Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk
mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek
secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai dengan satu tahun,
meskipun diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan (periode waktu yang
meliputi beli-memproduksi-jual-mengumpulkan siklus). Masalah likuiditas yang lebih
ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ini.
Hal ini dapat menyebabkan penjualan paksa investasi dan aset lainnya dengan harga
berkurang dan, dalam bentuk yang paling parah, insolvabilitas dan kebangkrutan.
Modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada
kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi
kontinjensi dan ketidakpastian seputar keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan
arus keluar.
ILLUSTRATION 10.1
Berikut merupakan dua perusahaan memiliki modal kerja yang sama.Namun, dengan
melakukan perbandingan secara cepat terkait hubungan antara aset lancar dengan
liabilitas jangka pendek menunjukkan bahwa posisi modal kerja PT A lebih unggul
dibandingkan PT. B.
Company A Company B
Current assets.............. $300,000 $1,200,000
Current liabilities ......... (100,000) (1,000,000)
Working capital ............ $200,000 $ 200,000
Aset Lancar
Rasio
lancar = Liabilitas Jangka Pendek
Faktor-faktor apa yang penting dalam mencakup rasio lancar. Secara spesifik,
apakah rasio lancar:
Mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan arus kas keluar di masa
datang?
Mengukur kecukupan arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa mendatang?
Jawaban dari kedua pertanyaan diatas umumnya tidak. Rasio Lancar adalah
ukuran statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu tertentu untuk memenuhi
kewajiban lancar. Untuk mengklasifikasi keterbatasan ini, kita perlu menguji lebih dekat
setiap komponen dari rasio lancar.
1. Likuiditas tergantung besarnya arus kas prospektif dan tingkat kas dan
setara kas yang lebih rendah.
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dengna
kemungkinan pola arus kas masa depan.
3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan terutama
diarahkan pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan serta
kedua berdasarkan likuiditas.
Saat menggunakan rasio lancar, terdapat dua elemen yang harus dievaluasi dan
diukur sebelum rasio lancar dapat berguna membentuk dasar analisis.
Rasio aset “mendekati kas” terhadap total aset lancar merupakan suatu ukuran tingkat
likuiditas aset lancar. Ukuran ini yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar, dihitung
sebagai berikut:
Aset Lancar
Rasio lain yang mengukur kecakupan kas adalah rasio kas terhadap liabilitas jangka
pendek. Dihitung sebagai berikut:
360
Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang
Perputaran Persediaan
Rata-rata persediaan
Rasio ini memberitahukan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menjual persediaan
akhir dengan mengasumsikan tingkat penjualan tertentu.
Menginterpretasikan Perputaran Persediaan
Rasio lancar memandang komponen aset lancar sebagai sumber dana untuk
berpotensi melunasi kewajiban lancar. Dilihat dari pandangan yang sama, rasio
perputaran persediaan memberikan ukuran kualitas dan likuiditas komponen persediaan
aktiva lancar. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
menggunakan dan membuang persediaan. Ketika perputaran persediaan menurun dari
waktu ke waktu, atau kurang dari angka industri, ini menunjukkan pergerakkan lambat
dari persediaan yang dikaitkan dengan keusangan, permintaan yang lemah, atau tidak
terjual. Kondisi ini mempertanyakan kelayakan sebuah perusahaan untuk pemulihan
biaya persediaan.
Ukuran likuiditas persediaan yang berguna lainnya adalah periode konversi atau
siklus operasi. Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari untuk
menjual persediaan untuk mendapatkan interval waktu dalam mengkonversi persediaan
ke kas.
Likuiditas Liabilitas Jangka Pendek
Likuiditas jangka pendek sangat penting dalam menghitung modal kerja maupun
rasio lancar untuk dua alasan yang terkait berikut ini:
Kualitas liabilitas jangka pendek harus dinilai berdasarkan tingkat urgensi dalam
pembayaran. Jika arus dana masuk dari pendanaan saat ini dipandang sebagai dana yang
tersedia untuk membayar liabilitas jangka pendek. Analisis juga harus
mempertimbangkan liabilitas yang tidak tercatat, tetapi klaim atas dana saat ini.
Contohnya adalah komitmen pembelian dan kewajiban pasca pensiun serta kontrak sewa
tertentu.
Utang Usaha
Jadwal pembayaran yang lebih ketat dari pemasok akan meyebabkan persyaratan
pinjaman tambahan lagi bagi Consolidated Technologies.
Struktur modal adalah perbandingan antara modal ekuitas dengan hutang. Struktur
modal mengarah pada sumber pendanaan perusahaan, baik itu dari hutang jangka panjang
maupun hutang jangka pendek. Dari pendanaan tersebut perusahaan
menginvestasikannya dalam berbagai jenis asset. Baik itu asset tetap atau investasi
jangka panjang. Stabilitas keuangan perusahaan dan resiko kebangkrutan tergantung
pada sumber pendanaan dan jenis maupun jumlah asset yang dimilikinya. Hal ini adapat
terjadi karena antara asset dengan labilitas harus seimbang (asset=liabilitas+ekuitas).
Laverage keuangan adalah jumlah pendaan dari hutang yang terdapat dalam
struktur modal (perbandingan antara modal dengan dengan hutang perusahaan).
G. Menganalisis penyesuaian atas nilai buku akuntansi untuk menilai struktur modal
Dalam menganalisis ilai buku untuk menilai struktur modal, hal hal yang perlu perhatikan
adalah
• Pajak penghasilan tangguhan (Deferred Income Tax). Pajak sebagai utang atau
ekuitas tergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun di masa lalu(seperti
pola pertumbuhhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan.
• Sewa guna usaha operasi (Operating Lease). Saat ini praktik akuntasi mewajibkan
sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat
dibatalkan disajikan sebagai utang.
• Pendanaan di luar neraca (Off-balance-sheet Financing). Beberapa manager
menyatakan utangnya terlalu rendah. Beberapa cara untuk melakukan hal ini
seperti perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan entitas bertujuan khusus
dan invenstasi metode ekuitas.
• Kewajiban kontinjen (Contingent Liabilities). Umumnya cadangan yang
menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai kewajiban.
• Hak minoritas (Minority Interest). Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena
tidak ada kewajiban untuk membayar dividend an pembayaran kembali pokok.
• Utang yang dapat dikonversi (Convertible Debt). Biasanya disajikan sebagai
kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun
ekutias). Jika dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat
dikelompokkan menjadi ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.
• Saham preferen (Preferred Stock). Merupakan karakteristik ekuitas (sebagian
besar saham preferen tidak mengharuskan membayar dividen). Namun jika
diharuskan, harus dianggap sebagai utang.
Analisis komposisi asset merupakan alat penting dalam menilai eksposur resiko
struktur modal perusahaan. Komposisi asset biasanya dievaluasi dengan menggunakan
laporan common-size dari saldo asset.
J. Cakupan Laba
Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan
laba. Rumus :
Bunga yang terjadi. Merupakan beban tetap yang paling jelas dan nyata yang
timbul akibat utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang dibayar karena :
Bunga implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa dikapilitasi bunga
pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun
sebagian besar saldo ini biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban.
• Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan jika rasio
berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat melakuklan pendanaan
kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena itu, pelunasannya tidak perlu
berasal dari laba.
• Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima,
maka perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi
pembayaran pokok.
• Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap
adalah tidak semuaperjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau
kewajiban pembayaran kembali yang sama.
K. Resiko dan Pengembalian Struktur Modal
Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan
laba atas dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan analisis bagaimana laba
menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini harus memasukkan seluruh beban
yang terjadi sebelum dividen saham preferen dalam beban tetap. Karena dividen saham
preferen bukan merupakan pengurang pajak, dividen ini harus dibayar dengan laba
setelah pajak. Rasio ini dihitung dengan:
Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya
dihitung untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan
berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen
yang telah diterbitkan sebelumnya.
L. Interprestasi Ukuran Cakupan Laba
Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus
kas dari waktu ke waktu. Makin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran
cakupan laba yang dapat diterima. Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio
cakupan laba yang lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan
ukuran umum dari ketidakpastian ini sepanjang waktu.
Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode
perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat
dihitung menggunakan laba sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan
dampak kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus
kas yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang merupakan
bagian dari aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba merupakan faktor penting lainnya.
“ANALISIS KREDIT”
Disusun Oleh :
Kelompok 3
2019