Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MANAJEMEN KERACUNAN

KERACUNAN SUSU KEMASAN

Dosen Pengampu : Ririn Lispita W., M.Si. Med., Apt.

Disusun Oleh:

Budiaty Dwi W. (18405021083)


Novia Sulistyaningrum (18405021100)
Ayu Lahwida (18405021141)
Rouf Mukus D. (18405021151)
Shella Arbi N. (18405021153)

PROGRAM STUDI ROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2019
1. Kasus Keracunan Susu Kemasan
Berita kasus keracunan susu kemasan diambil dari sumber Merdeka.com

Merdeka.com - Lima belas siswa SD Sidanegara 03, Kecamatan Cilacap Tengah,


Kabupaten Cilacap diduga mengalami keracunan susu dalam kemasan yang dijajakan di
lingkungan sekolah pada Senin (8/10). Tiga dari lima belas siswa tersebut dirujuk ke
RSUD Cilacap sebab mengalami demam dan sesak napas. Kepala Seksi Surveillance,
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Hutomo
Eko Prasetyo mengatakan 15 siswa tersebut telah mendapat penanganan di Puskesmas
Tengah Cilacap I. Tiga siswa diantaranya, yakni Kaila, Kahka siswa kelas 4, Kania,
Puspita siswa kelas 4, dan Galih Agesta siswa kelas 3 dirujuk ke RSUD Cilacap. Sedang
12 siswa lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan. "Meski sudah ada yang
diperbolehkan pulang, perkembangan kesehatan siswa tetap kami pantau terus," ujarnya,
Senin (8/10). Hasil dari wawancara dan hasil pemeriksaan medis, dikatakan Hutomo
memang mengarah pada keracunan. Untuk mengetahui kepastiannya, sumber makanan
yakni susu dalam kemasan yang dikonsumsi siswa akan diuji laboratorium terlebih
dahulu. "Kami akan memastikan susu itu masih layak dikonsumsi atau tidak. Sampel
yang dikonsumsi siswa akan kami kirim ke laboratorium dulu. Jadi keracunan seperti apa
kami dalami lebih lanjut," ujar Hutomo. Sebagai tindak pencegahan, Dinas Kesehatan
Kabupaten Cilacap akan berkoordinasi dengan pihak POM atau pihak perijinan terkait
jajanan konsumsi. Tindakan ini sebagai bentuk perlindungan konsumen, sekaligus
mengetahui pasti bagaimana pendistribusian sampai pengolahan dan pengemasan susu
kemasan yang diduga telah mengakibatkan kejadian keracunan."Hanya untuk penentuan
KLB pada kejadian ini perlu analisa lebih lanjut," ujarnya. Awal mula dugaan kejadian
keracunan ini, dijelaskan Kapolsek Cilacap Tengah, Aceng Rohman berawal dari laporan
dari masyarakat pada Senin (8/10) sekira pukul 12.00. Menindaklanjuti dugaan keracunan
yang dialami siswa, kepolisian akan bergerak melakukan penyelidikan. Kepolisian akan
melakukan penelusuran baik pada perusahaan susu dalam kemasan juga distributor. "Dari
pihak medis, informasi yang kami dapat susu kemasan masih berlaku atau belum
kadaluwarsa. Kami masih melakukan penyelidikan", ujar Aceng.

2. Jenis Keracunan
Keracunan Akut

Keracunan akut terjadi apabila seseorang menjadi sakit setelah terpejani dengan
dosis tunggal dalam jumlah yang cukup besar suatu senyawa yang dapat berupa obat
pestisida, produk-produk yang biasa digunakan dalam rumah tangga ataupun karena
kecelakaan kerja. Gejalanya akan tampak segera setelah pemejanan atau dan biasanya
berat, serta harus segera diberi pertolongan atau dibawa ke rumah sakit.

Dilihat dari waktu pemejanan dan gejala yang timbul yang dialami oleh para siswa pada
kasus diatas, maka jenis keracunan pada kasus tersebut adalah keracunan akut.
Dapat dikategorikan sebagai keracunan akut apabila gejala keracunan timbul dalam kurun
waktu 2 jam- 8 hari setelah menelan makanan yang terkontaminasi.
3. Penyebab & Mekanisme

Penyebab
Berdasarkan kasus keracunan diatas diduga sampel pada susu kemasan yang
dikonsumsi mengandung bakteri atau mikroba. Keracunan oleh mikroba adalah jenis
keracunan yang paling banyak dan sering ditemui di masyarakat. Makanan atau minuman
menjadi beracun karena telah terkontaminasi dengan jenis bakteri tertentu, yang karena
dibiarkan tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga dapat
membahayakan konsumen. Keracunan yang ditimbulkan oleh mikroba cukup banyak.
Berbagai jenis mikroba dapat memproduksi toksin yang dapat membahayakan konsumen
bila terkonsumsi. Salah satu jenis mikroba yang mengandung toksin yang dapat
menyebabkan keracunan adalah Clostridium botulinum.

Mekanisme Keracunan

Keracunan minuman karena infeksi, disebabkan karena sel bakteri yang hidup.
Bakteri-bakteri tumbuh dan berkembang biak di dalam minuman tetapi tidak
memproduksi toksin di luar sel. Bakteri tersebut dapat menyebabkan minuman beracun
karena di dalam sel bakteri terdapat toksin. Jenis racun tersebut disebut endotoksin.
Endotoksin tersebut tidak dapat dikeluarkan dari dalam sel, kecuali sel-sel bakteri
tersebut mati. Jika minuman terkontaminasi dengan jenis bakteri tersebut dan kemudian
dikonsumsi manusia dan masuk kedalam saluran pencernaan tidak akan menyebabkan
sakit sampai jumlah bakteri yang mati menjadi cukup jumlahnya sehingga dapat
mengeluarkan toksin dalam jumlah yang cukup untuk merangsang lambung dan saluran
usus besar. Gejala yang muncul berupa kepala pusing, demam, diare, dan muntah-
muntah.
4. Penanganan Keracunan
Adapun makanan atau minuman yang sering dipengaruhi bakteri adalah sebagai berikut:

1) Susu atau makanan bersusu seperti keju dan krim

2) Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi kuning, mie dan sebagainya

3) Roti

4) Makanan laut seperti kerang

5) Daging, ayam, ikan

Pertolongan pada keracunan pada kasus di atas adalah sebagai berikut:

 Pengobatan membutuhkan pembersihan jalan nafas, ventilasi dan antitoksin polivalen


intravena
 Gejala pasien keracunan diatas jika pasien mengalami perasaan mual dan dalam

kondisi sadar maka diusahakan agar muntah. Lakukan dengan cara induksi muntah

yaitu dengan memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi

dari kepala untuk memudahkan kontraksi.

 Lalu cukup diberikan norit dengan dosis 3 - 4 tablet selama 3 kali berturut-turut setiap
jamnya agar perut terbebas dari racun diberikan arang aktif dengan dosis:
Anak - anak : 1 - 2 g/kg BB, Dewasa : 50 - 100 g.
 Jika pasien dalam keadaan pingsan maka lakukan bilas lambung dengan

menggunakan gastric tube.

 Segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika kondisi korban
semakin memburuk seperti muntah dan diare lebih dari 24 jam, buang air besar yang
disertai darah, demam.
 Pengobatan membutuhkan pembersihan jalan nafas, ventilasi dan antitoksin polivalen
intravena.
 Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga muntah dan diare merupakan reaksi
tubuh terhadap racun yang masuk, ini merupakan cara yang terbaik agar racun keluar
dari dalam tubuh, namun harus dijaga agar tubuh tidak mengalami dehidrasi dengan
memberikan minum cairan elektrolit dalam jumlah sedikit namun sering.
 Berikan minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

5. Daftar Pustaka
Merdeka.com, 2018. https://www.merdeka.com/peristiwa/15-siswa-sd-di-cilacap-
diduga-keracunan-susu-dalam-kemasan.html. Diakses 12 mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai