Anda di halaman 1dari 90

MODUL FASILITATOR

Pelatihan Kesehatan dan Gizi


bagi Pendamping PKH Prestasi

2013

FasilitatorC PKH.indd 1 23/12/2013 21:39:48


FasilitatorC PKH.indd 2 23/12/2013 21:39:48
iii

Daftar Isi

BAB I PENGANTAR PELATIHAN.. .............................................................. 1


A. LATAR BELAKANG.. ................................................................ 1
B. PERAN DAN KOMPETENSI.. .................................................... 5
C. TUJUAN PELATIHAN. . ............................................................. 6
D. PESERTA LATIH DAN PENYELENGGARAAN .. ........................... 6
E. STRUKTUR PROGRAM.. .......................................................... 7
F. PROSES PEMBELAJARAN. . ..................................................... 7

BAB II MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR.. .............................................. 9

BAB III TEKNIK FASILITASI.. ....................................................................... 11

BAB IV MATERI PELATIHAN.. ...................................................................... 12


2.1. Masalah Gizi Di Indonesia.. ...................................................... 12
2.2. Pelayanan Ibu Hamil.. ............................................................. 16
2.3. Pelayanan Ibu Bersalin.. ......................................................... 27
2.4. Pelayanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui. . ................................... 31
2.5. Pelayanan Bayi Usia 0-28 Hari................................................. 38
2.6. Pelayanan Bayi Usia 29 Hari – 11 Bulan .. ................................. 42
2.7. Pelayanan Anak Usia 12 – 59 Bulan.. ....................................... 52
2.8 Pelayanan Remaja.. ................................................................ 64
2.9. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat . . .......................................... 69

Lampiran 1.1 Standar Panjang Badan Menurut Umur (Pb/U)


Anak Laki-Laki Umur 0 – 24 Bulan. ......................................... 77
Lampiran 1.2 Standar Tinggi Badan Menurut Umur (Tb/U)
Anak Laki-Laki Umur 24 – 60 Bulan. . ....................................... 78
Lampiran 2.1 Standar Panjang Badan Menurut Umur (Pb/U)
Anak Perempuan Umur 0 – 24 Bulan.. ..................................... 79
Lampiran 2.2 Standar Tinggi Badan Menurut Umur (Tb/U)
Anak Perempuan Umur 24 – 60 Bulan.. .................................... 80
Lampiran 3 Persyaratan/Kewajiban Peserta Pkh
(Buku Kerja Pendamping Pkh, 2012)........................................ 81
Lampiran 4 Daftar Penukar Bahan Makanan.............................................. 82

FasilitatorC PKH.indd 3 23/12/2013 21:39:48


FasilitatorC PKH.indd 4 23/12/2013 21:39:48
Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 1
MODUL
FASILITATOR

PENGANTAR BAB
PELATIHAN I

A. LATAR BELAKANG
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan
uang tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Persyaratan
peserta PKH dalam bidang kesehatan adalah rumah tangga sangat miskin
yang memiliki ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita. Keluarga peserta PKH tersebut diwajibkan memanfaatkan pelayanan
kesehatan terutama Kesehatan Ibu dan Anak seperti imunisasi, kunjungan
ke Posyandu, pemberian vitamin A untuk anak usia 6-24 bulan, pemberian
tablet tambah darah untuk ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pemeriksaan paska persalinan untuk
ibu dan bayi, dan lain-lain. Tujuan PKH dalam bidang kesehatan ini adalah
agar peserta PKH mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Program Keluarga Harapan (PKH) terbukti memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan stunting (pendek) pada anak balita. Hal ini ditunjukkan
pelaksanaan PKH atau yang dikenal sebagai bantuan tunai bersyarat sejak
tahun 2003 di negara-negara di Amerika Selatan, seperti Chili, Colombia,
Mexico dan Brazil. Pelaksanaan PKH di negara-negara tersebut telah
menghasilkan peningkatan tinggi badan menurut umur pada anak dari
keluarga yang menjadi peserta PKH (Conditional Cash Transfer/CCT). Progresa
di Mexico berdampak pengurangan stunting sebesar 10 persen pada kelompok
anak usia 12-36 bulan, sementara itu Red de Proteccion Social di Nikaragua
berdampak pengurangan stunting dari 49,1 persen menjadi 37,1 persen
dalam jangka waktu pelaksanaan dua tahun.
Analisa terhadap hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, menunjukkan
kemiskinan berkorelasi dengan kejadian kekurangan gizi. Hal ini dapat dilihat
dari prevalensi pendek stunting 2-3 kali lipat lebih tinggi pada kelompok
miskin dibandingkan pada kelompok kaya. Oleh karena itu pelaksanaan
PKH pada keluarga miskin diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah
stunting pada anak balita terutama pada keluarga peserta PKH.
Mengingat eratnya hubungan antara kemiskinan dan masalah gizi terutama
stunting maka sejak tahun 2012, Bappenas, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), UNICEF, Pemerintah Kabupaten Sikka dan Kabupaten Brebes
mengembangkan sebuah proyek rintisan yaitu Program Penguatan
Komponen Gizi dan Penanggulangan Stunting dalam PKH yang bertujuan
untuk mempercepat penanggulangan prevalensi stunting pada anak terutama
dari keluarga peserta PKH. Proyek rintisan ini dinamai PKH PRESTASI
yaitu ‘Progressive Reduction of Stunting through PKH’ atau PKH Progresif
Pengentasan Masalah Gizi.

FasilitatorC PKH.indd 1 23/12/2013 21:39:49


2| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Empat strategi pendekatan digunakan untuk memperkuat komponen


perbaikan gizi dalam PKH, yaitu:
1. Koordinasi, penguatan koordinasi dan perencanaan kebijakan
2. Capacity building, peningkatan kapasitas dari semua pelaku PKH untuk
melaksanakan pelayanan yang berkualitas
3. Komunikasi, melaksanakan strategi komunikasi yang komprehensif dan
berdasarkan kebutuhan
4. Penyediaan paket perbaikan gizi.

Buku ini disusun sebagai panduan bagi fasilitator dalam melaksanakan


pelatihan kesehatan dan gizi pada pendamping PKH Prestasi. Dengan adanya
pelatihan tersebut maka pendamping diharapkan mampu :
1. Memahami pentingnya peningkatan status gizi pada kelompok sasaran.
2. Memahami pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada
kelompok sasaran.
3. Mengenal tanda-tanda atau gejala sederhana masalah kesehatan dan
gizi yang mungkin diderita anggota keluarga peserta PKH sehingga dapat
segera meminta bantuan kepada tenaga kesehatan.
4. Memberi motivasi kepada anggota keluarga peserta PKH untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai persyaratan dan
ketentuan PKH bidang Kesehatan.
5. Bekerjasama dengan kader posyandu dan petugas kesehatan di
Posyandu, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan
kepada remaja, ibu, bayi dan anak balita (terutama anak baduta) keluarga
peserta PKH.

Kerangka pikir penyebab masalah kesehatan dan gizi


Terdapat 2 (dua) faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi
yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan (penyakit infeksi). Kedua
faktor ini saling berpengaruh satu sama lain. Rendahnya konsumsi makanan
secara terus menerus akan menimbulkan kekurangan gizi, semakin
lama terjadi kekurangan asupan gizi maka bisa menimbulkan gizi buruk.
Keadaan kesehatan yang kurang baik akan menimbulkan seseorang mudah
mengalami penyakit, misalnya penyakit menular. Seperti diare dan infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit menular ini dapat menimbulkan
terganggunya konsumsi makanan dan asupan zat gizi sehingga makanan
tidak dapat diserap tubuh dengan baik.
Adapun faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah
aksesibilitas pangan, pola asuh, ketersediaan air minum/sanitasi, dan
pelayanan kesehatan. Aksesibilitas pangan yang mudah dan dengan harga
yang terjangkau akan memudahkan keluarga mengonsumsi makanan yang
beragam, bergizi seimbang dan aman. Selain itu konsumsi makanan juga
dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga dalam memilih bahan makanan

FasilitatorC PKH.indd 2 23/12/2013 21:39:49


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |3
MODUL
FASILITATOR

yang dibeli. Pola asuh misalnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja atau
ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, juga mempengaruhi status gizi
seseorang. Demikian juga dengan ketersediaan air minum dan sanitasi akan
memudahkan seseorang menerapkan Perilaku Hidupa Bersih dan Sehat
(PHBS). Kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan yang baik, juga turut
menentukan status gizi seseorang.
Dari faktor penyebab langsung dan tidak langsung di atas, maka diketahui
bahwa akar masalah status gizi tidak sepenuhnya masalah kesehatan tetapi
menyangkut masalah-masalah di luar kesehatan seperti kelembagaan,
politik dan idelogi, kebijakan ekonomi, sumber daya, lingkungan, teknologi,
dan kependudukan. Oleh karena itu untuk melakukan perbaikan gizi, maka
sektor yang terkait dengan akar masalah gizi ini perlu dilibatkan.
Masalah kesehatan dan gizi pada ibu dan anak sangat penting. Lebih
dari sepertiga kematian bayi dan anak, serta 11% beban penyakit di dunia
disebabkan karena kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak. Dampak
kekurangan gizi pada ibu hamil sangat serius, karena gangguan pertumbuhan
sejak dalam kandungan akan berakibat secara fisik, mental dan intelektual
pada bayi yang dilahirkan. Selain bayi dilahirkan pendek dan sangat kurus,
jika bayi tersebut dapat hidup akan tumbuh dan berkembang di bawah normal
akan mengalami kehidupan dengan ketidakmampuan, ketika menjadi dewasa
bertubuh pendek dan mempunyai tingkat kecerdasan dan produktivitas
rendah. Untuk perempuan, akan menjadi remaja dan calon ibu hamil yang
akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan juga pendek.
Anak kurang gizi telah terbukti berkorelasi bermakna dengan kejadian
penyakit tidak menular (PTM). Apabila masalah anak pendek tidak segera
ditanggulangi, akan berpotensi meningkatkan kematian akibat PTM di
masa mendatang. Pada saat ini Indonesia masih mengalami prevalensi
anak pendek yang cukup tinggi yaitu sebesar 35,6%. Dengan menyadari
betapa kompleksnya akibat masalah gizi sehingga penanganan masalah gizi
memerlukan kerjasama semua pemangku kepentingan.

Prioritas Intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan


Status gizi dan kesehatan ibu sebagai penentu kualitas sumber daya manusia,
semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada
masa pra-hamil, saat kehamilan dan saat menyusui merupakan periode
yang sangat kritis. Periode 1000 hari, yaitu 270 hari selama kehamilan dan
730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan, merupakan periode
sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan
bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya
pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan
kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak
optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi.
Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode emas dimana kesempatan
untuk intervensi telah dibuktikan sangat efektif dan efisien. Kegiatan untuk
intervensi masalah kesehatan dan gizi pada ibu dan anak adalah: promosi

FasilitatorC PKH.indd 3 23/12/2013 21:39:50


4| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

menyusui, promosi pemberian MP-ASI, pemberian mikronutrien (besi-folat,


vitamin A, Iodium, zink dll), pencegahan penyakit menular melalui imunisasi
dan kebiasaan cuci tangan dengan air bersih dan sabun serta pencegahan dan
penanggulangan malaria pada ibu hamil.
Untuk bayi dan anak baduta ditentukan standar emas makanan bayi dan anak
yaitu:
1. Inisiasi menyusu dini (IMD), saat bayi lahir segera diletakkan di perut/dada
ibu sehingga bayi akan secara naluriah mencari dan mengisap puting susu
ibu, biasanya dalam waktu 60 menit
2. Memberikan ASI ekslusif (ASI saja) sampai bayi berusia 6 bulan. Seorang
ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif tanpa meninggalkan
tempat kerja karena ASI dapat diperah dan disimpan.
3. Memberikan MP-ASI di mulai pada saat bayi berusia 6 bulan. Makanan
dibuat dari bahan makanan yang sama dengan yang dimakan keluarga,
dengan jumlah dan konsistensi yang bertahap sehingga anak pada usia 1
tahun sudah mengonsumsi makanan yang sama dengan anggota keluarga
lain
4. ASI terus diberikan sampai anak berusia 2 tahun.

Semua intervensi tersebut jika dilakukan pada ibu hamil, bayi dan anak di
bawah usia dua tahun terbukti berdampak pada penurunan kematian anak.
Kematian anak balita turun sebesar 19 persen karena pemberian ASI eksklusif
dan pemberian MP-ASI yang tepat dan baik. Intervensi yang efektif pada masa
ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak baduta akan terjadi penurunan anak
pendek sampai 36 persen (Bappenas 2012).
Kesehatan janin dalam kandungan dan bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pada kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil, sebelum hamil, bahkan sebelum
menikah. Karena itu, intervensi akan lebih efektif jika dilakukan juga kepada
remaja, untuk mempersiapkan tingkat kesehatan dan gizi remaja yang optimal.
Remaja puteri perlu diperhatikan agar mereka sudah siap saat menjadi calon
pengantin dan saat memasuki masa kehamilan.
Riskesdas 2010 membuktikan 1 dari 2 anak yang lahir dari keluarga paling
miskin di Indonesia mengalami pendek, dibandingkan dengan kelompok
penduduk kaya, ditemukan hanya 1 dari 4 anak tergolong anak pendek.
Untuk menurunkan populasi pendek di suatu negara, dalam jangka panjang,
kegiatan intervensi tersebut di atas harus disertai dengan peningkatan
determinan (faktor penentu) yang mendasar yaitu penuntasan kemiskinan,
peningkatan pendidikan, pengendalian penyakit dan pemberdayaan
perempuan. Implementasi intervensi yang terbukti efektif harus dilakukan
dengan pelayanan berkesinambungan dan difokuskan pada kelompok ibu
hamil, bayi dan anak di bawah usia dua tahun, yang kita kenal sebagai 1000
hari pertama kehidupan.

FasilitatorC PKH.indd 4 23/12/2013 21:39:50


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |5
MODUL
FASILITATOR

1.1 Filosofi Pelatihan


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH diselenggarakan dengan
memperhatikan:
1.1.1. Prinsip andragogy, yaitu selama pelatihan peserta berhak:
a. didengarkan dan dihargai pengalamannya selama kegiatan pelatihan
berlangsung
b. dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada dalam
konteks pelatihan
c. tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan keberadaannya
1.1.2. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah untuk
memperoleh kompetensi yang diharapkan di akhir pelatihan
1.1.3. Belajar sambil bekerja (learning by doing) yang memungkinkan peserta
untuk:
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan
dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain diskusi
kelompok, simulasi, bermain peran, dan latihan secara individu
maupun kelompok
b. Melakukan pengulangan atau perbaikan bila dirasa perlu
1.1.4. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan satu paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi
pelatihan
c. Belajar sesuai dengan dengan gaya belajar yang dimiliki, baik cara
menyampaikan, bahasa yang digunakan, maupun gerak
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing
tentang gizi dan kesehatan
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator)
dan di evaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya dalam
bidang kesehatan dan gizi

B. PERAN DAN KOMPETENSI

1.2. Peran dan Kompetensi Pelatih


1.2.1. Peran
Pelatih berfungsi sebagai fasilitator pelatihan
1.2.2. Kompetensi
a. Mampu melakukan bimbingan dalam proses pelatihan
b. Mampu memfasilitasi pelatihan berorientasi pembelajaran
c. Memahami materi gizi dan kesehatan

FasilitatorC PKH.indd 5 23/12/2013 21:39:51


6| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

d. Mampu mendengar dan memberikan umpan balik dengan baik


e. Mampu menjalin kerjasama dalam tim
f. Menguasai teknik sosialisasi dengan baik
g. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi

1.3. Peran dan Kompetensi Peserta Latih


1.3.1. Peran
Mengikuti proses belajar secara aktif hingga pelatihan selesai dan
menerapkan materi gizi dan kesehatan yang telah didapatkan selama
proses pelatihan

1.3.2. Kompetensi
a. Mampu menjadi Pendamping PKH Prestasi yang mengerti tentang
kesehatan dan gizi
b. Mampu membantu atau mengenali masalah kesehatan dan gizi yang
terjadi di wilayahnya
c. Mampu menyebarluaskan pengetahuan kesehatan dan gizi yang
didapat selama pelatihan

C. TUJUAN PELATIHAN

1.4. Tujuan Umum Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu mengetahui dan menjelaskan
tentang kesehatan dan gizi ibu dan anak

1.5. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu memahami dan menjelaskan
tentang:
1.5.1. masalah gizi di Indonesia
1.5.2. pelayanan ibu hamil
1.5.3. pelayanan ibu bersalin
1.5.4. pelayanan ibu nifas dan ibu menyusui
1.5.5. pelayanan bayi usia 0-28 hari
1.5.6. pelayanan anak 29 hari – 11 bulan
1.5.7. pelayanan anak 12 – 59 bulan
1.5.8. pelayanan remaja
1.5.9. pola hidup bersih dan sehat

FasilitatorC PKH.indd 6 23/12/2013 21:39:51


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |7
MODUL
FASILITATOR

D. PESERTA LATIH DAN PENYELENGGARAAN


Jumlah peserta dalam satu kelas maksimal 15 orang yang didampingi 2 orang
fasilitator dan 1 orang MoT. Kurikulum ini digunakan untuk penyelenggaraan
pelatihan di tingkat kabupaten dan kota yang termasuk dalam program PKH
Prestasi.
Pelatihan dibedakan menjadi Pelatihan Pelatih (ToT) Pendamping PKH
Prestasi dan Pelatihan Pendamping PKH Prestasi.

1.6. Peserta Pelatihan Pelatih (ToT) Pendamping PKH Prestasi


Syarat menjadi peserta adalah:
1.6.1. Pendidikan minimal D3
1.6.2. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan pemantauan
pertumbuhan/konselor menyusui/ konselor MP-ASI/ konselor PMBA
1.6.3. Bersedia menjadi calon fasilitator dengan mengisi surat pernyataan
kesediaan menjadi calon fasilitator
1.6.4. Bersedia mengikuti seluruh sesi pelatihan

1.7. Peserta Pelatihan Pendamping PKH Prestasi


Syarat menjadi peserta adalah:
1.7.1. Bekerja sebagai pendamping PKH atau operator PKH
1.7.2. Bersedia mengikuti seluruh sesi pelatihan

E. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, materi pelatihan disusun dalam
struktur program berikut:

No MATERI JPL
A MATERI DASAR
Masalah Gizi di Indonesia 1
B MATERI INTI
1. Pelayanan Ibu Hamil 3
2. Pelayanan Ibu Bersalin 1
3. Pelayanan Ibu Nifas dan Menyusui 2
4. Pelayanan Bayi Usia 0-28 Hari 2
5. Pelayanan Bayi Usia 29 Hari – 11 Bulan 5
6. Pelayanan Anak Usia 12 – 59 Bulan 6
7. Pelayanan Remaja 2
8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1
C MATERI PENUNJANG
Teknik Fasilitasi (khusus ToT) 2
Membangun Komitmen Belajar 1
TOTAL 26
Keterangan: JPL : Jam Pelajaran
1 JPL = 45 menit

FasilitatorC PKH.indd 7 23/12/2013 21:39:51


8| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

F. PROSES PEMBELAJARAN

1.8. Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran dilakukan dengan melibatkan peserta sepenuhnya
untuk berpartisipasi aktif. Hal ini dilakukan dengan cara menggali
pengetahuan, pengalaman dan permasalahan peserta untuk dipergunakan
sebagai acuan pembahasan materi yang disajikan dan memecahkan
permasalahannya. Dalam proses pembelajaran, kedewasaan peserta
dihargai, sehingga penyaji materi pelatihan bukan sebagai guru, tetapi
sebagai fasilitator (yang memberikan kemudahan belajar), komunikator dan
motivator, serta ikut melibatkan diri di dalamnya. Dengan demikian peserta
selain sebagai peserta didik, juga sebagai narasumber yang pendapat dan
pengalamannya dapat dipergunakan sebagai titik tolak pembahasan materi
yang disajikan.
Untuk melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana dimaksudkan di
atas, perlu dipergunakan pula metode-metode belajar seperti pebugasan
kerja perorangan, penugasan kerja kelompok, ceramah dan tanya jawab,
demonstrasi, curah pendapat, simulasi.

1.9. Fasilitas
1.9.1. Ruangan kelas memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Tertutup dan nyaman

Pencahayaan cukup

Ventilasi baik

Kapasitas standar untuk minimal 20 orang

Penataan meja kursi U-Shape

1.9.2. Pada setiap kelas tersedia alat bantu pelatihan sebagai berikut:
LCD, laptop, papan flipchart

Spido;, kertas flipchart

Micro speaker

Metaplan

Seluruh kelengkapan fasilitator untuk menyampaikan materi

(TTD, taburia, mix me, garam krosok, garam halus, iodine
test, nasi, sayur berkuah, sendok, oralit, tablet zink, kartu
perkembangan, buku KIA, KMS, obat cacing, pita LiLA, model
payudara, boneka, cangkir)
Gunting, selotip, klip besar, name tag

1.10. Evaluasi
Pre test dan post test wajib dilakukan saat pelatihan, dan dilakukan pula
evaluasi pembelajaran setiap hari setelah semua sesi pada hari tersebut
selesai.

FasilitatorC PKH.indd 8 23/12/2013 21:39:51


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 9
MODUL
FASILITATOR

MEMBANGUN BAB
KOMITMEN BELAJAR II
A. Deskripsi singkat
Materi ini berisi penjelasan mengenai proses persiapan peserta untuk
mengikuti proses pelatihan baik secara individu maupun kelompok. Setiap
individu perlu melibatkan diri dalam proses pelatihan secara aktif didukung
dengan kehadiran tepat waktu dan mematuhi tata tertib serta aturan selama
pelatihan yang disepakati bersama.

B. Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu mengaplikasikan konsep
membangun komitmen belajar dan kesepakatan yang dibuat bersama
sehingga menimbulkan motivasi belajar.
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
1. Menegakkan norma belajar baik secara individu maupun kelompok
2. Memotivasi diri sendiri untuk mengikuti proses pelatihan
3. Berperan secara optimal dalam setiap pembelajaran individu maupun
kelompok

C. Pokok Bahasan
1. Harapan pembelajaran
2. Konsep pembelajaran
3. Kesepakatan aturan dalam pelatihan
4. Kontrol kolektif

D. Buku Pedoman
1. Kegiatan Praktik Perilaku dan Pemulihan Gizi (KP3G) Melalui pendekatan
Positive Deviance
2. Pedoman Fasilitator Penilaian Pertumbuhan Anak
3. Pedoman Pelatihan Kader Posyandu

E. Bahan dan alat penunjang


LCD, Komputer (Note Book), OHP, Flipchart, Kertas dinding (plano), selotip,
gunting, kartu metaplan, spidol, papan tulis

F. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 45 menit)


Pengantar (3 menit)
1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan pokok bahasan ini di papan tulis atau
kertas flipchart.
2. Fasilitator mengajak panitia dan fasilitator lainnya untuk ikut terlibat dalam
proses perkenalan ini.

FasilitatorC PKH.indd 9 23/12/2013 21:39:52


10| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Perkenalan (15 menit)


3. Fasilitator meminta semua peserta, panitia dan fasilitator lainnya untuk
berdiri membentuk lingkaran dan melaksanakan proses perkenalan
4. Lihat situasi terlebih dahulu. Apabila peserta sudah saling kenal, minta
mereka memperkenalkan temannya (nama dan asal kecamatan) dengan
kesan/pendapat mereka tentang temannya tersebut. Demikian seterusnya
bergantian. Pendapat yang diberikan diupayakan yang bersifat positif
dan membangun kepercayaan diri, berikan waktu sekitar 1 menit untuk
1 orang. Untuk membangun suasana fasilitator berperan untuk bertanya
tentang kebenaran informasi yang diberikan. Fasilitator lainnya mencatat
pada kertas metaplan kemudian mengisi nametag dan memberikan pada
orang yang sudah dikenalkan.
5. Seluruh peserta diminta menghadap keluar lingkaran dan menuliskan
sebanyak-banyaknya nama yang mereka ingat pada metaplan. Ambil satu
peserta yang mampu mengingat nama terbanyak, hitung berapa banyak
nama yang mampu diingat. Lakukan evaluasi mengapa mampu mengingat
hingga banyak nama?
6. Refleksikan ke arah bahwa selama pelatihan tidak hanya bekerja sendiri,
tetapi juga kelompok sehingga perlu saling mengenal dan memahami
orang lain untuk bekerjasama. Dan ini juga yang akan terjadi dilapangan.
Persilahkan peserta untuk mengemukakan pendapatnya.
Harapan Peserta (10 menit)
7. Fasilitator memberikan kartu metaplan kepada masing-masing peserta
dan meminta mereka menuliskan harapannya mengikuti pelatihan ini yang
berhubungan dengan tugas-tugas mereka sebagai fasilitator masyarakat.
8. Peserta menuliskan harapannya diatas kartu (1 kartu hanya untuk 1
harapan, ditulis dengan huruf cetak dan ukuran besar agar bisa dibaca
dari jarak yang agak jauh)
9. Pelatih menempelkan semua kartu harapan peserta diatas kertas dinding.
10. Pelatih membacakan dan menyimpulkan garis besar harapan peserta
dalam mengikuti pelatihan.
Penyampaian sekilas materi yang akan disampaikan selama pelatihan
(5 menit)
11. Fasilitator menyampaikan garis besar materi yang akan didapatkan
peserta selama pelatihan berlangsung. Pada saat ini fasilitator hanya
menyampaikan sejelas mungkin tanpa ada sesi tanya jawab.

Kesepakatan aturan selama proses pelatihan (10 menit)


12. Fasilitator memandu peserta untuk membuat kesepakatan tentang hak
dan kewajiban peserta selama pelatihan berlangsung.
13. Catat hasil yang disepakati pada metaplan dan tempel di dinding kelas
untuk selalu mengingatkan peserta selama pelatihan berlangsung.

Penutup (2 menit)
14. Peserta dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing dan
fasilitator menutup sesi ini dengan mengucapkan salam.

FasilitatorC PKH.indd 10 23/12/2013 21:39:52


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 11
MODUL
FASILITATOR

BAB
TEKNIK FASILITASI III
A. Deskripsi singkat
Materi ini khusus diberikan hanya pada Pelatihan Pelatih (ToT) Pendamping
PKH Prestasi. Berisi penjelasan mengenai bagaimana memfasilitasi sebuah
pelatihan dengan model orang dewasa. Dalam prosesnya, lebih banyak
dilakukan dengan proses diskusi dan tanya jawab.

B. Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memahami teknik fasilitasi
yang baik dan benar serta mengaplikasikan pada proses pelatihan.
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
1. Memahami cara memotivasi peserta pelatihan
2. Memahami teknik bekerjasama antar fasilitator
3. Memahami cara memimpin diskusi kelompok

C. Bahan dan alat penunjang


LCD, Komputer (Note Book), OHP, Flipchart, spidol, papan tulis

D. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 90 menit)


1. Fasilitator menyampaikan tujuan dari penyampaian materi tentang teknik
fasilitasi
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta siapa saja dari mereka yang sudah
pernah menjadi fasilitator dalam suatu kegiatan kemudian mendiskusikan
pengalaman salah satu peserta tersebut.
3. Fasilitator menanyakan kepada peserta bagaimana cara memotivasi
peserta dalam sebuah pelatihan, kemudian membahasnya menggunakan
slide memotivasi peserta
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta bagaimana cara bekerjasama yang
efektif dengan fasilitator lain bila menyelenggarakan sebuah pelatihan,
kemudian membahasnya menggunakan slide teknik bekerjasama antar
fasilitator.
5. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah ada yang memiliki
pengalaman memimpin sebuah diskusi kelompok kemudian meminta
salah satu peserta untuk menceritakan pengalamannya. Selanjutnya
fasilitator membahasnya menggunakan slide memimpin diskusi kelompok
6. Fasilitator membuka diskusi untuk keseluruhan teknik fasilitasi bila
masih ada pertanyaan dari peserta, kemudian merangkum seluruh pokok
bahasan

FasilitatorC PKH.indd 11 23/12/2013 21:39:52


12 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

BAB
IV MATERI PELATIHAN

2.1. MASALAH GIZI DI INDONESIA

A. Deskripsi Singkat :
Penyebab masalah gizi dibagi menjadi penyebab langsung, penyebab tidak
langsung dan akar masalah. Saat ini masalah gizi pada balita di Indonesia
terdiri dari masalah gizi kurang dan gizi buruk, anak balita pendek, kurus dan
gemuk. Selain itu juga terdapat masalah gizi mikro seperti Kurang Vitamin A,
Anemia Gizi dan Gangguan Akibat kekurangan Iodiumn (GAKI). Pada bagian ini
akan dijelaskan masalah gizi pada ibu dan anak, penyebab terjadinya masalah
gizi, dampak yang ditimbulkan, dan peran pendamping mengatasi masalah
gizi tersebut.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Pada akhir sesi peserta dapat memahami masalah gizi di Indonesia
2. Tujuan khusus
Pada akhir sesi peserta dapat:
a. Menyebutkan masalah gizi di Indonesia (mikro dan makro)
b. Mengetahui penyebab terjadinya masalah gizi
c. Menyebutkan dampak masalah gizi
d. Mengetahui upaya penanggulangan masalah gizi
e. Mengetahui peran pendamping dalam pelaksanaan program gizi

C. Buku Pegangan :
1. Buku Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, 2008
2. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2011
3. Buku Panduan Kader Posyandu, 2011

D. Bahan dan Alat Penunjang


1. Papan Tulis/white board
2. Spidol
3. Infocus
4. Power point

E. Langkah- langkah pembelajaran (waktu 45 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan masalah gizi di Indonesia.
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui tentang
gizi mikro dan gizi makro, kemudian mencatat jawaban peserta pada

FasilitatorC PKH.indd 12 23/12/2013 21:39:52


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |13
MODUL
FASILITATOR

flipchart. Selanjutnya fasilitator menayangkan slide tentang gizi mikro dan


makro, kemudian membahas dengan yang terdapat di flip chart.
3. Fasilitator menanyakan kepada peserta masalah gizi apa yang ada
diwilayahnya, dan menuliskan jawaban pada flipchart, kemudian
mengelompokkan menjadi masalah gizi makro dan mikro, selanjutnya
menayangkan slide contoh masalah gizi makro dan mikro.
4. Fasilitator bertanya kepada 2 orang peserta apa faktor penyebab masalah
gizi, kemudian menuliskan jawaban di flip chart. Selanjutnya fasilitator
menanyangkan slide tentang penyebab masalah gizi, dan menjelaskan
sampai dengan penyebab tidak langsung. Tekankan bahwa pengetahuan
dan pola asuh dapat mempengaruhi asupan zat gizi dan status kesehatan.
5. Fasilitator menayangkan status gizi secara nasional dan menjelaskan
hubungan pendapatan dengan status gizi
6. Faslilitator menjelaskan dampak masalah gizi
7. Fasilitator membagikan metaplan kepada peserta, kemudian meminta
peserta mengisi dengan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
masalah gizi, lalu mendiskusikannya dengan menayangkan slide upaya
penanggulangan masalah gizi.
8. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan peran pendamping dalam
mengatasi masalah gizi dan menuliskannya pada kertas metaplan serta
menyesuaikan dengan peran pendamping PKH dalam slide.

F. Uraian Materi
Defenisi masalah gizi
- Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah banyak.
Contoh : karbohidrat, protein, dan lemak
- Gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah sedikit.
Contoh : Vitamin seperti vitamin A, B, C, D, E, dan K. Mineral seperti Iodium,
Fe, Zink, Kalim, dsb.

Jenis masalah gizi


- Masalah gizi makro terdiri dari : Gizi kurang, Gizi buruk, Kurus, Pendek,
dan Gizi Lebih
- Masalah gizi mikro terdiri dari : Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan
Akibat Kurang Iodium (GAKI), Anemia Gizi Besi (AGB), dsb.

• Masalah gizi berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 adalah
anak balita gizi kurang dan gizi buruk sebesar 17,9%, pendek 35,6 %, kurus
13,3% dan gemuk 14,2%.
• Hasil studi di 10 propinsi pada tahun 2006 26,3% balita Anemia. Sementara
itu hasil SKRT tahun 2001 prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 40,1%.

FasilitatorC PKH.indd 13 23/12/2013 21:39:52


14| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

• Kurang Vitamin A; masalah kurang vitamin A pada balita secara klinis


sudah tidak menjadi maslah kesehatan, tetapi masalah kurang vitamin
A subklinis (tidak terlihat dengan mata) masih tinggi yaitu 14,6% dengan
kadar retinol dalam darah kurang dari 20ug/dl sebagai batas normal.
• GAKI; Iodium adalah salah satu mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Kekurang Iodium dapat berdapak pada tingkat kecerdasan yang rendah
dan pertumbuhan yang terhambat (anak bisa menjadi cebol)

Penyebab Masalah Gizi

STATUS GIZI

ASUPAN INFEKSI Penyebab


LANGSUNG
GIZI PENYAKIT

Ketersediaan Penyebab
PengetahuanPerilaku Pelayanan TAK
Pangan tingkat
kesehatan LANGSUNG
Rumah Tangga

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, Masalah


UTAMA
KETERSEDIAAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA

Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI DASAR

Dampak Masalah Gizi


KURANG GIZI pada awal kehidupan berdampak pada kualitas SDM. Beberapa
fakta penelitian diketahui sebagai berikut:
• Anak kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan melahirkan bayi kecil
atau berat badan lahir rendah (BBLR)
• Kurang gizi (pendek) menghambat perkembangan kognitif, nilai sekolah
dan keberhasilan pendidikan
• Kurang gizi (pendek) pada usia dibawah 3 tahun menurunkan produktivitas
pada usia dewasa
• Gizi Kurang/buruk merupakan penyebab dasar kematian bayi dan anak.

FasilitatorC PKH.indd 14 23/12/2013 21:39:53


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |15
MODUL
FASILITATOR

Upaya Penanggulangan Masalah Gizi


• Pendidikan gizi masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
dan keasadaran masyarakat akan pentingya gizi bagi SDM
• Pemantauan Pertumbuhan anak balita.
Dengan dilakukannya pematauan pertumbuhan maka kondosi status
gizi anak balita dapat dipantau dari waktu kewaktu. Bila terjadi akan
mengarah pada status gizi yang lebih buruk maka dapat dicegah. Hasil
penimbangan berat badan di Posyandu dicatat dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat
• Pemberian makanan tambahan (PMT)
PMT dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan/pendididkan bagi ibu
balita tentang pemberian makanan.
• Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak umur 6-59 bulan
• Pemberian Tablet tambah darah diberikan pada ibu hamil
• Pengunaan garam berIodium di rumah tangga;

PERAN PENDAMPING PKH


• Menjelaskan masalah gizi pada ibu hamil atau anak balita
• Menjelaskan kemungkinan penyebab terjadinya masalah gizi pada ibu
hamil atau anak balita
• Menjelaskan akibat dari masalah gizi.
• Memotivasi keluarga untuk mengatasi masalah gizi dengan cara
mematuhi persyaratan atau kewajiban peserta PKH.

FasilitatorC PKH.indd 15 23/12/2013 21:39:54


16| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2.2. PELAYANAN IBU HAMIL

A. Deskripsi singkat
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di
dalam rahim seorang perempuan yang didahului
oleh terjadinya proses pembuahan yaitu bertemunya
sel telur wanita yang dihasilkan oleh indung telur
dengan sel sperma pria. Kehamilan ditandai dengan
terlambatnya haid/menstruasi. Setelah pembuahan,
terbentuk kehidupan baru berupa janin yang tumbuh
dan berkembang dengan aman dan nyaman dalam
rahim ibu.
Ibu hamil memerlukan gizi lebih banyak daripada keadaan tidak hamil
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kekurangan gizi pada ibu hamil,
bisa berupa kurang energi kronik (KEK) dan atau kurang darah (anemia).
Di daerah endemik malaria, ibu hamil mempunyai risiko terkena penyakit
malaria. Demikian juga di beberapa daerah yang masih tergolong daerah
endemik kurang Iodium sehingga jika tidak dicegah ibu hamil akan mengalami
gangguan akibat kurang Iodium (GAKI). Untuk menjaga kesehatan ibu hamil
dan janin dalam kandungan, perlu dihindari kehamilan remaja di usia muda
(<20 tahun). Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan minimal 4 kali, yaitu
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada
trimester ketiga.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang Pelayanan Ibu Hamil
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan :
a. Persyaratan ibu hamil peserta PKH
b. Perubahan yang terjadi selama kehamilan
c. Tanda bahaya kehamilan
d. Kehamilan dan persalinan berisiko
e. Kewajiban ibu sesudah melahirkan
f. Kurang Energi Kronik pada ibu hamil
g. Anemia pada ibu hamil
h. Penyakit malaria pada ibu hamil
i. Gangguan akibat kurang Iodium pada ibu hamil
j. Upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan dan gizi
pada ibu hamil

FasilitatorC PKH.indd 16 23/12/2013 21:39:54


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |17
MODUL
FASILITATOR

C. Buku Pegangan
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2011
2. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. 2011
3. Buku Panduan Kader Posyandu. 2011
4. Sehat dan Bugar berkat Gizi Seimbang. 2010
5. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007
6. Pedoman Umum Gizi Seimbang. 2003
7. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas pada Wanita Usia
Subur, 1995

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas lembar balik dan pita perekat/selotip
2. Pita Pengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA)
3. Gambar ibu hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil GAKI dan kelambu
nyamuk berinsektisida (berupa kartu konseling atau powerpoint)
4. Papan lembar balik, laptop dan infocus jika dibutuhkan
5. Makanan yang tersedia lokal terdiri dari sumber karbohidrat, sumber
protein hewani dan nabati, sayur, buah, dan makanan yang difortifikasi
(fasilitator menyiapkan terlebih dahulu, dibeli dari pasar setempat), atau
food model, jika tidak ada dapat menggunakan gambar kartu konseling.
6. Garam berIodium
7. Tablet tambah darah dan suplemen MMN.

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 135 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan pelayanan ibu hamil
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengapa pelayanan kesehatan
pada ibu hamil penting. Catat semua jawaban peserta pada kertas flipchart
3. Fasilitator memberi penghargaan kepada semua peserta untuk jawaban
yang diberika
4. Fasilitator menanyakan apa yang menjadi persyaratan/kewajiban ibu hamil
peserta PKH, kemudian membahasnya.
5. Fasilitator menjelaskan tentang kehamilan beserta tanda bahaya
kehamilan, kehamilan dan persalinan berisiko, serta kewajiban ibu saat
dan sesudah melahirkan
6. Fasilitator mendiskusikan hal diatas dan membahas bila ada pertanyaan
dari peserta.
7. Fasilitator memberi pengantar bahwa ada beberapa masalah gizi dan
kesehatan lain yang dapat terjadi selama kehamilan, diantaranya KEK,
kurang darah (anemia), GAKI, dan Malaria.

FasilitatorC PKH.indd 17 23/12/2013 21:39:54


18| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

8. Fasilitator menjelaskan pengertian ibu hamil KEK


9. Minta peserta menyebutkan tanda-tanda ibu hamil KEK, kemudian
membahasnya dengan yang ada di ppt
10. Fasilitator menjelaskan akibat apabila ibu hamil menderita KEK, serta
mendiskusikan pencegahan dan penanggulangannya.
11. Fasilitator memperagakan cara mengukur lingkar lengan atas pada salah
seorang peserta perempuan, dan menjelaskan batas ambang LiLA wanita
usia subur dengan risiko KEK di Indonesia, yaitu 23.5 cm. Kemudian
menjelaskan apa artinya apabila ukuran LiLA kurang dari 23.5 cm atau
di bagian merah pita LiLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK
dan diperkirakan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), seperti yang telah dibahas sebelumnya
12. Fasilitator menunjukkan contoh TTD, kemudian bertanya apakah peserta
ada yang pernah melihat TTD tersebut.
13. Fasilitator menanyakan apakah pernah melihat kasus seperti pada gambar.
14. Fasilitator menjelaskan pengertian anemia, dan mendiskusikan tanda,
penyebab, dan akibat anemia.
15. Fasilitator mendiskusikan pencegahan dan penanggulangan anemia
16. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengapa TTD penting, kemudian
membahasnya dengan menunjukkan slide manfaat TTD
17. Fasilitator menjelaskan cara pemberian, dosis serta jumlah TTD dan
mendiskusikannya, serta membahas dimana bisa mendapatkan TTD.
Minta juga peserta untuk menyebutkan makanan sumber zat besi.
18. Fasilitator menunjukkan gambar ibu hamil dengan pembesaran kelenjar
gondok dan menanyakan apakah kasus seperti itu ada di daerah sekitar.
Fasilitator juga menanyakan penyebab dan akibat GAKI. Jawaban peserta
dilengkapi oleh fasilitator.
19. Fasilitator menanyakan apakah peserta mengetahui cara pencegahan GAKI
dan memberi penekanan pada pentingnya konsumsi garam berIodium.
20. Fasilitator mengajak peserta mencoba melakukan tes pada garam
menggunakan iodina tes.
21. Fasilitator menanyakan apakah pernah mendengar penyakit malaria atau
apakah ada peserta pelatihan yang pernah menderita malaria. Tanyakan
kepada peserta lain apa gejalanya. Fasilitator kemudian melengkapi gejala
malaria yang disebutkan peserta.
22.
Fasilitator menjelaskan cara pencegahan penyakit malaria yang
dapat dilakukan keluarga kemudian menjelaskan manfaat dan
mendemonstrasikan penggunaan kelambu berinsektisida.
23. Fasilitator merangkum bahasan yang telah disampaikan dan diakhiri
dengan merinci peran pendamping PK

FasilitatorC PKH.indd 18 23/12/2013 21:39:54


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |19
MODUL
FASILITATOR

F. Uraian materi
Persyaratan/kewajiban ibu hamil adalah:
1. Melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) sebanyak
minimal 4 kali selama kehamilan. Kunjungan pertama/K1 pada
trimester-1, K2 pada trimester-2 dan K3 dan K4 pada trimester-3.
Suami atau keluarga harus mendampingi ibu hamil saat pemeriksaan
kehamilan.
2. Minum 1 tablet tambah darah (tablet yang berisi besi-folat) setiap hari
selama kehamilan, minimal 90 hari berturut-turut. Pil tambah darah
mencegah ibu menderita kurang darah dan tidak berbahaya bagi janin. Beri
pengertian agar minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan
malam, selama kehamilan. Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan
sel dan syaraf otak anak.
3. Memperoleh imunisasi tetanus toxoid (TT) untuk mencegah tetanus pada
bayi baru lahir.
4. Mendapat konseling perorangan dan atau kelompok tentang pola konsumsi
makanan beragam, bergizi seimbang dan aman selama kehamilan.
5. Mengonsumsi garam berIodium yang dibubuhkan pada setiap masakan di
rumah.
6. Dianjurkan memilih makanan yang telah difortifikasi (diperkaya) dengan
zat gizi mikro, terutama vitamin A, besi dan Iodium.
7. Tidak merokok dan melarang anggota keluarga merokok di dalam rumah.
8. Di daerah endemik malaria, saat tidur menggunakan kelambu berinsektisida
yang diberikan oleh petugas kesehatan.
9. Memperoleh dukungan dari suami dan keluarganya untuk mempersiapkan
psikologis ibu menghadapi kehamilan, serta kesiapan mengasuh dan
mendidik anak. Setelah usia kehamilan 4 bulan, sering-seringlah ajak
bicara bayi atau membaca doa sambil mengelus-elus perut.
10. Ibu hamil juga harus dihindarkan dari pemakaian narkoba dan minuman
keras.
11. Diberikan pengetahuan tentang hubungan suami isteri selama proses
kehamilan.
12. Menanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan dan
merencanakan melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan.
13. Bersama suami merencanakan ikut keluarga berencana dengan memilih
alat kontrasepsi yang akan dipakai sesudah melahirkan sesuai nasihat
bidan atau dokter.
14. Menyiapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu
diperlukan.

FasilitatorC PKH.indd 19 23/12/2013 21:39:54


20| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

SUB POKOK BAHASAN : KEHAMILAN

Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Kehamilan tidak hanya ditandai oleh terlambatnya haid, muntah pada pagi hari
atau semakin membesarnya perut ibu. Berbagai perubahan tubuh ibu dapat terjadi
selama kehamilan.

Perubahan yang terjadi selama kehamilan


Selama hamil, dapat terjadi perubahan pada payudara, peningkatan berat badan,
kram perut, sering buang air kecil, sembelit (susah buang air besar, ngidam,
mual dan muntah

Tanda-tanda bahaya kehamilan:


1. Pendarahan dari jalan lahir
2. Ibu tidak mau makan dan muntah terus
3. Berat badan ibu hamil tidak naik
4. Bengkak kaki, tangan, wajah, disertai pusing dan diikuti kejang
5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada
6. Ketuban pecah sebelum waktunya
7. Demam tinggi
8. Trauma atau cedera pada perut yang dapat terjadi karena terjatuh, kecelakaan
dan lain-lain.

Jika ditemukan ibu hamil dengan salah satu tanda seperti di atas, segera dibawa
ke Puskesmas atau beritahu petugas kesehatan terdekat.
Kehamilan dan persalinan berisiko dan dapat terjadi apabila:
4 Terlalu:
 Terlalu muda untuk hamil (<20 tahun)
 Terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun)
 Terlalu sering hamil (anak 3 orang atau lebih)
 Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilan (jarak kelahiran < 2 tahun)

3 Terlambat:
 Terlambat mengetahui tanda bahaya dan mengambil keputusan untuk mencari
pertolongan
 Terlambat tiba difasilitas kesehatan
 Terlambat mendapatkan pertolongan medis yang adekuat

FasilitatorC PKH.indd 20 23/12/2013 21:39:54


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |21
MODUL
FASILITATOR

SUB POKOK BAHASAN: IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIK (KEK)


Pengertian
Ibu hamil kurang energi kronis (KEK) diperoleh dari hasil penapisan ibu hamil
risiko KEK, yaitu ibu hamil dengan kondisi kekurangan gizi akibat kurangnya
asupan makanan sumber energi dalam waktu yang cukup lama.
Tanda dan gejala:
1. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
2. Tinggi badan ibu < 145 cm
3. Berat badan ibu pada kehamilan trimester-1 < 40 kg
4. IMT sebelum hamil < 17.0
5. Kurang aktivitas karena merasa lesu
6. Kadang disertai kurang nafsu makan.

Akibat:
Ibu hamil KEK dan anemia akan melahirkan bayi pendek dan BBLR. BBLR
mempunyai risiko kematian, gizi kurang, pendek, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak.

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil, adalah menyiapkan calon ibu
sebelum kehamilan harus berada pada status gizi baik. Apabila lingkar lengan
atas ibu sebelum hamil kurang dari 23.5 cm, sebaiknya kehamilan ditunda
sampai status gizi ibu dinyatakan baik dan siap untuk hamil
2. Untuk Ibu hamil dengan KEK, makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih
banyak daripada sebelum hamil. Perlu mendapat pemberian makanan
tambahan (PMT) untuk memulihkan status gizinya, berupa makanan selingan
pagi dan sore hari. Tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil,
kecuali atas indikasi sesuai nasehat dokter Puskesmas
3. Istirahat berbaring minimal 1 jam di siang hari.

SUB POKOK BAHASAN: IBU HAMIL KURANG DARAH (ANEMIA)

Pengertian:
Ibu hamil kurang darah atau anemia adalah kondisi ibu hamil
dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
Batas ambang berbeda untuk setiap kelompok umur, jenis
kelamin dan keadaan. Untuk ibu hamil, batas ambang normal
adalah 11 g/dl.
Ibu hamil mudah mengalami anemia karena cairan darah dalam
tubuh meningkat, disebabkan tubuh memerlukan tambahan
darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin. Karena itu
sel darah merah perlu diproduksi lebih banyak dengan memanfaatkan protein dan
zat besi dari makanan. Apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 11g/dl, maka

FasilitatorC PKH.indd 21 23/12/2013 21:39:55


22| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

kemampuan darah dalam mensuplai oksigen dan makanan melalui plasenta ke


janin menjadi terganggu. Kondisi anemia pada ibu hamil jangan dianggap sepele,
karena akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan, baik sel
tubuh maupun sel otak.

Tanda dan gejala:


1. Wajah, terutama selaput lendir kelopak mata dan bibir tampak pucat
2. Kurang nafsu makan,sehingga berat badan tidak naik saat pemeriksaan
kehamilan
3. Lesu dan lemah sehingga tidak bergairah untuk bekerja dan mengasuh anak
4. Cepat lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang.

Penyebab:
1. Pola makanan yang kurang beragam dan bergizi seimbang
2. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat, sehingga tubuh belum sempat
memproduksi darah sebagai pengganti darah yang keluar saat melahirkan
sebelumnya
3. Di daerah endemik malaria, kondisi anemia pada ibu dapat disebabkan karena
penyakit kronis malaria
4. Biasanya kondisi ini juga terjadi jika ibu hamil mengalami kurang energi kronis
(KEK).
5. Kehilangan zat besi yang berlebihan akibat kecacingan

Akibat:
1. Keguguran
2. Bayi lahir prematur (belum cukup bulan)
3. Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan pendek, sehingga akan
menjadi anak yang terhambat pertumbuhan fisik dan otaknya sehingga kurang
cerdas
4. Dalam kondisi anemia berat, bayi bisa lahir mati.

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Konsumsi makanan kaya protein, zat besi, folat, kalsium, vitamin A dan vitamin
B yang banyak pada hati, telur, ikan, daging, kacang-kacangan seperti tahu
dan tempe serta sayur berwarna hijau dan buah yang berwarna merah atau
kuning
2. Ibu hamil harus makan satu porsi lebih banyak saat hamil karena zat gizi
dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan
3. Pemberian suplemen tablet tambah darah (besi-folat), atau suplemen multipel
mikronutrien (MMN)

FasilitatorC PKH.indd 22 23/12/2013 21:39:55


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |23
MODUL
FASILITATOR

4. Dianjurkan mengonsumsi makanan yang telah difortifikasi terutama dengan


zat besi dan vitamin A. Juga mengonsumsi garam berIodium.
5. Ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan feses bila ditemukan gejala anemia
untuk mengetahui adanya kemungkinan kecacingan

Cara Pemberian TTD :


1. TTD mulai diberikan pada waktu pertama kali ibu hamil memeriksakan
kehamilan (K1).
2. TTD diminum setiap hari berturut-turut minimal 90 tablet selama kehamilan
3. Sebaiknya meminum TTD disertai buah atau jus buah yang mengandung
vitamin C agar penyerapannya lebih baik.
4. Tidak dianjurkan meminum TTD bersama-sama dengan susu, teh, kopi, tablet
kalk atau obat sakit maag
5. Setelah meminum TTD feces/tinja akan menjadi hitam, hal ini sama sekali
tidak membahayakan.
6. Pada beberapa orang, kadang menimbulkan gejala mual, nyeri di daerah
lambung, muntah dan kadang diare atau sulit Buang Air Besar (BAB). Untuk
mencegah timbulnya gejala tersebut dianjurkan TTD diminum dengan air putih
setelah makan pada malam hari atau sebelum tidur.
TTD dapat diperoleh pada fasilitas pelayanan kesehatan baik Pemerintah maupun
swasta seperti: Puskesmas/Pustu, Polindes, RS, Bidan atau dokter praktek swasta,
apotik atau toko obat dan tersedia juga di Posyandu.

P E R H AT I A N
Khusus di daerah endemik malaria, ibu hamil penderita malaria perlu
diberikan obat anti malaria terlebih dahulu baru kemudian diberikan tablet
tambah darah. Pemberian TTD untuk ibu hamil yang menderita malaria
akan menstimulasi parasit malaria untuk menghancurkan sel darah
merah yang baru dan akan menambah berat anemia.

FasilitatorC PKH.indd 23 23/12/2013 21:39:55


24| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

SUB POKOK BAHASAN :


IBU HAMIL MENGALAMI GANGGUAN AKIBAT KURANG IODIUM (GAKI)

Pengertian:
Gangguan akibat kurang Iodium (GAKI) adalah serangkaian
gejala yang timbul akibat tubuh seseorang kekurangan Iodium
secara terus menerus dalam waktu lama.
Iodium adalah mineral yang terdapat di alam (dalam tanah
dan air), merupakan zat gizi mikro untuk tumbuh kembang
mahluk hidup, dari janin sampai dewasa.

Tanda dan gejala:


Pada ibu hamil yang menderita GAKI biasanya disertai pembesaran kelenjar
gondok di depan leher yang dapat diraba atau dilihat

Penyebab:
GAKI disebabkan karena tidak mengonsumsi iodium dalam jumlah cukup. Ibu
hamil menderita GAKI akan berakibat bayi lahir kurang Iodium dan akan menderita
GAKI jika tidak segera ditanggulangi.

Akibat:
1. Kekurangan Iodium pada kehamilan merusak pertumbuhan fisik dan
perkembangan otak anak. Karena itu ibu hamil di daerah endemik GAKI dapat
mengalami keguguran atau janin dalam kandungan lahir mati, cacat bawaan,
mengalami keterbelakangan mental, tuli, bisu, juling, cebol serta mengalami
kelainan fungsi gerak.
2. Dampak yang menjadi beban sosial keluarga dan masyarakat diakibatkan
adanya anggota keluarga dengan keterbelakangan mental, tingginya anak
putus sekolah karena tingkat kecerdasan yang rendah.
3. Dampak ekonomi akibat hewan ternak kurus dan tanah pertanian tidak
produktif sehingga nilai jual rendah, masyarakat tidak produktif sehingga
pendapatan rendah.

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Mengonsumsi garam berIodium setiap hari, yang dibubuhkan pada semua
masakan. Karena itu jangan membeli garam curah yang belum diiodisasi
2. Penganekaragaman konsumsi bahan pangan dari laut
3. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan/Dinas Perindustrian/Dinas Perdagangan/
Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat jika di pasar menemukan garam
konsumsi yang tidak diyodisasi.

FasilitatorC PKH.indd 24 23/12/2013 21:39:56


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |25
MODUL
FASILITATOR

SUB POKOK BAHASAN : IBU HAMIL MENDERITA MALARIA

Pengertian:
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah manusia, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
dari penderita kepada manusia sehat.

Tanda dan gejala:


1. Demam, menggigil secara berkala
2. Sakit kepala berat dan terus menerus
3. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah
4. Perasaan dingin atau kaku pada seluruh tubuh
5. Gemetar sampai bergoncang
6. Keluar keringat berlebihan
7. Nafsu makan berkurang, mual kadang disertai muntah

Jika mengetahui ada gejala dan tanda diatas pada anggota keluarga, segera
bawa ke Puskesmas.

Akibat:
1. Dampak malaria pada ibu hamil diantaranya adalah kurang darah tingkat
berat dan bisa mengalami gangguan kesadaran sampai tidak sadarkan diri
2. Dampak malaria pada janin antara lain dapat berakibat keguguran, lahir
prematur atau berat lahir rendah dan bisa berakibat malaria kongenital

Pencegahan:
1. Memakai kelambu berinsektisida, adalah kelambu
yang sudah dilapisi dengan racun serangga yang
dapat membunuh nyamuk tetapi tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.
2. Mencegah digigit nyamuk dengan memakai celana
panjang dan kemeja lengan panjang saat berada di
luar rumah
3. Pemakaian penolak nyamuk atau obat nyamuk
4. Pemakaian kawat kasa nyamuk pada pintu-pintu dan
jendela-jendela rumah.
5. Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama.

FasilitatorC PKH.indd 25 23/12/2013 21:39:56


26| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Penanggulangan:
Pengobatan malaria untuk ibu hamil dan anak dilakukan oleh petugas kesehatan
di puskesmas. Bawa ibu hamil dan anak ke puskesmas untuk mendapat pengobatan.
Pengobatan dilakukan sebagai upaya membunuh semua parasit malaria dalam
tubuh, sehingga didapat kesembuhan sempurna, serta untuk memutuskan mata
rantai penularan.

PERAN PENDAMPING PKH


• Mengingatkan dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan, minimal 4 kali selama kehamilan, ke petugas kesehatan
• Mengingatkan dan memotivasi ibu agar mengonsumsi tablet
tambah darah minimal 90 tablet berturut-turut selama kehamilan
dan minum suplemen multipel mikronutrien (MMN).
• Khusus di daerah endemik malaria, Pendamping PKH perlu
mengngatkan bahwa ibu hamil penderita malaria perlu diberikan
obat anti malaria terlebih dahulu baru kemudian diberikan tablet
tambah darah
• Menginformasikan manfaat memenuhi persyaratan/ kewajiban
PKH untuk kesehatan ibu hamil
• Menginformasikan kepada kader Posyandu bila ada ibu hamil
dengan tanda-tanda KEK dan kurang darah
• Meyakinkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan beragam,
bergizi seimbang terutama protein hewani/nabati dan makanan
sumber zat besi
• Menganjurkan ibu hamil untuk makan lebih banyak dari biasanya
• Bila menemukan ibu hamil dengan tanda-tanda KEK dan atau
kurang darah, pendamping segera mengajak ibu untuk datang ke
Posyandu, Polindes atau Puskesmas

FasilitatorC PKH.indd 26 23/12/2013 21:39:56


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |27
MODUL
FASILITATOR

2.3. PELAYANAN IBU BERSALIN

A. Deskripsi singkat
Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan, karena
walaupun saat hamil tidak terjadi kelainan tetapi saat
proses persalinan kondisi janin maupun kehamilan
seringkali tak terduga sehingga memerlukan tindakan. Tindakan dilakukan
oleh tenaga terlatih di fasilitas kesehatan agar persalinan lancar, ibu selamat
dan bayi sehat. Menjelang persalinan ibu hamil diberitahu tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) yang penting untuk keberhasilan proses menyusui dan
memastikan kolostrum diberikan kepada bayi baru lahir. Ibu minum kapsul
vitamin A 200.000 SI segera sesudah bersalin dan satu kapsul lagi 24 jam
kemudian.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Pada akhir sesi ini peserta mampu menjelaskan pelayanan ibu bersalin.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan :
a. Persyaratan/kewajiban ibu bersalin
b. Tanda-tanda persalinan
c. IMD dan manfaat kolostrum

C. Buku Pegangan
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2012
2. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. 2012
3. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart, kertas metaplan, balik dan pita perekat/selotip
1. VCD IMD
2. VCD player
3. Template ppt
4. Papan lembar balik, laptop dan infocus jika diperlukan

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 45 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan pelayanan ibu bersalin
2. Fasilitator menanyakan persyaratan/kewajiban ibu hamil PKH yang
bersalin
3. Fasilitator menanyakan apakah ada ibu hamil yang bersalin tidak ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. Diskusikan tentang
akibat yang mungkin ditimbulkan jika persalinan ditolong oleh dukun bayi
di rumah

FasilitatorC PKH.indd 27 23/12/2013 21:39:56


28| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

4. Fasilitator menyampaikan tanda-tanda persalinan


5. Fasilitator menyampaikan tanda-tanda bahaya persalinan
6. Fasilitator memberikan pengantar bahwa ibu bersalin perlu melakukan
IMD dan memberikan kolostrum
7. Fasilitator menayangkan video IMD
8. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui
tentang IMD, kemudian mendiskusikan sambil menayangkan ppt tentang
pengertian IMD dan keberhasilan IMD
9. Fasilitator menjelaskan manfaat IMD bagi ibu dan bayi
10. Fasilitator mendiskusikan tentang pengertian kolostrum dan menjelaskan
manfaat kolostrum
11. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan dan merangkum bahasan yang telah disampaikan.
12. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas metaplan (sesuai materi), kemudian
menyesuaikan hasil jawaban peserta dengan peran pendamping PKH pada
power point

F. Uraian materi
Persyaratan/kewajiban ibu bersalin:
Proses kelahiran bayi harus ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih di fasilitas kesehatan.

Tanda-tanda ibu akan bersalin:


1. Perut mulas secara teratur, jika dinding perut ditekan dengan telunjuk
akan terasa perut mengeras
2. Mungkin juga keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar
cairan ketuban.
Tanda bahaya persalinan:
1. Pendarahan dari jalan lahir
2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
3. Ibu tidak kuat mengejan
4. Mengalami kejang
5. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
6. Air ketuban keruh dan berbau
Jika keadaan di atas dialami ibu maka ibu harus segera dibawa ke petugas
kesehatan baik di polindes maupun di puskesmas. Suami/ keluarga
mendampingi ibu.

FasilitatorC PKH.indd 28 23/12/2013 21:39:57


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |29
MODUL
FASILITATOR

SUB POKOK BAHASAN :


INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN MANFAAT KOLOSTRUM

Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah:


Tindakan segera setelah lahir, bayi diberi kesempatan
untuk mulai (inisiasi) menyusu sendiri dengan meletakkan
bayi menempel di dada atau perut Ibu; bayi dibiarkan
merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai
puas.
Proses IMD dibantu oleh bidan atau dokter terlatih yang menangani/menolong
persalinan serta dapat melibatkan keluarga pasien seperti suami, ibu, kakak, dan
yang lainnya. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib mendukung
pelaksanaan IMD terhadap bayi yang baru lahir.

IMD akan berhasil apabila:


1. Sebelum persalinan petugas kesehatan menjelaskan kepada ibu dan suami/
keluarga tentang IMD
2. Ibu hamil bersedia melakukan IMD segera setelah persalinan
3. Mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga
4. Petugas melaksanakan proses IMD segera setelah bayi dilahirkan, bayi
menangis, mulai bernafas dan dipotong tali pusatnya
5. Bayi dirawat gabung dengan ibunya dan berada dalam jangkauan ibu selama
24 jam

Manfaat IMD bagi Ibu dan Bayi:


1. Suhu kulit dada ibu yang melahirkan akan menyesuaikan dengan suhu tubuh
bayi.
2. Kontak kulit ke kulit meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi.
3. Ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi
akan menjadi lebih stabil dan membuat bayi tidak rewel.
4. Produksi ASI akan lancar, bayi memperoleh kolostrum dan ASI eksklusif
selama 6 bulan serta tetap menyusu sampai anak berusia 2 tahun.

Pengertian Kolostrum, adalah:


ASI yang pertama kali keluar, biasanya berwarna
kekuningan mengandung zat kekebalan tubuh yang
sangat dibutuhkan oleh bayi baru lahir.

FasilitatorC PKH.indd 29 23/12/2013 21:39:57


30| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Manfaat Kolostrum:
1. Membantu tubuh bayi membentuk daya tahan terhadap infeksi
2. Penting untuk pertumbuhan usus karena akan membuat lapisan yang
melindungi dan mematangkan dinding usus bayi .

PERAN PENDAMPING PKH


• Memberitahu ibu hamil dan keluarganya bahwa proses kelahiran bayi
harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan
• Memastikan agar ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan
• Menyarankan ibu hamil dan keluarga untuk menghubungi petugas
kesehatan apabila mengalami tanda bahaya persalinan
• Memberitahu ibu hamil dan keluarganya tentang manfaat Inisiasi
menyusu dini (IMD) dan kolostrum
• Memotivasi ibu hamil agar melakukan IMD ketika persalinan nanti

FasilitatorC PKH.indd 30 23/12/2013 21:39:57


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |31
MODUL
FASILITATOR

2.4. PELAYANAN IBU NIFAS DAN IBU MENYUSUI

A. Deskripsi singkat
Setelah persalinan ibu mengalami masa nifas dan
masa menyusui. Pada masa nifas dan menyusui ibu
mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 3 kali untuk
deteksi dini dan mencegah komplikasi persalinan dan
nifas. Ibu nifas memerlukan makanan beragam dan
bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu maupun bayinya. Ibu
mendapat konseling tentang pentingnya pemberian ASI saja selama 6 bulan,
pentingnya pertumbuhan dan perkembangan bayi dan mendapat penjelasan
tentang alat kontrasepsi untuk menjaga jarak kehamilan berikut.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang pelayanan ibu nifas dan ibu menyusui.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan:
a. Persyaratan/kewajiban ibu nifas dan ibu menyusui
b. Tanda-tanda bahaya pada masa nifas
c. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif
d. Upaya mencapai keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
e. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas dan ibu menyusui

C. Buku Pedoman
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2012
2. Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Panduan
Fasilitator. 2012
3. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kartu Konseling Untuk Kader. 2012
4. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. 2011
5. Buku Panduan Kader Posyandu. 2012
6. Pelatihan Konseling MP-ASI. Panduan Pelatih. 2011
7. Sehat dan Bugar berkat Gizi Seimbang. 2010
8. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak. 2011
9. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007
10. Pedoman Umum Gizi Seimbang. 2003

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart, metaplan dan selotip/perekat
2. Kartu –kartu besar (1/2 ukuran A4) atau kertas dengan ukuran yang sama.
3. Kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI), TTD (pil besi-folat)
4. Gambar ibu menyusui (kartu konseling atau template powerpoint)
5. Boneka bayi peraga
6. Papan lembar balik, laptop dan infocus/LCD projector jika dibutuhkan

FasilitatorC PKH.indd 31 23/12/2013 21:39:57


32| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 90 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan ibu nifas dan menyusui
2. Fasilitator menyampaikan persyaratan/kewajiban ibu nifas/menyusui
3. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui tentang
ASI atau menyusui. Fasilitator merangkum dan menjelaskan tentang ASI,
ASI Eksklusif, dan frekuensi pemberian ASI.
4. Bagi peserta menjadi 4 kelompok. Empat Flipchart dipasang di sekeliling
ruangan. Mintalah pendapat peserta (curah pendapat). Masing-masing
kelompok membahas salah satu topik dengan judul sebagai berikut: 1)
Pentingnya pemberian ASI bagi Bayi, 2) Pentingnya pemberian ASI bagi
Ibu, 3) Pentingnya pemberian ASI bagi Keluarga, 4) Pentingnya pemberian
ASI bagi Masyarakat dan Negara
5. Masing-masing kelompok menuliskan poin–poin sebanyak-banyaknya
(tanpa mengulangi yang sudah masuk dalam daftar), kemudian kelompok
berjalan mengelilingi flipchart yang lain dan mengulangi lagi latihan
tersebut.
6. Fasilitator merangkum pentingnya Menyusui bagi Bayi/ Anak, Ibu, Keluarga,
Masyarakat/ Negara.
7. Fasilitator membagikan metaplan dan meminta peserta menuliskan
upaya mencapai keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif, kemudian
mendiskusikan jawaban peserta menggunakan slide.
8. Fasilitator menjelaskan cara memerah ASI dan penyimpanannya serta
cara pemberian ASI perah
9. Fasilitator menjelaskan risiko tidak menyusui bagi bayi dan ibu
10. Fasilitator menjelaskan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
11. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas dan
menyusui
12. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan dan merangkum bahasan yang telah disampaikan.
13. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas metaplan (sesuai materi), kemudian
menyesuaikan hasil jawaban peserta dengan peran pendamping PKH pada
power point

F. Uraian Materi
Persyaratan/kewajiban ibu nifas dan ibu menyusui adalah:
1. Minum lagi kapsul vitamin A warna merah pada hari kedua sesudah
melahirkan. Jarak minum kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam.
2. Memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali, pada mg I, II dan VI
setelah melahirkan.
3. Memperoleh dan mengonsumsi 1 tablet tambah darah setiap hari selama
40 hari, atau sesuai anjuran dari tenaga kesehatan jika menderita kurang
darah akibat perdarahan saat melahirkan.

FasilitatorC PKH.indd 32 23/12/2013 21:39:57


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |33
MODUL
FASILITATOR

4. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang


menyusui eksklusif dan pemberian MP-ASI saat bayi sudah berusia 6
bulan.
5. Membawa bayi/anak 1 kali sebulan ke posyandu atau puskesmas untuk
penimbangan berat badan bayi/anak dan memperoleh nasehat rangsangan
perkembangan bayi/anak sesuai umur.
6. Jika grafik berat badan bayi/anak pada KMS mendatar atau menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan berat badan
kurang dari kenaikan berat minimal, ibu memperoleh konseling perorangan
dan atau konseling kelompok tentang pemberian ASI dan MP- ASI yang
baik.
7. Menggunakan alat kontrasepsi sesuai anjuran petugas kesehatan
untuk mencegah kehamilan sampai bayi berusia minimal 2 tahun atau
menggunakan alat kontrasepsi permanen jika anak sudah cukup (2 atau 3
anak saja).
8. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang
kebersihan diri dan sanitasi lingkungan.
9. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang
perawatan bayi/anak, termasuk jika bayi/anak sakit, baik demam, diare
maupun menderita ISPA.
10. Mencegah polusi udara dalam rumah dengan selalu membuka jendela
rumah terutama di pagi hari agar sinar matahari masuk ke dalam rumah.
11. Mengonsumsi garam berIodium yang dibubuhkan pada setiap masakan di
rumah.
12. Tidak merokok dan melarang anggota keluarga merokok di dalam rumah.

Tanda bahaya pada masa nifas adalah:


1. Pendarahan lewat jalan lahir atau keluar cairan berbau dari jalan lahir
2. Demam
3. Bengkak di muka, tangan atau kaki disertai sakit kepala dan kejang
4. Payudara bengkak kemerahan dan sakit atau putingnya lecet.
5. Ibu mengalami depresi pasca melahirkan, antara lain menangis terus dan
tidak peduli pada bayinya.
Jika muncul tanda-tanda di atas, ibu nifas segera dibawa ke fasilitas kesehatan

Pentingnya pemberian ASI bagi Bayi:


1. ASI merupakan makanan alami yang terbaik untuk bayi, selain
mengandung zat gizi lengkap juga mengandung anti infeksi serta enzim-
enzim pencernaan yang sesuai
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat
anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi
terjadinya diare, sakit telinga dan infeksi saluran pernapasan. Melindungi
anak dari serangan alergi.
3. Dengan menyusui menjaga keterikatan yang kuat antara ibu dan bayi
4. Bayi yang mendapat ASI akan memiliki kecerdasan yang baik

FasilitatorC PKH.indd 33 23/12/2013 21:39:58


34| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Pentingnya menyusui bagi Ibu:


1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan dan mencegah terjadinya anemia.
2. Menyusui bayi meningkatkan kesehatan ibu. Menyusui bayi terbukti secara
ilmiah dapat mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur (ovarium)
pada sang ibu.
3. Menyusui bayi secara ekslusif sampai bayi umur 6 bulan, merupakan cara
kontrasepsi alamiah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tuhan telah mengatur
bahwa isapan bayi pada puting susu ibu akan merangsang keluarnya hormon
prolaktin untuk memproduksi ASI sekaligus menunda kesuburan, sehingga
kehamilan menjadi tertunda
4. Dengan menyusui, Ibu akan mendapatkan kembali berat badan seperti sebelum
hamil. Ini terjadi karena energi yang diperlukan oleh Ibu untuk membuat ASI
sebagian diambil dari cadangan lemak selama hamil.
5. Lebih ekonomis, praktis, higienis dan hemat waktu.

Pentingnya pemberian ASI bagi Keluarga:


1. ASI menghemat pengeluaran dan praktis
2. Bayi yang mendapat ASI lebih sehat karena tidak mudah sakit dan tidak
mengalami gizi kurang, sehingga biaya untuk pengobatan rendah

Pentingnya pemberian ASI bagi Masyarakat dan Negara:


1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
3. Mengurangi devisa dalam pembelian susu formula
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
5. Ramah lingkungan

Upaya mencapai keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif:


1. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam pertama sejak bayi
lahir
2. Menyusui sesering mungkin paling sedikit 8-12 kali sehari
3. Memerah ASI dengan tangan lebih dianjurkan. ASI dapat juga diperah dengan
menggunakan pompa
4. Tidak menggunakan botol susu ketika memberikan ASI Perah
5. Bila memungkinkan membawa bayi ke tempat ibu bekerja sehingga ibu tetap
dapat menyusui
6. Tidak memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi hingga berumur
6 bulan

FasilitatorC PKH.indd 34 23/12/2013 21:39:58


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |35
MODUL
FASILITATOR

Cara Memerah ASI dan Penyimpanannya:


1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir
2. Pastikan bahwa peralatan yang dipakai bersih
3. Bersihkan dan rebus wadah yang akan dipakai
untuk menampung ASI
4. Ibu bersikap santai
5. Letakkan ibu jari diatas daerah gelap sekitar puting (areola) dan jari-jari
yang lain disisi bawah payudara di belakang areola
6. Perah satu payudara selama 3-5 menit, kemudian perah payudara yang
satu lagi, kemudian ulangi keduanya (biasanya 20-30 menit)
7. Simpan ASI dalam botol kaca/gelas atau botol berbahan plastik tebal
mempunyai tutup yang rapat. ASI dapat disimpan dengan lama penyimpanan
seperti berikut:
- Suhu ruangan 3-4 jam
- Lemari es 3 hari
- Freezer lemari es 1 pintu selama 2 minggu
- Freezer lemari es 2 pintu selama 3 bulan

Cara Memberikan ASI Perah:


1. Sebelum memberikan ASI Perah, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir
2. ASI Perah dapat diberikan langsung kepada bayi dengan menggunakan
cangkir kecil
3. Berikan ASI yang diperah kepada bayi dengan cangkir. Dekatkan cangkir ke
bibir bawah bayi dan biarkan bayi menghisap sedikit demi sedikit dengan
lidahnya (seperti menjilat). Jangan tuangkan ASI langsung ke mulut bayi.
4. Jika ASI disimpan di kulkas, keluarkan ASI Perah dari kulkas lalu hangatkan
dengan cara merendam wadah ASI dalam wadah lain yang berisi air panas.
Jika ASI disimpan dalam suhu beku pindahkan terlebih dahulu ke lemari
pendingin bagian bawah selama sehari semalam, setelah itu hangatkan
ASI dengan merendam wadah ASI dalam wadah lain yang berisi air panas
5. Tuangkan ASI ke dalam cangkir secukupnya

Perlu diperhatikan:
1. Jangan merebus ASI Perah karena akan merusak zat-zat gizi didalamnya
jangan membekukan kembali ASI yang telah dicairkan
2. Botol susu dan dot tidak aman untuk digunakan karena sulit dibersihkan
dan mudah terkontaminasi

FasilitatorC PKH.indd 35 23/12/2013 21:39:58


36| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Risiko TIDAK menyusui


Catatan:
Semakin muda usia bayi, semakin besar risiko / bahaya yang dihadapinya.

Bagi Bayi
1. Risiko kematian yang lebih besar (bayi yang tidak diberi ASI 14 kali lebih besar
kemungkinannya meninggal dibandingkan bayi yang disusui secara eksklusif
pada enam bulan pertama)
2. Susu formula tidak memiliki antibodi (zat kekebalan tubuh) untuk melindungi
bayi dari sakit. Badan ibu membuat ASI dengan antibodi yang melindungi bayi
dari penyakit tertentu dalam lingkungan ibu/anak
3. Tidak menerima imunisasi pertama mereka dari kolostrum
4. Sulit menyerap susu formula, susu formula sama sekali bukan makanan
sempurna bagi bayi
5. Sering mengalami diare, lebih sering sakit, dan lebih parah sakitnya. Anak
usia kurang dari enam bulan yang diberi makan campuran (makanan, susu
formula dan air terkontaminasi) berisiko sakit lebih tinggi
6. Infeksi saluran pernafasan yang lebih sering
7. Risiko kekurangan gizi yang lebih besar, khususnya bagi bayi usia muda
8. Lebih besar kemungkinannya mengalami kurang gizi, keluarga mungkin tidak
mampu membeli susu formula dalam jumlah yang cukup.
9. Perkembangannya kurang: gangguan pertumbuhan, berat badan kurang,
badan pendek ’stunting’, kekurangan gizi parah ’wasting’ karena penyakit
menular seperti diare atau infeksi paru
10. Keterikatan yang kurang kuat antara ibu dan bayi, sehingga bayi tidak nyaman
11. Lebih besar kemungkinan kelebihan berat badan
12. Lebih besar risiko terkena penyakit jantung, diabetes, kanker, asma, gigi
keropos, pada usia dewasa.

Bagi Ibu
1. Ibu menjadi berisiko lebih mudah hamil
2. Lebih banyak pendarahan setelah persalinan sehingga meningkatkan risiko
anemia bila pemberian ASI tidak dimulai sejak dini
3. Mengganggu ikatan dengan bayinya
4. Meningkatnya depresi paska persalinan
5. Kejadian kanker rahim dan kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui.

FasilitatorC PKH.indd 36 23/12/2013 21:39:58


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |37
MODUL
FASILITATOR

Hal-hal yang harus dilakukan oleh ibu nifas dan ibu menyusui adalah:
1. Menyusui bayi sesering mungkin, bersihkan puting susu dengan air bersih
2. Makan makanan beragam, bergizi seimbang dan banyak minum supaya ASI
keluar banyak
3. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan produksi ASI banyak
4. Minum 1 kapsul vitamin A, kapsul warna merah, segera sesudah melahirkan
dan 1 kapsul lagi pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke 28
5. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama masa nifas, untuk
mempercepat pemulihan anemia yang terjadi karena perdarahan selama
persalinan
6. Jaga kebersihan alat kelamin, gantilah pembalut setiap kali basah
7. Segera menghubungi bidan atau petugas Keluarga Berencana untuk mendapat
alat kontrasepsi pasca melahirkan.

PERAN PENDAMPING PKH


1. Memotivasi ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif
2. Memotivasi ibu bekerja untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya
dengan memberikan ASI perah
3. Mengingatkan ibu untuk makan makanan beragam, bergizi seimbang
dan lebih banyak minum untuk menggantikan ASI yang keluar banyak
4. Memberitahu dan memastikan ibu untuk minum 1 kapsul vitamin A
warna merah segera sesudah melahirkan dan 1 kapsul lagi pada hari
berikutnya paling lambat pada hari ke 28.
5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas dan masa menyusui,
serta membawa ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika
terjadi tanda bahaya tersebut.

FasilitatorC PKH.indd 37 23/12/2013 21:39:59


38| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2.5. PELAYANAN BAYI USIA 0-28 HARI

A. Deskripsi singkat
Bayi baru lahir atau neonatus
adalah bayi berusia 0-28 hari. Pada
masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulai
berfungsinya organ-organ tubuh. Untuk mengetahui sedini mungkin
adanya kelainan pada bayi atau bayi sakit, bayi baru lahir harus diperiksa
kesehatannya sebanyak 3 kali, yaitu pada hari pertama (KN1), pada hari
ke 3 (KN2), dan pada minggu ke 2 (KN3). Risiko kematian bayi terbesar
terjadi pada 24 jam pertama kelahirannya. Penting merawat bayi baru
lahir dan mengetahui tanda bayi sehat dan sakit.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang pelayanan bayi usia 0-28 hari.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan tentang:
1. Persyaratan/Kewajiban keluarga yang memiliki bayi 0-28 hari
2. Cara merawat bayi baru lahir.
3. Tanda Bayi Baru Lahir yang Sehat.
4. Tanda Bayi Baru Lahir yang Sakit.

C. Buku Pedoman
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2011
2. Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Panduan
Fasilitator. 2012
3. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kartu Konseling Untuk Kader. 2012
4. Buku Panduan Kader Posyandu. 2011
5. Pelatihan Konseling MP-ASI. Panduan Pelatih. 2011
6. Sehat dan Bugar berkat Gizi Seimbang. 2010
7. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007
8. Pedoman Umum Gizi Seimbang. 2003

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart, dan kertas metaplan
2. Papan tulis atau papan flipchart
3. Laptop, LCD proyektor , VCD player dan layar jika diperlukan.

FasilitatorC PKH.indd 38 23/12/2013 21:39:59


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |39
MODUL
FASILITATOR

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 90 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan pelayanan bayi usia 0-28 hari.
Peserta diminta berperan aktif selama pembahasan materi.
2. Fasilitator menyampaikan persyaratan/kewajiban keluarga yang memiliki
bayi 0-28 hari
3. Fasilitator meminta partisipasi peserta untuk menjelaskan cara merawat
bayi baru lahir.
4. Fasilitator meminta partisipasi peserta untuk menuliskan tanda-tanda
bayi baru lahir yang sehat pada flipchart atau papan tulis.
5. Setelah selesai curah pendapat, salah satu peserta diminta menyimpulkan
tanda-tanda bayi baru lahir yang sehat. Peserta lainnya diperkenankan
menanggapi.
6. Fasilitator meminta partisipasi peserta untuk menuliskan tanda-tanda
bayi baru lahir yang sakit pada flipchart atau papan tulis.
7. Setelah selesai curah pendapat, salah satu peserta diminta menyimpulkan
cara merawat bayi, tanda-tanda bayi sehat, dan tanda-tanda bayi baru lahir
yang sakit. Peserta lainnya diperkenankan menanggapi.
8. Fasilitator menyimpulkan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
perawatan bayi 0-28 hari.
9. Peserta diminta menanggapi dan menjelaskan apakah cukup banyak ibu
yang melakukan hal tersbut pada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
binaan masing-masing.
10. Fasilitator merangkum bahasan yang telah disampaikan, kemudian
meminta peserta menuliskan peran pendamping terkait pelayanan anak
29 hari – 11 bulan pada metaplan dan menempelkannya di flipchart.
11. Fasilitator mendiskusikan jawaban peserta dengan slide peran
pendamping PKH, kemudian menutup sesi.

F. Uraian materi
Persyaratan/kewajiban bayi 0-28 hari adalah:
1. Harus memeriksakan kesehatannya, walaupun bayi tampak sehat, minimal
3 kali. Pemeriksaan pertama (KN1) pada 6-48 jam pertama, KN2 pada bayi
umur 3-7 hari dan KN3 saat usia bayi 8-28 hari.
2. Mendapat imunisasi dasar yaitu Hepatitis B0 (dalam 24 jam pertama
sesudah lahir sampai 7 hari).
3. Hanya diberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan.

Cara ibu merawat bayi baru lahir:


1. Bayi baru boleh dimandikan sesudah 6 jam, bungkus bayi dengan kain
kering dan ganti kainnya segera jika basah.
2. Berikan ASI yang keluar pertama, disebut kolostrum, berwarna kekuningan
mengandung zat kekebalan tubuh. Jangan dibuang, berikan langsung
kepada bayi.

FasilitatorC PKH.indd 39 23/12/2013 21:39:59


40| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

3. Berikan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Ibu menyusui perlu diberi
nasehat bahwa bayi harus disusui dengan posisi kepala dan badan dalam
satu garis lurus, wajah bayi menghadap ke payudara. Payudara kanan dan
kiri digunakan bergantian. Menyusui bayi bisa dalam posisi duduk maupun
berbaring dengan santai. Susuilah bayi sesering mungkin termasuk pada
malam hari. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.
4. Jaga tali pusat selalu bersih, kering dan biarkan terbuka (jangan dibungkus)
5. Jika berat lahir <2.500 g, berarti termasuk bayi berat lahir rendah,
membutuhkan lingkungan yang hangat untuk mempertahankan suhu
tubuhnya dan pemberian ASI. Hal ini diperoleh dengan perawatan yang
efektif dan efisien yaitu perawatan metoda kanguru (dengan menjaga bayi
tetap kontak kulit dengan kulit ibu/ayahnya). Metoda kanguru dilakukan
sampai berat badan bayi > 2.500 g atau bayi tidak nyaman. Jangan tidurkan
bayi di tempat dingin atau banyak angin.
6. Minta imunisasi Hepatitis B kepada bidan/petugas kesehatan, sebelum
bayi berumur 7 hari, sebaiknya dalam 24 jam pertama.

Tanda-tanda bayi baru lahir yang sehat:


1. Bayi lahir langsung menangis
2. Tubuh bayi kemerahan
3. Bayi bergerak aktif
4. Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat.
Gunakan ke dua payudara secara bergantian untuk memberikan ASI yang
optimal. Jika ada kesulitan menyusui, tanyakan kepada petugas cara
menyusui yang benar.

Tanda-tanda bayi baru lahir yang tidak sehat :


Segera bawa bayi ke bidan/petugas kesehatan di fasilitas kesehatan jika
muncul salah satu tanda sebagai berikut:
1. Tidak dapat menyusu
2. Mengantuk atau Tidak sadar
3. Napas cepat (lebih dari 60 kali per menit)
4. Merintih
5. Tampak tarikan dinding dada bagian bawah (retraksi)
6. Tampak biru pada ujung jari tangan, kaki atau bibir
7. Kejang
8. Badan bayi kuning
9. Kaki dan tangan terasa dingin
10. Demam
11. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut
12. Mata bayi bernanah banyak

FasilitatorC PKH.indd 40 23/12/2013 21:39:59


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |41
MODUL
FASILITATOR

Hal – hal yang perlu diperhatikan


 Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)
 Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi usia 0-6 bulan
 Susui bayi sesering mungkin semau bayi, jika bayi tidur lebih dari 3 jam,
bangunkan lalu susui
 Minta imunisasi Hepatitis B (HB0) kepada bidan/petugas kesehatan,
sebelum bayi berumur 7 hari, sebaiknya dalam 24 jam pertama.
 Perhatikan dan kenali tanda-tanda bahaya yang bisa terjadi pada bayi 0-28
hari
 Berikan rangsangan pada bayi 0-28 hari dengan cara:
- sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang
- gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
- ajak bayi tersenyum dan bicara
- perdengarkan musik pada bayi

PERAN PENDAMPING PKH


1. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk memberikan ASI
eksklusif
2. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk membawa bayinya
segera ke petugas kesehatan bila menemukan satu atau lebih tanda-
tanda bahaya bayi baru lahir
3. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk dapat melakukan
perawatan pada BBLR
4. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk selalu memberikan
stimulasi atau rangsangan pertumbuhan dan perkembangan bayi 0-28
hari
5. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk memeriksakan bayinya
yang baru lahir ke fasilitas kesehatan minimal 3 kali, walaupun bayi
sehat

FasilitatorC PKH.indd 41 23/12/2013 21:39:59


42| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2.6. PELAYANAN BAYI USIA 29 HARI – 11 BULAN

A. Deskripsi singkat
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, bayi
usia 29 hari sampai 11 bulan (12 bulan kurang sehari)
diperlukan asupan gizi seimbang. Sampai dengan usia
6 bulan diberikan hanya ASI saja, sedangkan MP-ASI
serta Vitamin A mulai diberikan setelah usia 6 bulan, dan
menyusui tetap dilanjutkan sampai anak usia 2 tahun.
Selain itu, anak usia 29 hari sampai 11 bulan diberikan
imunisasi lengkap, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di
Posyandu.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang pelayanan bayi usia 29 hari sampai 11 bulan.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan tentang:
a. Persyaratan/kewajiban keluarga yang memiliki bayi
b. Perawatan bayi sehari-hari.
c. ASI Eksklusif dan MP-ASI mulai 6 bulan, serta melanjutkan pemberian
ASI hingga anak berusia 2 tahun.
d. Pemantauan tumbuh kembang bayi usia 29 hari – 11 bulan.
e. Pemberian Vitamin A dan tabur gizi kepada bayi 6 – 11 bulan.
f. Imunisasi dasar lengkap.

C. Buku Pedoman
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2011
2. Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Panduan
Fasilitator. 2012
3. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kartu Konseling Untuk Kader. 2012
4. Buku Panduan Kader Posyandu. 2011
5. Pelatihan Konseling MP-ASI. Panduan Pelatih. 2011
6. Tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. (Kepmenkes
Nomor 1995 tahun 2010)
7. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. 2011
8. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A. 2010
9. Apa dan Mengapa tentang Taburia. Pedoman Praktis bagi Kader. 2010
10. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak. 2008
11. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007

FasilitatorC PKH.indd 42 23/12/2013 21:40:00


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |43
MODUL
FASILITATOR

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart dan metaplan
2. Kapsul Vitamin A 100.000 SI warna biru
3. Tabur gizi (Taburia atau Mix Me)

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu keseluruhan 225 menit)


Perawatan Bayi 29 hari - 11 bulan (20 menit)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan pelayanan bayi usia 29 hari – 11
bulan, peserta diminta berperan aktif selama pembahasan materi.
2. Fasilitator menyampaikan persyaratan/kewajiban keluarga yang memiliki
bayi usia 29 hari – 11 bulan.
3. Fasilitator menanyakan kepada peserta bagaimana perawatan bayi dan
anak sehari-hari kemudian menunjukkan slide gambar ibu yang sedang
merawat anak
4. Fasilitator menjelaskan tentang perawatan bayi 29 hari-11 bulan.

ASI Eksklusif dan MP-ASI (45 menit)


5. Fasilitator menjelaskan kepada peserta sekilas tentang ASI Eksklusif dan
MP-ASI
6. Fasilitator menanyakan kepada peserta kemungkinan memberikan ASI ASI
ketika Ibu sedang tidak bersama bayi dan mendiskusikannya. Kemudian
membahas hasil diskusi dengan menayangkan slide berikutnya tentang
ASI perah, penyimpanan ASI perah, dan cara pemberian ASI perah.
7. Fasilitator menjelaskan tentang pemberian MP-ASI pada bayi 6-9 bulan
8. Fasilitator menjelaskan tentang pemberian MP-ASI pada bayi 9-12 bulan
9. Fasilitator menjelaskan tentang pemberian MP-ASI pada bayi 12-24 bulan
10. Fasilitator menjelaskan tentang gizi seimbang dalam pemberian MP-ASI

Kekurangan Vitamin A (45 menit)


11. Fasilitator menjelaskan kepada peserta sifat-sifat vitamin A
12. Fasilitator menayangkan dan mendiskusikan tanda dan gejala KVA pada
mata
13. Fasilitator menanyakan kepada peserta penyebab dan akibat kekurangan
vitamin A, kemudian mencatat jawaban pada kertas flipchart
14. Fasilitator membandingkan dan mendiskusikan jawaban peserta dengan
menayangkan slide tentang penyebab dan akibat KVA
15. Fasilitator menjelaskan bagaimana pencegahan dan penanggulangan KVA
16. Fasilitator menayangkan slide gambar bermacam-macam bahan makanan,
kemudian peserta diminta memilih bahan makanan apa saja yang
merupakan sumber vitamin A. Kemudian menayangkan slide makanan
sumber vitamin A.

FasilitatorC PKH.indd 43 23/12/2013 21:40:00


44| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

17. Fasilitator menjelaskan manfaat pemberian kapsul vitamin A, sasaran


dan kapan waktu pemberiannya, serta dimana bisa mendapatkan kapsul
vitamin A.

Taburia (45 menit)


18. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah sudah pernah mendengar
tentang Taburia dan minta salah satu peserta yang pernah mendengar
untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Taburia. Selanjutnya
fasilitator mengulang apa itu taburia dengan menjelaskan slide berikutnya.
19. Fasilitator mendiskusikan dengan peserta siapa sasaran taburia dan apa
saja manfaat serta keunggulan Taburia.
20. Fasilitator menjelaskan cara pemberian Taburia dan melibatkan peserta
untuk mendemonstrasikan pemberian Taburia pada makanan (nasi putih,
sayur berkuah, makanan/minuman panas)
21. Fasilitator mennyampaikan hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
Taburia

Imunisasi (25 menit)


22. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengapa bayi perlu di imunisasi,
kemudian menjelaskan pengertian imunisasi
23. Fasilitator mendiskusikan dengan peserta jenis imunisasi apa saja
yang mereka ketahui, kemudian menyampaikan jadwal imunisasi, serta
manfaatnya.

Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan (45 menit)


24. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengapa perlu memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak, kemudian menjelaskannya
menggunakan slide berikutnya.
25. Fasilitator mendiskusikan dengan peserta bagaimana cara mengetahui
status pertumbuhan anak dan menyampaikan slide gambar KMS dan buku
KIA. Fasilitator memberikan contoh KMS Laki-laki dan Perempuan serta
Buku KIA dan menjelaskan sekilas tentang KMS
26. Fasilitator menjelaskan kepada peserta bagaimana menentukan status
pertumbuhan balita menggunakan KMS (Naik, Tidak Naik)
27. Fasilitator memberikan penugasan kelompok. Peserta dibagi menjadi
2 kelompok, kemudian fasilitator membagikan beberapa gambar
perkembangan anak dan kertas berisi kelompok umur anak. Minta mereka
mencocokkan kelompok umur anak dengan dengan gambar perkembangan
yang sesuai. Setelah selesai fasilitator mencocokkan menggunakan slide
berikutnya.
28. Fasilitator merangkum bahasan yang telah disampaikan.
29. Fasilitator meminta peserta menuliskan peran pendamping terkait
pelayanan anak 29 hari – 11 bulan pada metaplan dan menempelkannya
di flipchart, kemudian menyesuaikan jawaban peserta dengan slide peran
pendamping PKH, kemudian menutup sesi.

FasilitatorC PKH.indd 44 23/12/2013 21:40:00


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56|45
MODUL
FASILITATOR

F. Uraian materi
Persyaratan/kewajiban bayi 29 hari-11 bulan adalah:
1. Harus dibawa ke posyandu untuk ditimbang berat badannya secara rutin
setiap bulan dan ibunya mendapat konseling tentang ASI dan MP-ASI
sesuai hasil pemantauan pertumbuhan pada KMS.
2. Mendapat imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal pemberian yang
disarankan petugas kesehatan di posyandu, puskesmas, atau fasilitas
kesehatan lain.
3. Sesudah bayi berumur 6 bulan, mendapat satu kali suplemen vitamin A
100.000 SI, kapsul berwarna biru.
4. Pada usia 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping
ASI dalam bentuk lumat, mulai bubur susu sampai bubur tim lunak.
Campurkan ASI ke dalam bubur yang dibuat, ketika bayi akan makan. Pada
usia 9 bulan berikan MP-ASI yang lebih padat berupa bubur atau nasi tim,
secara bertahap berikan nasi lembek pada usia menjelang satu tahun.
5. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar oleh tenaga kesehatan, minimal 4
kali.
6. Beri rangsangan perkembangan sesuai umur. Peluk dan timang bayi
dengan penuh kasih sayang sesering mungkin. Gantung benda bergerak
warna cerah agar bayi dapat melihat dan mengikuti gerak benda tersebut.
Ajak bayi tersenyum, bicara serta perdengarkan musik lembut.
7. Perkembangan anak dipantau melalui kemampuan gerak dan bicara
anak sesuai dengan pertambahan umur. Sebagai contoh, bayi usia 4-6
bulan seharusnya sudah mampu tengkurap, meraih benda di depannya
dan mencobas menirukan bunyi. Jika dikhawatirkan ada keterlambatan
perkembangan yang tidak sesuai dengan panduan yang tercantum dalam
buku KIA, segera konsultasikan kepada petugas kesehatan.
8. Pada saat bayi berumur 6 bulan harus diberikan MP-ASI yang dibuat dari
bahan makanan lokal yang sama dengan yang dikonsumsi keluarga di
rumah, dan tetap mendapat ASI sampai anak berusia 2 tahun.
9. Mendapat tambahan zat gizi melalui tabur gizi yang dicampurkan pada
MP-ASI yang dikonsumsi anak.
10. Tangan bayi dicuci dengan air bersih dan sabun sebelum diberikan MP-
ASI.

Perawatan bayi dan anak balita sehari-hari:


1. Jaga kebersihan anak, mandi setiap hari, cuci rambut secara rutin, cuci
tangan setelah buang air, setelah bermain dan
sebelum makan dan jaga kebersihan pakaian,
tempat tidur dan mainan.
2. Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi dengan pasta
gigi dan sikat gigi kecil, jangan biasakan makan
manis dan lengket, periksakan gigi setiap 6 bulan
sekali ke Puskesmas.

FasilitatorC PKH.indd 45 23/12/2013 21:40:00


46| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

3. Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur, bersihkan rumah dan
lingkungan anak bermain dari debu dan sampah.
4. Mintalah imunisasi dasar lengkap kepada petugas kesehatan untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit menular. Bayi yang akan diimunisasi
harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan bukan merupakan
halangan untuk mendapatkan imunisasi.
5.
Di daerah endemis malaria,
bayi harus tidur di dalam kelambu
berinsektisida.
6. Jauhkan anak dari bahan/benda berbahaya

ASI Eksklusif dan MP-ASI:


1. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa
memberikan makanan dan minuman apapun kepada bayi.
2. Seorang ibu yang bekerja jauh dari rumahnya dapat melanjutkan menyusui
anaknya, ibu harus menyusui sesering mungkin pada saat bersama-sama
dengan bayinya, dan memerah ASInya jika mereka terpisah.
3. ASI dapat disimpan sampai dengan 8 jam dalam kondisi temperatur
ruangan tanpa menjadi rusak, 24 jam dalam tas pendingin dengan es batu.
Tentunya, lebih baik jika menyimpan susu perah dalam botol atau wadah
tertutup yang bersih, lebih baik lagi dalam lemari pendingin (kulkas). ASI
dapat tahan selama 3 hari di lemari es, 2 minggu dalam freezer lemari es
1 pintu, dan 3 bulan pada freezer lemari es 2 pintu.
4. ASI beku dapat dicairkan dengan cara memindahkan dari freezer ke lemari
es (chiller). ASI dapat diberikan pada bayi dengan cara merendam botol ASI
dalam wadah yang berisi air hangat. Tidak diperbolehkan menghangarkan
ASI dengan cara dipanaskan di atas kompor
5. Memberi ASI pada bayi dengan menggunakan cangkir lebih aman
dibandingkan dengan menggunakan botol, karena cangkir lebih mudah
dibersihkan dengan air dan sabun. Dengan menggunakan cangkir akan
terjalin kontak dan stimulasi kebutuhan bayi, karena Ibu atau pengasuh
harus memegang bayi. Memberi makan dengan menggunakan cangkir
tidak akan menimbulkan masalah yang dapat mengganggu reflek anak
untuk menghisap atau menyusu dari ibunya.
6. Teruskan berikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun
7. MP-ASI diberikan secara bertahap setelah bayi berusia 6 bulan.
8. Pola pemberian MP-ASI sesuai dengan anjuran makanan selama anak
sakit maupun dalam keadaan sehat

FasilitatorC PKH.indd 46 23/12/2013 21:40:01


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |47
MODUL
FASILITATOR

- Berikan makanan keluarga 3


X sehari, sebanyak 1/3 –1/2
porsi makan orang dewasa
yang terdiri dari nasi, lauk
pauk, sayur dan buah
- Berikan makanan selingan
kaya gizi 2 x sehari diantara
waktu makan.

Pemantauan pertumbuhan:
1. Pertumbuhan bayi dipantau dengan menggunakan KMS/Buku
KIA, anak sehat bertambah umur bertambah berat sesuai
dengan pertambahan berat pada pita hijau di KMS
2. Membawa bayi ke Posyandu untuk ditimbang setiap bulan agar
dapat mengamati pertambahan berat badannya
3. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pengukuran tinggi badan
sebagai bagian dari pemantauan pertumbuhan

Pemantauan perkembangan:
Deteksi tumbuh kembang adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita. Perkembangan bayi dipantau dengan menggunakan
KMS/Buku KIA. Untuk merangsang perkembangan motorik halus dan motorik
kasar perlu juga diberikan rangsangan perkembangan sesuai umur.
Caranya antara lain:
1. Peluk bayi dan timang bayi dengan penuh kasih sayang sesering mungkin
2. Ajak bayi tersenyum, bicara serta perdengarkan musik lembut
3. Gantung benda bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat dan
mengikuti gerak benda tersebut.

FasilitatorC PKH.indd 47 23/12/2013 21:40:01


48| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

4. Urutan perkembangan sesuai usia bayi seperti berikut:


Umur Kemampuan perkembangan
0-1 bulan Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum
1-3 bulan Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, mengamati
tangannya
3-6 bulan Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri
6-9 bulan Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da….da…, pegang benda
9-12 bulan Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan berjalan
berpegangan
1-2 tahun Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik tangga, corat-
coret
2-3 tahun Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara dimengerti, makan
sendiri, memeluk dan mencium orang yang terdekat
3-5 tahun Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian

Vitamin A:
Vitamin A merupakan salah satu jenis zat gizi mikro
yang menjadi komponen utama pendukung fungsi
organ penglihatan serta pertumbuhan. Vitamin A
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan
diare, serta memelihara jaringan agar berfungsi
normal terutama jaringan mata.
Vitamin A disimpan dalam hati. Dalam keadaaan normal cadangan vitamin A
dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan. Apabila simpanan vitamin A
dalam tubuh kurang dari kebutuhan, dapat terjadi masalah Kurang Vitamin
A (KVA).
Angka kecukupan gizi vitamin A pada anak usia < 1 tahun adalah 375 – 400
RE dan pada anak usia > 1 – 10 tahun adalah 400 – 500 RE. Untuk mencukupi
kebutuhan vitamin A pada anak 6-59 bulan, selain dari makanan perlu
mendapat suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali.

Sifat-sifat Vitamin A:
1. Larut dalam lemak, tidak larut dalam air
2. Tahan terhadap suhu panas
3. Dapat disimpan dalam hati sebagai persediaan
4. Tidak dapat diproduksi oleh tubuh

Manfaat pemberian suplementasi kapsul vitamin A:


1. Meningkatkan daya tahan tubuh
2. Mencegah kesakitan dan kematian.
3. Menjaga kesehatan mata

FasilitatorC PKH.indd 48 23/12/2013 21:40:01


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56|49
MODUL
FASILITATOR

Sasaran pemberian kapsul vitamin A:

Sasaran Jenis Frekwensi


1 kali
Bayi 6-11 bulan Kapsul Biru
(Februari atau Agustus)
2 kali
Anak Balita 12-59 bulan Kapsul Merah
(Februari dan Agustus)

Tempat Pemberian:
1. Posyandu
2. Sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), polindes/
poskesdes, balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta)
3. Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompok bermain, tempat
penitipan anak, dll.

Tanda dan gejala KVA:


1. Penurunan kemampuan melihat jelas pada
cahaya yang redup, disebut juga rabun senja,
dengan ditandai sering menabrak benda di
sekitarnya akibat penglihatan yang kurang
2. Bagian putih mata kering, kusam, tidak bersinar
3. Jika berlanjut tanpa pengobatan akan terdapat
bercak seperti busa sabun pada bagian putih
mata.
Jika ditemukan anak dengan salah satu tanda seperti di atas, segera dibawa
ke puskesmas atau beritahu petugas kesehatan terdekat.

Penyebab KVA:
Asupan makanan yang kurang mengandung vitamin A dan atau adanya
gangguan penyerapan vitamin A.

Akibat KVA:
Kandungan vitamin A dalam darah yang kurang, akan menyebabkan kerusakan
pada mata dan menurunkan daya tahan tubuh anak sehingga mudah terkena
penyakit. Jika tidak ditanggulangi lebih awal, akan berakibat kebutaan.

Pencegahan dan Penanggulangan KVA:


1. Meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A seperti susu, telur,
hati atau dari bahan makanan nabati seperti sayuran hijau dan buah-
buahan berwarna kekuningan.
2. Membiasakan bayi dan anak balita mengenal dan mengkonsumsi sayuran
hijau dan buah-buahan.
3. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi 6 bulan sekali, setiap bulan
Februari dan Agustus.
4. Mengonsumsi makanan yang telah difortifikasi atau diperkaya dengan
vitamin A termasuk membubuhkan tabur gizi pada makanan.

FasilitatorC PKH.indd 49 23/12/2013 21:40:02


50| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Taburia:
1. Taburia adalah bubuk multivitamin dan multimineral untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral anak balita.
2. Pemberian taburia diprioritaskan pada anak balita usia 6-24 bulan, tetapi
dapat juga diberikan pada anak balita 6-59 bulan. Taburia dapat diberikan
pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
3. Manfaat Taburia :
 Nafsu makan meningkat
 Anak tidak mudah sakit
 Anak tumbuh dan berkembang sesuai usia
 anak tidak kurang darah sehingga lebih ceras dan ceria
4. Taburia diberikan tiap 2 (dua) hari sekali selama 4 (empat) bulan. Setiap
kali pemberian sebanyak satu bungkus. Taburia diberikan untuk sekali
makan saja pada waktu makan pagi.
5. Cara Pemberian:
 Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan makanan anak.
 Taburkan 1 (satu) bungkus Taburia pada makanan utama yang biasa
dimakan anak. Makanan utama tersebut dapat berupa nasi atau bubur,
yang terbuat dari beras, jagung, kentang, ubi.
 Taburia tidak boleh dicampur dengan makanan yang berair, seperti
minuman susu, teh, air atau sayuran berkuah seperti sup, sayur bening
dan lain-lain karena akan menggumpal dan tidak larut.
 Tidak boleh dicampur dengan makanan panas, karena lemak yang
melapisi zat besi akan rusak dan berinteraksi dengan makanan sehingga
akan menimbulkan rasa yang kurang enak.
 Upayakan makanan yang sudah diberi taburia segera dimakan dan
dihabiskan.
 Taburia bisa diperoleh di tempat pelayanan masyarakat, seperti:
Posyandu, Pos PAUD dan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti:
Puskesmas, Polindes.

Perhatian
• Makanan pagi anak balita yang telah dicampur Taburia dapat memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral anak.
• Tidak perlu khawatir apabila terjadi sedikit perubahan warna dan rasa
makanan yang telah diberi Taburia, karena tidak mengurangi manfaat
Taburia.
• Simpan Taburia dalam wadah tertutup (kotak, toples) yang bersih,
higienis, kering, tidak lembab dan aman dari serangga, tikus, kecoa,
cicak, semut, dll.
• Taburia dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang/sobek, berubah
warna atau isinya menggumpal.

FasilitatorC PKH.indd 50 23/12/2013 21:40:02


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |51
MODUL
FASILITATOR

Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
kekebalan pada bayi dan balita dengan suntikan dan
tetesan untuk mencegah agar mereka tidak sakit, atau
walaupun sakit tidak menjadi parah.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
diantaranya difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis,
campak, hepatitis B, dan polio.
Secara umum tujuan imunisasi adalah mencegah penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi sehingga menurunkan angka kesakitan,
kecacatan, serta kematian.
Sasaran pelayanan imunisasi dasar lengkap adalah bayi. Jenis imunisasi dan
usia pemberian dapat dilihat pada tabel berikut :

IMUNISASI PENYAKIT YANG BISA DICEGAH


Hepatitis B Hepatitis B (kerusakan hati)
BCG TBC
Polio Polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan lengan)
DPT/HB Difteri (penyumbatan jalan nafas)
(DPT-COMBO) Pertusis/batuk rejan/batuk seratus hari
Tetanus
Hepatitis B
Campak Campak

UMUR BAYI JENIS IMUNISASI


0-7 Hari HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 Bulan DPT/HB 1, Polio 3
4 Bulan DPT/HB 1, Polio 4
9 Bulan Campak

PERAN PENDAMPING PKH


1. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk membawa bayinya ke posyandu
setiap bulan untuk memantau pertumbuhan, mendapat pelayanan gizi dan KIA
serta pelayanan kesehatan lainnya.
2. Mengingatkan dan memotivasi orang tua untuk memberikan ASI Eksklusif dan
MP-ASI mulai 6 bulan, serta melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2
tahun, kapsul vitamin A dan tabur gizi sesuai perkembangan usia.
3. Mengecek KMS/Buku KIA, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar.
4. Mengingatkan dan memotivasi orangtua untuk memberikan rangsangan dan
memantau perkembangan anak.

FasilitatorC PKH.indd 51 23/12/2013 21:40:02


52| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2.7. PELAYANAN ANAK USIA 12 – 59 BULAN

A. Deskripsi singkat
Salah satu indikator masalah gizi di Indonesia adalah
prevalensi pendek ‘stunting’ pada anak. Sekitar 7.6
juta anak balita di Indonesia ditemukan tinggi badan
menurut umurnya di bawah standar. Data Riskesdas
yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010 secara
konsisten menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori
dan protein anak balita masih di bawah angka kecukupan
gizi. Kekurangan gizi yang terjadi sejak masa janin dan
balita akan menyebabkan gangguan tidak hanya pada pertumbuhan fisik,
tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia
dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang
tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
Masalah gizi kurang dan gizi lebih meningkatkan risiko penyakit tidak menular
di masa dewasa.
Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada
kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitif
karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat
permanen dan tidak dapat dikoreksi. Karena itu prioritas sasaran PKH
Prestasi adalah RTSM dengan anak usia di bawah 2 tahun (baduta) yang
disebut periode emas kehidupan.

B. Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta dapat mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang pelayanan anak usia 12-59 bulan.

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan:
1. Persyaratan/kewajiban keluarga yang memiliki anak 12-59 bulan
2. Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan.
3. Anak gizi kurang dan gizi buruk
4. Anak pendek
5. Anak kegemukan
6. Anak kurang vitamin A
7. Anak kurang darah
8. Anak cacingan
9. Anak diare

FasilitatorC PKH.indd 52 23/12/2013 21:40:02


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |53
MODUL
FASILITATOR

C. Buku Pedoman
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2011
2. Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Panduan
Fasilitator. 2012
3. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kartu Konseling Untuk Kader. 2012
4. Buku Panduan Kader Posyandu. 2011
5. Pelatihan Konseling MP-ASI. Panduan Pelatih. 2011
6. Tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. (Kepmenkes
Nomor 1995 tahun 2010)
7. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. 2011
8. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A. 2010
9. Apa dan Mengapa tentang Taburia. Pedoman Praktis bagi Kader. 2010
10. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak. 2008
11. Pelatihan Konseling Menyusui. Panduan Pelatih. 2007

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart
2. Papan tulis, atau tripod utk flipchart
3. Gambar ibu menyusui, brosur Cara pemberian makan yang benar, ibu
sedang memberikan makan kepada anaknya
4. Gambar dan brosur tentang kasus gizi buruk, stunting, kegemukan, kurang
vitamin A, kurang darah, kecacingan dan diare.
5. KMS/Buku KIA, Kepmenkes No. 1995/2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
6. Kapsul vitamin A merah.
7. Template ppt

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu keseluruhan 270 menit)


1000 HPK, Anak Gizi Kurang dan Gizi Buruk (45 menit)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan pelayanan anak usia 12-59
bulan, peserta diminta berperan aktif selama pembahasan materi.
2. Fasilitator menyampaikan persyaratan/kewajiban keluarga yang memiliki
anak 12-59 bulan.
3. Fasilitator menjelaskan tentang 1000 hari pertama kehidupan.
4. Fasilitator menunjukkan gambar anak kurang gizi. Peserta diminta
berkomentar dan melakukan curah pendapattentang tanda, penyebab, dan
akibat anak kurang gizi dan gizi buruk menggunakan slide yang ada.
5. Fasilitator menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan.

FasilitatorC PKH.indd 53 23/12/2013 21:40:02


54| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Anak Pendek (90 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pengertian anak pendek
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta untuk menentukan anak cang
stating (gambar dua anak perempuan). Kemudian pasilitator menerangkan
anak pendek dari gambar tersebut.
3. Fasilitator menjelaskan mengenai tanda dan gejala anak pendek
4. Fasilitator menjelaskan tentang penyebab dan akibat anak pendek
5. Fasilitator menanyakan kepada peserta pencegahan dan penangulangan
anak pendek dan mencatatnya dalam flip chart,
6. Fasilitator menjelaskan pencegahan dan penunggalangan anak pendek
7. Fasilitator minta kepada peserta untuk menuliskan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas meta plan dan menyesuaikannya dengan
materi peran pendamping pada power point

Anak Kegemukan (45 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pengertian kegemukan
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengenai tanda dan gejala anak
kegemukan. Catat hasil jawaban peserta pada kertas flipchart
3. Fasilitator menjelaskan mengenai tanda dan gejala anak kegemukan.
4. Fasilitator menjelaskan tentang penyebab dan akibat anak kegemukan
5. Fasilitator menanyakan kepada peserta pencegahan dan penangulangan
anak kegemukan dan mencatatnya dalam flip chart,
6. Fasilitator menjelaskan pencegahan dan penunggalangan anak kegemukan

Anak Anemia (25 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pengertian anemia
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengenai tanda dan gejala anak
anemia. Catat hasil jawaban peserta pada kertas flipchart
3. Fasilitator menjelaskan mengenai tanda dan gejala anak anemia.
4. Fasilitator menjelaskan tentang penyebab dan akibat anak anemia
5. Fasilitator menanyakan kepada peserta pencegahan dan penangulangan
anak anemia dan mencatatnya dalam flip chart
6. Fasilitator menjelaskan pencegahan dan penunggalangan anak anemia
7. Fasilitator minta kepada peserta untuk menuliskan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas meta plan dan menyesuaikannya dengan
materi peran pendamping pada power point

Kecacingan (20 menit)


1. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengenai penyebab anak cacingan.
Catat hasil jawaban peserta pada kertas flipchart (3 menit)
2. Fasilitator menjelaskan penyebab anak kecacingan (2 menit)
3. Fasilitator menjelaskan tentang akibat anak kecacingan

FasilitatorC PKH.indd 54 23/12/2013 21:40:03


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |55
MODUL
FASILITATOR

4. Fasilitator menjelaskan pencegahan anak kecacingan


5. Fasilitator minta kepada peserta untuk menuliskan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas meta plan dan menyesuaikannya dengan
materi peran pendamping pada power point

Anak Diare (45 menit)


1. Fasilitator menanyakan kepada peserta pengertian mengenai diare,
catat hasil jawaban peserta pada kertas flipchart kemudian Fasilitator
menjelaskan pengertian diare. (2 menit)
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengenai penyebab anak diare.
Catat hasil jawaban peserta pada kertas flipchart (3 menit)
3. Fasilitator menjelaskan penyebab anak diare (2 menit)
4. Fasilitator menjelaskan tanda atau gejala anak diare dan gejala kurang
cairan tubuh (dehidrasi) pada diare (5 menit)
5. Fasilitator menunjukkan oralit dan tablet zinc kepada peserta. Tanyakan
kepada Peserta apakah pernah melihat atau menyiapkan oralit dan tablet
zinc (5 menit)
6. Fasilitator menjelaskan manfaat oralit dan tablet zinc (2 menit)
7. Fasilitator menjelaskan cara pembuatan oralit dengan meminta 1 (satu)
orang peserta untuk mempraktekkan pembuatan oralit (5 menit)
8. Fasilitator menjelaskan cara pemberian tablet zinc dengan meminta 1
(satu) orang peserta untuk mempraktekkan pemberian tablet zinc (5 menit)
9. Fasilitator menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan diare. (5
menit)
10. Fasilitator minta kepada peserta untuk menuliskan peran pendamping
dan menuliskannya pada kertas meta plan dan menyesuaikannya dengan
materi peran pendamping pada power point
11. Fasilitator merangkum bahasan yang telah didiskusikan bersama peserta
dan diakhiri dengan peran fasilitator pendamping

F. Uraian materi

Persyaratan/kewajiban anak usia 12-59 bulan adalah:


1. Harus dibawa ke posyandu untuk
ditimbang berat badannya secara rutin
setiap bulan dan ibunya mendapat
konseling tentang ASI dan MP-ASI sesuai
pemantauan pertumbuhan pada KMS.
2. Tetap mendapat ASI sampai anak berusia 2
tahun.
3. Mendapat kapsul vitamin A setiap bulan
Februari dan Agustus.

FasilitatorC PKH.indd 55 23/12/2013 21:40:03


56| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

4. Perkembangan anak dipantau melalui kemampuan gerak dan bicara anak


sesuai dengan pertambahan umur. Jika dikhawatirkan ada keterlambatan
perkembangan yang tidak sesuai dengan panduan yang tercantum dalam
buku KIA, segera konsultasikan kepada petugas kesehatan.
5. Mendapat tambahan zat gizi melalui tabur gizi yang dicampurkan pada
MP-ASI yang dikonsumsi anak.
6. Tangan bayi dicuci dengan air bersih dan sabun sebelum diberikan MP-
ASI.

SUBPOKOK BAHASAN: ANAK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK

Pengertian:
1. Gizi kurang adalah kondisi berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya,
pada KMS berat badan anak berada di lajur kuning bawah.
2. Gizi buruk adalah kurang gizi tingkat berat yang ditandai dengan anak yang
berat badannya di bawah garis merah dan sangat kurus.

Tanda dan gejala anak kurang gizi adalah:


1. Tampak kurus
2. Rambut tampak kusam
3. Biasanya sering nangis atau rewel
4. Tidak gesit dan kurang ceria
5. Pada umumnya sering menderita diare
6. Berat badannya pada KMS berada pada lajur
kuning bawah atau berada di bawah garis merah
7. Berat badan tidak naik atau menurun tiap bulan.
8. Odema terutama pada tungkai (kaki) atau muka

Penyebab:
1. Konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan dan ketidak seimbangan konsumsi
energi dan protein
2. Menderita penyakit infeksi karena imunisasi tidak lengkap sehingga daya
tahan menurun
3. Bayi tidak mendapat ASI eksklusif dan atau ASI tidak dilanjutkan sampai usia
2 tahun
4. Tidak mendapat MP-ASI yang tepat dan baik
5. Berat badan bayi tidak dipantau secara teratur sehingga terlambat mendeteksi
bahwa anak menderita kekurangan gizi.

Akibat:
1. Pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terhambat
2. Rentan terhadap penyakit infeksi
3. Daya adaptasi lingkungan rendah
4. Berisiko menderita penyakit tidak menular pada usia dewasa.

FasilitatorC PKH.indd 56 23/12/2013 21:40:03


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |57
MODUL
FASILITATOR

Pencegahan:
1. Ibu saat hamil dalam kondisi sehat, tidak menderita KEK dan kurang darah
2. Pemantauan berat badan anak secara teratur di posyandu
3. Menerapkan pesan yang diterima saat konseling ASI eksklusif dan MP-ASI
4. Menambahkan zat gizi berupa tabur gizi yang dibubuhkan pada makanannya.
5. Mendapat kapsul vitamin A setiap 6 bulan
6. Mendapat imunisasi dasar lengkap

Penanggulangan:
1. Pemeriksaan klinis di fasilitas kesehatan terdekat
2. Pemulihan gizi di Pusat Pemulihan Gizi ‘Therapeutic Feeding Center’
3. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah pada saat awal anak gizi kurang/
gizi buruk terdeteksi dan selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A setiap
bulan Februari dan Agustus.
4. Cek dalam KMS apakah sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, jika belum,
laporkan kepada petugas kesehatan.
5. Jika anak ini telah dipulihkan kondisi gizinya, tetap harus dibantu agar keluarga
memberikan makanan yang bergizi sehingga tidak jatuh kembali ke kondisi
gizi buruk. Peran masyarakat sekitar untuk mendukung pemulihan gizi sangat
penting

PERAN PENDAMPING PKH


1. Mengingatkan dan memotivasi ibu untuk memeriksakan bayinya pada
tenaga kesehatan jika anak tidak naik berat badan selama 3 bulan
berturut-turut.
2. Mengingatkan dan memotivasi ibu untuk selalu memberikan makanan
sesuai kebutuhan anak.

SUBPOKOK BAHASAN: ANAK PENDEK

Pengertian:
Pendek ‘stunting’ adalah kondisi panjang/tinggi badan
anak di bawah standar dibandingkan anak seusianya.
Dua dari 5 anak di Indonesia dilahirkan pendek,
kejadian ini terkait dengan berat lahir yang juga
rendah. Tingginya anak pendek di Indonesia terkait
dengan tingginya kematian dan ketidakmampuan
anak tumbuh kembang dengan normal.

FasilitatorC PKH.indd 57 23/12/2013 21:40:04


58| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Tanda:
Pengukuran panjang badan dilakukan pada anak usia 0-24 bulan dalam keadaan
anak telentang, sedangkan tinggi badan diukur pada anak usia 2-5 tahun dalam
keadaan anak berdiri.
1. Indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur
(TB/U) dibawah ambang batas standar
2. Standar PB/U dan TB/U anak perempuan dan anak laki-laki tercantum dalam
Kepmenkes nomor 1995 tahun 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak (tabel PB/U anak 0-24 bulan dan TB/U anak 24-60 bulan).

Penyebab:
1. Wanita hamil yang menderita KEK dan kurang darah sangat berisiko untuk
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2.500 g). Bayi dengan
berat badan lahir rendah berisiko mengalami pertumbuhan terhambat atau
stunting.
2. Kondisi ini terjadi pada ibu yang melahirkan pada usia remaja (15-19 tahun)
3. Bayi pendek juga dilahirkan dari ibu yang tingginya <150 cm
4. Bayi akan tetap pendek dibanding anak lain seusianya jika tidak diberikan ASI
eksklusif.

Akibat:
1. Anak stunting mengalami hambatan pertumbuhan sehingga mempunyai fisik
yang pendek sampai dewasa.
2. Perkembangan sel otak terhambat sehingga kecerdasannya kurang dibanding
anak seusianya yang tidak pendek.
3. Meningkatkan risiko menderita penyakit tidak menular seperti kencing manis
dan hipertensi di usia dewasa
4. Perempuan pendek akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Pencegahan:
1. Calon pengantin dan ibu pra-hamil harus berada pada status gizi baik dan
tidak menderita kurang darah. Untuk mempersiapkan hal ini, calon pengantin
harus mengatur pola konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi
seimbang.
2. Menunda kehamilan pada remaja sampai mereka berusia 20 tahun, sehingga
tubuhnya sudah siap menghadapi kehamilan.
3. Semua ibu hamil harus mengkonsumsi 1 tablet tambah darah setiap hari
selama kehamilannya, minimal 90 tablet berturut-turut.
4. Ibu hamil minum 1 tablet suplemen Multipel Mikronutrien (MMN) setiap hari
selam kehamilannya.
5. Ibu hamil yang menderita KEK harus mendapat makanan tambahan pemulihan.

FasilitatorC PKH.indd 58 23/12/2013 21:40:04


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |59
MODUL
FASILITATOR

Penanggulangan:
1. Pastikan pemberian ASI eksklusif pada bayi stunting
2. Pemberian MP-ASI yang tepat dan baik mulai anak berumur 6 bulan, dengan
penambahan tabur gizi pada makanan.
3. Pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun.
4. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) saat pertama kali
dideteksi.
5. Selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) 2 kali
dalam setahun pad bulan Februari dan Agustus.
6. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan di posyandu
7. Cek KMS untuk imunisasi dasar lengkap

PERAN PENDAMPING PKH


1. Bila menemukan balita pendek segera melaporkan ke petugas dan atau
sarana kesehatan
2. Selalu memotivasi ibu/keluarga untuk memberikan makanan bergizi
seimbang pada balita
3. Memotivasi ibu/keluarga untuk melakukan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan di posyandu

SUBPOKOK BAHASAN: ANAK KEGEMUKAN

Pengertian:
Anak gemuk jika berat badannya berada pada lajur kuning atas
pada KMS, sedangkan anak dinyatakan sangat gemuk (obese)
jika berat badannya telah melampaui lajur kuning atas.
Gemuk dapat terjadi karena penumpukan lemak tubuh yang
berlebih, sehingga berat badan seseorang melebihi normal.

Tanda dan gejala:


1. Tampak lebih besar dari anak seusianya
2. Kurang gesit
3. Kecenderungan banyak makan atau ngemil
4. Berat badannya pada KMS berada pada lajur kuning atas atau di atasnya.

Penyebab:
1. Konsumsi makanan berlebihan dan tidak seimbang (kebiasaan makan yang
berlebih pada keluarga yang diikuti oleh anak).

FasilitatorC PKH.indd 59 23/12/2013 21:40:04


60| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2. Gangguan metabolik
3. Kurang melakukan aktivitas fisik
4. Berat badan bayi/anak tidak dipantau rutin sehingga terlambat mendeteksi
kelebihan berat badan

Akibat:
Meningkatnya risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa muda,
seperti tekanan darah tinggi, jantung, penyakit kencing manis.

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Pemantauan berat badan rutin bulanan di posyandu
2. Menerapkan pola makan gizi seimbang sesuai umurnya
3. Pemberian ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak usia 2
tahun
4. Mendidik anak untuk melakukan aktivitas fisik di luar rumah.

PERAN PENDAMPING PKH


• Motivasi ibu agar sering membawa anak bermain di luar rumah seperti
jalan, bersepeda, renang, dan berbagai kegiatan yang mengeluarkan
tenaga.
• Jelaskan kepada ibu agar ibu mengurangi anak melakukan bermain
permainan yang monoton dalam waktu lama misalnya permainan
peralatan elektronik, menonton TV, dan lain-lain.
• Sarankan ibu agar mengurangi pemberian makanan yang banyak gula,
banyak minyak, dan lemak, serta rasa sangat gurih kepada anak.

SUB POKOK BAHASAN: ANAK KURANG DARAH (ANEMIA)

Pengertian:
Kurang darah atau anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan
jenis kelamin. Untuk anak balita, batas ambang normal adalah 11 g/dl.

Tanda dan gejala:


1. Pada awal tampak lemah, letih dan lesu
2. Kehilangan nafsu makan
3. Sering mengeluh pusing
4. Tahap lanjut bisa disertai sesak nafas jika beraktivitas/berlari.

FasilitatorC PKH.indd 60 23/12/2013 21:40:04


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |61
MODUL
FASILITATOR

Penyebab:
Kurangnya asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B dalam konsumsi makanan
sehari-hari.

Akibat:
1. Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun
2. Daya tangkap dan respons visual rendah
3. Tingkat kecerdasan rendah
4. Daya adaptasi sosial rendah.

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Penyuluhan gizi ditekankan pada peningkatan konsumsi sumber makanan
kaya zat besi dan protein
2. Pemberian ASI dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun karena protein ASI
membantu penyerapan zat besi
3. Pemberian suplementasi sirup besi
4. Pemberian makanan tambahan (PMT) yang kaya sumber protein dan zat besi
5. Mengobati kecacingan pada anak termasuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan supaya tidak tertular kecacingan
6. Mengkonsumsi makanan yang telah difortifikasi dengan besi, misalnya tepung
terigu, minyak goreng, mi instan dan tabur gizi mengandung berbagai zat gizi
mikro yang ditaburkan pada setiap makanan bayi/anak.

PERAN PENDAMPING PKH


1. Bila menemukan balita dengan tanda-tanda anemia, maka Pendamping:
• Menganjurkan kepada ibu balita selalu menyediakan hidangan
seimbang bervariasi yang kaya zat besi
• Menerangkan kepada ibu balita tanda-tanda anemia dan cara
mencegahnya.
• Menginformasikan kepada petugas kesehatan bahwa ada balita yang
anemia
2. Apabila balita mengalami anemia, maka pendamping melakukan:
• Meyakinkan kepada ibu balita bahwa balita telah mengonsumsi
makanan yang beragam dan bergizi seimbang.
• Menganjurkan kepada ibu balita dan balita agar selalu mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, sebelum dan sesudah makan.
• Menganjurkan kepada ibu balita dan balita agar selalu memakai alas
kaki terutama pada tempat kotor dan becek agar tidak cacingan,
khususnya cacing tambang

FasilitatorC PKH.indd 61 23/12/2013 21:40:04


62| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

SUBPOKOK BAHASAN: ANAK CACINGAN

Pengertian:
Penyakit cacingan adalah terdapatnya cacing dalam tubuh anak sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan pada anak tersebut.

Penyebab:
1. Infeksi cacing atau telur cacing yang tertular melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi
2. Penularan dapat juga terjadi karena terkontaminasi dari lingkungan (tanah)

Akibat:
1. Gangguan pada usus sehingga dapat menimbulkan diare
2. Gangguan penyerapan makanan pada usus sehingga anak kurus
3. Peradangan usus
4. Anemia karena cacing menghisap darah pada usus anak
5. Gangguan pada paru-paru (ditandai sering batuk).

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Hindari kebiasaan buang tinja di tanah/kebun/sawah
2. Gunakan alas kaki sandal/sepatu jika keluar rumah
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika hendak makan
4. Pemeriksaan rutin dan mendapat obat cacing di puskesmas.

SUBPOKOK BAHASAN: ANAK DIARE

Pengertian:
Diare adalah buang air besar encer atau bahkan dapat berupa air saja, yang lebih
sering daripada biasanya (lebih dari 3 kali/hari).

Tanda dan gejala:


1. Buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam sehari atau 24 jam
2. Sakit perut
3. Mual dan muntah
4. Kadang disertai demam.

Penyebab:
1. Infeksi virus dan atau bakteri tertentu. Cara Penularan melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi bakteri
2. Diare juga dapat disebabkan karena keracunan makanan.

FasilitatorC PKH.indd 62 23/12/2013 21:40:05


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |63
MODUL
FASILITATOR

Akibat:
Diare pada anak dapat mengakibatkan kekurangan cairan tubuh dan dapat
menimbulkan syok (anak tidak sadarkan diri) karena tubuhnya kekurangan cairan
tingkat berat. Jika tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan:
Pada dasarnya dilakukan dengan mudah dengan melaksanakan PHBS yaitu:
1. Kebersihan diri dan lingkungan
2. Memberikan ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak
berumur 2 tahun, karena ASI mengandung daya tahan tubuh
3. Menyiapkan MP-ASI dengan baik dan bersih termasuk penggunaan air bersih
untuk keperluan sehari-hari
4. Minum air yang sudah dimasak sampai mendidih
5. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir
setelah buang air dan sebelum makan
6. Gunakan jamban yang benar
7. Penyehatan lingkungan, seperti pengelolaan sampah, penyediaan sarana
pembuangan air limbah.

Penanggulangan:
1. Anak diare tetap diberikan ASI dan berikan minuman setiap kali mencret.
2. Tambahkan oralit pada minumannya atau tambahkan gula dan sedikit garam
jika di rumah tidak tersedia oralit
3. Berikan tablet zink sesuai dosis dan aturan selama 10 hari berturut turut.
4. Segera bawa ke puskesmas jika anak mulai tidak mau minum atau diarenya
tidak berhenti.

PERAN PENDAMPING PKH


1. Memberikan penyuluhan tentang diare kepada ibu RTSM.
2. Menganjurkan kepada Ibu agar memberikan SEGERA cairan oralit
setiap kali anak BAB. Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah
sayur, atau air tajin.
3. Menganjurkan kepada Ibu, untuk memberikan obat Zinc sesuai dosis,
selama 10 hari berturut-turut. Larutkan obat Zinc dalam 1 sendok
makan air matang.
4. Melaporkan ke fasilitas kesehatan serta menganjurkan penderita untuk
segera ke puskesmas.

FasilitatorC PKH.indd 63 23/12/2013 21:40:05


64| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

2.8 PELAYANAN REMAJA

A. Deskripsi singkat
Remaja adalah kelompok penduduk usia antara
10  sampai 19 tahun, merupakan transisi masa anak
menuju masa dewasa, sering dianggap merupakan
kelompok yang sehat. Pada kenyataannya banyak
remaja meninggal dini karena kecelakaan, kekerasan,
komplikasi kehamilan dan penyakit yang sebetulnya
bisa dicegah dan ditanggulangi. Banyak penyakit
kronis dan kecacatan pada orang dewasa berakar dari
masalah sejak remaja.
Masalah kesehatan dan gizi pada remaja putri meliputi kurang gizi dan kurang
darah/anemia. Kurus terjadi karena dipicu oleh nilai kurus sebagai bentuk
ideal bagi seorang remaja putri, sehingga mereka mengurangi konsumsi
makanan, sementara aktivitas remaja cenderung meningkat. Asupan gizi
yang tidak seimbang akan membuat remaja rentan terhadap anemia. Untuk
itu diperlukan upaya pencegahan agar tercapai status gizi dan kesehatan yang
optimal, terutama untuk menyiapkan diri sebelum menikah dan sebelum
hamil agar bayi yang dikandungnya dalam kondisi sehat optimal.

B. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang pelayanan gizi remaja
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan :
a. Pengertian remaja dan pentingnya memperhatikan kesehatan remaja
b. Remaja kurang gizi
c. Remaja kurang darah.

C. Buku Pedoman
1. Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. 2011
2. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja bagi Tenaga
Kesehatan. 2011
3. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja bagi Konselor
Sebaya. 2011
4. Teknik Konseling Remaja Bagi Konselor Sebaya. 2010
5. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) pada Wanita
Usia Subur. 1995
6. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa. 1994

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas flipchart
2. Papan tulis, atau papan sandaran flipchart (tripod)
3. LCD proyektor, laptop/notebook, screen (jika bahan berupa file komputer)

FasilitatorC PKH.indd 64 23/12/2013 21:40:05


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |65
MODUL
FASILITATOR

4. Media KIE atau template ppt seperti: gambar remaja yang lesu dan tak
bergairah, remaja yang sangat kurus, remaja yang aktif dan gesit, remaja
berprestasi sedang menerima penghargaan
5. Tablet tambah darah (TTD), food model lengkap, gambar-gambar suplemen
tambah darah yang beredar dan dijual di pasar bebas

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 90 menit)


1. Fasilitator menjelasakan pokok bahasan tentang pelayanan gizi remaja
2. Fasilitator meminta peserta memberikan pendapatnya tentang definisi
remaja, kemudian membahasnya dengan menayangkan slide berikutnya
tentang definisi remaja
3. Fasilitator menjelaskan pentingnya gizi bagi remaja
4. Fasilitator meminta tanggapan peserta terhadap slide gambar remaja
yang kurang gizi, kemudian membahasnya dengan menjelaskan slide
berikutnya tentang remaja kurang gizi
5. Fasilitator menjelaskan dan mendikusikan tentang cara menghitung IMT
6. Fasilitator menjelaskan dan mendiskusikan tentang tanda-tanda dan
akibat remaja kurang gizi
7. Fasilitator menjelasakan dan mendiskusikan pencegahan dan
penanggulangan gizi pada remaja
8. Fasilitator menjelaskan tentang kurang darah, serta tanda dan gejala
kurang darah.
9. Fasilitator menjelaskan dan mendiskusikan penyebab dan akibat kurang
darah
10. Fasilitator menjelaskan pencegahan dan penanggulangan kurang darah.
11. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan peran pendamping dalam
mengatasi gizi pada remaja dan menuliskannya pada kertas metaplan
serta menyesuaikan dengan peran pendamping PKH dalam slide.

F. Uraian materi
Remaja adalah kelompok penduduk usia antara 10 sampai 19 tahun,
merupakan transisi masa anak menuju masa dewasa, sering dianggap
merupakan kelompok yang sehat.

SUBPOKOK BAHASAN: REMAJA KURANG GIZI

Pengertian:
Kurang gizi adalah kondisi kekurangan berat badan dibandingkan tinggi badannya
yang disebut kurus. Pendek adalah kondisi tinggi badan menurut umur berada
di bawah standar, hal ini terjadi akibat sejak dalam kandungan ibu mengalami
kurang asupan gizi yang optimal. Faktor keturunan hanya berkontribusi sekitar
10%, bahkan beberapa penelitian menyebutkan hanya 3%, selebihnya ditentukan
oleh asupan gizi yang optimal pada tahap-tahap awal yaitu pada 1000 hari pertama
kehidupan anak. Lingkungan yang sehat serta pemeriksaan kesehatan rutin juga
menentukan status gizi seseorang.

FasilitatorC PKH.indd 65 23/12/2013 21:40:05


66| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Tanda-tanda:
1. Remaja dengan lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm atau di bagian merah pita
LILA, artinya remaja tersebut mempunya risiko kurang energi kronis (KEK)
2. Remaja dengan tinggi badan di bawah standar atau pendek
3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 18.5.
Untuk mengetahui status gizi remaja dapat menggunakan Indeks Massa
Tubuh (IMT), dengan cara menghitung berat badan dalam kg di bagi dengan
Tinggi Badan (TB) kuadrat dalam meter, yaitu
BB(kg)
TB2(m)
- Sangat kurus jika IMT < 17,0
- Kurus jika IMT 17,0 – 18,5
- Normal jika IMT 18,5 – 25,0
- Kelebihan berat badan ringan (overweight) jika IMT 25,0 – 27,0
- Kelebihan berat badan berat (obesitas) jika IMT > 27
4. Kurang aktif dan atau disertai kurang nafsu makan.

Akibat untuk remaja putri:


1. Meningkatkan risiko akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
2. Meningkatkan risiko akan melahirkan bayi dengan panjang badan di bawah
standar (pendek).

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Makan teratur dengan kecukupan energi dan protein.
2. Biasakan makan makanan beraneka ragam.
3. Perilaku hidup bersih terutama cuci tangan dengan sabun dan air bersih
sebelum makan.
4. Memilih makanan yang tidak banyak lemak, tidak terlalu manis dan tidak
terlalu asin.
5. Melakukan aktivitas fisik agar tetap sehat dan bugar.

PERAN PENDAMPING PKH

Mengingatkan dan memotivasi orangtua & remaja untuk menjalankan pola


hidup sehat, yaitu makan gizi seimbang, olahraga, menghindari kebiasaan
merokok, dan minum minuman keras, serta perilaku beresiko lainnya.

FasilitatorC PKH.indd 66 23/12/2013 21:40:05


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |67
MODUL
FASILITATOR

SUBPOKOK BAHASAN: REMAJA KURANG DARAH (ANEMIA)

Pengertian:
Kurang darah atau anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan
jenis kelamin. Untuk remaja, batas ambang normal adalah 12 g/dl.

Tanda dan gejala:


1. Wajah tampak pucat.
2. Kurang nafsu makan.
3. Tidak bergairah melakukan aktivitas fisik.
4. Cepat merasa lelah.
5. Mata berkunang-kunang.
6. Konsentrasi belajar menurun.
7. Tampak tidak bugar.

Penyebab:
Di Indonesia, kurang darah umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam
tubuh akibat konsumsi makanan kurang sumber zat besi dan sumber protein.
Karena itu kurang darah lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi.
1. Asupan makanan sumber protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B lain dalam
konsumsi sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Terutama remaja
puteri perlu memperhatikan hal ini karena mereka mengalami menstruasi
setiap bulan, sehingga makanan perlu kaya sumber protein dan zat besi untuk
menggantikan kehilangan darah yang berakibat kadar Hb menurun di bawah
normal.
2. Di daerah endemik malaria juga perlu diperhatikan jika remaja mengalami
anemia akibat penyakit malaria.
3. Menderita penyakit menahun atau infeksi berulang yang berakibat kurang
nafsu makan dalam jangka panjang.

Akibat :
1. Menurunkan gairah belajar.
2. Menurunkan daya serap otak terhadap pelajaran.
3. Gairah untuk beraktivitas menurun.

FasilitatorC PKH.indd 67 23/12/2013 21:40:05


68| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Pencegahan dan penanggulangan:


1. Konsumsi suplemen zat besi atau tablet tambah darah ditambah suplemen
yang mengandung zat gizi mikro lain a.l. asam folat, kalsium, vitamin B, zink,
selenium dan magnesium, vitamin C.
2. Pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang yang terutama makanan
kaya sumber protein dan sumber zat besi misalnya hati, daging, unggas, telur,
sayur dan buah berwarna dan kacang-kacangan.
3. Untuk pencegahan, remaja putri calon pengantin dianjurkan minum tablet
tambah darah 1 tablet seminggu sekali selama minimal 16 minggu dan juga
minum 1 tablet sehari selama masa haid/menstruasi.

PERAN PENDAMPING PKH


1. Mengingatkan dan memotivasi remaja selalu mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, terutama sumber protein, zat besi, asam folat, dan
vitamin lain yang cukup untuk kebutuhan tubuh agar terhindar dari
anemia
2. Memotivasi remaja putri calon pengantin agar meminum tablet tambah
darah.
3. Mengingatkan dan memotivasi remaja putri yang mempunyai tanda dan
gejala anemia, agar segera memeriksakan ke petugas kesehatan.
4.
Mengingatkan orang tua yang memiliki remaja putri agar
menginformasikan dan memotivasi putrinya mengikuti konseling remaja
melalui UKS atau Pramuka yang ada di sekolah.
5. Menganjurkan remaja untuk melakukan konseling kesehatan ke
puskesmas Pelayanan Kesehatn Peduli Remaja (PKPR).

FasilitatorC PKH.indd 68 23/12/2013 21:40:06


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56|69
MODUL
FASILITATOR

2.9. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. Deskripsi singkat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan kesehatan masyarakat di lingkungannya.

B. Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mengetahui dan dapat menjelaskan tentang
PHBS.

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan:
a. Pengertian PHBS.
b. Sepuluh indikator PHBS.

C. Buku Pedoman
1. Panduan Peningkatan PHBS di Rumah Tangga, 2009.
2. Pembinaan PHBS di Berbagai Tatanan, 2009.

D. Bahan dan alat penunjang


1. Spidol, kertas lembar balik.
2. Papan tulis, atau papan sandaran lembar balik (tripod).
3. LCD proyektor, laptop/notebook, layar (jika materi berupa file elektronik).
4. Media KIE berupa poster/gambar/template ppt yang menggambarkan
perilaku sehat di tatanan rumah tangga, sekolah, tempat umum dan
tempat kerja sesuai indikator pencapaian PHBS di setiap tatanan. Misalnya
memberi bayi ASI eksklusif, makan sayur dan buah setiap hari, mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun, tidak
merokok, membuang sampah pada tempatnya, melakukan aktivitas fisik
yang teratur dan terukur dan sebagainya.

E. Langkah-langkah pembelajaran (waktu 45 menit)


1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan PHBS, peserta diminta berperan
aktif selama pembahasan materi.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian dan manfaat PHBS
3. Fasilitator menyampaikan 10 indikator PHBS
4. Fasilitator menyampaikan manfaat dan cara memberantas jentik
5. Fasilitator menjelaskan tentang pengertian dan tujuan cuci tangan
Fasilitator menanyakan kepada peserta untuk menyebutkan manfaat dan
waktu cuci tangan. Selanjutnya fasilitator menjelaskan hal tersebut.

FasilitatorC PKH.indd 69 23/12/2013 21:40:06


70| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

6. Fasilitator memandu peserta untuk memperagakan cuci tangan pakai


sabun dengan benar menggunaka video
7. Fasilitator menjelaskan syarat penggunaan air bersih
8. Fasilitator menjelaskan manfaat penggunaan jamban sehat
9. Fasilitator menyebutkan kandugan zat berbahaya dalam rokok dan meminta
peserta menyebutkan bahaya merokok, kemudian mendiskusikan.
10. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya atau berbagi pengalaman
11. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan peran pendamping dalam
mengatasi gizi pada remaja dan menuliskannya pada kertas metaplan
serta menyesuaikan dengan peran pendamping PKH dalam slide.

F. Uraian materi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan.
Upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya ber-
PHBS dilakukan di lima tatanan, yaitu tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat
kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Namun, untuk
melihat keberhasilan Pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah
yang dijumpai di tatanan rumah tangga.
PHBS Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

A. Manfaat PHBS
1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Anggota keluarga giat bekerja.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah
Tangga yaitu :
1. Minta pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
agar ibu dan bayi selamat dan sehat.
Keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin karena bila ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. Selain itu, peralatan yang
dipergunakan oleh tenaga kesehatan dalam menangani proses persalinan
lebih aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.

FasilitatorC PKH.indd 70 23/12/2013 21:40:07


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |71
MODUL
FASILITATOR

2. Beri bayi air susu ibu saja dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat dan tidak
mudah sakit.
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup
dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, dan kebutuhan bayi
sampai dengan usia 6 bulan dapat dipenuhi dari ASI saja.
3. Timbang bayi dan balita setiap bulan di posyandu agar terpantau pertumbuhan
dan perkembangannya.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sehingga pertumbuhan
bayi dan balita dapat terpantau dengan baik melalui pencatatan dalam Buku
KIA / KMS (Kartu Menuju Sehat)

4. Bergotong royong untuk tersedianya air bersih di lingkungan warga agar


terhindar dari penyakit kulit, kecacingan dan muntaber.
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-sehari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit dan
terhindar dari dari berbagai ganguan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit, atau keracunan
Air bersih harus dimasak apabila digunakan untuk keperluan air minum.
Hal ini untuk membunuh kuman penyakit yang terdapat dalam air. Meski air
tersebut terlihat bersih namun belum tentu bebas kuman sehingga air perlu
dimasak sampai pada suhu 100 derajat Celcius.

Syarat air bersih :


• Air bening/jernih tidak berwarna
• Air tidak keruh, bebas pasir, debu, lumpur, sampah, busa, dan kotoran
lainnya.
• Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, tidak
pahit, dan harus bebas dari bahan kimia beracun.
• Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau belerang.

Cara menjaga kebersihan air bersih :


• Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah
paling sedikit 10 meter.
• Sumber mata air harus dilindugi dari bahan pencemaran
• Sumur gali, sumur pompa, kran umum, dan mata air harus dijaga
bangunanya agar tidak rusak sperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir
sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.
• Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air, disekitar
sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai,

FasilitatorC PKH.indd 71 23/12/2013 21:40:07


72| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

dinding, sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak
diletakkan di lantai ember/gayung digantung di tiang sumur.
5. Biasakan buang air besar di jamban sehat agar terhindar dari muntaber di
lingkungan warga.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan tersedia air untuk membersihkannya.
Setiap anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk buang air besar
dan buang air kecil agar lingkungan bersih lingkungan terjaga, sehat, tidak
berbau, sumber air yang ada disekitar tidak tercemar, tidak mengundang
datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare,
Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit
kulit, dan keracunan.

Cara memelihara jamban sehat


• Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
• Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
• Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
• Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
• Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
• Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

6. Biasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih dan mengalir agar bersih
dan tidak mudah sakit.
Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular
seperti penyakit gangguan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit
lainnya. Mencuci tangan dilakukan dengan menggosok seluruh kulit permukaan tangan
menggunakan sabun, kemudian dibilas menggunakan air bersih yang mengalir.
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan kuman dapat berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan
penyakit. Oleh sebab itu cuci tangan harus menggunakan sabun, karena
dengan air saja tidak cukup membasmi kuman.

Waktu mencuci tangan


- sebelum makan
- sebelum menyiapkan makanan,
- sesudah menggunakan kamar mandi
- setelah batuk atau bersin atau membuang ingus,

FasilitatorC PKH.indd 72 23/12/2013 21:40:07


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |73
MODUL
FASILITATOR

- setelah mengganti popok atau pembalut,


- sebelum dan setelah mengobati luka,
- setelah membersihkan atau membuang sampah,
- setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
- setelah menyentuh orang sakit

Manfaat mencuci tangan


• Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
• Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
• Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Cara mencuci tangan yang benar selama 20 detik, yaitu:


1. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
2. Ambil sabun gosok, ratakan pada tangan yang telah dibasahi
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
7. Gosokkan dengan memutar ujung-ujunga jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan lakukan sebaliknya
8. Bilas kedua tangan dengan air

7. Jadikan rumah bebas jentik nyamuk dengan 3M plus, menguras, mengubur,


menutup dan menghindari gigitan nyamuk. Hal ini dilakukan secara serentak
seminggu sekali agar terhindar dari demam berdarah.
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan tempat-

FasilitatorC PKH.indd 73 23/12/2013 21:40:08


74| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang


ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll
dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
pohon, pagar bambu, dll harus dilakukan secara berkala teratur setiap
minggu. Pemeriksaan jentik nyamuk berkala ini dilakukan dengan cara 3 M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk)

Manfaat rumah bebas jentik


• Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
• Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
• Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan sayur dan buah setiap hari agar terhindar dari penyakit stroke, tekanan
darah tinggi, diabetes dan kanker.
Konsumsi sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung
vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
serta mengandung serat yang tinggi dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah


• Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
• Vitamin D untuk kesehatan tulang.
• Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
• Vitamin K untuk pembekuan darah.
• Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
• Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
• Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.

Manfaat serat yang ada di dalam sayur dan buah


Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang  berfungsi
untuk memelihara usus, melancarkan buang air besar, membantu proses
pembersihan racun (detoksifikasi).

9. Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari agar terhindar dari
penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes dan kanker.
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar.
Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit sehari.

FasilitatorC PKH.indd 74 23/12/2013 21:40:08


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |75
MODUL
FASILITATOR

Apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan


• Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja
di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun
tangga, membawa belanjaan.
• Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan / jalan cepat / jogging,
bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat
beban/ berat.
• Melakukan aktivitas fisik setiap hari bisa dilakukan di rumah, di lapangan
olah raga, di tempat kerja bahkan di tempat umum.

Cara melakukan aktivitas


• Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa
dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara
bertahap.
• Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
• Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
• Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
• Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin paling
sedikit 30 menit setiap hari.

Manfaat aktivitas fisik secara teratur


• Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker, Tekanan
Darah Tinggi, Kencing Manis, dll.
• Berat badan terkendali
• Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
• Bentuk tubuh menjadi bagus
• Lebih percaya diri
• Lebih bertenaga dan bugar
• Kondisi kesehatan menjadi lebih baik

10. Jadikan rumah bebas asap rokok agar anggota keluarga terhindar dari bahaya
4000 racun rokok.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah :
• Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah
• Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
• Karbon Monoksida gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena
gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh. Pengaruhnya bagi tubuh
mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen, menghalangi
transportasi dalam darah.

FasilitatorC PKH.indd 75 23/12/2013 21:40:08


76| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

• Zat Karsinogen memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.


• Zat Iritan (zat yang dapat menyebabkan iritasi) mengotori saluran udara
dan kantung udara dalam paru-paru, menyebabkan batuk.

Perokok Aktif dan Perokok Pasif


• Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok secara rutin walaupun
hanya 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau
tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap
rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke
dalam paru-paru.
• Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan
orang yang sedang merokok.

Bahaya perokok aktif dan perokok pasif antara lain :


1. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
2. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
3. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.
4. Osteoporosis
5. Menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, dan kanker paru-paru
6. Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
7. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

PERAN PENDAMPING PKH


1. Memberikan informasi kepada RTSM tentang pentingnya PHBS
2. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah, tokoh
masyarakat, tokoh agama untuk memperoleh dukungan
3. Menjadi inisiator dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
mendorong terwujudnya perilaku PHBS
4. Mengupayakan jamban dan air bersih untuk RTSM

FasilitatorC PKH.indd 76 23/12/2013 21:40:08


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |77
MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 1.1
STANDAR PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U) ANAK LAKI-LAKI
UMUR 0 – 24 BULAN

Sumber : Kepmenkes RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri


Penilaian Status Gizi Anak.

FasilitatorC PKH.indd 77 23/12/2013 21:40:09


78| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 1.2
STANDAR TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)
ANAK LAKI-LAKI UMUR 24 – 60 BULAN

FasilitatorC PKH.indd 78 23/12/2013 21:40:10


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |79
MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 2.1
STANDAR PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U)
ANAK PEREMPUAN UMUR 0 – 24 BULAN

FasilitatorC PKH.indd 79 23/12/2013 21:40:10


80| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 2.2
STANDAR TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)
ANAK PEREMPUAN UMUR 24 – 60 BULAN

FasilitatorC PKH.indd 80 23/12/2013 21:40:11


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56 |81
MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 3
Persyaratan/Kewajiban Peserta PKH
(Buku Kerja Pendamping PKH, 2012)

Persyaratan/Kewajiban Tambahan Pelayanan


Target Group
Peserta PKH Pada PKH Prestasi
Ibu hamil • Melakukan pemeriksaan • Mendapatkan
kehamilan minimal 4 kali, K1 di suplementasi multi gizi
trimester-1, K2 di trimester-2, • Mendapatkan konseling
K3 dan K4 di trimester-3 kehamilan
• Mendapatkan tablet tambah
darah dan imunisasi TT
Ibu bersalin Proses kelahiran bayi HARUS • Mendapatkan konseling
ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih di fasilitas kesehatan
Ibu nifas dan Melakukan pemeriksaan kesehatan • Mendapatkan konseling
ibu menyusui minimal 3 kali pada minggu ke-1,
minggu ke-2 dan minggu ke-6
Bayi usia Harus diperiksa kesehatannya • Mendapatkan konseling
0-28 hari sebanyak 3 kali, KN1 di hari
(neonatus) pertama, KN2 sebelum 7 hari dan
KN3 sebelum 28 hari
Bayi usia • Ditimbang berat badannya • Mendapatkan konseling
29 hari- 11 secara rutin setiap bulan
bulan • Diimunisasi dasar lengkap (HB,
DPT, BCG, Polio, Campak)
• Pada usia 6 bulan mendapat
suplemen vitamin A 100.000 SI
(kapsul biru)
Anak usia • Ditimbang berat badannya • Mendapatkan tabur gizi
12- 59 bulan secara rutin setiap bulan • Mendapatkan konseling
• Mendapat imunisasi tambahan • Mendapatkan obat
• Mendapat suplemen vitamin cacing
A 200.000 SI (kapsul merah) • Mendapatkan oralit
sebanyak 2 kali setahun pada dan tablet zinc bila
bulan Februari dan Agustus menderita diare
Anak usia • Ditimbang berat badannya setiap -
5-6 tahun 3 bulan
• Mengikuti program PAUD
Anak usia Mendapat pelayanan kesehatan -
6-7 tahun

FasilitatorC PKH.indd 81 23/12/2013 21:40:12


82| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

LAMPIRAN 4
DAFTAR PENUKAR BAHAN MAKANAN

Golongan I: BAHAN MAKANAN SUMBER HIDRAT ARANG


Satu satuan penukar mengandung: 175 kkalori, 4 gr protein, dan 40 gr karbohidrat
Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Nasi 100 ¾ gls Maizena* 40 8 sdm
Nasi tim 200 1 gls Tepung beras 50 8 sdm
Bubur beras 400 2 gls Tepung singkong* 40 8 sdm
Nasi jagung 100 ¾ gls Tepung sagu* 40 7 sdm
Kentang 200 2 bj sdg Tepung terigu 50 8 sdm
Singkong 100 1 ptg sdg Tepung hunkwee* 40 8 sdm
Talas 200 1 bj bsr Mie basah 200 1 ½ gls
Ubi 150 1 bj sdg Mie kering 50 1 gls
Biskuit meja 50 4 bh Havermout 50 6 sdm
Roti putih 80 2 iris Bihun 50 ½ gls
Kraker 50 5 bh bsr
Keterangan: Bahan makanan yang ditandai (*) kurang mengandung protein, hingga perlu
ditambah ½ satuan penukar bahan makanan sumber protein.

Golongan II: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI


Satu satuan penukar mengandung: 95 kkalori, 10 gr protein, dan 6 gr lemak

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Daging sapi 50 1 ptg sdg Telur ayam negeri 60 1 btr
Daging babi 25 1 ptg kcl Telur bebek 60 1 btr
Daging ayam 50 1 ptg sdg Telur puyuh 60 6 btr
Hati sapi 50 1 ptg sdg Ikan segar 50 1 ptg sdg
Didih sapi 50 2 ptg sdg Ikan asin 25 2 ptg sdg
Babat 60 2 ptg sdg Ikan teri 25 2 sdm
Usus sapi 75 3 bulatan Udang basah 50 ¼ sdm
Telur ayam biasa 75 2 btr Bakso daging 100 10 bj sdg

Golongan III: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI


Satu satuan penukar mengandung: 80 kkalori, 6 gr protein, 3 gr lemak, dan 8 gr
karbohidrat

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Kacang Hijau 25 2 ½ sdm Kacang tolo 25 2 ½ sdm
Kacang Kedelai 25 2 ½ sdm Oncom 50 2 ptg sdg
Kacang merah 25 2 ½ sdm Tahu 100 ½ bj bsr
Kacang tanah terkupas 20 2 sdm Tempe 50 2 ptg sdg
Keju kacang tanah 20 2 sdm

FasilitatorC PKH.indd 82 23/12/2013 21:40:12


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56|83
MODUL
FASILITATOR

Golongan IV: SAYURAN


Hendaknya digunakan campuran dari daun-daunan seperti: bayam, kangkung,
daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, dsb. 100 gr sayuran
campur adalah lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) mengandung
50 kkalori, 3 gr protein, dan 10 gr karbohidrat.
Beligo Daun singkong Labu waluh
Bayam Daun talas Lobak
Biet Daun ubi Nangka muda
Buncis Daun waluh Oyong (gambas)
Bunga kol Genjer Pare
Cabe hijau Jagung muda Pecay
Daun bawang Jantung pisang Pepaya muda
Daun bluntas Jamur segar Rebung
Daun kecipir Kacang panjang Sawi
Daun koro Kacang kapri Selada
Daun labu siam Kangkung Seledri
Daun leunca Katuk Taoge
Daun lobak Kecipir Tebu terubuk
Daun mangkokan Ketimun Tekokak
Daun melinjo Kool Terong
Daun pakis Kucai Tomat
Daun pepaya Labu siam Wortel

Golongan V: BUAH-BUAHAN
Satu satuan penukar mengandung: 40 kkalori dan 10 gr hidrat arang

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Adpokat 50 ½ bh bsr Mangga 50 ½ bh bsr
Apel 75 ½ bh sdg Nanas 75 1/6 bh sdg
Anggur 75 10 biji Nangka masak 50 3 bj
Belimbing 125 1 bh bsr Pepaya 100 1 bh sdg
Jambu biji 100 1 bh bsr Pisang ambon 50 1 bh sdg
Jambu air 100 2 bh sdg Pisang raja sereh 50 2 bh kcl
Jambu bol 75 ¾ bh sdg Rambutan 75 8 bh
Duku 75 15 bh Salak 75 1 bh bsr
Durian 50 3 bj Sawo 50 1 bh sdg
Jeruk manis 100 2 bh sdg Sirsak 75 ½ gls
Kedondong 100 1 bh bsr Semangka 150 1 ptg bsr
Kemang 100 1 bh bsr Melon 150 1 ptg bsr

Golongan VI: SUSU

FasilitatorC PKH.indd 83 23/12/2013 21:40:13


84| 56 Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi

MODUL
FASILITATOR

Satu satuan penukar mengandung: 110 kkalori, 7 gr protein, 9 gr hidrat arang, dan
7 gr lemak

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Susu sapi 200 1 gls Tepung susu whole 25 5 sdm
Susu kambing 150 ¾ gls Tepung susu skim* 20 4 sdm
Susu kerbau 100 ½ gls Tepung saridele 25 4 sdm
Susu kental tak manis 100 ½ gls Yughurt 200 1 gls
Keju 30 1 ptg sdg
Keterangan: Yang ditandai (*) perlu ditambah 1 ½ satuan penakar minyak untuk melengkapi
lemaknya.

Golongan VII: MINYAK


Satu satuan penukar mengandung: 45 kkalori dan 5 gr lemak

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Minyak kacang 5 ½ sdm Kelapa parut 30 5 sdm
Minyak goreng 5 ½ sdm Santan 50 ½ gls
Minyak ikan 5 ½ sdm Lemak sapi 5 1 ptg kcl
Margarin 5 ½ sdm Lemak babi 5 1 ptg kcl
Kelapa 30 1 ptg kcl

Golongan VIII: Gula


Satu satuan penukar mengandung: 30 kkalori dan 7,5 gr karbohidrat

Bahan Makanan Berat (g) Urt Bahan Makanan Berat (g) Urt
Gula pasir 8 1 sdm Jam 12 1 ½ sdm
Gula palm/ aren 8 12 sdm Permen 10 4 gls
Madu 10 1 ¼ sdm Sirup 15 2 sdm

Untuk memudahkan penggunaan, bahan makanan dalam daftar ini dinyatakan


dengan alat ukur yang lazim terdapat di rumah tangga. Cara ini terbukti cukup
teliti dan praktis dalam penyusunan diet. Di bawah ini dicantumkan persamaan
antara ukuran rumah tangga dengan gram.
1 sdm gula pasir = 8 gr
1 sdm tepung susu = 5 gr
1 sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gr
1 sdm terigu, maizena, hunkwee = 5 gr
1 sdm minyak goreng, margarin = 10 gr

1 sdm = 3 sdt = 10 ml

FasilitatorC PKH.indd 84 23/12/2013 21:40:13


Pelatihan Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH Prestasi 56|85
MODUL
FASILITATOR

1 gls = 24 sdm = 240 ml


1 ckr = 1 gls = 240 ml

1gls nasi = 140 gr = 70 gr beras


1 ptg pepaya (5 x 15 cm) = 100 gr
1 bh sdg pisang (3 x 15 cm) = 50 gr
1 ptg sdg tempe (4 x 6 x 1 cm) = 25 gr
1 ptg sdg daging (6 x 5 x 2 cm) = 50 gr
1 ptg sdg ikan (6 x 5 x 2 cm) = 50 gr
1 bj bsr tahu (6 x 6 2 ½ cm) = 100 gr

Arti singkatan:
Bh = buah
Bj = biji
Btg = batang
Bks = bungkus
Pk = pak
Kcl = kecil
Sdg = sedang
Bsr = besar
Ptg = potong
Sdm = sendok makan
Sdt = sendok teh
Gls = gelas minum (240 ml)
Ckr = cangkir

FasilitatorC PKH.indd 85 23/12/2013 21:40:13


FasilitatorC PKH.indd 86 23/12/2013 21:40:13

Anda mungkin juga menyukai