Anda di halaman 1dari 2

Ternyata ada 3 tipe pengeluh lho, dan salah satunya patut untuk

ditiru! Kamu yang mana?

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar orang mengeluh, di transportasi


umum, di kampus, di rumah, bahkan di media sosial! Terkadang diri kita sendiri tanpa sadar
mengucapkan keluhan. Naik kendaraan umum keciuman aroma ga sedap, ngeluh. Pas nge-date
di kafe tapi makanannya ga enak, ngeluh. Sampai bangun tidur pun ngeluh karena tidurnya
kelamaan. Haduh haduh!
Jadi sebenarnya dari sudut pandang psikologi, mengeluh itu apa sih? Mengeluh
sederhananya adalah mengekspresikan ketidakpuasan. Biasanya terjadi secara verbal, misalnya
mengomentari rasa hidangan makanan di restoran yang tidak enak. Bisa juga mengeluh secara
tertulis melalui feedback form untuk pelanggan, atau yang paling sering kita temui yaitu melalui
status updates di media sosial. Biasanya, mengeluh dilakukan pada situasi yang negatif,
misalnya karena macet di jalan, film di bioskop tidak sesuai harapan, dan lain-lain.
Nah, ternyata ada 3 tipe pengeluh lho, yaitu:
1. Pengeluh Kronis (Chronic Complainers)
Wah dari namanya saja sudah bisa ditebak ya. Yap, pengeluh tipe ini adalah orang-orang
yang tampak tak pernah puas, ada saja yang dikeluhkan. Mereka cenderung merenungi
masalah, dan pikirannya terfokus pada kemunduran yang dialami daripada kemajuan.
Menurut beberapa penelitian, kebiasaan mengeluh bisa menautkan syaraf-syaraf di otak
sehingga kebiasaan ini jadi mendarah daging. Tapi tenang saja, jika ada kemauan
kebiasaan ini bisa diubah kok!
2. Pengeluh karena Ingin Pelampiasan (Venting)
Tipe kedua ini adalah orang-orang yang mengeluh karena ingin mengekspresikan emosi
ketidakpuasan. Dengan menampakkan kemarahan, frustrasi dan kekecewaannya,
mereka ingin mendapat perhatian dari teman-temannya. Mereka merasa tervalidasi
dengan mendapat perhatian dan simpati dari rekannya. Biasanya pengeluh tipe ini tidak
begitu peduli dengan saran maupun solusi dari masalahnya. Mereka tidak ingin solusi,
mereka hanya ingin validasi atau pengakuan bahwa apa yang mereka rasakan dan
lakukan adalah benar.
Cara mengeluh dari kedua tipe di atas memiliki dampak negatif, yaitu bisa memperburuk
mood orang yang mendengar keluhan dan juga orang yang mengeluh. Dan yang pasti, masalah
juga tidak terselesaikan.

Lalu, apa tipe pengeluh ketiga yang bisa kita contoh?


3. Pengeluh yang Bersifat Instrumental (Instrumental Complaint)
Pengeluh tipe ini adalah orang-orang yang mengeluh dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah. Pengeluh tipe ini akan fokus pada dampak yang ditimbulkan
dari permasalahan yang ada, memahami pentingnya perubahan, dan mau membuat
rencana untuk melakukan perubahan. Misalnya, mengeluh karena pasangan kamu boros
dalam menggunakan uang, dan setelah menyatakan keberatanmu atas sikapnya, kalian
berdua kemudian membuat rencana pengeluaran yang lebih sesuai untuk kedua belah
pihak dan melaksanakannya. Jadi, masalahpun terselesaikan.

Dalam suatu studi, ditemukan bahwa orang yang bahagia mengeluh lebih sedikit
daripada orang yang kurang bahagia. Studi ini menyebutkan bahwa orang-orang yang lebih
ceria akan mengeluh dengan cara-cara yang strategis dan memiliki tujuan tertentu.
Berikut ini adalah panduan untuk menjadi pengeluh tipe ketiga:
- Jaga mood kamu dengan frekuensi mengeluh yang jarang-jarang saja
- Mengeluh hanya ketika kamu percaya bahwa keluhanmu itu bisa memberikan
perubahan yang positif dan nyata
- Cari cara lain yang mungkin bisa memperbaiki keadaan selain dengan mengeluh
- Batasi diri Anda dari paparan pengeluh! Terutama dari 2 tipe pengeluh lainnya hehe

Bagaimana? Siap menjalani hari dengan strategi mengeluh yang lebih baik, wise people? :D

Source:
https://www.psychologytoday.com/blog/significant-results/201706/the-three-types-
complaining

Anda mungkin juga menyukai