121 165 1 PB PDF
121 165 1 PB PDF
1, Novemberi 2010 73
Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber
alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan.
Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah
menguap. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh pelarut n-heksana dan etanol
terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut.
Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana dan etanol, menggunakan
ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, dan termometer. Daun jeruk purut yang
tua dilayukan, dipotong kecil-kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam soxhlet.
Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi
pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang
digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan
ekstraktor soxhlet, sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak
atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam
minyak atsiri.
Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan
rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut
dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%.
Sehingga n-heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan
etanol.
Kata kunci : minyak atsiri, daun jeruk purut, ekstraksi, n-heksana, etanol
Komponen Prosentase
Sitronelal 81,49%
Sitronelol 8,22%
Linalol 3,69%
Geraniol 0,31%
Komponen lain 6,29%
(Sumber: Koswara, 2009)
Bahan penelitian antara lain : daun jeruk Proses ekstraksi dan pemurnian minyak
purut, n-heksana dan etanol. Alat yang daun jeruk purut menggunakan alat
dipergunakan ekstraktor soxhlet, pemanas ekstraktor soxhlet karena efisiensi waktu,
listrik, penangas minyak, termometer dan serta proses pengambilan dengan pelarut
pompa aquarium. Penelitian ini dilakukan diperoleh rendemen yang relatif lebih
dua variasi pelarut yaitu n-heksana dan banyak. Pada ekstraksi daun jeruk purut
etanol. Prosedur penelitian antara lain menggunakan dua macam pelarut yaitu
:1).Daun jeruk purut tua bersih kemudian etanol dan n-heksana. Pemilihan etanol
dijemur di bawah sinar matahari selama 2 sebagai pelarut, karena etanol dapat
hari kemudian dipotong kecil-kecil, 2).Daun digunakan untuk mengekstraksi bahan
jeruk purut yang telah kering kemudian kering, daun-daunan, batang, dan akar.
dibungkus dengan kertas saring dan Sedangkan pemilihan n-heksana sebagai
dimasukkan dalam soxhlet.3).Daun jeruk pelarut, karena n-heksana bersifat stabil
purut dalam soxhlet diekstraksi dengan 100 dan mudah menguap, selektif dalam
mL etanol 96% pada suhu 81-96ºC (suhu melarutkan zat, mengekstraksi sejumlah
pemanas) sampai warna pelarut kembali kecil lilin serta dapat mengekstrak zat
menjadi seperti semula.4).Setelah pewangi dalam jumlah besar. Proses
dilakukan proses ekstraksi, diperoleh filtrat pemurnian minyak bertujuan untuk
minyak daun jeruk purut. Filtrat minyak memisahkan minyak atsiri dengan pelarut
daun jeruk purut yang diperoleh kemudian sehingga dihasilkan minyak atsiri yang
dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet pada absolut.
suhu 81-96ºC sampai pelarutnya tidak
menetes lagi dan diperoleh minyak daun 2.2.1. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
jeruk purut murni. Dilakukan langkah 1-4 Purut dengan Pelarut Etanol
untuk pelarut n-heksana dengan suhu 72-
86oC. Pada proses ekstraksi daun jeruk purut
dengan menggunakan pelarut etanol
2.2. Hasil dan Pembahasan sebanyak 100 mL, ekstraksi berlangsung
pada kondisi operasi 81-96ºC karena titik
Pada ekstraksi minyak daun jeruk purut didih etanol 78,32ºC sehingga diharapkan
(Citrus hystrix D.C) dengan pelarut etanol pada kondisi operasi tersebut etanol dapat
dan n-heksana meliputi beberapa tahapan menguap dan minyak dapat terambil
yaitu: perlakuan bahan, proses ekstraksi semaksimal mungkin. Proses ekstraksi
minyak daun jeruk purut, proses pemurnian suhu dijaga tidak lebih dari 100ºC karena
minyak dan hasil produknya. Pada proses titik didih sitronellal adalah 112ºC, jika suhu
perlakuan bahan, bahan yang digunakan ekstraksinya berlangsung lebih dari 100ºC
adalah daun jeruk purut yang tua dan di khawatirkan minyak atsiri ikut menguap.
kering, digunakan bahan yang tua karena Proses ekstraksi dihentikan sampai warna
kandungan minyak atsirinya lebih banyak pelarut kembali menjadi seperti semula.
daripada bahan yang muda serta Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun
mengandung kadar air yang rendah. jeruk purut mencapai 18 siklus dengan
Penggunaan bahan yang kering bertujuan waktu ± 25,5 jam. Pada percobaan
agar kadar air dalam daun jeruk purut diperoleh minyak daun jeruk purut yang
berkurang sehingga pada ekstraksi daun berwarna hijau tua sampai kehitaman. Hal
jeruk purut dapat menghasilkan minyak ini dikarenakan etanol dapat melarutkan
daun jeruk purut yang relatif banyak. Bahan pigmen-pigmen yang terdapat dalam daun
kemudian dipotong kecil-kecil sebesar 1x1 jeruk purut misalnya pigmen klorofil.
cm, proses pengecilan ukuran ini bertujuan Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut
agar kelenjar minyak dapat terbuka etanol menghasilkan rendemen 13,39%,
sebanyak mungkin sehingga pada proses sedangkan penelitian yang dilakukan
Koswara (2009) dengan menggunakan
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 77
kadar sitronellal yang lebih tinggi daripada Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Purut
pelarut etanol, sesuai dengan gambar 3. Terhadap Geraniol Dan Sitronelal.
http://digilib.its.ac.id [diakses tanggal
10 Februari 2010].
Feryanto, A.D.A. 2007. Minyak Daun Jeruk
Purut. http://ferryatsiri.blogspot.com/
2007/07/minyak-daun-jeruk-purut.html
[diakses tanggal 10 Februari 2010].
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. UI
Press. Jakarta
Hernani dan Marwati, T. 2006. Peningkatan
Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Gambar 3. Kadar Sitronellal Minyak daun Pemurnian. http://Hernani dan Tri
jeruk purut dengan pelarut Marwati Minyak Atsiri Indonesia.htm
etanol dan N-Heksana. [diakses tanggal 10 Februari 2010].
Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q. 2008.
Sehingga dapat disimpulkan proses Laporan Penelitian Pengambilan
pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut Minyak Atsiri Kulit Jeruk dengan
dengan pelarut n-heksana memberikan Metode Ekstraksi Distilasi Vakum.
kadar sitronellal yang lebih besar daripada Semarang: Jurusan Teknik Kimia
dengan pelarut etanol. Fakultas Teknik Undip.
Ketaren, S. 1985.Pengantar Teknologi
3. Penutup Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta
3.1. Kesimpulan Koswara, S. 2009. Menyuling dan
Menepungkan Minyak Asiri Daun
1. Ekstraksi daun jeruk purut dengan Jeruk Purut http://www.ebookpangan.
pelarut etanol menghasilkan rendemen com/ARTIKEL/MENYULING%20DAN
minyak 13,39% dan kadar sitronellal %20MENEPUNGKAN%20MINYAK%2
65,99%. 0ASIRI.pdf [diakses tanggal 10
2. Ekstraksi daun jeruk purut dengan Februari 2010].
pelarut n-heksana menghasilkan Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi
rendemen minyak 10,50% dan kadar Gula Reduksi dan Inokulum
sitronellal 97,27%. (Saccharomyces cerevisiae) pada
3. Pelarut n-heksana yang terbaik pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas
pengambilan minyak daun jeruk purut. (Ananas comosus L.Merr) untuk
4. Komponen terbesar dalam minyak Produksi Etanol. Skripsi. Jurusan
atsiri daun jeruk purut adalah Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu
sitronellal. Pengetahuan Alam. Universitas
Brawijaya. Malang.
3.2. Saran Sarwono, B. 1991. Jeruk dan Kerabatnya.
Penebar Swadaya. Jakarta
Bahan setelah pelayuan dan perajangan Suryaningrum, S. 2009. Uji Aktivitas
sebaiknya segera dilakukan proses Antibakteri Minyak Atsiri Buah Jeruk
ekstraksi karena bahan yang tidak segera Purut (Citrus hystrix D.C) terhadap
digunakan akan membuat jaringan-jaringan Staphylococcus aureus dan
dalam daun jeruk purut terbuka sehingga Escherichia coli. Surakarta. Fakultas
membuat komponen-komponen dalam Farmasi Universitas Muhammadiyah
minyak atsiri menjadi menguap. Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/
5186/1/K100050195.pdf [diakses
4. Daftar Pustaka tanggal 10 Februari 2010].