Oleh
Dina Permatasari
NPM.160110070011
Penguji
Konsep Dasar
Analisis Pre-Akses
Langkah 1
Gambar 3a Gambar 3b
Gambar 3c Gambar 3d
Gambar 3e. Lokasi dari titik penetrasi awal berdasarkan perimeter CEJ
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Semua karies dentin harus dibuang selama preparasi akses. Hal ini
mencegah cairan irigasi bocor melewati rubber dam masuk ke dalam mulut dan
menutup karies dentin dan bakteri masuk ke dalam sistem sauran akar. Jika terjadi
perforasi dinding ruang pulpa selama membuang karies dentin, memungkinkan
kebocoran saliva masuk ke dalam ruang pulpa, dinding harus segera diperbaiki
dengan bahan pengisi sementara, sebaiknya dari dalam preparasi kavitas.
Terkadang pembuangan defek restorasi yang luas dan karies dentin, tidak
meninggalkan struktur gigi yang cukup untuk penempatan klem rubber dam dan
segel terhadap kontaminasi saliva. Sebuah psedur pemanjangan mahkota harus
dilakukan untuk memperbaiki situasi ini sebelum prosedur saluran akar dimulai.
Preparasi akses kavitas membuang bagian tengah gigi; hal ini mengurangi
resistensi gigi terhadap tekanan. Setelah menyelesaian preparasi, klinisi harus
membuang semua struktur gigi yang tidak memiliki dukungan untuk mencegah
fraktur gigi. Pembuangan yang tidak perlu dari struktur gigi sehat harus dihindari.
Beberapa tahapan yang sama digunakan pada tipe gigi yang serupa untuk
dilakukan preparasi akses kavitas.
Setelah karies dan restorasi ditangani, klinisi membuat garis eksternal awal
pada permukaan lingual gigi anterior. Langkah ini dilakukan selama pembuangan
karies dan restorasi. Untuk gigi yang masih utuh, dokter harus memulai dari
tengah permukaan lingual dari mahkota. Bur tapper fissur #2 atau #4 digunakan
untuk menembus email dan sedikit ke dalam dentin (sekitar 1mm). Bentuk outline
dibuat mirip dalam geometri dengan bentuk akses yang ideal untuk gigi anterior
tertentu, yang merupakan satu setengah sampai tiga perempat proyeksi ukuran
akhir akses kavitas. Karena sebagian besar dari langkah ini melibatkan
pembuangan email, handpiece kecepatan tinggi digunakan untuk efisiensi
pemotongan. Bur diarahkan tegak lurus terhadap permukaan lingual sebagai
pembukaan garis eksternal yang sudah dibuat.
Gambar 34. A. Pada gigi anterior memulai lokasi untuk akses kavitas pada
pertengahan anatomi mahkota pada permukaan lingual, B. Garis awal bentuk
untuk gigi anterior, bentuknya harus meniru bentuk garis akhir yang diharapkan,
dan ukurannya harus satu setengah sampai tida perempat ukuran bentuk garis
akhir C. Sudut penetrasi untuk bentuk garis awal tegak lurus terhadap permukaan
lingual. D. Sudut penetrasi untuk awal masuk ke dalam ruang pulpa hampir sejajar
dengan sumbu panjang akar, E. Penyelesaian pembuangan atap ruang pulpa, bur
bundar carbid digunakan untuk pembuangan tanduk pulpa, pemotongan pada
daerah lingual.
Langkah 1
Langkah 2
Bentuk dan jenis bur yang akan digunakan harus diketahui oleh klinisi.
Bur diamond bundar #4 atau bur fissur #557 merupakan bur yang biasa
digunakan. Untuk mahkota prostetik, tersedia logam khusus bur fissur. Apapun
bur yang dipilih harus menembus permukaan oklusal pada titik yang telah
ditentukan oleh faktor pre-akses (perimeter CEJ, angulasi gigi, CPFD). Bur harus
maju ke arah tengah CEJ sampai kepala handpiece menyentuh puncak cusp.
Namun bur hanya dimasukkan ketika mencapai kedalaman kamar pulpa minimal
2mm.
Ketika mengevaluasi gigi untuk perawatan atau rujukan, jarak atap kamar
pulpa sampai dasar harus mempengaruhi keputusan ini. Gigi yang tampaknya
mengalami kamar pulpa terkalsifikasi, seperti pada gambar 8, harus
dipertimbangkan untuk rujukan.
Gambar 8. Radiografi yang menunjukkan saluran akar pada gigi molar yang
mengalami kalsifikasi
Langkah 3
Tujuan dari setiap akses adalah untuk membuang atap ruang pulpa
seluruhnya.4 Sampai atap ruang pulpa benar-benar dibuang, upaya yang harus
disadari ketika mencari orifis karena menghindari terjadinya perforasi. Orifis akan
terlihat satelah atap ruang pulpa dibuang dan akses selesai. Hal ini dapat dilihat
pada “Kotak akses: suatu fenomena Ah-Ha”.5
Dua cara untuk membuang ruang pulpa adalah dengan menempatkan bur
lurus dan menggerakkannya ke arah lateral dengan tetap sejajar dengan sumbu
panjang gigi, atau menempatkan bur bundar ke dalam akses dengan gerakan
lateral di bawah overhang yang tersisa dan menarik bur ke arah oklusal,
diilustrasikan pada gambar 9.
Gb 9a gb. 9b gb.9c
Atap kamar pulpa terus di bur sampai akses selesai. Salah satu langkah
yang paling sulit selama proses ini adalah menentukan kapan akses selesai. Untuk
mengetahui kapan sebuah akses selesai, klinisi harus mengetahui hukum lain,
Hukum Perubahan Warna.2 Hukum ini menyatakan bahwa warna ruang pulpa
selalu lebih gelap dari dinding sekitarnya. Hukum Perubahan Warna memberikan
panduan untuk menentukan kapan akses tersebut selesai. Karena warna dinding
lebih terang, akan ada sambungan di mana dinding yang lebih terang bertemu
dengan dinding yang lebih gelap. Persimpangan dasar-dinding ditunjukkan pada
gambar 10, yang memperlihatkan seluruh dasar ruang pulpa.
Lokasi Orifis
Jumlah orifis saluran akar pada gigi tidak dapat diketahui sebelum
dimulainya perawatan. Walaupun radiografi sangat membantu dan kadang-kadang
dapat menunjukkan jumlah akar dan rata-rata telah disebutkan,6,7,8,9 sebagian
besar jumlah atau posisi orifis saluran akar tidak dapat diidentifikasi.
Bagaimana seorang dokter dapat menentukan jumlah pasti dari orifis gigi
tanpa menyebabkan kerusakan gigi iatrogenik. Satu-satunya cara yang efektif dan
aman adalah memvisualisasikan seluruh dasar ruang pulpa dan menggunakan
berbagai anatomi menurut landmark.
Hukum Simetri 1 : Kecuali untuk gigi molar maksila, orifis saluran akar
berjarak sama dari garis yang ditarik dalam arah mesial distal melalui
pertengahan dasar ruang pulpa (gambar 14).
Hukum simetri 2 : kecuali untuk gigi molar maksila, orifis saluran akar
berada pada garis tegak lurus ke garis yang ditarik dalam arah mesial-
distal melalui tengah dasar ruang pulpa (gambar 15a).
Gambar 15 a. Diagram Hukum Simetri 2 Gambar 15b. Diagram yang
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmenunjukkan hukum simetri 1
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkdan hukum simetri 2
Hukum Perubahan Warna : Warna dari dasar ruang pulpa selalu lebih
gelap dari dinding (gambar 16a dan 16b).
Hukum Lokasi Orifis 2 : Orifis saluran akar yang terletak di simpul dari
sambungan dasar-dinding (gambar 18). Setelah persimpangan dasar-
dinding terlihat jelas, semua Hukum Simetri dan Lokasi Orifis dapat
digunakan untuk mengidentifikasi posisi dan jumlah orifis yang tepat.
Lihatlah posisi orifis pada dasar ruang pulpa di gampar 19. Pengetahuan
tentang Hukum Simetri 1 dan 2 segera mengindikasikan adanya orifis keempat.
Memang tidak menyiratkan adanya orifis keempat tetapi persis dimana dia berada.
Gambar 20. Potongan spesimen menunjukan simpul pada dasar ruang pulpa
Lokasi orifis ketiga pada premolar maksila menggunakan Hukum Anatomi Dasar
Contoh lain dari nilai pengetahuan anatomi dasar ruang dapat terlihat pada
gambar 22a, dimana menunjukkan gigi molar mandibula yang telag dipotong di
CEJ. Menggunakan hukum anatomi dasar-ruang, pengamat dipandu untuk
menyadari bahwa ada dua orifis pada gigi ini. Posisi mereka ditunjukkan pada
gambar 22b. Pengamat harus memperhatikan bahwa jumlah orifis belum tentu
berkorelasi dengan jumlah saluran akar. Kadang terdapat lebih satu saluran akar
pada orifis tunggal.
Handpieces
Bur
Bur bundar carbida (ukuran #2, #4, dan #6) (gambar 23) digunakan secara luas
untuk peparasi akses kavitas. Bur ini digunakanuntuk membuang karies dan
menciptakan outline awal eksternal. Bur ini juga berguna untuk penetrasi melalui
atap ruang pulpa dan untuk membuang atap pulpa. Beberapa dokter lebih memilih
menggunakan bur fissur carbida (gambar 24) atau bur diamond dengan rounded
cutting end (gambar 25) untuk melakukan prosedur ini. Keuntungan dari bur fisur
carbida dan diamond round-end adalah kemampuannya untuk memperluas
preparasi akses kavitas ke dinding aksial. Namun, ketika bur digunakan oleh
klnisi yang kurang berpengalaman, bur ini dapat menemur dasar pulpa dan
dinding aksial (gambar 26).
Fissur carbid dan bur diamond dengan ujung yang aman (contoh, mereka
tidak memiliki akhir pemotongan) (gambar 28) merupakan pilihan aman untuk
perluasan aksial.
Gambar 28. Bur akses; Safety-tip tapered diamond bur (kiri); safety-tip tapered
carbide bur (kanan).
Bur diamond bundar (ukuran #2 dan #4) (gambar 29) dibutuhkan ketika
akses endodontik melewati restorasi porselain atau ceramometal. Bur diamond
menghasilkan trauma yang lebih sedikit dibandingkan bur carbide dan lebih
mudah menembus porselen tanpa meretakkan atau mematahkan restorasi.
1. Cohen S, Hargreaves K. Pathways of the Pulp 9th ed. Mosby, St. Louis,
MO, 2006.
2. Krasner P, Rankow HJ. Anatomy of the pulp chamber floor. J Endodontic
2004; 30(1):5.
3. Moreinis SA. Avoiding perforation during endodontic access, J Am Dent
Assoc 1979; 98:707.
4. Weller RN, Hartwell G. The impact of improved access and searching
techniques on detection of the mesiolingual canal in maxillary molars. J
Endodon 1989; 15:82.
5. Rankow HJ, Krasner P. The Access Box: An Ah-Ha Phenomenon. J
Endodon 1995; 21(4):212-214.
6. Hess W, Zurcher E. The Anatomy of Root Canals of the Teeth of the
Permanent and Deciduous Dentitions. William Wood, New York, NY,
1925.
7. Nattress BR, Martin DM. Predictability of radiographic diagnosis of
variations in root canal anatomy in mandibular incisor and premolar teeth,
In Endod J 1991; 24(2):58.
8. Pineda F, Kuttler Y. Mesiodistal and buccolingual roentgenographic
investigation of 7275 root canals. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral
Radio Endod 1972; 33:10.
9. Vertucci F. Root canal anatomy of the human permanent teeth. Oral Surg
Oral Med Oral Pathol Oral Radio Endod 1984; 58:58.
10. Kulild JC, Peters DD. Incidence and configuration of canal systems in the
mesiobuccal root of maxillary molar first and second molars. J.Endodon
1990; 16(7):311-16.
11. Buhrley IJ, Barrows MJ, BeGole EA, Wenckus CS. Effect of
magnification on locating the MB-2 canal in maxillary molars. J Endodon
2002; 28(4):324.