Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL PUSKESMAS

INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN, PENGGUNAAN,


PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

I. LATAR BELAKANG
UPTD Puskesmas Bari sebagai sebuah kesatuan organisasi fungsional dan juga
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama membutuhkan
sebuah sistem manjemen mutu yang baik guna terus menjaga dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Sistem manajemen mutu pun dapat membantu
mewujudkan salah satu misi UPTD Puskesmas Bari yakni, meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayanan yang profesional melalui
peningkatan sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan mewujudkan misi tersebut
UPTD Puskesmas Bari berupaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang aman bagi pelanggan dan tenaga kesehatan. Namun, identifikasi serta
pengendalian bahan dan limbah berbahaya di UPTD Puskesmas Bari masih belum
berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku. Maka dari itu laporan
audit internal inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian
dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya diharapkan dapat membantu
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan bahan
dan limbah berbahaya di UPTD Puskesmas Bari. Sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan sekaligus sebagai pemenuhan persyaratan prasarana
Puskesmas seperti yang termuat di Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 mengenai Pusat Kesehatan Masyarakat.

II. TUJUAN AUDIT


Melakukan penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan inventarisasi,
pengelolaan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian dan pembuangan bahan
dan limbah berbahaya dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku.

III. LINGKUP AUDIT


Pelaksanaan kegiatan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian, dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya.
IV. OBJEK AUDIT
1. Proses pelaksanaan kegiatan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan berbahaya.
2. Proses pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya.

V. STANDAR/KRITERIA YANG DIGUNAKAN


1. SK dan SOP inventarisasi pengelolaan, penyimpanan, penggunaan bahan
berbahaya
2. SK dan SOP pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya

VI. AUDITOR
Tim Audit Puskesmas Bari:
1. Ibu Yuliana Lias
2. drg. Tesa Yanuar Renjani
3. dr. Natanael Parningotan Agung

VII. PROSES AUDIT


Audit dilaksanakan di UPTD Puskesmas Bari dari tanggal 3 hingga 5 September
2018. Pada hari pertama dan kedua dilakukan observasi kegiatan di semua ruangan
dengan bahan dan atau limbah berbahaya didalamnya. Pada hari ketiga dilakukan
wawancara dengan pengelola kegiatan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan,
penggunaan, pengendalian, dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya.

VIII. HASIL DAN ANALISIS HASIL AUDIT


A. Temuan audit :
1. Inventarisasi bahan-bahan yang berbahaya belum dilakukan pada setiap
ruangan yang ada. Ketidaktelitian pengelola menyebabkan masih ada bahan
berbahaya di ruangan bersalin, ruangan laboratorium, dan ruangan
pemeriksaan gigi dan mulut yang belum terinventaris. Hal ini dapat
mengarah kepada KTD karena bahan berbahaya yang tidak sempat
terinventaris dapat lolos dari pengelolaan dan pemantauan pengelola.
2. Bahan-bahan berbahya tidak ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan. Hal ini disebabkan karena pengelola belum menentukan tempat
untuk penempatan bahan-bahan berbahaya tersebut.
3. Tidak dilakukan pencatatan bila menggunakan bahan berbahaya. Hal ini
disebabkan karena kelalaian pengelola dalam mencatat bahan berbahaya
yang digunakan
4. Tidak meletakkan kembali bahan berbahaya yang telah digunakan pada
tempatnya. Hal ini disebabkan karena pengelola belum menentukan tempat
untuk penempatan bahan-bahan berbahaya tersebut.
5. Tidak ada pemantauan secara berkala. Tidak terlaksananya kegiatan
pemantauan berkala disebabkan karena kelalaian pengelola dan belum ada
instrument pemantauan
6. Tidak melaporkan hasil pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan
berbahaya kepada kepala puskesmas. Belum adanya format laporan hasil
pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
menyebabkan tidak terlaksananya kegiatan pelaporan yang baik dan benar.
7. Tidak dilakukan labelling limbah. Hal ini disebabkan karena
ketidaklengkapan logistik untuk pelabelan sehingga tidak mencakup semua
jenis limbah.
8. Tidak semua limbah dipacking di tempat wadah limbah yang tertutup. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan logistik.
9. Limbah tidak disimpan di tempat penampungan sementara khusus. Hal ini
disebabkan karena belum adanya sarana penampungan sementara khusus
untuk limbah.
10. Pengangkutan limbah tidak menggunakan kereta dorong khusus. Belum
adanya sarana pengangkutan limbah menyebabkan pengangkutan limbah
tidak terlaksana secara baik dan benar.
11. Belum adanya tempat pembuangan untuk setiap jenis limbah. Dari hasil
pengamatan, semua jenis limbah dibuang di tempat pembuangan yang
sama. Hal ini disebabkan karena belum ada sarana pembuangan untuk
pembuangan masing-masing jenis limbah.
B. Tindak lanjut:
1. Penekanan dan pembekalan kembali kepada pengelola akan pentingnya
inventarisasi bahan berbahaya.
2. Penekanan dan pembekalan kembali kepada pengelola agar segera
menentukan tempat untuk penempatan bahan-bahan berbahaya.
3. Penekanan dan pembekalan kembali kepada pengelola akan pentingnya
pencatatan bahan berbahaya yang digunakan.
4. Penekanan dan pembekalan kembali kepada pengelola agar melakukan
pemantauan secara berkala sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
5. Membuat instrument pemantauan.
6. Memaksimalkan kegiatan pemantauan.
7. Membuat format laporan hasil pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan
bahan berbahaya.
8. Penambahan logistik untuk pelabelan limbah.
9. Penambahan logistik berupa wadah limbah tertutup.
10. Pembuatan sarana penampungan sementara khusus untuk limbah.
11. Pengadaan kereta dorong khusus
12. Pembuatan sarana pembuangan masing-masing jenis limbah.

IX. REKOMENDASI DAN BATAS WAKTU PENYELESAIAN YANG


DISEPAKATI BERSAMA AUDIENS
1. Penekanan dan pembekalan kembali kepada pengelola akan pentingnya:
- inventarisasi bahan-bahan berbahaya
- menentukan tempat untuk bahan-bahan berbahaya
- pencatatan penggunaan bahan-bahan berbahaya
- melakukan pemantauan pengelolaan bahan dan limbah berbahaya
secara berkala dengan menggunakan instrumen yang sudah
disiapkan sebelumnya
- membuat format laporan hasil pengelolaan dan menyerahkannya
kepada kepala Puskesmas
2. Penambahan/pengadaan beberapa sarana dan prasarana, diantaranya:
- label jenis limbah
- wadah limbah tertutup
- penampungan sementara khusus limbah
- kereta dorong khusus
- pembuangan untuk setiap jenis limbah
3. Perbaikan harus sudah diselesaikan dalam waktu 1bulan setelah
pelaksanaan audit.

Anda mungkin juga menyukai