“Analisis Groupthink”
DISUSUN OLEH :
ANALISIS :
Ada 3 kondisi yang mendorong terjadinya groupthink :
1. Kohesivitas yang tinggi dari kelompok pengambil keputusan : Dalam
kasus mobnas ini adalah Soeharto. Pemimpin tertinggi Republik Indonesia era
orde baru yang berkeinginan mewujudkan mobnas dan memasukannya di
Indonesia
2. Karateristik structural spesifik dari lingkungan dimana kelompok ini
bekerja : Dalam kasus ini, dalam era orde baru, Soeharto merupakan pemimpin
yang sangat disegani sehingga seluruh pengikutnya selalu mematuhi apa saja yang
diperintahkannya. Tak terkecuali dalam kasus mobnas ini. Seluruh pembantu
presiden, seperti menteri, dirjen ataupun tim teknis mungkin tidak memiliki
pendapat lain untuk tidak menjalankan perintah presiden tersebut. Dengan
demikian groupthink sudah ditandai dengan adanya kesalahan struktur organisasi
yang tidak ideal. Presiden menjadi penentu utama, sedangkan para pengikutnya
hanya menjalankan keputusan yang ditetapkan presiden.
3. Karateristik internal dan eksternal yang dapat menimbulkan tekanan,
dari situasi yang ada : Dalam kasus ini, menurut saya lahirnya mobnas tidak
terlepas dari adanya pengaruh eksternal diluar istana. Pengaruh tersebut terutama
berasal dari keluarga yang notabene nya memiliki background pebisnis. Sebut saja
Tommy Soeharto yang memang akhirnya dilimpahi wewenang mengelola mobnas
ini. Adanya keputusan mobnas ini jika dilihat secara mendalam tentu akan
berimbas pada munculnya bisnis mobil nasional, yang tentu saja akan
menguntungkan keluarga tersebut. Terlebih lagi adanya hak istimewa atas mobnas
ini yang membebaskan pajak impor barang mewah, sementara produk mobil
lainnya harus membayar 100% pajak impor tersebut. Adanya provokatif dari
keluarga tersebut inilah yang kemungkinan besar menyebabkan adanya keputusan
mobnas ini, yang mungkin tidak memikirkan efek lainnya, dan hanya focus pada
bisnis.
Gejala groupthink
1. Penilaian berlebihan akan kelompok : Dalam kasus ini, Soeharto dapat
dengan mudah memutuskan untuk mengadakan mobnas. Dia merasa bahwa
keputusan yang diambil bersama para pembantunya yang selalu nurut akan selalu
berhasil karena saat itu dialah pemimpin tertingginy, yang ditakuti dan disegani.
Namun dia lupa bahwa atas keputusannya tersebut, banyak pihak yang dirugikan.
Mereka percaya diri bahwa mobnas ini akan sukses di pasaran dan membuat
rakyat Indonesia bisa memiliki mobil dengan murah.