Anda di halaman 1dari 19

 

Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA ASING


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA

Idham Syahputra
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
E-mail: idhamsyahputrauinsuska@gmail.com

Abstract:
One of the aspects that determine the success of learning is learning strategies used. Therefore,
teachers should be able to select and use the appropiate strategies to the learning objectives that
will be achieved. There are saveral strategies in English can be selected and used by the teachers
in learning process to improve the learning achievement of students in four skills of English.
Teacher is suggested to use variation strategies that can increase the learning experience for
students. Varied leaning strategies can increase the learning outcomes and students’ language
skills.
Keywords: Strategies, English learning, learning outcomes

Pendahuluan (reading), berbicara (speaking), dan


Paradigma pembelajaran bahasa menulis (writing). Orientasi pembelajaran
telah mengalami pergeseran sejak pada keempat keterampilan tersebut
terjadinya perubahan Kurikulum 1984 ke bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
Kurikulum 1994 yang lalu. Pergeseran itu siswa berkomunikasi baik lisan maupun
ditandai dengan berubahnya orientasi tulisan.
pembelajaran pada saat diberlakukannya Akan tetapi, keadaan pembelajaran
Kurikulum 1984. Ketika Kurikulum 1984 bahasa Inggris di sekolah-sekolah tidak
diberlakukan, pembelajaran berfokus pada membawa siswa ke arah pencapaian
penguasaan hal-hal yang bersifat kemahiran berbahasa tersebut. Menurut
gramatikal. Sementara itu, Kurikulum Sumardi (di dalam Sumardi, 1992: 206) di
1994 yang diganti menjadi Kurikulum dalam proses pembelajaran, guru lebih
2004 dan kemudian disempurnakan mendominasi pembelajaran. Guru lebih
menjadi Kurikulum 2006 menghendaki banyak memberikan bekal berupa teori dan
pembelajaran berorientasi pada pengetahuan bahasa daripada
pengembangan 4 keterampilan berbahasa, mengutamakan keterampilan berbahasa
yaitu: mendengarkan (listening), membaca baik lisan maupun tulisan.

127 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

Maksan (dalam Sutama, 1998) mengenai sifat-sifat pembelajar akan


mengemukakan bahwa siswa belum dapat membantu dalam memfasilitasi kegiatan
dikatakan mampu berbahasa (Inggris) belajar mengajar sehingga pembelajar
secara baik dan benar, baik lisan maupun dapat mencapai hasil yang maksimal.
tulisan, pada setiap jenjang sekolah, mulai Bahasa Inggris merupakan salah satu
dari SD sampai dengan SMA. Selain itu, di antara bahasa asing yang terdapat di
Alwi mengatakan (1999: 1) “Berbicara Indonesia. Bahasa Inggris ditetapkan
mengenai mutu pembelajaran bahasa sebagai bahasa asing yang pertama sesuai
sekarang ini, secara jujur kita katakan dengan surat keputusan Menteri
bahwa mutunya masih rendah.” Berbagai Pendidikan dan Kebudayaan No. 096/1967
faktor menjadi penyebab siswa gagal tanggal 12 Desember 1967 (Kartono, 1980:
termasuk gagal dalam UN tersebut. Seperti 126). Terpilihnya Bahasa Inggris sebagai
rendahnya minat siswa untuk belajar bahasa asing pertama di Indonesia di antara
bahasa Inggris. Banyak siswa yang tidak bahasa asing lainnya didasarkan pada
memiliki motivasi untuk belajar bahasa beberapa pertimbangan seperti yang
Inggris. diutarakan Kartono (1980: 125) bahwa
Pengajaran bahasa dapat berhasil bahasa nasional kita pada saat ini belum
dengan baik apabila terdapat pengetahuan dapat dipakai sebagai alat komunikasi
yang cukup terhadap sifat-sifat dan prilaku dengan dunia luar dalam rangka politik luar
pembelajar. Dalam suatu proses belajar negeri dan untuk menjalin persahabatan
mengajar, selalu ada pembelajar yang dengan bangsa-bangsa lain, dan kenyataan
berhasil dengan baik dan pembelajar yang bahwa bahasa Inggris adalah bahasa
kurang berhasil. Hal ini disebabkan oleh komunikasi internasional, bahasa ilmu
berbagai factor, salah satunya adalah cara pengetahuan, teknologi modern,
atau strategi belajar orang yang belajar perdagangan, politik, dan dipakai hampir
tersebut. Dalam hal ini, Naiman dkk, disemua bidang, maka bahasa Inggris jelas
(1978: 1) menyatakan bahwa “Semua harus diberi prioritas pertama untuk
bentuk pengajaran bahasa dapat dipelajari di antara bahasa-bahasa asing
dikembangkan dengan baik apabila kita yang lain.
memiliki pengetahuan yang cukup tentang Peran bahasa Inggris di atas akan
pembelajaran dan proses belajar mengajar dapat tercapai apabila sistem pendidikan
itu sendiri. Dengan demikian, pengetahuan berlangsung dengan baik, sebab pendidikan

128 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

berperan penting dalam meningkatkan konteks yang berbeda pula. Gerlach & ely
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang (1980) menyatakan bahwa strategi
mendukung kemajuan bangsa dan negara. pembelajaran merupakan cara-cara yang
Dalam hal ini, Undang-undang Republik dipilih untuk menyampaikan materi
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang pelajaran dalam lingkungan pembelajaran
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 tertentu, yng meliputi sifat, lingkup, dan
menjelaskan: Pendidikan Nasional urutan kegiatan yang dapat memberikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi pengalaman belajar kepada siswa. Dick &
peserta didik agar menjadi manusia yang Carey (1996) berpendapat bahwa strategi
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang pembelajaran tidak hanya terbatas pada
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, prosedur kegiatan, melainkan juga
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga termasuk di dalamnya materi atau paket
negara yang demokratis serta bertanggung pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri
jawab. Hal ini memberi makna bahwa dari semua komponen materi pelajaran dan
pelaksanaan pendidikan nasional memiliki prosedur yang akan digunakan untuk
tujuan yang kompleks, di samping membantu siswa mencapai tujuan
bertaqwa kepada Tuhan, pendidikan juga pembelajaran tertentu.
diharapkan mampu membentuk peserta Strategi pembelajaran juga dapat
didik menjadi sosok yang cakap terhadap diartikan sebagai pola kegiatan
ilmunya dan mandiri, demokratis dan pembelajaran yang dipilih dan digunakan
bertanggung jawab. guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah,
lingkungan sekitar serta tujuan khusus
Hakikat Strategi Pembelajaran
pembelajaran yang dirumuskan. Garlach &
Kata strategi berasal dari Bahasa
Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu
Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
adanya kaitan antara strategi pembelajaran
penggunaan rencana untuk mencapai
dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh
tujuan. Strategi pembelajaran menurut
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Frelbreg & Driscoll (1992) dapat
yang efektif dan efisien. Strategi
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan
pembelajaran terdiri dari metode dan teknik
pemberian materi pelajaran pada berbagai
(prosedur) yang akan menjamin bahwa
tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalm

129 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

siswaakan betul-betul mencapai tujuan semantik, latihan, komunikatif, pantau dan


pembelajaran. pengahayatan. Pengelompokkan ini
Dalam makna aslinya, istilah strategi tampaknya dapat meliput banyak yang
sering digunakan dalam urusan kemiliteran terjadi dalam proses belajar mengajar.
yang berhubungan dengan perencanaan Namun, sebagaimana dinyatakan oleh
dan pengelolaan pasukan dalam mencapai Stern sendiri, jenis-jenis strategi ini masih
kemenangan berperang. Dalam strategi bersifat sementara dan memerlukan
terkandung kegiatan-kegiatan perencanaan, konfirmasi dan modifikasi. Misalnya,
pengelolaan, dan pencapaian suatu tujuan. beberapa kelompok tersebut masih terkesan
Dalam proses belajar mengajar, strategi tumpang tindih. Beberapa sifat dalam
dapat diartikan sebagai perilaku tertentu strategi rencana menyerupai sifat strategi
yang digunakan oleh pembelajar untuk pantau. Demikian strategi formal dan
mencapai tujuan belajar. Oxford (1990: 8) strategi latihan.
memberikan definisi yang lebih rinci Banyak peneliti yang
mengenai strategi belajar sebagai “specific mengelompokkan strategi belajar menjadi
actions taken the learner to make learning 4 jenis: kognitif, meta-kognitif, efektif, dan
easier, faster, move enjoyable, more self- sosial (O’Malley dan Chamot, 1990;
directed, more effective, and move Cohen, 1990; Oxford, 1990). Strategi
transferrable to new situations” (tindakan kognitif berhubungan dengan daya pikir
tertentu yang dilakukan oleh pembelajar pembelajar dalam mengolah bahan belajar
untuk menjadikan pembelajaaran lebih mengajar. Strategi meta-kognitif
mudah, cepat, menyenangkan, mandiri, berhubungan dengan taktik atau cara
efektif, dan lebih dapat ditransfer ke situasi pembelajar untuk menghadapi dan
yang baru). mengelola bahan belajar mengjar. Strategi
efektif berhubungan dengan sikap dan

Jenis-jenis Strategi pembelajaran perasaan pembelajar dalam menghadapi


Bahasa Inggris proses belajar pembelajar. Strategi sosial
Strategi belajar memiliki beberapa berhubungan dengan kerjasama pembelajar
sifat. Naiman, dkk (1978: 3) dengan sejawatnya dalam mencapai tujuan
mengemukakan 10 jenis strategi belajar belajar. Pengelompokkan ini tampaknya
yang bersumber dari Stern (1975): rencana, lebih sederhana, namun lebih jelas batasan-
aktif, empatik, formal, eksperimental, batasannya.

130 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

Oxford (1990) membagi strategi tiga: meta-kognitif, efektif, dan sosial.


belajar menjadi dua bagian besar: langsung Masing-masing strategi memiliki jenis-
dan tidak langsung. Strategi langsung jenis kegiatan sendiri. Diagram 1
kemudian dirinci lebih lanjut menjadi tiga menunjukkan jenis strategi tersebut beserta
jenis; memori, kognitif, dan kompensasi. jenis kegiatannya.
Strategi tidak langsung dibagi menjadi

Diagram 1. Menunjukkan jenis strategi tersebut beserta jenis kegiatannya.


1. Membuat hubungan- hubungan dalam
ingatan
2. Menghubungkan bunyi dengan
gambaran dalam ingatan

Memori

3. Mengulangi pembelajaran sebelumnya


4. Menggunakan gerakan-gerakan

Langsung Kognitif

1. Latihan
2. Menerima dan mengirim pesan
3. Menguraikan dan menalarkan
4. Membuat susunan masukan dan
keluaran

Kompensasi

1. Menebak
2. Mengatasi keterbatasan berbicara dan
menulis

STRATEGI BELAJAR

1. Memusatkan perhatian
2. Merencanakan dan menyusun kegiatan
belajar mengajar
3. Mengevaluasi belajar mengajar

Tidak Langsung Meta-cognitif

1. Mengurangi rasa kawatir dan takut


2. Memupuk kemauan dan keberanian
3. Menguasai perasaan dan
4. temparemen

Afektif

1. Bertanya

Sosial

2. Kerjasama
3. Tenggang rasa

131 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

a. Memori menulis dalam buku catatan, membaca dari


Strategi belajar memori digunakan papan tulis, dan menatap media ajar.
oleh pembelajar dengan memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman belajar c. Kompensasi
sebelumnya. Strategi belajar ini banyak Strategi belajar konpensasi digunakan
melibatkan ingatan dan proses oleh pembelajar yang telah memiliki
pembelajaran yang menggunakan daya keterampilan- keterampilan yang cukup
ingat. Misalnya, apabila pembelajar tinggi. Strategi belajar ini biasanya
menghubungkan bunyi ujaran dengan hal- dimanfaatkan untuk menanggulangi
hal yang pernah diingatnya, maka ia beberapa keterbatasan dalam berbahasa.
sedang menggunakan strategi belajar Pembelajar yang mengalami kesulitan
memori. Termasuk dalam strategi belajar dalam menerangkan sesuatu dalam bahasa
ini adalah mengulang pelajaran yang dipelajari, misalnya dapat
sebelumnya. Demikian pula, apabila menggunakan definisi atau terjemahan
pembelajar menggunakan gerakan-gerakan dalam ujarnya untuk menjaga agar proses
badan untuk mmbantu pemahaman, maka berbahasa tetap berjalan. Bahkan, gerakan-
ia sedang mempraktikkan strategi belajar gerakan badan dapat digunakan untuk
memori. menutup keterbatasan yang ia hadapi.
Termasuk dalam jenis strategi belajar ini
adalah menentukan atau memilih sendri
b. Kognitif
topik yang dibicarakan. Bahkan untuk
Strategi kognitif adalah segala
menghindari topik yang sulit juga
perilaku pembelajar dalam proses belajar
merupakan strategi dalam kelompok ini.
mengajar yang behubungan dengan
penggunaan daya pikir pembelajar. Strategi
d. Meta-kognitif
ini dapat berwujud berbagai kegiatan.
Strategi meta-kognitif adalah segala
Dalam suatu penelitan, ditentukan enam
perilaku pembelajar yang berhubungan
macam perilaku kognitif yang diharapkan
dengan teknik atau cara pembelajar untuk
dapat mewakili strategi ini. Keenam
menghadapi dan mengelola bahan belajar
perilaku inin adalah: membetulkan
mengajar. Dalam penelitian ini, strategi
kesalahan sendiri, menggunakan gerakan
meta-kognitif diwujudkan berbagai macam
isyarat, melatih mengucapkan kata,
kegiatan yang dapat dimasukan ke dalam

132 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

tiga kategori berikut: memutuskan belajar, dan menunjukkan sikap masa


perhatian merencanakan dan menyusun bodoh.
kegiatan belajar mengajar, dan
mengevaluasi proses belajar mengajar. f. Sosial

Dapat ditekankan bahwa semua ini harus Strategi sosial adalah segala perilaku

datang dari dan dikerjakan oleh pembelajar yang berhubungan dengan kerja

pembelajar. sama pembelajar dengan sejawatnya dalam


mencapai tujuan belajar. Strategi ini
e. Afektif diwujudkan dalam enam kegiatan:
Strategi afektif adalah segala perilaku berbicara dengan teman sebangku
pembelajar yang berhubungan dengan
sikap dan perasaan pembelajar dalam mengenai pelajara, membantu teman sesuai
menghadapi proses belajar. Strategi ini dengan kegiatan belajar mengajar, minta
lebih lanjut dibagi menjadi dua: afektif
positif dan afektif negatif. Strategi afektif bantuan kepada teman, memberikan pujian
positif adalah prilaku pembelajar yang kepada teman, melecehkan atau menyoraki
menunjukkan bahwa pembelajar menerima
dan menghargai proses belajar mengajar. teman dan mengganggu teman.
Strategi afektif negatif adalah prilaku Secara umum, Burdo & Byrd (1999)
pembelajar yang menunjukkan bahwa
pembelajar menolak dan tidak menghargai mengemukakan beberapa strategi yang
proses belajar mengajar. Perlu diperhatikan dapat dipilih guru dalam pembelajaran,
bahwa istilah “negatif” sebagaimana
digunakan di sini tidak mengandung yaitu sebagai berikut:
makna jelek atau buruk. Penolakan 1. Strategi Deduktif-Induktif
pembelajar tehadap proses belajar
mengajar harus dipandang sebagai sikap Pada waktu guru merencanakan
yang “netral”,yang tidak berhubungan pembelajaran, perlu dipertimbangkan
dengan nilai baik-buruk.
Strategi afektif positif diwakili oleh strategi yang berguna untuk mencapai
empat prilaku: tertawa dengan keberhasilan pembelajaran. Beberapa
menunjukkan kesenangan atau kepuasan, strategi yang berpusat pada guru, seperti
tersenyum menunjukkan kepuasan dan ceramah, resitasi, pertanyaa, dan praktik.
menunjukkan kesenangan karena hal-hal Strategi yang lebih berorientasi pebelajar,
yang lucu menyenangkan. Strategi afektif yang menekankan pada inquiry dan
negatif diwakili oleh lima perilaku: discovery. Strategi pembelajaran
menunjukkan kebingungan, mengeluh, menunjukkan kontinum yang terentang dari
tidak memperhatikan guru, berbicara strategi yang berpusat pada guru yang lebih
dengan teman sebangku di luar relavansi

133 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

eksplisit ke strategi yang berpusat pada 2. Strategi Ekspositori Langsung dan


Belajar Tuntas
pembelajar yang kurang eksplisit.
Strategi ekspositori langsung, guru
Dengan strategi pembelajarn
menstrukturkan pelajaran dengan maju
deduktif, pembelajaran dimulai dengan
secara urut. Guru dengan cermat
prinsip yang diketahui ke prinsip yang
mengontrol materi dan keterampilan yang
tidak diketahui. Perbedaan antara keduanya
dipelajari. Pada umumnya, dengan strategi
dicontohkan sebagai berikut guru mengajar
ekspositori langsung, guru menyampaikan
konsep “topic sentence”, guru yang
keterampilan dan konsep-konsep baru
menggunakan pendekatan deduktif
dalam waktu yang relatif singkat. Strategi
meminta pembelajar membaca sentence
pembelajaran langsung berpusat pada
dan mengakhiri pelajaran dengan meminta
materi dan guru menyampaikan tujuan
pebelajar membaca defirini “topic
pembelajaran secara jelas kepada pebelajar.
sentence”. Kemudian, guru memberikan
Guru memonitor pemahaman pebelajar dan
contoh-contoh “topic sentence” dan
memberikan balikan terhadap penampilan
mengakhiri pelajaran dengan meminta
mereka. Termasuk dalam strategi
pebelajar menulis dan memberikan balikan
pembelajaran langsung, yaitu pembelajaran
kekuatan strategi deduktif ini berpusat
eksplisit.
pada strategi pembelajaran yang
Strategi belajar tuntas didasarkan
berhubungan antara contoh guru dan tugas
pada keyakinan bahwa semua pebelajar
pebelajar. Walaupun koran merupakan
dapat menuntaskan bahan yang diajarkan
media yang bagus digunakan untuk
jika kondisi-kondisi pelajaran disiapkan
pelajaran “topic sentence”.
untuk itu. Kondisi-kondisi tersebut meliputi
Guru yang menggunakan pendekatan
pebelajar diberi waktu belajar yang cukup,
induktif mungkin memberikan contoh
ada balikan untuk penampilannya, program
paragrap dengan penekanan pada “topic
pembelajaran individual, berkaitan dengan
sentence”. Dengan strategi ini guru tidak
porsi materi yang tak dikuasai pada
menceritakan pada awal ketika pebelajar
pembelaaran awal, dan kesempatan
mempelajari “topic sentence” atau guru
menunjukkan ketuntasan setelah mendapat
memberikan definisinya, tetapi pada
remediasi.
akhirnya pebelajar akan menemukan
sendiri apa yang dimaksud dengan “topic
sentence”.

134 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

a. Pembelajaran Langsung menjamin bahwa pebelajar menguasai


Pembelajaran langsung memiliki 4 tujuan pembelajaran dan juga memberi
komponen, yaitu: watu yang cukup kepada pebelajar. Model

1) Penentuan tujuan yang jelas, ini menyakini bahwa sebagian besar


2) Pembelajaran dipimpin guru, pebelajar akan mencapai suatu tingkat
3) Monitoring hasil belajar yang cermat,
dan tertentu karena waktu belajar fleksibel dan
4) Metode organisasi dan pengelolaan tiap pebelajar menerima target
kelas.
pembelajarn, praktik yang diperlukan, dan
Pembelajaran langsung bisa efektif
balikan. Belajar tuntas melibatkan
karena didasarkan pada prinsip-prinsip
pembelajaran tradisional berbasis
belajar behaviouristik, seperti menarik
kelompok dan remediasi tingkat tinggi.
perhatian pebelajar, penguatan respons
Guru mendiagnosis kemampuan-
pebelajar, menyediakan balikan korektif,
kemampuan pebelajar kemudian
dan melakukan respons-respons yang
mempreskripsi kegiatan-kegiatan
betul. Hal ini juga cenderung
individual. Belajar tuntas menekankan pada
meningkatkan waktu belajar.
hal-hal:
b. Pembelajaran Eksplisit
1) Fleksibel/belajar yang menstrukturkan
Pembelajaran eksplisit menuntut waktu dengan materi,
guru untuk member perhatian kepada 2) Diagnostic/pembelajaran preskriptif,
dan
pebelajar, member penguatan atas respons 3) Melengkapi keberhasilan seluruh tujuan
yang benar, menyediakan balikan kepada oleh semua pebelajar.

pebelajar tentang kemajuannya, dan Pembelajaran yang sesuai dengan waktu,


meningkatkan jumlah waktu yang merupakan dua kunci utama belajar tuntas.
digunakan pebelajar untuk mempelajari Guru-guru menggunakan belajar
materi. tuntas untuk mengorganisasikan

c. Belajar Tuntas pembelajaran dengan cara yang tepat,

Belajar tuntas merupakan suatu menentukan secara regular seberapa jauh

pendekatan pembelajaran individual yang kemajuan, membentuk kemajuan pebelajar,

menggunakan kurikulum terstruktur yang membantu pebelajar mengatasi kesulitan-

dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan kesulitan melalui bimbingan dan

dan keterampilan-keterampilan kecil yang pembelajaran tambahan atau praktik, dan

dipelajari. Pembelajaran ini didesain untuk menyediakan pengayaan ekstra untuk

135 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

pebelajar yang menguasai pembelajaran e. Demontrasi


dengan cepat. Demontrasi sama dengan ceramah
Pembelajaran tuntas membutuhkan dalam hal komunikasi langsung dan
perencanaan ekstensif dan cermat pemberian informasi dari guru kepada
pengorganisasian, tes diagnostik. Tugas- pebelajar. Demontrasi melibatkan
tugas dan kegiatan-kegiatan alternatif pendekatan visual utuk menguji proses,
harus disediakan atau dikembangkan oleh informasi, ide-ide. Demonstrasi ini
guru untuk melayani kebutuhan individu membolehkan pebelajar melihat guru
pebelajar. sebagai pebelajar aktif dan model.
Pebelajar dapat mengobservasi sesuatu
d. Ceramah dan Demontrasi
yang riil dan bagaimana cara bekerjanya.
Ceramah dan demontrasi
merupoakan suatu strategi pembelajaran Mungkin berupa demonstrasi murni,

dengan kegiatan guru menyampaikan demonstrasi dengan komentar atau

fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan demonstrasi partisipatif dengan pebelajar.

pebelajar membuat catatan-catatan. Dalam banyak jasus, guru

Mungkin hanya sedikit atau tak ada mendemonstrasikan kegiatan tertentu atau

partisipasi pebelajar dengan pertanyaan kegiatan awal yang meminta pebelajar

atau diskusi. Ceramah-ceramah dapat melakukannya secara individual. Bagi

digunakan untuk mendesiminasi informasi kebanyakan pebelajar, demonstrasi guru ini

dalam waktu singkat, menjelaskan ide-ide dianggap sebagai contoh suatu kegitan.
Demonstrasi dapat digunkan untuk
yang sukar, mendorong pebelajar untuk
menampilakn ilustrasi atau prosedur yang
belajar menyajikan infodmasi dengan suatu
efisien, mendorong minat pebelajar dalam
cara tertentu atau menyelesaikannya untuk
suatu topik tertentu, menyiapkan contoh
kelompok khusus atau untuk menjelaskan
untuk mengajar keterampilan-keterampilan
tugas belajar. Ceramah tidak harus
khusus, dan menyiapkan perubahan-
digunakan apabila tujuan lebih apada
perubahan langkah. Untuk mencapai
pembelajaran untuk memiliki
demonstrasi yang efektif, guru harus
pengetahuan/informasi yang kompleks,
merencanakan demonstrasi dengan cermat,
abstrak atau rinci, partisipasi pebelajar di
mempraktikan demnstrasi,
sini penting.
mengembangkan suatu panduan untuk
membimbing demonstrasi, meyakinkan

136 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

bahwa setiap orang dapat melihat Memfokuskan pertanyaan digunakan untuk


demonstrasi ini, menjelaskan demonstrasi memusatkan perhatian pebelajar pada
untuk memusatkan perhatian, memberikan pelajaran atau pada materi yang
pertanyaan-pertanyaan, dan merencanakan didiskusikan. Pertanyaan ini digunakan
tindak lanjut demonstrasi. untuk menentukan apa yang telah dipelajari
f. Pertanyaan-pertanyaan dan resitasi oleh pebelajar, untuk memotivasi dan
Apabila guru menggunakan menimbulkan minat pebelajar saat mulai
pertanyaan, pertimbangkan tingkat dan selama pembelajaran atau mengecek
pertanyaan, dan penggunan pertanyaan pengertian pebelajar saat mulai dan selama
konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, pembelajaran atau mengecek pengertian
dan cara menyusun pertanyaan. Pertama, pebelajar pada akhir pembelajaran.
pertanyaan-pertanyaan dapat Pertanyaan penuntun menggunakan
dikembangkan untuk tiap tingkat domain petunjuk dan isyarat untuk membantu
kognitif (pengetahuan, pemahaman, pebelajar dalam membetulkan jawaban.
aplikasi, sintesis, dan evaluasi). Tiga Pebelajar mungkin tidak menjawab
tingkat pertama mempertimbangkan pertanyaan secara lengkap. Dalam kasus
penguasaan pertanyaan tingkat rendah ini, guru mungkin tetap pada pebelajar
karena terutama menekankan pada ingatan yang sama untuk menanyakan satu atau
dan penggunaan informasi sedang. Tiga beberapa pertanyaan menggali yang
tingkat di atasnya, domain kognitif yang diharapkan dapat mengklarifikasi dan
memerlukan pertanyaan tingkat tinggi (di membimbing pebelajar untuk menjawab
atas ingatan), menggunakan cara berpikir dengan lebih lengkap. Misalnya, apa yang
yang abstrak dan kompleks. kamu maksud dengan kata itu? Atau
Kedua, ada dua jenis jawaban yang dapatkah kamu menjelaskan dengan lebih
dkemukakan. Pertanyaan-pertanyaan lengkap? Apa alasanmu?
konvergen cenderung memiliki satu Keempat, tanpa memperhatikan jenis
jawaban yang benar atau paling baik. pertanyaan yang ditanyakan, susunlah
Pertanyaan divergen sering merupakan pertanyaan. Tiga langkah untuk menyusun
pertanyaan yang terbuka dan biasanya pertanyaan, yaitu:
memiliki banyak jawaban yang sesuai. 1) Ajukan pertanyaan,
2) Beri waktu beberapa saat,
Ketiga, menentukan jenis pertanyaan
3) Sebut nama pebelajar yang akan diberi
yang tepat pada situasi yang ada. pertanyaan.

137 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

g. Resitasi Praktik dan drill termasuk ulangan


Resitasi termasuk pertanyaan guru yang diharapkan membantu pebelajar
secara lisan tentang materi yang telah memahami informasi dengan lebih baik.
dipelajari. Guru mungkin memakai resitasi Hal ini berguna dalam pengembangan
sebagai suatu cara untuk mendiagnosis kecepatan dan keakuratan dalam mengingat
kemajuan pebelajar. Pola interaksi khusus, fakta, generalisasi, dan konsep. Misalnya,
yaitu pertanyaan guru, pebelajar belajar informasi tertentu seperti hari atau
menjawab, kemudian reaksi guru. peristiwa sejarah, simbol-simbol kimia atau
Pertanyaan yang sering diajukan guru, terjemahan bahasa asing.
yaitu apa, siapa, di mana, dan kapan. Guru i. Review
biasanya bertanya tentang “informasi yang Review merupakan kesempatan
diketahui” pebelajar selama resitasi. Jadi, pebelajar melihat suatu topik pada waktu
guru member pertanyaan untuk yang lain. Review berbeda dengan praktik
mengetahui apakah pebelajar mengetahui dan latihan. Review tidak memerlukan
jawaban tersebut, bukan untuk teknik latihan. Review dapat berbentuk:
memperoleh informasi. 1) Rangkuman pada akhir pelajaran atau
unit atau pada akhir suatu bab,
h. Praktik dan Latihan (drill)
2) Kuis,
Praktik termasuk memeriksa materi 3) Garis besar,
yang telah dipelajari. Praktik diharapkan 4) Diskusi, dan
5) Tanya jawab atau strategi lain.
untuk konsolidasi, klarifikasi, dan
menekankan pada materi yang telah Review sehari-hari pada awal
dipelajari. Kegiatan praktik telah bermakna pembelajaran membantu guru menentukan
apabila waktunya longgar (tak hanya satu apakah pebelajar memerlukan pengetahuan
hari setelah tes). Dril, termasuk prasyarat atau keterampilan tertentu untuk
pengulangan informasi pada topik tertentu suatu pembelajaran, atau untuk mengetahui
sampai benar-benar dicamkan dalam apakah pebelajar telah menguasai materi
pikiran pebelajar. Drill ini digunakan untuk yang telah dipelajari. Review mingguan
pembelajaran yang diharapkan menjadi dan bulanan membantu guru mengecek
kebisaaan atau ditetapkan dalam jangka pemahaman pebelajar, menyakinkan bahwa
waktu panjang. keterampilan awal yang diperlukan

138 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

dikuasai dengan baik, juga untuk pebelajar memiliki dasar pengetahuan yang
mengecek langkah guru. cukup sebagai bekal diskusi. Diskusi tak
dapat berjalan kalau pebelajar tidak banyak
j. Diskusi Kelas secara Keseluruhan
Diskusi kelas secara keseluruhan mengetahui tentang topik yang dibicarakan.

(satu kelas sebagai satu kelompok) pada Kadang-kadang diskusi digunakan sebelum

umumnya kurang eksplisit dan lebih pembelajaran sebagai suatu cara untuk

berpusat pada guru dari pada strategi- membangkitkan minat pebelajar, tetapi

strategi pembelajaran yang diuraikan di informasi itu harus disajikan dalam waktu

atas. Strategi ini mungkin berupa petunjuk yang cukup.

guru atau bimbingan kepada kelas diatur Jika digunakan secara tepat, diskusi

dengan rentangan dari formal ke informal, dapat mendorong pebelajar berpikir kritis

dengan guru memiliki peran dari dominan dan meningkatkan kemampuan pebelajar

ke tidak dominan. Diskusi merupakan yang berprestasi rata-rata maupun yang

suatu percakapan dengan beberapa orangn kurang untuk berpartisipasi dalam proses

dengan satu tujuan tertentu. Diskusi kelas belajar. Apabila diskusi dilakukan dengan

ini memerlukan banyak keterampilan- cara yang kurang tepat, maka akan

keterampilan dan praktik. Apabila guru berakibat respons yang rendah sehingga

menyelenggarakan diskusi keseluruhan diskusi membosankan dan tidak

kelas, guru harus dapat memusatkan secara mendorong pebelajar berpikir.

jelas arah diskusi tersebut. Apabila Diskusi dapat digunakan untuk tujuan

penyimpangan, arahkan pada jalurnya, kognitif maupun afektif. Pada domain

dengan memusatkan secara cermat semua kognitif, diskusi dapat meningkatkan

sudut pandang yang dikemukakan. Diskusi pebelajar untuk menganalisis ide-ide dan

ini kadang tersesat apabila kelas fakta-fakta dari suatu pelajaran dan

menyimpang dari tujuan utama diskusi. mengkaji hubungan antar materi yang

Jadi, guru perlu merencanakan pertanyaan- diajarkan. Pada domain afektif, diskusi

pertanyaan kunci untuk diskusi sehingga dapat meningkatkan kemampuan pebelajar

lebih mungkin untuk tetap berpusat pada untuk menguji pendapatnya, berinteraksi

tujuan. dengan teman dan mengevaluasi ide-ide

Sebelum memulai diskusi kelas teman lain, serta mengembangkan

secara keseluruhan, yakinkan bahwa keterampilan mendengarkan dengan baik.


Apapun tujuannya diskusi harus

139 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

direncanakan dengan baik dan pertanyaan mempelajari semua isu sekitar topic
kunci dinyatakan pada awal pembelajaran. yang didiskusikan dan diskusi akan
Berikut ini petunjuk untuk mempersiapkan cenderung menyimpang.
dan mengimplementasikan diskusi yang 4) Orientasikan pebelajar pada tujuan
diskusi
efektif:
1) Tetapkan tujuan diskusi Jelaskan tujuan diskusi kepada
Tujuan diskusi akan menentukan pebelajar sebagai panduan dan berilaah
struktur diskusi. Apabila tujuan ide-ide tentang apa yang diharapkan
terfokus pada pengembangan kognitif muncul selama diskusi.
maka pertanyaan diarahkan pada 5) Siapkan lingkungan kelas yang
mendukung
konsep-konsep dan ide-ide yang sesuai.
Apabila diskusi difokuskan pada Pada suatu saat guru perlu memberikan

domain afektif maka pertanyaan sumbangan informasi pada diskusi. Hal

diarahkan pada nilai-nilai dan ini dilakukan agar diskusi tetap terpusat

pengalaman-pengalaman pribadi. pada tujuan.


6) Siapkan informasi yang tepat apabila
2) Pertimbangkan pengalaman dan diperlukanreviu dan rangkumlah
perkembangan pebelajar.
Pendapat-pendapat dan fakta-fakta ke
Pebelajar yang belum berpengalaman, dalam suatu hubungan yang bermakna.
perlu pengarahan dari guru selama Pada suatu saat nyatakan kembali tema
berdiskusi. Pengarahan dan pertanyaan utama yang muncul dari diskusi dalam
mungkin lebih eksplisit dan berdiskusi rangka menstrukturkan pelajaran,
dalam waktu yang tidak terlampau kegiatan ini akan mengajak pebelajar
lama. Apabila pembelajar telah lebih melihat bagaimana ide-ide itu saling
berpengalaman dalam diskusi, berkaitan.
diharapkan lebih banyak mengarahkan 7) Gunakan humor
diri sendiri. Terkadang diskusi menimbulkan
ketegangan di kelas. Tergantung pada
3) Mempelajari isu
topik diskusi, mungki pebelajar tidak
Kenali dengan baik isu-isu dan materi-
setuju dengan pendapat-pendapat kelas
materi yang didiskusikan selama
atau mungkin ada pertentangan-
pembelajaran. Guru sering kurang
pertentangan antarteman. Dalam hal
mempersiapkan diri dalam hal ini

140 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

ini, guru dapat mengurangi ketegangan dipergakan guru dan melatih siswa
dengan humor. menggunakan lembaran observasi.
k. Strategi Pembelajaran Modeling Fase Retensi: diisi dengan kegiatan guru
Strategi modeling adalah strategi
menjelaskan struktur langkah-langkah
yang dikembangkan berdasarkan prinsip
kegiatan yang telah diamati oleh peseta
bahwa seseorang dapat belajar melalui
didik, untuk menunjukan langkah-langkah
pengamatan perilaku orang lain. Strategi
tertentu yang telah disajikan.
berlandaskan teori pemodelan tingkah laku
Fase Produksi: pada fase ini peserta didik
menurut Arends (Kardi dan Nur (2000:
ditugasi untuk menyiapkan langkah-
11). Ada dua alasan yang mendasari
langkah kegiatannya sendiri sesuai dengan
mengapa diterapkan strategi ini dalam
langkah-langkah yang telah dicontohkan,
pengajaran langsung. Alasan pertama
hanya dari sudut yang berbeda.
adalah untuk mengubah prilaku baru
Selanjutnya, hasil kegiatan disajikan dalam
peserta didik melalui pengamatan model
bentuk diskusi kelas yang dilakukan secara
pembelajaran yang dilatikan adalah perlu.
bergiliran. Guru dan perta didik akan
Alasan kedua adalah untuk mendorong
memberikan refleksi pada saat diskusi
perilaku peserta didik tentang apa yang
sesudah KBM berlangsung. Hal ini
dipelajari, memperkuat atau memperlemah
dilakukan bergantian terhadap kelompok
hambatan.
lain.
Langkah-langkah menurut Badura terdiri
dari fase atensi, retensi, produksi, dan Fase Motivasi: berupa presentasi hasil
motivasi yang dalam pelatihannya kegiatan dan kegiatan diskusi. Pada saat
dilakukan sebagai berikut: diskusi kelompok lain diberikan
Fase Atensi: (1) guru memberi contoh kesempatan untuk menyampaikan hasil
kegiatan di depan siswa dan peserta didik pengamatannya.
melakukan observasi terhadap kegiatan Pada dasarnya strategi pembelajaran
yang dicontohkan guru menggunakan bahasa dapat diuraikan dengan mengacu
lembar observasi yang sudah disediakan. kepada keterampilan berbahasa yang
(2) Setelah itu guru dan siswa dituju. Oleh sebab itu, berbagai strategi
mendiskusikan hasil pengamatan untuk berikut dijelaskan dengan
mencari kekurangan dan kesulitan siswa mempertimbangkan empat keterampilan
dalam mengamati kegiatan yang

141 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

berbahasa yakni mendengarkan, membaca, pelaksanaan strategi pembelajaran


berbicara, dan menulis. mendengarkan yang disarankan oleh Rost
(1991) berikut tidak tertutup kemungkinan
Keterampilan Mendengarkan
melibatkan kegiatan-kegiatan dalam ruang
Jika melihat kebutuhan masyarakat
lingkup keterampilan berbicara dan
masa kini, yang mengalami globalisasi di
menulis seperti.
berbagai sendi kehidupannya,
1) Demonstrasi
pembelajaran bahasa harus diubah. Seperti 2) Cerita Pribadi
telah dikemukakan bahwa sejak 1994, 3) Wawancara
4) Bertelepon .
kurikulum sekolah dasar dan menengah 5) Bagan Cerita (Story Maps)
telah disusun berdasarkan kompetensi. 6) Survei Kelompok
7) Pidato Singkat
Oleh sebab itu, kurikulum pembelajaran
bahasa berbasis pada kompetensi, yaitu Keterampilan Membaca

keempat keterampilan bahasa Dalam kegiatan membaca, selain

(mendengarkan, membaca, berbicara, dan mendapatkan informasi faktual dan

menulis), bukan lagi pada tata bahasa dan inferensial yang ingin diperoleh butir lain

ilmu bahasa. Masalah pokok dalam yang tidak kalah pentingnya adalah

pembelajaran bahasa adalah kebutuhan merangkum atau meringkas wacana yang

peserta didik untuk memahami dan dibaca. Dalam kompetensi dasar membaca

mengungkapkan diri. Itulah sebabnya, meringkas atau merangkum dapat dijumpai

anak-anak yang belajar bahasa di rumah dalam kurikulum 2004 untuk SD ataupun

dan di jalan lebih berhasil daripada di SMP. Oleh karena itu, seorang guru perlu

kelas. Dengan demikian, sangat penting melatih bagaimana menuangkan ide dalam

bagi para guru bahasa untuk mengubah tulisan. Hal itu dapat ditempuh melalui

cara berpikirnya sehingga mampu pemetaan pikiran. Ada tujuh langkah

melakukan pembelajaran berbasis strategi dalam pemetaan pikiran yang

kompetensi dan menyusun bahan ajar yang dikemukakan oleh Hernowo (2003:23-25),

sesuai. yaitu sebagai berikut:

Dalam pembelajaran bahasa terdapat 1. Pusat masalah atau ide utama yang
akan dipetakan diletakkan di tengah
beberapa model strategi pembelajaran yang halaman.
mengacu pada keterampilan 2. Ide utama terdiri atas gagasan-gagasan
dinyatakan dengan menggunakan kata-
mendengarkan. Akan tetapi, dalam kata kunci.

142 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

3. Gagasan-gagasan berupa kata-kata siswa harus mendapat giliran berbicara


kunci itu dihubungkan ke ide utama dan lainnya menyimak cerita temannya.
yang berada di tengah dengan garis- Masing-masing siswa mendapat giliran
garis. berbicara sebanyak 2 kali.
4. Apabila gagasan-gagasan tersebut 4. Wakil dari masing-masing kelompok
memiliki sub-subgagasan diletakkan mengutarakan cerita di depan kelas.
berdekatan dengan gagasan yang 5. Guru dan siswa mendiskusikan cerita
berkaitan dengan menggunakan spidol yang didengar dan mendiskusikan
atau pensil berwarna yang sama untuk bahasa yang digunakan dalam
menunjukkan hubungan. menyampaikan cerita.
5. Setiap gagasan dikembangkan secara
teratur. Keterampilan Menulis
Kegiatan menulis dinilai sebagai
Keterampilan Berbicara
kegiatan yang lebih sulit dibandingkan
Dalam pembelajaran keterampilan
dengan kegiatan berbahasa lainnya. Hedge
berbicara banyak alternatif yang dapat
(1992:3) menyatakan bahwa dalam
dipergunakan seperti penggunaan media
kegiatan menulis dituntut kemampuan
gambar. Cara lain dapat pula
kognitif yang tinggi, pengetahuan yang
dipergunakan, seperti pemberian skema.
luas, dan kepekaan menulis. Oleh sebab itu,
Skema dimaksudkan adalah pokok-pokok
walaupun seseorang telah terampil
yang akan dibicarakan itu diskemakan atau
berbahasa misalnya berbicara belum tentu
dipetakan, seperti yang diterangkan dalam
ia dapat menulis.
prinsip penggunaan pemetaan konsep
Walaupun kegiatan menulis
dalam pembelajaran membaca. Cara lain
merupakan kegiatan yang sulit dan tidak
yang dapat dipergunakan guru adalah
banyak orang yang menguasainya, disadari
dengan menggunakan sebuah strategi yang
bahwa menulis itu sendiri sangatlah
disebut dengan “lihat dan katakan” (Bailey
penting. “Melalui kegiatan menulis,
dan Savage, 1994: 124-125).
seseorang dapat mengutarakan idenya,
Langkah-langkah strategi lihat dan
perasaannya, dan mempengaruhi serta
ucap yang dapat dilakukan melalui cara
meyakinkan orang lain” (White dan Arndt,
sebagai berikut:
1994: 3).
1. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Berikut adalah sejumlah strategi
2. Guru membagikan cerita singkat yang
alternatif yang ditawarkan Hudge (1992).
dapat dibaca dalam waktu paling lama
5 menit. White dan V.Arudt (1994) dan Byme
3. Siswa mengutarakan cerita di dalam (1998) yang dapat digunakan oleh guru:
kelompok secara bergantian. Semua

143 
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014 

1) Mengisi gelombang-gelombang ujaran 4 jenis: kognitif, meta-kognitif, efektif, dan


2) Membuat salinan jalinan
sosial. Strategi kognitif berhubungan
3) Membuat daftar
4) Menyusun informasi dengan daya pikir pembelajar dalam
5) Menulis cacatan
emngolah bahan belajar mengajar. Strategi
6) Menulis laporan buku
7) Menulis pesan meta-kognitif berhubungan dengan taktik
8) Pesan dikartu ultah
atau cara pembelajar untuk menghadapi
9) Kerja proyek
10) Menulis kreatif dan mengelola bahan belajar mengjar.
11) Write from start
Strategi efektif berhubungan dengan sikap
12) Menulis laporan suatu peristiwa, dll
dan perasaan pembelajar dalam
Akhirnya guru dan peserta didik menghadapi proses belajar pembelajar.
akan menyimpulkan hasil kegiatan serta Strategi sosial berhubungan dengan
overview untuk memberikan justifikasi kerjasama pembelajar dengan sejawatnya
hasil kegiatan yang telah dilakukan. dalam mencapai tujuan belajar.
Pengelompokkan ini tampaknya lebih
sederhana namun lebih jelas batasan-
Kesimpulan
batasannya.
Strategi adalah pola kegiatan
Sedangkan menurut Oxford memiliki
pembelajaran yang dipilih dan digunakan
pikiran-pikiran dasar yang sama seperti
guru secara kontekstual, sesuai dengan
beberapa peneliti lain, Oxford pertama-
karakteristik siswa, kondisi sekolah,
tama membagi strategi belajar menjadi dua
lingkungan sekitar serta tujuan khusus
bagian besar: langsung dan tidak langsung.
pembelajaran yang adalah perlu adanya
Starategi langsung kemudian dirinci lebih
kaitan antara strategi pembelajaran dengan
lanjut menjadi tiga jenis; memori, kognitif,
tujuan pembelajaran, agar diperoleh
dan kompensasi. Strategi tidak langsung
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dibagi menjadi tiga: meta-cognitif, efektif,
yang efektif dan efisien. Strategy
dan social. Masing-masing strategi
pembelajaran terdiri dari metode dan
memiliki jenis-jenis kegiatan sendiri.
teknik (prosedur) yang akan menjamin
Menurut Burdo & Byrd
bahwa siswaakan betul-betul mencapai
mengemukakan beberapa strategi yang
tujuan pembelajaran.
dapat dipilih guru dalam pembelajaran,
Banyak peneliti yang
yaitu strategi Deduktif-Induktif dan strategi
mengelompokkan strategi belajar menjadi
Ekspositori langsung dan belajar tuntas.

144 
Idham: Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

Daftar Kepustakaan and the Researcher. Available at


http://publish.uwo.ca/~gardner/
A.A. Istri Ngurah Marhaeni. (2003).
"Meta-Analisis Pengaruh Strategi http://belajarconversationbahasainggris.wor
Pembelajaran terhadap Kemampuan dpress.com/2012/12/11/strategi-
Berbahasa Inggris". Jurnal pembelajaran-bahasa-inggris/
Pendidikan dan Pengajaran Kulik, C. C., Kulik, J.A. & Bangert-
Undiksha Singaraja. No. 4 Th. Drowns, R.L. (1990). ‘Effectiveness
XXXVI, Oktober. of Mastery learning Programs: A
-------. (2005). Upaya Meningkatkan Meta-Analisis’. Review of
Kualitas Pembelajaran Bahasa Educational Research. Vol. 60, No.
Inggris. Singaraja: Universitas 2, Summer, pp. 265-299.
Pendidikan Ganesha. Lado, R. (1985). Memory Span as a Factor
Alwi Z. (1999). "Peningkatan mutu in Second Language Learning, dalam
pembelajaran bahasa Indonesia IRAL 3:23-129.
dengan pendekatan integratif". Nunan, D. (1990). Designing Tasks for
Dalam Prosiding Seminar Hasil-hasil Communicative Classroom.
Penelitian: Peran Ilmu Pengetahuan Cambridge: Cambridge University
dan Teknologi Dalam Menciptakan Press.
Masyarakat yang Maju dan Mandiri.
Inderalaya: Lembaga Penelitian Oxford, R. L. (1990). Language Learning
Universitas Sriwijaya. Strategies: What Every Teacher
Should Know. Boston: Heinle and
Bailey, K. M., & Lance, S. (1994). New
Heinle Publishers.
Ways in Teaching Speaking.
Bloomington, IN: Pantagraph O‟Malley, J. M., & A. Chamot. (1990).
Printing. Learning Strategies in Second
Language Acquisition. Cambridge:
C.D. Diem, D. Ihsan & S. Indrawati. Cambridge University Press.
(2003). "Pengembangan Model
Program Membaca untuk Stern, H.H. (1983). Fundamental Concepts
Meningkatkan Kemampuan Of Language Teaching. 7th
Membaca dan Keterampilan Belajar". Impression. Oxford: Oxford
Linguistic Indonesia: Jurnal Ilmiah, University Press.
21(2), 203-227. Wina Sanjaya. (2006). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Gardner, R.C. (2001). Language Learning Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Motivation, the Student, the Teacher, Media Group.

145 

Anda mungkin juga menyukai