Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN AUDITING

OLEH: KELOMPOK II

AGUSTINA 105731108416

MUSPIRA 105731111116

SARINA 105731111416

AYU DAYANA 105731111716

RISNA SITI L 105731111816

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua
sehingga penulisan ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Dan tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita
Nabiullah Muhammad saw. Sebagai rahmatan lil’alamin.

Penulisan makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan penyempurnaan


nilai terhadap kami selaku mahasiswa di Universitas Muhammadiyah. Tugas
“Makalah Pengertian Auditing ” ini kami tulis dan kami susun dengan segenap
keikhlasan yang kami kumpulkan disela-sela waktu yang sangat sempit.

Dan ucapan terima kasih kepada dosen Auditing I kami yang telah
memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada kami.

Penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis


mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Wassalam.....!

Makassar, 11 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Pengertian Audit ..................................................................................................... 2
B. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (ACCOUNTING) Dan Tahap-Tahap Audit .... 4
C. Mengapa Diperlukan Audit? ................................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Audit ..................................................................................................... 6
E. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain .................................................. 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan jaman seperti ini, teknologi dan juga keuangan
merupakan dua hal yang menjadi pilar penting. Bagaimana teknologi bisa
mengarahkan manusia jaman sekarang untuk lebih maju baik dalam berkegiatan
maupun dalam membantu manusia. Sedangkan keuangan merupakan hal utama
yang digunakan untuk transaksi kegiatan apapun dan dianggap valid.
Keuangan sendiri dianggap sensitif dan juga penting baik bagi sebuah
perusahaan ataupun untuk sebuah keluarga. Semakin besar keuangan dan
sistemnya maka harus ada pengawasan yang jelas untuk menjaga agar jalannya
keuangan tidak keluar jalur dengan laporan keuangan.
Laporan keuangan bisa disajikan untuk memenuhi keperluan seperti
mendapatkan informasi secara kuantitatif, lengkap serta terpercaya. Tentunya
laporan ini diberikan kepada orang yang berwenang untuk tahu apa saja yang
terjadi di lapangan dan bagaimana sistem keuangan berjalan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian audit?
2. Bagaimanakah perbedaan auditing dan akuntansi, dan tahap-tahap audit?
3. Mengapa diperlukan audit?
4. Apa saja jenis-jenis audit?
5. Apa saja profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian audit
2. Untuk mengetahui perbedaan auditing dan akuntansi, dan tahap-tahap audit
3. Untuk mengetahui mengapa diperlukan audit
4. Untuk mengetahui jenis-jenis audit
5. Untuk mengetahui profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian
umumnya merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan
tentang realibilitas dari pernyataan seseorang.
Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi merupakan: “komunikasi
tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi
tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya”. Seorang akuntan
publik, dalam perannya sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran
dari laporan keuangan sebagai entitas. Akuntan publik juga memberikan jasa
atestasi lainnya, seperti membuat laporan mengenai internal control, dan laporan
keuangan porspektif.
Ada beberapa pengertian Auditing (Pemeriksaan Akuntan) yang diberikan
oleh beberapa sarjana dibidang akuntasi antara lain:

Menurut Hayes (2004:4)


Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi
bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asers tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut Konrath (2002: 5) mendefinisikan auditing sebagai:
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi
bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi
untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan”.

2
Menurut Penulis, pengertian auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut”.
Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut, yang perlu
dibahas lebih lanjut.
Pertama, yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri atas Laporan Posisi
Keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri atas buku harian (buku
kas/bank, buku penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub
buku besar (piutang, liabilitas, aset tetap, kartu persediaan).
Kedua, pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam
melakukan pemeriksaannya, akuntan publik berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (di USA: Generally Accepted Auditing Standards), menaati Kode
Etik Akuntan Profesional IAI dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik dari IAPI
serta mematuhi Standar Pengendalian Mutu.
Ketiga, pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan
publik. Akuntan publik harus independen, dalam arti, sebagai pihak diluar
perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempumyai kepentingan tertentu di dalam
perusahaan tersebut (misal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewan
komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal keluarga dari pemegang
saham, direksi atau dewan komisaris).
Keempat, tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang
berlaku umum (di Indonesia: Standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
yang dikodifikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan, di USA: Generally

3
Accepted Accounting Principles), diterapkan secara konsisten dan tidak
mengandung kesalahan laporan keuangan itu benar, karena pemeriksaannya
dilakukan secara sampling (test basis) sehingga mungkin saja terdapat kesalahan
dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material (kecil atau immaterial)
sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Tujuan auditor adalah untuk menentukan apakah respresentasi (asersi)
tersebut betul-betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan “tingkat keterkaitan
antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan”.

B. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (ACCOUNTING) Dan Tahap-Tahap Audit


a. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting)
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai
pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keungan, lalu dicocokkan
dengan neraca saldo (trialbalance), buku besar (general ledger), buku harian
(special journals) , bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar
(sub-ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena
disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub
buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi
(accounting) dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi)
denganberpedoman pada standar akuntansi keuangan atau ETAP atau IFRS
sedangkan auditing dilakukan oleh akuntan public (khususnya financial audit)
dengan berpedoman pada standard professional Akuntan public, kode Etik
profesi Akuntan public dan standar pengendalian mutu.
b. Tahapan-Tahapan Audit
Tahapan-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan public atas
laporan keuangan perusahaan) dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (Klien
yang membutuhkan jasa audit.
 KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk
membicarakan:

4
1. Alas an perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah
untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor,
bapepam-LK, kantor pelayanan pajak, dan lain-lain.
2. Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
3. Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai
perusahaan tersebut.
4. Apakah data aakuntansi perusahaan diproses secara manual atau
dengan bantuan computer.
5. Apakh system penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapih.
 KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain
berisi: jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan
audit dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika
perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi Engagement
Letter (surat penugasan/perjanjian kerja).
 KAP melakukan audit field work ( pemeriksaan lapangan) dikantor klien.
Setelah audit field work selesai KAP memberikan draft audit report
kepada klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draft report disetujui
klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namun sebelumnya KAP
harus meminta surat pernyataan langganan ( client representation letter)
dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal
selesainya audit field work.
 Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan management letter
yang isinya memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan
pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya.

C. Mengapa Diperlukan Audit?


Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan
berbentuk perseroan terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para pemegang saham.
Biasanya setahun sekali rapat umum pemegang saham (RUPS) para
pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan.

5
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu di
audit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena :
a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan mau disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu
laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa
yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang manjerial
dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp25 Milyar keatas harus
memasukkan audited financial statements nya ke departemen perdagangan
dan perindustrian.
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial
statements ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh
pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang
belum diaudit.

D. Jenis-Jenis Audit
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
1. Pemeriksaan umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independent dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus
diselesaikan sesuai dengan standar profesional akuntan publik atau ISA atau
panduan Audit Entitas Bisnis kecil dan memperhatikan kode etik akuntan
indonesia. Kode etik akuntan publik serta standar pengendalian Mutu.

6
2. Pemeriksaan khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audite) yang
dilakukan oleh KAP yang independent dan pada akhir pemeriksaannya auditor
tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu
ya ng diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya
KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap
penagihan piutang usaha di perusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang usaha,
penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya
memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap
penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa
besar jumlahnya dan bagaimana modus operasinya
Ditinjau dari jenis pemeriksaan audit bisa dibedakan atas :
1. Management Audit (Operational Audit)
Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi,
efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam
perusahaan. Misalnya, fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi,
fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia),
fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
Prosedur audit dilakukan dalam suatu mangement audit tidak seluas audit
prosedur yang dilakukan dalam suatu general (financial) audit, karena
ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan operasi perusahaan.
Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup :
 Analytical review procedures, yaitu membandingkan laporan keuangan
periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya
serta analisis rasio (misalnya menghitung rasio likuiditas, dan
profotabilitas untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan
membandingkannya dengan rasio industri).
 Evaluasi atas management control system yang terdapat diperusahaan
tujuannya antara lain untuk mengetahui apakah terdapat sistem

7
pengendalian manajemen dan pengendalian intern (internal control) yang
memadai dalam perusahaan, untuk menjamin keamanan aset perusahaan
dapat dipercayainya data keuangan dan mencegah terjadinya pemborosan
dan kecurangan.
 Pengujian ketaatan (Compliance Test)
Untuk menilai efektivitas (Compliance Test) dari pengendalian intern dan
sistem pengendalian manajement dengan melakukan pemeriksaan secara
sampling atas bukti-bukti pembukuan. Sehingga bisa diketahui apakah
transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah dilakukan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen perusahaan.

Ada 4 tahapan dalam suatu manajemen audit :


1. Survei pendahuluan (preliminary Survey)
Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaran
mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan melalui tanya jawab
dengan manajemen dan staf perusahaan serta pengguna questionnaires.
2. Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen
(Review and Testing of management control system)
Untuk menegvaluasi dan menguji efektivitas dan pengendalian
management yang terdapat diperusahaan. Biasanya digunakan
management control questionsnaries (ICQ), flowchart dan penjelasan
narrative serta dilakukan pengertian atas beberapa transaksi (walk
through the documents).
3. Pengujian terinci (Detailed Examination)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk
mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan manajemen.
4. Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan yang
dibuat mirip dengan management latter, karena berisin temuan

8
pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan yang terjadi
terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang menimbulkan inefisiensi,
infetivitas dan ketidakhematan (pemborosan) dan kelemahan dalam
sistem pengendalian manajement (management control system) yang
terdapat diperusahaan. Selain itu auditor juga memberikan saran-saran
perbaikan.

E. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain


Di indonesia pemakaian gelar akuntan, sampai saat ini, dilindungi oleh
undang-undang pemakaian gelar akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak
memakai gelar akuntan adalah lulusan fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi.
Sampai dengan 31 desember 2015 ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang
lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus
mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi dan mengambil antara
20-30 sks. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke
departemen keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi dimulai dengan A dan
D (saat ini sudah mencapai minimal ±70.000).
Saat ini lulusan PPAK tidak lagi memperoleh gelar akuntan oleh CA
(cartered Accountant) untuk memperoleh gelar CA harus lulus ujian CA yang
diselenggarakan oleh oleh IAI, mereka yang bergelar CA bisa mendirikan KJA
(Kantor jasa akuntansi/setelah memperoleh izin dari PPK (pusat pembinaan
profesi keuangan) mentri keuangan. KJA hanya boleh memberikan jasa non-
assurance, dan antara lain acoservice,p penyusutan akuntansi.
Di negara lain, untuk mendapat gelar akuntan harus mengikuti ujian
profesi yang diselenggarakan oleh ikatan profesi akuntan di negara tersebut, dan
sebelumnya peserta harus memiliki paling sedikit ijazah sarjana muda (bachelor).
Namun saat ini peserta ujian profesi harus berijazah master.
Di Inggris, untuk mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus
ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapura, untuk
mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh singapura Accountant Association.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai


pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keungan, lalu dicocokkan
dengan neraca saldo (trialbalance), buku besar (general ledger), buku harian
(special journals) , bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub-
ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai
dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca
saldo sampai menjadi laporan keuangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh


Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai