Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERACUNAN MAKANAN LAUT


Dosen Pengampuh:

Oleh: KELOMPOK 11
Astian Fadillah (P00320020009)
Putri Aulia Febriana (P00320020032)
Iin Jesika (P00320020019)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas kasih dan berkat-Nya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang merupakan salah satu tugas pada
mata kuliah Manajemen Bencana Pesisir. Penulis berterima kasih kepada dosen mata
kuliah Manajemen Bencana Pesisir yang telah memberikan penjelasan dan pengarahan
dalam pembuatan makalah ini. Penulis berterima kasih kepada seluruh teman teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini dari awal hingga
akhir.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik serta saran pembaca guna
evaluasi dalam penulisan makalah berikutnya. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam


kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi.
Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Makanan yang
menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman
untuk dikonsumsi. Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara
yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan
kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan
fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia
pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme.
Keracunan makanan menurut Pusat Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2016) adalah suatu gangguan yang disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.Terkontaminasinya makanan tersebut
dapat disebabkan oleh bakteri, bahan kimia, jamur tertentu, dan virus.Keracunan
makanan pada umumnya menimbulkan banyak korban dalam waktu yang bersamaan
karena mengkonsumsi makanan yang sama.Pada umumnya keracunan makanan ditandai
dengan gejalapusing, mual, hingga muntah.Bahkan pada beberapa kasus dapat
menimbulkan kematian.
Masalah global yang berkaitan dengan keracunan makanan laut adalah KLB di
daerah non-endemis, pekerja medis yang kerap tidak mengenali kasus keracunan
makanan dan tidak mengetahui  pentingnya pelaporan, serta gambaran epidemiologis
yang samar akibat pelaporan sebelumnya yang tidak  lengkap (under -reporting ).
Sama seperti keracunan yang disebabkan oleh penyebab lain, keracunan pada
hewan laut baru akan terjadi bila orang menyantap hewan laut yang mengandung racun,
tidak peduli apakah racun tersebut terdapat secara alami, terbentuk oleh kegiatan jasad
renik tertentu, atau akumulasi dari zat pencemar di sekitarnya (air laut).
B. TUJUAN
Makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Menular juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
serta menjelaskan kepada pembaca mengenai Keracunan makanan laut.

C. MANFAAT
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca dalam hal Keracunan
makanan laut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KERACUNAN MAKANAN LAUT

Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia
mengingat setiap saat dapat terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain, kebiasaan mengolah makanan secara
tradisional, penyimpaan dan penyajian yang tidak bersih, dan tidak memenuhi
persyaratan sanitasi (Chandra. 2006 : 85).
Ikan merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi.
Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat,
serta kadar air. Ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses
pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi
pada ikan mati yang menyebabkan pembusukan (Suriawiria, 2005, dalam Kurniawan,
Yoswaty dan Nedi. 2012).

zat beracun dalam tubuh ikan terakumulasi di dalam jaringan / organ tertentu.
Berdasarkan  jaringan atau organ yang mengandung racun, ikan dibagi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu:
1. jenis ichtyosarcotoxic (racun terkonsentrasi di dalam otot, kulit, hati, usus, dan
jaringan lain termasuk zat lender pada tubuh ikan, kecuali gonad).
2. jenis ichtyootoxic (racun terkumpul di gonad : ovarium, testis, dan ovum) .
3. jenis ichtyohemotoxic (racun terkandung di dalam darah)

pembagian ini tidak sepenuhnya tegas karena masih sering terjadi tumpang tindih.
contohnya,  puffer fish (tetraodontiformers); racun pada ikan jenis ini tersebar di seluruh
jaringan tubuh.
B. DIAGNOSIS KERACUNAN MAKANAN
a. pemeriksaan Fisik
pemeriksaan fisik diarahkan untuk menilai derajat deplesi cairan. Mulut
kering, tak ada keringat di ketiak, dan kencing yang berkurang menandakan
dehidrasi ringan. hipotensi ortostatik, kulit yang kurang lentur, dan mata
cekung mencerminkan dehidrasi sedang. Sementara itu, dehidrasi berat timbul
sebagai hipotensi yang dikompensasi oleh takikardi, delirium, dan syok.
Tanda dan gejala klinis keracunan makanan meliputi :
a. nausea dan muntah
b. Diare berdarah (bloody diarrhea) maupun berair (profuse watery
diarrhea)
c. nyeri perut dan kram yang hebat
d. Demam
e. Tanda-tanda keterlibatan system saraf, seperti prestesi, kelemahan
system motorik, gangguan pengelihatan, kelemahan saraf cranial, sakit
kepala, pusing, urtikaria, dan gagal napas - gangguan saraf otonom
tercermin sebagai flushing (merah di daerah leher dan muka),
hipotensi dan reaksi anafilaksis
f. Mialgia
g. Limfadenopati
h. gambaran yang mirip apendisitis : appendicitis like presentation
i. oliguria
j. Kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen (selaput otak)

b. pemeriksaan penunjang
pemeriksaan radiologis (foto polos abdomen) harus dilakukan bila pasien
mengeluh perut kembung, sakit perut hebat, atau dicurigai sudah terjadi
obstruksi atau perforasi. Jika diare telah bercampur darah, sigmoidoskopi
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis penyakit lain yang
bersamaan, seperti inflammatory bowel disease , shigellosis, disentri amuba,
atau diare yang terkait dengan penggunaan antibiotik.

C. PENANGANAN
Secara umum, penanganan keracunan makanan dibagi menjadi dua tahap,
yaitu upaya penyelamatan jiwa (life-saving) dan perbaikan gejala. Dehidrasi
diatasi sambil menghentikan muntah serta diare, pemberian cairan rehidrasi
bukan sekedar mengganti cairan yang telah/sedang hilang tetapi juga
mengompensasi deficit elektrolit (natrium, kalium, klorida, magnesium) yang
terbawa bersama muntahan dan diare. Jika pasien diyakini telah termakan racun
tertentu (dari jamur atau ikan), pembilasan lambung dan pemberian arang aktif
merupakan langkah penanganan pertama.

1. Pengobatan keracunan makanan pada wilayah pesisir


a. Memperbanyak minum air putih

Minum air putih dapat membantu mengeluarkan racun melalui proses


buang air kecil ataupun besar. Ini dikarenakan proses pengeluaran cairan
tersebut akan menguras cairan tubuh yang ada. Kamu bisa saja mengalami
dehidrasi ringan. Jadi setelah mengonsumsi obat norit usahakan untuk selalu
konsumsi air putih yang banyak. Selain mencegah terjadinya dehidrasi, air
putih membantu pengeluaran racun dalam tubuh menjadi lebih baik.
b. Air kelapa

Minum air kelapa mudah ditemui di banyak daerah, terutama jika sedang
berlibur di daerah pesisir pantai. Ketika mengonsumsi air kelapa, ternyata
ampuh menghilangkan racun di dalam tubuh. Usahakan untuk tidak menambah
apapun, termasuk gula. Minum banyak air kelapa juga dapat membantu proses
pengeluaran racun dalam tubuh menjadi lebih baik. Selain air kelapa, banyak
juga yang menggunakan susu untuk menetralisir racun. Namun, ada beberapa
hal yang perlu kita ketahui. Beberapa jenis racun makanan dan minuman,
seperti sianida, kerang laut, atau ikan buntal, membutuhkan penawar tersendiri.
Sehingga bila tidak selesai dengan penawar racun alami, sebaiknya segera
menghubungi medis.

Saat mengalami keracunan tentu saja tubuh akan berusaha keras


mengeluarkan racun tersebut. proses ini akan memakan energi yang cukup
banyak, oleh sebab itu beristirahat adalah cara ampuh untuk mengembalikan
tenaga tersebut. Keracunan biasanya mengakibatkan sakit perut, kram, hingga
demam. Kamu perlu banyak istirahat untuk mempercepat proses penyembuhan
sehingga dapat beraktivitas secara normal kembali.
Secara umum keracunan makanan dapat sembuh dalam beberapa hari. Akan
tetapi jika kamu merasa dalam waktu panjang tidak merasakan kesembuhan,
segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Atau jika kamu merasakan sakit
yang luar biasa saat keracunan, dan merasa keracunan yang cukup parah.
Jangan ragu untuk segera mendatangi rumah sakit terdekat saat berlibur dengan
membuka maps atau bertanya kepada warga sekitar.

2. Penanggulangan keracunan makanan


Penanggulangan untuk kejadian keracunan makanan adalah dengan cara
mengganti cairan tubuh yang keluar (karena muntah atau diare) baik dengan minuman
ataupun cairan infus. Bila perlu, penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini
tergantung dari beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi & kemampuan
untuk meminum cairan tanpa muntah.
Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menangani kasus keracunan
makanan:
 Pemberian obat anti muntah & diare.
 Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas.
 Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan. Karena pada beberapa
kasus, pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Hanya pada kasus
tertentu yang spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek waktu
penyembuhan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-13201-811409089-bab1-31072013090807.pdf

https://www.scribd.com/doc/299711865/Keracunan-Makanan-Laut

https://www.academia.edu/44581746/_KERACUNAN_MAKANAN_

https://www.academia.edu/30254856/Makalah_keracunan

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1089/keracunan-makanan-laut-keracunan-terkait-
histamin

Anda mungkin juga menyukai