BAB I Pengembangan Sumber Daya Lokal
BAB I Pengembangan Sumber Daya Lokal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar konseptual pembangunan daerah umumnya tidak dijelaskan secara
eksplisit. Pengertiannya lebih bermakna praktis (utilitarian), di mana pembangunan
daerah di anggap mampu secara efektif menghadapi permasalahan pembangunan di
daerah. Pembangunan daerah melalui mekanisme pengambilan keputusan otonomi
diyakini mampu merespons permasalahan aktual yang akan sering muncul dalam
keadaan masih tingginya intensitas alokasi sumber daya alam dalam pembangunan.
Otonomi dalam administrasi pembangunan ini dirasakan makin relevan sejalan
dengan keragaman sosial dan ekologi (bio-social diversity) pada suatu wilayah.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan
kebijakan ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara
spasial dari kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian,
kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau
aturan mendasar lainnya, sangat menentukan pengertian dari pembangunan daerah.
Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan daerah dari setiap negara
akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang berukuran kecil sangat
mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar,
seperti Indonesia atau Amerika Serikat perlu menetapkan definisi-definisi
pembangunan daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar hukum penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang
Dasar (UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini, implementasi formal
pasal tersebut terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja
pembangunan daerah, pembangunan nasional juga diakui belum didefinisikan dan
direncanakan secara baik. Implementasi pembangunan daerah berdasar UU No 5
1
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, terbukti sangat
mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi juga mampu
secara langsung melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No 22
Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 lebih merupakan koreksi-
koreksi sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam
hal implementasi.
B. Rumusan Masal
1. Apa yang di maksud dengan sumber daya ekonomi lokal?
2. Apakah yang tergolong potensis sumber daya ekomomi lokal di
kabupaten konawe utara?
3. Apa Srategi pengembagan dan permasalahan dalan pengembangan
potensi sumber daya ekonomi local?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa yang di maksud dengan sumber daya ekonomi lokal?
2. Mengetahui Apakah yang tergolong potensis sumber daya ekomomi
local di kabupaten konawe utara?
3. Mengetahui Apa Srategi pengembagan dan permasalahan dalan
pengembangan potensi sumber daya ekonomi local di kabupaten
konawe utara?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Pembangunan ekonomi lokal merupakan bagian dari pembangunan nasional,
pada hakekatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan
daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang handal dan profesional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarkat, serta kemampuan untuk mengelola sumber
daya ekonomi lokal daerah secara berdaya guna dan barhasil guna untuk kemajuan
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi lokal
dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya
yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tata kepemerintahan yang baik.
Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di
seluruh daerah sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat
untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, tenteram, dan sekaligus
memperluas pilihan yang dapat di lakukan masyarakat bagi peningkatan harkat,
martabat, dan harga diri.
3
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) lebih mirip kumpulan analisis
tentang penawaran terhadap barang mentah dan kekayaan alam Indonesia kepada
investor asing.
BAB III
PEMBAHASAN
4
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan
pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak
dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan sosial, dan teknik.
Pembangunan ekonomi lokal adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut.
Kabupaten konawe utara merupakan salah satu bagian daerah yang memiliki
potensi sumber daya alam dengan hasil bumi yang cukup melimpah, tentunya dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
5
Konawe utara merupakan daerah dimana penduduknya 65% bekerja sebagai petani,
juga daerah ini merupakan penyangga sector pembangunan di Sulawesi tenggara
dengan komuditi unggulan tanaman pangan antara lain adalah padi, kelapa sawit,
merica, kakao, cengkeh dan lainnya yang merupakan perkebunan rakyat. Sedangkan
di sector lain, pertambangan Nikel yang di buru oleh Investor dalam negeri maupun
manca negara, dan beberapa fakta menunjutkan bahwa potensi perekonomian sumber
daerah dapat dikelolah sebagai kekuatan antara lain potensi sumber daya alam dan
sumber lain yang belum dikelolah secara optimal. Selain itu system tataran
transfortasi lokal yang perlu dikembangkan untuk memdukung dan menciptakan
efesiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya ekonomi daerah dan meningkatkan
nilai komfetetif dalam merebut investasi. Kekuatan sumber daya manusia memiliki
karakter sosial wilayah yang multi etnis dan multi cultural bersifat terbuka yang
saling membaur menyebabkan stabilitas politik lebih baik yang stabil dan jauh dari
komflik . Konut juga salah satu daerah pertanian yang memiliki potensi perikanan.
a. Potensi pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor bidang ekonomi yang memiliki
arti dan kedudukan penting dalam pembangunan di Sulawesi Tenggara khususnya di
kabupaten konawe utara. Sektor ini berperan sebagai sumber penghasil bahan
makanan, penghasil bahan baku bagi industri, juga sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) karena hasil jual komoditi ini berpengaruh pada stabilitas pangan
daerah, namun keberadaan lahan yang terbatas tidak mampu mengimbangi
peningkatan sektor ini ataupun non pertanian. Akibatnya terjadi persaingan dalam
penggunaan lahan sehingga kurang memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini
menjadi kendala bagi proses pembangunan daerah khususnya pada sektor pertanian.
Dengan adanya pemetaan wilayah diharapkan dapat memberikan hasil pertanian yang
optimal, rasional dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Sedangkan dengan
6
pendekatan diharapkan dapat dihasilkan potensi wilayah berupa komoditas unggulan
yang mempunyai keunggulan komporatif dan kompetitif.
b. Perkebunan
c. Perikana
7
Budidaya laut saat ini sudah mulai berkembang, terutama untuk jenis-jenis
komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti rumput laut, mutiara, ikan
kerapu, lobster dan kekerangan. Potensi budidaya laut hampir merata di seluruh
pesisir pantai Sulawesi Tenggara khususnya budidaya rumput laut, karena perairan
pantai di Sulawesi Tenggara pada umumnya subur dan mempunyai pergantian air
yang cukup. Namun demikian perkembangan budidaya laut di daerah ini dapat
diketegorikan lambat, hal ini antara lain disebabkan tingginya biaya investasi,
tingginya biaya operasional, rendahnya motivasi usaha dan rendahnya pengetahuan
serta lemahnya akses pemasaran
d. Peternakan
8
berpotensi menjadi pengekspor produk peternakan. Hal tersebut dimungkinkan
karena didukung oleh ketersediaan sumber daya ternak dan peternak, lahan dengan
berbagai jenis tanaman pakan, produk sampingan industri pertanian sebagai sumber
pakan, serta ketersediaan inovasi teknologi
e. Pertambangan
9
2. Jauhnya sektor perokonoian bagi masyarakat
3. Kurangnya pembinaan dalam mengelola potensi yang ada.
Strategi pengembangan
10
terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi,
instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad,
1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu
memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang
seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini
mampu mehami penjelasan tentang isi makalah dan menabah wawasn pembaca .
Daftar pustaka
http://anaarisanti.blogspot.com/2010/06/strategi-pembangunan-ekonomi-
daerah.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indone
sia.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-
perencanaan-pembangunan-eko nomi-indonesia/
http://marchtavaissta.wordpress.com/2012/04/20/perkembangan-strategi-dan-
perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia/
http://www.yohanli.com/upaya-pemerataan-pembangunan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2perkemba
ngan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
12
Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif
Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
13