Anda di halaman 1dari 6

TRYPANOSOMA CRUZI

1. Klasifikasi Trypanosoma Cruzi

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Subfilum : Mastigophora
Kelas : Zoomastigophora
Ordo : Kinetplastida
Famili : Trypanosomatidae
Section : Stercoraria
Genus : Trypanosoma
Spesies : Trypanosoma cruzi

2. Morfologi Trypanosoma Cruzi

Morfologi Trypanosoma dalam darah tampak sebagai


flagelata yang pipih panjang (kira-kira 15-20 mikron),
berujung runcing di bagian posterior, mempunyai flagel kurang
dari sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma dengan
granula inti di tengah yang berwarna tua, serta terdapat
kinetoplast.
Morfologi yang seperti ini dapat membuat
Trypanosoma bergerak aktif secara berombak dan memutar disebabkan oleh flagel
kontraktilnya. Manusia merupakan hospes Trypanosoma cruzi ini dan hospes reservoar
adalah binatang peliharaan (anjing dan kucing) atau binatang liar ( tupai, armadillo, kera dan
lain-lain). Triatoma atau residual insect berperan sebagai hospes perantara. Vektor utama
Trypanosoma cruzi ini adalah Triatoma infestans, Triatoma sordida, Panstrongylus megistus,
dan Rhodnius prolixus, penyakitnya disebut tripanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas.
Penyakit Cronic Chagas merupakan masalah kesehatan yang tinggi, karena banyak masalah
yang terjadi di negara - negara latin Amerika, dengan peningkatan kasus, perpindahan
penduduk dan penularan yang menjadi permasalahan tersendiri di negara- negara Amerika
Latin.
1
3. Cara masuk ke sel host

Penyakit chagas ditularkan ke manusia melalui luka gigitan yang disebabkan oleh
serangga gistus, Triatomainfestans, dan Rhodniusprolixus. Manusia akan terinfeksi bila
bentuk tripomastigot metasiklik yang dikeluarkan bersama tinja, ketika serangga tersebut
menghisap darah, masuk melalui luka bekas gigitan atau luka bekas garukan yang disebabkan
oleh rasa gatal akibat reaksi alergi dari air liur serangga tersebut. Setelah masuk, bentuk
metasiklik akan melakukan invasi ke jaringan sekitarnya dan mulai memperbanyak diri di
dalam sel. Pada manusia, Trypanosoma cruzi dapat di temukan dalam dua bentuk, yaitu
bentuk amastigot dan tripomastigot. Bentuk tripomastigot tidak membelah dalam darah tetapi
terbawa keseluruh bagian tubuh. Bentuk tripomastigot metasiklik yang menginfeksi hospes,
secara aktif masuk atau ditelan oleh histiosit dan menyerang sel lemak serta sel otot disekitar
tempat inokulasi, Bentuk amastigot akan memperbanyak diri dalam setiap sel, terutama sel
RES, otot jantung, otot rangka, otot polos dan sel neuroglia.

4. Siklus hidup dari Trypanosoma cruzi

Di badan manusia, Trypanosoma cruzi ini terdapat dalam dua stadium yaitu stadium
tripomastigot dan stadium amastigot. Stadium tripomastigot hidup di luar sel (ekstraselular )
dalam darah dan tidak berkembang biak, sehingga di dalam darah tidak ditemukan bentuk
yang membelah. Trypanosoma cruzi ini panjangnya 20 mikron dan menyerupai huruf “C”
atau huruf “S” dengan kinetoplas yang besar. Stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3
mikron, terdapat intraselular dalam sel RE dan berkembangbiak secara belah pasang
longitudinal. Setelah penuh, sel RE pecah dan stadium amastigot melalui stadium
promastigot berubah menjadi stadium epimastigot, kemudian menjadi stadium tripomastigot
yang masuk kembali ke dalam darah. Stadium amastigot ditemukan dalam sel RE limpa, hati,
kelenjar limfe, sumsum tulang, sel otot jantung dan sel otak. Bila Triatoma menghisap darah
seorang penderita tripanosomiasis, stadium tripomastigot dan stadium amastigot berubah

2
menjadi stadium epimastigot dalam usus tengah (midgut), kemudian stadium epimastigot ini
berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan bermigrasi ke bagian posterior
(hindgut) untuk berubah menjadi stadium tripomastigot metasiklik yang merupakan bentuk
infektif. Siklus ini berlangsung selama kira-kira 10 hari.

Ketika menusuk orang lain untuk mengisap darahnya, Triatoma juga mengeluarkan
sedikit tinjanya yang mengandung bentuk infektif dan diletakkan pada kulit. Oleh karena
tusukan terasa gatal, maka orang menggaruk sehingga Trypanosoma cruzi masuk ke dalam
luka dan terjadilah infeksi. Cara infeksi ini disebut posterior contaminative. Trypanosoma
cruzi dapat pula masuk melalui kulit yang utuh, misalnya melalui selaput lendir mata atau
kulit bayi yang utuh

4.1 Siklus hidup pada host tetap

Siklus hidup Trypanosoma cruzi dengan infeksi host mamalia dengan metasiklik
tripomastigot hadir dalam kotoran dari darah dengan reduviid bug sebagai vektor. Host
dengan kontaminasi gigitan luka serangga. Bentuk metasiklik mampu menyerang dengan
fagositosis dan nonfagositosis. Pada sel-sel berinti, awalnya memasuki membran terikat
vakuola (parasitophorous). Setelah masuk, tripomastigot metasiklik mulai berdiferensiasi
menjadi bentuk amastigot dan lolos ke dalam sitoplasma sel dimana terjadi transformasi
morfologi, termasuk involusi flagella. Amastigot kembali memasuki siklus sel dan
berproliferasi sampai sel mengisi dengan bentuk-bentuk. Pada titik ini amastigot memanjang ,
reacquiring flagela panjang, yang membedakan dengan bentuk ramping tripomastigot melalui
intraseluler epimastigot menengah. Tripomastigot Slender dapat menyerang sel-sel yang
berdekatan, mereka dapat masuk ke dalam darah dan getah bening, dalam hal ini mereka
mungkin mulai untuk membedakan ekstrasel. Diferensiasi ekstraseluler menimbulkan ke luas

3
tripomastigot dan amastigot ekstraseluler. Campuran dari tiga bentuk mungkin ada dalam
darah orang yang terinfeksi dan dapat diambil di blood feeding bug reduvuid .

4.2 Siklus hidup pada host perantara

Siklus hidup Trypanosoma Cruzi dengan infeksi didalam reduvuid bug, tripomastigot
tersisa berdiferensiasi menjadi amastigot. Sebagai populasi, amastigot pertama
memperpanjang masa flagela menjadi spheromastigot, yang kemudian memperpanjang
menjadi Midlog epimastigot. Epimastigot terus memanjang sebagai nutrisi dari blood feeding
habis. Akhirnya,setelah migrasi ke bagian rektum atau usus belakang (hindgut), yang
memanjang latelog epimastigot menempel pada usus kutikula lilin oleh flagela mereka dan
berdiferensiasi menjadi tripomastigot metasiklik menular melalui rektum dan menyelesaikan
siklus hidup di dalam reduvuid bug.

Gambar hewan sebagai host perantara

Triatoma infestans Rhodnius prolixus Panstrogylus megistus

5. Gejala Umum

Terdapat tiga stadium yaitu masa tunas, stadium akut dan stadium kronis.

- Masa tunas
Masa tunas berlangsung 7-30 hari, diawali keluarnya Trypanosoma cruzi
bersama tinja vektor (sterkoraria) pada stadium trypomastigot. Selanjutnya
Trypanosoma cruzi masuk melalui luka gigitan vektor. Di dalam tubuh hospes,
pada tempat luka gigitan, Trypanosoma cruzi difagositosis oleh histiosit,
Trypanosoma cruzi tidak mati melainkan akan berkembang biak di dalam sel
ini.
- Stadium akut
Stadium ini akan jelas terlihat pada anak- anak, ditandai demam setiap hari,
kemerahan pada kulit, radang kelenjar limfe leher, ketiak, ilika serta kelenjar
lainnya. Pada stadium ini Trypanosoma cruzi sering menyerang mesenkim,

4
miokardium, retikuloendotelium serta sel saraf, akan tetapi organ lain pun
dapat diserang.
- Stadium kronis
Gangguan pada stadium kronis disebabkan oleh kerusakan neuron dari
ganglion autonom pada dinding alat dalaman seperti esophagus, kolon dan
ureter yang dapat menimbulkan megaesofagus, megakolon serta megaureter.
Pada stadium ini mungkin juga terjadi hepatosplenomegali.
6. Cara Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan :
1) Menemukan Trypanosoma cruzi dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsy
kelenjar limfe, limpa ,hati dan sumsum tulang (stadium tripomastigot dan stadium
amastigot).
2) Pengujian ELISA biasanya tidak digunakan selama fase akut Chagas karena sistem
kekebalan tubuh memproduksi antibodi chagasic. Sebuah uji ELISA mirip dengan
yang digunakan untuk AIDS dan telah dirancang untuk mendeteksi keberadaan T.
antibodi cruzi, meskipun kadang-kadang tidak membedakan T. cruzi antibodi dari
yang dihasilkan dalam menanggapi parasit kurang berbahaya atau tidak berbahaya
lainnya
3) Xenodiagnosis dengan percobaan serangga Triatoma atau Cimex.Xenodiagnosis
adalah teknik yang efektif yang mirip dengan teknik pertumpahan darah dengan lintah
yang tanggal kembali ke Abad Pertengahan. Dalam tes ini, vinchucas terinfeksi
ditempatkan dalam botol dan terselip di bawah ketiak seorang pasien diduga
terinfeksi.
7. Treatment

7.1 Penggunaan Obat- obatan

1. Nifortimox (Bayer 2502) ,suatu derivate nitrofurfurilidin,mengandung harapan dapat


menyembuhkan penyakit yang akut dan kronis awal. Obat ini harus diberikan dalam
jangka waktu lama dan mempunyai efek sampingnya.Dosis 5-6 mg/kg qid dalam 15
hari kemidian dosis 3-4 mg/kg qid dalam 75 hari.Obat ini lebih dapat ditoleransi oleh
orang yang berusia muda dari pada usia lanjut dan tidak boleh diberikan pada masa
hamil.

5
2. Benzonidozole (RO-7-1051) ,suatu derivate imidazole,tampaknya juga efektif dalam
menurunkan atau menekan Trypanosoma cruziemia pada fase akut . Aktifitas anti
Trypanosoma cruzinya lebih konsisten dari pada nifurtimon yang bervariasi.
Efek samping kedua obat diatas, dapat ringan sampai berat diantaranya; polineuropati
perifer, eksitasi psikis, alergi kulit, gangguan gastric, dan lekopinia.

7.2 Perawatan alami


Pasien dapat diobati dengan Sangre de Drago (Croton roborensis HBK) yang dijual
dalam botol kecil oleh vendor herbal di seluruh Bolivia. Meskipun hal ini sangat efektif
terhadap gejala, sifat parasiticide yang belum diverifikasi di laboratorium. Penyakit jantung
Chagasic dapat diobati dengan tiga bunga Retama (Spartum junceum) dalam labirin
(direndam dalam air panas), dengan dua daun dari Kidron (Lippia triphylla Kunth). Bahan
dapat berfungsi sebagai obat penenang untuk serangan jantung. Toronjil (Melissa officinalis
L.) juga digunakan untuk masalah jantung.

8. Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit ini yaitu mengobati penderita sumber infeksi, memberatas
vector misalnya dengan insektisida serta melindungi manusia dari gigitan vector.
9. Review

1. Vektor utama Trypanosoma cruzi ini adalah Triatoma infestans, Triatoma sordida,
Panstrongylus megistus, dan Rhodnius prolixus, penyakitnya disebut tripanosomiasis
Amerika atau penyakit Chagas.

2. Pada manusia, Trypanosoma cruzi dapat di temukan dalam dua bentuk, yaitu bentuk
amastigot dan tripomastigot.

3. Stadium tripomastigot hidup di luar sel (ekstraselular ) dalam darah dan tidak
berkembangbiak. Stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3 mikron, terdapat
intraselular dalam sel RE dan berkembangbiak secara belah pasang longitudinal.

4. Terdapat 3 stadium dalam gejala umum yaitu : Masa tunas, Stadium akut dan Stadium
kronis dan dapat dilakukan pengobatan dengan pemberian Nifortimox (Bayer 2502)
dan Benzonidozole (RO-7-1051) dapat juga menggunakan perawatan alami yaitu
dengnan Sangre de Drago (Croton roborensis HBK) di Bolivia.

Anda mungkin juga menyukai