MAKALAH
Disusun Oleh :
MAKALAH
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “DESTILASI AIR
LAUT”.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih terhadap Bapak Wahidin Alaudin Dosen
Pengembangan Sumber Daya Air di Universitas Balikpapan yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Juga kepada sahabat – sahabat
penulis yang telah membuat penulis tidak putus asa dalam menyusun makalah ini.
Suatu kebahagiaan bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, tanpa halangan dan kesulitan.
Terimah kasih atas partisipasi anda untuk membaca makalah dari kami, serta
teriring doa semoga kita semua sukses. Amin….
Penyusun
ii | D e s t i l a s i A i r L a u t
DAFTAR ISI
Cover Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
II.2.6 Elektrodialisis 17
iii | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB III Penutup
III.1 Kesimpulan 22
III.2 Saran 23
Daftar Pustaka 24
iv | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber, https://id.ambafrance.org/Keahlian-Prancis-di-Bidang
Sumber, https://id.ambafrance.org/Keahlian-Prancis-di-Bidang
Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
Selain dari proses teknologi diatas, terdapat pula teknologi destilasi membran
(membrane distillation) yaitu proses destilasi yang menggunakan membran sebagai
pemisah garam.
Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
10 | D e s t i l a s i A i r L a u t
membran lainnya yang menggunakan tekanan sebagai gaya dorong, jarak
penguapan yang lebih rendah dibandingkan proses destilasi lainnya, penggunaan
suhu yang rendah (dibawah suhu titik didih air laut), dan penggunaan energi yang
kecil sehingga bisa menggunakan sumber energi terbarukan seperti sinar matahari
atau geotermal.
Sumber, https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/06/08/destilasi-air-laut/
11 | D e s t i l a s i A i r L a u t
artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak
bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
12 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Metode dan Proses
Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
1. Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan
cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa
tetentu, seperti kalsium sulfat.
Pretreatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna untuk mencegah
dan mengurangi penumpukan garam dan pertumbuhan biota laut pada
membran. Biasanya proses pretreatment ini terdiri dari :
a. Chlorinasi guna pengendalian mikro organisme.
b. Coagulant dan media filtrasi, untuk menurunkan padatan.
c. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakan pada membran.
d. Final cartridge filter. sebagai pengaman.
e. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi chlorine.
2. Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses
pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan
salinitas air umpan.
3. Membrane separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek
permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu
aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada
membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat
mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO
memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine
fiber membranes.
4. Post treatment stabilization
Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan
13 | D e s t i l a s i A i r L a u t
sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan
ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (BPPT, 2011).
Sumber, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
14 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Contoh Penerapan System Reverse Osmosis Air Laut
Gambar 10 : Unit System RO Air Laut di salah satu Resort di Pulau Pari
Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
15 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Gambar 13 : Unit System Reverse Osmosis di Pabrik lensa di kawasan
Hyundai Industry Cikarang
Sumber, http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/pengolahan-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
16 | D e s t i l a s i A i r L a u t
II.2.6 Elektrodialisis (ED)
Elektrodialisis (ED) adalah proses pemisahan elektrokimia yang
menggunakan arus listrik untuk memindahkan ion garam selektif melalui
membran, meninggalkan air tawar dibelakang. ED merupakan metode desalinasi
air payau yang rendah biaya. Karena konsumsi energi tergantung pada
konsentrasi garam pada air umpan, proses ED tidak menarik secara ekonomi
untuk desalinasi air laut. Dalam proses ED ion dilewatkan melalui membran
dengan medan listrik. Pada ED unit terdiri dari beberapa komponen dasar,
yaitu sistem pretreatment, paket membran, pompa tekanan rendah dan power
supply dengan direct-current (rectifier atau PV system), dan sitem post-treatment.
Sumber, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
17 | D e s t i l a s i A i r L a u t
merupakan curah hujan terendah selama 4 (empat) tahun terakhir mengacu
data dari BMKG Balikpapan.
2. Laju pertumbuhan penduduk yang belum seimbang dengan penyediaan
infrastruktur air baku. Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk di tahun
2020, maka diprediksi kebutuhan air baku sebesar 3.26 liter/detik atau
meningkat 63,6% dari kapasitas produksi PDAM Kota Balikpapan.
3. Air baku yang diolah dari Waduk Manggar masih berkualitas air kelas III
belum bisa memenuhi persyaratan mutu air klas I. Berdasarkan hasil analisa
status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran, diketahui Sungai
Manggar Hulu sebagai sumber air baku termasuk dalam kategori Cemar
Ringan untuk kategori Kelas II. Masih rendahnya kualitas air karena
pengaruh tingginya tingkat pencemaran limbah yang berasal dari
permukiman masyarakat di dalam DAS Manggar yaitu ± 10.000 m3 limbah.
Laju sedimentasi di waduk karena pengaruh kerusakan hutan di hulu DAS,
termasuk mengurangi kapasitas waduk. Kapasitas air yang buruk
meningkatkan biaya operasional.
4. Kondisi topografi Kota Balikpapan yang berbukit membutuhkan investasi
besar untuk pendistribusian air, tingginya tingkat kehilangan air/kebocoran
dalam pendistribusian air bersih. Selain itu, kurangnya pasokan energy listrik
untuk operasional PDAM Kota Balikpapan dari pengambilan air baku hingga
pendistribusian air ke konsumen yaitu 49,16% dari total kebutuhan 11.211
KVA, berpengaruh atas tidak maksimalnya pelayanan kepada masyarakat.
Air baku yang dikelola oleh PDAM Kota Balikpapan bersumber dari air
permukaan pada Waduk Manggar yang merupakan waduk tadah hujan yang
mampu menampung 16 juta kubik air, dengan kapasitas produksi sebesar 1.100
liter/detik dan air tanah/sumur dalam sebesar 315 liter/detik. Sampai saat ini,
PDAM baru bisa memenuhi 80% kebutuhan air minum/bersih masyarakat Kota
Balikpapan dan masih terjadi defisit (kekurangan) air baku sebesar 605 liter/detik.
Terjadinya keretakan dan kebocoran pada dinding penahan air Waduk Manggar
yang menyebabkkan elevasi air waduk menyusut secara berkala, dimana pada bulan
18 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Juni 2014 Pemerintah Kota Balikpapan mengumumkan keadaan darurat terkait
status Waduk Manggar.
Salah satu pilihan untuk pemenuhan sumber air baku adalah desalinasi air laut
dengan menggunakan teknologi reverse osmosis (RO). Saat ini desalinasi air laut
masih dalam tahap rancangan kelayakan (Feasibility Study). Sudah ada investor
yang menjadi pemrakarsa dan berminat untuk mengembangkan desalinasi air laut
dengan sistem reverse osmosis (RO). Direncanakan pada tahap awal akan
dikembangkan di empat lokasi di kawasan perkotaan dan di pesisir Selat Makassar,
masing-masing berkapasitas 50 lt/detik. Dari berbagai pendapat dan perhitungan
yang dilakukan oleh para ahli, salah satu kekurangan penggunaan teknologi ini
adalah biayanya yang relatif mahal, khususnya pada pembiayaan OPEX (Operation
Expenditure), mengingat teknologi RO membutuhkan energi listrik yang tinggi
untuk meningkatkan tekanan air pada membran. Karena tekanan yang tinggi ini
dapat menyebabkan pula seringnya terjadi kerusakan membran tersebut. Jika
teknologi ini berhasil dikembangkan, baik dari sisi teknis, maupun finasial dan
keekonomiannya, maka keterbatasan ketersediaan air baku di Kota Balikpapan
tidak lagi menjadi masalah.
19 | D e s t i l a s i A i r L a u t
2. Bandara Internasional Sultan AM Sualaiman Sepinggan
20 | D e s t i l a s i A i r L a u t
II.4 Kajian Ekonomi (Biaya Produksi dan Distribusinya)
Desalinasi Air Laut merupakan pilihan paling akhir. Walaupun ada paten
membrane milik peneliti Indonesia, tapi manufaktur masih mengandalkan bahan
dari luar negeri, sehingga belum dapat menekan biaya produksi membrane.
Desalinasi menggunakan pompa dengan tekanan besar sehingga membutuhkan
energi listrik yang besar. Air yang telah masuk ke dalam membran hanya
menghasilkan 40% air bersih sedangkan 60% berupa air sisa dari penyaringan
berupa air yang mengandung garam pekat. Hal inilah yang menyebabkan biaya
pembangunan, pengoperasian, dan penjualan hasil dari desalinasi air laut lebih
mahal.
Biaya yang akan diinvestasikan dalam pembangunan desalinasi adalah
sebesar 110-130 miliar dengan waktu pembangunan 1,5 tahun, kapasitas produksi
50 liter/detik. Harga satuan dari hasil desalinasi air laut mencapai sekitar 23 ribu/m3
sehingga air desalinasi lebih mahal disbanding air PDAM yang hanya 8.000-
9.000/m3.
21 | D e s t i l a s i A i r L a u t
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sejarah teknologi desalinasi dimulai di awal abad ke 19, yang dimulai dengan
teknologi submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak
begitu menonjol. Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang
dunia kedua meletus di awal tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum
bagi prajurit yang berada di daerah terpencil dan kesulitan untuk mendapatkan air
minum.
Desalinasi adalah proses menghilangkan garam dari air. Teknik desalinasi
sangatlah penting untuk menghilangkan garam dalam air laut secara efektif dan
efisien, dimana hasil yang didapat adalah air bersih dengan konsentrasi garam
terlarut yang rendah (fresh water) dan air garam dengan konsenstrasi garam terlarut
yang tinggi (brine water). Secara garis besar, teknologi untuk desalinasi air laut
terbagi menjadi 2 yaitu teknologi termal dan teknologi membran.
Alasan krisis air bersih dipilih menjadi penyebab utama perlunya destilasi air
laut di kota Balikpapan. Beberapa penyebab krisis air bersih di Kota Balikpapan
diantaranya karena :
1. Volume air baku pada Waduk Manggar sangat dipengaruhi oleh intensitas
hujan yang turun.
2. Laju pertumbuhan penduduk yang belum seimbang dengan penyediaan
infrastruktur air baku.
3. Air baku yang diolah dari Waduk Manggar masih berkualitas air kelas III
belum bisa memenuhi persyaratan mutu air klas I.
4. Kondisi topografi Kota Balikpapan yang berbukit membutuhkan investasi
besar untuk pendistribusian air, tingginya tingkat kehilangan air/kebocoran
dalam pendistribusian air bersih.
22 | D e s t i l a s i A i r L a u t
Lokasi rencana destilasi air laut kota balikpapan :
1. Bintang Hotel Balikpapan
2. Bandara Internasional Sultan AM Sualaiman Sepinggan
3. Komplek AURI Balikpapan
III.2 Saran
1. Melaksanakan upaya lain selain destilasi air laut dikarenakan biaya
pembangunan, pengoperasian dan penjualan air nya relatif mahal. Yang
hanya bisa dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.
2. Mengkaji ulang destilasi air laut untuk menekan biaya pembangunan,
pengoperasian dan penjualan.
23 | D e s t i l a s i A i r L a u t
DAFTAR PUSTAKA
24 | D e s t i l a s i A i r L a u t