula
terjadi antara kerbau dan burung dalam dinas koperasi dan UMKM serta Dinas
kehidupan binatang. Perdagangan dan Perindustrian melakukan
Kemitraan dalam pemberdayaan kegiatan yang bermanfaat dan sangat
keluarga miskin di Kelurahan Merkajaya dibutuhkan bagi pemberdayaan keluarga
menggunakan model kemitraan mutualistik miskin dan koperasi sesuai dengan visi
dilihat dari penanganan masalah keluarga misinya. Kemitraan dengan pihak
miskin yang multi dimensi, sehingga pemerintah, dunia usaha/LSM dan perguruan
memerlukan multi pihak dalam tinggi dalam pemberdayaan keluarga miskin
intervensinya. Adapun multi pihak yang menghasilkan perubahan berupa terciptanya
diajak bekerjasama adalah dari sektor kegiatan yang bisa membantu keluarga
pemerintah, dunia usaha/masyarakat dan miskin untuk lebih berdaya untuk
perguruan tinggi yang memebri kontribusi memelihara perubahan biopsikososial dan
yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan sosial serta tercapainya pengembangan usaha
secara lebih optimal yaitu memberdayakan keluarga miskin dan pemasaran usaha
keluarga miskin dari aspek ekonomi, sosial, keluarga miskin.
biopsikososial, budaya dan politik dan saling Berdasarkan penjelasan di atas,
memberikan manfaat yang lebih dari diketahui bahwa kemitraan mutualistik
kemitraan yang terjadi antara stakeholder dalam pemberdayaan keluarga miskin di
dengan keluarga miskin atau satu pihak Kelurahan Mekarjaya memberi perubahan
dengan pihak lain saling menguntungkan. bagi keluarga miskin dari berbagai aspek,
Adapun keuntungan yang didapatkan dari dengan memperhatikan kerjasama
para stakeholder bermitra dengan keluarga mutualistik berupa memberi dan menerima
Page 20 of 25
manfaat/keuntungan satu sama lain dan tidak budaya dan politik dengan memeprhatikan
mengikat (tidak membebankan satu sama aspek dari kemitraan mutualistik yaitu ada 1)
lain). pihak-pihak yang terlibat/bekerjasama, 2)
Kesimpulan bentuk kegiatan kerjasama, 3) sifat
Penelitian yang dilakukan di kemitraan, 4) syarat kemitraan, 5) prinsip
Kelurahan Mekarjaya merupakan jenis kemitraan dan 6) unsur kemitraan.
penelitian tindakan (action research). Berdasarkan masalah kemiskinan
Penelitian ini merupakan kegiatan tindak yang multi dimensi yang dialami keluarga
lanjut terhadap program kemitraan dalam miskin di Kelurahan Mekarjaya, peneliti
pemberdayaan keluarga miskin di Kelurahan melakukan intervensi dengan menggunakan
Mekarjaya yang sudah pernah dilakukan di pendekatan mikro, mezzo dan makro dengan
lokasi yang sama pada saat praktikum. melibatkan multi pihak dalam kemitraan
Penelitian dilakukan untuk mencari jawaban mutualistik. Pendekatan mikro dalam
atas pertanyaan penelitian mengenai pemberdayaan keluarga miskin melalui
“Bagaimana desain kemitraan mutualistik kemitraan mutualistik digunakan dalam
dalam pemberdayaan keluarga miskin di penanganan masalah pada aspek psikologis
Kelurahan Mekarjaya”. Rumusan masalah bekerjasama dengan pihak STKS selaku
yang diteliti meliputi 1) Kondisi Awal peneliti, pendekatan mezzo dalam
kemitraan mutualistik 2) Desain pemberdayaan keluarga miskin melalui
Pengembangan Model 3) Implementasi dan kemitraan mutualisti digunakan dalam
hasil model dan 4) Penyempurnaan Model. penanganan masalah pada aspek bekerjasama
Penelitian ini menggunakan metode dengan DKM Masjid, MUI serta STKS dan
Participatory Action Research, yaitu pendekatan makro dalam pemberdayaan
penelitian yang bertujuan untuk melakukan keluarga miskin melalui kemitraan mutualisti
perubahan pada penanganan kemiskinan digunakan dalam penanganan masalah pada
dalam bentuk pemberdayaan melalui aspek ekonomi, sosial dan politik
kemitraan mutualistik. Perubahan tersebut bekerjasama dengan koperasi silih aping,
diharapkan bisa dicapai melalui serangkaian rumah amal salman, BPR, pengusaha, hotel,
kegiatan yang dilakukan bersama antara toko oleh-oleh, ICMI, Dinas Koperasi dan
peneliti, keluarga miskin dan pihak lain UMKM, UNISBA dan Dinas Perdagangan
(pemerintah, dunia usaha/LSM dan dunia dan Perindustrian
usaha). Perubahan yang diharapkan berkaitan Adapun bentuk kegiatan kemitraan
dengan multi dimensi atau berbagai aspek mutualistik dari masing-masing pihak yang
mulai dari aspek ekonomi, sosial, sosial, diajak kerjasama adalah materi seperti
Page 21 of 25
peminjaman untuk modal usaha dan awal dan ada tindakan bersama dari multi
membayar uang ke rentenir serta pihak yang diajak kerjasama untuk
membayarkan syarat masuk koperasi. mewujudkan pemberdayaan keluarga miskin.
Peluang kerja dari dunia usaha untuk Unsur yang ada dalam kemitraan mutualistik
mengembangkan usahanya. Tenaga dan dalam pemberdayaan keluarga miskin adalah
pengetahuan berkaitan dengan perencanaan adanya kerjasama usaha yang dimiliki
dan intervensi masalah keluarga miskin. keluarga miskin yang bisa dijualkan atau
Informasi berupa ceramah, success strory, digunakan jasanya oleh pihak yang diajak
bimtek penciptaan lapangan kerja melalui kerjasama, ada pengusaha menengah dan
pengembangan usaha, pelatihan manajemen kecil yang saling bekerjasama seperti toko
simpan pinjam pola syariah, penyuluhan oleh-oleh mau bekerjasama dalam
pengembangan usaha melalui media sosial mendagangkan usaha keluarga miskin
bagi keluarga miskin. dengan bagi untung, dan ada pembinaan dan
Sifat kemitraan mutualistik yang pengembangan usaha yang dilakukan juga
terjalin dalam pemberdayaan keluarga dengan bekerjasama dengan STKS, koperasi
miskin di Kelurahan Mekarjaya adalah dan pihak lain sebagai upaya pemeliharaan
bersifat panjang dari tahun 106-2018. perubahan perilaku keluarga miskin.
Sedangkan syarat terbentuknya kemitraan Teori pendukung yang digunakan
mutualistik dalam pemberdayaan keluarga dalam kemitraan mutualistik dalam
miskin adalah ada dua pihak yaitu keluarga pemberdayaan keluarga miskin adalah
miskin dan multi pihak (pemerintah, strength perspective (aset based), ecological
perguruan tinggi dan dunia perspective (kemiskinan multi dimensi) dan
usaha/masyarakat), memiliki kesamaan visi partnership perspective (melibatkan multi
untuk memberdayakan keluarga miskin, ada pihak). Uraian tersebut menjabarkan
kesepakatan melalui MOU dan hasil kemitraan mutualistik dalam pemberdayaan
pembicaraan untuk saling tolong menolong, keluarga miskin telah mampu memberikan
saling memberi dan menerima manfaat dan sumbangsi terhadap penanganan kemiskinan
saling membutuhkan. dengan menyumbangkan satu alternatif
Prinsip yang digunakan dalam penanganan kemiskinan multi dimensional
kemitraan mutualistik dalam pemberdayaan yang tidak bergantung pada peran pemerintah
keluarga miskin adalah saling pengertian saja melainkan dengan keterlibatan berbagai
terkait kondisi dan kebutuhan dari dua pihak pihak. Berikut penyempurnaan desain
(keluarga miskin dan multi pihak yang diajak kemitraan mutualistik.
kerjasama), ada kesepakatan bersama sejak
Page 22 of 25
Gambar 4
Penyempurnaan Desain Kemitraan Mutualistik dalam Pemberdayaan keluarga Miskin

OUTPUT
INPUT
PROSES MITRA MIKRO:
PSIKOLOGI (Masalah Mental keluarga Pendekatan Mikro: Keluarga Miskin sadar bahwa riba itu kurang baik dan
miskin) Aspek Psikologi MITRA tidak ingin terlibat rentenir lagi
Kepercayaan akan potensi diri rendah Terapi realitas, EFT, Self talk, task Aspek Psikologi dan Budaya Keluarga Miskin mampu mengatasi masalah
Kurang disiplin dalam mengelolah waktu (Pend. Mikro dan Mezzo) kecemasan
centered, latihan perilaku dan
dan keuangan Keluarga Miskin mampu meningkatkan kepercayaan
Reinforcement.
Konsumtif potensi dirinya
Pendampingan dan pembinaan 1. STKS
Mengandalkan bantuan pemerintah Keluarga Miskin mampu mengatur waktu dan
Pemantapan upaya perubahan perilaku 2. UNISBA
keuangan dengan baik
Pendekatan Mezzo: 3. MUI Keluarga Miskin memiliki tabungan
BUDAYA Aspek Budaya 4. DKM MASJID 7. Perubahan perilaku terus berjalan
Keluarga miskin tidak biasa hidup hemat Memanfaatkan Masjid sebagai media 5. KOPERASI MEZZO:
Tidak suka menabung peningkatan kapasitas 7. Masjid menjadi aktif
Kurang berorientasi ke masa depan Memberikan reward menjadi anggota MITRA 8. DKM menjadi pemeliharaan perubahan mental klien
EKONOMI
koperasi dengan CCTKegiatan edukasi Aspek Ekonomi, Sosial, Politik 9. Keluarga miskin menjadi aktif dalam kegiatan masjid
Terlibat rentenir
Usaha kurang berkembang Pertemuan kelompok rutin (Pend. Makro) 10. Kelompok menjadi anggota koperasi
Bekerja di sektor informal 11. Peningkatan pengetahuan kelompok dalam nilai
Pendapatan dibawah UMR Pendekatan Makro: 1. KOPERASISILIH APING berwirausaha, nilai agama, success story
Perlu upaya pengembangan usaha dengan Aspek Ekonomi, Sosial, Politik 2. RUMAH AMAL SALMAN 12. Kelompok mampu bermitra sehingga usaha
meningatkan kreativitas usaha keluarga 3. PENGUSAHA berkembang
Memanfaatkan koperasi syariah dan
miskin 4. BPR MAKRO:
pengusaha untuk aksesibilitas finansial
Perlu upaya pengetahuan terkait pemasaran 5. TOKO OLEH-OLEH 8. Adanya kegiatan yang bisa mengintegrasikan
usaha. Bimbingan dan pemantapan tentang
6. IBU LURAH kebutuhan keluarga miskin
SOSIAL koperasi syariah dan kewirausahaan, 9. Tercapainya pengembangan manajemen dan
Aksesibilitas pengembangan usaha kurang pendampingan 7. ICMI
mekanisme yang terintegrasi (finansial, psikis, sosial)
Aksesibilitas finansial kurang Peningkatan kapasitas pengurus kop. 8. HOTEL
10. Koperasi menjadi sistem sumber finansial keluarga
Partisipasi masyarakat kurang Bermitra mutualistik dengan mutipihak 9. PKK miskin dalam simpan pinjam tidak lagi ke rentenir
Koperasi belum mengakomodir kebutuhan Kegiatan bimbingan teknis 10. DINAS KOPERASI DAN UMKM 11. Managemen SDM pengurus koperasi meningkat
finansial 11. DINAS PERDAGANGAN DAN
penciptaan lapangan kerja melalui 12. Koperasi mampu mengambil peluang menggunakan
POLITIK PERINDUSTRIAN
pengembangan usaha sumber lokal dan luar
Kurang mampu memanfaatkan sistem
Kurang mampu menyuarakan aspirasi Kegiatan penyuluhan pengembangan 13. Klien mampu meningkatkan ekonomi keluarga
14. Kesediaan multi pihak untuk bermitra
usaha melalui media sosial bagi

IMPACT
Terpenuhinya kebijakan pemerintah Provinsi dan Kota Bandung:

Pengangurangan kemiskinan 1% Pertahun


Pemanfaatan indikator kemiskinan multidimensional
Kebijakan pemberdayaan yang terintegrasi dengan slogan masagi/ pendidiakn berkarakter
Program Pemkot Family for Family
Sholat subuh berjamaah di masjid Page 23 of 25
Dana Charity menjadi Dana pemberdayaan keluarga miskin
Referensi Payne, Malcolm. 2016. Modern Social Work
Theory:4th Edition. London: Mac Millan
Adi, Rukminto Isbandi. 2013. Kesejahteraan Sosial Press Ltd
(Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial,
dan Kajian Pembangunan. Jakarta: PT Raja Richmond, Mary Ellen. 2013. What is social case
Grafindo Persada work?. London: Fb & Ltd

Christoper Derau. 2013. Pembaru dan Kekuatan Lokal Rudito, Bambang & Famiola Melia. 2013. CSR
untuk Pembangunan. Australian (Corporate Social Responsibility). Penerbit
Community Development and Civil Society Rekayasa Sains
Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II:
TT Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Sjafari, Agus. 2014. Kemiskinan dan Pemberdayaan
Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. Kelompok. Yogyakarta: Graha Ilmu

Dennis, seleeby. 1992. The Strengths Perspective in Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Social Work Practice. London: Longman Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Green, Gary paul & Anna Haines. 2002. Asset -----------. 2014. Metode Penelitian Manajemen.
Building and Community Development. Pendekatan: Kuantitatif dan Kualitatif,
London : Sage Publicatio kombinasi, penelitian tindakan dan
penelitian evaluasi. Bandung: Alfabeta
Healy, Karen. 2005. Social Work Theories in Context.
Basingstoke: Palgrave Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Hikmat, R. Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama

Ikbar, Yanuar. 2014. Metode Penelitian Sosial --------------. 2009. Membangun Masyarakat
Kualitatif. Bandung: PT Refika Aditama Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Refika Aditama.
Istiana dkk. 2015. Pengkajian konsep dan indikator
kemiskinan. Yogyakarta: B2P3KS --------------. 2010. Kemiskinan dan Perlindungan
sosial di Indonesia. Bandung: PT Alfabeta.
Ife, Jim. 1995. Community development: Creating
Community Alternatives, Vision, Analysis --------------. 2011. Kemiskinan dan Perlindungan
and Practice. Australia: Longman sosial di Indonesia. Bandung: PT Alfabeta.

Julius, Bobo. 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat. --------------. 2014. Membangun Masyarakat
Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo. Memberdayakan Rakyat: Kajian strategi
pembangunan kesejahteraan sosial dan
Khomsan, Ali dkk. 2015. Indikator kemiskinan dan pekerjaan sosial. Bandung: PT Refika
Misklasifikasi Orang Miskin. Jakarta: Aditama
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
--------------. 2017. Membangun Masyarakat
Konopka, Gisela. 1972. Social group work. Prentice Memberdayakan Rakyat: Kajian strategi
Hall; 2nd edition pembangunan kesejahteraan sosial dan
pekerjaan sosial. Bandung: PT Refika
Korten, C. David & Sjahrir. 1988. Pembangunan Aditama
Berdimensi Kerakyatan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia Sukoco, Dwi Heru. 2011. Profesi Pekerjaan Sosial
dan Proses Pertolongannya. Bandung: PT.
Mariun. 1969. Asas-Asas Ilmu Pemerintahan. Remaja Rosdakarya
Yogyakarta: UGM Press. hal.6
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2017. Kemitraan dan
Moleong, Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Model-model Pemberdayaan. Edisi kedua.
Bandung: PT Remaja, Roskadarya Yogyakarta: Gava Media.
M. Anwas, Oos. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Sumarto, Hetifah Sj. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan
Era Gobal. Bandung: Alfabeta Good Governance. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Patilima. 2005. Teknik Analisa Data. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya

Page 24 of 25
Sumodiningrat, G., 1998. Visi dan Misi Pembangunan Peraturan Pemerintah RI No 60 Tahun 1999 pasal 3
Pertanian Berbasis Pemberdayaan. ayat 1 tentang Perguruan Tinggi
Yogyakarta: IDEA
Profil Kemiskinan dan Ketimpangan di Jawa Barat
Suparlan, Parsudi. 2014. Kebudayaan Kemiskinan, September 2017 dalam BPS Jawa Barat 2017
dalam Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia – Sinar Harapan Promosi kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2004.
Kemitraan dalam kesehatan masyarakat.
Suwarsih Madya. 2009. Teori dan Praktik penelitian Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Press
tindakan. Bandung: Alfabeta

Widiowati, Didiet. (ed). 2005. Kesejahteraan Sosial:


Wacana, Implementasi dan Pengalaman
Empirik. Jakarta: CV. Aghrino Abadi

------------------- 2016. Penelitian Pengembangan


Indikator Kemiskinan Kota Bandung.
Bandung: STKS Press

Veronica, N. 2001. Formulasi Pola Kemitraan


Agribisnis Pada PT. Agrobumi Puspa Sari
dengan Petani Krisan. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Yaumin, Muhammad & Muljono. 2014. Action


research: Teori, Model & Aplikasi. Jakarta:
Kencana

Zastrow, Charles .1982. Introduction to social welfare


institutions: social problems, services and
current issues. Illinois: the Dorsey Press

Sumber lain:

Aribowo. 2015. Metode dan Strategi Pekerjaan Sosial


Makro. Bandung: SP-1 STKS, Bahan Ajar

Bappenas, 2004. Rencana Strategis Penanggulangan


Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.

beritabandung.com

Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat. 2014.


Jawa Barat Dalam Angka2014.
Bandung :Badan Pusat Statistika Provinsi
Jawa Barat

Badan Pusat Statistika Indonesia. 2017. Penduduk


Miskin Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
Statistika

Kuswidanti. 2008. “Gambaran Kemitraan Lintas


Sektor dan Organisasi di Bidang Kesehatan
Dalam Upaya Penanganan Flu Burung di
Bidang Komunikasi Komite Nasional Flu
Burung dan Pandemi Influenza (Komnas
FBPI). Skripsi

Peraturan Menteri Sosial No. 146 Tahun 2013 tentang


Penetapan Kriteria dan Pendataan fakir
Miskin dan Orang Tidak Mampu

Page 25 of 25

Anda mungkin juga menyukai