Ebook Buku Pesisir PDF
Ebook Buku Pesisir PDF
MARSUKI ISWANDI
Editor
MUHIDIN
Unhalu Press
Kendari, 2015
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KOTA PESISIR
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Penulis :
R. MARSUKI ISWANDI
Editor :
MUHIDIN
R. Marsuki Iswandi
xi + 121 hlm, 17.0 x 24.00 cm
ISBN : 978-602-8161-83-1
Ketentuan Pidana
Pasal 72
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau
hak terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
KATA PENGANTAR
R. Marsuki Iswandi
R. Marsuki Iswandi
2. Aksesibilitas masyarakat
Kebebasan masyarakat untuk memiliki akses ke dalam kawasan
waterfront city merupakan aspek yang sangat penting dalam
pengembangan kawasan kota pesisir. Kebebasan ini merupakan hak bagi
setiap orang dan menjadi tujuan utama pada setiap pembangunan
waterfront city dimana termasuk didalamnya akses fisik dan sosial. Ini
berarti bahwa ruang publik secara psikologi haruslah menggambarkan
penyambutan kepada masyarakat.
4. Isu-isu Lingkungan
Menjaga keseimbangan lingkungan dengan tetap konsisten dalam
mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pembangunan
baik didalam kawasan maupun dekat dengan kawasan waterfront city.
Industri yang berdekatan dengan kawasan yang menghasilkan zat-zat
kimia berbahaya harus dipindahkan untuk mencegah dampak negatif
yang ditimbulkan teristimewa konsekuensi yang merusak ekosistem
waterfront city di masa yang akan datang. Isu-isu lain seperti banjir, angin
topan dan tingginya air pasang harus diperhitungkan melalui solusi desain
yang baik.
8. Edukasi/interpretasi
Area publik di kawasan waterfront city memberikan kesempatan untuk
mengedukasi masyarakat mengenai sosial, maritim, budaya dan
lingkungan. Waterfront city dengan ekologi, flora dan fauna, menjadi poin
tersendiri sebagai edukasi lingkungan. Penyediaan fasilitas atau
bangunan yang menunjang edukasi lingkungan seperti museum seni,
9. Ruang Publik
Ruang publik wajib disediakan di kawasan waterfront city karena
pentingnya fungsi ruang publik bagi masyarakat. Mall, rumah toko, taman,
tempat bermain anak, dan fasilitas-fasilitas lain yang berfungsi sebagai
ruang publik merupakan hal yang vital disediakan sebagai aspek yang
dapat meningkatkan kualitas kawasan dan mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat.
Kota terbentuk karena adanya keterkaitan komponen-komponen lain,
yaitu tempat tinggal dan tempat kerja. Antara keduanya terdapat jalan yang
akhirnya membentuk struktur kota. Kota terdiri atas persilangan-persilangan.
Makin kepusat, pencapaian makin mudah, nilainya makin tinggi, penggunaan
lahan makin tinggi nilainya. Hal tersebut mempunyai dampak visual, yaitu
makin tinggi skyline city (fungsi-fungsi ekonomi). Unsur-unsur fisik pembentuk
suatu kota terdiri atas peruntukan lahan, tata bangunan, sirkulasi dan parkir,
ruang terbuka, jalur pelestarian, aktivitas pendukung, tata informasi (signing
system), preservasi dan konservasi
Semua kota memiliki ciri khas tersendiri yang ditentukan oleh fungsi
kota dalam ruang lingkup daerah. Masing-masing fungsi memberikan
pengaruhnya tersendiri pada pengembangan kota. Oleh karena itu, hal
pertama yang perlu diperhatikan adalah fungsi apa yang paling dominan
dalam sebuah kota. Sifat serta fungsi kota inilah yang mempengaruhi proses
pembangunan kota tersebut. Setiap kota harus berkembang dengan
karakternya sendiri, dan yang lebih penting, bagaimana kota tersebut mampu
menampung perkembangannya di masa mendatang dengan tetap
mempertahankan kawasan yang berfungsi melindungi kehidupan kota dan
masyarakatnya.
Cara-cara pembangunan kota khususnya kota pesisir harus
mengakomodasi perkembangan dan kecenderungan eksternal yang sangat
pesat, oleh karena itu kota harus dipandang sebagai suatu entity (organisasi)
yang mampu menghadapi tantangan dan mempengaruhi perkembangan
lingkungan kota, maka diperlukan pendekatan baru dalam lingkungan
pembangunan kota-kota tidak cukup hanya mempunyai strategi jangka
panjang yang dituangkan dalam rencana induk, akan tetapi memerlukan
penyesuaian-penyesuaian strategis yang sifatnya operasional terhdap
perubahan-perubahan yang dihadapinya.
Selama ini perencanaan tata ruang lebih banyak berorientasi ke darat dan
belum menyentuh wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Penataan ruang
wilayah pesisir khususnya ruang baik untuk fungsi pemukiman, penangkapan
dan budidaya perairan, kawasan industri (kecil dan menengah), perlu dibuat
dan ditetapkan dalam bentuk aturan, sebab berkaitan erat dengan upaya
meminimalkan pencemaran kawasan pesisir. Salah satu kesulitan penataan
ruang di kawasan pesisir yakni banyaknya penduduk yang bermukim di areal
pantai sehingga untuk mengaturnya akan terjadi konflik. Pada saat ini,
jumlah orang yang ingin memanfaatkan sumberdaya pesisir semakin
bertambah, sementara ketersediaan sumberdaya tersebut semakin menipis.
Belum lagi adanya aktivitas pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Untuk
alasan inilah penataan ruang mutlak dilakukan sehingga pengelolaan
sumberdaya wilayah pesisir berjalan secara teratur dan berkelanjutan.
3 3
4 2 4 2
5 1 5 1
Perencanaan tata guna lahan pada kota posisir pesisir dapat dilandasi
oleh (Mulyadi, 2005):
D
Daerah : Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
menurut prakarsa sendiri
E
Edukasi : Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran
Ekologi : Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan (kondisi) alam sekitarnya
Hakiki : Sesungguhnya
Infrastruktur : Prasarana
Islamisasi : Pengislaman
Pasca : Sesudah
Rentetan : Rangkaian