Anda di halaman 1dari 30

MATRIKS

No Nama Penulis Judul Artikel/dalam Hasil Metode Penelitian


Publikasi
1 Yossi PENGARUH SELF Bahwa self assessment system, Populasi dan sampel, Populasi yang
Friskianti, ASSESSMENT keadilan, teknologi perpajakan, digunakan dalam penelitian ini
BestariDwiHa SYSTEM, KEADILAN, dan ketidakpercayaan kepada pihak adalah seluruh wajib pajak orang
ndayani TEKNOLOGI fiskus berpengaruh simultan pribadi di Kabupaten Batang.
PERPAJAKAN, DAN terhadap tindakan tax evasion. Self Teknik pengambilan sampel
KETIDAKPERCAYAA assessment system, keadilan, menggunakan accidental sampling
N KEPADA PIHAK teknologi perpajakan, secara parsial Pengumpulan data dalam penelitian
FISKUS TERHADAP tidak berpengaruh terhadap ini menggunakan data kuesioner,
TINDAKAN TAX tindakan tax evasion. Sedangkan Metode analisis data yang
EVASION/Accounting ketidakpercayaan kepada pihak digunakan dalam penelitian ini
Analysis Journal S4 fiskus secara parsial berpengaruh adalah analisis regresi berganda.
(SINTA 4) terhadap tindakan tax evasion. Pengolahan data menggunakan
Berdasarkan penelitian ini adalah program SPSS versi 16
perlunya pengawasan dan
pengevaluasian terhadap kinerja
pegawai pajak. KPP Pratama
Batang dapat mengadakan kegiatan
untuk meningkatkan pemahaman
pelaksanaan self assessment
system, keadilan perpajakan, dan
penggunaan teknologi perpajakan
dengan melakukan sosialisasi
ataupun penyuluhan serta
melakukan pengawasan terhadap
wajib pajak.
2 Zirman Pengaruh Penegakan Berdasarkan data yang diperoleh METODE PENELITIAN
Hukum dan Gender dan hasil pengujian yang telah Populasi dalam penelitian ini
Terhadap Penggelapan dilakukan dengan menggunakan adalah Wajib Pajak yang terdaftar
Pajak Dimediasi Oleh model Struktural Equation pada KPP Pratama Pekanbaru.
Moral Modal(SEM), maka dapat Teknik sampling yang digunakan
Pajak/AKUNTABILIT disimpulkan bahwa penegakan adalah convenience sampling yaitu
AS: hukum berpengaruh positif pengambilan sampel dengan cara
JurnalIlmuAkuntansi S5 terhadap moral pajak wajib pajak yang paling mudah menurut
(SINTA 5) pada KPP Pratama Tampan. Hasil peneliti. Pengumpulan data
analisis menunjukkan bahwa dilakukan dengan cara
gender tidak berpengaruh terhadap mengantarkan kuisioner secara
moral pajak pada wajib pajak yang langsung kepada responden dalam
terdaftar pada KPP Pratama penelitian ini. Pada waktu yang
Tampan. Moral pajak terbukti ditentukan kuisioner akan dijemput
berpengaruh negatif terhadap kembali.
penggelapan pajak. Peningkatan Penegakan hukum Kekuasaan
moral pajak akan menurunkan otoritas didefinisikan sebagai
penggelapan pajak pada wajib persepsi pembayar pajak terhadap
pajak. Moral pajak memediasi otoritas pajak untuk mendeteksi
secara penuh hubungan penegakan dan menghukum kejahatan
hukum dengan penggelapan pajak. pajak(Kirchler, Hoelzl, danWahl
Hal ini menunjukkan bahwa 2008)
penegakan hukum akan Metode Analisis
meningkatkan moral pajak yang Pengujian hipotesis penelitian
akhirnya menurunkan kecurangan dilakukan dengan pendekatan
pajak. Moral pajak tidak terbukti Structural Equation Model (SEM)
memediasi pengaruh gender dengan menggunakan software
terhadap penggelapan pajak Partial Least Square (PLS).
3 Ajat Sudrajat, Pemanfaatan teknologi Pemanfaatan Teknologi Informasi Metode Penelitian ini menggunakan
Arles Parulian Informasi, Sosialisasi memiliki pengaruh positif dan pendekatan kuantitatif, dengan
Ompusunggu Pajak, Pengetahuan signifikan terhadap Kepatuhan fokus pada pengukuran dan
Perpajakan, dan Wajib Pajak. deskripsi hubungan antara
Kepatuhan Pajak/Jurnal Sosialisasi Pajak memiliki pemanfaatan teknologi informasi,
Riset Akuntansi dan pengaruh positif sosialisasi pajak, dan pengetahuan
Perpajakan, Sinta 4 dan signifikan terhadap Kepatuhan pajak terhadap kepatuhan wajib
Wajib Pajak. Pengetahuan Pajak pajak. Namun tidak berarti sama
memiliki pengaruh positif dan sekali mengabaikan pendekatan
signifikan terhadap Kepatuhan kualitatif, khususnya untuk
Wajib Pajak. menjelaskan hasil pengukuran yang
menggunakan instrumen analisis
statistik. Penelitian ini mengkaji
empat variabel, yaitu tiga
independent variable dan satu
dependent variable. Jenis metode
penelitian yang digunakan adalah
metode survey
4 Indar Pengaruh Moralitas Berdasarkan perumusan masalah Metode yang dipergunakan dalam
Khaerunnisa, Pajak, Budaya Pajak, dan tujuan penelitian, maka dapat penelitian ini adalah penelitian
Adi Wiratno Dan Good Governance disimpulkan bahwa moralitas pajak deskriptif, Dalam pelaksanaannya
Terhadap Kepatuhan adalah motivasi instrinsik untuk dilakukan pengumpulan data
Wajib Pajak/ Jurnal membayar pajak yang timbul dari dengan survei atau kuisioner.
Riset Akuntansi dan kewajiban moral atau keyakinan Analisis data dalam penelitian ini
Perpajakan, Sinta 4 untuk berkontribusi kepada negara menggunakan metode Partial Least
dengan membayar pajak. Budaya Square (PLS).
pajak merupakan keseluruhan
interaksi formal dan informal dalam
suatu institusi yang
menghubungkan sistem perpajakan
nasional dengan praktik hubungan
antara aparatur pajak dengan wajib
pajak, dimana secara historis
melekat dengan budaya nasional,
termasuk ketergantungan dan ikatan
yang terbentuk akibat interaksi
yang berkelanjutan, dan Penerapan
good governance akan lebih
mengoptimalkan peranan informasi
teknologi karena memudahkan
pelaksanaan proses bisnis dan
meningkatkan kemampuan
kompetitif.
5 Surono, Nur Faktor Penggelapan Faktor Penggelakan Pajak Metode Penelitian, Jenis data yang
Hidayat Pajak, Interaksi Fiskus terhadap Kepatuhan Pajak digunakan dalam penelitian ini,
dengan Wajib Pajak dan memiliki pengaruh positif yang yaitu data subjektif yang diperoleh
Kepatuhan Pajak di signifikan terhadap Kepatuhan. dengan menyebarkan kuesioner
Kantor Pelayanan Pajak Hal ini menunjukkan bahwa kebeberapa responden dengan
Pratama Bogor/Jurnal semakin besar Wajib Pajak yang targetnya Wajib Pajak Orang
Riset Akuntansi dan menggelapkan Pajak maka Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Perpajakan, Sinta 4 semakin Wajib Pajak tidak patuh di Kabupaten Bogor.
atau sebaliknya semakin yang Hubungan fiskus dengan wajib
menggelapakan pajak rendah maka pajak merupakan hubungan
semakin besar Kepatuhan pajak. administratif dalam arti hubungan
Interaksi Fiskus dengan Wajib secara fungsi dan tanggung jawab
Pajak secara parsial memiliki Metode penarikan sampel yang
pengaruh positif yang signifikan digunakan dalam penelitian ini
terhadap kepatuhan Pajak. Hal ini adalah metode proportional
menunjukkan semakin tinggi sampling. Analisis data dalam
interkasi antara fiskus dengan penelitian ini menggunakan SEM.
Wajib Pajak semakin tinggi Metode pengumpulan data pada
pula Kepatuhan Pajak.Secara penelitian ini menggunakan
silmutan faktor Penggelapan Pajak kuesioner, Sedangkan pengumpulan
dan Interaksi Fiskus dengan Wajib data sekunder dilakukan dengan
Pajak berpengaruh terhadap metode dokumentasi.
Kepatuhan Pajak. Ini berarti
semakin interkasi Fiskus dengan
Wajib Pajak denga jujur dan
perhatiaan akan menimbulkan
Wajib Pajak enggan untuk
menggelapakan pajak sehingga
memunkinkan Wajib Pajak akan
patuh dalam perpajakan
6 JohnySubarka PENGARUH Pemahaman berpengaruh Positif Jenis penelitian kuantitatif dengan
h, Maya PEMAHAMAN, tidak signifikan terhadap kepatuhan pendekatan survey lapangan.
WidyanaDewi KESADARAN, wajib pajak orang pribadi di KPP Populasi adalah wajib pajak orang
KUALITAS Sukoharjo. pribadi yang terdaftar dan
PELAYANAN, DAN Kesadaranberpengaruhpositifdansig melaksanakan pembayaran pajak
KETEGASAN SANKSI nifikanterhadapkepatuhanwajibpaja pribadi di KPP Sukoharjo, sampel
TERHADAP k orang pribadi di KPP Sukoharjo. berjumlah 36 orang dengan teknik
KEPATUHAN WAJIB Kualitas pelayanan berpengaruh pengambilan sampel non
PAJAK ORANG positif dan signifikan terhadap probability quota sampling.
PRIBADI DI KPP kepatuhan wajib pajak orang Metode pengumpulan data
PRATAMA pribadi di KPP Sukoharjo. menggunakan kuesioner dengan
SUKOHARJO/JURNA Ketegasan sanksi berpengaruh skala Liket 1-5 poin. Metode
L AKUNTANSI DAN positif dan signifikan terhadap analisis data meliputi: Uji
PAJAK(Sinta 4) kepatuhan wajib pajak orang instrumen penelitian, terdiri dari uji
pribadi di KPP Sukoharjo. validitas dan reliabilitas. Uji
Pemahaman, kesadaran,kualitas Asumsi Klasik, terdiri dari uji
pelayanan dan ketegasan sanksi normalitas, uji multikolinearitas, uji
berpengaruh positif dan signifikan heteroskedastisitas, autokorelasi.
terhadap kepatuhan wajib pajak Uji regresi linear berganda dan
orang pribadi di KPP Sukoharjo. Pengujian hipotesis, terdiri dari uji
t, uji F dan uji koefisien determinasi
R Square.
7 Muzainah The Determinants of Penelitian ini menguji faktor-faktor Penelitian ini mengadopsi desain
Mansor 1 *, Tax Evasion in Gombe yang mempengaruhi penggelapan studi survei. Skala Likert lima poin
Zakariya'u State Nigeria pajak di Gombe kuesioner terstruktur dimulai
Gurama negara. Temuan penelitian dengan sangat tidak setuju (SD),
menunjukkan bahwa: (i) TR positif tidak setuju (D), netral (N), setuju
tetapi (A) dan sangat setuju (SA)
tidak secara signifikan digunakan untuk mengumpulkan
mempengaruhi penghindaran pajak data dari 379 publik yang dipilih
di negara bagian Gombe; (ii) TS secara acak dan
secara positif dan signifikan pembayar pajak sektor swasta di
mempengaruhi penghindaran pajak negara bagian Gombe,
di negara bagian Gombe; Nigeria. Namun, hanya itu saja
(iii) CR positif tetapi tidak secara 303 mewakili 80% dari kuesioner
signifikan mempengaruhi diisi dengan benar,
penggelapan pajak dikembalikan dan dapat
di negara bagian Gombe; (iv) digunakan. Data yang dikumpulkan
tingkat pendapatan secara positif dianalisis menggunakan SPSS
dan signifikan versi 20. Uji reliabilitas, uji
mempengaruhi penghindaran pajak multikolinieritas, dan deskriptif
di negara bagian Gombe; dan (v) statistik dilakukan pada data. Model
tingkat pendidikan regresi berganda digunakan untuk
secara positif dan signifikan menganalisis data yang
mempengaruhi penggelapan pajak dihasilkan. Model yang digunakan
di negara bagian Gombe. dalam hal ini studi adalah sebagai
Penghindaran pajak biasanya berikut:
mengakibatkan hilangnya TE = (Konstan) β0 + β1rate +
pendapatan bagi pemerintah. β2sistem + β3korupsi + β4income +
Ini dapat menyebabkan gangguan β5pendidikan + ε
yang tak terhindarkan pada kinerja Dimana,
potensial TE = Penghindaran pajak, Tarif =
sektor publik, karenanya Tarif pajak, Sistem = Pajak
mengancam kompetensinya untuk sistem, Korupsi = Korupsi,
membiayai Pendapatan = Tingkat pendapatan,
pengeluaran publik. Penelitian ini Pendidikan = Tingkat pendidikan,
menyelidiki faktor-faktor itu β0 = Variabel yang dianggap
mempengaruhi penghindaran pajak konstan,
di negara bagian Gombe, ε = Variabel lain yang tidak diuji
Nigeria. Dari atas dalam penelitian ini
diskusi, temuan penelitian ini
sangat signifikan untuk
peneliti akademik dan mahasiswa
perpajakan. Untuk akademik
peneliti, temuan penelitian
memberikan bukti baru
mengenai faktor - faktor yang
menentukan penggelapan pajak
khususnya
tingkat pendapatan yang belum
diuji sebelumnya di Nigeria. Itu
Hasilnya juga memberikan dimensi
baru dalam memahami pajak
penghindaran dan faktor
penentu. Untuk siswa dalam
perpajakan, studi
memberikan pengetahuan tambahan
tentang variabel yang diuji dan
bagaimana mereka terkait dengan
penggelapan pajak.

8 Mohd Rizal Issues, Challenges and Tujuan dari penelitian ini adalah Data dikumpulkan melalui nasional
Palil, 1* Problems with Tax untuk Survey, Metode pling, dalam
Marlin Evasion: The amina faktor penentu penggelapan konteks ini, mengarah pada yang
Marissa Institutional Factors pajak dari baik
Malek, 2 and Approach perspektif kelembagaan. Tiga pengacakan dengan beberapa
Abdul Rahim potensi- keterbatasan dibandingkan
Jaguli faktor penentu penghindaran pajak untuk pendekatan pengambilan
diperiksa sampel lain untuk skala ini
ined dalam penelitian ini, yaitu survei
probabilitas Ada sejumlah non-respons
terdeteksi, peran otoritas pajak pengukuran bias seperti
dan kompleksitas sistem ekstrapolasi
perpajakan. Itu untuk memperkirakan besarnya bias
hasil menunjukkan bahwa yang dibuat oleh
penggelapan pajak signifikan non-respons, dan penggunaan
secara signifikan dipengaruhi oleh campuran
probabilitas keberadaan metode pengumpulan data
terdeteksi dan kompleksitas sistem (menggunakan berbagai metode
pajak banyak pengumpulan data selama
tem. Menariknya, kerumitan pajak penelitian, seperti sebagai
sistem memainkan peran yang lebih kuesioner dan wawancara telepon)
besar dalam mengurangi
Sion dibandingkan dengan
probabilitas deteksi
tion (lihat Tabel 3) dengan
demikian, H
3
(daftar pajak sederhana
gilirannya dan sistem pajak
berkorelasi negatif dengan
penggelapan pajak) diterima. Studi
ini juga menyarankan
mengatakan bahwa kemungkinan
tinggi
Tected dapat meminimalkan
kegiatan penggelapan pajak.
Di sisi lain, penelitian ini
membuktikan hal itu
sistem pajak yang lebih sederhana
mungkin dapat dikurangi
penggelapan pajak dan
menanamkan kepatuhan sukarela
di antara wajib pajak.
9 Marta Orviska Tax evasion, civic duty Dalam batas tertentu,hasil Sampel data survei dari kelompok
a, John and the law abiding mengkonfirmasi kesimpulan orang yang dipilih secara acak
Hudson citizen lain menggunakan pendekatan yang orang digunakan untuk
berbeda, tetapi juga memberi menganalisis masalah ini
wawasan lebih lanjut. Penghindaran menggunakan pertanyaan hipotetis
pajak lebih kecil kemungkinannya
pada orang tua, baik karena mereka
cenderung merasa itu salah dan
dalam beberapa kasus karena
ketakutan yang tampaknya lebih
besar konsekuensi tertangkap. Ada
juga bukti bahwa dampak tugas
kewarganegaraan berdampak
pada persepsi apakah penggelapan
pajak itu benar atau salah dan
karenanya pada probabilitas suatu
individu yang terlibat dalam
penghindaran pajak. Namun, yang
juga penting adalah konsep
Abidance 'yang kami perkenalkan
di bagian teoritis. Baik kewajiban
hukum maupun kewarganegaraan
cenderung berdampak pada
penggelapan pajak terutama melalui
dampaknya pada sikap terhadap
penggelapan pajak dan apakah itu
benar secara moral atau salah.
Relatif tidak signifikannya dalam
persamaan penghindaran pajak dari
variabel dummy
operatif jika seseorang menikah
pada pandangan pertama
merupakan kontradiksi yang nyata
dari
kesimpulan umum bahwa
penghindaran lebih sering terjadi
pada rumah tangga yang sudah
menikah. Namun, ini belum tentu
demikian. Hasil kami hanya
menunjukkan bahwa tidak ada
persepsi moral penghindaran atau
ketakutan akan konsekuensi
tertangkap cenderung bervariasi
dengan keadaan perkawinan.
Regresi diperkirakan menggunakan
prosedur probit yang dipesan dalam
LIMDEP. (.) Menunjukkan t-
statistik. Variabelnya adalah
didefinisikan dalam
teks. Angka X 2 berkaitan dengan
tes rasio kemungkinan. Namun,
literatur menyarankan rute alternatif
untuk dampak
variabel ini, yaitu melalui peluang
yang lebih besar untuk penggelapan
pajak pengajuan gabungan
mengembalikan hadiah kepada
orang yang sudah menikah
(lihat Andreoni et al., 1998 ). Ini
tercermin dalam analisis melalui
dampaknya terhadap biaya
penggelapan pajak, yang untuk
jumlah tertentu, adalah mungkin
lebih rendah untuk pasangan yang
sudah menikah. Dengan demikian,
mengambil hasil kami bersama
dengan hasil dari
yang lain, kita dapat menyimpulkan
bahwa kemungkinan status
perkawinan berdampak pada
penghindaran semata-mata melalui
peluang lebih besar untuk
penghindaran yang dimiliki orang
menikah. Akhirnya, sepanjang
makalah, kami telah
mengasumsikan netralitas
risiko. Jelas, signifikansi sosial-
ekonomi
variabel mungkin sebagian
mencerminkan perbedaan sikap
terhadap risiko. Kami tidak
memiliki informasi spesifik
pada ini, itulah sebabnya kami
belum membuatnya menjadi fokus
spesifik dari penelitian ini. Ini salah
satunya
beberapa jalan yang berpotensi
berbuah untuk penelitian lebih
lanjut.

No Nama Penulis Judul Artikel/dalam Publikasi Teori dan Konsep


1 Yossi Friskianti, PENGARUH SELF Pajak
BestariDwiHandayani ASSESSMENT SYSTEM, Pajak merupakan salah satu sumber dana terbesar dalam
KEADILAN, TEKNOLOGI APBN
PERPAJAKAN, DAN Asas keadilan dalam prinsip perundang-undangan
KETIDAKPERCAYAAN perpajakan maupun dalam hal pelaksanaannya harus
KEPADA PIHAK FISKUS dipegang teguh, walaupun keadilan itu sangat relatif
TERHADAP TINDAKAN TAX Self assessment system
EVASION/Accounting Analysis Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak, pada tahun
Journal S4 (SINTA 4) 1983 dilakukan reformasi perpajakan dari official
assessment system menjadi self assessment system.
Namun dengan adanya self assessment system
memungkinkan wajib pajak melakukan tindak
kecurangan seperti penggelapan pajak. Selain dengan
reformasi perpajakan, pemerintah juga melakukan
modernisasi administrasi perpajakan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi. Sehingga
menghindarkan tindakan penggelapan pajak
Keadilan
Pemikiran tentang begitu pentingnya keadilan bagi wajib
pajak dalam pelaksanaan pemungutan pajak dan dalam
pembayaran pajak akan menimbulkan pengaruh terhadap
sikap wajib pajak dalam melaksanakan dan melakukan
pembayaran kewajiban pajak mereka
Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan ini timbul karena banyaknya
penyalahgunaan uang negara yang dilalukan oleh para
para pegawai pajak. Para wajib pajak enggan membayar
pajak dan banyak yang melakukan kecurangan dalam
kewajiban membayar pajaknya dikarenakan mereka
beranggapan bahwa uang yang disetorkan untuk pajak
disalahgunakan oleh pegawai pajak sendiri
Teknologi Perpajakan
Selain melakukan reformasi perpajakan, Direktorat
Jenderal Pajak juga melakukan modernisasi administrasi
perpajakan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dengan adanya modernisasi administrasi perpajakan
diharapkan dapat memudahkan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya
2 Zirman Pengaruh Penegakan Hukum dan Pajak
Gender Terhadap Penggelapan Pajak adalah beban bagi perusahaan, sehingga wajar jika
Pajak Dimediasi Oleh Moral tidak satupun wajib pajak yang dengan senang hati dan
Pajak/AKUNTABILITAS: suka rela membayar pajak, karena pajak adalah iuran
JurnalIlmuAkuntansi S5 (SINTA yang sifatnya dipaksakan, maka negara juga tidak
5) membutuhkan ‘kerelaan wajib pajak’.
Pendekatan struktural menyatakan bahwa perilaku etis
wanita dan pria tidak berbeda.
Penegakan legal berdasarkan aturan hukum memberikan
landasan yang penting untuk pencegahan menyimpang
bentuk perilaku, seperti korupsi dan penggelapan pajak
Torgler dan Schneider (2004) menemukan bahwa moral
pajak (tax morale) seorang wajib pajak sangat
dipengaruhi oleh perilaku wajib pajak.
Moral Pajak
Moral merupakan ajaran tentang baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,
dan sebagainya.
Moralitas diartikan sebagai pedoman yang dimiliki
individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah
atau baik dan jahat.
Kewajiban moral adalah norma individu yang dimilki
oleh wajib pajak orang pribadi yang berkaitan dengan
tindakan yang mempunyai nilai positif dimata masyarakat
pada umumnya untuk memenuhi kewajiban perpajakan.
Tax morale seorang wajib pajak sangat dipengaruhi oleh
perilaku kepatuhan wajib pajak lainnya.
Pemeriksaan pajak, sanksi dan denda yang
berat muncul sebagai strategi yang paling ampuh
untuk memerangi kejahatan pajak.
Moral pajak umumnya didefinisikan dalam literatur pajak
sebagai motivasi intrinsik untuk membayar pajak.
Penegakan Hukum
Penegakan legal berdasarkan aturan hokum memberikan
landasan yang penting untuk pencegahan menyimpang
bentuk perilaku, seperti korupsi dan penggelapan pajak
Aturan hukum menganggap bahwa otoritas pemerintah
hanya dapat dilakukan sesuai dengan hukum dan
peraturan tertulis yang disahkan melalui prosedur yang
telah ditetapkan ). Lebih dari itu, aturan hokum
dimaksudkan sebagai perlindungan terhadap
keputusan sewenangwenang oleh pemerintah
dalam kasus individual .
Penegakan Hukum Variabel independen dalam penelitian
ini yaitu: Penegakan hukum Kekuasaan otoritas
didefinisikan sebagai persepsi pembayar pajak
terhadap otoritas pajak untuk mendeteksi dan
menghukum kejahatan pajak

3 Ajat Sudrajat, Arles Pemanfaatan teknologi Informasi, Teknologi Informasi


Parulian Ompusunggu Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Pemanfaatan teknologi informasi khususnya dalam
Perpajakan, dan Kepatuhan administrasi pajak menyebabkan terjadinya berbagai
Pajak/Jurnal Riset Akuntansi dan macam perubahan seperti tugas yang dilakukan manusia
Perpajakan, Sinta 4 digantikan oleh tenaga mesin atau elektronik. Teknologi
informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,
dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan”. Penggunaan
tekhnologi informasi dalam moderenisasi perpajakan
yang berbasis e-system diharapkan dapat meningkatkan
kepatuhan pajak juga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap administrasi perpajakan. Tujuan
penggunaan tekhnologi informasi dalam perpajakan
adalah menghemat waktu, mudah, akurat dan paperless.
Adapun e-System perpajakan dibagi menjadi e-
registration, e-filling dan e-Billing.
Atribusi
Atribusi adalah proses di mana orang menarik kesimpulan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
orang lain. Teori atribusi adalah teori kontemporer yang
paling berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi
akademik.
Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila
individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka
mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan
secara internal atau eksternal
Sosialisasi merupakan proses bimbingan individu ke
dalam dunia sosial.
Pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak yang baik akan
dapat memperkecil adanya tax evation.
Kepatuhan pajak
Masalah kepatuhan pajak adalah pada pengenaan pajak
itu sendiri Menggambarkan dan menjelaskan pola – pola
yang diamati mengenai ketidakpatuhan pajak yang
akhirnya dapat menemukan cara untuk mengurangi
ketidakpatuhan pajak tersebut sangat penting bagi Negara
di seluruh dunia. Ditambahkan bahwa ekonomi kepatuhan
pajak dapat didekati dari berbagai perspektif yaitu:
kepatuhan pajak dapat dipandang sebagai masalah
keuangan publik, penyelenggaraan hukum, struktur
organisasi, tersedianya jumlah tenaga kerja atau budaya
atau kombinasi dari semuanya.Kepatuhan pajak adalah
suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya

4 Indar Khaerunnisa, Pengaruh Moralitas Pajak, Budaya Pajak


Adi Wiratno Pajak, Dan Good Governance Pajak adalah sumber pendanaan yang berkesinambungan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak/ untuk pembangunan, Pajak juga merupakan penghubung
Jurnal Riset Akuntansi dan antara negara dengan warga negaranya, sedangkan
Perpajakan, Sinta 4 penerimaan pajak merupakan urat nadi bagi kontrak
sosial pemerintah dengan masyarakatnya, dimana kontrak
sosial merupakan pilihan sosial atau pilihan kolektif atas
ketentuan pemenuhan barang dan jasa publik bagi
masyarakat sebagai imbal balik dari pembayaran pajak
yang dilakukan
Budaya Pajak
Pengaruh budaya pajak yang terdiri dari responden
memberikan reaksi terhadap budaya pajak yang berupa
hubungan antara aparat pajak dan Wajib Pajak, peraturan
perpajakan dan budaya nasional terhadap kepatuhan
pajak. Budaya pajak dalam konsep klasik dimana budaya
pajak dari suatu negara sangat berhubungan erat dengan
kepribadian yang ditunjukkan oleh evolusi dari suatu
sistem perpajakan. Budaya pajak diinvestigasi diantara
pembayar pajak dan kantor pajak. Dalam pandangan
mereka, permasalahan yang terjadi antara “melakukan
tuntunan atas kompensasi dalam hubungannya dengan
pelanggaran pekerjaan oleh aparat pajak: dan “untuk
memberikan kontribusi terhadap budaya pajak melalui
perselisihan pajak”. sehingga dalam hal ini, budaya pajak
ditandai oleh hubungan antara aparat pajak dengan Wajib
Pajak serta pola perilaku yang timbul akibat hubungan
tersebut Ada 3 hal yang mempengaruhi budaya pajak
antara lain : hubungan antara aparatur pajak dan wajib
pajak, peraturan perpajakan, budaya nasional.
Moralitas pajak
Moralitas pajak dapat didefinisikan sebagi motivasi
instrinsik untuk membayar pajak yang timbul dari
kewajiban moral atau keyakinan untuk berkontribusi
kepada negara dengan membayar pajak
Kepatuhan pajak berarti bahwa wajib pajak mempunyai
kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai
aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan,
investigasi seksama peringatan, ataupun ancaman dan
penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi
Good Governance
Good Governance merupakan suatu sistem administrasi
yang menginginkan adanya perbaikan pelayananan dan
keterbukaan dalam melayani masyarakat pada umumnya
dan wajib pajak pada khususnya.Variabel good
governance ini memiliki empat subvariabel yang terdiri
dari sumber daya manusia, teknologi informasi, struktur
organisasi dan Transparansi. Dari variable good
governance yang paling besar mempengaruhi hasilnya
adalah teknologi informasi. Penerapan good governance
akan lebih mengoptimalkan peranan informasi teknologi
dalam berbagai bidang, karena pada dasarnya
pemanfaatan teknologi informasi secara umum bertujuan
untuk memudahkan pelaksanaan proses bisnis dan
meningkatkan kemampuan kompetitif.
5 Surono, Nur Hidayat Faktor Penggelapan Pajak, Kepatuhan
Interaksi Fiskus dengan Wajib Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib
Pajak dan Kepatuhan Pajak di pajak memenuhi kewajibannya secara formal sesuai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan dengan ketentuan dalam undangundang
Bogor/Jurnal Riset Akuntansi dan perpajakan
Perpajakan, Sinta 4 Kepatuhan yang dimaksud adalah sebagai suatu keadaan
dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya,
Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana wajib
pajak secara substantif (hakikat) memenuhi semua
ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa
undang-undang perpajakan
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Interaksi Fiskus
Interaksi fiskus dengan Wajib Pajak dapat diukur melalui
keramahan petugas dalam melayani Wajib Pajak,
kemampuan petugas pajak dalam melayani permasalahan
perpajakan, ketanggapan dan kecepatan petugas dalam
melayani permasalahan perpajakan dan perhatian petugas
dalam melayani permasalahan perpajakan.
Data
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden
secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan
melalui survai lapangan dengan menggunakan alat
pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus
untuk itu. dan data dalam penelitian ini diambil dari
jawaban kuesioner,
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain atau lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

6 JohnySubarkah, Maya PENGARUH PEMAHAMAN, Official Assessment System Official Assessment


WidyanaDewi KESADARAN, KUALITAS System
PELAYANAN, DAN Official Assessment System Official Assessment System
KETEGASAN SANKSI adalah sistem pemungutan pajak yang memberi
TERHADAP KEPATUHAN wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
WAJIB PAJAK ORANG besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
PRIBADI DI KPP PRATAMA Self Assessment System
SUKOHARJO/JURNAL Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak
AKUNTANSI DAN PAJAK(Sinta yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
4) menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Kepatuhan
Yang dimaksud dengan patuh adalah taat pada aturan.
Jadi kepatuhan adalah ketaatan dalam menjalankan
aturan-aturan yang telah ditetapkan
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib
Pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Perpajakan
Kepatuhan material adalah dimana suatu keadaan dimana
Wajib Pajak secara subtansi/hakekat memenuhi semua
ketentuan perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa
undang-undang perpajakan
Kesadaran
Kesadaran adalah keadaan mengetahui, sedangkan
perpajakan adalah perihal pajak, sehingga kesadaran
perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti
perihal pajak. Kesadaran perpajakan adalah kerelaan
memenuhi kewajiban dan memberikan kontribusi kepada
negara yang menunjang pembangunan negara. Kesadaran
wajib pajak berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu
kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk
pelaksaan fungsi perpajakan dengan cara membayar pajak
tepat waktu dan tepat jumlah. Self assessment system
merupakan suatu pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak terutang.
Ketegasan sanksi
Ketegasan sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran
bagi pelanggar pajak, sehingga diharapkan agar peraturan
perpajakan dipatuhi oleh Wajib Pajak. Agar peraturan
perpajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi perpajakan
yang tegas bagi para pelanggarnya. Wajib Pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang
bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikannya
Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam
sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana.
Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila Wajib Pajak
melakukan pelanggaran, terutama atas kewajiban yang
ditentukan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP) dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda dan
kenaikan. Sedangkan sanksi pidana dapat hukuman
kurungan dan hukuman penjara . sanksi perpajakan
terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan perpajakan dimana semakin besar
kesalahan yang dilakukan seorang Wajib Pajak, maka
sanksi yang diberikan juga akan semakin berat. Contoh
pelanggaran yang sering dilakukan adalah keterlambatan
dalam membayar pajak, kurang bayar dan kesalahan
dalam pengisian SPT. Wajib Pajak akan memenuhi
kewajiban perpajakannya apabila memandang bahwa
sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Di
samping itu, walaupun ada potensi penerimaan Negara
pada setiap sanksi, namun motivasi penerapan sanksi
adalah agar Wajib Pajak patuh melaksanakan kewajiban
perpajakannya.

7 Muzainah The Determinants of Tax Evasion TR: Tingkat pajak, TS: Sistem pajak, CR: Korupsi
Mansor 1 *, in Gombe State Nigeria Pajak adalah instrumen yang sangat vital dan sumber
Zakariya'u Gurama utama pendapatan kepada pemerintah.
pemanfaatan penerimaan pajak adalah dasar untuk
mendukung pembangunan kegiatan di negara
berkembang. TR adalah jumlah pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak sesuai dengan
item kena pajak dan prinsip perpajakan.
TS adalah salah satu variabel yang digunakan dalam
berbagai penelitian untuk menguji wajib pajak
sikap terhadap penghindaran pajak
CR adalah tindakan wajib pajak untuk membayar sesuatu
kepada seseorang secara berurutan
untuk meringankan pembayar pajak dari mengambil
bagian dalam membayar pajak atau menghindari
pajak.
Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak adalah kata yang digunakan untuk
menggambarkan upaya individu dan entitas perusahaan
terhadap pengurangan kewajiban pajak yang tidak jujur.
Penghasilan
Penghasilan adalah sumber utama dimana wajib pajak
dikenakan pajak untuk
tujuan membiayai kegiatan publik.
8 Mohd Rizal Palil, 1* Issues, Challenges and Problems Dampak Negatif
Marlin Marissa with Tax Evasion: The Dampak negatif dari menghindari pajakadalah
Malek, 2 and Abdul Institutional Factors Approach berbagai, misalnya, pendapatan nasional
Rahim Jaguli akan menurun secara signifikan dan dengan demikian
mendorong menua ekonomi tersembunyi di mana
ketidakadilan dalam perekonomian akan diturunkan.
Fitur utama dari SAS adalah self-menyelesaikan SPT yang
membutuhkan setidaknya tingkat kompleksitas yang
masuk akal karena pajak pembayar datang dari berbagai
latar belakang, dengantingkat pendapatan yang berbeda,
tingkat pendidikan dan tingkat pajak yang paling penting
pengetahuan
Fitur SAS adalah pajak yang diisi sendiri
pengembalian dan pembayar pajak berasal dari berbagai
latar belakang dan level, oleh karena itu
menyederhanakan pengembalian pajak dan administrasi
berpotensi dapat membantu pembayar pajak untuk
menyelesaikan pengembalian pajak mereka secara
akurat dan meningkatkan pliance.
Tiga faktor penentu kompleksitas pajak adalah
perhitungan pajak, pajak pencatatan yang diperlukan
dan ambiguitas pajak
Masalah
Namun ini masalah telah diimbangi oleh sejumlah besar
tanggapan yang dapat digunakan (1.073) yang relative
tinggi dibandingkan dengan studi pajak serupa lainnya.
Penelitian di masa depan dapat dilakukan melalui
studi gitudinal di mana perbandingan
lebih banyak tahun mungkin memberikan hasil yang
berbeda dari studi 'point in time' ini.
Pajak
Pajak didefinisikan sebagai wajib
pembayaran ke badan yang berwenang dan belum ada
hadiah implisit diterima oleh pembayar
(Lymer dan Oats 2009).
Di sisi lain, menghindari kewajiban pajak
Ikatan dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Pajak
penghindaran atau ketidakpatuhan menggambarkan
suatu jangkauan
kegiatan yang tidak menguntungkan bagi suatu negara
sistem pajak. Ini termasuk penghindaran pajak,
yang mengacu pada pengurangan pajak dengan cara
hukum,
dan penggelapan pajak yang mengacu pada penjahat
tidak membayar kewajiban pajak
Sebagai contoh, Kirchler (2007: 3) dibagi
penentu penggelapan pajak menjadi lima kategoridan
studinya didasarkan pada psikologis danpandangan
otoritas pajak-pembayar pajak yaitu, the perspektif
politik, psikologi social perspektif kal, kinerja
pengambilan keputusanperspektif, wirausaha dan
interaksi antara otoritas pajak dan pembayar pajak

9 Marta Orviska a, John Tax evasion, civic duty and the Penghindaran Pajak
Hudson law abiding citizen Penghindaran pajak adalah sumber potensi hilangnya
pendapatan yang serius bagi pemerintah,
mengakibatkan kemungkinan kekurangan dana layanan
publik dan beban 'tidak adil' pada jujur pembayar pajak
Analisis undang-undang
Analisis undang-undang adalah produk dari analisis
ekonomi mikro standar yang sangat dipengaruhi oleh
Realisme Hukum Amerika, '' orang jahat '' yang melihat
tindakan hukum yang dilarang hanya sebagai biaya atau
manfaat yang harus diambil
memperhitungkan.
Hukum adalah norma atau aturan yang menentukan
bagaimana orang seharusnya berperilaku diri dalam
komunitas
Tugas sipil
Tingkat pendidikan yang lebih besar cenderung
mengurangi abidansi hukum serta berdampak
positif pada tugas sipil dengan cenderung meningkatkan
persetujuan untuk kebutuhan semua orang
melakukan pekerjaan sukarela.
Taat Hukum
Yang melihat tindakan hukum yang dilarang hanya
sebagai biaya atau manfaat yang harus diambil
memperhitungkan. Ini sepenuhnya tercermin dalam
literatur ekonomi tentang penggelapan pajak. Secara
umumnya memaksimalkan individu membawa ke dalam
perhitungannya kemungkinan tertangkap dan hukuman
karena tertangkap, dan pertanyaan tentang kejujuran
jarang muncul secara eksplisit diskusi tentang
penggelapan pajak
No Nama Penulis Judul Artikel/dalam Publikasi Uraian
1 Yossi Friskianti, PENGARUH SELF ASSESSMENT Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat
BestariDwiHandayani SYSTEM, KEADILAN, ini adalan self assessment system. Dengan
TEKNOLOGI PERPAJAKAN, DAN self assessment system diharapkan dapat
KETIDAKPERCAYAAN KEPADA menimbulkan kesadaran wajip pajak dalam
PIHAK FISKUS TERHADAP melaksanakan kewajiban perpajakannya.
TINDAKAN TAX Namun dengan adanya self assessment
EVASION/Accounting Analysis system memungkinkan wajib pajak
Journal S4 (SINTA 4) melakukan tindak kecurangan, Hal ini
menunjukan bahwa semakin baik
pelaksanaan self assessment system maka
tindakan tax evasion rendah, namun
sebaliknya semakin buruk pelaksanaan self
assessment system maka tindakan tax
evasion tinggi.
Asas keadilan dalam prinsip
perundangundangan perpajakan maupun
dalam hal pelaksanaannya harus dipegang
teguh, walaupun keadilan itu sangat relatif
(Waluyo dan Ilyas, 2003). Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat keadilan maka
tindakan tax evasion rendah, namun
sebaliknya apabila tingkat keadilan rendah
maka tindakan tax evasion semakin tinggi.
Menurut Ayu dan Hastuti (2009),
penggunaan teknologi dalam pencarian
informasi maupun pembayaran pajak oleh
orang pribadi masih sangat rendah.
Teknologi perpajakan berpengaruh negatif
terhadap tindakan tax evasion.
Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dapat
diartikan kurangnya kepercayaan kepada
pegawai pajak
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
ketidakpercayaan kepada
pihak fiskus maka tindakan tax evasion
semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah
tingkat ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
maka tindakan tax evasion rendah.
Menurut Ayu dan Hastuti (2009),
penggunaan teknologi dalam pencarian
informasi maupun pembayaran pajak oleh
orang pribadi masih sangat rendah. Sebagian
besar wajib pajak masih menggunakan sistem
pembayaran manual, dan jarang membuka
website Dirjen Pajak. Dugaan yang dibangun
dari sisi teknologi ini adalah semakin tinggi
dan modern teknologi yang digunakan
pemerintah, maka semakin rendah tingkat
atau upaya tax evasion.
2 Zirman Pengaruh Penegakan Hukum dan Berdasarkan Coate dan Frey (2000), terdapat
Gender Terhadap Penggelapan Pajak dua pendekatan yang biasa digunakan untuk
Dimediasi Oleh Moral memberikan pendapat mengenai pengaruh
Pajak/AKUNTABILITAS: gender terhadap perilaku etis maupun
JurnalIlmuAkuntansi S5 (SINTA 5) persepsi individu terhadap perilaku tidak etis,
yaitu pendekatan struktural dan pendekatan
sosialisasi.
Allingham & Sandmo (1972) dan Srinivasan
(1973) yang menyatakan bahwa pemeriksaan
pajak, sanksi dan denda yang berat
merupakan strategi yang paling ampuh untuk
memerangi kejahatan pajak.
Hasil penelitian oleh Schneider &
Enste(2000, 2002) menunjukkan bahwa
penegakan hukum yang lemah, ke
sewenangwenangan penegakan hokum dan
lemahnya peraturan perpajakan mendorong
terjadinya korupsi dan penggelapan pajak.
Namun penelitian Taher(2011) dan Fuadi
(2012) bahwa penegakan hokum yang
berlaku justru tidakberpengaruh pada
perilaku wajib pajak dalam membayar pajak.
Beberapa penelitian terdahulu yaitu Torgler
(2005); Torgler dan Alm (2006) menemukan
bahwa gender me pengaruhi etika
seseorang. Perempuan ditemukan memiliki
etika yang lebih tinggi sehingga
memilikimoral yang lebih tinggi.Penelitian
Basri (2013) menemukan bahwa pria
memiliki kecendrungan untuk melakukan
penggelapan pajak yang lebih tinggi.
Namun pengaruh gender terhadap
kecurangan masih menjadi suatu
perdebatan.
Berdasarkan Coate dan Frey (2000)
Pendekatan structural menyatakan bahwa
perilaku etis wanita dan pria tidak berbeda.

Penelitian ini menggunakan moral pajak


sebagai variabel yang memediasi hubungan
penegakan hukum, dan gender dengan
penggelapan pajak.
Seperti yang dikemukakan
Torgler (2012) moral pajak yang
dimiliki seseorang menentukan terjadinya
perilaku kecurangan pajak.
Torgler dan Murphy (2005)
menyatakan moral pajak sebagai
prinsipprinsip
moral atau nilai-nilai yang
dimiliki oleh individu tentang membayar
pajak mereka. Hasil penelitiannya
Torgler (2012) menunjukkan terdapat
penurunan moral pajak pada 7negara
Hasil menunjukkan bahwa penegakan
hukum berpengaruh positif signifikan
terhadap moral pajak, sedangkan gender
tidak berpengaruh terhadap moral
pajak. Moral pajak berpengaruh negative
signifikan terhadap penggelapan pajak.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
moral pajak memediasi pengaruh
penegakan hokum terhadap penggelapan
pajak, namun tidak memediasi pengaruh
gender terhadap penggelapan pajak.

3 Ajat Sudrajat, Arles Pemanfaatan teknologi Informasi, Seperti yang dikemukakan oleh Nasucha
Parulian Sosialisasi Pajak, Pengetahuan (2004) bahwa dalam sistem perpajakan self
Ompusunggu Perpajakan, dan Kepatuhan assessment, prosedur organisasi baik yang
Pajak/Jurnal Riset Akuntansi dan mencakup prosedur dalam organisasi maupun
Perpajakan, Sinta 4 prosedur yang berkaitan dengan pelayanan
kepada Wajib Pajak perlu mendapatkan
perhatian paling besar dalam pelaksanaan
reformasi administrasi perpajakan agar
timbul kepatuhan Wajib Pajak. Berbagai cara
telah dilakukan oleh pemerintah agar dapat
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang
masih rendah, seperti meningkatkan
pemanfaatan teknologi informasi, sosialisasi
pajak, meningkatkan pengetahuan pajak
kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan
menguji secara empiris pemanfaatan
teknologi infromasi, spsialisai pajak dan
pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
pajak.
Putri et al (2012) menyimpulkan bahwa
sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, hal ini berarti bahwa
pemberian pemahaman kepada Wajib Pajak
melalui sosialisasi perpajakan merupakan hal
penting mengingat semakin maraknya aksi
penghindaran pajak atau tax evasion yang
berakibat akan mengurangi masuknya dana
pajak ke kas negara, atau bahkan tidak ada
dana yang masuk ke kas negara.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Lidya (2013)
yang berjudul pengaruh sosialisasi
perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado dan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bitung. Penelitian yang
dilakukan oleh Lidya menyimpulkan bahwa
sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan
sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Manado dan KPP Pratama Bitung.
Hal ini menunjukkan adanya upaya dari KPP
Pratama Manado dan KPP Pratama Bitung
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di
kedua kota tersebut terhadap pentingnya
pajak bagi pembangunan, sehingga dapat
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Hasil penelitian Witono (2008)
menyatakan bahwa semakin baik
pengetahuan Wajib Pajak dan konsultan
pajak terhadap peraturan pajak maka semakin
tinggi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dengan
Keadilan Pajak sebagai variabel intervening.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh
Nazir (2010) dengan judul pengaruh
pengetahuan pajak dan sistem administrasi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil pengujian hipotesis dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara
variabel tingkat pengetahuan pajak terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian
yang serupa adalah penelitian yang dilakukan
oleh Anggraini (2012) dengan judul
pengaruh pengetahuan pajak, persepsi
tentang petugas pajak dan sistem administrasi
pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib
Pajak orang pribadi yang dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Surabaya. Anggraeni
menyimpulkan bahwa variabel pengetahuan
pajak memiliki pengaruh positif terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Selain itu peneliti juga ingin
membuktikan model penelitian yang
diungkapkan oleh Cristensen et al. (1994)
bahwa Wajib Pajak yang memiliki
pengetahuan yang baik, akan memiliki
persepsi keadilan yang positif terhadap
sistem pajak yang berakibat tingkat
kepatuhan pajak lebih tinggi. Penelitian ini
mengkaji tingkat kepatuhan WP OP Kanwil
DJP Jakarta Selatan. karena berdasarkan data
dari Kantor Pelayanan Pajak Hubungan
Masyarakat (KP2 Humas) diketahui bahwa
tingkat kepatuhan Wajib Pajak menurun dari
tahun ke tahun. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa variabel
bebas yang juga pernah digunakan dalam
penelitian sebelumnya Seperti Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Sosialisasi Pajak dan
Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan
perpajakan.
4 Indar Khaerunnisa, Pengaruh Moralitas Pajak, Budaya Riset mengenai kepatuhan pajak sebelumnya
Adi Wiratno Pajak, Dan Good Governance yang dilakukan oleh Widodo (2010)
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak/ menggunakan variabel moralitas pajak, dan
Jurnal Riset Akuntansi dan budaya pajak sebagai variabel independen
Perpajakan, Sinta 4 dan kepatuhan pajak sebagai variabel
dependen. Penelitian dilakukan dengan
metode survey terhadap 480 responden wajib
pajak yang tersebar di enam kota besar di
Indonesia, yaitu Jakarta, Makasar, Medan,
Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Adapun
responden adalah mereka yang berusia 17
tahun ke atas yang dipilih melalui metodologi
acak sistematis
Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa upaya yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pajak yang dituntut
untuk dapat mengakomodasi keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
yang baik, khususnya pelayanan publik yang
diberikan oleh pemerintah, telah melakukan
berbagai upaya untuk mendapatkan solusi
yang tepat yaitu dengan penerapan Good
Governace pada setiap pelayanan yang
diberikan (Siagian, 2008).

5 Surono, Nur Hidayat Faktor Penggelapan Pajak, Interaksi Penelitaian tentang kepatuhan pajak banyak
Fiskus dengan Wajib Pajak dan diungkapakan diantaranya:
Kepatuhan Pajak di Kantor Pelayanan Hardiningsih dan Yulianawati (2011),
Pajak Pratama Bogor/Jurnal Riset melakukan penelitian mengenai faktor–faktor
Akuntansi dan Perpajakan, Sinta 4 yang mempengaruhi kemauan membayar
pajak. Hasil penelitian Hardiningsih dan
Yulianawati menyatakan bahwa sikap Wajib
Pajak terhadap kesadaran Wajib Pajak
berpengaruh signifikan terhadap membayar
Pajak dan Kualitas layanan berpengaruh
positif terhadap kemauan membayar pajak.
Widodo (2010), melakukan penelitian
mengenai pengaruh Moralitas dan budaya
pajak terhadap kepatuhan pajak di Indonesia.
Hasil penelitian Widodo menyatakan bahwa
Moralitas dan budaya pajak berpengaruh
terhadap Kepatuhan Pajak baik secara parsial
maupun silmutan.
Supriyati dan Hidayati (2008) melakukan
penelitian mengenai pengaruh pengetahuan
pajak dan persepsi wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian
Supriyati dan Hidayati menyatakan bahwa
Pengetahuan tentang pajak berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Persepsi
tentang petugas pajak tidak berpengaruh
terhadap Kepatuhan Pajak.
Mustikasari (2007), melakukan penelitian
mengenei kajian impiris tentang kepatuhan
wajib pajak badan di perusahaan industri
pengolahan di Surabaya
Jatmiko (2006), melakukan penelitian
mengenei kajian empiris pengaruh sikap
wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda,
pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak di kota
Semarang. Hasil penelitian Jatmiko
menyatakan bahwa Sikap Wajib Pajak
terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap
Wajib Pajak terhadap pelayanan Fiskus dan
siksp Wajib Pajak terhadap kesadaran
perpajakan memiliki pengaruh postif yang
sinifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Kahono (2003), melakukan penelitian
mengenai pengaruh sikap Wajib Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
pembagunan pajak bumi dan bangunan di KP
PBB Semarang. Hasil penelitian dari Kahono
menyatakan bahwa Sikap Wajib Pajak
terhadap pelayanan fiskus dan sikap wajib
Pajak bahwa penghidaran Pajak PBB
pengaruh postif yang signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Penggelapan Pajak oleh Wajib Pajak tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
pengenaan sanksi pajak tidak berat, lemahnya
penegakan hukum, manfaat dan biaya, kecil
kemungkinan perbuatannya terungkap dan
bila terungkap masalahnya dapat diselesaikan
(Hutagaol, 2010).
Disamping faktor penggelapan pajak tersebut
di atas faktor yang dapat meningkatkan
kepatuhan pajak adalah budaya pajak salah
satu indikatornya interaksi antara fiskus
dengan Wajib Pajak (Widodo, 2010).
Hal tersebut mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Widodo (2010) yang
menghasilkan bahwa kepatuhan Pajak
dipengaruhi oleh moral dan budaya pajak,
dan Jatmiko (2006) yang menghasilkan
sikap WP terhadap pelaksanaan sanksi denda,
sikap WP terhadap pelayanan fiskus dan
sikap wajib pajak terhadap kesadaran
perpajakan memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kepatuhan WP. Namun
tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Supriyati dan Hidayati (2008) yang
menghasilkan persepsi Wajib Pajak terhadap
Petugas Pajak tidak memiliki pengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Perbedaan
ini disebabkan yang dijadikan responden oleh
peneliti terdahulu berada pada satu KPP yang
sama sehingga mereka dilayani oleh petugas
yang berasal dari instansi yang sama
mengakibatkan adanya persmaan pandangan
terhadap petugas pajak.

6 JohnySubarkah, PENGARUH PEMAHAMAN, Penelitian Yusnidar (2015) tentang pengaruh


Maya WidyanaDewi KESADARAN, KUALITAS faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
PELAYANAN, DAN KETEGASAN wajib pajak dalam melakukan pembayaran
SANKSI TERHADAP KEPATUHAN pajak bumi dan bangunan pedesaan dan
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI perkotaan (Studi pada Wajib Pajak PBB-P2
DI KPP PRATAMA Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang),
SUKOHARJO/JURNAL menemukan SPPT, pengetahuan, kualitas
AKUNTANSI DAN PAJAK(Sinta 4) pelayanan, kesadaran, dan sanksi pajak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar PBB-P2.
Setiyonirum (2014) juga melakukan
penelitian mengenai analisis pengaruh
sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan,
fiskus dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.
Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat
pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak, tidak terdapat
pengaruh kualitas pelayanan fiskus dan
sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Najib (2013) melakukan penelitian mengenai
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam
membayar pajak penghasilan, diukur melalui
empat variabel bebas yaitu pemahaman
terhadap self assessment, pelayanan
informasi perpajakan, pelaksanaan sanksi
perpajakan dan tingkat pendidikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan dan pelaksanaan sanksi
perpajakan berpengaruh positif signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi, sedangkan pemahamanan terhadap
self assessment, pelayanan informasi
perpajakan berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
Rajif (2012) melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemahaman, kualitas pelayanan
dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan pajak pengusaha UKM di Daerah
Cirebon, hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemahaman, kualitas pelayanan dan
ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan
pajak pengusaha UKM di daerah Cirebon.
Kesadaran adalah keadaan mengetahui,
sedangkan perpajakan adalah perihal pajak,
sehingga kesadaran perpajakan adalah
keadaan mengetahui atau mengerti perihal
pajak (Yusnidar, 2015).
Self assessment system menyebabkan
meningkatnya kepatuhan membayar pajak.
Hal tersebut dikarenakan sistem assessment
menuntut adanya peran serta aktif dari
masyarakat dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya. Namun, pada kenyataan-nya
belum semua potensi pajak yang ada dapat
terpenuhi. Sebab masih banyak yang belum
memiliki kesadaran akan pentingnya
pemenuhan kewajiban perpajakan baik bagi
negara maupun bagi mereka sendiri sebagai
warga negara yang baik (Yusnidar, 2015).

7 Muzainah The Determinants of Tax Evasion in Studi tentang penggelapan pajak juga telah
Mansor 1 *, Gombe State Nigeria dilakukan di Indonesia
Zakariya'u Nigeria (lihat misalnya Olatunde, 2007;
Gurama Temitope et al., 2010;
Peter dan Efiafoh, 2013; Adebisi dan Gbegi,
2013; Akinyomi dan
Okpala, 2013). Penelitian ini telah
memutuskan untuk menyelidiki tarif pajak
(TR), sistem perpajakan (TS), CR, tingkat
pendidikan dan tingkat pendapatan sebagai
factor menentukan penggelapan pajak di
Nigeria. TR, TS, CR dan pendidikan
level sebelumnya telah diuji dalam penelitian
lain tetapi dengan temuan yang tidak
konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mencakup variabel-variabel ini
untuk melihat hasil mereka dalam konteks
Nigeria. Perbedaan utama
antara studi saat ini dan studi penggelapan
pajak sebelumnya di Nigeria
adalah dimasukkannya tingkat pendapatan
sebagai faktor yang menentukan pajak
penghindaran, yang belum pernah diuji
sebelumnya. Mereka selanjutnya
menyatakan hal itu
sejumlah pajak yang tidak dilaporkan
signifikan berasal dari berpenghasilan
rendah penerima Menurut Alm et al. (1992),
berpenghasilan tinggi lebih sedikit
mengelak yaitu, pendapatan tinggi
mendorong dan meningkatkan kepatuhan
pajak.
Karena itu, literatur menunjukkan bahwa
ada hubungan negatif
antara tingkat pendapatan wajib pajak dan
penggelapan pajak. Studi lain
yang menunjukkan adanya hubungan antara
tingkat pendapatan dan pajak
penggelapan termasuk karya Nor et
al. (2012), Bashar et al. (2008)
dan Davos (2006). Aziah et al. (2011), dalam
studi mereka tentang penggelapan pajak
di Yaman, ditemukan bahwa tingkat
pendapatan memiliki hubungan yang
signifikan dengan penghindaran pajak yaitu,
seberapa banyak seseorang dapat
mendefinisikan cara berpikirnya
melaporkan dan mematuhi otoritas pajak. Di
samping itu, Lutfi (2009) menemukan bahwa
tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan penggelapan
pajak. Ini berarti bahwa, pendapatan
pendapatan tinggi atau rendah, akan
tidak mempengaruhi keputusan wajib pajak
untuk menghindari pajak. Menurut
studi, faktor-faktor lain dianggap
bertanggung jawab atas ketidakpatuhan dan
bukan status penghasilan dari wajib pajak, Di
sisi lain tangan, Peter dan Efiafoh (2013)
dalam studi mereka tentang perilaku diri
orang Nigeria yang dipekerjakan tentang
penggelapan pajak menyimpulkan bahwa
keduanya hubungan negatif atau positif ada
antara penggelapan pajak dan TR.
Beberapa empiris
studi yang dilakukan menggunakan TS
sebagai variabel dalam upaya untuk
memeriksa kursus dan masalah perilaku
mengelak dari wajib pajak di keduanya
negara maju dan berkembang. Mughal dan
Akram (2012) untuk
contohnya, telah ditemukan hubungan yang
signifikan antara penghindaran pajak
dan TS dalam studi mereka tentang
penggelapan pajak dan penghindaran pajak di
Pakistan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa TS
di negara tersebut memberikan kontribusi
positif menuju perspektif wajib pajak dan
merangsang perilaku penghindaran. Itu
studi juga menyimpulkan bahwa TS akan
memotivasi wajib pajak untuk patuh
atau tidak mematuhi secara sukarela dengan
otoritas pajak. Dalam penelitian lain
oleh Lutfi (2009) dan Fakile dan Uwuigbe
(2013), TS memiliki negatif
hubungan dengan penggelapan pajak. Studi
Fakile dan Uwuigbe (2013)
tentang pengaruh perilaku pajak taktis
terhadap tata kelola perusahaan di Indonesia
Nigeria menunjukkan bahwa TS efektif
adalah salah satu mekanisme vital yang
digunakan
oleh otoritas pajak karena memiliki koleksi
yang sangat baik
James dan Musa (2012) di
mempelajari pengaruh manajemen pajak
terhadap pendapatan pemerintah
dalam ekonomi baru, menyimpulkan bahwa
hubungan positif
ada antara TR dan penggelapan pajak. Maria
dan Judith (2013) menemukan
dalam penelitian mereka bahwa TR yang
lebih tinggi menghambat kepatuhan
pajak. Mughal
dan Akram (2012) dan Jayeole (2010)
mempelajari penggelapan pajak dan pajak
penghindaran di Negara Bagian Lagos di
Nigeria dan hasilnya sejalan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan
bahwa ada hubungan positif
antara TR dan penggelapan pajak. Studi
menyimpulkan bahwa TR tinggi
menarik ketidakpatuhan dan mendorong
penggelapan pajak. Namun,
bertentangan dengan temuan di atas, Nhano
et al. (2013), Fasina dan
Olowokere (2013) dan Adebisi et al. (2013)
menemukan bahwa adahubungan negatif
antara TR dan penggelapan pajak. Di sisi
laintangan, Peter dan Efiafoh (2013) dalam
studi mereka tentang perilaku diri
orang Nigeria yang dipekerjakan tentang
penggelapan pajak menyimpulkan bahwa
keduanya hubungan negatif atau positif ada
antara penggelapan pajak dan TR.

8 Mohd Rizal Palil, 1* Issues, Challenges and Problems with Menariknya, Richardson (2008) dalam
Marlin Marissa Tax Evasion: The Institutional Factors bukunya
Malek, 2 and Abdul Approach studi yang diperpanjang studi oleh Riahi-
Rahim Jaguli Belkaoui (2004) dan Jackson and Milliron
(1986), menemukan bahwa dari tujuh belas
variabel
diuji di 45 negara (termasuk usia,
der, pendidikan, keadilan, budaya dan
agama),
kompleksitas ditemukan sebagai yang paling
penting
Ini adalah penentu penggelapan pajak (hlm.
164). Dia
Oleh karena itu disimpulkan bahwa 'Pajak
yang lebih sederhana
sistem dan administrasi dapat mengurangi
pajak
penghindaran '(p.165)

9 Marta Orviska a, Tax evasion, civic duty and the law Pommerehne dan Frey (1992) , menggunakan
John Hudson abiding citizen data dari kanton Swiss, menemukan hasil
yang sama, seperti yang dilakukan Joulfaian
dan Rider (1996) .
Namun, bukti tersebut tidak ambigu,
dan Alm et al. (1993) menemukan, dalam
sebuah studi berbasis
pada data Jamaika, hasil yang kurang masuk
akal secara intuitif penghindaran menurun
dengan marjinal
tarif pajak. Feinstein (1991) juga menemukan
hubungan negatif yang signifikan antara
marginal
tarif pajak dan penggelapan dan tidak
ada hubungan dengan pendapatan. Salah satu
masalah adalah mendapatkan
data tentang penghindaran. Untuk
menghindari masalah ini, beberapa ekonom
telah menggunakan laboratorium
eksperimen di mana individu ditanyai
pertanyaan hipotetis tentang perilaku mereka
(mis
Webley et al., 1991; Alm et al.,
1992 ). Biasanya, hasil ini menemukan
hubungan positif antara tarif pajak dan
penggelapan.
Abidansi hukum adalah topik utama dalam
literatur ilmu hukum dan politik. Kunci
referensi adalah Tyler (1990) . Dia
berpendapat bahwa warga negara dapat
mematuhi hukum karena mereka
melihat otoritas hukum memiliki hak yang
sah untuk menentukan perilaku mereka. Dia
secara khusus membedakan antara ini dan
'kewajiban yang diinternalisasi' yang
diturunkan keinginan orang untuk
berperilaku dengan cara yang konsisten
dengan rasa 'moralitas pribadi' mereka
sendiri.
Konsep yang terakhir ini tampaknya terkait
erat dengan tugas sipil. Tyler secara singkat
menyebutkan penggelapan pajak
sebagai area di mana konsep-konsep ini
mungkin relevan. Namun, ia masuk ke lebih
detail kapan membahas penggunaan obat
terlarang, di mana ia berpendapat bahwa
hukum abidance, moralitas pribadi
(Setara, seperti yang telah kami katakan,
untuk tugas sipil), takut hukuman dan takut
teman penolakan (setara dengan apa yang
kita sebut stigma sosial) adalah penentu
utama perilaku. Nance (1997) mencatat
bahwa dalam literatur hukum, perbedaan
antara hokum warga negara yang patuh dan
non-hukum dapat ditelusuri kembali ke
Aquinas dan sebelum dia
Aristoteles.
Menurut positivis hukum, hukum adalah
norma atau aturan yang menentukan
bagaimana orang seharusnya
berperilaku diri dalam
komunitas (MacCormick, 1991) . Pandangan
normatif hukum ini
melihat keuntungan bagi individu dalam
mematuhi hukum, meskipun hal itu
membiarkan pintu terbuka
keberatan moral terhadap kepatuhan seperti
itu
No Nama Penulis Judul Artikel/dalam Publikasi Berita
1 Jufri Kejari Binjai Telusuri Dugaan Informasinya Kejari Binjai sudah menerbitkan
Penggelapan Pajak BSM/Heta surat perintah penyelidikan untuk perkara
News/24 April 2019, 15:45 pajak parkir, pajak reklame dan pajak
restaurant. Berdasarkan peraturan
daerah(perda) kota binjai nomor 3 tahun 2011,
BSM harus menyetor pajak reklame sebesar
25% dari kontrak, untuk pajak parkir 30% dari
omset dan pajak restoran sebesar 10% yang
dikenakan kepada konsumen
2 HarianRian Ditetapkan Tersangka Penggelapan Masyarakat Purwakarta dihebohkan lagi
Pajak, Anggota DPRD Purwakarta dengan berita baru soal dugaan salah satu
Ini Anggap Bermuatan Politis Anggota DPRD Purwakarta yang terjerat kasus
penggelapan pajak. Yaitu penetapan tersangka
/JabarNews.com/24 April 2019 MS, Anggota DPRD Purwakarta yang juga
15:48 pengusaha perhotelan dan tempat hiburan Di
Purwakarta, oleh penyidik Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan. Terkait tindak
pidana penggelapan pajak. Penyidik Ditjen
Pajak Kemenkeu sendiri melalui Dir
Penyuluhan dan Humas, Hestu Yoga Saksama
menerangkan bahwa MS dijerat Pasal 39 A
huruf A Undang-undang Ketentuan Umum
Perpajakan.
Pasal yang menjeratnya mengatur soal
perbuatan dengan sengaja tidak mendaftarkan
diri untuk diberikan NPWP atau tidak
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai pengusaha kena pajak.

3 Sarsin Siregar Penggelapan Pajak Rp 450 M Kasus dugaan pengemplangan pajak senilai Rp
Pengusaha CPO PT AS Diduga 450 miliar oleh H, pengusaha pabrik kelapa
Libatkan sawit (PKS) dan eksportir CPO dari PT AS
Komplotan/MedanBisnisDaily/24 diduga melibatkan komplotan pelaku bisnis di
April 2019 15:55 Sumatra Utara. Anggota komplotan tersebut
masih diburu aparat penegak hukum di
lingkungan yang terkait.Menurut sumber di
internal kantor pajak, secara hukum.pajak,
pelacakan, terhadap komplotan yang diduga
diotaki H melibatkan Kanwil Ditjen Pajak
Sumatera Utara I dan II. Sebab, secara hukum
lokasi pabrik PT AS berada di Serdang
Bedagai yang masuk wilayah kerja Kanwil
Ditjen Pajak Sumut II. Sedangkan dari sisi
kewajiban pajak orang pribadi menjadi urusan
Kanwil Ditjen Pajak Sumut I Medan karena H
tinggal di Kota Medan
4 Alsadad Rudi Penggelapan Pajak, Mourinho Mantan Pelatih Real Madrid Jose Mourinho
Divonis Penjara 1 divonis penjara satu tahun atas kasus
Tahun/Kompas.com/24 April penggelapan pajak. Selain hukuman penjara,
2019 16:05 Mourinho juga dijatuhi denda sekitar 2,2 juta
euro atau setara Rp 35 miliar atas kasus
tersebut. Dikutip dari Diario AS, Selasa
(5/2/2019), Mourinho sebelumnya didakwa
menggelapkan pajak penghasilan ketika masih
melatih Real Madrid antara 2010 hingga 2013.
Nilanya sekitar 3,3 juta Euro atau setara sekitar
Rp 52 miliar. Mourinho dilaporkan sudah
mengakui bersalah dan menerima hukuman
serta denda tersebut.

5 Ardiyanto PPNS Tetapkan Tersangka Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu baru saja
Penggelapan menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya
Pajak/PedomanBengkulu.com/24 Penyidikan (SPDP) dari Penyidik Pegawai
April 2019, 16:39 Negeri Sipil (PPNS) Kantor Wilayah
Direktorat Jenral Pajak (DJP) Bengkulu dan
Lampung tertanggal 18 Maret 2019 dengan
jumlah satu orang tersangka inisial JL warga
Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi
Kabupaten Seluma.Diketahui, tersangka
melakukan dugaan penggelapan pajak tersebut
pada 2015 lalu, dari penjualan tandan buah
segar sawit sebesar 4 miliar rupiah kepada PT
Agrindo Indah Persada di Kabupaten
Seluma.Kemudian dari jumlah penjualan
tersebut diduga dilakukan pemotongan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen
dengan jumlah besaran 400 juta rupiah

6 Edi Faisol Kejari Banda Aceh tahan Kejaksaan Negeri Banda Aceh menaham
tersangka penggelapan tersangka penggelapan pajak di Rumah Sakit
pajak/Tabloidjubi.com/24 April Ibu dan Anak (RSIA) senilai Rp 443 juta lebih.
2019, 16:54 Tersangka berinisial SD ditahan untuk 20 hari
ke depan untuk menghindari upaya kabur dan
menghilangkan barang bukti. Menurut
Iskandar, SD merupakan Bendahara Jasa
Layanan Badan Layanan Usaha Daerah Rumah
Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh pada 2014.
Tersangka diduga menggelapkan pajak rumah
sakit milik Pemerintah Aceh
tersebut."Tersangka SD tidak menyetorkan
pajak yang sudah dipungut yakni PPh Pasal 21,
22, 23, dan SPT Masa PPn sejak Januari
hingga Oktober 2014. Akibat perbuatan
tersangka, negara dirugikan Rp443 juta lebih,"
kata Iskandar menjelaskan.Perbuatan tersangka
SD melanggar Pasal 39 Ayat (1) Huruf C dan
Huruf I Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang ketentuan umum dam tata cara
perpajakan sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 juncto
Pasal 64 ayat 1 KUH Pidana.

Anda mungkin juga menyukai