0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
78 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut berisi definisi dan penjelasan tiga indikator mutu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien dengan benar, komunikasi yang efektif, dan pengamanan obat-obatan berbahaya. Indikator-indikator tersebut bertujuan meningkatkan proses pelayanan dan keselamatan pasien selama rawat inap di rumah sakit.
Dokumen tersebut berisi definisi dan penjelasan tiga indikator mutu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien dengan benar, komunikasi yang efektif, dan pengamanan obat-obatan berbahaya. Indikator-indikator tersebut bertujuan meningkatkan proses pelayanan dan keselamatan pasien selama rawat inap di rumah sakit.
Dokumen tersebut berisi definisi dan penjelasan tiga indikator mutu pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien dengan benar, komunikasi yang efektif, dan pengamanan obat-obatan berbahaya. Indikator-indikator tersebut bertujuan meningkatkan proses pelayanan dan keselamatan pasien selama rawat inap di rumah sakit.
Judul Indikator Persentase terpasangnnya gelang identifikasi
pasien baru rawat inap Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas √ Keselamatan Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien Definisi Operasional Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien Jenis Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identifikasi dengan tepar dan benar dalam satu bulan Denominator (Penyebut) Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identifikasi dengan tepar dan benar dalam satu bulan Target Pencapaian 100% Kriteria : - Inklusi Seluruh pasien baru rawat inap - Eksklusi Formula Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identifikasi dengan tepat dan benar dalam satu bulan (pasien) : jumlah seluruh pasien rawat inap baru dalam bulan yang sama (pasien) x 100 %=___% Sumber Data Rawat inap Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir pemasangan gelang identifikasi pasien rawat inap Penanggungjawab Ka. Pelayanan, Ketua Tim SKP
2. SKP 2 : Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Judul Indikator Persentase pelaksanaan Read Back, Write Back oleh penerima instruksi dan ditandatangani (Sign Here) Oleh Pemberi Instruksi Dalam Waktu 1 x 24 Jam. Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas √ Keselamatan Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Tergambarnya proses read back, write back sampai ditandatangani oleh Pemberi Instruksi Definisi Operasional Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi obat sound a like. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi instruksi (sign here) tersebut paling lambat dalam 1 x 24 jam Pemberi instruksi adalah dokter DPJP yang memberikan instruksi melalui telephone (instruksi obat, instruksi perubahan terapi, instruksi rencana tindakan, dll). Jenis Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah dokumentasi read back, write back yang ditandatangani dlm waktu 1 X 24 jam sejak instruksi Denominator (Penyebut) Jumlah seluruh read back, write back instruksi verbal yang terdokumentasi Target Pencapaian 100% Kriteria : - Inklusi Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi - Eksklusi Formula Jml read back, write back yang ditandatangani dlm waktu 1X24 jam sejak instruksi X 100 Jumlah seluruh read back instruksi verbal yang terdokumentasi Sumber Data Unit Rawat Inap Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir pelaksanaan Read Back, Write Back oleh penerima instruksi dan ditandatangani (Sign Here) Oleh Pemberi Instruksi Dalam Waktu 1 x 24 Jam 3. SKP 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai Judul Indikator Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas √ Keselamatan Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien untuk labelisasi obat high alert Definisi Operasional Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event) Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut : A. Heparin injeksi B. Kontrasradiologi C. Insulin injeksi D. Dextrose 40% E. KCL 7.64% F. NaCl 3% G. NatriumBicarbonat H. Ca. Gluconas I. Muscle Relaxan J. Chemotherapy Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus dilaporkan sebagai KNC. Jenis Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam satu bulan Denominator (Penyebut) Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama Target Pencapaian 100% Kriteria : - Inklusi Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan - Eksklusi Formula Jumlahobat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam satu bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama (pcs) x 100 = ___% Sumber Data Rawat Inap Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir kepatuhan pemberian label obathigh alert oleh farmasi Penanggungjawab Ka. Pelayanan, Ketua Tim SKP 4. SKP 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking
pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas √ Keselamatan Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap keselamatan pasien sebelum tindakan operasi Definisi Operasional Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tandai dentifikasi khusus pada area yang memiliki dua sisi untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan penandaan sebagai berikut :
Jenis Indikator Struktur
√ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam satu bulan Denominator (Penyebut) Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam bulan yang sama Target Pencapaian 100% Kriteria : - Inklusi Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan sisi kanan dan kiri - Eksklusi Pasien tindakan operasi dengan ruas, nodul dan gigi Formula Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___% Sumber Data Kamar Bedah Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir Penanggungjawab Ka. Unit Kamar Bedah, Ketua Tim SKP 5. SKP 5; Mengurangi Risiko Infeksi terkait pelayanan Kesehatan
dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas Keselamatan √ Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien Definisi Operasional Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 lanngkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic 3. Setelh kontak dengan pasien 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitaar pasien Jenis Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen Denominator (Penyebut) Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen Target Pencapaian Minimal 60% Kriteria : - Inklusi Seluruh tenaga kesehatan yang langsung terlibat dalam pelayanan pasien - Eksklusi Formula Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen (kali) x 100% =___% Sumber Data Rawat Inap Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir Penanggungjawab Ka. Pelayanan, Ketua Tim SKP 6. SKP 6; Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Judul Indikator Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat
inap di rumah sakit Dasar Pemikiran PMK Nomor 11 Tahun 2017 Dimensi Mutu Efisiensi √ Efektifitas Aksesibilitas √ Keselamatan Fokus Kepada Pasien Kesinambungan Tujuan Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak pasien. Definisi Operasional Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Jenis Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome Numerator (Pembilang) Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender Denominator (Penyebut) Jumlah pasien dirawat selama 1 bulan kalender Target Pencapaian 0% Kriteria : - Inklusi Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit perawatan Klasifikasi Perlukaan; o None – pasien tidak mengalami perlukaan o Minor – menyebabkan perawatan luka, pembersihan luka, penggunaan obat topical, memar atau lecet o Moderate – menyebabkan luka robek yang perlu dijahit, splinting, dan keseleo pada sendi atau otot o Major – menyebabkan pembedahan, insisi, traksi, terjadi patah tulang, atau membutuhkan konsultasi untuk neurological atau luka internal o Death – pasien meninggal karena luka akibat jatuh o UTD – ’Unable to Determine’ Tidak dapat ditentukan dari dokumentasi yang ada - Eksklusi Kejadian jatuh oleh: Pengunjung, Siswa, Staf rumah sakit, Pasien saat sedang tidak berada pada unit perawatan pasien tersebut (mis. Pasien jatuh di unit radiologi), Pasien yang jatuh dengan kategori level luka 1 ’none’ Formula Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender (orang) X 100 Jumlah pasien yang dirawat dalam 1 bulan kalender Sumber Data Rawat Inap Frekuensi Pengumpulan Data 1 Bulan Periode Analisis 3 Bulan Cara Pengumpulan Data Retrospektif Sampel Total Populasi Instrumen Pengambilan Data Formulir Penanggungjawab Ka. Pelayanan, Ketua Tim SKP