Anda di halaman 1dari 18

A.

Menjelaskan pentingnya likuiditas dan menguraikan ukuran modal kerja dari


likuiditas dan komponen-komponennya.

Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk
mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek
secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai dengan satu tahun,
meskipun diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan (periode waktu yang
meliputi beli-memproduksi-jual-mengumpulkan siklus). Masalah likuiditas yang lebih
ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ini.
Hal ini dapat menyebabkan penjualan paksa investasi dan aset lainnya dengan harga
berkurang dan, dalam bentuk yang paling parah, insolvabilitas dan kebangkrutan.

Modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada
kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi
kontinjensi dan ketidakpastian seputar keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan
arus keluar.

Ukuran Likuiditas Modal Kerja

Perjanjian pinjaman dan indenture obligasi atau kontrak obligasi sering


kali berisi ketentuan untuk mengelola tingkat modal kerja minimum. Analisis keuangan
menilai besaran modal kerja untuk keputusan dan rekomendasi investasi. Instansi
pemerintah menghitung jumlah modal kerja keseluruhan untuk tindakan kebijakan dan
peraturan. Selain itu, laporan keuangan yang dipublikasikan membedakan antara aset
lancar dan tidak lancar dengan liabilitas jangka pendek ataupun jangka panjang sebagai
respons atas kebutuhan pengguna lainnya.

ILLUSTRATION 10.1
Berikut merupakan dua perusahaan memiliki modal kerja yang sama.Namun, dengan
melakukan perbandingan secara cepat terkait hubungan antara aset lancar dengan
liabilitas jangka pendek menunjukkan bahwa posisi modal kerja PT A lebih unggul
dibandingkan PT. B.

Company A Company B
Current assets.............. $300,000 $1,200,000
Current liabilities ......... (100,000) (1,000,000)
Working capital ............ $200,000 $ 200,000

B. Menginterpretasikan rasio lancar dan ukuran likuiditas berbasis kas.


Ukuran likuiditas rasio lancar
Ilustrasi sebelumnya menekankan perlunya mempertimbangkan modal kerja
relative. Rasio Lancar ditentukan sebagai berikut

Aset Lancar
Rasio
lancar = Liabilitas Jangka Pendek

Relevansi Rasio Lancar


Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup
kemampuannya untuk mengukur:
 Cakupan liabilitas jangka pendek. Semakin tinggi jumlah aset lancar terhadap
liabilitas jangka pendek, semakin besar jaminan yang kita miliki bahwa liabilitas
jangka pendek akan dibayarkan.
 Penyangga (buffer) saat terjadi kerugian. Semakin besar buffer, semakin kecil
risiko. Rasio lancar menunjukkan margin of safety yang tersedia untuk menutup
penurunan nilai aset lancar nonkas ketika akhirnya aset tersebut dilepas atau
dilikuidasi.
 Cadangan dana likuid. Rasio lancar sangat relevan sebagai ukuran margin of
safety terhadap ketidakpastian dan guncangan arus kas perusahaan.
Ketidakpastian dan guncangan, seperti pemogokkan dan kerugian luar biasa dapat
sewaktu-waktu dan tanpa diperkirakan penurunan arus kas.
Keterbatasan Rasio Lancar

Faktor-faktor apa yang penting dalam mencakup rasio lancar. Secara spesifik,
apakah rasio lancar:

 Mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan arus kas keluar di masa
datang?
 Mengukur kecukupan arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa mendatang?

Jawaban dari kedua pertanyaan diatas umumnya tidak. Rasio Lancar adalah
ukuran statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu tertentu untuk memenuhi
kewajiban lancar. Untuk mengklasifikasi keterbatasan ini, kita perlu menguji lebih dekat
setiap komponen dari rasio lancar.

Menggunakan Rasio Lancar dalam Analisis

Pembahasan mengenai rasio lancar, setidaknya dapat diambil tiga kesimpulan


berikut ini:

1. Likuiditas tergantung besarnya arus kas prospektif dan tingkat kas dan
setara kas yang lebih rendah.
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dengna
kemungkinan pola arus kas masa depan.
3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan terutama
diarahkan pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan serta
kedua berdasarkan likuiditas.

Saat menggunakan rasio lancar, terdapat dua elemen yang harus dievaluasi dan
diukur sebelum rasio lancar dapat berguna membentuk dasar analisis.

A. Kualitas aset lancar maupun liabilitas jangka pendek.


B. Tingkat perputaran aset lancar maupun liabilitas jangka pendek- yaitu, waktu yang
dibutuhkan untuk mengonversikan piutang dan persediaan menjadi kas serta untuk
membayar liabilitas jangka pendek.

Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas


Kas dan setara kas merupakan aset lancar yang paling likuid. Berikut merupakan
ukuran likuiditas dengan menggunakan rasio berbasis kas.

Rasio Kas Terhadap Aset Lancar

Rasio aset “mendekati kas” terhadap total aset lancar merupakan suatu ukuran tingkat
likuiditas aset lancar. Ukuran ini yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar, dihitung
sebagai berikut:

Kas + Setara kas + Efek yang dapat diperdagangkan

Aset Lancar

Semakin tinggi rasio ini, maka aset lancar semakin likuid.

Rasio Kas terhadap Liabilitas Jangka Pendek

Rasio lain yang mengukur kecakupan kas adalah rasio kas terhadap liabilitas jangka
pendek. Dihitung sebagai berikut:

Kas + Setara kas + Efek yang dapat diperdagangkan

Liabilitas jangka pendek

C. Menganalisis ukuran likuiditas terkait siklus operasi dan perputaran serta


interpretasinya.
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi sangat penting dalam analisis
kredit. Bagian ini mempertimbangkan tiga ukuran aktivitas operasi berdasarkan piutang
usaha, persediaan dan liabilitas jangka pendek.
Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Perputaran Piutang Usaha
Rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Penjualan neto secara kredit

Rata-rata piutang usaha


Semakin tinggi fluktuasi penjualan, semakin tinggi kemungkinan rasio ini terkan
distorsi. Rasio perputaran piutang mengidentifikasikan berapa rata-rata perputaran
piutang, yaitu piutang yang diterima dan ditagih selama satu tahun.
Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang
Jumlah hari penjualan dalam piutang mengukur jumlah hari yang dibutuhkan,
secara rata-rata, untuk menagih piutang usaha berdasarkan saldo akhir tahun pada piutang
usaha. Rasio ini dihitung dengan membagi piutang usaha dengan rata-rata penjualan
harian sebagai berikut.

Jumlah hari penjualan dalam piutang = Piutang usaha : Penjualan

360
Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang

Jika periode penagihan dibandingkan dengan persyaratan penjualan yang


diperkenankan oleh perusahaan, kita dapat menilai tingkat pelanggan yang membayar
tepat waktu. Misalnya, jika persyaratan kredit biasa adalah 40 hari, maka rata-rata periode
penagihan adalah 75 hari mencerminkan satu atau lebih kondisi berikut:

 Upaya penagihan yang buruk


 Penundaan dalam pembayaran pelanggan
 Pelanggan dalam kesulitan keuangan

Jika dihitung menggunakan piutang usaha neto, hasil perhitungannya dipengaruhi


oleh tingkat konservatisme perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih. Secara
umum, perhitungan rasio perputaran piutang usaha bruto lebih disukai untuk menghindari
masalah. Analisis tren tertentu juga berguna untuk pemahaman. Tren pada periode penagihan
dari waktu ke waktu sangat penting dalam menilai kualitas dan likuiditas piutang. Tren lain yang
pelu diamati adalah hubungan antara penyisihan piutang tak tertagih dengan piutang usaha
bruto yang dihitung sebagai berikut:

Penyisihan piutang tak tertagih

Piutang usaha bruto


Peningkatan pada rasio ini dari waktu ke waktu menunjukkan penurunan pada
penagihan piutang. Sebaliknya, penurunan pada rasio ini menunjukkan perbaikan
penagihan piutang atau perlunya untuk mengevaluasi ulang cakupan provisi/penyisihan
piutang tak tertagih.

Ukuran Perputaran Persediaan

Perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata tingkat kecepatan persediaan bergerak


masuk dan keluar perusahaan. Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut:

Beban Pokok Penjualan

Rata-rata persediaan

Konsistensi menggunakan beban pokok penjualan sebagai pembilang karena,


seperti persediaan, beban pokok penjualan dilaporkan pada biaya perolehan. Sebaliknya,
penjualan mencakup margin laba.

Hari penjualan dalam persediaan

Ukuran perputaran persediaan lain yang berguna dalam menilai kebijakan


pembelian dan produksi dalam perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam persedian,
yang dihitung sebagai berikut:
Beban Pokok Penjualan
Persediaan :
360

Rasio ini memberitahukan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menjual persediaan
akhir dengan mengasumsikan tingkat penjualan tertentu.
Menginterpretasikan Perputaran Persediaan
Rasio lancar memandang komponen aset lancar sebagai sumber dana untuk
berpotensi melunasi kewajiban lancar. Dilihat dari pandangan yang sama, rasio
perputaran persediaan memberikan ukuran kualitas dan likuiditas komponen persediaan
aktiva lancar. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
menggunakan dan membuang persediaan. Ketika perputaran persediaan menurun dari
waktu ke waktu, atau kurang dari angka industri, ini menunjukkan pergerakkan lambat
dari persediaan yang dikaitkan dengan keusangan, permintaan yang lemah, atau tidak
terjual. Kondisi ini mempertanyakan kelayakan sebuah perusahaan untuk pemulihan
biaya persediaan.
Ukuran likuiditas persediaan yang berguna lainnya adalah periode konversi atau
siklus operasi. Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari untuk
menjual persediaan untuk mendapatkan interval waktu dalam mengkonversi persediaan
ke kas.
Likuiditas Liabilitas Jangka Pendek
Likuiditas jangka pendek sangat penting dalam menghitung modal kerja maupun
rasio lancar untuk dua alasan yang terkait berikut ini:

1. Liabilitas jangka pendek digunakan dalam menentukan apakah kelebihan


aset lancar atas liabilitas jangka pendek mampu memberikan margin
keselamatan yang memadai.
2. Liabilitas jangka pendek dikurangi dari aset lancar untuk menghitung
modal kerja.

Kualitas Liabilitas Jangka Pendek

Kualitas liabilitas jangka pendek harus dinilai berdasarkan tingkat urgensi dalam
pembayaran. Jika arus dana masuk dari pendanaan saat ini dipandang sebagai dana yang
tersedia untuk membayar liabilitas jangka pendek. Analisis juga harus
mempertimbangkan liabilitas yang tidak tercatat, tetapi klaim atas dana saat ini.
Contohnya adalah komitmen pembelian dan kewajiban pasca pensiun serta kontrak sewa
tertentu.

Jumlah Hari Pembelian dalam Utang Usaha


Suatu ukuran untuk mengukur sejauh mana perusahaan bersandar pada utang
adalah rata-rata jumlah hari utang yang beredar. Ukuran ini dihitung sebagai berikut:

Utang Usaha

Rata-rata jumlah hari utang beredar = Beban Pokok Penjualan : 360

Rata-rata jumlah hari utang beredar mengindikasikan rata-rata waktu yang


dibutuhkan perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada pemasok. Semakin lama
periode pembayaran, semakin besar modal pemasok yang digunakan.
Ukuran terkait adalah perputaran utang usaha. Ukuran ini dihitung sebesar:
(Beban pokok penjualan/Rata-rata utang usaha). Rasio ini mengidikasikan kecepatan
perusahaan dalam membayar pembelian kreditnya.

D. Mengilustrasikan analisis bagaimana-jika (what-if) untuk mengevaluasi perubahan


terkait kondisi dan kebijakan perusahaan.
Analisis What-IF
Analisis bagaimana-jika (what-if analysis) merupakan teknik yang berguna untuk
melihat dampak perubahan kondisi atau kebijakan terhadap sumber daya perusahaan.
Analisis what-if diilustrasikan pada data keuangan terpilih dari Consolidated
Technologies Inc. Pada tanggal 31 Desember, tahun ke-1
Consolidated Technologies mengantisipasi pertumbuhan penjualan sebesar 10%
pada tahun ke-2. Semua pos pendapatan dan beban diperkirakan akan meningkat sebesar
10%, kecuali untuk penyusutan yang tetap sama. Semua beban dibayarkan secara tunai
saat terjadinya, dan persediaan akhir pada tahun ke-2 diproyeksikan sebesar $150.000.
Pada akhir tahun ke-2, Consolidated Technologies berharap akan memiliki wesel bayar
sebesar $ 50.000 dan saldo nol dalam pajak yang masih harus dibayar. Perusahaan
mengelola saldo kas minimum sebesar $50.000 sebagai kebijakan manajemen.

Kasus 10.1 Consolidated Technologies mempertimbangkan perubahan kebijakan kredit


dimana saldo akhir piutang usaha mencerminkan 90 hari penjualan.

 Perubahan kebijakan kredit akan menghasilkan kas dan tidak dibutuhkan


pinjaman.
Kasus 10.2 Bagaimana jika Consolidated Technologies berusaha untuk mencapai rata-
rata perputaran piutang usahan sebesar 4.0

 Consolidated Technologies akan membutuhkan pinjaman dana untuk mencapai


kinerja yang diharapkan berdasarkan kondisi diatas.

Kasus 10.3 Bagaimana-jika pemasok perusahaan mensyaratkan pembayaran dalam


waktu 60 hari? Apakah dampak persyaratan pembayaran ini terhadap saldo kas?

 Jadwal pembayaran yang lebih ketat dari pemasok akan meyebabkan persyaratan
pinjaman tambahan lagi bagi Consolidated Technologies.

E. Menguraikan struktur modal dan menghubungkannya dengan solvabilitas.

Struktur modal adalah perbandingan antara modal ekuitas dengan hutang. Struktur
modal mengarah pada sumber pendanaan perusahaan, baik itu dari hutang jangka panjang
maupun hutang jangka pendek. Dari pendanaan tersebut perusahaan
menginvestasikannya dalam berbagai jenis asset. Baik itu asset tetap atau investasi
jangka panjang. Stabilitas keuangan perusahaan dan resiko kebangkrutan tergantung
pada sumber pendanaan dan jenis maupun jumlah asset yang dimilikinya. Hal ini adapat
terjadi karena antara asset dengan labilitas harus seimbang (asset=liabilitas+ekuitas).

Hubungan antara struktur modal dengan solvabilitas adalah kemampuan


perusahaan untuk melunasi kewajiban kewajibannya dari hasil investasi yang bersumber
dari pendanaan tersebut dan juga dari ekuitas perusahaan (laba).

F. Menjelaskan laverage keuangan dan implikasinya terhadap kinerja analisis


perusahaan

Laverage keuangan adalah jumlah pendaan dari hutang yang terdapat dalam
struktur modal (perbandingan antara modal dengan dengan hutang perusahaan).

Implikasinnya terhadap kinerja analisis perusahaan adalah pada tahun pertama


pendanaan (hutang) jumlah dari imbal hasil cukup tinggi karena kelebihan dari RNOA
diatas biaya hutang setelah pajak, namun pada tahun tahun berikutnya nilai dari imbal
hasil tersebut semakin menurun dikarenakan imbal hasil atas RNOA kurang dari biaya
hutang setelah pajak.

G. Menganalisis penyesuaian atas nilai buku akuntansi untuk menilai struktur modal

Dalam menganalisis ilai buku untuk menilai struktur modal, hal hal yang perlu perhatikan
adalah

• Pajak penghasilan tangguhan (Deferred Income Tax). Pajak sebagai utang atau
ekuitas tergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun di masa lalu(seperti
pola pertumbuhhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan.
• Sewa guna usaha operasi (Operating Lease). Saat ini praktik akuntasi mewajibkan
sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat
dibatalkan disajikan sebagai utang.
• Pendanaan di luar neraca (Off-balance-sheet Financing). Beberapa manager
menyatakan utangnya terlalu rendah. Beberapa cara untuk melakukan hal ini
seperti perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan entitas bertujuan khusus
dan invenstasi metode ekuitas.
• Kewajiban kontinjen (Contingent Liabilities). Umumnya cadangan yang
menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai kewajiban.
• Hak minoritas (Minority Interest). Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena
tidak ada kewajiban untuk membayar dividend an pembayaran kembali pokok.
• Utang yang dapat dikonversi (Convertible Debt). Biasanya disajikan sebagai
kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun
ekutias). Jika dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat
dikelompokkan menjadi ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.
• Saham preferen (Preferred Stock). Merupakan karakteristik ekuitas (sebagian
besar saham preferen tidak mengharuskan membayar dividen). Namun jika
diharuskan, harus dianggap sebagai utang.

H. Menguraikan alat analsis untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan komposisi


struktur modal dan untuk menilai solfabilitas
Rasio struktur modal adalah alat lain untuk menganalisis solvabilitas. Rasio rasio
modal ini terdiri dari beberapa rasio
• Total hutang terhadap total modal
Rasio total hutang terhadap total modal ini disebut juga dengan rasio total hutang.
Rasio ini dinyatakan sebagai berikut

• Total hutang terhadap modal ekuitas

• Hutang jangka panjang terhadap modal ekuitas


Rasio ini mengukur hubungan hutang jangka panjang terhadap modal ekuitas.
Rasio yang melebihi 1:1 mengindikasikan hutang jangka panjang lebih besar
dibandingkan modal ekuitas.

• Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang


Merupakan indicator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka
pendek. Biasanya terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga.
I. Ukuran Solvabilitas Berdasarkan Aset

Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas

Pada diagram menunjukan proporsi asset


yang relative tinggi adalah asset lancar 61%,
posisi kewajiban total sebesar 41%

Aset yang digunakan perusahaan dalam


aktivitas operasinya menentukan sumber
pendanaan sampai batas tertentu. Sebagai contoh, asset tetap dan asset jangka panjang
lainnya biasanya tidak didanai dengan pinjaman jangka pendek. Aset jangka panjang ini
biasanya didanai dengan modal ekuitas. Modal utang juga merupakan sumber umum
pendanaan asset jangka panjang. Khususnya pada industry seperti utilitas yang sumber
pendapatannya stabil.

Analisis komposisi asset merupakan alat penting dalam menilai eksposur resiko
struktur modal perusahaan. Komposisi asset biasanya dievaluasi dengan menggunakan
laporan common-size dari saldo asset.

J. Cakupan Laba

Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk


melihat ketersediaan arus kas untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi,
ukuran struktur modal biasanya membaik, sementara persyaratan kas tahunan untuk
membayar Bunga atau menyisihkan dana tidak berubah atau meningkat. Pembatasan ini
menyorot pentingnya peranan cakupan laba perusahaan atau kemampuan menghasilkan
laba sebagai sumber pembayaran Bunga dan pokok pinjaman.

Hubungan Laba dengan Beban Tetap

Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan
laba. Rumus :

Menghitung beban Tetap

Bunga yang terjadi. Merupakan beban tetap yang paling jelas dan nyata yang
timbul akibat utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang dibayar karena :

1. Perubahan utang bunga


2. Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih
3. Amortisasi diskon dan premium

Bunga implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa dikapilitasi bunga
pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun
sebagian besar saldo ini biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban.

Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan


mayoritas. Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas di atas distribusi laba untuk
perusahaan induk. Rumus:

Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman


Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus keluar dianggap sama
sulitnya dengan pembayaran bunga. Pada kasus pembayaran sewa, kewajiban perusahaan
untuk melunasi pokok dan bunga harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa
alasan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan
rasio laba terhadap beban tetap :

• Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan jika rasio
berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat melakuklan pendanaan
kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena itu, pelunasannya tidak perlu
berasal dari laba.
• Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima,
maka perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi
pembayaran pokok.
• Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap
adalah tidak semuaperjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau
kewajiban pembayaran kembali yang sama.
K. Resiko dan Pengembalian Struktur Modal

Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen

Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan
laba atas dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan analisis bagaimana laba

menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini harus memasukkan seluruh beban
yang terjadi sebelum dividen saham preferen dalam beban tetap. Karena dividen saham
preferen bukan merupakan pengurang pajak, dividen ini harus dibayar dengan laba
setelah pajak. Rasio ini dihitung dengan:

Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya
dihitung untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan
berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen
yang telah diterbitkan sebelumnya.
L. Interprestasi Ukuran Cakupan Laba

Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk


memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara
cakupan laba dengan tingkat gagal bayar utang, yaitu makin tinggi cakupan, makin
rendah tingkat gagal bayar.

Pentingnya Keragaman Dan Daya Tahan Laba Untuk Cakupan Laba

Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus
kas dari waktu ke waktu. Makin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran
cakupan laba yang dapat diterima. Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio
cakupan laba yang lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan
ukuran umum dari ketidakpastian ini sepanjang waktu.

Pentingnya Ukuran dan Asumsi Cakupan Laba

Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode
perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat
dihitung menggunakan laba sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan
dampak kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus
kas yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang merupakan
bagian dari aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba merupakan faktor penting lainnya.

Risiko dan Pengembalian Struktur Modal

Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi pengembalian) pemegang


saham dengan meningkatkan utang, mengganti ekuitas dengan utang sehingga
menghasilkan struktur modal yang lebih berbahaya, dan adanya hubungan yang
spekulatif antara risiko dan pengembalian pada struktur modal..
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“ANALISIS KREDIT”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

I Gde Wirabawa M. 13.60.0171

Anita Dwika Gita H. 17.G2.0012

Dominicus Nerry 18.G2.0011

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


SEMARANG

2019

Anda mungkin juga menyukai