Askep Tumor Mamae Dengan Pathway
Askep Tumor Mamae Dengan Pathway
Disusun oleh:
Aris Wibowo
(A11000615)
F. Terapi
1. Terapi kuratif :
Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
a. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi + diseksi aksila
b. Terapi ajuvan, :
1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke
1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600
mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2
hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2 tahun
c. Terapi bantuan, roboransia,
d. Terapi sekunder bila perlu
e. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
b. pramenopause, bilateral ovariedektomi
c. pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor negative
(kemoterapu dengan CMF atau CAF)
Terapi ajuvan
a. operable (mastektomi simple)
b. inoperable (radioterapi)
G. Fokus Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat
penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.
4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone
antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh
hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien
duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih
kurang sama tinggi.
a. Inspeksi
1) Simetri mamma kiri-kanan
2) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, dimpling,
ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas
untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah
bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
1) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu
punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)
5) Stadium kanker
BAB III
TINJAUN KASUS
1. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Tempat : Ruang IBS RSUD Kebumen
Jam : 09.00 WIB
Metode : Observasi dan anamnesa
Sumber : Pasien dan Rekam medik
A. Identitas pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen
5. Pekerjaan : IRT
6. Status : Menikah
7. No. RM : 229615
8. Tgl. Masuk : 16 Desember 2013
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 50 tahun
3. Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen
4. Hubungan dengan pasien : Suami
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul,
dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit yang diderita
pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada usia 16 tahun, riwayat KB sejak kelahiran anak
pertama menggunakan KB suntik selama 4 tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti
KB pil.
D. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon
1. Kebutuhan bernafas dengan normal
Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak nafas (-).
2. Kebutuhan nutrisi
Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik, dan tidak ada
anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.
3. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit tidak ada keluhan
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada payudaranya
5. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya membuatnya cemas
terhadap kondisi fisik tubuhnya.
E. Keadaan umum
1. Suhu : 36,5 C
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Tekanan darah : 120/80 mmHg
4. RR : 18 kali/menit
5. Berat badan : 60 kg
F. Pemeriksaan fisik
1. KU : cukup
2. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6)
3. Cepalo – caudal :
Thorax :
bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)
teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.
Ekstremitas : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
F. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorim tanggal 17 Desember 2013
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Darah
- Hb 12,3 g/dl 11,7-15,5
- Leukosit 8,7 /ul 3,6-11
- HT 35 35-47
- Eritrosit /ul 3,3-5,2
4,3
- Trombosit /ul 150-400
- BT 360 Menit 1-3
- CT 3 Menit 3-6
3
Kimia klinik
- GDS 94 mg/dl 70-120
- Ureum 17 mg/dl 15-50
- Kreatinin O,49 mg/dl 0,4-0,9
- SGOT 16 u/l 0-35
- SGPT 13 u/l 0-35
Faktor
genetic Hormonal Lingkungan Faktor resiko
Hyperplasia
Massa
Operatif
Non Operatif
Motorik intestinal
Kerusakan Po
st
Mual /
muntah Jaringan radioterapi
Nyeri (-) nafsu
makan Gangg. Integritas kulit
Gang. Nutrisi Menekan Kekeringan
Bone marrow klj.
Rambut
Sist.hemopoltik Alopesia
Terganggu Gang.Citra
tubuh
Anemi, Trombositupenia, Lekopenia
infeksi
PENGERTIAN
1. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan
stroma jaringan ikat.
2. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas,
soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.
PENYEBAB GANGGUAN
3. Faktor-faktor predisposisi :
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal
8. Pertumbuhannya lambat
PATOFISIOLOGI
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang
disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan
terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas,
mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan
ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang
(tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi
regresi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Biopsi
2. Pembedahan
3. Hormonal
5. Mammografi
6. Angiografi
7. MRI
8. CT – Scan
1. Faktor-faktor resiko
3. Pemeriksaan klinik
4. Mammografi
5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan
Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang disebabkan oleh
tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 :
541)
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat, kenyal, dapat
digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas (
Soelarto R, 1995 : 355 ).
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah
30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum
wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini
adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini
untuk menjadi kanker yang ganas. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada
tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.
A. Etiologi
Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang mempengaruhi timbulnya
tumor ini antara lain :
1. Konstitusi genetika
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Pada kembar monozigot
terdapat kanker yang sama.
Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker payudara.
FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat pada saat menstruasi atau pada
saat hamil karena produksi hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah.
Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker.
B. Patofisiologi
FAM bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus tersebut tinggi,
tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat terjadi
karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan
mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga
akan tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel
yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan
estrogen FAM ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil.
Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhanFAM. Karena FAM tumor
jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui
apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang
(tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause
terjadi regresi.
C. Manifestasi Klinik
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan
ikat berwarna putih, kenyal
8. Pertumbuhannya lambat
Tampak jaringan tumor yang berasal dari masenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel
(kelenjar epitel) yang berbentuk lobus-lobus.
Lobuli terdiri dari jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau
bercabang (intrakanalikuler)
Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Mammography
Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak
yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografy, keganasan dapat
memberi tanda-tanda primer dan skunder.
Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara
ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distensi pada struktur
arsitektur payudara.
Tanda skunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi
papila dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar
(gambaran ini tidak khas) (Mansjoer A, 2000:284).
Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun atau 70
tahun.
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan
mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik.
Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostik yang lebih tinggi
(Mansjoer A, 2000:284).
3. Aspirasi
Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration Cytologi (FNAC). Pada
FNAC akan diambil sel dari FAM dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan
hasil pengambilan akan di kirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.
4. Xeroradiography
Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan suatu pelapis selenium
bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana tempatkan film hitam putih sinar X mammography.
5. Thermograpy
Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari payudara dengan
menggunakan sinar infra merah.
6. Biopsi Payudara
Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak, berbahaya atau tidak
berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita secara bedah untuk dilakukan pemeriksaan
mikroskopik.
E. Penatalaksanaan
1. Biopsi eksisi
Dilaksanakan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di
sekitarnya bila tumor < 5cm
2. Eksterfasi FAM
Adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk pengangkatan tumor yang terdapat pada
payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan maka akan terjadi penambahan
pada masa tumor dan tumor ini terdapat dibawah kulit dan mempunyai selaput atau seperti kapsul,
mudah digoyangkan, dan lunak. Terapi dari FAM dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan
merubah bentuk payudara, tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di ganti oleh
jaringan normal secara perlahan.
3. Biopsi insisi
Dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan untuk tumor
yang inoperabel atau lebih besar dari 5 cm