Anda di halaman 1dari 9

Kista Odontogenik Secara Radiografik

Disusun Oleh:
Kelas C (Kelompok 10)
Yora Octanugra (201611171)
Yovi Febiyati (201611172)
Yuli Maulida (201611173)
Yunita Eka Putri (201611174)
Yurinda Reygita (201611175)
Zenia Rezky (201611176)
Dinda Dwi Kharina (201611177)

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)


Fakultas Kedokteran Gigi
Jakarta
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih pada beberapa sumber yang didapat
sehingga bisa melengkapi tugas makalah ini dengan baik.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami juga berharap agar ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi. Adanya keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 17 Desember 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Kista adalah sebuah rongga patologis berisi bahan berupa cairan, semi-cairan,
atau gas, dan bukan terbentuk akibat akumulasi pus, yang sering dibatasi oleh
epitel meskipun tidak selalu demikian. Kista adalah struktur seperti kantong
yang dikelilingi epitel dan abnormal (sering berisi cairan) di dalam jaringan.
Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan
dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan pembuluh darah.
Kista rahang lebih sering ditemukan dibandingkan kisa tulang lainnya
karena banyaknya sisa-sisa epitel yang tertinggal pada jaringansetelah
pembentukan gigi. Pertumbuhan kista rahang berlanngsung lambat, asimtomatik
kecuali bila terinfeksi. Kista yangterinfeksi menyebakan rasa sakit dana sensitif
bila disentuh. Semua tanda klasik infeksi akut dapat terlihat ketika terjadi
infeksi.. Kista yang terletak didekat permukaan, telah meluas ke dalam jarinngan
luna, sering terlihat berwarna biru terang dan membran mukosa yang
menutupinya sangat tipis.
Kista rahang dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan asal
dinding epitelnya, yakini kisata Odontegenik dan Kista Nonodontogenik. Kista
Odontogenik ini dapat dibagi menjadi tipe Developmental dan Inflammatory.
Selain itu kista odontogenik juga dapat terjadi selama proses perkembangan
maupun karena inflamasi. Kista dirawat dengan prosedur pembedahan
enukleasi maupun dengan marsupialisasi. Dalam melakukan prosedur
pembedahan seorang klinisi juga harus mempertimbangkan kondisi kesehatan
umum pasien yang nantinya dapat mempengaruhi kesuksesan perawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam makalah ini, akan diberikan beberapa gambaran radiografi dari


bermacam-macam kista odontogenik. Macam-macam kista odontogenik di
antaranya:
1. Developmental Cyst
 Kista lamina gigi (gingival cyst of infant)
 Kista primordial
 Kista dentigerous
 Kista erupsi
 Kista periodontal lateral
 Kista odontogenik botryoid
 Kista odontogenik glandular
 Kista odontogenik terkalsifikasi

2. Kista Inflamasi
 Kista radikular
 Kista residual
 Kista paradental

 Gambaran Radiografi
a. Kista Lamina Gigi
b. Kista Primordial (Gigi 38)

c. Kista Dentigerous

d. Kista Erupsi (Gigi 21)

e. Kista Periodontal Lateral (Gigi 45)


f. Kista odontogenik botryoid (Gigi 42)

g. Kista odontogenik glandular (Antara gigi 34 dan 35)

h. Kista odontogenik terkalsifikasi (Antara gigi 11 dan 12)


i. Kista radikular (Gigi 23)

j. Kista residual

k. Kista paradental (Gigi 48)


BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi yang
paling sering kita jumpai pada manusia. Pada kebanyakan pasien infeksi ini
bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan seringkali ditandai dengan
drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang mengalami
gangguan.
Infeksi odontogenik merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering
terjadi. Infeksi odontogenik dapat merupakan awal atau kelanjutan penyakit
periodontal, perikoronal, trauma, atau infeksi pasca pembedahan.5 Infeksi
odontogenik juga lebih sering disebabkan oleh beberapa jenis bakteri
seperti streptococcus.Infeksi dapat terlokalisir atau dapat menyebar secara cepat
ke sisi wajah lain

 Saran
Dokter gigi hendaknya mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai
infeksi oromaksilofasial yang disebakan oleh infeksi odontogen terkhusus
klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium yang terkena
dikarenakan anatomi dari abses leher dalam sangat kompleks dan
tertutupi oleh beberapa jaringan lunak sehingga sulit menentukan lokasi abses.
Oleh karena itu sedikit sulit menegakkan diagnosis dan melakukan perawatan
dengan tepat pada penderita infeksi oromaksilofasial.
Daftar Pustaka

 https://www.slideshare.net/indiandentalacademy/gingival-cyst-of-
newbornorthodontic-courses-by-indian-dental-academy
 https://www.juniordentist.com/dentigerous-cyst.html
 https://www.juniordentist.com/primordial-cyst.html
 Santarelli A, Sabatucci A, Zizzi A, Rubini C, Muzio LL, Mascitti M, Procaccini
M. Glandular Odontogenic Cyst: Review of Literature and Report of a New Case
with Cytokeratin-19 Expression. The Open Dentistry Journal 2014; 8(1-12): 1-
4.
 Borba AM, Ribeiro ANC, Junior JG, Sugaya NN, Goncalves R. Botryoid
Odontogenic Cyst: Case Report with Etiopathogenic, Diagnostic and
Therapeutic Consideration. 2015; 63(3): 337-42.
 Dinkar AD, Khorate M, Meena M, Figueiredo NR, Satoskar SK. Eruption Cyst: A
Case Report. Annals and Essences of Dentistry 2013; 5(4): 9-12.
 Bharatha A, dkk. Pictorial Essay: Cysts and Cysts-Like Lesions of The Jaw.
Canadian Association of Radiologists Journal 2010; 61: 133-43.
 https://kupdf.net/download/kista-
odontogenik_5a025cf0e2b6f5f82ea01fdb_pdf
 Raveendranath R, dkk. Paradental Cyst (Inflammatory Collateral Cyst): A True
Clinicopathologic Entity. 2015; 6(2): 621-24.
 Tsvetanov et al. Residual Cyst: A Brief Literature Review. 2016; 5(2): 1341-
346.
 Harshita KR, Varsha VK, Deepa C. Radicular Cyst: A Case Report. International
Journal of Applied Dental Sciences 2015; 1(4): 20-22.

Anda mungkin juga menyukai