Anda di halaman 1dari 7

BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1. Geologi Regional


Geologi daerah Kalimantan Barat bagian selatan sebagian besar dikontrol
oleh proses magmatisme pada skala umuran Kapur Awal sampai Kapur Akhir
yang berupa tubuh batholit Granit yang menjadi batuan dasar. Proses sedimentasi
dari tua ke muda berumur Jura sampai Kapur Akhir. Daerah penelitian secara
regional termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Kendawangan, Kalimantan
Barat. Kajian Geologi Regional daerah penelitian meliputi stratigrafi,
geomorfologi, struktur geologi dan tektonik.
Adapun Peta Geologi Lembar Kendawangan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
berikut:

Sumber: PT. HPAM Site Kendawangan


Gambar 2.1.
Peta Geologi Regional Kendawangan

8
2.2. Geomorfologi
Satuan morfologi daerah Kendawangan berupa satuan dataran rendah
berupa dataran rendah denudasional yang terdapat pada bagian kecil tengah
daerah telitian, dataran alluvial yang terdapat pada dataran tepi sungai-sungai
besar seperti Sungai Kendawangan, dan bentukan lahan marine yang terdapat
pada sebagian besar tepi pantai bagian barat. Satuan morfologi perbukitan berupa
bentukan lahan struktural dan denudasional yang tersebar dari Gunung Kedijo
sampai Gunung Panjang.

2.3. Stratigrafi Regional


Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah Bumi. Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan. Sedangkan regional berarti sebuah wilayah. Maka
stratigrafi regional merupakan studi batuan untuk mengetahui luas penyebaran
lapisan batuan dalam sejarah bumi di suatu wilayah.
Adapun lapisan batuan yang terdapat pada daerah penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Batuan Malihan Pinoh (PzTRp)
Terdiri dari kuarsit dan sekis mika. Kuarsit, kelabu tua terhablur, mengandung
batuan magmatit. Sekis mika, kelabu kehijauan, mengandung mika dan biotit
porfiroblastik, andalusit dan garnet. Satuan ini diduga berumur Trias. Sebaran
sekitar Gunung Garhenakar melanjut ke daerah Rantau Panjang.
2. Kompleks Ketapang (Jkke)
Terdiri dari batuan batu pasir kuarsa, batu lanau dan serpih. Batu pasir kuarsa,
kelabu muda, tuffan, halus, membundar tanggung, terpilah baik, setempat
terkersikkan dan terlimonitkan dengan perdaunan lemah. Batu lanau dan
serpih, terdiri dari kuarsa, feldspar dan kepingan karbon, kersikan, fosilan.
Satuan ini diperkirakan berumur Kapur Akhir. Lingkungan pengendapan darat
hingga laut dangkal. Tebal satuan ini kurang lebih 300 m. Sebarannya di

9
Gunung Tajam, Gunung Pangkalanratu, Gunung Engkabang menerus ke
Utara.
3. Batuan Gunung Api Kerabai (Kuk)
Terdiri dari tuff sela, tuff hablur dan lava, berselingan batu pasir, batu lanau
dan batu lempung yang termalihkan. Tuff sela, andesitan, terepidotkan,
devritifikasi, terkersikan, terlimonitkan. Tuff hablur, dasitan, terlaskan,
terkersikan. Lava, amigdaloid, terkersikan. Batu pasir, batu lanau dan batu
lempung berlapis baik, setempat terbreksikan aneka bahan. Barik kuarsa
dijumpai pada satuan ini. Satuan ini berumur Kapur Akhir. Batuan gunung api
kerabai diduga berlingkungan darat dan ketebalan lebih dari 1000 m.
Sebarannya terdapat di daerah Gunung Tanjunggasa, Gunung Pangkalanratu,
Sukaraja, Sebatik, Riamtarak dan Karangan menerus ke Utara.
4. Granit Sukadana (Kus)
Terdiri dari batuan granit, granodiorit, dan diorit. Granit, kelabu kemerahan,
terdiri dari kuarsa, plagioklas, hornblenda dan biotit. Di beberapa tempat
satuan ini mengandung xenolit basal yang berukuran mencapai 40 cm.
Granodiorit, kelabu, terdiri dari kuarsa, plagioklas, ampibol dan biotit. Diorit,
kelabu kehitaman, terdiri dari plagioklas, kuarsa dan ampibol yang
terepidotkan. Batuan granit ini mungkin merupakan bagian dari batolit, granit
Kalimantan Barat. Di Riam dan Riam Kusik berumur antara Kapur Awal
sampai Kapur Akhir.
5. Basal Bunga (Kubu)
Terdiri dari basal hitam, lava andesit, tuff selaan hablur, breksi gunung api,
batu pasir kuarsa tuffan dan batu lempung tuffan. Basal kelabu kehijauan yang
pejal dengan anggota dasit dan andesit berwarna abu-abu kehijauan. Tuff sela,
klastik dan kaca gunung api, menyudut, terpilah buruk, setempat berangsur
membentuk lapisan breksi tuffan. Lava andesit, kelabu tua kehitaman dan
kecoklatan, amidaloid, porfir dengan hablur sulung yang utama plagioklas
dalam massa dasar hablur halus. Setempat terdapat pirit dan kalkopirit, berupa
urat dengan ketebalan antara 0,2 hingga 1 mm. Batu pasir kuarsa tuffan,
berlapis tipis, karbonan, silangsiur. Batu lempung tuffan, terdiri dari kuarsa,

10
biotit, feldspar, kaca gunung api dan lempung. Satuan ini berumur Kapur
hingga Paleosen.
6. Endapan rawa (Qs)
Terdiri dari lempung dan pasir halus mengandung sisa tumbuhan, terdapat di
dataran rendah di bagian Barat dan Selatan lembar peta.
7. Aluvium (Qa)
Terdiri dari litologi lempung, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan (organic).
Pasir berlapis silang siur berbentuk lensa memanjang, tebal 10 cm. Kerikil dan
kerakal terdiri dari kepingan granit, diorit dan andesit. Satuan ini merupakan
endapan sungai dan pantai dengan ketebalan lebih dari 2 meter, meliputi
hampir setengah dari wilayah daerah eksplorasi, khususnya bagian Barat.
Adapun kolom stratigrafi daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1.
berikut:

Tabel 2.1. Kolom Stratigrafi Daerah Kendawangan......

11
Tabel 2.1.
Kolom Stratigrafi Daerah Kendawangan

Sumber: PT. Harita Prima Abadi Mineral Site Kendawangan

12
2.4. Struktur Geologi dan Tektonik Regional
Struktur geologi berupa lipatan, sesar dan kelurusan. Menurut D. Sudana,
B.Djamal dan Sukido (1994), lipatan umumnya berarah Timur Laut–Barat Daya
dan kemiringan sayapnya berkisar antara 25°-55°, sayap selatan lebih curam,
berbentuk tidak setangkup. Sesar tidak berkembang baik, berupa sesar-sesar kecil
yang berarah Timur Laut – Barat Daya, Barat - Timur, dan Barat Laut-Tenggara.
Pada umumnya kelurusannya berarah Timur Laut – Barat Daya dan Barat - Timur,
di beberapa tempat berarah Utara - Selatan hingga Barat Laut - Tenggara.
Kelurusan tersebut di Gunungapi Kerabai, Komplek Ketapang, dan Kompleks
Granit-Diorit. Kegiatan tektonik diperkirakan dimulai sejak Trias diikuti oleh
pengendapan batuan sedimen yang menghasilkan Komplek Ketapang yang
berumur Jura sampai Kapur Awal. Pada akhir Kapur Awal terjadi pengangkatan
Komplek Ketapang yang disertai penerobosan batuan bersifat granit-diorit.
Selama Kapur Akhir-Paleosen berlangsung kegiatan gunungapi dari Gunungapi
Kerabai dan Basal Bunga. Selama Tersier daerah ini telah terangkat menjadi
daratan (Yuda Ariangga, 2010)

2.5. Data Penduduk


Kota Kendawangan adalah sebuah kota kecil di Kalimantan Barat,
Indonesia. Kendawangan adalah sebuah kota kecil yang berada di ujung selatan
Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah 7.120 km2, jumlah penduduk pada tahun
2015 adalah 181.585 jiwa. Pertambangan dan perkebunan merupakan bidang yang
paling banyak menyumbang kas daerah. Pertambangan yang ada di Kendawangan
adalah timah hitam, emas, intan, bijih besi, alumunium (bauksit), nikel, dan lain-
lain. Sedangkan untuk sektor perkebunan, kelapa sawit mendominasi seluruh
wilayah Kendawangan.
Berikut pembagian wilayah di Kendawangan:
 Wilayah yang digunakan untuk kegiatan pertambangan sebesar 34%
 Wilayah yang digunakan untuk kegiatan perkebunan sebesar 52%
 Wilayah yang digunakan untuk pemukiman sebesar 6%
 Lain-lain 8%.

13
Fasilitas publik yang ada di Kendawangan sudah sangat cukup memadai,
Kendawangan memiliki sebuah Pelabuhan Domestik. Kondisi di Kendawangan
sangat kondusif, jauh dari hiruk pikuk konflik. Angka penggangguran di
Kendawangan dapat ditekan hingga 0,6% sehingga membuat siapa saja yang
tinggal di Kendawangan merasa tentram.

2.6. Curah Hujan


Seperti pada daerah Indonesia lainnya daerah Kendawangan mempunyai
iklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau. Rata-rata curah
hujan pada bulan Maret 2015 adalah 5,42 mm. Rata-rata curah hujan pada bulan
April adalah 10,03 mm. Rata-rata curah hujan pada bulan Mei 2015 adalah 2,83
mm. Suhu tertinggi pada 3 (tiga) bulan terakhir adalah 350C, sedangkan suhu
terendahnya adalah 230C.

14

Anda mungkin juga menyukai