Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA

A. Definisi
Hemodialisa adalah menggerakkan cairan dari partikel-pertikel lewat
membran semi permiabel yang mempunyai pengobatan yang bisa
membantu mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
normal, mengendalikan asam dan basa, dan membuang zat-zat toksis dari
tubuh (Ranitasari, 2016).
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit
ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau
terapi permanen (Suryadi, 2010).

B. Pathway
Dialisis adalah proses Fungsi ginjal Toksin uremia
yang digunakan untuk memburuk menumpuk dalam darah
mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam
tubuh ketika ginjal tidak Hemodialisis
berfungsi dengan baik.

Etiologi: pasien Pre-hemodialisis Saat hemodialisis Post-hemodialisis


menderita gagal
ginjal akut dan
Ansietas
kronik
Dosis cairan Hipoglikemi Penurunan
dialisat yang barier
Komplikasi:
tidak tepat pertahanan
Kram otot, Asupan nutrisi
System sikulasi darah Menggunakan cairan tubuh
Hipotensi, dalam darah↓
ekstrakorporeal dialisat asestat akibatnya
Aritmia, Natrium
adanya
Hipoksemia, dalam
Merangsang invasif
Perdarahan, Aktivasi system Bersifat asam darah↑
koagulan asestat hipotalamus (fistula)
Infeksi/
peradangan.
↑osmolalitas Perawatan
Bekuan darah Gangguan
dalam darah Merangsang tidak
Manifestasi klinis: hemodinamik
pusat mual adekuat
pasien hemodialisa Digunakan heparin
Menimbulkan Reabsorpsi air↑ muntah
biasanya
mengalami gejala suasana asam
Heparin tidak Merangsang Mual, Resiko
uremia (mual, dalam darah
sesuai dosis hipotalamus muntah infeksi
muntah, anoreksia
berat, peningkatan PK asidosis
letargi, konfunsi PK pendarahan metabolik ↑rasa haus Resiko
mental), kadar
ketidakseimbangan
serum yang
Minum banyak volume cairan
meningkat.
DAPUS
1. Ansietas
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar
NOC:tingkat kecemasan, TTV Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
NIC: pengurangan kecemasan, terapi relaksasi Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made
2. Resiko infeksi karyasa, EGC, Jakarta.
NOC:akses hemodialisis Dominggus, amah. (2014). Pathway Hemodialisa.
NIC: kontrol infeksi, perlindungan infeksi Di akses tanggal 1 mei 2019 pada:
https://www.scribd.com/doc/248748759/Pathway-
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan
Hemodialisa
NOC: keseimbangan cairan, hidrasi Herdman, T. Heather. (2017). NANDA Internasional
NIC: manajemen cairan, monitor cairan Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
C. Pemeriksaan Penunjang
Kadar kreatinin serum diatas 6 mg/dl pada laki-laki, 4mg/dl pada
perempuan, dan Gromerular filtration rate (GFR) 4 ml/detik.

D. Penatalaksanaan

1. Perawatan sebelum hemodialisa


a. Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa
b. Kran air dibuka
c. Pastikan selang pembuang air dan mesin hemodialisis sudah
masuk kelubang atau saluran pembuangan
d. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak
e. Hidupkan mesin
f. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit
g. Matikan mesin hemodialisis
h. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat
i. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin
hemodialisis
j. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap)
2. Menyiapkan sirkulasi darah
a. Bukalah alat-alat dialysis dari set nya
b. Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” (tanda
merah) diatas dan posisi “outset” (tanda biru) di bawah.
c. Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari
dializer.
d. Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung “out set” dari
dializer dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah..
e. Set infus ke botol NaCl 0,9% - 500 cc
f. Hubungkan set infus ke slang arteri
g. Bukalah klem NaCl 0,9%, isi slang arteri sampai ke ujung slang
lalu diklem.
h. Memutarkan letak dializer dengan posisi “inset” di bawah dan
“out set” di atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara.
i. Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin
j. Buka klem dari infus set ABL, VBL
k. Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100
ml/menit, kemudian naikkan secara bertahap sampai dengan 200
ml/menit.
l. Isi bable-trap dengan NaCl 0,9% sampai ¾ cairan
m. Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan
udara dari dalam dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas
udara (tekanan lebih dari 200 mmHg).
n. Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak
500 cc yang terdapat pada botol (kalf) sisanya ditampung pada
gelas ukur.
o. Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru
p. Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan
menggunakan konektor.
q. Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-
20 menit untuk dializer reuse dengan aliran 200-250 ml/menit.
r. Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di
atas dan “outlet” di bawah.
s. Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10
menit, siap untuk dihubungkan dengan pasien )soaking.
3. Persiapan pasien
a. Menimbang berat badan
b. Mengatur posisi pasien
c. Observasi keadaan umum
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi,
biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses
seperti di bawah ini:
- Dengan interval A-V shunt / fistula simino
- Dengan external A-V shunt / schungula
- Tanpa 1 – 2 (vena pulmonalis)

E. Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made
karyasa, EGC, Jakarta.
Dominggus, amah. (2014). Pathway Hemodialisa. Di akses tanggal 1 mei
2019 pada: https://www.scribd.com/doc/248748759/Pathway-
Hemodialisa
Herdman, T. Heather. (2017). NANDA Internasional Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC
Ranitasari. (2016). Laporan Pendahuluan Hemodialisa. Di akses tanggal
1 mei 2019 pada: https://www.scribd.com/doc/301113309/Laporan-
Pendahuluan-Hemodialisa-docx
Suryadi. (2010). LP Hemodialisa umum. Di akses tanggal 27 april 2019
pada: https://www.academia.edu/32478424/Lp_hemodialisa_UMUM

Banjarmasin, 02 Mei 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(……………………………………………………….) (………………………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai