Anda di halaman 1dari 12

INSTRUMEN AUDIT

NAMA UNIT YANG DIAUDIT : Gudang Obat Puskesmas Cikancung


AUDITOR : 1. Firda Siti N, AMKL.
2. Susan Marina, Amd. Keb.
WAKTU PELAKSANAAN : 17 September 2018

No Kriteria Daftar Observasi Telusur Fakta Temuan Audit Rekomendasi Audit


Audit Pertanyaan dokumen Lapangan
1 SOP Petugas pengelola obat menerima obat
Penyimpanan dari Gudang Farmasi Dinkes Kab. Bdg
Obat atau dari BLUD dengan memeriksa
keadaan obat yang diterima (kesesuaian
jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta
kondisi fisik obat).
2 Petugas menyusun obat ke dalam rak
obat secara alfabetis atau disesuaikan
dengan keadaan gudang untuk setiap
sediaan.
3 Petugas mengendalikan sirkulasi obat
mengikuti sistem FIFO dan FEFO.
Penyimpanan obat pada kondisi khusus:
a. Obat yang disimpan di ruangan harus
dikelola dengan baik untuk menjamin
tidak ada kerusakan, kekosongan,
kadaluarsa dan kehilangan.
b. Obat narkotika dan psikotropika Lemari obat sudah ada Pengajuan perluasan ruangan
disimpan di lemari obat yang terkunci tetapi tidak bisa dimasukkan
dan dikelola oleh seseorang yang ke ruangan karena sempit
ditunjuk sebagai penanggung jawab.
c. Obat disusun secara alfabetis.
d. Penyimpanan obat harus dilakukan
pada tempat kering dan terhindar dari
sinar matahari langsung.
e. Jika Puskesmas belum memiliki Ruang penyimpanan obat Pengajuan drug refrigerator
tempat penyimpanan khusus/lemari tidak memiliki drug atau lemari pendingin yang
obat dengan suhu terkontrol/drug refrigerator, obat khusus di dilengkapi pengatur suhu.
refrigerator, obat dapat disimpan pada titip di lemari pendingin
lemari pendingin yang dilengkapi PONED.
pengatur suhu.
f. Petugas mengontrol suhu Tidak ada form monitoring Pembuatan form monitoring
penyimpanan minimal 2x/hari (pagi suhu suhu
dan sore).
g. Lemari penyimpanan harus dalam Tidak ada lemari Pengajuan lemari
keadaan tertutup untuk menjaga penyimpanan dengan penyimpanan dengan
stabilitas suhu yang diinginkan. pengatur suhu pengatur suhu
h. Sebelum menyimpan obat, petugas
harus membaca dengan teliti
rekomendasi pabrikan yang tertera
pada etiket, leaflet atau sumber
informasi lain tentang prosedur/tata
cara penyimpanan obat.
4 Petugas mencatat semua obat ke dalam
Buku Penerimaan Obat dan Buku
Pengeluaran Obat.
5 Petugas mencatat semua obat yang
diterima dan dikeluarkan kedalam kartu
stok obat sebagai Kartu Kendali
Persediaan.
6 Petugas membuat laporan persediaan
obat melalui LPLPO setiap bulan.
No Kriteria Daftar Observasi Telusur Fakta Temuan Audit Rekomendasi Audit
Audit Pertanyaan dokumen Lapangan
1 Permenkes RI Ruang penyimpanan obat harus Ventilasi ruangan kurang Pengajuan pembangunan
No. 74 Tahun memperhatikan kondisi sanitasi, baik ruangan yang memperhatikan
2016 tentang kelembaban, ventilasi dan pemisahan kondisi sanitasi, kelembaban
Standar untuk menjamin mutu produk serta dan ventilasi yang baik
Pelayanan keamanan petugas
Kefarmasian
di Puskesmas
2 Ruangan memungkinkan masuknya Tidak ada lampu Pengajuan pemasangan
cahaya yang cukup lampu di ruangan
penyimpanan obat
3 Ruangan penyimpanan perlu dilengkapi - Tidak ada AC, lemari - Pengajuan AC, lemari
dengan rak/lemari obat, Pallet, pendingin pendingin, pengukur pendingin, pengukur suhu
ruangan (AC), lemari pendingin, lemari suhu dan kartu suhu dan kartu suhu
penyimpanan khusus narkotika dan - Lemari khusus - Pengajuan perluasan
psikotropika, lemari penyimpanan obat penyimpanan narkotika ruangan
khusus, pengukur suhu dan kartu suhu, dan psikotropika sudah
ada tetapi tidak bisa
disimpan di ruangan
karena sempit
DAFTAR TILIK

PENYIMPANAN OBAT

N URAIAN KEGIATAN YA TIDA KET


O K
1 Petugas pengelola obat menerima obat dari Gudang Farmasi √
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung atau dari BLUD
dengan memeriksa keadaan obat yang diterima (kesesuaian
jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik obat).
2 Petugas menyusun obat ke dalam rak obat secara alfabetis √
atau disesuaikan dengan keadaan gudang untuk setiap
sediaan.
3 Petugas mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem
FIFO dan FEFO.
Penyimpanan obat pada kondisi khusus:
a. Obat yang disimpan di ruangan harus dikelola dengan √
baik untuk menjamin tidak ada kerusakan, kekosongan,
kadaluarsa dan kehilangan.
b. Obat narkotika dan psikotropika disimpan di lemari obat

yang terkunci dan dikelola oleh seseorang yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab.
c. Obat disusun secara alfabetis.
d. Penyimpanan obat harus dilakukan pada tempat kering √
dan terhindar dari sinar matahari langsung. √
e. Jika Puskesmas belum memiliki tempat penyimpanan
khusus/lemari obat dengan suhu terkontrol/drug
refrigerator, obat dapat disimpan pada lemari pendingin

yang dilengkapi pengatur suhu.
f. Petugas mengontrol suhu penyimpanan minimal 2x/hari
(pagi dan sore).
g. Lemari penyimpanan harus dalam keadaan tertutup untuk √
menjaga stabilitas suhu yang diinginkan.
h. Sebelum menyimpan obat, petugas harus membaca

dengan teliti rekomendasi pabrikan yang tertera pada
etiket, leaflet atau sumber informasi lain tentang

prosedur/tata cara penyimpanan obat.
4 Petugas mencatat semua obat ke dalam Buku Penerimaan √
Obat dan Buku Pengeluaran Obat Puskesmas.
5 Petugas mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan √
kedalam kartu stok obat sebagai Kartu Kendali Persediaan.
6 Petugas membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO √
setiap bulan.

CR : 9/13 x 100 % = 69,23 %

Cikancung, 17 September 2018

Pelaksana / Auditor

1. Firda Siti N, AMKL.

2. Susan Marina, Amd. Keb


DAFTAR TILIK

PERMENKES RI NO. 74 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKLESMAS

N URAIAN KEGIATAN YA TIDA KET


O K
1 Ruang penyimpanan obat harus memperhatikan kondisi √
sanitasi, kelembaban, ventilasi dan pemisahan untuk
menjamin mutu produk serta keamanan petugas
2 Ruangan memungkinkan masuknya cahaya yang cukup √
3 Ruangan penyimpanan perlu dilengkapi dengan rak/lemari √
obat, Pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,
lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika,
lemari penyimpanan obat khusus, pengukur suhu dan kartu
suhu,

CR : 0/3 x 100 % = 0 %

Cikancung, 17 September 2018

Pelaksana / Auditor

1. Firda Siti N, AMKL.

2. Susan Marina, Amd. Keb


TEMUAN AUDIT DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Proses Analisis kesesuaian ruangan - UNIT : UKP
- LINGKUP : Ruangan
penyimpanan obat di Puskesmas
Penyimpanan Obat
Cikancung dengan SOP
Penyimpanan Obat dan
Permenkes RI No. 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
Kriteria Audit 1. SOP Penyimpanan obat
2. Permenkes RI No. 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
Bagian 1: Rincian Ketidaksesuaian
Uraian Ketidaksesuaian Bukti-bukti obyektif Metode Audit
Ruangan penyimpanan 1. Ventilasi kurang baik Observasi
2. Ruangan gelap
obat tidak memenuhi
3. Lemari penyimpanan khusus
standar
narkotika dan psikotropika
sudah ada tetapi tidak bisa
disimpan di ruangan
penyimpanan obat karena
sempit
4. Tidak ada AC, lemari
pendingin, pengukur suhu dan
kartu suhu
Bagian 2: Rencana tindak lanjut dari analisis akar permasalahan, tindakan koreksi dan
perbaikan dengan waktu penyelesaian
Analisis akar permasalahan:
TIDAK ADA
LAMPU

SANITASI,
TIDAK ADA KELEMBABAN, RUANGAN
AC VENTILASI TIDAK GELAP
BAIK

GUDANG OBAT
BELUM SESUAI
STANDAR

LEMARI KHUSUS NARKOTIKA DAN


TIDAK ADA
PSIKOTROPIKA TIDAK MASUK DI
LEMARI PENDINGIN,
GUDANG OBAT
PENGUKUR SUHU DAN
KARTU SUHU

RUANGAN SEMPIT
Tindakan perbaikan dan waktu penyelesaian:
1. Pengajuan perluasan ruangan penyimpanan obat. Ruangan harus memperhatikan kondisi
sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi dan pencahayaan yang baik (jangka waktu
belum ditentukan)
2. Pengajuan pemasangan lampu (1 minggu)
3. Pengajuan perluasan ruangan (jangka waktu belum ditentukan)
4. Pengajuan AC, lemari pendingin, pengukur suhu dan kartu suhu (jangka waktu belum
ditentukan)
Tindakan pencegahan:
Monitoring secara berkala
Unit kerja: Auditor : Auditee :
UKP 1. Firda Siti N, AMKL. 1. Husni Ahmad Khusaeri,
2. Susan Marina, Amd. Keb. S.Si., Apt
2. Ade Fitra, S.Farm.
Tanggal : 17 September 2018
Bagian 3: Verifikasi auditor tentang rencana kegiatan
Audit verifikasi dilakukan pada tanggal yang belum ditentukan
LAPORAN AUDIT INTERNAL

I. LATAR BELAKANG AUDIT

Monitoring dan penilaian kinerja puskesmas dilakukan sebagai wujud akuntabilitas


puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai mekanisme
monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik melalui supervisi, laporan capaian
kinerja, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja
semester, dan penilaian kinerja tahunan.

Audit internal merupakan salah satu mekanisme untuk menilai kinerja puskesmas
yang dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas berdasarkan
standar/criteria/target yang ditetapkan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan


pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Harapan pasien saat berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah mendapatkan


pelayanan sebaik-baiknya dengan waktu yang singkat, sehingga pasien merasa dilayani
dengan baik. Ketika pasien pasien masuk ke sebuah pelayanan kesehatan maka pasien
telah mempunyai harapan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan,
pasien mengharapkan lama pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan waktu yang
singkat namun tetap memberikan kepuasan dalam diri pasien.

Salah satu bagian yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan
adalah pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan


yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai serta kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Salah satu sarana yang memegang peranan
penting adalah ruangan penyimpanan obat.

II. TUJUAN AUDIT


Menganalisis kesesuaian ruangan penyimpanan obat di Puskesmas Cikancung
dengan SOP Penyimpanan Obat dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
III. LINGKUP AUDIT
Unit : UKP
Lingkup : Ruangan Penyimpanan Obat

IV. OBJEK AUDIT


Ruangan penyimpanan obat Puskesmas Cikancung

V. STANDAR/KRITERIA
1. SOP Penyimpanan Obat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

VI. AUDITOR
1. Firda Siti N, AMKL.
2. Susan Marina, Amd. Keb

VII. PROSES AUDIT

Pertemuan tim Audit Internal


membahas kesesuaian ruang Membuat surat pemberitahuan
penyimpanan obat dengan SOP pelaksanaan Audit Internal di
dan Permenkes RI No. 74 tahun Ruangan Penyimpanan Obat
2016

Verifikasi kepada Melaksanakan Audit


Memberikan surat
Auditee (petugas ruangan penyimpanan
pemberitahuan kepada
pengelola obat) tentang obat dengan metode
petugas pengelola obat
temuan Audit observasi

Mendiskusikan penyelesaian Membuat laporan berdasarkan


perbaikan masalah hasil temuan hasil kesepakatan antara Aditor
Audit dengan petugas pengelola dengan Auditee
obat

Menyerahkan laporan hasil Audit


Internal kepada Ketua tim Mutu,
Ketua Pokja UKP dan Kepala
Puskesmas

VIII. Hasil dan Analisis Hasil Audit


Hasil temuan Audit tentang analisis kesesuaian ruangan penyimpanan obat di
Puskesmas Cikancung adalah ruangan penyimpanan obat di Puskesmas Cikancung
belum sesuai dengan standar SOP Penyimpanan obat dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
Setelah di analisis dengan melakukan verifikasi pada petugas pengelola obat
penyebabnya yaitu ruangan penyimpanan obat di Puskesmas Cikancung sempit
sehingga tidak memungkinkan menyimpan lemari Obat Khusus Narkotika dan
Psikotropika di dalam ruangan, ventilasi kurang baik, pencahayaan minim (tidak ada
lampu), tidak memiliki pendingin ruangan/AC, tidak memiliki lemari pendingin, tidak
ada pengukur suhu dan kartu suhu.

IX. Rekomendasi Hasil Temuan Audit dan Batas Waktu Penyelesaian Masalah
Rekomendasi perbaikan dari hasil temuan audit adalah :
1. Pemasangan lampu di ruang penyimpanan obat.
2. Pengajuan perluasaan ruangan penyimpanan obat yang memperhatikan kondisi
sanitasi, kelembaban dan ventilasi yang baik.
3. Pengajuan pendingin ruangan/AC, lemari pendingin, pengukur suhu dan kartu suhu.
Waktu penyelesaian masalah yang sudah disepakati antara auditor dengan auditee
adalah:
1. Jangka pendek : 1 minggu untuk pemasangan lampu
2. Jangka panjang : Menunggu rehab besar gedung Puskesmas Cikancung untuk
perluasan ruangan

LAPORAN AUDIT INTERNAL


UPAYA KESEHATAN PERORANGAN GUDANG OBAT
PUSKESMAS CIKANCUNG
2018
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIKANCUNG
Jln. Raya Cikancung Desa Mandalasari Telp. 022 87790646 Kode Pos 40396

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai