Anda di halaman 1dari 26

TUGAS UJIAN ENDODONTIK

Prinsip-Prinsip Pembukaan Kavitas Menurut Hukum Krasner


dan Rankow

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian Endodontik

Oleh

Dina Permatasari

NPM.160110070011

Penguji

Grace V. Gumuruh, drg., M.M., Sp.KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
Prinsip-Prinsip Pembukaan Kavitas Menurut Hukum Krasner
dan Rankow

Triad Endodontik yang terdiri dari preparasi biomeanik, kontrol mikrobial,


obturasi lengkap dari saluran akar merupakan dasar dari terapi endodontik.1
Namun, tanpa akses dari orifis saluran akar maka tujuan dari triad akan sulit
dicapai dan memakan waktu. Tujuan utama dari perawatan endodontik adalah
menciptakan lingkungan dimana tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Akses yang memadai adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan perawatan
endodontik. Diperlukan metode yang sistematis untuk mengakses kompleks pulpa
dan lokasi orifis saluran akar.

Konsep Dasar

Kompleks pulpa harus dikonseptualisasikan sebagai sebuah


kesinambungan yang dimulai dari oklusal pada tanduk pulpa dan berakhir pada
foramen apikal.1 Untuk menghilangkan jaringan pulpa seluruhnya dari kompleks
pulpa, bagian koronal harus diakses dengan cara yang memungkinkan untuk
pengangkatan pulpa dan memfasilitasi lokasi serta debridemen saluran akar tanpa
mengorbankan kekuatan email dan dentin koronal. Proses cleaning dan shaping
kompleks pulpa dapat dibagi menjadi empat tahap : analisis pre-akses,
pengangkatan atap ruang pulpa, mengidentifikasi ruang pulpa dan dasar orifis
saluran akar, dan instrumentasi saluran akar.

Analisis Pre-Akses

Pengangkatan jaringan pulpa dimulai dengan analisis anatomi gigi yang


akan dirawat dan anatomi jaringan sekitarnya.
Dalam rangka mengangkat isi dari sistem saluran akar, bagian koronal dari
sistem, ruang pulpa dan pulpa radikular harus diidentifikasi. Menurut Krasner dan
Rankow2, ruang pulpa pada setiap gigi berada di tengah gigi pada cementoenamel
juntion, mereka menggambarkan ini sebagai “Hukum Sentralisasi”. Validitas
hukum ini dapat dilihat pada gambar 1a dan 1b.

Gambar 1a. Gambar 1b

Potongan spesimen yang menunjukkan Hukum Sentralisasi

Hukum Sentralisasi dapat digunakan sebagai panduan untuk memgawali


akses. Namun, sangat penting bagi operator memahamibahwa hukum secara
konsisten berlaku hanya pada tingkat CEJ dan tidak berhubungan dengan
anatomi.2 Karena kita tahu bahwa ruang pulpa selalu berada di tengah gigi di
tingkat CEJ, bur penetrasi awal harus diarahkan menuju pusat CEJ. Oleh karena
itu, dalam metode yang berlawanan, akses harus diinisiasi dengan menghiraukan
makhota klinis atau restorasi gigi dan melihat dari luar mahkota tampilan CEJ.2
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2, mahkota prostetik dapat menyesatkan
klinisi karena anatomi makhota tidak selalu berada di tengah CEJ.
Gambar 2. Lokasi CEJ tidak berhubungan dengan mahkota yang kelebihan ukuran

Langkah 1

Langkah pertama dalam mengakses setiap gigi dimulai dengan identifikasi


bentuk dan posisi CEJ. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan probe
periodontal untuk mengeksplorasi sekeliling CEJ untuk membentuk gambaran
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3a-d.

Gambar 3a Gambar 3b

Gambar 3c Gambar 3d

Probing periodontal untuk melokalisasi CEJ


Setelah CEJ divisualisasikan, titik penetrasi pada oklusal dapat dipilih.
Pada permukaan restoratif ini titik mungkin tidak berhubungan dengan anatomi
oklusal. Hal ini dapat terlihat pada gambar 3e, dimana titik penetrasi yang benar
pada permukaan oklusal ditandai denga lingkaran biru. Hal ni telah ditentukan
dengan pemeriksaan radiografi, probing periodontal dan gambaran dari perimeter
CEJ.

Gambar 3e. Lokasi dari titik penetrasi awal berdasarkan perimeter CEJ

Gambaran dari garis akhir ruang pulpa dapat dibantu dengan


memanfaatkan hukum lain dari anatomi ruang pulpa, Hukum Konsentrisitas.2
Hukum ini menyatakan bahwa “dinding ruang pulpa yang konsentris dengan garis
eksternal dari gigi pada tingkat CEJ”. Hukum Konsentrisitas diilustrasikan pada
gambar 4.

Hukum Konsentrisitas dapat membantu klinisi untuk memperluas akses


dengan benar. Jika ada tonjolan CEJ dalam arah tertentu, ruang pulpa juga akan
meluas ke arah tersebut. Sebagai contoh, jika gigi menyempit mesio-distal. Klinisi
akan tahu bahwa ruang pulpa akan menyempit mesio-distal, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5a dan 5b.
Gb.4 gb. 5a gb.5b

Potongan spesimen yang menunjukkan Hukum Konsentrisitas

Langkah 2

Langkah kedua untuk menentukan angulasi gigi dapat ditentukan


menggunakan radiografi (gambar 6) dan observasi klinis. Cone beam tomografi
dapat membantu penentuan arah faciolingual.

Gambar 6. Menentukan angulasi dengan radiografi. Menunjukkan tipping mesial


dari gigi molar kedua maksila

Langkah 3

Langkah ketiga yang ditunjukkan pada gambar 7, adalah untuk mengukur,


pada radiografi, jarak dari puncak cusp sampai furkasi. Setelah menentukan jarak
puncak cusp-dasar pulpa (CPFD), bur dapat diatur dalam handpiece sehingga
dapat mencegah perforasi pada furkasi. Jika bur diarahkan menuju petengahan
CEJ, paralel dengan sumbu panjang gigi dan mengatur panjang furkasi maka tidak
akan terjadi perforasi ruang.3
Gambar 7. Mengukur jarak oklusal-furkasi

Langkah 4

Setelah identifikasi perimeter CEJ, angulasi sumbu panjang gigi dan


CPFD (cusp pit- furcation distance), titik penetrasi awal dapat dipilih. Dengan
demikian, titik masuk pada permukaan gigi dapat bervariasi dan sepenuhnya
tergantung dari faktor ini. Semua rekomendasi tentang awal pada titik tertentu
pada permukaan oklusal seperti hubungan pit atau fossa dapat menyesatkan.
Dalam beberapa keadaan tertentu, titik akses awal bahkan bisa berada di titik
puncak cusp. Konsep yang mendasari untuk hal ini adalah: anatomi internal dari
ruang pulpa yang menentukan bentuk outline. Bentuk outline ini mungkin saja
segitiga, trapesium atau tidak beraturan.

Persiapan Akses Kavitas melalui Permukaan Lingual dan Oklusal

Akses kavitas pada gigi anterior biasanya disiapkan melalui permukaan


lingual gigi, dan gigi posterior disiapkan melalui permukaan oklusal. Pendekatan
ini adalah cara terbaik untuk mencapai garis lurus akses dan mengurangi
kekhawatitan estetika dan restoratif. Beberapa penulis telah merekomendasikan
bahwa akses anterior untuk insisif mandibula dipindahkan dari permukaan lingual
ke permukaan incisal. Hal ini memungkinkan akses yang lebih baik ke saluran
akar lingual dan meningkatkan debridement saluran akar (gambar 7-b)
Gambar 7b. Akses kavitas incisal pada gigi anterior mandibula memungkinkan
mencapai garis lurus akses dan debridemen saluran akar

Pembuangan Semua Defek Restorasi dan Karies sebelum Masuk ke Ruang


Pulpa

Klinisi harus membuang semua defek restorasi sebelum memasuki sistem


saluran akar. Dengan membuka preparasi, saluran akar akan lebih mudah untuk
ditemukan, di bentuk, dibersihkan dan diobturasi. Bekerja dengan restorasi juga
memungkinkan debris restoratif menjadi lebih mudah bersarang pada saluran akar
(lihat gambar 7-d)
Gambar 7-c. Membiarkan debris jatuh ke orifis saluran akar menghasilkan
kecelakaan iatrogenik. Tambalan amalgam dan debris dentin menutup orifis
saluran akar, mencegah pembersihan dan pembentukkan yang tepat. Pembuangan
lengkap dari restorasi dan irigasi akan membantu mencegah masalah ini.

Semua karies dentin harus dibuang selama preparasi akses. Hal ini
mencegah cairan irigasi bocor melewati rubber dam masuk ke dalam mulut dan
menutup karies dentin dan bakteri masuk ke dalam sistem sauran akar. Jika terjadi
perforasi dinding ruang pulpa selama membuang karies dentin, memungkinkan
kebocoran saliva masuk ke dalam ruang pulpa, dinding harus segera diperbaiki
dengan bahan pengisi sementara, sebaiknya dari dalam preparasi kavitas.
Terkadang pembuangan defek restorasi yang luas dan karies dentin, tidak
meninggalkan struktur gigi yang cukup untuk penempatan klem rubber dam dan
segel terhadap kontaminasi saliva. Sebuah psedur pemanjangan mahkota harus
dilakukan untuk memperbaiki situasi ini sebelum prosedur saluran akar dimulai.

Pembuangan Struktur Gigi yang tidak Memiliki Dukungan

Preparasi akses kavitas membuang bagian tengah gigi; hal ini mengurangi
resistensi gigi terhadap tekanan. Setelah menyelesaian preparasi, klinisi harus
membuang semua struktur gigi yang tidak memiliki dukungan untuk mencegah
fraktur gigi. Pembuangan yang tidak perlu dari struktur gigi sehat harus dihindari.

Preparasi Akses Kavitas Gigi Anterior

Beberapa tahapan yang sama digunakan pada tipe gigi yang serupa untuk
dilakukan preparasi akses kavitas.

Pembuangan Karies dan Restorasi Permanen

Tahapan pertama adalah membuang lesi karies sebelum memasuki ruang


pulpa. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko kontaminasi ruang pulpa atau
saluran akar oleh bakteri. Kerusakan dari restorasi permanen, antara lain
amalgam, resin komposit, atau mahkota harus dibuang untuk mencegah
kebocoran kolonal dari kontaminasi ruang pulpa, saluran akar atau keduanya
setelah perawatan endodontik.

Bentuk Outline Eksternal Awal

Setelah karies dan restorasi ditangani, klinisi membuat garis eksternal awal
pada permukaan lingual gigi anterior. Langkah ini dilakukan selama pembuangan
karies dan restorasi. Untuk gigi yang masih utuh, dokter harus memulai dari
tengah permukaan lingual dari mahkota. Bur tapper fissur #2 atau #4 digunakan
untuk menembus email dan sedikit ke dalam dentin (sekitar 1mm). Bentuk outline
dibuat mirip dalam geometri dengan bentuk akses yang ideal untuk gigi anterior
tertentu, yang merupakan satu setengah sampai tiga perempat proyeksi ukuran
akhir akses kavitas. Karena sebagian besar dari langkah ini melibatkan
pembuangan email, handpiece kecepatan tinggi digunakan untuk efisiensi
pemotongan. Bur diarahkan tegak lurus terhadap permukaan lingual sebagai
pembukaan garis eksternal yang sudah dibuat.
Gambar 34. A. Pada gigi anterior memulai lokasi untuk akses kavitas pada
pertengahan anatomi mahkota pada permukaan lingual, B. Garis awal bentuk
untuk gigi anterior, bentuknya harus meniru bentuk garis akhir yang diharapkan,
dan ukurannya harus satu setengah sampai tida perempat ukuran bentuk garis
akhir C. Sudut penetrasi untuk bentuk garis awal tegak lurus terhadap permukaan
lingual. D. Sudut penetrasi untuk awal masuk ke dalam ruang pulpa hampir sejajar
dengan sumbu panjang akar, E. Penyelesaian pembuangan atap ruang pulpa, bur
bundar carbid digunakan untuk pembuangan tanduk pulpa, pemotongan pada
daerah lingual.

Teknik Preparasi Akses

Langkah 1

Sebelum memulai bagian mekanik akses, seluruh defek restorasi dan


karies harus dibuang. Meninggalkan restorasi yang bocor dan karies dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri selama dan setelah perawatan.

Langkah 2

Bentuk dan jenis bur yang akan digunakan harus diketahui oleh klinisi.
Bur diamond bundar #4 atau bur fissur #557 merupakan bur yang biasa
digunakan. Untuk mahkota prostetik, tersedia logam khusus bur fissur. Apapun
bur yang dipilih harus menembus permukaan oklusal pada titik yang telah
ditentukan oleh faktor pre-akses (perimeter CEJ, angulasi gigi, CPFD). Bur harus
maju ke arah tengah CEJ sampai kepala handpiece menyentuh puncak cusp.
Namun bur hanya dimasukkan ketika mencapai kedalaman kamar pulpa minimal
2mm.

Ketika mengevaluasi gigi untuk perawatan atau rujukan, jarak atap kamar
pulpa sampai dasar harus mempengaruhi keputusan ini. Gigi yang tampaknya
mengalami kamar pulpa terkalsifikasi, seperti pada gambar 8, harus
dipertimbangkan untuk rujukan.
Gambar 8. Radiografi yang menunjukkan saluran akar pada gigi molar yang
mengalami kalsifikasi

Langkah 3

Tujuan dari setiap akses adalah untuk membuang atap ruang pulpa
seluruhnya.4 Sampai atap ruang pulpa benar-benar dibuang, upaya yang harus
disadari ketika mencari orifis karena menghindari terjadinya perforasi. Orifis akan
terlihat satelah atap ruang pulpa dibuang dan akses selesai. Hal ini dapat dilihat
pada “Kotak akses: suatu fenomena Ah-Ha”.5

Dua cara untuk membuang ruang pulpa adalah dengan menempatkan bur
lurus dan menggerakkannya ke arah lateral dengan tetap sejajar dengan sumbu
panjang gigi, atau menempatkan bur bundar ke dalam akses dengan gerakan
lateral di bawah overhang yang tersisa dan menarik bur ke arah oklusal,
diilustrasikan pada gambar 9.

Gb 9a gb. 9b gb.9c

Menggunakan bur yang berbeda untuk membuang atap kamar pulpa

Atap kamar pulpa terus di bur sampai akses selesai. Salah satu langkah
yang paling sulit selama proses ini adalah menentukan kapan akses selesai. Untuk
mengetahui kapan sebuah akses selesai, klinisi harus mengetahui hukum lain,
Hukum Perubahan Warna.2 Hukum ini menyatakan bahwa warna ruang pulpa
selalu lebih gelap dari dinding sekitarnya. Hukum Perubahan Warna memberikan
panduan untuk menentukan kapan akses tersebut selesai. Karena warna dinding
lebih terang, akan ada sambungan di mana dinding yang lebih terang bertemu
dengan dinding yang lebih gelap. Persimpangan dasar-dinding ditunjukkan pada
gambar 10, yang memperlihatkan seluruh dasar ruang pulpa.

Gambar 10. Potongan spesimen yang menunjukkan persimpangan dasar-dinding


ruang pulpa

Seorang operator tahu bahwa akses selesai ketika ia bisa melihat


sambungan dasar-dinding 360 derajat diseluruh dasar ruang pulpa seperti yang
terlihat pada gambar 11.

Gambar 11. Potongan spesimen menunjukkan akses lengkap

Karena persimpangan daerah terang-gelap yang jelas selalu terlihat, jika


tidak terlihat disalah satu bagian dasar ruang pulpa, operator tahu bahwa struktur
tambahan di atasnya harus dibuang. Struktur ini bisa jadi bahan restoratif, dentin
reparatif atau lapisan atap ruang pulpa. Gangguan ini dengan visualisasi lengkap
dari dinding dapat dilihat pada gambar 12. Identifikasi yang jelas dari
persimpangan dasar-dinding adalah aspek yang paling penting dari fase
mengakses perawatan endodontik. Jika hal ini tidak dapat dicapai, kasus ini harus
dipertimbangkan untuk rujukan. Gambar 12 adalah contoh dari akses yang tidak
lengkap. Terlihat bahwa kita tidak bisa melihat pertemuan dasar dengan dinding
dalam pandangan 360 derajat.

Gambar 12. Contoh dari akses yang tidak lengkap

Gambar 13 mengilustrasikan akses lengkap. Perhatikan bagaimana dinding


dapat dilihat memenuhi dasar di sekeliling ruang pulpa.

Gambar 13. Contoh dari akses lengkap

Lokasi Orifis

Jumlah orifis saluran akar pada gigi tidak dapat diketahui sebelum
dimulainya perawatan. Walaupun radiografi sangat membantu dan kadang-kadang
dapat menunjukkan jumlah akar dan rata-rata telah disebutkan,6,7,8,9 sebagian
besar jumlah atau posisi orifis saluran akar tidak dapat diidentifikasi.

Bagaimana seorang dokter dapat menentukan jumlah pasti dari orifis gigi
tanpa menyebabkan kerusakan gigi iatrogenik. Satu-satunya cara yang efektif dan
aman adalah memvisualisasikan seluruh dasar ruang pulpa dan menggunakan
berbagai anatomi menurut landmark.

Terdapat seperangkat hukum yang dapat digunakan untuk


mengidentifikasikan di mana orifis berada pada ruang pulpa. Hukum-hukum ini
antara lain:

Hukum Simetri 1 : Kecuali untuk gigi molar maksila, orifis saluran akar
berjarak sama dari garis yang ditarik dalam arah mesial distal melalui
pertengahan dasar ruang pulpa (gambar 14).

Gambar 14. Diagram Hukum Simetri 1

Hukum simetri 2 : kecuali untuk gigi molar maksila, orifis saluran akar
berada pada garis tegak lurus ke garis yang ditarik dalam arah mesial-
distal melalui tengah dasar ruang pulpa (gambar 15a).
Gambar 15 a. Diagram Hukum Simetri 2 Gambar 15b. Diagram yang
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmenunjukkan hukum simetri 1
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkdan hukum simetri 2

Hukum Perubahan Warna : Warna dari dasar ruang pulpa selalu lebih
gelap dari dinding (gambar 16a dan 16b).

Gambar 16a Gambar 16b

Contoh dari Hukum Perubahan Warna

Hukum Lokasi Orifis 1 : Orifis saluran akar selalu berada di


persimpangan dinding dan dasar ruang pulpa (gambar 17)
Gambar 17. Diagram dari Hukum Lokasi Orifis 1

Hukum Lokasi Orifis 2 : Orifis saluran akar yang terletak di simpul dari
sambungan dasar-dinding (gambar 18). Setelah persimpangan dasar-
dinding terlihat jelas, semua Hukum Simetri dan Lokasi Orifis dapat
digunakan untuk mengidentifikasi posisi dan jumlah orifis yang tepat.

Gambar 18. Diagram dari Hukum Lokasi Orifis 2

Lihatlah posisi orifis pada dasar ruang pulpa di gampar 19. Pengetahuan
tentang Hukum Simetri 1 dan 2 segera mengindikasikan adanya orifis keempat.
Memang tidak menyiratkan adanya orifis keempat tetapi persis dimana dia berada.

Gambar 19. Lokasi orifis menggunakan Hukum Simetri


Hukum Lokasi Orifis 1 dan 2 dapat digunakan untuk mengidentifikasi
jumlah dan posisi orifis saluran akar gigi. Karena semua orifis hanya dapat
dilokalisasi sepanjang persimpangan dasar-dinding, titik hitam, indentasi atau titik
putih yang diamati ditempat lain (contoh, dinding ruangan atau di dasar ruangan
yang gelap) harus diabaikan untuk menghindari kemungkinan perforasi. Hukum
Lokasi Orifis 2 dapat membantu untuk fokus pada lokasi orifis yang tepat. Simpul
atau sudut dari bentuk geometris dasar ruang pulpa yang gelap secara spesifik
akan mengidentifikasi posisi orifis. Jika saluran akar terkalsifikasi, maka posisi ini
di puncak akan menunjukkan dimana dokter harus mulai menembus dengan bur
untuk menghilangkan dentin reparatif dari bagian atas saluran akar (gambar 20).

Gambar 20. Potongan spesimen menunjukan simpul pada dasar ruang pulpa

Hukum Lokasi Orifis 1 dan 2, dalam hubungannya dengan Hukum


Perubahan Warna, seringkali merupakan indikator keberadaan dan lokasi saluran
akar kedua pada akar mesiobukal gigi molar maksila (gambar 16). Lihat dasar
anatomi pada gambar 16a. Sepanjang persimpangan dasar-dinding, ada sudut
geometri antara orifis mesiobukal dan palatal. Hukum Lokasi Orifis 1 dan 2
menentukan adanya orifis mesiopalatal yang terlihat pada gambar 16b.

Hukum Simetri 1 dan 2 (kecuali untuk gigi molar maksila), Perubahan


Warna, dan Lokasi Orifis 1 dan 2 dapat diaplikasikan pada setiap gigi. Mereka
bermanfaat ketika terdapat anatomi yang tidak biasa atau tidak terduga.
Representasi diagram pada dasar ruang pulpa premolar kedua maksila pada
gambar 21a. Pengetahuan tentang hukum anatomi dasar ruang pulpa membuat
sadar peneliti bahwa terdapat tiga saluran akar pada gigi ini (gambar 21b).

Gambar 21a Gambar 21b

Lokasi orifis ketiga pada premolar maksila menggunakan Hukum Anatomi Dasar

Contoh lain dari nilai pengetahuan anatomi dasar ruang dapat terlihat pada
gambar 22a, dimana menunjukkan gigi molar mandibula yang telag dipotong di
CEJ. Menggunakan hukum anatomi dasar-ruang, pengamat dipandu untuk
menyadari bahwa ada dua orifis pada gigi ini. Posisi mereka ditunjukkan pada
gambar 22b. Pengamat harus memperhatikan bahwa jumlah orifis belum tentu
berkorelasi dengan jumlah saluran akar. Kadang terdapat lebih satu saluran akar
pada orifis tunggal.

Gambar 22a Gambar 22b

Anatomi dasar menunjukkan 2 orifis pada gigi molar mandibula

Fase Mekanik dari Preparasi Akses Kavitas


Armamentarium

Preparasi dari kavitas akses membutuhkan peralatan di bawah ini:

- Pembesaran dan pencahayaan


- Handpieces
- Bur
- Endodontik eksplorer (DG-16, DE-17)
- Endodontic operative spoon
- Eksplorer #17
- Unit Ultrasonik dan tips

Pembesaran dan Pencahayaan

Akses kavitas tidak dapat diprepasi secara adekuat tanpa penggunaan


pembesaran dan pencahayaan yang tepat. Setidaknya dokter membutuhkan
surgical loupes dengan sumber vahaya tambahan. DOM adalah pilihan sarana
pembesaran dan pencahayaan.

Handpieces

Seorang dokter berpengalaman dengan kesadaran taktil yang baik


kemungkinan untuk melakukan fase preparasi akses dengan handpiece kecepatan
tinggi. Setelah penetrasi dentin, seorang dokter yang kurang berpengalaman dapat
mengambil manfaat dengan meningkatkan kesadaran taktil melalui penggunaan
handpieces berkecepatan rendah.

Bur

Banyak bur telah dikembangkan untuk membantu dokter mempreparasi akses


kavitas. Menyediakan daftar, rincian lengkap dari bur akan sulit, dan kebanyakan
dokter telah memiliki set bur akses sendiri. Bur yang pada umumnya digunakan
antara lain:

Bur bundar carbida (ukuran #2, #4, dan #6) (gambar 23) digunakan secara luas
untuk peparasi akses kavitas. Bur ini digunakanuntuk membuang karies dan
menciptakan outline awal eksternal. Bur ini juga berguna untuk penetrasi melalui
atap ruang pulpa dan untuk membuang atap pulpa. Beberapa dokter lebih memilih
menggunakan bur fissur carbida (gambar 24) atau bur diamond dengan rounded
cutting end (gambar 25) untuk melakukan prosedur ini. Keuntungan dari bur fisur
carbida dan diamond round-end adalah kemampuannya untuk memperluas
preparasi akses kavitas ke dinding aksial. Namun, ketika bur digunakan oleh
klnisi yang kurang berpengalaman, bur ini dapat menemur dasar pulpa dan
dinding aksial (gambar 26).

Gambar 23 Gambar 24 Gambar 25


Gambar 26.

Fissur carbid dan bur diamond dengan ujung yang aman (contoh, mereka
tidak memiliki akhir pemotongan) (gambar 28) merupakan pilihan aman untuk
perluasan aksial.

Gambar 28. Bur akses; Safety-tip tapered diamond bur (kiri); safety-tip tapered
carbide bur (kanan).

Bur diamond bundar (ukuran #2 dan #4) (gambar 29) dibutuhkan ketika
akses endodontik melewati restorasi porselain atau ceramometal. Bur diamond
menghasilkan trauma yang lebih sedikit dibandingkan bur carbide dan lebih
mudah menembus porselen tanpa meretakkan atau mematahkan restorasi.

Gambar 29. Bur akses; #2 dan #4 bur diamond bundar

Beberapa gigi yang akan dipreparasi akses kavitas memiliki restorasi


metal yang harus ditembus. Restorasi ini bisa jadi amalgam, restorasi logam
penuh, atau metal coping of porcelain fused to metal crown. Bur transmetal
(gambar 30) baik untuk digunakan. Untuk menembus restorasi metal, klinisi harus
selalu menggunakan bur transmetal yang baru dengan semprotan angin untuk efek
pemotongan yang maksimal.

Gambar 30. Bur akses ; transmetal bur

Jika gigi mengalami penyempitan ruang pulpa atau kalsifikasi orifis,


dokter harus memotong sampai akar untuk melokalisasi dan mengidentifikasi
orifis saluran akar. Extended-shank round burs, seperti Mueller bur (Brasseler,
Savannah, GA) (gambar 31a) dan LN bur (Caulk/ Dentsply, Milford, DE)
(gambar 31b) dapat digunakan. Tangkai yang sangat panjang dari bur ini dapat
menggerakkan handpiece jauh dari gigi, meningkatkan visibilitas dokter selama
prosedur yang rumit.
a b
Gambar 31. Mueller bur dan LN bur

Ketika orifis sudah ditemukan, selanjutnya diperluas atau diperbesar dan


bersatu pada dinding aksial selama proses akses kavitas. Proses ini mengijinkan
instrumen intrakanal digunakan selama pembentukkan dan pembersihan agar
mudah untuk memasuki saluran akar. Bur Gates Glidden bisa digunakan untuk
tahapan ini, dimulai dengan ukuran yang kecil hingga besar (Gambar 32).
Tahapan ini sering digunakan pada proses flaring dan blending menggunakan
#.12 tapered rotary endodontic files (Gambar 33).
Gambar 32. Bur Akses. A. Bur Gates-Glidden, 1-6. B. Bur Gates-Glidden, tangkai
pendek, tangkai biasa.

Gambar 33. Bur Akses: Pembuka orifis #12 taper nickel-titanium


DAFTAR PUSTAKA

1. Cohen S, Hargreaves K. Pathways of the Pulp 9th ed. Mosby, St. Louis,
MO, 2006.
2. Krasner P, Rankow HJ. Anatomy of the pulp chamber floor. J Endodontic
2004; 30(1):5.
3. Moreinis SA. Avoiding perforation during endodontic access, J Am Dent
Assoc 1979; 98:707.
4. Weller RN, Hartwell G. The impact of improved access and searching
techniques on detection of the mesiolingual canal in maxillary molars. J
Endodon 1989; 15:82.
5. Rankow HJ, Krasner P. The Access Box: An Ah-Ha Phenomenon. J
Endodon 1995; 21(4):212-214.
6. Hess W, Zurcher E. The Anatomy of Root Canals of the Teeth of the
Permanent and Deciduous Dentitions. William Wood, New York, NY,
1925.
7. Nattress BR, Martin DM. Predictability of radiographic diagnosis of
variations in root canal anatomy in mandibular incisor and premolar teeth,
In Endod J 1991; 24(2):58.
8. Pineda F, Kuttler Y. Mesiodistal and buccolingual roentgenographic
investigation of 7275 root canals. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral
Radio Endod 1972; 33:10.
9. Vertucci F. Root canal anatomy of the human permanent teeth. Oral Surg
Oral Med Oral Pathol Oral Radio Endod 1984; 58:58.
10. Kulild JC, Peters DD. Incidence and configuration of canal systems in the
mesiobuccal root of maxillary molar first and second molars. J.Endodon
1990; 16(7):311-16.
11. Buhrley IJ, Barrows MJ, BeGole EA, Wenckus CS. Effect of
magnification on locating the MB-2 canal in maxillary molars. J Endodon
2002; 28(4):324.

Anda mungkin juga menyukai