Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIDROPONIK TANAMAN SAWI

KATA PENGANTAR
Asallamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Laporan penelitian pengaruh pemberian pupuk cair terhadap
pertumbuhan tanaman sawi dengan tekhnik hidroponik ini guna memenuhi tugas
biologi ,dan juga untuk menambahkan pengetahuan bagi para pembaca tentang tekhnik
hidroponik ,dan terimakasih kami sampaikan kepada orangtua kami serta ibu Yuli
selaku guru pembimbing yang telah membantukami dalam
menyelesaikan penelitian ini, semoga hasilpenelitian ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Wasallamualaikum Wr.Wb

Daftar Isi
Halaman Pengesahan ............................................................................................. i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang............................................................................................1-
2
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
I.3 Hipotesis...................................................................................................... 2
I.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................2
Bab II Tinjuan
Pustaka......................................................................................... 3- 4
Bab III Metode Penelitian..................................................................................... 5
Bab IV Hasil dan Pembahasan...................................................................... ......
6- 7
Bab V Kesimpulan.......................................................................................... ...... 8
Daftar Pustaka.................................................................................................. ...... 9
Lampiran........................................................................................................... ......
10- 11
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang :
Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju , untuk menjawab masalah
yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang
katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan
swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas
masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi
mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk
memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu
keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah
kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang
tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk
bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain
yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya
Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti air dan
ponous berarti kerja. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air,
nutrisi, dan oksigen. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari bertanam secara
konvensional. Dalam perkembangannnya sejak popular 40 tahun lampau, hidroponik telah
banyak mengalami perubahan. Media yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat
khusus. Demikian juga dengan wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja
dibuat khusus lengkap dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti
kerikil sintesis.
Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan nutrisi tanpa
menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah membuktikan bahwa
tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral dan zat-
zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti juga mengeliminasi
hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi pengendalian tanah secara teliti
nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat- zat makanan untuk tumbuhan
dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi stress pada tanaman, lebih cepat
matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya. Media tanam hidroponik berfungsi
sebagai penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara.
Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti pasir, tembikar, arang, dan
sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita gunakan itu harus kita sesuaikan dengan
tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan menggunakan media tanam batu apung.
Keuntungan bercocok tanam tanpa media tanah adalah :

1. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah biasa
2. Lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman
3. Tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat
4. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman lain
5. Kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor
6. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan

I.2 Rumusan Masalah :


Apa pengaruh pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman sawi dengan tekhnik
hidroponik ?

I.3 Hipotesis :
Bahwa tanaman kelompok kami dapat hidup dan tumbuh semua dan tidak ada yang mati
karena pemberian pupuk dan air yang cukup atau seimbang dan pemberian cahaya matahari
yang cukup. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur.

I.4 Tujuan :
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair
terhadap pertumbuhan tanaman sawi dengan tekhnik hidroponik.

BAB II
Tinjuan Pustaka

Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan
hidroponik yaitu, apabila dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari
dalam tanah. Sedangkan hidroponik, makanan diperoleh tanaman dari dalam air
yang mengandung zat-zat anorganik. (Mikrajuddin,2007:161). Para peneliti
menggunakan budidaya hidroponik untuk menentukan unsur-unsur mineral mana
yang memang betul-betul nutrien esensial. (Campbell,2008:339)
Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang
lebih terkontrol. Dengan pengembangan teknologi , kombinasi sistem hidroponik
dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih
efisien ( minimalys sistem ) dibandingkan dengan kultur tanah , terutama untuk
tanaman berumur pendek. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim
dan tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk
menghasilkan satuan produktivitas yang sama. (Lonardy dalam Mas’ud, 2009
:131)
Sistem hidroponik banyak digunakan untuk menanam tumbuhan
holtikultura seperti tomat, paprika, sawidan melon. Pada awalnya, sistem
hidroponik identik dengan penanaman tanpa media tanah, akan tetapi sesuai
dengan perkembangan teknologi, hidroponik digunakan untuk penumbuhan
tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhannya, salah
satu metode yang mulai banyak digunakan adalah nutrient film technique yang
merupakan sistem hidroponik tertutup , yang mana nutrisi akan mengalir secara
terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu secara teratur. (Suprijadi, 2009:31)
Salah satu media yang dapat digunakan untuk sistem hidroponik adalah gel.
Pengaturan ukuran gel dalam media tanam sangat diperlukan, karena dapat
mempercepat proses penyerapan air dan penyimpanan air oleh media. Selain itu
ukuran gel juga mempengaruhi penyediaan ruang untuk pengakaran tanaman.
Keuntungan lain penggunaan gel dapat menghindarkan adanya hewan tanah, dapat
diberi pewarna sehingga dapat mempercantik untuk tanaman hias.
(Hakim,2006)Selain gel masih ada media tanam lain yang dapat dimanfaatkan
untuk hidroponik.
Misalnya arang sekam, Arang sekam merupakan hasil dari pembakaran
kulit gabah. Menurut Murniati (dalam Sari,2009) bahwa arang sekam memiliki
sifat kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, ringan dengan berat jenis sekitar 0,2
gr/cm3 , kapasitas menahan air tinggi dan dapat menghilangkan pengaruh penyakit
karena telah melalui tahap sterilisasi, sehingga relatif bersih dari hama , bakteri dan
gulma.

4
Menurut Pramono ( dalam Rahmawaty,2009: ) menyatakan bahwa media
dalam hidroponik berfungsi sebagai penopang tanaman dan memiliki syarat seperti
struktur yang stabil selama pertumbuhan tanaman , bebas dari zat berbahaya bagi
tanaman, bersifat inert, memiliki daya pegang air yang baik, drainase dan aerase
yang baik.
Prinsip dasar dari hidroponik adalah memberikan atau menyediakan nutrisi
yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan
penyiramannya atau meneteskannya pada tanaman. (Tim Penulis PS,2006:44)
Hal ini dapat dibuktikan bahwa, budidaya secara hidroponik dapat berhasil
apabila kebutuhan air, sirkulasi udara dan hara tanaman tercukupi. (Susanto,
2010:1)Apabila kekurangan unsur tersebut maka akan ada kemungkinan tanaman
tersebut akan mati ataupun layu .Perlu adanya perawatan yang intensif agar tidak
terjadi hal-hal tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan air, dapat digunakan irigasi untuk suatu
tanaman. Teknik yang dapat digunakan adalah irigasi tetes Ro Drip.Teknologi
irigasi tetes Ro Drip sangat efisien dalam penggunaan air sehingga sangat cocok
untuk digunakan pada budidaya tanaman sayuran di dataran rendah yang memiliki
keterbatasan sumber air. (Kasiran,2009:29) Karena ini membantu untuk
ketersediaan air bagi suatu tanaman.

BAB III
Metode Penelitian
3.1 Alat dan Bahan :
 Tanaman Sawi (2 buah)
 Pupuk Cair
 Botol Plastik (2 buah)
 Air
 Kain Flanel (2 buah)
 Batu
 Penggaris
 Abu

3.2 Cara kerja :


 Menyiapkan botol bekas kemudian dibelah menjadi 2 dengan posisi horizontal
 Kemudian belahan botol bawah diberi air , dan belahan bawah botol satunya diberi air dan
larutan nutrisi
 Memasukkan sumbu pada belahan botol yang ada corongnya
 Lalu memasukkan ke belahan botol dengan posisi dibalik
 Memasukkan sawi pada setiap botol masing- masing botol diisi dengan 1 tanaman sawi
 Sawi dimasukkan pada bagian botol atas (yang dipasangi sumbu), kemudian memasukkan
batu untuk menegakkan sawi
 Mengisi bagian atas botol dengan media tanam, batu dan abu (untuk membantu proses
penyerapan air)
 Mengamati pertumbuhannya selama 1 minggu

3.3 Waktu percobaan dilakukan :


Waktu : 16 Agustus 2014 – 22 Agustus 2014
Tempat : SMA N Karangpandan
Cara pengambilan data : di ukur dengan menggunakan penggaris dan dengan difoto

BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Pengamatan :

Data A (yang diberi larutan nutrisi)

Data B (tanpa larutan nutrisi)

Umur (hari) Tinggi

1 5

2 5
3 6

4 6

5 6

6 6,4

7 6,7

Umur (hari) Tinggi

1 5

2 5

3 5

4 5

5 5 Data A (yang diberi larutan nutrisi)

6 5,2 Data B (tanpa larutan nutrisi)

7 5,6

Umur (hari) Jumlah Daun

1 3

2 3

3 4

4 4

5 5

6 6

7 7

Umur (hari) Jumlah Daun

1 3
4.2 Pembahasan :
2 3
Dalam perkembangannya selama satu minggu tinggi
3 4 batang tanaman sawi semakin meningkat yang diberi nutrisi
4 4 tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang tanpa nutrisi

5 4

6 6

7 8
Sedangkan untuk pertumbuhan daunnya juga bertambah namun baru terlihat pesat saat dihari
ke 5- 7

Sawi yang diberi nutrisi warna daunnya lebih cerah, segar dan bila dipegang daunnya kuat
dibandingkan yang tanpa nutrisi, yang tanpa nutrisi warna daunnya pucat dan bila dipegang
daunnya lemas.

BAB V
Kesimpulan

 Pada tiap media tanam mempunyai perbedaan karakteristik bertumbuhan


 Pemberian nutrisi sangat penting bagi tanaman hidroponik, pemberian nutrisi mempengaruhi
cepatnya pertumbuhan dan dapat membuat daun tumbuhan lebih segar.
 Apabila tumbuhan hidroponik tidak diberi nutrisi maka tumbuhan tidak akan berkembang
dengan baik

Daftar Pustaka :
Arisworo, D dan Yusa. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IX. Jakarta :
Grafindo.

Harjoko, D. 2009. Studi Macam Media dan Debit Aliran terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik
NFT. Agrosains 11(2): 58-62.

Suprijadi, dkk. 2009. Sistem Kontrol Nutrisi Hidroponik Dengan Menggunakan


Logika Fuzzy. Oto.Ktrl.Inst 1 (1): 31-35.

http://sejarah-hidroponik.html
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara berkembang yang termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara
karena rata-rata pendidikan penduduknya relative cukup rendah. Sebagian besar
pendudukn Indonesia masih memegang prinsip hidup”banyak anak banyak rejeki” sehingga
dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah banyak. Pemerintah
Indonesia telah berupaya menekan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dengan
program KB( Keluarga Berencana). Namun karena sebagian besar tingkat pendidikan
penduduk cukup rendah sehingga menyebabkan pentingnya melaksanakan program KB
masih minim.
Dengan pesatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan akan papan,
pangan, dan sandang perkapitannya cukup tinggi. Konsekuensi akan kebutuhan papan
yang cukup tinggi menyebabkan pembangunan fisik baik gedung-gedung dan perumahan
semakin marak. Hal ini tentulah menyebabkan makin menyempitnya lahan untuk bidang
pertanian dan perkebunan. Dengan menyempitnya lahan untuk bercocok tanam, hasil
produksi pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang
begitu besar.
Hal inilah yang memerlukan suatu inovasi IPTEK di bidang pertanian dan perkebunan. Salah
satu inovasi tersebut dapat kita adopsi dari Negara Jepang. Dengan lahan yang begitu
sempit Jepang mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan teknologi yang
mereka miliki yaitu teknik bercocok tanam dengan hidroponik. Dengan diterapkannya
hidroponik di Indonesia diharapkan mampu mengatasi kekurangan lahan dan hasil produksi
pangan. Atas dasar tersebut penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih
dalam mengenai hidroponik serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hidroponik
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang penulis angkat, yaitu:
1. Apakah pengertian dari hidroponik?
2. Apakah keuntungan dari teknik bercocok tanam secara hidroponik?
3. Bagaimanakan susunan nutrisi yang perlu disiapkan dalam bertanam dengan teknik
hidroponik?
4. Apa sajakah jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui pengertian dari hidroponik.
2. Untuk mengetahui keuntungan dari teknik bercocok tanam secara hidroponik.
3. Untuk mengetahui susunan nutrisi yang perlu disiapkan dalam bertanam dengan teknik
hidroponik.
4. Untuk mengetahui jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidroponik
Definisi hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hudor yang berarti air dan ponos yang
berarti mengerjakan, sehingga hidroponik diartikan sebagai pengerjaan air. Hal ini karena
pada mulanya orang melakukan penanaman pada air. Meskipun ada yang mengartikan
langkah tersebut sebagai aquaculture. Seiring dengan perkembangan metode penanaman
yang menggunakan berbagai jenis media maka istilah itu juga berkembang, yang pada
dasarnya adalah budidaya tanpa tanah.
Pada zaman dahulu hidroponik dikenal dengan istilah “bercocok tanam dalam air”, yang
masih terbatas hanya menggunakan air dan lokasinya di laboratorium, sekedar bahan uji
coba saja (aquaculture). Kenyataannya dalam laboratorium fisiologi tumbuhan, kita berhasil
menumbuhkan tanaman dalam pot dan gelas berisi air dengan baik asal air itu diberi unsur
makanan yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Dalam
perkembangan selanjutnya hidroponik kemudian mengalami perubahan, sehingga jauh
berbeda dengan apa yang kita kenal sekarang Elemen yang digunakan untuk
menumbuhkan tetap sama seperti nutrisi/ vitamin. Hanya dengan menggunakan hydroponic
bisa lebih eficient karena nutrient bisa langsung menerima nutrient itu sehingga energy
tumbuhan tidak perlu digunakan untuk mencari nutrient tersebut. Itulah kenapa hasil dari
hydroponic lebih cepat besar dan berbuah lebih banyak dibandingkan menanam di tanah
Cara penanaman di atas air belakangan ini malah sudah banyak ditinggalkan dan diganti
dengan cara penanaman diatas media lain yang lebih praktis, mudah didapat dan dilakukan.
Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrien khusus untuk media tanaman
muncullah istilah nutri culture. Setelah itu bermuncullan istilah water culture, solution culture,
dan gravel bed culture untuk menyebut hasil percobaan tanpa menggunakan tanah sebagai
medianya. Terakhir pada tahun 1936 istilah hidroponik lahir. Istilah ini diberikan untuk hasil
dari DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA, berupa tanaman
tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak yang berisi mineral hasil
ujicobanya. Sejak itu, hidroponik yang tersusun dari kata hydros (air) dan ponics (bercocok
tanam), digunakan untuk menyebutkan segala aktivitas bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik
antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman
sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah
yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan
mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan
zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh
asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan.
Dalam perkembangannya sejak mulai populer 40 tahun yang lalu, hidroponik telah banyak
mengalami perubahan-perubahan. Media tanam yang digunakan pun banyak yang dibuat
secara khusus, demikian juga dengan wadah yang digunakan. Seperti pot misalnya, ada
yang sengaja menciptakan pot khusus lengkap dengan alat perunjuk kebutuhan air, dan
sebagainaya. Media tanam yang digunakan pun ada pula yang sengaja dibuat khusus
seperti kerikil sintetis (perlit). Jadi bukan kerikil sebagaimana kita kenal, tetapi kerikil yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kerikil dengan sifat yang sama.

2.2 Penanaman Tanaman Hydroponic


A. metode penanaman tanaman hydroponic
1. metode kultur air,
yaitu metode yang menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam
diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain.
2. Metode kultur pasir,
merupakan metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan
sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu, pasir
merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik. Selain sifatnya
steril (bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan kelembaban lebih lama
dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan dengan hasil yang sama baiknya
pada skala besar dan skala kecil (Agus Irawan: hal.33, 2003). Tetapi tidak semua pasir
memiliki sifat yang sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir
memiliki kecenderungan terlalu basah, sehingga agak memboroskan zat makanan.
Anggapan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan.
3. Metode kultur bahan porous
seperti; kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil.
4. Hidroponik substrat
Tidak menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau
menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi
tanah.
5. Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique)
Model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air
tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat
berkembang di dalam larutan nutrisi, karena di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan
nutrisi.
6. Metode kerikil
Penggunaan bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada kemampuan untuk
mempertahankan kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat kering. Akan tetapi
penggunaan bahan-bahan ini banyak disukai oleh pengelola hidroponik perumahan karena
selain mudah didapat dengan harga murah, juga dapat mempertahankan kebersihan dan
tidak mudah terlalu basah.
7. Auto pot
pada dasarnya adalah sebuah pot yang memiliki sistem untuk mengairi tanaman, biasnya
berbentuk pot biasa yang memiliki mekanisme untuk mengairi tanaman y ada di pot tersebut
bisa juga dengan cara polybag yang diberi arang sekam, kemudian di airi dengan
menggunakan drip irrigation (emmitter hose) yang kita bahas kemarin
Emmitter hose ini di airi nutrient yang sudah disiapkan dan di teteskan ke polybag. (
mungkin rekan dari Info bunga bisa menceritakan lebih lanjut)
8. flood and drain
adalah teknik yang memompa air kedalam pot untuk apada waktu tertentu yang kemudian
air tersebut akan kembali ke tangki untuk di pompakan lagi ( skema bisa dilihat di gambar)
9. Aeroponic,
adalah teknik dimana akar tumbuhan tersebut di semprot nutrient dalam bentuk kabut
10. Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec. Dalam
teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak
semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan.
Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar
tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh
oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan
pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil,
kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari
cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk
menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium.
Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun
dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru.
11. Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus
menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah
untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa
dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik
Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai
NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti
karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air
mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai
sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya
sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat
oksigen yang cukup untuk tanaman.

B. Beberapa faktor yang harus diperhatikan


Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar
5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah
yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil.
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam
jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan
garam pupuk tersebut.
Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar
5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah
yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil.
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam
jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan
garam pupuk tersebut.
Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen
akanmenyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair.
Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen.
Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa air
gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisisecara rutin, membersihkan
atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan lubang ventilasi pada
tempat penanaman.

C. Susunan Nutrisi yang Diperlukan dalam Teknik Hidroponik


Tidak menjadi masalah jenis metode hidroponik yang bagaimana yang akan diterapkan..
Yang penting dipahami ialah bahwa semua tanaman yang ditumbuhkan dengan metode
hidroponik harus diberi makanan berupa campuran garam-garam mineral yang dilarutkan
dan diberikan secara teratur.
Dalam sistem hidroponik maka media tanam yang digunakan tidak berfungsi sebagai tanah.
Media tanam hanya berfungsi untuk menopang tanaman dan menjaga kelembaban
tanaman. Oleh karena itu, media tanaman yang digunakan harus berasal dari bahan yang
porous dan steril. Pemberian pupuk dilakukan dengan melarutkan pupuk dengan
konsentrasi tertentu yang kemudian disiramkan ke dalam tanaman hidroponik.
Berikut ini adalah kandungan pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman serta fungsinya bagi
tanaman:
Nama senyawa
Unsur utama
Sodium Nitrat (NaNO3)
Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Potasium Nitrat (KNO3)
Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2)
Superposfat (CaH4(PO4)2-H2O
Ammonium Pospat (NH4)2HPO4
Potasium Pospat (K2SO4)
Potash Chlorid
Magnesium Sulfat
Garam Epsom
Kudada Rock Pospat
Bone Meal
Nicifos
Manurin
Plantabbs
Kalsium Sulfat
Besi Sulfat
Magnesium Chlroride
Seng Sulfat
Copper Sulfat
Boric Acid Powder
Asam Molibdat
Kalium dihidrogen pospat
Triple Superpospat
Mangan Chlorid
N
N
N.K
N.Ca
P.Ca
N.P
K.S
K
Mg.S
Mg
P.Ca
P.N
N.P
N.P.K
N.P.K
Ca.S
Fe
Mn
Zn
Cu
B
2.3 Manfaat Penanaman tanaman hydroponic
Ada beberapa alasan yang menarik untuk berhidroponik. Alasan utama adalah kebersihan
tanaman begitu terjamin sehingga bisa dilakukan di kamar tidur sekalipun. Hidroponik
hampir dapat dilakukan pada semua tanaman, hasilnya sudah teruji lebih melimpah
dibanding bercocok tanam di lahan atau di sawah.
Tetapi keuntungan yang lebih penting lagi adalah bahwa dengan cara hidroponik maka kita
dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang yang lebih sempit daripada bercocok
tanam tradisional, karena pot-pot atau kantong plastik yang digunakan dapat diatur dengan
lebih mudah.
Dapat dilihat keuntungan dari bercocok tanam tanpa tanah adalah sebagai berikut :
a. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah
biasa.
b. Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
c. Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk lebih hemat.
d. Bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah.
e. Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu.
f. Metode kerja yang sudah distandarisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak
membutuhkan tenaga kasar.
g. Kualitas daun, buah atau bunga yang lebih sempurna dan tidak kotor.
h. Beberapa jenis tanaman malah bisa ditanam di luar musimnya dan hal ini menyebabkan
harganya lebih mahal di pasaran.
i. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok bagi tanaman yang
bersangkutan.
j. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan ataupun ketergantungan lainnya terhadap
kondisi alam setempat.
k. Efisiensi kerja kebun hidroponik menyebabkan perawatannya tak banyak memakan biaya
dan tak banyak memerlukan peralatan.
l. Keterbatasan ruang dan tempat bukan halangan untuk berhidroponik. Sehingga untuk
pekarangan terbatas juga bisa diterapkan hidroponik. Bila perlu di dapur dan ruang tamu
juga bisa digunakan untuk berhidroponik.
m. Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.
Dapat disimpulkan bahwa metode bercocok tanam tanpa tanah memberi keuntungan yang
besar sekali terutama bagi penduduk kota yang tidak mempunyai lahan untuk bercocok
tanam, daerah gersang dan sulit air, atau gedung-gedung pencakar langit sebagai tempat
menanam tanaman hias berbagai jenis. Cara ini memberi kemungkinan tambahan untuk
menghijaukan lingkungan pada tempat yang tak mungkin lagi untuk menanam tanaman
pada tanah.

2.4 Jenis Tanaman Hidroponik


Adapun jenis- jenis tanaman hidroponik,antara lain:
1. Bunga-bungaaan:
a. Hibiscus rosa-sinensis
Tanaman ini lebih dikenal dengan sebutan Kembang Sepatu atau Kembang Wera, yang
berasal dari familia Malvaceae. Tanaman ini berasal dari Asia, sangat digemari orang
karena bunganya yang bertangkai panjang menjurai dengan lima helai mahkota, yang
tersusun membentuk terompet. Umumnya bunga berwarna merah, dengan nuansa lebih tua
di bagian pangkalnya. Tetapi dapat juga bermacam-macam warnanya. Varietas yang merah
dikenal sebagai Hibiscus rosasinensis varietas Liliiflorus. Tetapi dewasa ini muncul varietas-
varietas lain dengan warna bunga jingga, kuning, putih dengan ukuran yang bermacam-
macam. Disebut rosa-sinensis (mawar dari Cina), kerana bentuk bunganya memang mirip
dengan bunga mawar, tetapi bukan. Tanaman ini sudah lama dibudidayakan di Cina, lalu
dibawa orang ke Eropa dan disilangkan dengan bunga jenis lain. Sebagai tanaman
hidroponik, Kembang Sepatu memerlukan cahaya matahari penuh, tetapi tidak tahan
terhadap kekeringan. Jika kondisi tumbuhnya kering, bunga mudah diserang kutu daun yang
merusak kuncup bunga yang mengakibatkan tejadinya cacat setelah berkembang.

b. Gardenia augusta
Tanaman ini berasal dari familia Rubiaceae, yang terkenal sebagai Kacapiring (Jempiring)
yang berasal dari Cina dan Jepang sehingga dikenal dengan nama Bunga Cina. Tanaman
ini digemari orang sebagai tanaman penghias kebun perkarangan, karena berbentuk perdu
yang tingginya mencapai sekitar 3 meter. Apabila tanaman ini dihidroponikkan, tanaman
akan tetap kerdil dengan bagus di dalam ruangan kantor atau tempat rapat. Warna bunga
Kacapiring putih dan berbentuk seperti mawar dan akan selalu muncul pada ujung ranting.
Ada dua jenis tanaman Kacapiring yaitu, berbunga tunggal dan berbunga dobel penuh.
Kacapiring berbunga tunggal hanya dapat tumbuh baik dan membentuk bunga yang besar
di daerah pegunungan (400 meter dari permukaan laut). Jika ditanam pada dataran rendah
yang panas, bunganya akan kecil. Sedangkan Kacapiring berbunga dobel penuh dapat
tumbuh dengan bagus pada daerah dataran rendah. Sebagai tanaman hidroponik, bau
bunganya kurang menyolok jika dibandingkan dengan Gardenia yang ditanam dikebun.
Tanaman ini dapat diperbanyak dengan stek batang.

c. Begonia glabra
Tanaman Begonia Semak berasal dari familia Begoniaceae yang berasal dari Peru namun
di Jawa Barat disebut Bihun. Tanaman ini biasanya ditanam di dalam pot karena permukaan
daunnya yang berbentuk jantung, tidak simetris dan berwarna hijau. Namun pada bagian
pangkalnya berwarna putih perak. Begonia terdiri dari tiga kelompok tanaman, namun tidak
semuanya cocok untuk dihidroponikkan. Kelompok Begonia Kembang seperti Begonia
elatior (nama umum), berbunga semusim dan sulit dipelihara dalam pot hidroponik.
Kelompok Begonia Semak mudah hidup dan mudah berbunga. Bahkan pada usia muda
sesudah disemaikan sebagai stek daun sering berbunga. Salah satu hibrida Begonia Semak
yang berhasil dihidroponikkan di Jerman ialah Hibrida Kleopatra dari Begonia ricinifolia.
Kelompok Begonia Daun dapat dipelihara dalam media tanam hidroponik. Jenis kelompok
ini yang terkenal ialah Begonia rex, yang daunnya berwarna tiga macam. Tanaman Begonia
Semak dan Begonia Daun akan cepat tumbuh apabila dipelihara di dalam rumah yang
teduh. Tanaman ini cocok ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian 500 meter
diatas permukaan laut. Tanaman ini diperbanyak dengan stek daun dan dapat berbunga
sepanjang tahun.
2. Semak Hiasan
a. Caladium bicolor
Tanaman ini lebih dilenal dengan daun keladi dari familia Araceae (seperti talas-talasan dan
bunga bangkai). Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan yang memiliki bentuk daun
jantung bulat telur, atau panah segitiga berwarna putih dengan urat-urat hijau, oleh karena
itu disebut bicolor. Jenis Caladium yang berwarna putih dan hijau dikenal sebagai Caladium
bicolor candidum sedangkan yang berwarna hijau tepiannya dengan warna merah jingga
bertaburan putih ditengahnya dikenal sebagai Caladium bicolor “ Mrs. Halderman”. Dan
daunnya yang berwarna hijau ditepian dengan urat berwarna merah jambu ditengah disebut
Caladium bicolor “rosebud”. Tanaman ini dapat ditanam di pekarangan atau di dalam box
dan dapat dipelihara baik di dataran rendah maupun di pegunungan. Pembiakan tanaman
ini melalui umbi.
b. Coleus blumei
Tanaman ini sejenis dengan tanaman Jawer Kotok atau Iler, dari familia Labiatae. Tanaman
ini dianggap berasal dari Jawa. Tanaman ini memiliki keindahan daun yang berwarna merah
anggur dengan bagian tengah merah jambu diselingi warna hijau. Sebagai tanaman
hidroponik Coleus blumei tumbuh bagus dengan pengairan yang cukup dan menerima
cahaya matahari terang secara langsung. Cra pembiakan tanaman ini dengan stek pucuk
batang.

c. Iresine herbstii
Tanaman Brasilia dari familia Amaranthaceae yang terkenal sebagai Byam Merah karena
warna daunnya merah tetapi diantaranya juga terdapat warna hijau muda dengan urat daun
kuning. Sebagai tanaman hidroponik memerlukan lingkungan dengan intensitas cahaya
matahari penuh.

3. Perdu dan Pohon Hiasan


a. Chrysalidocarpus lutescens
Pohon palem berbatang satu ini biasanya disebut Areca palem karena mirip dengan pohon
pinang Areca catechu namun hal tersebut merupakan kesalahan karena lebih mirip
Chamaedorea elegans. Sebagai tanaman hidroponik, tanaman ini tahan dipelihara dalam
ruangan dengan suasana sedang.

b. Cocos nucifera
Pohon kelapa yang dapat dipelihara dalam pot hidroponik ialah varietas pendek seperti
Kelapa Gading (Cocos nucifera varietas eburnea). Sebagai tanaman hidroponik kelapa
gading memerlukan cahaya terang dan penyiraman sedang.

c. Ficus benyamina
Pohon Beringin familia Moraceae berasal dari Indonesia. Sebagai tanaman pot, tanaman ini
dapt dikerdilkan, dan memerlukan cahaya terang serta matahari penuh. Selain itu juga
dibutuhkan penyiraman yang teratur.

4. Sayur dan Buah


a. Brokoli
Sayuran sejenis kubis (Brasica oleracea varietas botrytis) dari familia Cruciferae yang
berasal dari daerah laut tengah. Cara penamanmanya seperti bunga kol, desemaikan
dahulu bijinya, kemudian bibitnya dipindahkan ke pot hidroponik. Tanaman ini sangat peka
terhadap udara panas dan harus di panen sewaktu kepala bunganya masih kompak.

b. Tomat
Solanum lycopersicum dari familia solanaceae ditanam pada lahan yang memiliki udara
sejuk dilingkungan yang kering, artinya tanaman ini tidak tahan panas dan hujan. Baik bibit
berupa tanaman kecil maupun biji yang harus disemaikan sesuai petunjuk pada
pembungkusnya, hanya bagus ditanam pada pot hidroponik jika tanaman sudah tinggi 6-10
cm. Setelah tanaman tumbuh diberikan tiang rambatan yang berupa pipa atau tali plastik.

c. Terong
Solanum melongena ditanam secara hidroponik untuk mempercepat waktu panen di luar
musim tanamnya. Biji terong disemaikan dulu di pot persemaian lalu sesudah cukup kuat
dipindahka kedalam pot hidroponik di bawah atap peneduh
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari pembahasna di atas adalah Hidroponik adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tananm tanpa menggunakan
tanah sebagai tempat menanam tanaman, Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama
dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada
tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah, tanaman akan
memberikan hasil yang kontinu,dll.
Keuntungan dari bercocok tanam secara hidroponik adalah produksi tanaman lebih tinggi,
lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat
dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan
tanaman baru dengan mudah, tanaman akan memberikan hasil yang kontinu,dll.
Jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik antara lain bunga- bungaan, semak
hiasan, perdu dan pohon hiasan, sayur dan buah- buahan.
Susunan nutrisi untuk tanaman hidroponik disesuaikan dengan jenis tanaman serta
keperluan masing-masing tanaman akan unsur hara. Formula pupuk dapat dikreasikan
sendiri oleh tiap orang atau pengembang untuk memperoleh hasil yang optimal.

3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca setelah membaca
makalah ini adalah, pembaca diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam
hidroponik secara maksimal. Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi
pangan terutama jenis-jenis tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
walaupun dengan keadaan lahan yang minim.
DAFTAR ISI

Halaman Sampul i
Lembar Pengesahan ii
Motto iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Metode Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian 2
B. Tehnik Hidroponik 4
C. Faktor Penting Hidroponik 5
D. Teknik Budidaya Sayur Hidroponik 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
Daftar Pustaka 11
Lampiran Gambar Hidroponik 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang sangat membantu manusia
dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih selaras
dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia, sehilngga
semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan pangan,
melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat
deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok,
melainkan hanya untuk memperkaya diri.

Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi kebutuhan pangan menghadapi
lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode
bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah bertanam
secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika
dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun
dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-
negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan
cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah
kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk
bercocok tanam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kilas balik awal mula Teknik Budidaya Hidroponik?
2. Apa pengertian hidroponik serta bagaimana penjelasannya?
3. Apa sajakah Teknik Hidroponik yang ada?
4. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik?
5. Bagaimana prospek teknik budidaya hidroponik ini didalam bisnis?
6. Bagaimana teknik budidaya hidroponik terhadap sayuran?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Agar siswa mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik.


2.Agar siswa mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai hidroponik.
3. Agar siswa mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik.
4. Agar siswa mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya
hidroponik.
5. Agar siswa mengetahu prospek teknik budidaya hidroponik.
6. Agar siswa mengetahui penerapan teknik budidaya hidroponik terhadapa sayuran.

1.4. Metode Penulisan


Penulis menggunakan metode penyaringan terperinci dari berbagai sumber di Internet. Dengan
cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta menambahkan beberapa
dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga
penulisan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hidroponik

HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air
sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga
dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat
silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.
Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan
tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu
bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar
belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya
terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman

Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan
tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan
tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di
Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi
tentara pendudukan Amerika.

Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico,
Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai
bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-
perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan
penduduk yang terus bertambah.

Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara
tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya
bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap
akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua,
di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam
tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air
dan garam-garam zat makanan.

Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan
perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati
bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang
sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di
tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup
berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang
seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih
besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986)
menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan
menjamin hasil yang baik dan seragam.

SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan,
dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat
dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan dunia?
Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi
tumbuhan pun semakin berkurang.

Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang
pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju
kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-
tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan
yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih
banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari
perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan
mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.

Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000),
jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan
dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat
genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.
Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain
serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma
unggul yang sulit dibasmi.

Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal
terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan
swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan
kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan
alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif
paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas
yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah.

Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat
menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem
hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik
menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.

Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik,
pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang
cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada
atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus
disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem
pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca
yang selalu berubah.

2.2. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik

(Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik) – Hidroponik (latin; hydro = air; ponos= kerja)
adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara
seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah.

Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun
secara besar-besarandengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim
hidroponik ini antara lain:

· Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak
tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu
menggunakan kendaraan atau mesin.

· Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah danjuga tidak
membutuhkan tempat yang luas.
· Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya
· Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukansetiap hari sebab media
larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang dipakai
· Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebasdari kotoran
dan hama
· Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidakmembutuhkan lahan yang
banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat
· Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga
· Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
· Tidak perlu banyak tenaga kerja
· Lingkungan kerja lebih bersih
· Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulatdan cacing
nematod yang banyak terdapat dalam tanah
· Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
· Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak
choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman
demikian sering menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan
proses suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi,
konservasi lingkungan dan usahapenghijauan.

2.3. Teknik Hidroponik

Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan
larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan tidak
membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral
bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan
teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang
dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu,
dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponikterbuat dari plastik,
tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya.
Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di
dalam air bernutrisi yang telah diisi.

Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.

Teknik Larutan Statis

Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec. Dalam
teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak semen,
atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak
dialirkan, makaketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di
ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang
untuk setiap tanaman.

Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa
ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya
untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk
menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan
bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian
tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru.

Teknik Larutan Alir

Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus menerus
larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah untuk pengaturan
karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan
tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah
tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik inimenggunakan
parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dantanaman disemai di parit
tersebut.
Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan
terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air
yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisannutrisi
disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.

Teknik Agregat Media

Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media
lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakanuntuk mencegah adanya bakteri di
media. Pemberian nutrisi dilakukan denganteknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air
larutan bernutrisi yangditampung dalam tangki atau tong besar.

2.4. Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan

Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar 5,5
hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah yang
besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara
dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat
digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk
tersebut.Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arangsekam, spons, batu
apung, dll.

Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitastidak melebihi 2500 ppm
dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidakboleh mengandung terlalu banyak unsur
logal berat.

Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen


akanmenyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair.
Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen.
Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa air
gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisisecara rutin, membersihkan atau
mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman.

2.5. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik

Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp.Bob Sadino yang
dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistimbercocok tanam sayur
hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulaidiperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket
KemChick pada sekitar tahun 90-an.Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa
supermarket terkenal. Hargasayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal
daripada hargasayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebasdari
pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebihsegar, dan
packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijualdi beberapa supermarket
selalu cepat terjual habis.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam


mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan
yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar
konsumsi mereka.
Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenishidroponik ini
sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baikuntuk digeluti oleh para
pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluangekspor ke pasar negara tetangga yang
permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara
komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2sekitar Rp 150 juta untuk
pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipasaluran air, media , cairan larutan, dan bibit
tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun. Suatu
peluang usaha yang pantas untuk digeluti !

2.6. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik

A. Media

Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus
porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan
menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :

• Media untuk persemaian atau pembibitan


Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir
halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat
menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.

• Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang
sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah
kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat
mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang
sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua
kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.

B. Benih

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas
rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-
lain.

C. Peralatan Budidaya Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah :


Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau
kotak kayu.

Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang
secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
- Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
- Ayakan pasir untuk mengayak media semai
- Handsprayer untuk penyiraman
- Centong pengaduk media
- Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
- Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
- Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
- Ember penyiram

D. Pelaksanaan

• Persiapan media semai


Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
• Persemaian tanaman
• Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah
semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara
horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah
yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

• Persemaian benih kecil


Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari
tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih
mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

• Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

• Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati
dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat
pada pot/polybag pembibitan.

• Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman
di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.

• Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman
jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:

- Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya
adalah sebagai berikut
:
o Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk
menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang
halus atau tree sprayer.

o Pada masa pembibitan


Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan
larutan encer hara.

o Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.

o Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu
sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.

• Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
- Pemangkasan
- Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang
utama untuk produksi.
- Pengikatan
- Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
- Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
- Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda
dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
- Pengendalian hama dan penyakit
- Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

• Panen dan Pasca panen


Pemanenan

Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu
yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen
yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi
berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

• Penanganan pasca panen

Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan,
terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen
sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan
sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan,
metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan
penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
pada produk yang dijual.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan
dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur
hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam
hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media.

Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen. Prospek
usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika teknik yang
dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang berkualitas
tinggi di kalangan kita saat ini.

3.2 Saran

a. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa teknik budidaya secara hidroponik ini sangat
bagus jika diterapkan dalam penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan
dimanapun.

b. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang mahal dahulu, karena hasil yang
didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal yang ditanamkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/
http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/
http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/
http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-
secara-hidroponik.html
http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/

Anda mungkin juga menyukai