Anda di halaman 1dari 29

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

“DESTILASI AIR LAUT”

MAKALAH

Disusun Oleh :

DEDY ISKANDAR (157010992)


PANJI NURDYANTO (157010995)
DIANA ELISA HANDAYANI (157011024)
ARI ANGGA WIJAYA (157011026)
IAN RESKY ADISTA M (157011092)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS BALIKPAPAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
“DESTILASI AIR LAUT”

MAKALAH

Disusun Oleh :

DEDY ISKANDAR (157010992)


PANJI NURDYANTO (157010995)
DIANA ELISA HANDAYANI (157011024)
ARI ANGGA WIJAYA (157011026)
IAN RESKY ADISTA M (157011092)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS BALIKPAPAN

i|Destilasi Air Laut


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “DESTILASI AIR
LAUT”.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih terhadap Bapak Wahidin Alaudin Dosen
Pengembangan Sumber Daya Air di Universitas Balikpapan yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Juga kepada sahabat – sahabat
penulis yang telah membuat penulis tidak putus asa dalam menyusun makalah ini.

Suatu kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, tanpa halangan dan kesulitan.

Terimah kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah dari kami, serta
teriring doa semoga kita semua sukses. Amin….

Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Balikpapan, 15 Mei 2018

Penyusun

ii | D e s t i l a s i A i r L a u t
DAFTAR ISI

Cover Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Rumusan Masalah 2

I.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II Pembahasan

II.1 Sejarah Destilasi Air Laut di Dunia 3

II.2 Tinjauan Perkembangan Teknologi Destilasi Air Laut 6

II.2.1 Multi Stage Flash (MSF) Distillation 7

II.2.2 Multiple-Effect Distillation (MED) 8

II.2.3 Vapour Compression (VC) Distillation 9

II.2.4 Membrane Distillation (MD) 10

II.2.5 Reverse Osmosis (RO) 11

II.2.6 Elektrodialisis 17

II.3 Urgensi Destilasi Air Laut di Kota Balikpapan 17

II.4 Kajian Ekonomi (Biaya Produksi dan Distribusinya) 21

II.5 Aspek Sosial dan Budaya 21

iii | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB III Penutup

III.1 Kesimpulan 22

III.2 Saran 23

Daftar Pustaka 24

iv | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya yang vital bagi kehidupan. Pada dasarnya air
digunakan untuk kegiatan sehari - hari seperti minum, mandi, memasak, maupun
mencuci. Dari seluruh total air yang ada dibumi hanya 1 % saja yang bisa
dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Kelangkaan air merupakan hal yang
dialami banyak Negara di dunia tak terkecuali Indonesia sebagai salah satu Negara
kepulauan terbesar di dunia yang luas lautannya yakni 2/3 dari total luasnya.
Kebanyakan kelangkaan air bersih terjadi di area yang mempunyai kepadatan
penduduk yang tinggi. Hal ini diakibatkan kurangnya sumber air dan tingginya
tingkat kebutuhan dari penduduk. Akibatnya terdapat daerah yang tidak mendapat
air bersih sehingga harus mencari air sendiri dengan berbagai cara. Cara yang paling
praktis dan yang paling sering digunakan adalah pemboran air tanah. Namun tidak
semua air tanah sehat untuk di konsumsi, seperti misalnya air tanah disekitar area
pantai yang terasa payau akibat intrusi air laut. Air payau mempunyai kadar garam
yang tidak sehat bagi tubuh kita jika di konsumsi karena kadar garamnya yang
melewati standar kesehatan manusia. Tetapi karena kurangnya kesadaran,
pendidikan, dan teknologi sebagian besar penduduk masih menggunakan air payau
tersebut untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari mereka.
Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas,
contoh : dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang
secara kolektif disebut garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa air dan 3,5
persen berupa zat-zat terlarut.
Berbagai macam solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut, salah satu
alternatif penyelesaian masalah yang sederhana yakni dengan mengubah air asin
menjadi air tawar dengan cara destilasi air laut.

1|Destilasi Air Laut


I.2 Rumusan Masalah
Adapun hal yang menjadi rumusan masalah, yaitu :
1. Sejarah destilasi air laut di dunia.
2. Tinjauan Perkembangan teknologi destilasi air laut.
3. Urgensi destilasi air laut di Kota Balikpapan.
4. Kajian ekonomi (biaya produksi dan distribusinya).
5. Aspek sosial dan budaya.

I.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah dan perkembangan
teknologi destilasi air laut. Mengkaji dari aspek ekonomi, sosial dan budaya serta
urgensi destilasi air laut di Kota Balikpapan.

2|Destilasi Air Laut


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sejarah Destilasi Air Laut di Dunia


Sejarah teknologi desalinasi dimulai di awal abad ke 19, yang dimulai dengan
teknologi submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak
begitu menonjol. Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang
dunia kedua meletus di awal tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum
bagi prajurit yang berada di daerah terpencil dan kesulitan untuk mendapatkan air
minum.
Pada akhir tahun 1960, instalasi desalinasi jenis thermal sudah dapat
menghasilkan air bersih sebanyak 8000 m3/hari atau 2 mgd. (1 mgd USA = 3785
m3/hari). Di awal tahun 1970, teknologi membran seperti electro dyalisis dan
reverse osmosis mulai berkembang dan menarik perhatian, serta dapat bersaing
dengan teknologi sebelumnya. Hal ini disebabkan kemampuan dan keleluasaannya
dalam beroperasi untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah perkotaan,
Industri dan pariwisata.
Kelangkaan air minum yang diperburuk oleh efek-efek nyata perubahan iklim
merupakan tantangan besar bagi umat manusia. Salah satu solusi guna mengatasi
tantangan krusial tersebut adalah dengan mengolah air laut menjadi tawar,
mengingat bahwa 97% air di dunia merupakan air laut. Dan Perancis memiliki
keahlian nyata di bidang ini.
Sejak tahun enam puluhan, Komisi Energi Atom dan Energi Alternatif
Perancis (CEA) tertarik pada proses desalinasi air laut, yang tujuan awalnya
melaksanakan desalinasi dengan memanfaatkan energi nuklir atau energi surya.
Baru-baru ini, Perusahaan-perusahaan seperti Suez Environnement dan Veolia telah
sukses mengembangkan sejumlah teknologi desalinasi air laut. Sekarang mereka
mengekspor teknologi ciptaannya ke seluruh dunia.

3|Destilasi Air Laut


Gambar 1 : Lokasi Destilasi Air Laut di Negara Perancis

Sumber, https://id.ambafrance.org/Keahlian-Prancis-di-Bidang

Di penghujung tahun 2012, Perancis turut berkontribusi menciptakan rekor


baru. Instalasi desalinasi air laut terbesar di dunia dibangun di negara bagian
Victoria, Australia. Proyek tersebut menelan biaya 2,4 milyar euro dan merupakan
sumber penyedia air minum berskala besar. Situs ini dapat memproduksi hingga
450 ribu meter kubik air minum per hari, setara dengan konsumsi air kota besar
seperti kota Lyon. Selain pembangunan pabrik desalinasi tersebut, Suez
Environnement juga bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaannya,
yang dilaksanakan oleh anak perusahaannya, Degremont.
Australia sangat membutuhkan air minum yang dihasilkan itu, terutama
akibat musim kemarau berkepanjangan selama sekitar 12 tahun. Grup perusahaan
Perancis Suez Environnement amat menyadari pentingnya pasar Australia, yang
dalam beberapa tahun ini telah menjadi pasar ketiga terbesar (setelah Perancis dan
Spanyol) bagi perusahaan raksasa Perancis di bidang air dan kebersihan ini. Pada
tahun 2012, perusahaan tersebut meraih 7% dari total pendapatannya dari Australia.

4|Destilasi Air Laut


Gambar 2 : Destilasi dengan menggunakan teknologi reverse osmosis

Sumber, https://id.ambafrance.org/Keahlian-Prancis-di-Bidang

Suez Environnement juga telah melebarkan sayapnya ke negara-negara


lainnya. Di Arab Saudi, di antaranya, anak perusahaannya Degremont, memasok
dan membangun unit-unit produksi air minum, dengan kontrak senilai 40 juta euro.
Kini produksi sudah dimulai pada salah satu modulnya, yang memungkinkan
pasokan air minum dialirkan ke 3000 rumah. Sebelumnya, distribusi air minum
dilakukan dengan mengerahkan truk-truk tangki.
Desalinasi bahkan berkembang di Eropa, meskipun di sana belum dirasakan
permasalahan signifikan terkait dengan penyediaan air minum. Degremont
merupakan perusahaan pelopor desalinasi melalui metode osmosis terbalik
(instalasi pertama dibangun di tahun 1969 di pulau Houat, Perancis). Sejak tahun
2009, anak perusahaan Suez Environnement ini membangun pabrik desalinasi
terbesar Eropa di wilayah Barcelona (Spanyol), dengan kapasitas produksi hingga
200 ribu meter kubik per hari. Jumlah total pabrik desalinasi yang berhasil dibangun
perusahaan tersebut mencapai 255 di seluruh dunia.
PNGSociété Internationale de Dessalement menduduki posisi terdepan di
pasar desalinasi air laut melalui proses desalinasi termis melalui penguapan. Anak
perusahaan Veolia Water Solution & Technologies ini yang berinduk ke grup
perusahaan Perancis Veolia Internasional, pada mulanya, dikenal berkat teknologi
desalinasi termis, dan sekarang menggunakan pula metode osmosis terbalik dan
solusi-solusi hibrid yang memadukan kedua teknik tersebut.

5|Destilasi Air Laut


Untuk membangun pabrik Fujairah, di Uni Emirat Arab, anak perusahaan
Veolia tersebut telah memilih untuk menerapkan teknologi osmosis terbalik, seperti
di Campo de Dalías, di Spanyol bagian Selatan. Lain cerita di wilayah Ashkelon,
di sebelah selatan Tel Aviv di Israel, di sana dibangun pabrik berteknologi hibrid
terbesar di dunia.
Dewasa ini, Grup Veolia Environnment merupakan pemimpin dunia di empat
bidang sektor pelayanan kolektif : sampah, energi, angkutan, serta air dan
pengolahannya. Perusahaan tersebut mempekerjakan 313 ribu orang karyawan di
lebih dari 74 negara di seluruh dunia.
Menurut Asosiasi Desalinasi Internasional, kini ada sekitar 17 ribu pabrik
yang beroperasi di 120 negara. Negara-negara terbesar yang menggunakan proses
ini untuk menghasilkan air minum adalah negara-negara yang berada di
Semenanjung Arab (terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab), Spanyol, Amerika
Serikat dan Cina. Pemerintah Cina malahan telah mengumumkan, di awal tahun
2012, suatu rencana besar untuk meningkatkan kapasitas desalinasi hingga
mencapai 2,5 juta meter kubik per hari, pada tahun 2015.
Kalangan industri Perancis juga memenuhi kebutuhan Aljazair akan
teknologi desalinasi : Pihak berwenang Aljazair telah memutuskan untuk
menambah instalasi pengolahan air laut dalam jumlah yang signifikan hingga tahun
2019. Banyaknya proyek baru mendorong perusahaan-perusahaan Perancis lain di
sektor energi untuk turut berkecimpung di bidang ini, seperti halnya yang dialami
oleh perusahaan Total Energi Venture, yang menjadi pemegang saham minoritas
perusahaan NanoH2O asal Kalifornia, sejak tahun 2012. Pada skala global, omset
pasar global desalinasi yang pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 7,8 milyar
dolar AS, kemungkinan akan mencapai 18,3 milyar dolar AS pada tahun 2016.

II.2 Tinjauan Perkembangan Teknologi Destilasi Air Laut


Desalinasi adalah proses menghilangkan garam dari air. Teknik desalinasi
sangatlah penting untuk menghilangkan garam dalam air laut secara efektif dan
efisien, dimana hasil yang didapat adalah air bersih dengan konsentrasi garam
terlarut yang rendah (fresh water) dan air garam dengan konsenstrasi garam terlarut
yang tinggi (brine water). Setiap 1 Kg air laut biasanya mengandung 35 g zat

6|Destilasi Air Laut


terlarut meliputi garam anorganik, senyawa organik dari organisme hidup di laut,
dan gas terlarut. Padatan dalam air laut biasa disebut sebagai ‘garam’ dan diukur
dengan istilah ‘salinity’ atau salinitas. Untuk air laut sendiri memiliki nilai salinitas
sekitar 34.000 sampai 37.000 ppm, bandingkan dengan air tawar yang memiliki
salinitas kurang dari 1.000 ppm.
Secara garis besar, teknologi untuk desalinasi air laut terbagi menjadi 2 yaitu
teknologi termal dan teknologi membran. Teknologi termal, proses destilasi meniru
siklus air alami, sebagaimana larutan garam dipanaskan, menghasilkan uap air,
kemudian air dikondensasikan menjadi air tawar. Teknologi membran, membran
dan penyaring dapat secara selektif melewatkan atau merejeksi ion tertentu, dan
teknologi desalinasi telah dirancang dengan memanfaatkan kemampuan tersebut.
Membran memainkan peranan penting dalam memisahkan garam dalam proses
dialisis dan osmosis.
Tabel berikut adalah proses untuk kedua teknologi tersebut yang banyak
digunakan saat ini :
Tabel 1 : Teknologi Desalinasi air laut

Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/

Selain dari proses teknologi diatas, terdapat pula teknologi destilasi membran
(membrane distillation) yaitu proses destilasi yang menggunakan membran sebagai
pemisah garam.

II.2.1 Multi Stage Flash (MSF) Distillation


Pada proses MSF menggunakan beberapa ruang (stage chamber) destilasi,
sehingga disebut “multi stage flash” atau mengalir pada beberapa tingkatan.
Teknologi ini sudah mulai digunakan sejak akhir tahun 1950 an. Air laut akan
masuk ke ruang pemanas atau ‘brine heater’ melalui pipa yang diatur pada suhu 90
– 120 C dan terjadi pemanasan, pada saat air laut mengalir masuk ke ruang 1 (1st

7|Destilasi Air Laut


stage) maka dihasilkan uap air (vapour) dan air garam (brine), uap air ini akan
terkondensasi akibat adanya pendingin (cooler) yang berasal dari air laut umpan
(feed-seawater), kemudian mengalir (flashing) ke pipa produk. Selanjutnya air
garam akan mengalir ke ruang 2 (2nd stage) dan terjadi lagi penguapan akan tetapi
tekanan dan suhunya lebih kecil dibandingkan ruang 1 dan menghasilkan lebih
banyak uap air yang terkondensasi. Air garam pada ruang 2 selanjutnya akan
mengalir ke ruang 3 yang memiliki tekanan dan suhu yang lebih rendah
dibandingkan ruang 2 agar terjadi pemisahan yang lebih baik lagi. Air
terkondensasi akan mengalir keluar sebagai air produk destilasi.
Pada aplikasinya, MSF dapat terdiri atas 4 ruang sampai 40 ruang, yang
mana setiap ruang akan diatur suhu dan tekanannya lebih rendah dibandingkan
ruang sebelumnya. Secara komersial, kapasitas air produk untuk setiap instalasi alat
MSF mulai dari 4.000 sampai 30.000 m3/hari. Teknologi ini banyak dipakai di
Timur Tengah karena sumber energi seperti minyak sangat murah dan banyak.

Gambar 3 : Multi Stage Flash (MSF) Distillation

Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/

II.2.2 Multiple-Effect Distillation (MED)


Teknologi MED digunakan bersamaan dengan MSF sejak akhir tahun
1950 an dan awal tahun 1960 an. Seperti halnya MSF, pada proses MED ini

8|Destilasi Air Laut


melibatkan beberapa ruang destilasi dengan istilah ‘effect’. Air laut akan masuk ke
ruang 1 (1st effect) melalu pipa dan disemprotkan ke bawah melewati pipa pemanas
(steam) bersuhu 70 C, dihasilkan uap air (vapour) yang akan mengalir melalui pipa
menuju ruang 2 (2nd effect) berfungsi sebagai pipa pemanas selanjutnya, dan sisa
air garam (brine) akan dipompa menuju ruang 2 dan disemprotkan melewati pipa
pemanas yang didalamnya terdapat uap air dari ruang 1, kemudian proses ini
berulang kembali di ruang 3 (3rd effect). Aplikasinya, bisa terdapat 8 sampai 16
ruang proses destilasi, dimana semakin banyak ruang (effect) semakin tinggi rasio
kinerjanya. Kapasitas yang dihasilkan secara komersial sekitar 2,000 sampai 10,000
m3/hari.
Gambar 4 : Multiple-Effect Distillation (MED)

Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/

II.2.3 Vapour Compression (VC) Distillation


Pada proses VC menggunakan kompresor untuk mengkondensasi uap air
dalam menyediakan panas (heat) yang dibutuhkan agar terjadinya penguapan air
laut. Air laut akan masuk melalui pipa dan masuk ke ruang destilasi (bank
distillation), lalu disemprotkan melewati pipa pemanas dan dihasilkan uap air
(vapour), selanjutnya uap air akan mengalir melewati kompressor. Kemudian uap
air yang terkompresi akan kembali ke ruang destilasi melewati pipa yang membawa
panas dan keluar lagi sebagai air produk destilasi. Air laut yang tidak menguap akan

9|Destilasi Air Laut


tertampung dibawah dan diresirkulasi kembali melalui pipa masuk air laut umpan.
Kapasitas produk VC lebih kecil dibandingkan MSF dan MED sekitar 20 sampai
2.000 m3/hari.

Gambar 5 : Vapour Compression (VC) Distillation

Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/

II.2.4 Membrane Distillation (MD)


MD adalah proses pemisahan suatu larutan pada perbedaan suhu dan
konsentrasi menggunakan membran hidrofobik mikropori (microporous
hydrophobic membrane). Perbedaan suhu antar ruang yang terpisah oleh membran
menghasilkan perbedaan tekanan uap air, sehingga uap air pada tekanan yang lebih
tinggi akan mengalir ke tekanan yang lebih rendah melewati pori-pori membran.
Pada proses desalinasi, air laut yang diberi suhu tinggi akan menguap dan uap air
(vapour) akan mengalir melewati pori membran hidrofobik dan terkondensasi saat
bersentuhan dengan pipa aliran air laut yang dingin, air yang terkondensasi akan
mengalir keluar sebagai air produk destilasi.
Teknologi ini baru mulai dipelajari pada tahun 1960 an dan dikembangkan
pada skala produksi di tahun 1980 an. Keunggulan MD dibandingkan teknologi
lainnya adalah pemisahan sempurna untuk zat terlarut dan non-volatile,
membutuhkan tekanan operasional yang lebih rendah dibandingkan proses

10 | D e s t i l a s i A i r L a u t
membran lainnya yang menggunakan tekanan sebagai gaya dorong, jarak
penguapan yang lebih rendah dibandingkan proses destilasi lainnya, penggunaan
suhu yang rendah (dibawah suhu titik didih air laut), dan penggunaan energi yang
kecil sehingga bisa menggunakan sumber energi terbarukan seperti sinar matahari
atau geotermal.

Gambar 6 : Vapo Membrane Distillation (MD)

Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/

II.2.5 Reverse Osmosis (RO)


Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat
dipisahkan oleh membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi yang
encer akan terdifusi melalui membran semi permeabel tersebut masuk ke dalam
larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Fenomena ini dikenal
sebagai proses osmosis.
Reverse osmosis (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di
lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan
berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang

11 | D e s t i l a s i A i r L a u t
artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak
bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Gambar 7 : Reverse Osmosis (RO) Membrane

Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html

Reverse osmosis dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian


larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan
dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran
yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun
Dar Lin, 2001).
Gambar 8 : Vapo Membrane Distillation (MD)

Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html

12 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Metode dan Proses
Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
1. Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan
cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa
tetentu, seperti kalsium sulfat.
Pretreatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna untuk mencegah
dan mengurangi penumpukan garam dan pertumbuhan biota laut pada
membran. Biasanya proses pretreatment ini terdiri dari :
a. Chlorinasi guna pengendalian mikro organisme.
b. Coagulant dan media filtrasi, untuk menurunkan padatan.
c. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakan pada membran.
d. Final cartridge filter. sebagai pengaman.
e. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi chlorine.
2. Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses
pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan
salinitas air umpan.
3. Membrane separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek
permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu
aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada
membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat
mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO
memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine
fiber membranes.
4. Post treatment stabilization
Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan

13 | D e s t i l a s i A i r L a u t
sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan
ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (BPPT, 2011).

Gambar 9 : Pengelolaan Air Asin Sistem Reverse Osmosis

Sumber, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html

14 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Contoh Penerapan System Reverse Osmosis Air Laut

Gambar 10 : Unit System RO Air Laut di salah satu Resort di Pulau Pari

Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html

Gambar 12 : Unit System Reverse Osmosis Air Laut di PLTU Pembangkitan


Jawa Bali Jepara

Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html

15 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Gambar 13 : Unit System Reverse Osmosis di Pabrik lensa di kawasan
Hyundai Industry Cikarang

Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html

Gambar 14 : Unit System Reverse Osmosis di PLTU Kaltim Teluk


Balikpapan

Sumber, PLTU Kaltim Teluk Balikpapan

16 | D e s t i l a s i A i r L a u t
II.2.6 Elektrodialisis (ED)
Elektrodialisis (ED) adalah proses pemisahan elektrokimia yang
menggunakan arus listrik untuk memindahkan ion garam selektif melalui
membran, meninggalkan air tawar dibelakang. ED merupakan metode desalinasi
air payau yang rendah biaya. Karena konsumsi energi tergantung pada
konsentrasi garam pada air umpan, proses ED tidak menarik secara ekonomi
untuk desalinasi air laut. Dalam proses ED ion dilewatkan melalui membran
dengan medan listrik. Pada ED unit terdiri dari beberapa komponen dasar,
yaitu sistem pretreatment, paket membran, pompa tekanan rendah dan power
supply dengan direct-current (rectifier atau PV system), dan sitem post-treatment.

Gambar 10 : Pengelolaan Air Asin Sistem Elektrodialisis (ED)

Sumber, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html

II.3 Urgensi Destilasi Air Laut di Kota Balikpapan


Alasan krisis air bersih dipilih menjadi penyebab utama perlunya destilasi air
laut di kota Balikpapan. Beberapa penyebab krisis air bersih di Kota Balikpapan
diantaranya karena :
1. Volume air baku pada Waduk Manggar sangat dipengaruhi oleh intensitas
hujan yang turun, dimana penurunan volume air baku yang signifikan terjadi
pada triwulan ketiga tahun 2014, ditandai dengan curah hujan yang sangat
minim dengan rata-rata sebesar 21,2 mm pada bulan September 2014 dan

17 | D e s t i l a s i A i r L a u t
merupakan curah hujan terendah selama 4 (empat) tahun terakhir mengacu
data dari BMKG Balikpapan.
2. Laju pertumbuhan penduduk yang belum seimbang dengan penyediaan
infrastruktur air baku. Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk di tahun
2020, maka diprediksi kebutuhan air baku sebesar 3.26 liter/detik atau
meningkat 63,6% dari kapasitas produksi PDAM Kota Balikpapan.
3. Air baku yang diolah dari Waduk Manggar masih berkualitas air kelas III
belum bisa memenuhi persyaratan mutu air klas I. Berdasarkan hasil analisa
status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran, diketahui Sungai
Manggar Hulu sebagai sumber air baku termasuk dalam kategori Cemar
Ringan untuk kategori Kelas II. Masih rendahnya kualitas air karena
pengaruh tingginya tingkat pencemaran limbah yang berasal dari
permukiman masyarakat di dalam DAS Manggar yaitu ± 10.000 m3 limbah.
Laju sedimentasi di waduk karena pengaruh kerusakan hutan di hulu DAS,
termasuk mengurangi kapasitas waduk. Kapasitas air yang buruk
meningkatkan biaya operasional.
4. Kondisi topografi Kota Balikpapan yang berbukit membutuhkan investasi
besar untuk pendistribusian air, tingginya tingkat kehilangan air/kebocoran
dalam pendistribusian air bersih. Selain itu, kurangnya pasokan energy listrik
untuk operasional PDAM Kota Balikpapan dari pengambilan air baku hingga
pendistribusian air ke konsumen yaitu 49,16% dari total kebutuhan 11.211
KVA, berpengaruh atas tidak maksimalnya pelayanan kepada masyarakat.

Air baku yang dikelola oleh PDAM Kota Balikpapan bersumber dari air
permukaan pada Waduk Manggar yang merupakan waduk tadah hujan yang
mampu menampung 16 juta kubik air, dengan kapasitas produksi sebesar 1.100
liter/detik dan air tanah/sumur dalam sebesar 315 liter/detik. Sampai saat ini,
PDAM baru bisa memenuhi 80% kebutuhan air minum/bersih masyarakat Kota
Balikpapan dan masih terjadi defisit (kekurangan) air baku sebesar 605 liter/detik.
Terjadinya keretakan dan kebocoran pada dinding penahan air Waduk Manggar
yang menyebabkkan elevasi air waduk menyusut secara berkala, dimana pada bulan

18 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Juni 2014 Pemerintah Kota Balikpapan mengumumkan keadaan darurat terkait
status Waduk Manggar.
Salah satu pilihan untuk pemenuhan sumber air baku adalah desalinasi air laut
dengan menggunakan teknologi reverse osmosis (RO). Saat ini desalinasi air laut
masih dalam tahap rancangan kelayakan (Feasibility Study). Sudah ada investor
yang menjadi pemrakarsa dan berminat untuk mengembangkan desalinasi air laut
dengan sistem reverse osmosis (RO). Direncanakan pada tahap awal akan
dikembangkan di empat lokasi di kawasan perkotaan dan di pesisir Selat Makassar,
masing-masing berkapasitas 50 lt/detik. Dari berbagai pendapat dan perhitungan
yang dilakukan oleh para ahli, salah satu kekurangan penggunaan teknologi ini
adalah biayanya yang relatif mahal, khususnya pada pembiayaan OPEX (Operation
Expenditure), mengingat teknologi RO membutuhkan energi listrik yang tinggi
untuk meningkatkan tekanan air pada membran. Karena tekanan yang tinggi ini
dapat menyebabkan pula seringnya terjadi kerusakan membran tersebut. Jika
teknologi ini berhasil dikembangkan, baik dari sisi teknis, maupun finasial dan
keekonomiannya, maka keterbatasan ketersediaan air baku di Kota Balikpapan
tidak lagi menjadi masalah.

Lokasi Rencana Destilasi Air Laut Kota Balikpapan


1. Bintang Hotel Kota Balikpapan

Sumber, Google Map

19 | D e s t i l a s i A i r L a u t
2. Bandara Internasional Sultan AM Sualaiman Sepinggan

Sumber, Google Map

3. Kompleks AURI Balikpapan

Sumber, Google Map

20 | D e s t i l a s i A i r L a u t
II.4 Kajian Ekonomi (Biaya Produksi dan Distribusinya)
Desalinasi Air Laut merupakan pilihan paling akhir. Walaupun ada paten
membrane milik peneliti Indonesia, tapi manufaktur masih mengandalkan bahan
dari luar negeri, sehingga belum dapat menekan biaya produksi membrane.
Desalinasi menggunakan pompa dengan tekanan besar sehingga membutuhkan
energi listrik yang besar. Air yang telah masuk ke dalam membran hanya
menghasilkan 40% air bersih sedangkan 60% berupa air sisa dari penyaringan
berupa air yang mengandung garam pekat. Hal inilah yang menyebabkan biaya
pembangunan, pengoperasian, dan penjualan hasil dari desalinasi air laut lebih
mahal.
Biaya yang akan diinvestasikan dalam pembangunan desalinasi adalah
sebesar 110-130 miliar dengan waktu pembangunan 1,5 tahun, kapasitas produksi
50 liter/detik. Harga satuan dari hasil desalinasi air laut mencapai sekitar 23 ribu/m3
sehingga air desalinasi lebih mahal disbanding air PDAM yang hanya 8.000-
9.000/m3.

II.5 Aspek Sosial dan Budaya


Aspek sosial dan budaya dengan adanya destilasi air laut :
1. Dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat Balikpapan, seperti yang
diketahui air yang dihasilkan dari waduk manggar masih berkualitas
Kelas III, jika untuk dikonsumsi perlu diolah terlebih dahulu. Sedangkan
air dari hasil destilasi bisa langsung diminum.
2. Sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
3. Destilasi air laut tidak memerlukan lahan atau lokasi yang luas. Sehingga
dalam pelaksanaan pembangunannya kecil kemungkinan terjadi sengketa
lahan.
4. Menambah jumlah air baku di Kota Balikpapan, sehingga dapat
mencukupi kebutuhan air di kota balikpapan.
5. Harga dari air hasil destilasi lebih mahal, sehingga target dari
penjualannya adalah masyarakat menengah ke atas.

21 | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Sejarah teknologi desalinasi dimulai di awal abad ke 19, yang dimulai dengan
teknologi submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak
begitu menonjol. Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang
dunia kedua meletus di awal tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum
bagi prajurit yang berada di daerah terpencil dan kesulitan untuk mendapatkan air
minum.
Desalinasi adalah proses menghilangkan garam dari air. Teknik desalinasi
sangatlah penting untuk menghilangkan garam dalam air laut secara efektif dan
efisien, dimana hasil yang didapat adalah air bersih dengan konsentrasi garam
terlarut yang rendah (fresh water) dan air garam dengan konsenstrasi garam terlarut
yang tinggi (brine water). Secara garis besar, teknologi untuk desalinasi air laut
terbagi menjadi 2 yaitu teknologi termal dan teknologi membran.

Alasan krisis air bersih dipilih menjadi penyebab utama perlunya destilasi air
laut di kota Balikpapan. Beberapa penyebab krisis air bersih di Kota Balikpapan
diantaranya karena :
1. Volume air baku pada Waduk Manggar sangat dipengaruhi oleh intensitas
hujan yang turun.
2. Laju pertumbuhan penduduk yang belum seimbang dengan penyediaan
infrastruktur air baku.
3. Air baku yang diolah dari Waduk Manggar masih berkualitas air kelas III
belum bisa memenuhi persyaratan mutu air klas I.
4. Kondisi topografi Kota Balikpapan yang berbukit membutuhkan investasi
besar untuk pendistribusian air, tingginya tingkat kehilangan air/kebocoran
dalam pendistribusian air bersih.

22 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Lokasi rencana destilasi air laut kota balikpapan :
1. Bintang Hotel Balikpapan
2. Bandara Internasional Sultan AM Sualaiman Sepinggan
3. Komplek AURI Balikpapan

III.2 Saran
1. Melaksanakan upaya lain selain destilasi air laut dikarenakan biaya
pembangunan, pengoperasian dan penjualan air nya relatif mahal. Yang
hanya bisa dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.
2. Mengkaji ulang destilasi air laut untuk menekan biaya pembangunan,
pengoperasian dan penjualan.

23 | D e s t i l a s i A i r L a u t
DAFTAR PUSTAKA

 DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP DAERAH (DIKPLHD) Kota Balikpapan Tahun 2016
 BUKU LAPORAN Status Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun 2014
 https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
 http://nanosmartfilter.com/pengolahan-air-laut-terbesar-di-dunia/
 https://id.ambafrance.org/Keahlian-Prancis-di-Bidang
 https://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/desalinasi-air-laut-
melalui-metode-osmosis-terbalik/
 http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
 http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-menjadi-
air-tawar.html
 http://helloborneo.com/2016/02/24/investasi-desalinasi-di-balikpapan-senilai-
rp110-miliar/
 http://www.kapefm.com/desalinasi-mahal-proyek-tetap-jalan/

24 | D e s t i l a s i A i r L a u t

Anda mungkin juga menyukai