Sprain Ankle
Sprain Ankle
Karya Tulis Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuktelah saya nyatakan dengan benar.
(Giovanni FebrinaHotmaida)
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS KARYA
ILMIAH AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 29 Juli 2012
Yang menyatakan,
(Giovanni FebrinaHotmaida)
PENGESAHAN
THERABAND EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN
LINGKUP GERAK SENDI PADA KONDISI
SPRAIN ANKLE DERAJAT 1
FASE KRONIS
Giovanni FebrinaHotmaida
Abstrak
Sprain ankle adalah kondisi terjadinya penguluran dan kerobekan pada ligamentum
lateral compleks. Sekitar 15% cedera olahraga berupa sprain ankle dan pergelangan kaki.
Pada 85% sprain ankle pada sisi ligament lateral yaitu ligamentum talofibular
anterior.Adapun Gangguan anatomi sesuai derajatnya: derajat I adanya nyeri pada
ankle pergelangan kaki biasanya tidak terlalu membengkak, ligamentum
terenggang tetapi tidak mengalami kerobekan, dapat meningkatkan terjadinya
cidera berulang. Maka dilakukan gerakan resistensi untuk yang dilakukan pasien
secara aktif dengan bantuan dari luar untuk mengeleminasi gravitasi secara
berulang dan pasien mengkontarsikan ototnya dengan sadar serta gerakan dalam
mekanismenya. Salah satu gerakan dengan bantuan theraband exercise.
Tujuannya dapat membantu mengurangi nyeri, mengurangi oedem, menigkatkan
kekuatan otot serta meningkatkan lingkup gerak sendi pada kasus sprain ankle.
Theraband exercise ini akan lebih efektif dalam 2 minggu.Didapatkan kesimpulan
bahwa studi ini menunjukkan bahwa theraband exercise adalah cara yang efektif
untuk memperbaiki lingkup gerak sendi.
Giovanni FebrinaHotmaida
Abstract
Sprain ankle is a conditions where there are stretched and torn on the ligaments
lateral complex. Around 15% sport injuries is on the sprain ankle and the ankle.
On 85% sprain ankle on the ligaments lateral side which is ligament talofibular
anterior. As for anatomy distractions based on the level: level 1 there is an ankle
sore on the foot ankle, mostly not so puffy, the ligaments is sprawiling but not
broken, it could increased subtainable injury. According to that, it is
recommended to take recistency motion for the patients actively with the help
from outside to help eliminated repetitive gravitation and the mechanism. One ot
the motion is the help with theraband exercise. In order to help decrease painful,
oedem, increasing muscle strength, and increase joint movement space on sprain
ankle problem.Theraband exercises is more effective if done during 2 weeks. It
was concluded that this study shows that theraband exercise is an effective way to
range of motion.
Tabel 1 DataVariabelIndependent................................................................... 31
Tabel 2 DataVariabelDependent ..................................................................... 32
Tabel 3 EvaluasiLingkarOedem ...................................................................... 38
Tabel 4 EvaluasiNyeriDiamdanNyeriTekan ................................................... 38
Tabel 5 EvaluasiNyeriGerak ........................................................................... 38
Tabel 6 EvaluasiKekuatanOtot ....................................................................... 39
Tabel 7 EvaluasiLingkupGerakSendiAktif ..................................................... 39
Tabel 8 EvaluasiLingkupGerakSendiPasif ..................................................... 39
DAFTAR DIAGRAM
II.1.2 Etiologi
Adapun penyebab terjadinya sprain ankle ligamen lateralantara lain adalah
a. Gerakan plantar fleksi ankle dengan posisi ankle mengulurkesisi
inversi serta penguluran ligamentum kolateralis pada saatpenumpuan
berat badan ataupun pemberian gerakan secaramendadak
b. Stretch ligamentum sendi talocolateral ke arah varus akanmengulur
ligamentum fibulo calcaneal
c. Gerakan rotasi kearah medial adduksi pada sendi midtarsalakan
mengulur ligamentum bagian lateral dari calcanealcuboidea (Golano
P 2010, hlm.5).
II.1.3Patologi
Terkilir pada pergelangan kaki biasanya disebabkan oleh gerakan ke sisi
luar/samping (lateral) atau sisi dalam/tengah (medial) dari pergelangan kaki yang
terjadi secara mendadak. Keparahan cedera ini yang dinilai dari I hingga III,
berdasarkan meningkatnya kerusakan ligamen dan morbiditas serta gangguan
biomekanik.
a. Gangguan Anatomi
1) Derajat I, ditandai dengan :
a) Adanya nyeri pada ankle
b) Pergelangan kaki biasanya tidak terlalu membengkak
c) Ligamentum terenggang tetapi tidak mengalami kerobekan
d) Dapat meningkat kan terjadinya cidera berulang
Sumber : Michael W & Wolfe, M.D 2001, hlm 63
II.1.4Gangguan Biomekanik
Sprain ankle dapat mempengaruhi kualitas gerak dan fungsi ankle dan
sendi tubuh yang lain seperti lutut danhip. Akibat sprain ankle akan
menimbulkan nyeri yang menganggu aktivitas seseorang sehingga terjadi
kompensasi gerak dari bagian tubuh yang lain untuk menghindari nyeri.
Seseorang yang mengalami sprain ankle sebagian besar pola berjalannya
berubah menjadi antalgic gait, dimana individu tersebut berjalan berjinjit
untuk menghindari nyeri dan penekanan pada lateral dananterior ankle ketika
fase mid stance pada standphase berjalan.
Kompensasi gerak dengan pola jalan antalgic gait,akan membuat m.
gastrocnemeus dan m. soleus bekerjadengan keras mempertahankan posisi
ankle yang menjinjit dimana lutut fleksi sehingga menimbulkan ketegangan
pada otot-otot tersebut dan tendon achiles menerima tegangan yang besar
dengan posisi yang memendek.
Akibatnya, tendon achiles tightness, m. gastrocnemeus dan m. soleus
spasme dan tightness. Selain itu, posisi ankleyang plantar fleksi dengan jari-
jari kaki fleksi akan mempengaruhi m. tibialis anterior yang terus bekerja
mempertahankan gerak plantar fleksi sehinga otot inicenderung lemah dan
spasme. Kontraksi berlebih otot akan menimbulkan spasme otot dimana
terjadi iskemik pada otot sehingga menimbulkan trigger point di otot.
11.1.7Prognosis
Target yang dicapai dalam kasus karya tulis ilmiah ini selama intervensi
dalam 1 minggu 3 kali intervensi akan dicapai normal, minimal 70% (Mattacola,
G & Dwyer, KM 2002)
0 10
Tidak ada nyeri Nyeri yang tak tertahankan
1) Nyeri Diam
Pada saat tidak melakukan aktifitas apakah ada rasa nyeri atau tidak.
2) Nyeri gerak
Pada saat pasien bergerak dan beraktifitas akan terasa nyeri atau tidak.
Menggerakkan ankle kearah dorsal fleksi – plantar fleksi , inversi -
eversi untuk mengetahui derajat nyerinya dilakukan pengukuran nyeri
dengan mengunakan skala VAS (Visual Analog Scale).
Nilai 1 – 2 = Ringan sekali
Nilai 3 – 5 = Sedang
Nilai 6 – 8 = Berat
Nilai 9 – 10 = Berat Sekali
3)Nyeri Tekan
Bila diperkenankan dengan ujung pena yang tumpul pada daerah
keluhan akan terasa nyeri atau tidak. Untuk mengetahui derajat nyeri
tekan pada penderita menggunakan VAS (Visual Analog Scale).
h. Pemeriksaan Sensibilitas
Pemeriksaan sensibilitas ini dilakukan dengan sentuhan pada daerah
tungkai bawah apakah masih dapat membedakan antara sentuhan kasar-
halus, tajam-tumpul.
1) Sentuhan kasar-halus :
a. Kasar diberikan sentuhan dengan jari dengan rasa yang kasar
b.Halus diberikan sentuhan dengan jari dengan rasa yang halus dengan
tisu
2) Sentuhan tajam-tumpul :
a. Tajam diberikan sentuhan dengan ujung pena
b. Tumpul diberikan sentuhan dengan ujung tutup pulpen
i.Test Khusus
Test khusus yang dilakukan adalah drawer test. Test ini dilakukan untuk
mengetahui pasien positif sprain ankle. Posisi pasien tiduran terlentang
dan kaki pasien sedikit plantar fleksi, terapis memegang pergelangan
kaki pasif anterior calcaneus dan talus stabil pada tibia, bila digerakan
satu sisi dengan bagian berlawanan dan menimbulkan nyeri tandanya
positif.
j. Pemeriksaan Fungsional
Pemeriksaan fungsional ini untuk mengetahui kemampuan fungsional
atau aktifitas sehari – hari yang tidak bisa dilakukan oleh pasien akibat
adanya gangguan sprain ankle :
1) Fungsional dasar
Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
fungsional dasar ankle, seperti kemampuan untuk menekuk lutut dan
menekuk ankle dan lain – lain.
2) Fungsional aktivitas
Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
aktifitas fungsional pada ankle seperti berdiri, berkjalan, bekerja,
melakukan aktifitas rumah dan lain – lain.
3) Lingkungan aktivitas
Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui lingkungan
aktifitas pasien dapat mendukung kesembuhan pasien atau tidak.
III.3 KriteriaKasusTerpilih
Dalam kasus sprain ankle ini, kriteria terpilih untuk pengambilan data
adalah berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 17 tahun, dengan
spesifikasi seorang trauma dan memiliki masalah pada sprain ankle derajat 1 fase
kronis.
III.4 DefinisiOperasional
III.4.1 Variabel Independent
Variabel independent adalah variabel yang tidak terikat atau bebas. Dalam
karya tulis ini variabel independentnya adalah latihan Theraband Exercise pada
anklesinestra.
Tabel 1 Data Variabel Independent
Variabel Definisi Pengukuran Skala Hasil Ukur
Operasional
III.5.4RencanaEvaluasi
Membandingkan objek keluhan atau masalah sebelum dilakukan intervensi
dan setalah dilakukan intervensi. Objek yang di bandingkan adalah lingkup gerak
sendi, yang mempengaruhi lingkup gerak sendi adalah oedem, nyeri dan kekuatan
otot.
IV.1 Identitas
Pasien berinisial An. T berumur17 tahun dan pasien beragama
Katolik.Pasien tinggal di daerah Jakarta Pusat.Pasien adalah seorang pelajar dan
memiliki hobi pilates.
Ekstensor ankle 3 4 5
Frontal
(Eversi – 10°-0°-15° 14°-0°-20° 18°-0°-25° 20°-0°-35°
Inversi)
Sagital
(Plantar Fleksi – Dorsal 43°-0°-11° 52°-0°-11° 57°-0°-18°
Fleksi)
Frontal 11°-0°- 18° 16°-0°-23° 20°-0°-27°
(Eversi – Inversi)
Hasil dari evaluasi yang didapat adalah terjadinya penurunan lingkar oedem,
nyeri maka berkurang, sehingga meningkatnya kekuatan otot dan meningkatnya
lingkup gerak sendi.
IV.7 Deskripsi Data dan Analisa Data
Data yang dievaluasi adalah oedem dengan midline, nyeri dengan VAS,
kekuatan otot dengan MMT, dan lingkup gerak sendi dengan goneometer dari
awal pemeriksaan sampai evaluasi terakhir 3x terapi.
25
20
15 22 Juni 2015
24 Juni 2015
10
26 Juni 2015
0
Maleolus - Anterior Calcaneus - Arcus Posterior -
Anterior Superior
5
4.5
4
3.5
3 22 Juni 2015
2 26 Juni 2015
1.5
1
0.5
0
Fleksor Ankle Ekstensor Ankle
50
40
22 Juni 2015
30
24 Juni 2015
20 26 Juni 2015
10
0
Plantar Fleksi Dorsal Fleksi Eversi Aktif Inversi Aktif
Aktif Aktif
60
50
40
22 Juni 2015
30
24 Juni 2015
20 26 Juni 2015
10
0
Plantar Fleksi Dorsal Fleksi Eversi Pasif Inversi Pasif
Pasif Pasif
VI.1 Kesimpulan
Sprain ankle adalah atau keseleo adalah kondisi yangsering terjadi
karena overstretch pada saat melakukan olahraga,hipermobile, dan muscle
weakness sehingga kerobekan padaligamen atau tendon.
Derajat sprain sangat mempengaruhi keluhan serta tingkat keparahan cedera
yang menyebabkan terjadinya inflamasisehingga menimbulkan rasa bengkak,
nyeri serta gerak fungsi persendianterganggu.
Gerakan resistensi yang dilakukan pasien secara aktif dengan bantuan dari
luar untuk mengeleminasi gravitasi secara berulang dan pasien mengkontarsikan
ototnya dengan sadar serta gerakan dalam mekanismenya.Salah satu gerakan
dengan bantuan theraband exercise.
Theraband Exercise dapat membantu mengurangi nyeri, mengurangi
oedem, menigkatkan kekuatan otot serta meningkatkan lingkup gerak sendi pada
kasus sprain ankle.
DAFTAR PUSTAKA
PENDIDIKAN FORMAL
1.Lulus TK Santa Maria Tahun 2000
2. Lulus SD N Mekar Jaya 7 Tahun 2006
3. Lulus SMP PGRI Depok 2 Tahun 2009
4. Lulus SMA YAPEMRI Depok 2012
PENGALAMAN ORGANISASI
1. PengurusHimpunanMahasiswaJurusan D-III Fisioterapi UPNVJsebagai
Sie. Pendidikanperiode 2012/ 2013
2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan D-III Fisioterapi UPNVJ
sebagai humas periode 2013/2014
3. Panitia Inbound jurusan D-III Fisioterapi 2013/2014 sebagai wakil ketua
4. Panitia Forum Dasar Organisasi 2013 sebagai humas
5. Panitia Fisio Cup 2013 sebagai Sie. Acara
6. Panitia Bakti Sosial di Panti Sosial Tresna Wherda Usada Mulya 5 2014
sebagai Sie. Acara
7. Panitia Donor darah 2014 sebagai Sie. Acara
8. Panitia Fisioterapi Bersumberdaya Masyarakat 2014 sebagai humas
9. Panitia Seminar dan Workshop “Delay Develompent” Fisioterapi UPN
“Veteran” Jakarta 2014 sebagai ketua panitia
10. Panitia Buka Bersama (BUKBER) Puasa 2014 sebagai bendahara
11. Panitia Fisioterapi Bersumberdaya Masyarakat 2015 sebagai panitia
penyelenggara