Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
SEMARANG
2019
1. Kasus Keracunan Susu Kemasan
Berita kasus keracunan susu kemasan diambil dari sumber Merdeka.com
2. Jenis Keracunan
Keracunan Akut
Keracunan akut terjadi apabila seseorang menjadi sakit setelah terpejani dengan
dosis tunggal dalam jumlah yang cukup besar suatu senyawa yang dapat berupa obat
pestisida, produk-produk yang biasa digunakan dalam rumah tangga ataupun karena
kecelakaan kerja. Gejalanya akan tampak segera setelah pemejanan atau dan biasanya
berat, serta harus segera diberi pertolongan atau dibawa ke rumah sakit.
Dilihat dari waktu pemejanan dan gejala yang timbul yang dialami oleh para siswa pada
kasus diatas, maka jenis keracunan pada kasus tersebut adalah keracunan akut.
Dapat dikategorikan sebagai keracunan akut apabila gejala keracunan timbul dalam kurun
waktu 2 jam- 8 hari setelah menelan makanan yang terkontaminasi.
3. Penyebab & Mekanisme
Penyebab
Berdasarkan kasus keracunan diatas diduga sampel pada susu kemasan yang
dikonsumsi mengandung bakteri atau mikroba. Keracunan oleh mikroba adalah jenis
keracunan yang paling banyak dan sering ditemui di masyarakat. Makanan atau minuman
menjadi beracun karena telah terkontaminasi dengan jenis bakteri tertentu, yang karena
dibiarkan tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga dapat
membahayakan konsumen. Keracunan yang ditimbulkan oleh mikroba cukup banyak.
Berbagai jenis mikroba dapat memproduksi toksin yang dapat membahayakan konsumen
bila terkonsumsi. Salah satu jenis mikroba yang mengandung toksin yang dapat
menyebabkan keracunan adalah Clostridium botulinum.
Mekanisme Keracunan
Keracunan minuman karena infeksi, disebabkan karena sel bakteri yang hidup.
Bakteri-bakteri tumbuh dan berkembang biak di dalam minuman tetapi tidak
memproduksi toksin di luar sel. Bakteri tersebut dapat menyebabkan minuman beracun
karena di dalam sel bakteri terdapat toksin. Jenis racun tersebut disebut endotoksin.
Endotoksin tersebut tidak dapat dikeluarkan dari dalam sel, kecuali sel-sel bakteri
tersebut mati. Jika minuman terkontaminasi dengan jenis bakteri tersebut dan kemudian
dikonsumsi manusia dan masuk kedalam saluran pencernaan tidak akan menyebabkan
sakit sampai jumlah bakteri yang mati menjadi cukup jumlahnya sehingga dapat
mengeluarkan toksin dalam jumlah yang cukup untuk merangsang lambung dan saluran
usus besar. Gejala yang muncul berupa kepala pusing, demam, diare, dan muntah-
muntah.
4. Penanganan Keracunan
Adapun makanan atau minuman yang sering dipengaruhi bakteri adalah sebagai berikut:
2) Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi kuning, mie dan sebagainya
3) Roti
kondisi sadar maka diusahakan agar muntah. Lakukan dengan cara induksi muntah
yaitu dengan memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi
Lalu cukup diberikan norit dengan dosis 3 - 4 tablet selama 3 kali berturut-turut setiap
jamnya agar perut terbebas dari racun diberikan arang aktif dengan dosis:
Anak - anak : 1 - 2 g/kg BB, Dewasa : 50 - 100 g.
Jika pasien dalam keadaan pingsan maka lakukan bilas lambung dengan
Segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika kondisi korban
semakin memburuk seperti muntah dan diare lebih dari 24 jam, buang air besar yang
disertai darah, demam.
Pengobatan membutuhkan pembersihan jalan nafas, ventilasi dan antitoksin polivalen
intravena.
Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga muntah dan diare merupakan reaksi
tubuh terhadap racun yang masuk, ini merupakan cara yang terbaik agar racun keluar
dari dalam tubuh, namun harus dijaga agar tubuh tidak mengalami dehidrasi dengan
memberikan minum cairan elektrolit dalam jumlah sedikit namun sering.
Berikan minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
5. Daftar Pustaka
Merdeka.com, 2018. https://www.merdeka.com/peristiwa/15-siswa-sd-di-cilacap-
diduga-keracunan-susu-dalam-kemasan.html. Diakses 12 mei 2019.