Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN TINDAKAN PEMBERIAN

NUTRISI ENTERAL DENGAN METODE CORONG (GRAVITY DRIP)


DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU BARAT) RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 1-14 APRIL 2019

OLEH :

KELOMPOK 2

1. NI PUTU ANANDA SARASWATI (18J10063)


2. LUH PUTU SRI OKTAVIANI (18J10115)
3. NI KOMANG TRIANI (18J10123)
4. A.A ISTRI AGUNG PRADNYANI (18J10185)
5. NI LUH PUTU WIWIN DARMAYANTI (18J10206)
6. NI KOMANG ALIT ARIANI (18J10217)
7. MADE CHANDRA WIDYASTUTI (18J10225)
8. NI PUTU NIA KARLINA SARI (18J10257)
9. NI KADEK YUNIK MEGA ASTUTI (18J10285)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
TAHUN 2019
ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Tindakan yang dilakukan


Melakukan pemberian nutrisi enteral
B. Dasar pemikiran secara teori
Nutrisi enteral/ Enteral Nutrition (EN) adalah nutrisi yang diberikan pada pasien
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi
diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (gastrostomy dan
jejunum percutaneous) (Yuliana, 2009 dalam Setianingsih,2015).
Pada pasien dengan penurunan kesadaran atau mengalami disfagia, sering
dilakukan tindakan intubasi dan pemasangan selang enteral (misal naso gastric tube/
NGT). Selain sebagai sarana pemberian makanan, selang enteral juga dapat dijadikan
salah satu jalur pemberian obat. Pengobatan pada pasien yang diintubasi atau terpasang
selang enteral memiliki berbagai tantangan yang berkaitan dengan keamanan dan
efisiensi pengobatan. (Angelia, 2017)
Nutrisi memegang peranan penting pada perawatan pasien sakit berat, karena
sering dijumpai gangguan nutrisi sehubungan dengan meningkatnya metabolisme dan
katabolisme. (Wisnu, 2012)
Walaupun banyak keuntungan dari nutrisi enteral, pemberian nutrisi nasogastrik
bukan tanpa resiko khususnya pada pasien sakit kritis atau pasien cedera. Kemungkinan
komplikasi akibat ketidaktepatan dalam pemberian nutrisi enteral diantaranya retensi
lambung, aspirasi paru, nausea, muntah. Kemungkinan penyebabnya adalah karena
penundaan pengosongan lambung, posisi berbaring pasien selama pemberian nutrisi,
peningkatan kecepatan, volume dan konsentrasi (AsDI, 2005 dalam Wisnu, 2012)
Penatalaksanaan dukungan nutrisi yang tepat akan memberikan beberapa manfaat.
Pertama adalah mempertahankan status nutrisi agar tidak makin menurun. Kedua
mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya komplikasi metabolic maupun
infeksi, komplikasi mekanik serta interaksi obat dan bahan gizi yang pada akhirnya
diharapkan mampu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Manfaat lain yang
tidak kalah pentingnya adalah biaya perawatan yang menjadi lebih rendah akibat masa
inap yang lebih pendek (Dinarto, 2002 dalam Wisnu, 2012).
Pemberian tersebut dapat lebih beresiko terhadap kejadian regurgitasi/muntah,
aspirasi paru ataupun aspirasi pneumonia. Hal ini dihubungkan dengan kapasitas
lambung yang terbatas dan volume residu lambung yang lebih banyak, karena lambatnya
pengosongan lambung. Refleks pengosongan lambung dihambat oleh isi yang penuh,
kadar lemak yang tinggi dan reaksi asam pada awal usus halus. Sedangkan metode
pemberian intermittent feeding adalah sebuah cara pemberian nutrisi enteral
menggunakan pompa elektronik dengan aturan pemberian yang telah ditetapkan, dengan
mengatur tetesan cairan/jam dan diberikan sesuai dengan dosis atau jangka waktu
tertentu. Misalnya pemberian sebanyak 250-500 ml dalam waktu ½ sampai 2 jam dengan
frekuensi 3-4 kali sehari (AsDI, 2005 dalam Wisnu, 2012)
Keuntungan metode ini adalah kesiapan lambung dalam menerima nutrisi enteral
karena diberikan secara bertahap, lambung yang tidak terisi penuh akan lebih dapat
mencerna makanan dan pengosongan lambung akan lebih cepat sehingga mengurangi
resiko terjadinya aspirasi. Hal ini tentu akan lebih berpengaruh pada pasien kritis yang
baru teratasi fase kritisnya dan sejalan dengan salah satu tujuan pemberian nutrisi pada
pasien kritis yaitu mencegah komplikasi yang timbul sehubungan dengan ketidaktepatan
dalam pemberian nutrisi enteral (Wisnu,2012)
Pada pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding, cara pemberiannya
adalah secara bertahap sesuai dengan waktu jam makan. Pemberian secara bertahap ini
akan lebih memaksimalkan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung lebih
cepat. Pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum
lambung dan kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat
aktivitas gelombang peristaltik antrum. Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif,
secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura
angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus (Jayarasti, 2009). Intermittent
feeding adalah sebuah cara pemberian nutrisi enteral menggunakan pompa elektronik
dengan aturan pemberian yang telah ditetapkan, dengan mengatur tetesan cairan/jam dan
diberikan sesuai dengan dosis atau jangka waktu tertentu.
Pemberian nutrisi enteral metode gravity drip yaitu sebuah cara pemberian nutrisi
enteral menggunakan tabung nutrisi enteral (corong/spuit) sesuai dengan pemberian yang
ditetapkan dengan bantuan gravitasi bumi. Pemberian makan sesuai gravitasi dilakukan
di atas ketinggian lambung dan kecepatan pemberian ditentukan oleh gravitasi (Brunner
& Suddarth,2003 dalam Wisnu 2012). Pada pemberian nutrisi enteral metode gravity
drip, nutrisi enteral secara cepat masuk dalam lambung (5-10 menit). Volume yang
banyak dalam lambung mengakibatkan motilitas lambung menjadi lambat, isi lambung
semakin asam yang akan mempengaruhi pembukaan sfingter pilorus, juga menyebabkan
distensi lambung yang menyebabkan reflek enterogastrik, sehingga pengosongan
lambung menjadi lebih lambat (Wisnu, 2012)
C. Prinsip-prinsip tindakan
Penerapan prosedur pemberian nutrisi melalui enteral diharapkan sesuai dengan standar
prosedur yang sudah ditetapkan dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien
terhindar dari aspirasi, distensi abdomen dan infeksi tambahan karena prosedur tindakan
pemberian nutrisi enteral.
D. Analisa tindakan keperawatan
1. Tahap Pre interaksi
a. Persiapan Pasien
1) Perkenalan diri
2) Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
b. Persiapan Lingkungan
1) Menutup pintu / jendela atau memasang sampiran.
c. Persiapan Alat
1) Selang NGT
2) Vinger kom berisi air hangat untuk merendam selang
3) Kuvet besar sebagai tempat alat
4) Pincet anatomi
5) Arteri klem
6) Plaster
7) Gunting plaster
8) Gaas secukupnya
9) Sarung tangan
10) Stetoskop
11) Blas sepuit
12) Pengalas + perlak
13) Bengkok sebagi tempat sampah
14) Makanan cair
15) Air minum
16) Sendok
2. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil nama pasien dengan namanya.
b. Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan.
c. Berikan kesempatan untuk bertanya.
3. Tahap Kerja
a. Bawa alat-alat ke dekat pasien
b. Perawat mencuci tangan
c. Masukkan selang ke dalam vinger kom selang menjadi lemas
d. Pasang/beri klien pengalas dengan alas
e. Ukurkan selang dari pusat ke kening atau dari ulunhati hidung terus ke telinga,
beri tanda pada selang
f. Klem pada ujung selang NGT untuk menghindari kemasukkan udara
g. Masukkan selang melalui hidung sambil klien di suruh untuk menelan pelan-pelan
sampai pada tanda
h. Lakukan fiksasi pada ujung hidung
i. Tes apakah selang sudah masuk lambung dengan auskultasi pada daerah lambung
dengan memasukkan sedikit udara dengan blasspuit, dan auskultasi daerah
lambung atau dengan melakukan aspirasi cairan lambung
j. NGT sudah terpasang siap untuk dipergunakan
k. Masukkan terlebih dahulu air sebagai spooling
l. Selanjutnya masukkan makanan secara perlahan ke dalam corong sampai
makanan habis
m. Setelah makanan habis bilas kembali selang dengan air minum sampai terlihat
bersih selang
n. Ikat/tutup ujung sonde untuk diberikan selanjutnya
o. Klien dirapikan kembali ke tempat semula atau sesuai keinginan klien
p. Alat dibereskan dan mencuci tangan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Evaluasi respon pasien (tersedak dan muntah)
c. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
d. Dokumentasi (tanggal, jam dan nama terang)
(Stikes Bali, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Angelia, (2017). Tinjauan Pemberian Obat Melalui Selang Enteral. Jakarta : Universitas Kristen
Krida Wacana.

Setianingsih, (2015). Perbandingan Enteral Dan Parenteral Nutrisi Pada Pasien Kritis : A
Literature Review. Bandung : Universitas Padjajaran.

Wisnu, (2012). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral Metode Intermittent Feeding Dan Gravity
Drip Terhadap Volume Residu Lambung Pada Pasien Kritis Di Ruang ICU RSUD
Kebumen. Semarang : Poltekkes Kemenkes.

Anda mungkin juga menyukai