01 GDL Cikimahwid 1369 1 Kticik 2 PDF
01 GDL Cikimahwid 1369 1 Kticik 2 PDF
DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Pemberian terapi dingin ice massage terhadap penurunan
intensitas nyeri pada asuhan keperawatan Tn. T dengan low back pain di ruang
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
terhormat:
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
ini.
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan, dan Staf Perpustakaan STIKes
Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
5. Bapak dan Ibu yang saya sayangi dan hormati, adikku Rian, dan Om Tri yang
menyelesaikan pendidikan.
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan penulisan ................................................................... 4
C. Manfaat penulisan .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori ......................................................................... 6
1. Low back pain ................................................................. 20
2. Nyeri ................................................................................ 14
3. Terapi dingin ice massage ............................................... 34
B. Kerangka teori ........................................................................ 40
C. Kerangka konsep ................................................................... 41
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek aplikasi riset ................................................................ 42
B. Tempat dan waktu .................................................................. 42
C. Media atau alat yang digunakan ............................................. 42
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ......................... 43
E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset ............................... 44
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas klien ......................................................................... 45
B. Pengkajian .............................................................................. 45
C. Perumusan masalah keperawatan ........................................... 54
D. Perencanaan ............................................................................ 55
E. Implementasi .......................................................................... 58
F. Evaluasi .................................................................................. 61
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................. 65
B. Perumusan masalah keperawatan ........................................... 69
C. Perencanaan ........................................................................... 72
D. Implementasi .......................................................................... 76
E. Evaluasi ................................................................................. 79
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 81
B. Saran ...................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Lampiran 5 Jurnal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut Low Back Pain (LBP), hampir sama pada semua populasi baik di
Kurang lebih 60% - 80% individu pernah mengalami nyeri punggung dalam
hidupnya. Puncak usia penderita LBP adalah pada usia 45 - 60 tahun. Pada
40% penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita. Sebagian besar
75% penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25% diantaranya perlu
sebanyak 4.456 orang (45% dari total kunjungan), dimana 1.598 orang
prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6% (Wulandari et.al,
2013), sedangkan angka kejadian pasien LBP yang diambil dari catatan
medik RSUD Dr. Moewardi yang pernah dirawat di RSUD Dr. Moewardi
1
2
90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan organik,
masalah jika mengganggu aktivitas sehari-hari. Bagi pekerja nyeri ini tentu
LBP dibiarkan dan tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan penyakit
yang lebih serius seperti hilangnya kontrol menahan buang air kecil atau
besar, sakit saat batuk atau bersin, kelemahan yang semakin memperberat
pada kedua atau salah satu sistem ekstremitas kaki, hingga kelumpuhan
pada arteri dan vena. Ini menunjukkan adanya penurunan oedem dan
nyeri pada penderita low back pain. Oleh karena itu berdasarkan latar
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pain.
pain.
back pain.
pain.
back pain.
5
C. Manfaat Penulisan
massage dalam upaya mengatasi nyeri pada pasien dengan low back
pain.
pemberian terapi dingin ice massage pada penderita low back pain,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
6
7
terdiri dari 5 dan 4 ruas. Secara garis besar, tulang belakang dibagi
diskus dan menyempit mulai dari lumbal dan pada daerah L5-S1
2007).
analgesik.
d. Etiologi
e. Patofisiologi
elastik yang tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit
gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah
2013).
g. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
nyaman.
2) Diagnosa keperawatan
sebagai berikut:
musculoskeletal.
3) Intervensi keperawatan
a) Meredakan nyeri
dihindari.
cepat.
telungkup.
(1) Berdiri:
pinggang.
(2) Duduk:
(3) Berbaring:
(4) Mengangkat:
lama.
4) Evaluasi keperawatan
manajemen nyeri.
punggung.
2. Nyeri
a. Definisi Nyeri
b. Patofisiologi Nyeri
1) Resepsi
tersebar luas pada kulit dan mukosa dan terdapat pada struktur-
2) Persepsi
3) Reaksi
a) Respon fisiologi
b) Respon Perilaku
menghilangkannya.
tergantung toleransinya.
1) Usia
yang menyakitkan.
penurunan.
2) Jenis kelamin
3) Kebudayaan
lakukan dan apa yang mereka yakini adalah sama dengan cara
nyeri.
4) Makna nyeri
dan tantangan.
5) Perhatian
6) Ansietas
7) Keletihan
8) Pengalaman sebelumnya
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan.
9) Gaya koping
d. Intensitas Nyeri
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
mendeskripsikan nyeri.
bersifat menusuk.
33
atau mengurangi rasa nyeri, dan rasa tidak nyaman yang disebabkan
tingkat cedera yang dialami dari jaringan otot. Proses dari pemberian
yang terkena cedera atau dengan gerakan menyilang dari kulit dan
b) Sakit kepala.
a) Open wounds.
d) Luka bakar.
(Sterner, 2008).
derajat celcius akan membuat suhu kulit menjadi 6,4 derajat celcius.
racun pada tubuh. Pada fase ini aliran darah yang membaik akan
karena itu gerakan ini dapat dilakukan pada awal dan akhir pijatan.
B. Kerangka Teori
Etiologi LBP:
LBP merupakan suatu
1. Regangan lumbosakal akut. sensasi nyeri di daerah
2. Ketidakstabilan ligament lumbosakral dan
lumbosakral dan
kelemahan otot.
3. Osteoarthritis tulang belakang. sakroiliakal, umumnya
4. Stenosis tulang belakang. pada daerah L4-L5 dan
5. Masalah diskus invertebralis. L5-S1. Klasifikasi LBP:
6. Perbedaan panjang tungkai.
7. Pada lansia; akibat fraktur tulang belakang, 1. Acute low back pain
osteoporosis, atau metastasis tulang. 2. Chronic low back pain
8. Penyebab lain seperti, gangguan ginjal, dan
masalah pelvis.
Menurunkan
Intensitas nyeri menurun ekstabilitas
akhiran saraf
C. Kerangka Konsep
Pemberian terapi
dingin ice massage
Penurunan intensitas
nyeri pada low back pain
pengambilan kasus (Budiarto, 2003). Subjek dari aplikasi riset ini adalah Tn.T
Aplikasi riset ini dilakukan di Ruang Mawar 2 RSUD Dr. Moewardi dan
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan antara lain:
1. Termos es.
2. Es batu.
3. 2 buah handuk.
4. Plastik lembaran.
6. Selimut.
41
42
sebatas pelvic.
4. Letakkan handuk dibawah perut pasien agar tetesan air dari es tidak
membasahi sprei.
diselimuti (daerah pelvic keatas sampai leher). Sisa plastik tersebut dilipat
ke arah bawah.
nya adalah dengan salah satu tangan memfiksasi plastik agar tidak
7. Lakukan ice massage selama 5 - 10 menit atau sampai otot terasa kaku,
14. Berpamitan.
Alat ukur yang digunakan dalam aplikasi riset ini adalah alat pengukur
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
dan pekerjaan sabagai petani. Saat pasien dirawat di Ruang Mawar 2 RSUD
Dr. Moewardi yang bertanggung jawab adalah Tn. S dengan umur 52 tahun
bekerja sebagai pengawai swasta yang juga bertempat tinggal di Ngawi dan
bawah yang menjalar ke tungkai sejak 1 bulan yang lalu. Sebelum dibawa
ke RSUD Dr. Moewardi pasien sempat dirawat di RSUD Sragen tetapi tidak
setelah mengangkat tumpukan padi yang berat dan tiba-tiba terasa suara
B. Pengkajian
44
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 09
Maret 2015 diantar oleh keluarga, saat itu keluhan pasien adalah nyeri
tumpukan padi yang berat, nyeri berskala 4, nyeri terasa seperti kaku otot.
Sragen tetapi tidak ada perubahan, maka pihak keluarga memutuskan untuk
sekarang.
istrinya anak ke empat dari lima bersaudara, kedua orang tua Tn. T dan istri
sudah meninggal. Pasien memiliki dua anak yaitu dua anak laki-laki yang
belum menikah. Saat ini pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya.
45
46
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
/ : Pasien
/ : Meninggal
jika ada anggota keluarganya yang sakit maka di bawa ke pusat kesehatan
3 kali sehari, dengan komposisi nasi, sayur, lauk, air putih, dan teh 1 porsi
habis. Saat sakit dan di rawat di Ruang Mawar 2 pasien di berikan nasi,
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pola buang air besar
dan buang air kecilnya. Pasien mengatakan sebelum sakit ia selalu buang
air besar 1 kali dalam sehari, selama sakit pasien mengatakan buang air
besar 2 hari sekali. Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah
dengan buang air kecilnya, biasanya 6 - 7 kali dalam sehari berwarna kuning
jernih. Saat di rawat di rumah sakit pasien mengatakan buang air kecil ± 3 -
dari posisi tidur ke duduk tidak bisa dengan gerakan yang cepat, pasien
Saat sebelum sakit pasien mengatakan tidak terbiasa tidur siang, dan
tidur malam kurang lebih 8 jam. Saat dirawat di rumah sakit pasien tidur ±
6 - 7 jam sehari, ketika pasien merasa lelah pasien tidur dengan sendirinya.
tungkai, nyeri terasa seperti kaku otot, nyeri timbul karena mengangkat
pasien tidak rendah diri dengan keadaannya sekarang. Pasien sebagai bapak
dari anak-anaknya, sebagai suami dari istrinya, dan sebagai kepala rumah
masyarakat lingkungan juga baik, selama sakit pun hubungan pasien dengan
akan menjadi semangat dan optimis akan penyakit yang dideritanya akan
sembuh, tetapi pasien takut akan dioperasi dan pasien mengatakan cemas.
dan menganggap ini hanya cobaan, pasien mengatakan beragama islam dan
1. Pemeriksaan Fisik
49
tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 kali per
menit teraba kuat dengan irama teratur, respirasi 20 kali per menit irama
ketombe, rambut beruban, kulit kepala tidak ada penonjolan dan tidak ada
lesi, pada mata tidak ditemukan edema, sclera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, pupil isokor, diameter mata kanan dan kiri simetris, reflek
penglihatan. Bentuk hidung simetris, bersih tidak ada sekret, tidak ada
tidak terpasang NGT. Mulut bersih, mukosa bibir kering, tidak ada
stomatitis. Gigi pasien bersih berwarna putih dan tidak berlubang. Telinga
pasien kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada kelainan pendengaran. Pada
leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada tonsil.
Bentuk dada simetris tidak ada jejas, palpasi vokal vremitus, perkusi
sonor pada seluruh lapang dada, auskultasi terdapat suara vaskuler di semua
lapang dada dan tidak terdapat suara wheezing. Pemeriksaan pada jantung
ictus cordis tidak nampak, ictus cordis teraba di IC5, bunyi pekak, bunyi
jantung “lup, dup” murni. Pemeriksaan abdomen didapati tidak ada jejas,
bising usus pasien terdengar 10 kali per menit. Saat diperkusi terdengar
suara timpani, saat diraba terjadi nyeri tekan pada perut epigastrik, tidak ada
50
20 tetes per menit, tangan kiri ekstensi, capilary refile kurang dari 2 detik,
tidak terjadi perubahan bentuk tulang, dan perabaan akral hangat, dapat
bawah kekuatan otot kanan 4 dan kiri 4, kaki kanan dan kiri posisi ekstensi,
capilary refile kurang dari 2 detik, tidak terjadi perubahan bentuk tulang
dan perabaan akral hangat, dapat merasakan perbedaan stimulasi panas dan
dingin.
2. Pemeriksaan penunjang
3,5 mmol/L (rendah dengan rentang normal 3,7 mmol/L – 5,4 mmol/L),
spine.
indikasi radix.
tulang baik.
52
3) Pemeriksaan radiodiagnostik
3. Terapi obat
4. Analisa data
karena mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku otot,
punggung, tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 88 kali per
tidur ke duduk tidak bisa dengan gerakan yang cepat, pasien mengatakan
kiri 4 dan 4.
raut muka gelisah dan bingung, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88
D. Perencanaan Keperawatan
akut berhubungan dengan agen cidera fisik, tujuan tindakan yang akan
menit, nadi 60 - 100 kali per menit), skala nyeri turun menjadi 2 - 1, pasien
nyeri berkurang.
membuat lingkungan yang nyaman, kaji sebelum dan sesudah diberikan ice
supaya tidak terjadi rupture dan jatuh yang fatal lagi, monitor tanda vital
dengan kelemahan otot, tujuan tindakan yang akan dilakukan adalah setelah
mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil pasien dapat meningkat dalam
kemampuan berpindah.
sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan dengan rasionalisasi
rupture lagi dan jatuh yang fatal, kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
mengontrol cemas; postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
tenang, tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg,
mengetahui prosedur yang benar dan tidak memikirkan persepsi yang salah,
akan lebih nyaman apabila didampingi oleh keluarga dekat, ajarkan untuk
E. Implementasi Keperawatan
bawah karena mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku
nyeri hilang timbul, pasien meringis. Pukul 09:00 WIB memberikan ice
dan pasien posisi pronasi. Pukul 09:12 WIB mengkaji sesudah dilakukan
teknik napas dalam, pasien rileks. Pukul 09:40 WIB membatasi kunjungan
rileks. Pukul 10:00 WIB memberikan informasi tentang nyeri respon pasien
respon pasien mengatakan mau disuntik, telah masuk obat injeksi melalui
IV dan tidak ada tanda alergi. Pukul 11:00 WIB mengukur tanda-tanda vital
respon pasien mengatakan mau ditensi, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
88 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C. Pukul 11:05
respon pasien mengatakan cemas, pasien terlihat cemas. Pukul 13:00 WIB
mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri di
timbul, pasien terlihat tidak nyaman. Pukul 09:00 WIB memberikan ice
bersedia disuntik, obat injeksi telah masuk melalui IV, tidak ada tanda
alergi. Pukul 11:00 WIB mengukur tanda vital respon pasien mengatakan
mau ditensi, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 kali per menit,
pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C. Pukul 11.15 WIB mengkaji
mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri di
timbul, pasien terlihat lebih rileks. Pukul 09:00 WIB memberikan terapi ice
Pukul 10:00 WIB mengukur tanda vital respon pasien mengatakan mau
ditensi, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20
kali per menit, suhu 36,5°C. Pukul 10.30 WIB mengkaji kemampuan pasien
dan persepsi respon pasien mengatakan tidak takut dan tidak cemas, pasien
kooperatif.
F. Evaluasi Keperawatan
mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri di
timbul. Data objektif pasien meringis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88
kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, maka dapat
kaku, pasien susah dan lambat bergerak, maka dapat disimpulkan masalah
ukur tanda vital, kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, ajarkan teknik
dioperasi, pasien takut dan cemas, maka dapat disimpulkan masalah ansietas
WIB, didapatkan hasil secara data subjektif pasien mengatakan nyeri pada
nyeri skala 2, nyeri hilang timbul. Data objektif pasien meringis, tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit,
suhu 36,5°C, maka dapat disimpulkan masalah nyeri akut teratasi sebagian
pemberian obat.
mendampingi pasien.
pada punggung bawah karena mengangkat tumpukan padi yang berat, nyeri
nyeri skala 1, nyeri hilang timbul. Data objektif pasien rileks, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu
63
intervensi dihentikan.
kaku, data objektif pasien aktif ketika membalik posisi tubuh, maka dapat
dihentikan.
takut, kecemasan pasien berkurang, raut muka rileks dan tenang, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali pet menit,
intervensi dihentikan.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang efektifitas pemberian terapi
dingin ice massage terhadap penurunan intensitas nyeri pada asuhan keperawatan
Tn. T dengan low back pain di ruang mawar 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Disamping itu penulis juga akan membahas tentang kesesuaian dan kesenjangan
implementasi, dan evaluasi. Pembahasan akan lebih ditekankan pada diagnosa nyeri
karena diagnosa nyeri lah yang berhubungan dengan jurnal bahwa pemberian terapi
dingin ice massage dapat mengurangi intensitas nyeri pada penderita low back pain.
A. Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
(Dermawan, 2012).
diagnosa oleh dokter Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Menurut Margareth dan
yang dikutip oleh Yulianto (2008) sekitar 12 % orang yang mengalami nyeri
punggung bawah menderita HNP. Keluhan utama yang dikaji adalah nyeri.
64
65
tumpukan padi yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri terasa di punggung
bawah menjalar ke tungkai, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul. Data tersebut
sudah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa low back pain dapat
tindakan atau gerakan yang terjadi mendadak dan berat, yang umumnya
antara teori dengan kasus Tn. T karena nyeri punggung bawahnya terjadi
2. Q: Kualitas nyeri bersifat tajam dan biasanya setelah beberapa minggu atau
satu bulan akan terjadi kekakuan otot pada daerah punggung bawah. Penulis
66
menemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dengan kasus yaitu Tn.
bawah atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri
sakroiliaka. Teori ini sesuai dengan data bahwa Tn. T mengatakan nyeri
4. S: Skala nyeri penderita low back pain bervariasi antara 1 - 5 pada rentang
nyeri 0 - 10. Teori ini sesuai dengan data bahwa Tn. T mengatakan nyeri
Scale) dan menurut Smeltzer dan Bare (2008) skala nyeri diukur dengan
skala VDS.
5. T: Lama nyeri punggung hilang timbul tidak pasti dan nyeri akan terasa
ketika sedang merubah posisi. Teori ini sesuai dengan data bahwa Tn. T
toileting, dan berpindah, ambulasi dan ROM dibantu orang lain. Data ini sesuai
dengan teori oleh Lukman dan Ningsih (2013) bahwa pasien meminta bantuan
kanan dan kiri 4 dan 4. Karena menurut teori dari Basuki (2009) menyebutkan
central dextra discus C3-4. Pemeriksaan penunjang pada penderita low back
hernia nucleus pulposus (Widhiana, 2002). Cox JM., (1990) dalam Widhiana
dan spesifitas 82%. Seperti yang telah dikatakan di atas menurut Jones B yang
tampak cemas, raut muka gelisah dan bingung, tekanan darah 130/80mmHg,
nadi 88 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36,5°C. Tindakan
pada keluhan utama dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien, yaitu
yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri terasa di punggung bawah menjalar ke
tungkai, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, ditemukan pula data objektif yang
mendukung diagnosa ini antara lain pasien tampak meringis ketika akan
agen cedera fisik. Menurut Moeliono M. A. (2008), nyeri akut dapat disebut
nyeri yang normal, merupakan nyeri yang terjadi dalam waktu yang cepat, ada
penyebab yang kelas seperti jejas atau lesi pada jaringan lunak, infeksi atau
inflamasi. Pada umumnya nyeri akut bersifat temporer, berlangsung kurang dari
6 bulan dapat berhenti tanpa terapi atau berkurang sejalan dengan penyembuhan
jaringan.
pada pengkajian yang didapatkan pada pemeriksaan MRI pasien bahwa terdapat
69
herniasi central-para central discus C5-6 dan pasien mengatakan nyeri seperti
kaku otot dan nyeri terasa di punggung bawah menjalar ke tungkai. Hal tersebut
keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara
hambatan mobilitas fisik sesuai dari analisa data dimana data subjektif pasien
posisi tidur ke duduk tidak bisa dengan gerakan yang cepat, pasien mengatakan
terkadang dibantu ketika akan duduk, sedangkan data objektif yang didapatkan
pasien berbaring ditempat tidur, pasien sangat lambat waktu akan memiringkan
duduk tidak bisa dengan gerakan yang cepat, pasien mengatakan terkadang
dibantu ketika akan duduk. Hal tersebut menunjukkan adanya kelemahan otot
70
karena pasien lemah dan lambat dalam bergerak, sehingga dapat ditegakkan
ini sesuai dengan teori dari Basuki (2009) yang menyebutkan bahwa penderita
jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekolompok
kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang
ansietas walaupun dalam teori Helmi (2013) tidak ada diagnosa ansietas pada
penderita low back pain tetapi sesuai dari pengkajian dimana ditemukan data
yang didapatkan adalah pasien bertanya tentang waktu operasi, pasien tampak
cemas, raut muka gelisah dan bingung, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88
pertanyaan berapa lama proses operasi. Hal ini menunjukkan bahwa pasien
71
punggung bawah menurut Helmi (2013) antara lain nyeri akut, hambatan
mobilitas fisik, risiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi,
diagnosa yang muncul hanya tiga, karena apabila nyeri akut teratasi maka
peran, penulis juga tidak mengambil diagnosa risiko tinggi infeksi berhubungan
dengan post operasi karena pasien belum di operasi dan pasien tidak mengalami
C. Perencanaan Keperawatan
berkurang, skala nyeri menjadi 1, tanda-tanda vital dalam batas normal, ekspresi
wajah rileks.
teori dari Nurarif (2013), namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan
pasien. Rencana tindakan yang disusun antara lain, lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif (PQRST). Nyeri perlu dikaji karena nyeri bersifat objektif
tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua
kejadian nyeri yang menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada
seorang individu (Potter dan Perry, 2005). Menurut Helmi (2013) pengkajian
low back pain dilakukan menggunakan pengkajian nyeri PQRST, berikan terapi
dingin ice massage untuk memberikan rasa analgetik ke otot, karena menurut
jurnal yang disusun oleh Nurlis Eva dkk. (2012) terapi dingin ice massage bisa
menurunkan intensitas nyeri pada penderita low back pain. Secara teoritis
menurut Kozier et.al (2004) efek-efek fisiologis yang ditimbulkan oleh terapi
dingin ini adalah vasoconstriction, merilekskan otot pada otot yang mengalami
penurunan persepsi atau respon nyeri dan memberikan kontrol situasi (Smeltzer
dan Suzanne C., 2002), meningkatkan perilaku positif berikan informasi tentang
73
nyeri agar pasien mengetahui dan bisa mempraktekkan sendiri supaya tidak
terjadi ruptur dan jatuh yang fatal lagi, monitor tanda vital, kolaborasi
pemberian analgetik obat ketorolac 30mg per 12 jam agar dengan pemberian
2012).
pasien saat latihan untuk mengetahui perubahan tanda vital apakah ada tidaknya
merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan agar pasien mengetahui dan
bisa mempraktekkan sendiri supaya tidak terjadi ruptur dan jatuh yang fatal lagi.
harga diri serta gambaran diri pada seseorang, selain itu ADL merupakan
aktifitas dasar yang dapat mencegah individu tersebut dari suatu penyakit
diprioritaskan.
mengetahui prosedur yang benar dan tidak memikirkan persepsi yang salah.
Hasil penelitian dari Bateman (2011) di Kanada yang dikutip oleh Suryani
keluhannya.
D. Tindakan Keperawatan
Hasil 3 hari pemberian terapi dingin ice massage didapatkan hasil yang
lampiran lembar observasi, dimana skala nyeri hari pertama 4 dan hari ketiga
diperoleh hasil skala nyeri 1. Ice massage diberikan pada hari pertama selama
1 kali dengan skala nyeri sebelumnya 4 menjadi 3. Hari kedua dilakukan ice
massage selama 1 kali dengan skala nyeri sebelumnya 3 menjadi 2. Hari ketiga
ice massage diberikan selama 1 kali dengan skala nyeri sebelumnya 2 menjadi
1.
Tindakan pemberian ice massage dilakukan selama 5-10 menit, tidak ada
kesulitan saat melakukan tindakan karena pasien yang diberikan tindakan terapi
ini sangat kooperatif. Pasien merasa relaks saat diberikan tindakan ice massage
76
dan merasa nyaman. Tindakan ice massage ini dilakukan sesuai prosedur yang
telah dituliskan.
back pain, salah satunya adalah terapi dingin ice massage, mekanismenya yaitu
disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang timbul akibat stimulasi sistem
Dalam jurnal Nurlis Eva dkk (2012) pemberian terapi dingin berupa ice
massage ini dapat merilekskan otot pada otot yang spasme dan memberikan
efek anastesi lokal sehingga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri.
massage bermanfaat untuk pengurangan nyeri pada nyeri punggung bawah non
spesifik atau sakit pinggang. Cherkin et al (2001) dalam Wiyoto B.T. (2011:6)
bawah non spesifik stadium sub akut dan kronik khususnya perbaikan tanda
dan gejala, terapi massage juga lebih hemat dari terapi lain.
kecemasan merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada
Suzanne C., 2002). Memberikan informasi tentang nyeri agar pasien tidak
2012).
menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan didukung oleh keluarga atau
operasi.
78
E. Evaluasi Keperawatan
yang berat, nyeri seperti kaku otot, nyeri di daerah punggung bawah menjalar
ke tungkai, nyeri skala 1, nyeri hilang timbul. Tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, maka dapat
disimpulkan hasil analisa masalah nyeri teratasi karena kriteria hasil tercapai.
dan tindakan terapi dingin ice massage supaya ketika nyeri punggung kambuh
Terjadi penurunan intensitas nyeri pada saat dilakukan terapi dingin ice
massage walaupun intensitas nyeri turun hanya sedikit. Pada jurnal terjadi
penurunan intensitas nyeri yaitu nilai rata-rata sebelum terapi sebesar 5,53
menurun menjadi 2,57 setelah terapi dan berdasarkan uji statistic menggunakan
T-test dependent didapat nilai p lebih kecil dari nilai à yang artinya bahwa ada
kaku, data objektif pasien aktif ketika membalik posisi tubuh, maka dapat
79
dihentikan.
takut, kecemasan pasien berkurang, raut muka rileks dan tenang, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali pet menit, suhu 36,5°C
dihentikan.
BAB VI
A. Kesimpulan
implementasi dan evaluasi tentang asuhan keperawatan Tn. T dengan low back pain
1. Pengkajian
berat, nyeri seperti kaku otot skala nyeri 4 dan nyeri hilang timbul, pasien
mmHg, suhu 36,5oC, nadi 88 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit.
dari posisi tidur ke duduk tidak bisa dengan gerakan yang cepat, pasien
tidur, pasien sangat lambat waktu akan memiringkan tubuh. Pasien mengatakan
lama proses operasi, pasien bertanya tentang waktu operasi, pasien tampak
2. Diagnosa
Hasil diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. T dengan low back
pain adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, hambatan
80
81
3. Intervensi
dengan low back pain pada diagnosa pertama nyeri akut intervensi yang
mempengaruhi nyeri, kaji sebelum dan sesudah diberikan ice massage, batasi
sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan, kolaborasikan
dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan, ajarkan
pasien tentang tekhnik ambulasi, kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, latih
Intervensi diagnosa yang ketiga yaitu, jelaskan semua prosedur dan apa
4. Implementasi
ice massage selama 3 hari, mengkaji sesudah dilakukan tindakan pemberian ice
5. Evaluasi
selama 3 kali 24 jam didapatkan hasil, masalah keperawatan nyeri akut teratasi,
6. Analisa
Analisa yang dihasilkan pada Tn. T dengan low back pain adalah terjadi
B. Saran
back pain, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya
keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya bagi pasien yang
baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain dalam
keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu membantu dalam kesembuhan
Basuki K. 2009. Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain pada Operator Tambang
Sebuah Perusahaan Tambang Nickel di Sulawesi Selatan. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia. 4(2):116.
Bleakley, et al. 2007. Study protocol: The PRICE Study (Protection Rest Ice
Compression Elevation): design of a randomized controlled trial
comparing standard versus cryokinetic ice applications in the management
of acute ankle sprain. BMC Musculoskeletal Disorders. 8:125.
Carpenito L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 Alih Bahasa Ester
M. EGC. Jakarta.
Helmi Noor Z.. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika.
Jakarta.
http://www.academia.edu/8585946/i.pdf. 08 April 2015 (13:16).
ISO Indonesia. 2012. Informasi Spesialite Obat. Volume 47. ISFI. Jakarta.
Kasana Nur. 2014. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruang Ponek
RSUD Karanganyar. Skripsi. Program Studi S-1 Keperawatan Stikes
Kusuma Husada. Surakarta.
Koes BW, van Tulder MW, Thomas S. Clinical review: Diagnosis and Treatment
of Low Back Pain. BMJ 2006;332:1430–4.
http://update.neurologi.org/artikel/nyeri-pinggang-24.html. 19 Februari
2015 (07:40).
Kozier, B. 2004. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice. 7th ed.
Pearson Education Inc. New Jersey.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Audrey Berman, Shirlee J, Snyder. 2009. Buku Ajar
Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. EGC. Jakarta.
Llewellyn, V.2006. Back and Neck Related Condition. Biomed Central. 6(12):239.
Lukman dan Ningsih, N. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika. Jakarta.
Nuarta B, 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, Jilid
kedua, cetakan keenam. Media Aesculapius. Jakarta.
Nurlis Eva, Erika, Bayakki. 2012. Pengaruh Terapi Dingin Ice Massage Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri pada Penderita Low Back Pain. Jurnal Ners
Indonesia. 2(2):185-191.
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan
Praktik. EGC. Jakarta.
Potter, P., A., dan Perry, A., G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 volume 2. EGC. Jakarta.
Prasetyo, S. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Purba, J. S., & Susilawaty, D. 2008. Nyeri Punggung Bawah: Patofisiologi, Terapi
Farmakologi dan Non Farmakologi Akupunktur. Medicinus Scientific
Journal of Pharmaceutical Development and Medical
Application.http://www.dexamedica.com/images/publish.pdf. 12 April
2015 (18:35).
Rakasiwi A.M. 2013. Aplikasi Ice Massage Sesudah Pelatihan Lebih Baik dalam
Mengurangi Terjadinya Delayed Onset Muscle Soreness daripada Tanpa
Ice Massage pada Otot Hamstring. Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Denpasar.
Resti, Indriana. 2014. Teknik Relaksasi Otot Progressif Untuk Mengurangi Stres
pada Penderita Asma. http://ejournal.umm.ac.id. 11 Mei 2015 (19:38).
Smeltzer Suzanne C & Bare Brenda G. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. EGC. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Vol 2 edisi 8. Penerjemah: Kuncara H. Y et al. Jakarta. EGC.
Spine Health Centre. 2007. Lower Back Pain Symptoms, Diagnosis, and Treatment.
http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/lower-back-
pain-symptoms-diagnosis-and-treatment. 16 Februari 2015 (20:10).
Sterner A. Tiffani. 2008. One Body Massage: Clinical Massage for Cervical/Cranial
Region. http://www.onebodymassagenc.com/#!about/cipy. 16 Mei 2015
(06:39).
Suardi, Dradjat Ryanto. 2011. Peran dan Dampak Terapi Komplementer Alternatif
Bagi Pasien Kanker. 188 vol. 38 no. 7.http://www.kalbemed.com. 13 Mei
2015 (08:26).
Videbeck Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan I. EGC. Jakarta.
Widhiana Dyah Nuraini. 2002. Sensitivitas dan Spesifitas Tes Provokasi Batuk,
Bersin dan Mengejan Dalam Mendiagnosis Hernia Nukleus Pulposus
Lumbal. Tesis. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.
Yonansha Syelvira. 2012. Gambaran Perubahan Keluhan Low Back Pain dan
Tingkat Risiko Ergonomi dengan Alat Vacuum pada Pekerja Manual
Handling PT AII. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok.