Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan larutan silikat cair, pijar, yang
di kenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan
utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, senyawa kimia yang terkandung dan komposisi
mineralnya. Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya batuan beku dapat
dibagi atas :
1. Batuan ekstrusi, terdiri dari semua material yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di
daratan ataupun dibawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang
bersifat encer atau bersifat kental dan panas biasa disebut lava.
2. Batuan intrusi, sangat berbeda dengan batuan ektrusi. Pada batuan intrusi magma
membeku dengan lambat sehingga menghasilkan kristal batuan yang besar-besar. Tempat
pembentukannya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu intrusi yang bersifat diskordan (dyke,
aphophyse, stock, batholit) dan intrusi yang bersifat konkordan (sill, lakolit, pakolit, lopolit).
Adapun tempat terbentuknya magma dan pembentukan batuan beku yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Schminke, 2004
1. Zona subduksi (subduction zone)
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas / baji mantel
(mantle wedge), mantel tersomatisasi, pelelehan parsial kerak samudera (fasies
amfibolit, eklogit) dan pelelehan parsial kerak benua bagian bawah (anateksis).
Pada umumnya komposisi magma yang di hasilkan pada zona ini adalah magma
yang bersifat basa, yang kemudian mengalami proses diferensiasi yang apabila
sampai di dekat ataupun ke permukaan akan menghasilkan batuan beku yang
umumnya bersifat asam.
2. Zona tumbukan (Collision zone)
Partial melting yang terjadi adalah berupa pelelehan parsial kerak benua bagian
bawah (anateksis)dan juga pelelehan parsial kerak benua bagian tengah (anateksis).
Pada zona ini tidak terjadi pembentukan batuan beku yang baru tetapi justru
mengalami proses metamorfisme.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel bagian atas yang
mengahsilkan magma berkomposisi basa. Pada zona ini batuan beku yang
terbentuk adalah batuan beku basa akibat lempeng samudra yang titpis sehingga
proses diferensiasi magma jarang terjadi.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas yang
menghasilkan komposisi magma basa. Diferensiasi magma yang terjadi umumnya
adalah peleburan dinding dapur magma yang akan mempengaruhi proses
pembentukan serta komposisi batuan beku yang terjadi.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan setting tektonik beserta batuan beku yang terjadi :
Interior plate hot Basalt Magma basa terbentuk dari pelelehan Hawaiian
spot (oceanic crust) Gabbro kerak samudra karena adanya hot spot Islands
pada mantel.
Sumber :
Bjzaprowski. 2011. Key-Rocks and Plate Tectonics. Tidak diterbitkan.
Blatt, Harvey., et al. 2006. Petrology Igneous, Sedimentary, and Metamorphic Third Edition. New York :
W. H. Freeman and Company.
Setijadji, Lucas D. 2012. Petrology.ppt. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM