Jika anda mengambil dua molekul asam etanoat dan menghilangkan sebuah molekul air diantara
kedua molekul tersebut (lihat gambar berikut) maka akan diperoleh anhidrida asam, yakni
anhidrida etanoat (nama lama: anhidrida asetat).
Sebenarnya kita bisa membuat anhidirida etanoat dengan mendehidrasi asam etanoat, tetapi
anhidrida ini biasanya dibuat dengan cara yang lebih efisien dan lebih sederhana.
Titik didih
Anhidrida etanoat mendidih pada suhu 140°C. Titik didih cukup tinggi karena memiliki molekul
polar yang cukup besar sehingga memiliki gaya dispersi van der Waals sekaligus gaya tarik dipol-
dipol.
Akan tetapi, anhidrida etanoat tidak membentuk ikatan hidrogen. Ini berarti bahwa titik didihnya
tidak sama tingginya dengan titik didih asam karboksilat yang berukuran sama. Sebagai contoh,
asam pentanoat (asam yang paling mirip besarnya dengan anhidrida etanoat) mendidih pada suhu
186°C.
Anhidrida asam bisa dianggap sebagai asil klorida yang termodifikasi. Memahami anhidrida asam
akan jauh lebih mudah jika kita menganggapnya seolah-olah asil klorida yang termodifikasi
dibanding jika jika kita mempelajarinya secara terpisah. Itulah sebabnya pada halaman ini dibuat
perbandingan antara anhidrida asam dengan asil klorida.
Bandingkan struktur anhidrida asam dengan struktur asil klorida – perhatikan dengan cermat
bagian yang diberi warna merah dalam gambar.
Dalam reaksi-reaksi anhidrida etanoat, gugus yang berwarna merah tersebut selalu tetap dalam
keadaan utuh. Gugus-gugus ini seolah-olah merupakan sebuah atom tunggal – persis seperti atom
klorida pada asil klorida.
Reaksi yang umum terjadi pada asil klorida adalah penggantian klorin dengan sesuatu yang lain.
Dengan mengambil contoh klorida etanoil sebagai asil klorida sederhana, reaksi awal yang terjadi
adalah:
Gas hidrogen klorida dihasilkan, walaupun gas ini bisa bereaksi kembali dengan komponen-
komponen lain dalam campuran.
Dengan anhidrida asam, reaksi berlangsung lebih lambat, tetapi satu-satunya perbedaan esensial
adalah bahwa yang dihasilkan bukan hidrogen klorida sebagia produk lain, tetapi asam etanoat.
Seperti halnya hidrogen klorida, produk ini (asam etanoat) juga bisa bereaksi kembali dengan
komponen lain yang ada dalam campuran.
Reaksi-reaksi ini (reaksi asil klorida dan reaksi anhidrida asam) melibatkan komponen seperti air,
alkohol dan fenol, atau amonia dan amina. Semua komponen ini mengandung unsur yang sangat
elektronegatif dengan sebuah pasangan elektron bebas yang aktif – baik oksigen maupun nitrogen.
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/anhidrida_asam/pengantar_anhidrida_asam/
Reaksi Anhirida Asam dengan Air, Alkohol, dan Fenol
KEMIRIPAN ANTARA REAKSI-REAKSI
Perbandingan struktur air, etanol, dan fenol
Air, etanol, dan fenol masing-masing mengandung sebuah gugus -OH. Pada molekul air, gugus
ini terikat pada atom hidrogen, pada molekul alkohol terikat pada sebuah gugus alkil (disimbolkan
dengan "R"), dan pada molekul fenol terikat pada sebuah cincin benzen. Rumus molekul fenol
adalah C6H5OH.
Sehingga setiap reaksi akan menghasilkan gas hidrogen klorida – hidrogen berasal dari gugus -
OH, dan klorin berasal dari etanoil klorida . Komponen lain yang tersisa semuanya bergabung
menjadi satu struktur.
Reaksi dengan anhidrida asam
Kita mengambil contoh anhidrida etanoat sebagai anhidrida asam yang paling umum ditemui
dalam pembahasan tingkat dasar.
Jika anda membandingkan persamaan reaksi di atas dengan persamaan reaksi untuk asil klorida,
anda bisa melihat bahwa satu-satunya perbedaan adalah bahwa yang dihasilkan sebagai produk
kedua adalah asam etanoat, bukan hidrogen klorida seperti pada reaksi asil klorida.
Reaksi-reaksi anhidrida asam persis sama seperti reaksi-reaksi asil klorida yang sebanding kecuali:
· Asam etanoat terbentuk sebagai produk kedua bukan gas hidrogen klorida.
· Reaksi berlangsung lebih lambat. Anhidrida asam tidak terlalu reaktif seperti asil klorida.
REAKSI MASING-MASING DENGAN AIR, ALKOHOL, DAN FENOL
Reaksi dengan air
Dengan memodifikasi persamaan umum yang disebutkan di atas, yaitu X-OH diganti dengan H-
OH (air), maka akan diperoleh dua molekul asam etanoat.
Persamaan ini lebih sering (dan lebih mudah) dituliskan sebagai berikut:
Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu kamar (lebih cepat jika dipanaskan) tanpa ada hal-hal
menarik yang bisa diamati (berbeda dengan asil klorida dimana asap hidrogen klorida terbentuk).
Pada reaksi ini anda mencampur dua cairan tidak berwarna dan memperoleh cairan tidak berwarna
lainnya.
Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:
Produk yang terbentuk kali ini (selain asam etanoat yang selalu terbentuk) adalah sebuah ester.
Sebagai contoh, dengan etanol akan diperoleh ester etil etanoat:
Reaksi ini juga memerlukan sedikit pemanasan agar bisa berlangsung dengan laju reaksi yang
cukup, dan lagi-lagi tidak ada kejadian dramatis yang bisa diamati.
Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:
REAKSI DENGAN FENOL
Reaksi dengan fenol sendiri
Fenol memiliki sebuah gugus -OH yang terikat langsung pada sebuah cincin benze. Dalam zat
yang biasanya disebut "fenol", tidak ada lagi yang terikat pada cincin selain gugus -OH tersebut.
Kita akan membahas ini terlebih dahulu.
Reaksi antara fenol dengan anhidrida asam tidak begitu penting, tetapi akan diperoleh ester persis
seperti pada reaksi dengan alkohol.
Khususnya jika anda menuliskan persamaan dengan cara kedua di atas, maka akan terlihat jelas
bahwa dihasilkan ester yang lain – dalam hal ini, disebut fenil etanoat.
Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:
Tetapi anda perlu hati-hati karena struktur ester biasa dituliskan dengan berbagai cara sehingga
strukturnya lebih mirip seperti sebuah turunan fenol.
Sebagai contoh:
Perhatikan bahwa hidrogen dari gugus -OH fenol telah digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah
gugus alkil yang terikat pada ikatan rangkap C=O).
Anda bisa mengatakan bahwa fenol telah terasetilasi atau telah mengalami asilasi.
Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut sebagai etanoilasi.
Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-.
Pembuatan aspirin
Reaksi dengan fenol sendiri tidak terlalu penting, tetapi kita bisa membuat aspirin dengan sebuah
reaksi yang sangat mirip dengan reaksi ini.
Molekul berikut adalah asam 2-hidroksibenzoat (juga disebut sebagai asam 2-
hidroksibenzenkarboksilat). Nama lama untuk senyawa ini adalah asam salisilat.
Anda bisa menemukan senyawa ini dituliskan dengan salah satu dari dua cara berikut. Keduanya
adalah struktur yang sama dengan molekul yang hanya diputar.
Anda juga bisa menemukan senyawa ini dituliskan dengan gugus -OH pada bagian ujung atas dan
gugus -COOH di sebelah kiri atau kanannya. Ini terkadang sangat membingungkan.
Apabila senyawa ini bereaksi dengan anhidrida etanoat, maka akan teretanoilasi (atau terasetilasi
untuk istilah lebih umumnya) menghasilkan:
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/anhidrida_asam/reaksi_anhirida_asam_dengan_air_
alkohol_dan_fenol/
http://vivierianti.blogspot.com/2013/03/anhidrida-asam-dan-reaksinya-dengan-air.html
ASAM ANHIDRIDA
Anhidrida merupakan salah satu turunan asam karboksilat, sehingga dapat disebut juga dengan
anhidrida asam karboksilat. Suatu anhidrida mempunyai struktur dua molekul asam karboksilat
yang digabung menjadi satu dengan melepaskan air.
Pada pembentukan asam anhidirda ini tidak dapat dibentuk langsung dari asam karboksilat
induknya, melainkan harus dibuat dari derivat asam karboksilat yang lebih reaktif. Salah satunya
adalah dari klorida asam dan suatu karboksilat. Jalan lain untuk menjadi anhidrida adalah dengan
mengolah asam karboksilat dan anhidrida asam asetat.
Anhidrida lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat digunakan untuk mensintesis keton,
ester atau amida. Anhidrida asam bereaksi dengan nukleofil yang sama seperti yang bereaksi
dengan, namun laju reaksinya lebih rendah.
Anhidrida bereaksi dengan air untuk menghasilkan asam karboksilat. Laju reaksinya tergantung
pada kelarutan anhidrida dalam air.
Kenampakan
Anhidrida etanoat merupakan cairan yang tidak berwana dengan bau yang sangat mirip dengan
asam cuka (asam etanoat)
Bau ini timbul karena anhidrida etanoat beraksi dengan uap air diudara (dan kelembapan dalam
hidung) menghasilkan asam etanoat kembali.
Titij Didih
Anhidrida etanoat mendidih pada suhu 140 derajat C. Titik didih cukup tinggi karena memiliki
molekl polar cukup besar sehingga memiliki gaya dispersi Van der Waals sekaligus gaya tarik
dipol-dipol.
Akan tetapi, anhidirda etanoat tidak membentuk ikatan hidrogen. ini berarti bahwa titik didihnya
tidak sama tingginya dengan titik didih asam karboksilat yang berukuran sam. Sebagai contoh,
asam pentanoat (asam yang paling mirip besarnya dengan anhidrida etanoat0 mendidih pada suhu
186 derajat C.
Anhidrida bisa dianggap sebagai asil klorida yang termodifikasi. memahami anhidrida asam akan
jauh lebih mudah jika mengaggapnya seolah-olah asil klorida yang termasuk yang termasuk
dibanding jika dipelajari seacara terpisah.
Bandingan dengan anhidirda asam dengan struktur asil klorida:
Dalam reaksi anhidrida etanoat, gugus yang berwarna merah tersebut selalu tetap dalam keadaan
utuh. Gugus ini seolah-olah mnerupakan sebuah atom tunggal- persis seperti atom klorida pada
asil klorida.
Reaksi yang umum terjadi pada asil klorida adalah penggantian klorin dengan sesuatu yang lain.
Dengan mengambil contoh klorida etanoil sebagai asil klorida sederhana, reaksi awal yang
terjadi adalah:
Gas hidrogen klorida dihasilkan, walaupun gas ini bisa bereaksi kembali dengan komponen-
komponen lain dalam campuran. denagn anhidirda asam, reaksi berlangsung lambat, tetapi satu-
satunya perbedaan esensial adalah bahwa yang dihasilkan bukan hidorgen klorida sebagai
produk lain, tetapi asam etanoat.
Seperti halnya dengan hidrogen klorida, produk ini (assam etanoat) juga bisa bereaksi kembali
dengan komponen lain yang adda dalam campuran.
Reaksi-reaksi ini (reaksi asil kloorida an reaski anhidirda asam) melibatkan komponen seperti air,
alkohol dan fenol, atau amonia dan amina. Semua komponen ini mengandung unsur yang sangat
elektronegatif dengan sebuah pasangan elelktron bebas yang aktif, baik oksigen maupun nitrogen.
Reaksi asam anhidrida dengan alkohol atau fenol, dengan bantuan katalis akan menghasilkan ester.
Reaksi ini terutama berguna dengan anhidrida asam asetat yang tersedia secara komersial.
Contohnya seperti pada pembentukan aspirin, yaitu dengan mereaksikan asam anhidrida dengan
asam salisilat dengan menggunakan katalis H3PO4 sebagai penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Sehingga asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis rekasi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida
asam asetat akan menghasilkan aspirin.
Anhidrida asam asetat yang digunakan karena hasil esterifikasi fenol ini akan mendapatkan hasil
yang lebih baik apabila digunakan derivat asam karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam
merupakan derivat yang lebih reaktif daripada asam karboksilat yang dapat menghasilkan ester
asetat.
Amida mengandung gugus –CONH2. Dalam reaksi antara anhidrida etanoat dengan amonia, amida
yang terbentuk disebut etanamida.
Persamaan ini lebih sering dan Lebih mudah dituliskan sebagai berikut:
Asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih menghasilkan amonium etanoat.
dan bisa digabungkan kedua reaksi ini menghasilkan satu reaksi lengkap:
Kita akan mengambil contoh metilamin sebagai amina primer sederhana dimana gugus _NH2
terikat pada sebuah gugus alkil. Persamaan awaknya adalah sebagai berikut:
Pada reaksi ini, produk utama disebut sebagai amida yang tersubtitusi-N.
Jika dibandingan strukturnya dengan amida yang dihsilkan pada reaksi dengan amonia, yang
membedakann adalah bahwa salah satu hidrogen pada nitrogen telah di subtitusikan dengan
sebuah gugus metil. senyawa ini adalah N-metiletanamida "N" menunjukkan bahwa subtitusi
terjadi pada atom nitrogen, dan bukan pada unsur lain dlaam molekul tersebut.
Persamaannya biasa dituliskan sebagai berkut:
Ini bisa dianggap amina primer sebagai amonia yang termodifikasi. Jika amonia adalah basa dan
membentuk sebuah garam dengan asam etanoat, maka metilamin yang berlebih juga akan
mengalami hal yang sama. Reaksinya sebagai berikut:
Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini persis sama seperti amonium
etanoat, kecuali bahwa ssalah satu hidrogen telah digantikan oleh sebuah gugus metil.
Kedua persamaan reaksi diatas digabungkan menjadi satu persamaan lengkap yaitu:
Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan memperlihatkan
cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut pandang fenilamin.
Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin benzennya, perhatikan bahwa salah
satu hidrogen dari gugus -NH2 telah digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah gugus alkil yang
terikat pada sebuah ikatan rangkap C=O). Bisa dikatakan bahwa fenilamin telah terasilasi atau
telah mengalami asilasi. Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut
sebagai etanoilasi. Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-.
Masalah:
Dari artikel diatas disebutkan bahwa hasil reaksi pembentukan aspirin akan menghasilkan produk
yang lebih baik jika di gunakan turunan asam karboksilat yang lebih reaktif. Maka pertanyaannya
adalah bagaimana jika asam anhidrida di ganti dengan turunan asam karboksilat yang lain seperti
asil klorida, dimana diketahui kereaktifaannya lebih jika dibandingkan dengan asam anhidrida?
apakah akan menghasilkan aspirin seperti yang dihasilkan dengan menggunakan anhidrida dan
jika bisa apakah terjadi perubahan sifat dari aspirin tersebut?
http://endahejp.blogspot.com/2013/03/asam-anhidrida.html