Tindakan pencegahan:
Segera menyiapkan makananpada suhu rendah, untuk mencegah
berkembang biaknya Staphylococcus.
Memanaskan makanan sampai suhu yang cukup tinggi.
Sisa makanan harus dibuang atau segera disimpan dalam lemari
es.
Pegawai-pegawai perusahaan makanan tidak boleh ada yang
menderita infeksi kulit, tangan dan alat pernafasan dan harus
memperhatikan kebersihan, misalnya: mencuci tangan sebelum
mengerjakan makanan.
b. Keracunan Botulisme.
Disebabkan oleh oxotoxin dari clostridium botulinum.
Gejala biasanya timbul setelah 18 jam
Fasilitas tinggi, 2/3 penderita mati dalam waktu 3-7 hari karena
paralisa jantung atau alat pernafasan.
Tindakan pencegahan:
Memastikan spora C1. Botulinum waktu membuat makanan
kaleng dirumah dengan jalan memasaknya untuk waktu lama.
Semua makanan dalam kaleng yang dibuat di rumah harus
dimasak dahhulu sampai mendidih sebelum dimakan.
Semua makanan yang diawetkan yang menunjukan tanda-tanda
pembusukan harus dibuang
c. Keracunan Clostridium Perfrigens (Welchii)
Gejala oleh exotoksin dari C1 perfringens.
Gejala: sakit perut yang hebat dan diare, mual, muntah-muntah.
Gejala keracunan timbul 8-22 jam setelah makan-makanan yang
mngandung exotoksin ini.
Exotoxin ini thermostabil
Tindakan pencegahan:
Tidak mengizinkan orang yang diketahui atau diduga penderita
infeksi dengan C1 perfringens untuk mengerjakan makanan.
Daging supaya segera dimakan setelah dimasak, atau setelah
dimasak dengan betul lekas didinginkan dan disimpan di dalam
lemari es.
3. Infeksi Parasit
a. Taenia Saginata (cacing pita sapi)
Menyebabkan anemia dan gejala-gejala syaraf.
Pencegahannya dengan memasak daging sapi sampai masak betul,
sehingga larva cacing akan mati.
b. Taenia Solium (cacing pita babi)
Larva menetap dalam jaringan otot manusia.
Kadang-kadang larva sampai ke mata atau otak dan menimbulkan
akibat yang gawat, karena tekanan pada jaringan mata atau otak.
Pencegahannya dengan memasak daging babi cukup lama, sampai
masak betul.
c. Diphyllobotrium Latum (cacing pita ikan)
Menyebabkna anemia.
Pencegahannya dengan memasak ikan sampai masak betul, atau
membekukan sampai -100C
d. Trichinella Spriralis
Menimbulkan penyakit Tirchinosis.
Bila larva jumlahnya sangat banyak, dapat berakibat fatal.
Pencegahannya:
Memasak sisa-sisa bahan makanan (garbage) sebelum diberi
makan kepada babi.
Memasak daging babi sampai masak betul.
Membekukan daging babi pada suhu -150C selama 20 hari.
Mengasinkan dan mengasap daging babi.
Beberapa jenis produk daging babi harus diolah dengan cara yang
mematikan larva Trichinella.
Pengawasa daging bagi dirumah potong.
3. Beberapa segi dalam mencegah terjadinya penyakit infeksi dan keracunan oleh
makanan
a) Pesonal hygiene.
Jika pekerja memakai pakaian kerja dan tangan yang bersih selam bekerja
akan mengurangi terjadinya pengotoran makanan dan minuman maupun alat-
alat makan, sebaliknya jika pekerja melakukan hal-hal yang kurang baik
seperti meludah, bersin dan batuk seenaknya kemudian diseka dengan tangan
tanpa mencuci kembali, menimbulkan kuman dari hidung, tenggorok akan
mengotori makanan dan alat makan yang dipakai, jadi secara langsung
maupun tidak langsung dapat memindahkan kuman penyakit melalui
perantara lalat dan serangga.
Usaha yang harus dijalankan:
1) Sebelum bekerja dan setelah buang air kecil diharuskan mencuci tangan
dengan memakai sabun sampai bersih.
2) Menjauhkan makanan dan minuman dari sentuhan jari-jari tangan.
3) Gunakan saputangan bersih bila menyeka muka atau lengan.
4) Gunakan saputangan bersih untuk menutup mulut waktu batuk/menutup
hidung waktu bersin dan sesudahnya diharuskan mencuci tangan dengan
memakai sabun.
5) Gunakan pakaian seragam.
6) Memakai tutup kepala dengan kain bersih.
7) Bila sakit sebaiknya tinggal dirumah
b) Handling EatingUtensils
Usaha yang harus dilakukan:
1) Alat-alat makan hendaknya dipegang dengan tangan bersih
2) Memakai baki bila hendak menghidangkan makanan
3) Penyimpanan alat makan yang sudah bersih ditempat yang bebas dari
debu
4) Alat makan dibiarkan kering sendiri dirak jangan menggunakan lap untuk
mengeringkan piring
5) Alat makan yang jatuh dilantai dicuci kembali
c) Diswashing / pencucian
Usaha yang dapat dilakukan
1) Menyediakan sabun dan air panas untuk mencuci
2) Diseka dan dibilas dengan baik sebelum dicuci
3) Celupkan alat makan dalam air panas
4) Gunakan air yang dibubuhi bahan kimia/kaporit
5) Biarkan piring kering sendiri di rak piring
6) Rak- rak piring ditempatkan dalam ruangan bebas debu dan serangga.
d) Refrigeneration
Penyimpanan cara dingin dengan tujuan mencegah pengotoran makanan dan
untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri.
Usaha yang dapat dilakukan :
1) Semua bahan makanan dan minuman yang lekas/mudah rusak harus
disimpan /ditempatkan dalam temperatur di bawah 500 F.
2) Makanan yang disimpan dalam refrigeration sedemikian rupa untuk
menjaga sirkulasi dengan bebas
3) Daging yang digantung jauhkan dari dinding agar sirkulasi udara
bergerak dengan baik.
4) Makanan yang berada diruangan bawah, dibungkus dengan kertas yang
tidak menyerap air (wax paper)
5) Refrigator harus sering dicuci
6) Gunakan termometer untuk mengukur dan jangan dikira-kira.
e) Food Storage
Dasar : makanan dan minuman dapat membahayakan kesehatan bila tidak
terlindung dari pengotoran.
1) Menutup semua makanan yang disimpan , agar terhindar dari pengotoran.
2) Jangan menggunakan tempat yang terbuat dari timah untuk menyimpan
makanan.
3) Mengontrol makanan secara teratur, dan buang makanan yang terkotori
atau yang sudah rusak.
4) Hindarkan refrigerator terisi terlalu padat
5) Bahan kimia yang beracun jauhkan dari makanan.
f) Lighting and ventilation
Dasar : penerangan yang baik meningkatkan efisiensi dan kebersihan.
Ventilasi yang bai mencegah bau , panas, gas.
Usaha yang dapat dilakukan
1) Usahakan penerangan yang baik untuk ruangan kerja dan tempat
pelayanan.
2) Lampu-lampu listrik selalu dibersihkan
3) Tersedia ventilasi terutama dekat oven
4) Kipas angin selalu terpelihara bersih dan bekerja baik
5) Lubang udara cukup sehingga udara bersih cukup masak dalam ruangan
g) Waste disposal
Dasar : adanya sampah basah, sampah kering dan air kotoran yang dibuang
tidak dengan baik akan merupakan gangguan dan mengancam kesehatan.
Pembuangan air kotor yang kurang sempurnadapat ,mengakibatkan
timbulnuya penyakit perut seperti dysentri,kholera, gastro enristis
Usaha yang harus dilakukan
1) Tempat pembuangan sampah yang disediakan terbuang dari bahan yang
tidak berkarat, mudah dibersihkan dan mempergunakan tutup
2) Bersihkan tempat sampah secara teratur, sebaiknya setelah tempatsamph
dikosongkan dan kemudian dicuci, didisanfecsi.
3) Cegah, jauhkan tempat penyimpanan makanan dari adanya sampah,
peralatan dan perkakas, peti-peti kosong.
4) Jauhkan makanan dari tempat pembuangan sampah
h) Water supply and washroom
Dasar : penyediaan air bersih sangat penting, air kran berguna untuk
pencucian alat-alat makan. Saran tempat pencucian yang saniter untuk
melindungi makanan dan alat-alat makan dari pengotoran oleh lalat.
Usahakan yang dapat dilakukan :
1) Air yang tersedia bersumber dari air ledeng
2) Dapur, ruang makan dan ruang cuci tersedia kran ledeng
3) Tempat pencucian masing-masing disediakan sabun dan lap kertas (paper
towels)
4) Kebersihan selalu terpelihara dengan baik
5) Persyaratan lain, cukup penerangan , Ventilasi dan pintu yang membuka
dan menutup dengan sendirinya (self clossing door)
6) Penempatan tempat pencuci, berdekatan dengan dapur.
i) Rat and insect control
Dasar : makanan dan minuman yang dapat dijamah oleh tikus karena tidak
ditutup dapat membahayakan kesehatan. Lalat dan tikus mudah mengotori
makanan dengan membawa kuman-kuman pathogen yang merupakan
ancaman bahaya penyakit.
Usaha yang dapt dilakukan :
1) Bangunan Rat proof
2) Lantai licin dan terbuat dari bahan yang keras dan tidak menyerap air dan
tidak terdapat lubang-lubangbersarangnya tikus/serangga.
BAB III
UPAYA HIGIENE SANITASI MAKANAN
Untuk mencapai tujuan terjadinya makanan yang sehat seperti yang dijelaskan
terdahulu, maka upaya hygiene sanitasi makanan harus mendasarkan pada 6
(enam) prinsip upaya :
1) Upaya mengamankan bahan makanan
2) Upaya pengumpulan bahan makanan
3) Upaya pengolahan makanan
4) Upaya pengangkutan makanan
5) Upaya penyimpanan makanan
6) Upaya penyajian makanan
Kita kenal ada 4 macam traffic lalu lintas gudang sebagai berikut :
RACUN KEMATIAN
UDARA,
1. SUMBER-2 TANGAN,
ORANG SAKIT PERNAFASAN MULUT LALAT, MANUSIA
CARRIER (BERSIN, BATUK KECOA, ALAT-ALAT MAKANAN RENTA
LUDAH). RODENTS
ORANG-ORANG 2. LUKA-2 TERBUKA DAN AIR CUCI,
YANG ALPA BISUL AIR
3. EXCRETA MINUM KEADAAN
HEWAN-2 YANG
TER-INFEKSI SAKIT
Dengan demikian perlu adanya syart-syarat bagi seorang penjamah makanan yaitu sebagai
berikut:
1) Seorang penjamah makanan harus mempunyai temperamen yang baik.
2) Seorang penjamah makanan harus mengetahui hygiene perorangan yang terdiri dari:
a) Kebersihan pancaindera (mulut, hidung, tenggorokan dan telinga), pancaindera
merupakan media tumbuhnya bermacam-macam kuman.
b) Kebersihan kulit.
Kulit yang berlemak, dan penuh kotoran debu baik untuk pertumbuhan mikro
organisme (bakteri), cendawan dsb.
c) Kebersihan tangan.
Harus selalu memelihara kuku pendek, kuku yang panjang merupakan tempat
berkembang biaknya mikro organisme staphylococcus dan mungkin juga
salmonella.
Harus selalu menjaga kebersihan tangan selama bekerja dan setelah merokok,
makan dan menggunakan toilet.
d) Kebersihan rambut.
Rambut harus dicuci dengan air bersih.Waktu mengolah makanan dianjurkan
memakai kain tutup kepala yang bersih.
e) Kebersihan pakaian kerja.
Selama mengolah makanan pakaian kerja harus dipakai dan dalam keadaan bersih.
3) Harus berbadan sehat dengan mempunyai surat keterangan kesehatan.
Dalam surat tersebut, ditetapkan bahwa seorang penjamah makanan harus:
a) Bebas dari penyakit kulit.
b) Bebas dari penyakit menular.
c) Bukan membaw kuman (carier).
d) Bebas dari penyakit pernafasan yang berbahaya (TBC, Pertusis, dll)
e) Telah menyuntikan diri secara rutin dengan vaksin cholera, typhus, dysentri.
4) Memiliki pengetahuan tentang hygiene perorangan dan sanitasi makanan.
Dari segi kesehatan/sanitasi makanan, maka cara pengolahan makanan yang baik
menitik beratkan kepada hal-hal sebagai berikut:
1) Cara-cara penjamahan makanan yang baik.
2) Nilai nutrisi/gizi yang memenuhi syarat.
3) Teknik memasak yang menarik dan enak.
4) Cara mengolah makanan yang serba bersih.
Yaitu:
- Cegah masuknya bakteri selama meracik dan memasak makanan.
- Cegah berkembangnya bakteri dan pencemaran lainnya selama meracik dan
memasak.
- Cegah pencemaran pada alat-alat yang dipakai ataupun pada penjamah makanan.
5) Menerapkan dasar-dasar hygiene dan sanitasi makanan.
6) Menerapkan dasar-dasar hygiene perorangan bagi para pengolahnya.
7) Melarang petugas yang berpenyakit kuulit atau yang mempunyai luka-luka pada
tangan atau jari-jari untuk bekerja sebagai penjamah makanan.
Perlu juga diketahui, bahwa ada beberapa menu makanan yang perlu dipanaskan
untuk menghilangkan bakteri-bakteri pathogen.
Pemanasan yang cocok untuk mematikan pathogen, suhu yang cocok dan efektif
dalam mengurangi atau menghilangkan bakteri-bakteri pathogen seperti salmonella dan
staphylococci adalah antara lain suhu 73,9oC-76,7oC. Namun demikian bakteri berspora,
seperti chlostridiumperfringens perlu ada perhatian khusus, dan biasanya mati pada suhu
80oC.
Catatan :
a) Detergent yang digunakan dalam final rinse adalah erbeda dengan detergent yang
digunakan dalam wash tank (tank ke 1)
Detergent di sini berfungsi sebagai :
1) Sabun pengering agar alat-alat bebas dari kuman –kuman penyakit
(desinfec tance)
2) Sabung pengsteril agar alat-alat bebas dari kuman-kuman penyakit
(desinfectance).
Dengan suhu air panas sebesar 180°F. Maka sabun/detergent ini bersama
dengan air panas tersebut mampu membasmi segala kuman yang mungkin
yang masih terbawa dlam alat-alat yang dicuci.
b) Suhu air pada bagian final rinse ini harus betul-betul diawasi sebab:
1) Kurang dari suhu 180°F airnya akan panas sekali sehingga memungkinkan
alat-alat makanan dan minuman yang di buat dari gelas akan pecah atau
retak (rusak).
Dishwashing ini dijalakan secara otomatis dan bila komposis detergent tidak semstinya akan
menyala lampu merah atau berbunyi peluit.
Mesin ini dilengkapi dengan tirai (curtain) yang jumlahnya ad a4 buah dan dipasang
menggantung diantara/diperbatasan antar satu bagian dengan bagian lain. Tirai ini dibuat dari
terpal. Suatu bahan yang tahan air panas.
Gunanya tirai ini adalah sebagai berikut :
a) Untu melindungi agar para petugas pencuci tidak terkena semburan/semprotan air panas.
b) Untuk menghalang agar air sabu dari wash tank tidak bercampur dan tertumpahkan masuk
ke power rinse tank.
c) Untu menghalang agar sabun rinse dry dibagikan final rinse tidak masuk ke power rinse
tank.
4. pengangkutan makanan
Makanan yang berasal dari tempat pengolahan memerlukan pengangkutan untuk di
sampikan atau di sajikan.kemungkianan pengoran makanan terjadi sepanjang pengangkutan,
bila cara pengangkutannya kurang tepat dan alat angkutannya kurang baik dari segi
kualitasnya.
Baik/buruknya pengangkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Tempat/alat pengangkut
b. Tenaga pengangkut
c. Tehnik pengangkut
Ada.a. Tempat/alat pengangkut :
Tempat/alat pengukur dapat menggunakan kereta dorongan bila pengangkutan
makanan hanya dalam rumah, menggunakan baki apabila akan di sajikan dan
dengan truck/mobil bila di angkat keluar rumah.
Ada .b. Tekhnik pengangkut.
Tenaga pengangkut yang perlu di perhatikan adalah tidak berpenyakit
menular, carrier, dan mempunyai personal hygine yang baik.
Ada.c. Tehnik pengangkutan
Pengangkutan makanan memerlukan suatu cara yang baik agar makanan tidak
terjadi pengotoran/kontaminasi selama dalam perjalanan.
Syarat-syarat pengangkutan makanan yang memenuhi aturan sanitasi adalah :
a. Alat/tempat pengangkut harus bersih.
b. Cara pengangkutan makanan harus benar dan tidak terjadi pengotoran selama
diangkut.
c. Pengangkutan makanan dari jenias makanan yang tidak berkarat atau yang lansung
dapat di makan harus ditempatkan dalam suatu wadah yang tertutup.
d. Pengkutan makana yang melewati daerah-daerah/tempat –tempat ruang kotor dan
mudah mengkontaminasi makanan harus dihindari.
e. Cara pengangkutan makanan harus dilakukan dengan mengambil jalan yang
singkat, pendek dan paling terdekat.
5. penyimpanan makanan
Kualitas makanan yang telah diolah sangat di pengaruhi oleh sushu, di mana terdapat
titik-titik rawan perkembangan bacteri pathogen/pembusuk pada suhu sesuai dengan
kondisinya. Namun demikian di dalam perkembangan bacteri tersebut masih pula ditentukan
oleh jenis makanan yang sesuai dengan kata lain jenis makanan yang cocok sebagai media
pertumbuhannya.
Oleh karena itu mutlak di perlukan suatu metode penyimpanan makanan yang harus
mempertimbangkan kesesuaian antara suhu penyimpanan dengan jenis makanan yang akan
disimpan.
Prinsip dari pada tehnik penyimpanan makanan terutama ditunjukan kepada :
a. Mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri latent
b. Mengawetkan makanan dan mengurangi pembususkan
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penyimpanan makanan adalah :
1) Makanan yang disimpan di beri tutup terutama makanan kaleng yang telah di buka
atauhasil olahan dari dapur (cooking food).
2) Lantai/meja yang digunakan untuk menyimpan makanan sebelumnya harus
dibersihkan.
3) Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air limbah (selokan)
4) Mkanan yang di sajikan sebelum diolah (timun, tomat) harus dicuci dengan air
hangat terlebih dahulu.
5) Makanan yang dipak dengan karton jangan disimpan dekat dengan air atau tempat
basah.
Tehnik penyimpanan makanan yang didasarkan pada pengaturan suhu dibedakan :
a. Penyimpanan dingin (Refrigerated Storage)
Dalam pendingin makanan,kemungkinan pertambahan bacteri tidak terjadi, makanan
dingin harus disimpan pada lat pendingin pada suhu 0°F (-17,8°C).
Pada suhu antara 0- 7,2°C kadang-kadang bakteri pembusuk,bakteri psikrofilik dapat
bertambah. Meskipun bakteri-bakteri tersebut tidak patogen namun dapat mengurangi
kualitas.
Bakteri patogen dapat tahan pada tempat penyimpanan dingin
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyimpanan dngin untuk makanan
olahan.
1). Suhu
a) Penyimpanan sejuk.
b) Pendingin.
c) Penyimpanan beku.
ad .a). penyimpanan sejuk.
- Antara 15=25°C
- Untuk minuman keras, umbi-umbian, sayuran.
ad .b). pendinginan
Mikroba tak dapat hidup lagi pada suhu -12≥C Dan untuk microba psicophilik
tumbuh pada suhu 0°-5°C.
1 50 10
2 48 8,9
3 46 7,8
4 44 6,7
5 42 5,6
6 40 4,4
Sumber : Foster (1963)
Catatan : Tabel ini tidak berlaku bagi penyimpanan makanan yang “hangat”.
3). Kelembaban
Kelembababn relatif dari alat pendingin akan berpengaruhpada perubahan
bentuk makanan yang disimpan terutama perubahan moisture dan wujud. Ruangan
pendingin memerlukan kondisi kelembaban yang sesuai karena perubahan
kelembaban yang besar dapat menyebabkan bahan berkeringat dan terjadinya
pertumbuhan jamur.
Pengaruh sushu penyimpanan pada kelembaban maksimum yang didasarkan
untuk pendingin daging adalah :
Suhu penyimpanan (oC) RH (%)
4 75
2 88
0 92
Secara operasional didalam penyimpanan dingin perlu mempertimbangkan beberapa
hal :
a) Alat pendingin ditempatkan pada ruang yang cukup nyaman sehingga dapat
menjamin keamanan makanan selama penyimpanan dan thermometerpenunjuk
suhu ditempatkan pada bagian yang paling panas dan mudah untuk dibaca.
b) Makanan yang dimpan tidak bole mencapai suhu kritis (danger zone
temperature + 45°F/7,2°C)tetapi harus di bawahnya kecuali bila makanan
tersebut telah disajikan.
c) Makanan yang telah dingin harus di jaga agar tetap dingin pada suhu 0°F (18°C)
atau dibawahnya.
d) Tempat penyimpanan es yang bisa digunakan di rumah, tidak boleh digunakan
sebagai tempat penyimpanan makanan.tempat makan, peralatan-peralatan
makan.
ad .c.Tenaga penyaji
pernyataan tenaga penyaji berlaku persyaratan umum bagi penjamah makanan
(food handler).
Hal-hal lain yang perlu pula diperhatikan dalam penyajian adalah.
1) Menjaga kesopanan.
2) Tehnik membawa makanan.
3) Penampilan dan temperamen yang baik.
4) Cara menghidangkan, tehnik dan pengaturan di atas meja sebaik-baiknya.
B. KLASIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN MAKANAN
Tempat penyelenggaraan/pengelolaan makanan adalah tempat-tempat pengusaha
dimana makanan dan minuman tersebut diproduksi, diolah , disimpan, diangkat ,
dijual/disajikan kepada umum.
Dan usaha pengawasan Hygine dan sanitasi tempat pengolahan makanan (TMP)
dengan sebagian besar berada di daerah perkotaan adalah merupakan permasalahan yang
mendapatkan perhatian dan dilaksanakan dengan sistem yang tepat/berdaya guna dan
berhasil guna.
Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan (TPM) dengan dengan sistem yang tepat
tergantung dari beberapa faktor, antara lain: perundang-undangan daerah sebagai landasan
kegiatan tindakan, adanya tenaga dalam jumlah yang cukup bermutu, ada peralatan dan
biaya yang cukup, terdapatnya pengertian dan partisipasi dari instansi-instansi lain,
masyarakat dan perorangan serta adanya cara pengawasan dan pemeriksaan (inspeksi)
terhadap TPM yang dilandasi dengan prinsip tehnologi.
Penyelengaraan pengelolaan makanan digolongkan dalam 5 kategori yaitu :
1. Pabrik makanan dan minuman (food manufacturing).
2. Public eating and drinking place (Restoran, Rumah Makan, Kantin, Snack Bar,
Warung Kopi, Catering, Pedagang kaki Lima).
3. Toko penjualan makanan dan minuman (food Shoop)
4. Pedagang keliling/pikulan (Food Ambulance/Food Vendors)
5. Tempat pembuatan den penyajian makanan dan minuman untuk masyarakat khusus
(asrama, panti asuha dan lain-lain).
c. Pedagang keliling
- Pedagang keliling/pikulan adalah setiap tempat/ruangan yang
berpindah=pindah dengan segala perlengkapan/peralatan yang
dipergunakan untuk mengolah dan menjual makanan dan minuman
bagi umum.
- Contoh : Penjual Bakso/mie, penjual es cream, penjual kue, dan lain-
lain.
3. Landasan pelaksanaan
a. Undang-undang nomor 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan.
b. Undang-undang nomor 11 tahun 1962 tentang Hygiene untuk usaha-usaha
bagi umum.
c. Undang-undang nomor 2 tahun 1966 tentang Hygiene.
d. Undang-undang nomor 14 tahun 450 tahun 1940.
e. Keputusan presiden RI Nomor 15 tahun 1983 tentang kebijaksanaan
pengembangan kepariwisatawan.
f. Instruksi Mendagri nomor 2 tahun 1980 tentang petunjuk pelaksanaan
mengenai pemerintah, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Kesehatan
g. Instruksi Menkes Nomor 178/1983 kepada Ka. Karwil dan Dirjen tentang
pelayanan Kesehatan kepada Wisatawan asing.
h. Keputusan Menkes, Nomor 558 tahun 1984 tentang Organisasi dan Ttata kerja
Dapertemen Kesehatan.
4. Batasan-batasan/pengertian
a. Restoran (Rumah Makan)
Adalah setiap bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang
digunakan untuk proses pembuatan/pengolahan dan penjualan/penyajian
makanan dan minuman bagi umum di mana proses pembuatan/pengolahan
dimaksut dapat berada pada satu bangunan atau bangunan lainnya yang
terpisah dengan proses penjualan/penyajian.
b. Penetapan tingkat Mutu (Grading)
Adalah upaya pengkelasan rumah makan (restoran) berdasarkan kondisi
hygiene & sanitasi.
Penggolangan tingkat mutu ini dibagi menjadi 3 tingkat (grade) yaitu :
- Tingkat mutu (grade) C.
- Tingkat mutu (grade) B
- Tingkat mutu (grade) A
Tingkat mutu (grade) C merupakan tingkat mutu terendah yang telah
memenuhi persyaratan minimal hygiene & sanitasi, yang mecerminkan bahwa
suatu rumah makan (restoran) secara minimal telah memenuhi syarat=syarat
kesehatan.
6. Pelaksanaan
a. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam penetapan tingkat mutu (grading) adalah rumah
makan sebagai berikut :
1) Diutamakan terletak dijalur wisata.
2) Telah memiliki izin, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Berkapasitas minimal 15 kursi.
b. Langkah=langkah
1) Pendaftaran
Sebelum melakukan penilaian untuk menetapkan kelas.
Dinas Kesehatan TK II harus telah memiliki daftar rumahmakan yang akan
menjadi sasaransesuai dengan kriteria sasaran diatas.
Daftar ini disusun dalam formulir seperti contoh (lihat lampiran 1).
Data dari pada daftar inidapat diperoleh dari :
- Hasil pendaftaran petugas Puskesmas atau Dinas Kesehatan tingkat II.
- Data dari pariisata dinas setempat.
2) Pemeriksaan
- Untuk melakukan pemeriksaan restoran/rumah mkan penjabat Dinas
Kesehatan supaya lebih memberitahukan dahulu kepada pemilik
restoran/rumah makan yang bersangkutan.
- Tenaga pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan harus menunjukat
surat tugas kepada pimpina restoran/rumah makan yang ditanda tangani
oleh Kepala Dinas.
- Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat lansung atau bila perlu
melakukan pengukuran terhadap keadaan hygiene & sanitasi.
Sasaran sesuai dengan item-item pemeriksaan yang terdapat pada formulir
penetapan tingkat mutu (grding).
3) Penilaian
Data dari yang diperoleh dari pemeriksaan dilakukan penghitungan jumlah
item yang memenuhi syrat pada tiap-tiap kelompok pertanyaan. Dan
selanjutnya dihitung dalam prosentase.
4) Penetapan
Hasil perhitungan dari penilaian merupakan bahan untuk menetapkan
tingkat mutu (grade).
Kriteria tingkat mutu adalah sebagai berikut :
Grade C
Adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok II.
Grade B
Adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok I dan II
di tambah 60% pertanyaan kelompok III.
Grade A
Adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok I,II.
dan III ditambah 60% kelompo VI.
c. Pelaksana
Pelaksana penetapan tingkat mutu (grading) adalah seksi PKL Dinas
Kesehatan dari II dan bilaman kemampuan terbatas dapat bekerjasama dengan
Sub Dinas PKL dari 1 Propinsi.
Bimbingan tehnis dilaksanakan oleh seksi PLP Kanwil Depkes yang
berkerjasama denga Dinas Kesehatan dari 1 Propinsi.
Dalam hal pendaftaran dapat dibantu oleh petugas sanitasi puskesmas.
d. Waktu
N Bulan/Aktivita Apl Mei Jun Jul agust sep okt Nov Des Jan Feb Mar
o s
1 Persiapan Xxxx
2 Pendaftaran xxxx
7 Penyebut
luasan dalam xxxx xxxx xxxx Xxx
masa media xx
8 pelaporan xxxx
e. Tindak lanjut
1) Pemberian anjuran/saran
Bagi restoran yang tidak dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
tingkat mutu (grade) yang terendah, maka terhadap kekurangan
kekurangannya di berikan anjuran/saran-saran perbaikan secara lisan
maupun tertulis.
2). Plakad
Bagi restoran-restoran yang memenuhi prsyaratan penetapan tingkat mutu
sesuai dengan tingkat yang dicapai yang diberikan plakad.
Plakad tersebut dipasang ditempat yang dapat dilihat oleh pengunjung.
Contoh plakad yang terlampir seperti pada lampiran 4.
g. Lain-lain
1) Setiap tahun Dinas Kesehatan Dati II membuat daftar-daftar nama restoran
yang telah mendapat grade. Daftar ini dikirim kepada Bupati/Walikota
dengan tembusan Dinas Kesehatan DT. I Kanwil, Dit. PLP. Ditjen PPM &
PLP dan Dinas Kesehatan.
Contoh blangko laporan terlampr pada lampiran 6. A dan 6.b
2). Restoran yang telah mendapat grade diumumkan dalam berbagai mass
media (Lokal).
Kodya /Kabupten :
Kotamadya/Kabupaten : .......................................................
Nama Restoran (Rumah Makan) : .......................................................
Alamat Restoran (Rumah Makan) : .......................................................
Nama Penanggung Jawab : .......................................................
Jumlah Karyawan : ........................................................
Nomor Izin : .......................................................
Tanggal Pemeriksaan : .......................................................
Pemeriksaan : .......................................................
Kelompok II:
(Syarat Restoran/Rumah Makan untuk
Kelas C, B dan A)
Kelompok III:
(Syarat Restoran/Rumah Makan Kelas B,
Kelas A)
61 - Orang 2 Buah
Kelompok IV :
Syarat Rumah Makan Kelas A
1. Untuk memperagakan makan jadi (Display) supaya dibuat fasilitas
khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan baik bersumber
binatang maupun percikan ludah/batuk penjamah dan tamu
2. Tersedia mesin cuci peralatan (Diswashing Machine) yang mempunyai
3 fungsi yaitu pencucian awal, pencucian deterjen dan pembasmi hama
3. Air pada tempat-tempat pencucian peralatan dan cuci tangan harus
mengalir lancardengan tekanan yang cukup (minimal 15 pound per
square inch/p.S.I
4. Tidak terdapat hubungan silang (cross conection) antara air bersih
dengan air kotor
5. Tidak terdapat aliran baik (bsiphonage) pada sistem penyediaan air
yang dapat mengakibatkan pencemaran
6. Jumlah jamban dan urionir untuk pengunjung cukup sesuai tabel
sebagai berikut:
Kapasitas Pengunjung Wanita Pria
Kursi WC/Ka WC Urionir/P
mar eturasan
Mandi
s/d 50 Orang 2 2 3
50 s/d 100 Orang 3 3 3
101 s/d 200 Orang 4 4 4
201 s/d 300 Orang 5 5 5
Setiap penambahan 300 +1 +1 +1
Orang
Setiap penambahan 50 +1 +1 +1
Orang
Lampiran 3
REKAPITULASI :
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
....................................................19.....................
Mengetahui, Petugas Pemeriksa
Pimpinan Restoran
(............................................................) (............................................................)
Lampiran 4
2. Penilaian Grade
dari data yang diperoleh dalam pemeriksaan dilakukan perhitungan jumlah, item yang
memenuhi syarat (ya) pada tiap-tiap kelompok pertanyaan dan selanjutnya dihitung
dalam prosentase.
contoh :
- jumlah jawaban “Ya” untuk kelompok I :
30
30 buah Jumlah item 30 jadi 30 x 100% = 100%
- jumlah jawaban “Ya” untuk kelompok II :
15 1500
15 buah Jumlah, item 23 jadi x 100% = % = 65%
23 23
- Dan seterusnya
3. Penilaian Grade
hasil perhitungan dari penilaian merupakan bahan untuk menetapkan tingkat mutu
(grade). Kriteria tingkat mutu adalah sebagai berikut:
- Grade C:
adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok I di tambah
60% pertanyaan kelompok II
- Grade B:
adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok I dan II
ditambah 60% pertanyaan kelompok III
- Grade A:
adalah apabila restoran itu memenuhi 100% pertanyaan kelompok I,II dan III
ditambah 60% pertanyaan kelompok IV
contoh :
Hasil contoh penilaian tersebut diatas bahwa restoran (Rumah Makan) telah
memenuhi syarat kriteria.
untuk itu ditetapkan kedalam tingkat mutu (grade) C.
Lampiran 4a
PLAKAD HYGIENE & SANITASI
Placard of Hygiene & Sanitasi
JL..................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
TELAH DIPERIKSA KEADAAN HYGIENE& SANITASINYA TERMASUK
KESEHATAN KARYAWAN PENJAMAH MAKANAN.
has been inspected based on hygiene and sanitation included personel hygiene of employee.
SERTA DINYATAKAN MEMILIKI TINGKAT MUTU:
with that result have grade
A SANGAT BAIK
very good
------------------------------------------------
NIP
Berlaku 12 bulan sejak dikeluarkan
This placard valid for 12 ( twelve )
month after issued
Lampiran 4b
JL..................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
B BAIK
GOOD
------------------------------------------------
NIP
Berlaku 12 bulan sejak dikeluarkan
This placard valid for 12 ( twelve )
month after issued
Lampiran 4c
JL..................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
c CUKUP
fair
------------------------------------------------
NIP
Berlaku 12 bulan sejak dikeluarkan
This placard valid for 12 ( twelve )
month after issued
lampiran 5
petunjuk teknis cara penggunaan.Formulir Pemeriksaan penetapan tingkat mutu
(Grading)Hygiene sanitasi restoran (Rumah Makan)
i. Formulir terdiri dari dua bagian besar yaitu:
1. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan umum yang menyangkut identifikasi
dari restoran (ruman makan) yang akan diperiksa.
2. Bagian kedua berisi item-item pemeriksaan yang dikelompokkan menjadi 4
(empat)kelompok.
ii. Cara pengisian masing-masing bagian .
1. Untuk pengisisan pertanyaan-pertanyaan bagian pertama cukup jelas
2. Untuk pengisian-pengisian pertanyaan-pertanyaan bagian kedua adalah dengan
mengisi ya atau tidak dengan cara memberi tanda V pada kolom jawaban yang
dimaksud sesuai dengan hasil pengamatan dan atau pengukuran.
iii. Cara pengamatan atau pengukuran.
Pada prinsipnya sasaran pengamatan atau pengukuran pada formulir dapat
dikelompokkan menjadi 5 komponen sasaran yaitu:
1. Tentang bahan dan proteksi makanan
2. Tentang kesehatan dari kebersihan karyawan.
3. Tentang kelengkapan dan keadaan peralatan
4. Tentang kelengkapan dan keadaan fasilitas sanitasi
5. Tentang hal-hal lain seperti komunikasi dan keadaan.
1. Tentang bahan dan proteksi makana.
Tujuan utama pengamatan terhadap sasaran ini adalah menghindarkan penggunaan
bahan-bahan makanan yang tidak layak dipakai sehingga dapat membahayakan
kesehatan dan menghindarkan daya pencemaran terhadap makanan-makanan yang
sudah siap dimakan.
Untuk mencapai hal tersebut.pada prinsipnya di harapkan pengamatan yang
menyeluruh terhadap bahan makanan dan makanan yang terdapat titik-titik rawan
tersebut antara lain.
1.1 Bahan makanan yang mudah membusuk seperti daging,ikan,telur,susu dan lain-
lain.Carilah tempat penyimpanan bahan-bahan makanan dan diamati
keadaannya.tanda-tanda pembusukan dapat dilihat dari bau,warna,kekenyalan serta
permukaannya.
1.2. Penyimpanan bahan-bahan berbahaya seperti pestisida pada tempat penyimpanan
bahan makanan.
1.3. Lamanya bahan tersimpan di dalam gudang.Dalam hal ini harus memperthatiakan
prinsip “firs in first out”yaitu bahan yang lebih dulu dibeli hendaknya lebih dulu
digunakan.
1.4. Expired date (masa kadaluarsa dari dalam makanan dalam kaleng/kemasan serta
bahan kondisi tersebut.
1.5. Perlindungan pencemaran pada tempat penyimpanan makanan baik dari binatang dan
vektor maupun pencemaran lain seperti:
Debu,percikan ludah,bahan kimia dan lain-lain.
2. Tentang kesehatan dan kebersihan karyawan
Tujuan utama adalah untuk menghindarkan adanya bahaya sumber penyakit
menular bekerja pada restoran serta adanya pencemaran makanan akibat tidak tertib
dan bersihnya karyawan.Dalam pengamatan perlu di perhatikan hal-hal sebagai
berikut:
2.1. Diamati kebersihan tangan dan kuku dari karyawan terutama yang berbahaya
langsung dengan proses pengolahan makanan.Kalau perlu harus gunting kuku dan
diperintahkan saat itu juga karyawan yang berkuku panjang tersebut untuk
menggunting kukunya.
2.2. Amati kebersihan dan kesehatan kulit karyawan.periksa apakah luka-luka terbuka atau
bisul-bisul.
2.3. Amati pula kebersihan pakaian penyakit hepatitis B.(pemeriksaan HB,Ag)atau test
widal (TYPHUS) pemeriksaan laboratorium dapat diadakan baik dengan biaya
perseorangan (kalau ada atau mungki),dengan biaya dari perusaan (hasil motivasi).
3. Tentang kelengkapan dan keadaan peralatan.
Termasuk disini adalah peralatan masak dan makan yang meliputi anatara lain:
panci-panci,pisau,sendok sayur.piring,sendok makan ,gelas dan lain-lain alat yang
sejenis yang digunakan baik untuk mengolah makanan maupun penyajian makanan.
Tujuan pengamatan terhadap peralatan ini adalah menghindarkan agar peralatan
tersebut tidak berperan sebagai jalur/media pengotoran.
Hal-hal yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah
3.1. Kontruksi peralatanyang hendaknya peralatan tersebut,kontruksi mudah di bersikan
antara lain mempunyai permukaan halus dan tidak terlalu banyak kelakuan-kelakuan.
3.2. Kebutuhan peralatan yaitu hendaknya peralatan tidak pecah/retak yang dapat menjadi
penimbunan sisa-sisa makanan.
3.3. Kebersihan peralatan yang tersebut secara visual bersih.tidak terdapat bercak-bercak
,sisa-sisa makanan dan lain-lain.kalau memnungkinkan dapat dilakukan swab untuk di
periksa kadar kumannya di laboratorium.
3.4. Keamanan peralatan yaitu peralatan tidak boleh mengandung bahan-bahan larut oleh
asam seperti Cd,Cn,Pb,Cu,Zn.untuk peralatan di tinjau dari segi bakteriologis perlu
diadakan suatu penelitian laboratorium.
3.5. Kecukupan dari pencucian yang meliputi awal,penggunaan sabun/detergent dan
pembasmi hama.
4. Tentang kelengkapan dan keadaan fasilatas sanitasi
Tujuan pengamatan terhadap fasitas sanitasi ini selain untuk mencukupi
kebutuhan akan tersediaanyafasilitas sanitasi,juga untuk mencukupi kebutuhan akan
tersediaanya juga untuk menghindarkan jangan sampai justru fasilitas sanitasi yang
akan merupakan sumber pencemaran bagi makanan dan minuman .
Yang perlu diperhatikan dalam pengamatan ini antara lain:
4.1. Untuk menentukan apakah sumber air memenuhi syarat kesehatan pada prinsipnya
perlu diadakan penelitian laboratorium,tetapi dalam hal belum memungkinkan maka
dapat di ambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Periksa keadaan isik air,letak sumber air,jaraknya dengan sumber pengotoran,cara
pengambilan serta cara penampunagan.
b. Adakan pemeriksaan air lapangan (water test kit)kalau memungkinkan.
4.2. Untuk pemeriksaan jaban dapat di perhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Amati kerbersihan umum dan keutuhan jamban,apakah berbau,kotor,atau lantai
dinding langitnya retak-retak atau tidak ,lantai licin atau tidak,ventilasi
penerangancukup atau tidak.
b. Periksa kelengkapan jamban seperti sabun dan air,apakah tersedia air atau kalau kran
apakah air keluar pada saat kran di buka.
c. Ukur kemiringan lantai yaitu dengan cara menggunakan water pass atau
mengguyurkan air pada lantai.apakah air akan cepat mengalir atau tidak.
d. Lihat bentuk bowl apakah leher anggsa atau tidak.kalau leher angsa apakah water
sealnya penutup sempurna atau tidak.
e. Lihat data ruang antara jamban dengan ruang pengolahan makanan.apakah ada
hubungan langsung yang dapat mengakibatkan kemudahan menimbulkan pencemaran
atau tidak.
4.3. Untuk pemeriksaan tempat cuci tangan.
a. Amati kebersihan umum dan kelengkapan sabun serta pengering.
b. Cek apakah airnya mengalir atau tidak.
c. Amati penempatan,apakah sesuai atau tidak.pada prinsipnya penempatannya di tempat
yang mudah di jangkau bagi orang yang baru keluar dari jamban dan urinoir serta bagi
orang yang akan menjamah makanan.
4.4. Untuk tempat penampungan sampah.
a. Amati letaknya apakah jauh dari sumber-sumber sampah.
b. Amati jumlahnya.kalau ada kontiner yang sampahnya berserakan maka kemungkinan
jumlahnya masih kurang.
c. Amati kondisinya,apakah masih utuh,tidak pecah serta mempunyai tutup.
4.5. Untuk saluran air limbah
a. Amati kelancaran aliran dari mulai sumber sampai penampungannya
(saluran/resapan).
b. Amati kersihannya,apakah banyak sisa-sisa bahan makanan atau sampah pada saluran.
4.6. Untuk binatang pengganggu dan serangga vektor.
a. Amati pada sudut-sudut ruangan dan di tempat-tempat yang gelap.apakah ada tanda-
tanda bekas tikus seperti kotoran,gigitan dan tapak kaki serta bekas badan.
b. Lihat di tempat-tempat yang gelap dan lembab apakah ada tanda-tanda kehidupan
kecoak seperti telur,bekas-bekas lubang kecil,bau dan lain-lain,dapat juga digunakan
cara menyemprotkan pestisida atau minyak tanah pada celah-celah di mana kalau
terdapat kecoak,maka kecoak tersebut akan keluar akibat semprotan.
c. Amati lubang-lubang penghawaan,lubang-lubang lain apakah sudah di lindungi
dengan pemasangan kawat-kawat kasa.
d. Lihat secara visual apakah ada lalat beterbangan atau hinggap di dalam dan di sekitar
bak-bak sampah atau dapur dan ruang makan.
5. Tentang hal-hal lain (kontruksi dan keadaan)
5.1. Pemeriksaan lantai dinding dan langit-langit.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menghindarkan kemungkinan
pengotoran makanan karena bahan-bahan organik serta pengotoran lain yang
tertinggal pada lantai,dinding dan langit-langit.
Hal-hal yang perlu di laksanakan adalah antara lain:
a. Amati keutuhan lantai,dinding dan langit-langit apakah ada pecahan atau retakan-
retakan yang dapat merupakan tempat bertimbunya bahan-bahan pengotor
(kotoran)dan sulit di bersikan.
b. Amati kebersihan umum secara visual,misalnya apakah terdapat sampah
berserakan,debu-debu yang menggumpal,sisa-sisa makanan dan pengotoran-
pengotoran terdapat sampah beraneka,debu-debu yang menggumpal sisa-sisa
makanan dan lain pengotoran-pengotoran lain.
5.2. Penerangan
Pengamatan terhadap penerangan bertujuan untuk mencegah terjadinya
kekeliruan pada pengolahan dan penyajian serta apabila terjadi pengotoran dapat
dengan mudah segera terlihat.
Hal-hal yang perlu dilaksanakan adalah:
a. Ukur intensitas cahaya dengan menggunakan light meter.
Pengukuran di lakukan pada beberapa tempat yang dapat mewakili keseluruhan
ruangan sehingga dapat di peroleh gambaran angka rata-rata intensitas cahaya.selain
itu pengukuran juga di fokuskan pada tempat-tempat potensial membutuhkan
penerangan yang cukup,seperti di atas tungku dan lain-lain.
b. Amati apakah ada kesilauan atau bayangan pada bidang kerja.
5.3. Ventilasi.
Pengamatan terhadap pentilasi bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kondensasi yang dapat berakibat mempengaruhi kelembaban.
Kelembaban yang tinggi akan merangsang pertumbuhan jamur pada bahan
makanan/nabati.selain iya adanya pentilasi yang baik berguna dalam menghilangkan
bau-bauan,asap dan pemeliharaan kesehatan kerja serta pengenceran terhadap
kemungkinan adanyagas-gas beracun.
Hal-hal yang perlu di laksanakan antara lain :
a. Perhitungan luas jendela serta sarana pentilasi yang lain.
b. Amati secara fisik,apakah terdapat gumpalan-gumpalan asap atau bau-bauan yang
tertinggal pada ruangan.
c. Amati atau rasakan,apakah kesegaran tubuh karena aliran udara di dalam suatu
ruangan terganggu atau tidak.
d. Periksa kelengkapan sungkup penangkap asap di dapur,apakah peletakkannya tepat di
atas tungku dan bagaimana kelengkapan/fungsinya.
IV. Penutup
Petunjuk tehnik ini bertujuan agar petugas lebih menjiwai/menghayati latar
belakang serta cara mengisi item-item pemeriksaan yang terdapat pada formulir.
Penyusunan petunjuk ini sangat penting agar dapat mengurangi keragu-raguan
persefsi pada saat pengisian formulir.
Lampiran 6
Dinas kesehatan Kab/Kodya Dati II......................
Surat pemerintah perbaikan (order slip).
Nomor:..........................................................
Setuju diperbaiki
Pimpinan Restoran, .................198.
Dinas kesehatan Kab./Kodya
..........................................
Petugas Pemeriksa,
( ) ( )
Nip:
Contoh :
1) Lantai dapur perlu diganti
2) Lobang-lobang dapur supaya di pasang kawat kasa
3) Karyawan sakit supaya berobat dulu sampai sembuh.
Lampiran 6a
Contoh surat laporan tahunan
Nomor : Kepada
Yth.Bapak Bupati/Walikota
Lampiran : Hasil penetapan tingkat mutu..............
Hygiene & sanitasi..................................
Hal : Laporan hasil penetapan di tingkat mutu (grading)
Hygiene & sanitasi pada Restoran
Dengan hormat,
Bersama ini kami laporkan bahwa dalam rangka lebih
meningkatkan keamanan makanan yang di jual di restoran/rumah
makan,khususnya dalam rangka lebih menunjang kepariwisataan,Dinas
Kesehatan Kab/Kodya’..............................
pada tahun anggaran 19.../19...telah mengadakan pemeriksaaan kondisi
Hygiene & sanitasi untuk menetapkan tingkat mutu(grade)pada
restoran/rumah makan yang berada di wilayah Kab./Kodya
..................................................................................................................
................................................................................................
Dari jumlah .........restoran yang diperiksa maka hasil penetapan tingkat
mutu adalah sebagai berikut:
A. PENGORGANISASIAN PENGAWASAN
Penyelenggaraan pengendalian upaya sanitasi makanan minuman
dimungkinkan berjalan lancar apabila pengelolahnya dilandaskan pada prinsip metode
dan tata laksana pengorganisasian pengawasan yang bijaksana. Dalam hal ini,
termasuk pula proses dan teknologi pengawasan yang tepat guna, agar hasil yang di
peroleh dalam pengawasan upaya sanitasi makanan minuman lebih berdaya guna dan
berhasil guna.
Bila ditinjau secara pokok-pokok, maka pengawasan upaya makanan
minuman dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1. Pembimbingan melalui pemberian arah dan petunjuk pengelolan baik teknis
maupun administrasi. Penerbitan pedoman kerja maupun teknis pada setiap jenis
aspek sanitasi makanan minuman termasuk cara pembimbingan yang penting.
Peringatan ataupun nasehat yang diberikan oleh fihak pemerintah kepada para
pengusaha dapat di kategorikan dalam pembimbingan.
2. Supervisi yang di lakukan baik oleh fihak Departemen Kesehatan maupun aparat
pemda merupakan bagian terkait dalam upaya ini. Para ahli di bidang sanitasi
makanan minuman atas permintaan fihak pemerintah dapat berindak sebagai
konsultan yang secara teknis mampu mensupervisi usaha sanitasi tersebut.
3. Konsultasi antara pengelola upaya aanitasi makanan dan minuman dengan
berbagai fihak baik: pemerintah, suwasta maupun konsultan merupakan suatu
bentuk mekanisme pengawasan yang sering di laksanakan.pengaturannya dapat
secara periodik. Sesaat ataupun insidental.
Kegiatan- kegiatan pengawasan tersebut dengan berbagai aspeknya harus di wadahi
secara formal dalam bentuk pengorganisasian yang mantap. Pengorganisasian ini juga
menjamin terselengaranya pengawasan di berbagai tingkat administratif, pusat dan daerah.
Sejalan dengan pembagian wilayah administratif Pusat dan daerah, maka di harapkan terdapat
adanya kejelasan fungsi tugas dan tanggung jawab setiap unsur pengelola upaya sanitasi
makanan minuman.
Kejelelasan ini memudahkan pula pembentukan hubungan fungsional yang dinamis,
terrarah dan terpaduh dalam rangka kordinasi, sinkronisasi dan intregasi program.
Mekanisme organisasi diatur sesuwai dengan sistem administrasi negara yang berlaku
dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain sumber daya, sarana, peraturan
perundangan dan sebagainya. Keterlibatan semua aparat dan unsur organisasi diatur dalam
alur tata laksanan yang tepat, sehinggah tercermin adanya pembagian kerja yang tuntas.
a. Peranan Petugas Pelaksanaan Program PMM pada tiap unit Organisasi di tingkat
Kanwil, Propinsi.
UNIT ORGANISASI P E R A N AN
1 2
1) Ka. Kanwil 1) Koordinator kerjasama lintas
program/ sektoral.
2) Pembinaan program PMM.
3) Anggota team kerjasama lintas
sektoral
(2) Kepala Seksi TTU Subdinas PKL (1) Melakukan evaluasi dan
Dt.I monitoring pengawasan santai
makanan
(2) Pelaksanaan dalam :
a) Mempersiapkan materi khusus
penjamah TPM.
b) Membantu Kepala Sub. Dinas
dalam penyusunan PAO.
c) Komplikasi data.
d) Melaksanakan uji petik
kualitas TPM.
(3) Bersama unit surveillance
melakukan penyelidikan
epidemiologi makanan.
(4) Melaksanakan penyuluhan
pencemaran dan keracunan
makanan
(5) Memberikan masukan kepada
Kepala Kantor Departemen
Kesehatan/Kepala Dinas
Kesehatan Dati II.
2. SMK/APK 1 - - -
technologie
pangan
3. SMK/APK
micro 1 - -
biologis
-
4. Penilik
Kesehatan 6 1 -
5. Tenaga Kes.
Lingkungan 3 1*) -
D.III 1
6. Sanitarian - - 1
1*)
1
Jumlah : 15 2/3 2/3 1
Pengorganisasian pengawasan upaya sanitasi makanan minuman yang pada saat ini
dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan adalah sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan R.I No.558/SK/1984 sebagaimana tertera pada lampiran 1.
b) kode nomor terdiri dari 8 angka, arti dari angka angka tersebut adalah :
TERDAFTAR
PADA
NOMOR :
(3) pemasangan oleh pemilik TPM atas anjuran dan petunjuk petugas. untuk pengamanan
dari kerusakan, di anjurkan untuk di bingkai dengan figura atau laminating dahulu sebelum
di pasang.
b) stiker ( tanda telah di daftar sementara).
1) ketentuan-ketentuan :
a) ukuran 6 x 8 cm.
b) hahan stiker, kertas tipis, tetapi kuat.
c) warna dasar terang dan cerah.
d) warna huruf jelas dan kontras.
e) di cetak dalam jumlah komulatif dan mudah di ambil untuk pemasangannya.
3) contoh bentuk stiker.
(TPM)
TAHUN 1985
Tgl:.........................
3) pemasangan di lakukan di tempat yang telah di daftar.
dilakukan oleh petugas pendaftaran pada saat pendaftaran di lakukan.
stiker ini di pasang sebagai tanda sementara, yang untuk selanjudnya akan di pasang
“PLAKAT”
CONTOH
Nomor :
FORMULIR PENDAFTARAN TPM
TAHUN :
1. PROPINSI :.................................................................................................
2. DATI II :................................KODE......................................................
3. KECAMATAN :................................................................................................
4. PUSKESMAS :.......................................................................................
5. JENIS TPM :
01. Industri Makanan Rakyat O7. Pedagang Keliling
02. Katering 08. Kantin
03. TPM Asrama/Panti/Dapur 09. Snack Bar
04. Rumah Makan/Restoran 10. Tpm Dingin
05. Warung Kopi 11. Tpm Terolah
06. Pedagang Kaki Lima 12. Tpm Segar
6. NAMA/MERK :.......................................................................................
7. NAMA PEMILIK/DIREKTUR :................................................................
8. ALAMAT :................................................................
9. TAHUN PRODUKSI/USAHA :................................................................
10. JUMLAH KARYAWAN PEJAMAH
11. IZIN PENDA NO :................................................................
.................................19............
............................
Catatan : Tpm : Tempat makanan
TPM : Tempatt pengelolaan makanan
2. pemeriksaan sanitasi TPM, dalam kaitan dengan program penyehatan makanan minuman (
PMM ) di selelenggarakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat mutu
sanitasi TPM guna pengambilan keputusan dalam rangka pengawasan, pembinaan dan
pembibimngan bagi institusi pengelolan makanan dan minuman tersebut.
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan TPM ini telah di atur berdasarkan petunjuk tentang
pengawasan dan pemeriksaan TPM No.004/PMM-I/85 yang di keluarkan oleh di rektorat
djendral PPM dan PLP departemen kesehatan RI.
pada dasarnya petunjuk tersebut membuat hal-hal :
a. pelaksanaan pemeriksaan sanitasi tempat pengelolaan makanan.
1). pengorganisasian
a) hal-hal yang perlu di periksa adalah :
(1). aspek sanitasi di luar pembangunan.
(2). aspek sanitasi di dalam bangunan.
(a) kontruksi
(b) fssilitas
(3) karyawan
(4) keadaan fisik bahan makanan
(5) lain-lain seperti alat pemadam kebakaran
b) macam pemeriksaan
(1) pada pemeriksaan pertama keadaan dan dan masalah di nilai dan di catat dalam
formulir pemeriksaan di buat rangkap 2, masing-masing untuk pemeriksaan
selanjudnya yang di simpan pengusaha untuk arsip. formulir pemeriksaan
berpedoman/ di sesuaikan dengan standar minimal masing- masing jenis
perusahaan.
(2) pada pemeriksaan lanjutan perbaikan perbaikan yang telah di perintahkan di
nilai serta masalah baru yang muncul di catat dan di berikan perintah
perbaikan.
(3) dalam hal- hal yang di anggap perlu, di lakukan pengambilan contoh untuk
pemeriksaan laboratofium.
c) tahap-tahap pemeriksaan hygiene sanitasi tempat pngelolaan makanan.
Oleh :
Sub Dit. Penyehatan Makanan dan Minuman
Direktorat Jenderal PPM & PLP
Tahun 1987
2) Bagian-bagian ruangan yang semua ditembok dan bagian tetap dari kayu :
- …………………………………………………………………………..
- …………………………………………………………………………..
- …………………………………………………………………………..
- …………………………………………………………………………..
- …………………………………………………………………………..
3. Dapur
a. Penataan/pengaturan ruangan :
- Teratur rapi
- Tidak
b. Ukuran dapur : - m2
- panjang m
- lebar m
c. Kran-kran air keperluan dapur :
- ada
- tidak
- tekanan air 2,5 kg/cm2
d. Lantai dapur :
- Tegel/ubin
- Plesteran semen
- Kemiringan ke arah saluran/got
- Kayu
- Kebersihan terpelihara
e. Dinding dapur :
- Tembok
- Seng
- Papan
- Sebagian porselin
- Kebersihan terpelihara
f. Pertemuan lantai dengan dinding :
- Bentuk lengkung
- bentuk sudut
g. Langit-langit dapur :
- Beton
- Asbes
- Papan
- Kebersiahan terpelihara
h. Pencahayaan dapur :
- > 20 foot candle
- < 20 foot candle
i. Ventilasi dapur :
- Cukup ventilasi : - Ya
- Tidak
- Terdapat pengaturan suhu : - Ya
- Tidak
- Terdapat alat pembuangan asap : - Ya
- Tidak
j. Peralatan dan perabotan dapur :
- Permukaannya licin dan halus : - Ya
- Tidak
- Lapisan permukaannya tetap utuh terhadap jenis makanan yang
bersifat asam/basa : - Ya
- Tidak
- Ada peralatan yang terbuat dari :
- Timah hitam (Pb)
- Arsenikum (As)
- Cobalt (Co)
- Tembaga (Cu)
- Seng (Zn)
- Stabmium (Sb)
- Cadmium (Cd)
- Peralatan dan perabotan tetap terpelihara :
- Ya
- Tidak
k. Pencucian peralatan dapur :
- Berupa bak-bak pencuci lengkap :
- Ya
- Tidak
- Bak-bak pencuci dilengkapi air panas dan dingin yang cukup :
- Ya
- Tidak
- Cara pengeringan/penuntasan peralatan dapur :
- Alamiah - Mesin
- Rak-rak - Lap
- Cara penyimpanan peralatan dapur :
- Tempat khusus alat
- Campur
l. Perlindungan terhadap serangga, tikus dan binatang lain :
- Ada
- Berupa kawat kasa
- Berupa terali besi/kawat
- Type pintu rangkap
- Ada program pemberantasan hama
m. Bahan-bahan makanan mentah :
- Dalam Negeri :
- Nomor M.D : - Ada
- Tidak
- Sumber resmi : - Pasar induk
- Pasar daerah
- Pasar inpres
- Super market
- Rumah potong hewan
- Pasar ikan
- Lain-lain
- Bukan sumber resmi :
- Daerah yang sehat
- Daerah yang cemar
- Luar Negeri
- Nomor M.L. : - Ada
- Tidak
n. Fasilitas/lemari penyimpanan dingin makanan :
- Ada
- Tidak
Bila ada :
- Range suhu penyimpanan :
- Maximum……..ºC/……….ºF
- Minimum……...ºC/……….ºF
- Cara penyimpanan dingin :
- Menurut jenis makanan
- Campur
- Pemeliharaan fasilitas :
- Rutin
- Kadang-kadang
4. Gudang/tempat penyimpanan bahan-bahan makanan
a. Lantai Gudang : - Tegel/ubin
- Plesteran semen
- Kayu
- Pemeliharaan kebersihan :
- Rutin
- Kadang-kadang
b. Dinding gudang :
- Tembok
- Seng
- Papan
c. Pertemuan lantai dengan dinding :
- Bentuk lengkung
- Bentuk sudut
d. Atap dan langit-langit :
- Beton
- Asbes
- Papan
- Pemeliharaan Kebersihan :
- Rutin
- Kadang-kadang
e. Pencahayaan :
- > 10 foot candle
- < 10 foot candle
f. Ventilasi :
- Alam : - Cukup
- Tidak
- Buatan : - Suhu : ºC/ ºF
- Kelembaban : %
g. Perlindungan terhadap serangga, tikus dan binatang lain :
- Ada
- Tidak
- Berupa kawat
- Berupa terali/kawat
h. Pengaturan barang-barang/bahan-bahan makanan :
- Berupa rak-rak
- Bukan rak-rak
- Cara penyimpanan bahan makanan :
- Menurut jenis
- Campur
5. Ruang Makan
a. Pengaturan perabotan :
- Teratur rapi
- Tidak
b. Ukuran ruangan makan :
- m2
- Panjang m
- Lebar m
c. Washtafel dengan kelengkapannya :
- Ada
- Tidak
- Berfungsi
- Kebersihan terpelihara
d. Lantai ruang makan :
- Tegel/ubin
- Plesteran
- Carpet
- Kayu
- Kebersihan terpelihara
e. Dinding ruang makan :
- Tembok
- Seng
- Papan
- Bambu
- Warna dinding :
- Menarik/hidup
- Gelap
Keberhasilan terpelihara
f. Pertemuan lantai dengan dinding :
- Bentuk lengkung
- Bentuk sudut
g. Langit-langit ruang makan :
- Beton
- Asbes
- Papan
- Berbentuk dekorasi
- Kebersihan terpelihara
h. Pencahayaan ruang makan :
- > 20 foot candle
- < 20 foot candle
- Remang-remang
i. Ventilasi ruang makan :
- Alam
- Buatan
- Ventilasi alam : - Cukup
- Kurang
- Ventilsi buatan :
- Berupa AC
- Bukan AC
- Suhu dan kelembaban :
- Suhu (20-25)ºC
- Kelembaban (70-80)%
- Diluar itu
j. Perlindungan terhadap serangga dan tikus :
- Ada
- Tidak
- Berupa kawat kasa
- Berupa terali besi/kawat
- Type pintu rangkap
- Ada program pemberantasan serangga dan tikus
6. Karyawan dan Perlengkapan
a. Sertifikat kesehatan :
- Ada
- Tidak
b. Check up kesehatan :
- Tidak secara rutin
- Tidak pernah
c. Kebersihan badan dan pakaian :
- Ya
- Tidak
d. Pakaian kerja karyawan :
- Ya
- Tidak
e. Tempat ganti/penyimpanan pakaian dan barang berharga karyawan :
- Ada
- Tidak
f. P3K untuk karyawan :
- Ada
- Tidak
7. Fasilitas Sanitasi
a. Penyediaan air bersih
- Sumber : - PAM
- Pompa listrik
- Pompa tangan
- Sumur gali
- Sumur lain
- Kualitas : - Baik
- Tidak
- Kuantitas : - Cukup
- Kurang
b. Jamban dan peturasan air seni
- Letak : - Mudah dicapai : - Ya
- Tidak
- Berhubungan langsung dengan ruang makan :
- Ya
- Tidak
- Jumlah : - Cukup
- Kurang
- Type jamban : - Leher angsa
- Cemplung
- Lain type
- Konstruksi : - Porselin
- Semen
- Tanah bakar
- Pemeliharaan dan kebersihan :
- Terpelihara
- Tidak
c. Tempat sampah
- Letak : - Mudah dicapai : - Ya
- Tidak
- Jumlah : - Cukup
- Kurang
- Kombinasi : - Dihubungkan dengan septictank :
- Ya
- Tidak
- Perlengkapan : - Dilengkapi pembersih sabun serbet, sikat :
- Ya
- Tidak
d. Tempat sampah
- Tersedia tempat sampah : - Ya
- Tidak
- Jumlah : - Cukup
- Kurang
- Kombinasi : - Besi
- Plastik
- Kayu
- Bambu/rotan
- Bak semen
- Cara pembuangan/pengangkutan sampah :
- Kurang dari 24 jam
- Kurang dari 72 jam
- Lebih dari 72 jam
e. Kamar mandi :
- Tersedia kamar mandi untuk karyawan :
- Ya
- Tidak
Letak :
- Mudah dicapai
- Berhubungan langsung dengan : - Ruang makan
- Dapur
- Ruang kamar ganti pakaian karyawan
Penjelasan :
1. Hasil penilaian/pemeriksaan diisi dengan tanda V (rumput) pada kotak
Contoh
2. Sedangkan lainnya cukup jelas.
Departemen Kesehatan R.I.
Propinsi : …………………………………………
Kab./Kodya : …………………………………………
Kecamatan : …………………………………………
Kepada :
Nomor :
Lampiran :
Hal : Rekomendasi kesehatan Yth. Penanggung jawab
untuk Izin Usaha
Rumah Makan. Rumah
Makan/Restoran………
……………………….
di- ……………………
Yang bertanda tangan di bawah ini Menteri Kesehatan Republik Indonesia atau Kepala
Kanwil Departemen Kesehatan R.I./Dinas Kesehatan Propinsi………………..atau Kepala
Kantor Departemen Kesehatan R.I./Dinas Kesehatan Kabupaten/Kodya…………………,
menerangkan bahwa setelah mengadakan pemeriksaan ke lokasi rumah makan/restoran pada
tanggal……………dan mempertimbangkan terhadap permohonan rekomendasi kesehatan
untuk izin Rumah Makan/Restoran yang diajukan oleh :
Nama Rumah Makan/Restoran : …………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………….
Nama Penanggung Jawab : ………………………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa kepada yang bersngkutan dapat diberikan izin usaha
Rumah Makan karena telah memenuhi syarat-syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan
Mentei Kesehatan R.I. Nomor : ……………..Tahun……………. Peraturan Daerah
Propinsi Dati I…………….Nomor : ……………….Tahun……………... atau Peraturan
Daerah Tingkat II……………Nomor : …………….Tahun……………tentang Rumah
Makan/Restoran.
Demikian untuk dapat dilaksanakan.
……………………………………
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Ka Kanwil/Ka. Dinas Kesehatan Propinsi
Ka. Kantor Departemen Kesehatan/Ka
Dinas Kesehatan/Kodya……………
Keterangan :
Coret yang tidak perlu.
PENTUNJUK RINGKAS UNTUK
PETUGAS PEMERIKSA TPM
(TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN)
YANG DISEMPURNAKAN
OLEH:
Sub. Dit. Penyahatan Makanan dan Minuman
Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman
UMUM:
Pemeriksaan TPM (Tempat Penyelenggaraan Makanan) dimaksudkan agar berada
pada kodisi hygiene sanitasi yang sebaik-baiknya, sehingga dapat melindungi masyarakat
konsumen. Untuk melaksanakan pemeriksaan banyak metode dan cara sesuai dengan prinsip
Public Health dan Scince (Ilmu). Oleh karena itu kedua-duanya perlu dikuasai untuk
berhasilnya tindakan yang dilaksanakan.
Berikut ini beberapa diantaranya yang dapat kami sajikan berdasarkan kepada
reference, dan pengalamam yang dijumpai. Hal-hal penting untuk para petugas pemeriksa
TPM adalah sebagai berikut:
1. PERSIAPAN SEBELUM PEMERIKSAAN
Selalu membiasakan untuk memberitahukan atau mengirimkan surat
pemberitahuan untuk pemeriksaan yang dilakukan kepada pengusaha yang bersangkutan.
Surat semacam ini ditanda tangani oleh Kepala Dinas dan tembusan kepada Pemda yang
bersangkutan adar mempunyai pengaruh dan kewibawaan yang cukup.
a. Tujuan :
1) Memberi kesempatan kepada pengusaha untuk mempersiapkan diri agar kondisi
hygiene sanitasinya dalam keadaan sebaik-baiknya.
2) Memberikan kesempatan kepada pengusaha untuk berada di tempat sesuai dengan
rencana pemeriksaan dilaksanakan. Dalam keadaan biasa umumnya sulit dijumpai
karena berbagai alasan.
3) Merupakan suatu cara motivasi tidak langsung dimana pengusaha akan selalu
berusaha mempersiapkan diri bilamana akan ada kunjungan pemeriksaan. Bila hal
ini dapat berlangsung terus-menerus maka kondisi hygiene sanitasinya selalu di
jaga, dan inilah yang kita kerap harapkan.
b. Langkah-langkah :
1) Buat jadwal rencana pemeriksaan untuk setiap periode, apakah mingguan, bulanan
dan lain-lain.
2) Tentukan jadwal pemeriksaan lengkap dengan nama TPM dan alamatnya.
3) Pemberitahuan kepada TPM yang telah dijadwalkan untuk diperiksa/dikunjungi
dengan tenggang waktu antara 3 sampai 7 hari sebelumnya, lebih lama biasanya
akan lupa.
4) Menetapkan TMP yang akan diperiksa dati TPM yang telah diberitahukan sesuai
dengan kemampuan tenaga dan waktu yang tersedia.
5) Siapkan tanda kenal diri (contoh terlampir).
Keterangan :
Tidak setiap TPM yang telah diberitahukan dapat dikunjungi tetapi prinsip
pemberitahuan tetap dilaksanakan. Tetapi [erlu ditekankan bahwa sekali waktu, harus
dilakukan pemeriksaan TPMyang telah diberitahukan tersebut. Hal ini mencegah ketidak
percayaan pengusaha kepada kunjungan petugas. Tanda pengenal hanya diberikan untuk
waktu pemeriksaan saja. Dan selanjutnya disimpan oleh kepala Idnas Kesehatan.
2. PENGAMBILAN EXPOSE
Usahakan di dalam setiap kesempatan pemeriksaan memberikan motivasi yang
dilakukan dengan cara pengambilan gambar (expose) dari keadaan sanitasi yang belum
baik keadaannya. Hal ini terbukti efektif untuk memotivasi secara tidak langsung untuk
menuju perbaikan.
a. Tujuan :
1) Memberikan penilaian secara nyata dari keadaan yang didapatkan, dan untuk
diusahakan perubahan kondisi kearah yang lebih baik.
2) Pada prinsipnya setiap orang tidak ingin keburukannya diketahui oleh orang
lain/luar, maka dengan cara expose yang dikaitkan dengan pengawasan ini, maka
pengusaha akanberusaha memperbaikinya di masa mendatang.
3) Berguna sebagai file untuk menilai perubahan kondisi pada masa sebelumnya dan
sesudahnya terjadi perbaikan.
b. Langkah-langkah :
1) Laksanakan pengambilan expose pada waktu kunjungan mengambil obyek-obyek
yang kurang baik dari segi hygiene sanitasinya.
2) Ulangi pengammbilan expose pada kesempatan lain apakah ada perubahan atau
tidak dari obtek yang sama.
3. BUKU KESEHATAN TPM
Buku ini diperlukan utnuk merekan semua hasil pemeriksaan dari catatan lain
yang perlu
Tujuan :
1) Mencatat semua hasil pemeriksaan dari petugas pemeriksa, berdasarkan hasil
penilaian formulir maupun catatan lain yang perlu.
2) Mencatat setiapanjuran, tegoran dan nasehat untuk menjadi dasar tindakan
melakukan perbaikan oleh pengusaha (untuk tidak lupa).
3) Dapat dilakukan monitoring oleh petugas pemeriksa lainnya yng berkepentingan.
Catatan :
Setiap buku pemeriksaan TPM harus disimpan oleh TPM bersangkutan dan
diperlihatkan pada waktu kunjungan pemeriksaan.
4. UJI LABORATORIUM
Laksanakan untuk seriap kesempatan yang memungkinkan melakukan
pengambilan sampel baik terhadap makanan, alat/tempat makanan maupun orang yang
mengerjakan makanan (penjamah). Sampel yang diambil tidak harus tergantung dari
target pemerintah saja (APBN), tetapi perlu lebih banyak lagi dengan dana daerah atau
pihak pengusaha sendiri.
Tujuan :
1) Dapat melakukan tindakan monitoring dari pada keadaan hygiene sanitasi TPM
dengan bukti konkrit (hasil pemeriksaan laporatorium).
2) Membantu pengusaha dan penjamah untuk membantu meningkatkan sanitasinya
berdasarkan data laboratorium.
3) Meyakinkan pengusaha dan orang lain bahwa tindakan yang dilakukan membawa
manfaat untuk perbaikannya.
4) Menyarankan pengusaha agar mau secara sadar memeriksakan makanan dan unsur
lainnya termsuk karyawan, demi menjaga mutu makanan yang sihasilkannya.
5. NASEHAT DAN SARAN
Berikan selalu nasehat, saran atau kalau perlu tegoran dan diikuti dengan tindak
lanjut dari saran, nasehat atau tegoran yang telah diberikan. Berikan tenggang waktu
untuk memperbaiki keadaan penyimpanannya dalam waktu yang cukup misalnya satu,
dua atau tiga bulan. Setelah itu lakukan kunjungan ulangan dan melihat apakan sudah
terjadi perbaikan.
Bilamanan belum ada perbaikan, maka barikan peringatan atau tugoran keras
oleh Kepala Dinas dengan tembusan Kepala Daerah (Bupati/Walikota).
Tujuan :
1) Memberikan tanggung jawab dan kesadaran pengusaha untuk melakukan perbaikan
dan merasa bersalah karena adanya kekurangan.
2) Memberikan rasa bangga bila telah selesai melakukan perbaikan bilamana dilakukan
pemeriksaan ulang oleh petugas.
3) Peringatan keras perlu dilakukan untuk menjaa kewibawan petugas di dalam rangka
memberikan saran atau nasehat yang terdahulu.
Catatan :
Bilamana keadaannya sudah melampaui batas misalnya tidak dipatuhi, acuh dan
seterusnya. Maka tindakan terakhir adalah usul pencabutan izin pengoperasian TPM
yang bersangkutan.
6. HUBUNGAN INFORMAL
Tidak kurang pentingnya malah dianggap sangat penting adalah membuat
hubungan baik antara pemeriksa dengan pengusaha, baik melalui jalur formal (misalnya
sering melakukan penataran, pemeriksaan resmi) atau informal seperti kunjungan sehari
sambil berbelanja dan sebagainya. Dengan hubungan akrab cara memberikan saran,
nasehat atau tegoran menjadi enak dan dapat dilakukan secara antar kawan, sehingga
labih mudah dapat diterima.
Tujuan :
1) Mendekatkan hubungan pengusaha dengan petugas.
2) Melihat langsung perkembngan dan keadaan sehari-harinya di luar waktu kunjungan
resmi.
3) Lebih mudah berkomunikasi dan menyampaikan saran-saran.
7. ANALISIS BAHAYA TITIK KRISIS
Dalam memeriksa TPM, harus difokoskan kepada pemeriksaan titik kritis
(Critical point). Metode ini dikenal denga HACCP (Hazardous Analysis Critical Control
Point). Cara ini akan menjadikan pengawasan efektif dan tidak mencari-cari atau
terpukau dengan kondisi kemewahan yag dijumpai.
Titik kritis yang terpenting adalah:
1) Penyimpanan makanan, terutama pada TPM yang karena kemampuannya
mengharuskan menyimpan makanan, tetapi TPM terbatas penyajiannya seperti
rumah makan, warung nasi dan lain-lain, duanjurkan untuk menyediakan bahan
sebanyak yang habis dimasaki hari itu, jadi tidak melakukan penyimpanan, kalau
menyimpan harus memenuhi standart penyimpanan yang menyangkut:
a) Suhu penyimpanan,
b) Waktu/lamanya penyimpanan,
c) Jenis makanan yang disimpan,
d) Ketebalan dari bahan,
e) Pemisahan tiap jenis,
f) Kepadatan ruang oenyimpanan,
Alat pemeriksaan titik kritis yaitu:
a) Thermometer suhu,
b) Atal ukur ketebalan,
Alat bantu pemeriksaan berupa kemampuan petugas dalam mendeteksi bau (aroma),
tekstur (kekenyalan), visual (kenampakan) dari bahan yang diperiksa.
2) Penanganan makanan,
Titik kritisnya adalah penananganan makanan matang atau makanan yang dimakan
mentah. Titik kritis ini lebih penting bila makanan tidak lansung dimakan, sehingga
memberikan waktu pertumbuhan kuman.
Titik kritis dalam penanganan makanan adalah:
a) Perlindungan kontak lansung tubuh dengan makanan, seperti:
Sarung tangan, penjepit makanan.
Masker.
Lebiasaan cuci tangan.
b) Makanan dalam keadaan terlindung:
Wadah tertutup.
Etalase.
c) Kondisi fisik (visual) penjamah yang sehat:
Tidak luka terbuka.
Pakaian pelindung penjamah.
d) Kebiasaan hidup/perilaku sehat dalam menangani makanan dan perlengkapan
kerja.
Alat pemeriksaan titik kritis:
a) Observasi visual dari keadaan yang terjadi.
b) Uji laboratorium.
3) Air bersih.
a) Sumber air bersih, letaknya terhadap sumber pencemaran.
b) Hubungan dengan sistim air buangan (cross conection).
c) Reservoir sumber air persediaan
Alat pemeriksaan titik kritis:
a) Komperator sederhana untuk pH, chlor, Fe dan Mn.
b) Uji laboratorium.
Lampiran : 1
………………………………19…………..
Nomor :
Lamp :
Kepada Yth :
Saurada …………………………
Pengusaha/Direktur………………………………………………
Dengan hormat,
Berdasarkan kepada Undang-Undang No. 11 than 1962 tentang Hygiene untuk usaha-
usaha bagi umum dan peraturan daerah No ….. tentang ……… (kalau ada), atau berdasarkan
SK/Surat Edaran Bupati/Walikotamadya No …… tentang ……………………….
Dengan ini diberihukan kepada saudara bahwa kami akan melakukan pemeriksaan
Hygiene sanitasi (kesehatan) kepada perusahaan saudara pada hari …………………….
tanggal ……………… selama …………………………… jam kerja.
Nama : ………………………………..
Pangkat/ Jabatan : ………………………………..
Nomor Pengenal (NIP) : ……………………………..
Untuk itu kami mengharapkan bantuan saudara utuk kelancaran pemeriksaan yang
akan dilaksanakan oleh petugas kami sampai selesai.
Atas kerjasama Saudara kami mengucapkan terima kasih.
NIP. :
Tembusan :
- Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah.
- Arsip.
Lampiran : 2
Nomor :
Lamp :
Kepada Yth :
Saurada …………………………
Pengusaha/Direktur………………………………………………
Dengan hormat,
Menurut hasil pemeriksaan petugas kami nama :
…………………………………………
No. Pengenal ……………… pada tanggal …………………………. terhadap perusahaan
Saudara, didapat keadaan yang perlu segera diperbaiki, Yaitu :
1. ……………………………………….
2. ……………………………………….
3. dst……………………………………
Berdasarkan Undang-Undang No.11 tahun 1962 tentang Hiygiene untuk usaha-usaha
bagi uum dan peraturan daerah/SK Bupati/Edaran Kepala Daerah (kalau ada)
No…………….. tentang ………………….. Saudara diwajibkan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan seperti tersebut diatas.
Kami berikan waktu untuk selama …………………. bulan dan setelah lewat waktu
tersebu, akan kami periksa ulang.
Harap Saudara maklum dan dilaksanakan seperlunya.
Kepala Dinas Kesehatan ……..
………………………………..
(………………………………..)
NIP. :
Tembusan :
- Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah.
- Arsip.
Lampiran : 3
Nama :
NIP :
Pangkat :
Tanggal :
Photo Petugas
…………………………………….19……
KEPALA DINAS KESEHATAN DATI
II
…………………………………………….
(……………………………..)
NIP.
C. PERATURAN PERUNDANGAN
1. Pendahuluan
Untuk mendukung penyelenggaraan upaya peyehatan makanan/ minuman
diperlukan peraturan perundangan yang dilengkapi dengan perangkat pelaksanaannya.
Seorang ahli dari WHO, Prof. FRM. Alvi di dalam rekomendasinya menyatakan “The
main problem hyglihteg bt all consultans is the absence of a basic food law, Without
which sffective food control measures cannot be taken”. Rekomendasi ini didasarkan atas
hasil pengamatan selama yang bersangkutan menjadi konsuktan jangka pendek di
Indonesia.
Pendapat ini tepat sekali karena memang saat ini belum ada peraturan yang mengatur soal
pengawasan makanan dan minuman secara keseluruhan (mulai proses pengolahan,
penyajian, pengangkutan, dan sebagainya).
Sedangkan peraturan perundang-perundangan yang ada masih bersifat sebagian-sebagian.
Pentingnya peraturan perundang-perundangan tersebut, sejaln juga dengan fikiran yang
dikemukakan oleh RAJAPOLAN M.A SHIFMAN yang menyatakan bahwa untuk
mengatasi program penyehatan makanan diperlukan 3 metode dasar yaitu :
a. Peraturan dan pelaksananaannya (rugulation’s enforcement).
b. Pertimbangan-pertimbangan technis (Technological Consideration).
c. Pendidikan (Educations).
Menurut Prof Alvi peraturan Perundang-perundangan yang perlu segera diadakan adalah :
a. Inspection of food prosesing establishments.
b. Inspection og food service establishments.
c. Grading of Hotels and Restorants and
d. Good Catering practice
Walaupun peraturan perundang-perundangan yang memadai belum ada, namun sebagai
pengelola penyehatan makanan di daerah perlu mengetahui peraturan-peraturan yang erat
kaitannya dengan penyehatan makanan dan minuman. Hal ini penting agar para peserta
setelah selesai penataran nanti sudah mempunyai gambaran lunas tentang derbagai
peraturan yang ada pada akhirnya hal ini diharapkan akan menumbuhkan ide untuk
mempercepat terselesainya peraturan perundang-perundangan yang memadai. Barikut ini
saya ketengahkan perundang-perundangan yang selama ini dipakai dasar dan erat
kaitannya dengan penyehatan makanan dan minuman.
2. Undang-Undang No. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal 1, pasal
2, pasal 4, pasal 6, dan pasal 13 beserta penjelasannya.
a. Pasal 1
Tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh derajad kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha kesehatan Pemerintah.
b. Pasal 2.
Yang dimaksud kesehatan dalam undang-undang ini ialah yang meliputi kesehatan
badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan.
c. Bab II tugas pemerintah (pasal 4).
Pemerintah memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat dengan
menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha dalam lapangan :
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit
2) Pemulihan kesehatan.
3) Penerangan dan pendidikan kesehatan pada rakyat.
4) Pendidikan tenaga kesehatan.
5) Perlengkapan obat-obatan dan alamat-alamat kesehatan.
6) Penyelidikan-penyelidikan
7) Pengawasan dan
8) Lain-lain usaha yang diperlukan
d. Pasal 6.
Pemerintah melakukan penegahan penyakit dengan menyelenggarakan :
1) Hygiene lingungan termasuk kebersihan.
2) Pengebalan (Imunisasi).
3) Karantima.
4) Hal-hal yang perlu.
e. Bab III alat-alat perlengkapan Pemerintah Pasal 13.
Alat-alat perlengkapan Pemerintah dalam lapangan kesehatan adalah :
1) Departemen Kesehatan.
2) Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah.
3) Alat-alat dan badan-badan Pemerintah yang lain.
f. Penjelasan dari pasal 6
Lingkungan hidu manusia sesuai dengan syarat-syarat kesehatan, yang dimaksud
lingkungan hidup adalah : segala sesuatu yang terdapat disekitar setiap manusia
dalam kehidupannya sehari-hari. Umpamanya : udara, tempat kediaman dan tanah
sekitarnya tempat bekerja, tempat berkumpul, tempat ibadah dan sebagainya.
Dalam hal ini sangat perlu adanya kebersihan, pemberantasan serangga dan lain-
lain hewan penyebar penyakit.
Mencegah penyakit berarti mengusahakan sesuatu yang dapat melindungi rakyat
dari sebab musahbab penyakit, dalam lapangan kesehatan jiwa dan tuntunan tehnis
dalam soal pembuatan bangunan-bangunan, pembutan penjualan makanan dan
minuman dan lain-lain.
3. Undang-Undang No. 11 tahun 1962 tentang Hygiene untuk usaha-usaha bagi
umum pasal 1, pasal 2, pasal 3, pasal 5 ayar (b) pasal 9 dan penjelasnnya.
a. Bab I Maksud dan Tujuan Pasal 1
Maksud da tujuan undang-undang ini adalah untuk
melindungi/memelihara/mempertinggi kesehtan masyarakat yang mempergunakan
tempat atau hasil usaha-usaha umum.
b. Bab II ketentuan umum Pasal 2
Yang dimaksud dalam undang-undang ini dengan :
1) Hygiene ialah segala usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan.
2) Usaha-usaha bagi umum ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh Badan-badan
Pemerintah, Swasta maupun perorangan yang menghasilkan sesuatu untuk atau
langsug dapat digunakan untuk umum.
c. Pasal 3
Hygiene untuk usaha-usaha bagi uum yang diatur dalam undang-undang meliputi :
1) Hygiene air, susu, makanan dan minuman untu konsumsi bagi umum.
2) Hygiene perusahaan-perusahaan.
3) Hygiene bangunan-banguna umum.
4) Hygiene tempat pemandian umum.
5) Hygiene alat-alat pengangkutan umum.
6) Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya tang akan ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
d. Bab II Menetapkan syarat-syarat Pasal 4.
Usaha-usaha bagi umum yang dimaksud dalam Pasal 2 Sub b harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan yang ditetapkan dalam atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
e. Bab IV Ketentuan Pidana Pasal 9.
1) Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
ketentuan tersebut dalam Pasal 4 sehingga dapat membahayakan kesehatan
umum, pidana dengan pidana penjara selama-lamannya 6 bulan dan/atau
pidana denda setinggi-tingginya sepuluh ribu rupiah.
2) Barang siapa karena kesalahan mengakibatkan pelanggaran ketentuan tersebut
dalam pasal 4, pelanggaran mana dapat membahayaan kesehatan umum
dipidana kurungan selama-lamanya 3 bulan dan/atau denda setinggi-tingginya
lima ribu rupiah.
3) Peraturan pemerintah dan peraturan-perundangan yang dimaksuddalam pasal 7
mengenai ketentuan-ketentuan pasal 5 huruf a,c,e, dan f dapat memuat
ancaman pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda setinggi-
tingginya lima ribu rupiah terhadap pelanggaran atas ketentuan-ketentuannya.
4) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan tindak pidana
yang dimaksud dalam ayat (2) dan (3) adalah pelanggaran.
f. Penjelasan
1) Usaha-usaha bagi umum yang menghasilkan sesuatu untuk dipergunakan
masyarakat adalah umpamanya : Perusahaan air minum, pabrik-pabrik
minuman dan makanan dan lain-lain.
2) Air minum, susu, makanan dan minuman yang dipergunakan oleh masyarakat
umum perlu diawasi mutu kesehatannya, hingga tidak menimbulkan bahay
untuk kesehatan karena mengandung kuman-kuman penyakit, zat-zat racun dan
sebagainya.
4. Undang-undang No.2 tahun 1966 tentang Hygiene pasal 2, pasal 3 ayat (b) dan 4
beserta penjelasannya.
a. Bab II Ketentuan Umum Pasal 2.
Yang dimaksud dalam undang-undang ini ialah kesehatan masyarakat yang khusus
meliputi segala usaha yang melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan badan dan jiwa, baik untuk umum maupun untuk perorangan, dengan
tujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat serta mempertinggi
kesejahteraan dan daya guna peri kehidupan manusia.
b. Bab III Usaha-Usaha Pasal 3.
Untuk mencapai keadan kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pasal 2,
Pemerintah melakukan usaha-usaha sebagai berikut :
1) Pendidikan dan penerangan mengenai Hygiene kepada rakyat.
2) Menyelenggarakan tidakan-tindakan demi kepentingan Hygiene bagi umum
maupun bagi yang perorangan.
3) Menyelenggarakan bimbingan, tindakan dibidang kesehatan dan pencegahan
gangguan-gangguan yang merugikan kesejahteraan jiwa masyarakat.
4) Memperkembangkan perlengkapan masyarakat agar dapat terjamin tingkat
hidup yang sebaik-baiknya bagi setiap anggota masyarakat dalam keadaan yang
sehat, sejahtera adil dan makmur.
c. Pasal 4
Pelaksanaan usaha-usaha yang disebut dalam pasal 3 menjadi :
1) Memberikan bimbingan bagi pemeliharaan dan perbaikan kesehatan badan dan
jiwa.
2) Menyelenggarakan kesehatan lingkungan.
3) Menyelenggarakan tindakan-tindakan untuk mencegah berjangkitnya
menularnya dan menyebabkan penyakit.
5. Undang-undang gangguan (Heider Ordonantie) pasal 1 ayat XX :
Tanpa Izin dilarang mendirikan tempat-tempat bekerja yang berikut :
I. Yang didalamnya akan diadakan alat yang dijalankan dengan pesawat uap air atau
pesawat gas, demikian juga yang dijalankan dengan motor listrik dan lain-lain
tempat bekerja yang padanya dipergunakan uap air, gas atau uap air yang besar
(tinggi) tekanannya.
II. Yang disediakan untuk membuat mengerjakan dan menyimpan mesin dan bahan-
bahan yang mudah meletus, dalam itu termasuk juga pabrik-pabrik dan tempat
menyimpan kembang api (petasan atau mercon).
III. Yang disediakan guna membikin bahan kimia, dalamnya termasuk juga pabrik-
pabrik geretan.
IV. Yang disediakan untuk memperoleh, mengolah dan menyimpan benda-benda hasil
pengolahan yang mudah habis. (menguap).
V. Yang disediakan untuk mengukus tanpa memakai air, bahan-bahan yang berasal
dari tanaman-tanaman dan binatang-binatang dan untuk mengolah hasil-hasil yang
diperoleh dari pembuatan itu, dalamnya termasuk juga pabrik-pabrik gas.
VI. Yang disediakan untuk membikin lemak dan dammar.
VII. Yang disediakan untuk menyimpan dan mengolah ampas (bungkil atau sampah).
VIII. Guna tempat membikin urut (kecambah-kecambah dari berbagai jenis kedelain dan
kacang), tempat-tempat membuat air, pembakaran, pengukusan, pabrik spritus,
pabrik cuka, dan penyaringan pabrik tepung dan pembikin roti, demikian pula
pabrik setrup buah-buahan.
IX. Guna pemotongan hewan, pekalitan, tempat mengolah isi perut hewan penjemuran
pengasapan (penyalaian) dan pengasingan benda-benda yang berasal dari binatang,
demikian pula penyamakan kulit.
X. Untuk peleburan logam, penuangan, pertukaran besi, pemukulan logam, tempat
mencapai logam, pertukaran tembaga dan kaleng serta pembikinan kawah.
XI. Untuk penggilingan batu, kincir penggergajian kayu dan penggilingan (kilang
minyak).
XII. Untuk galangan kapal, pemahatan batu dan penggergajian kayu, pembuatan-
pembuatan talang dan kedai tukang kayu.
XIII. Untuk penyewaan kereta dan pemerahan susu.
XIV. Untuk tempat latihan menembak.
XV. Untuk bangsal tempat menggantungkan daun-daun tembakau.
XVI. Untuk pabrik ubi kayu (singkong tapioca).
XVII. Untuk pabrik guna mengerjakan ruber, karet mentah, getah perca atau benda-benda
yang mengandung karet.
XVIII. Untuk bangsal kapuk pembatikan
XIX. Untuk warung-warung dan bangunan yang tetap, demikian pula segala pendirian-
pendirian yang lain, yang mengakibatkan bahaya, kerugian atau ganguan.
BAB V
PENUTUP
Program sanitasi makanan dan minuman merupakan kegiatan yang kompleks yang
memerlukan penguasaan materi yang mencakup aspek-aspek social, tehnis maupun
administrasi. Diharapkan buku pedoman dapat memberikan arahan secara garis besar untuk
pengembangan pengetahuan sanitasi manakan dan minuman.
Mengingat akan keterbatasan waktu, kemampuan dan sarana yang tersedia, buku
pedoman ini belum merupakan materi yang lengkap dan sempurna. Saran serta usulan-usulan
untuk penyempurnaan dari berbagai pihak sangat kali harapkan.
Harapan kami dengan tersusunya buku pedoman ini akan dapat menunjang
penyempurnaan program pendidikan tenaga sanitasi di masa mendatang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN