Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL INSIDENCE REPORT (CIR)

“PEMBERIAN MAKAN MELALUI SELANG NGT”

OLEH :

INTAN SUNARYA

R014211006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1. Pendahuluan
a. Tindakan keperawatan
Pemberian makan melalui selang NGT
b. Definisi tindakan
Memberikan makan melalui selang NGT merupakan pemberian nutrisi
melalui Nasogastric Tube (NGT) dalam bentuk cair dan minum melalui selang
atau pipa NGT kepada klien yang tidak mampu makan secara normal
c. Tujuan dari prosedur ini yaitu
- Memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi klien
- Memberi obat
- Mencegah komplikasi akibat malnutrisi
d. Indikasi
- Pasien tidak sadar
- Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal: stenosis esofagus,
tumor pada mulut, tumor pada faring atau tumor pada esofagus)
- Pasien dengan kesulitan menelan
- Pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus
- Pasien yang mengalami hematemesis
- Pasien yang mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat Organik)
- Pasien yng mengalami trauma abdomen
e. Kontraindikasi
- Pasien yang sadar dan bisa makan per oral
- Pasien yang memiliki tumor pada rongga hidung atau esofagus
- Pasien dengan cedera cerebrospinal
f. Komplikasi
- Pemasangan dapat terjadi antara lain malposisi NGT
- Epistaksis
- Trauma pada mukosa
- Pneumonia aspirasi
- Hipoksemia
- Pneumothorak
g. Alat
- Perlak
- Formula makanan yang diresepkan
- Sarung tangan bersih
- Spuit 60 cc
- Stetoskop
- Bengkok
h. Rasional
Untuk memberikan nutrisi yang adekuat kepada pasien yang tidak dapat
makan sendiri ataupun menelan.
i. Prosedur :

No. Tindakan Keperawatan Rasional Tindakan


1. Identifikasi pasien (mengecek rekam Penjelasan yang benar akan
medik) dan jelaskan prosedurnya pada menghilangkan kecemasan dan
pasien bahwa proses memberi makan memastikan kerjasama dari pasien.
tersebut akan memakan waktu sekitar
10-20 menit dan jelaskan pula bahwa
pasien akan merasa penuh setelah
selesai makan.
2. Periksa apakah ada alergi makanan, Pemeriksaan yang benar akan
waktu makan terakhir, bising usus dan mencegah risiko komplikasi
hasil pemeriksaan laboratorium
3. Bantu pasien untuk berada dalam Posisi fowler meningkatkan aliran
posisi fowler gravitasi makanan melewati selang
dan mencegah risiko aspirasi
4. Cuci tangan dan kemudian Mengurangi risiko transmisi mikro-
mengenakan sarung tangan lalu organisme
tempelkan spoit pada selang NGT
5. Buka handuk dan perlak di atas dada Melindungi pasien dan sprei agar tidak
pasien kotor
6. Mengecek kembali posisi selang NGT Untuk memastikan kembali bahwa
selang masih berada di lambung
7. Isi tabung spoit dengan air dan biarkan Air membersihkan selang dan
aliran cairan masuk akibat gaya kecepatan aliran diatur dengan
gravitasi, dengan meningkatkan menaikkan atau menurunkan spoit
tabung diatas kepala pasien
8. Cubit tekan selang dan kemudian Untuk mencegah udara memasuki
tuangkan makanan ke dalam tabung selang
spoit dan biarkan mengalir akibat daya
gravitasi
9. Setelah selesai memberi makan, bilas Membilas selang dan mencegah
selang dengan paling sedikit 30mL air sumbatan selang makan
putih
10. Setelah selang sudah selesai dibilas, Mencegah kebocoran dan mencegah
tutup ujung selang udara masuk
11. Tetap naikkan kepala ranjang selama Mencegah aspirasi
30-60 menit setelah selesai makan
12. Cuci tangan Mengurangi resiko transmisi
mikroorganisme
13. Pantau suara napas, bising usus, Mengevaluasi efek aspirasi pada
distensi lambung, diare, konstipasi, saluran pencenaan dan efek terapi dari
serta masukan dan keluaran pemberian makan.
14. Instruksikan pasien untuk Dapat mengindikasikan intoleransi
memberitahu perawat jika ia merasa pemberian makan.
kenyang, mual, atau muntah

2. Kesenjangan antara teori dan praktik

No. Teori Rekomendasi


1. Tidak mengecek kembali posisi Sebaiknya perawat meningkatkan
selang NGT untuk mencegah kewaspadaan terhadap posisi
kesalahan dalam pemberian selang sebelum melakukan
makan pemberian makan melalui NGT
2. Dalam teori disebutkan bahwa Sebaiknya perawat memperhatikan
sebelum melakukan pemberian kembali posisi pasien dan
makan melalui selang NGT, memberikan posisi semifowler
perawat perlu mengatur terlebih maupun fowler kepada pasien-
dahulu posisi pasien menjadi pasien yang tidak memiliki kontra
posisi semifowler ataupun posisi indikasi terhadap posisi tersebut.
fowler.
3. Dalam teori dikatakan bahwa Sebaiknya perawat menggunakan
dalam pemberian makan melalui lebih memperhatikan gaya gravitas
selang NGT juga berdasarkan dalam pemberian makan melalui
gaya gravitasi dan kecepatan selang NGT, selain itu juga
aliran makanan diatur melalui perawat dapat menggantungkan
tinggi rendahnya spoit. spoit makan pasien ke tiang infus
sehingga makanan akan mengalir
karena gaya gravitasi.

Link video: https://youtu.be/20TsgWMxD7s


3. Analisa berdasarkan EBP
Analisa tindakan pemberian makan melalui selang NGT berdasarkan Jacob,
Rekha, & Tarachnand (2014) serta Murray & Dickinson (2016) disebutkan beberapa
tindakan sebagai berikut:
a. Pengecekan kembali posisi selang merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan
sebelum melakukan pemberian makan melalui selang NGT. Prosedur pengecekan
kembali posisi selang dapat dilakukan dengan cara mengaspirasi cairan lambung.
Tindakan ini dilakukan untuk memastikan kembali apakah selang NGT masih
berada dilambung dan untuk menghindari perpindahan posisi selang ke paru-paru.
Kesalahan letak posisi selang dapat mengakibatkan makanan masuk kedalam
paru-paru.
b. Posisi pasien dalam pemberian makan melalui selang NGT merupakan salah satu
hal penting yang perlu dilakukan. Sebelum melakukan pemberian makan melalui
selang NGT sebaiknya perawat mengatur posisi pasien menjadi posisi semifowler
atau posisi fowler. Posisi fowler atau semifowler dalam pemberian makan melalui
selang NGT dilakukan untuk meningkatkan aliran gravitasi makanan melewati
selang sehingga makanan menjadi lebih mudah turun ke lambung. Selain itu
posisi semifowler juga dilakukan untuk mencegah risiko aspirasi lambung.
c. Pemberian makan melalui selang NGT juga didasarkan pada gaya gravitasi.
Kecepatan aliran makanan diatur melalui tinggi rendahnya spoit dengan
ketinggian kurang lebih 30cm dari abdomen pasien. Dalam pemberian makan
tidak dianjurkan mendorong makanan pasien menggunakan spoit.

4. Daftar Pustaka
Hariana, Novita Sari Citra. 2015. Pemberian makan melalui NGT. Semarang

Jacob, A; Rekha, R; & Tarachnand, J.S. (2014) Buku ajar clinical nursing procedure.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara
Murray, S & Dickinson, S. (2016). Nasogastric feeding tube insertion and care
guidelines-adult. Worcestershire Acute Hospitals NHS Trust

Anda mungkin juga menyukai