Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

OTITIS EKSTERNA

Disusun oleh:
Andreas Anindito Hermawan
11 2017 158

Pembimbing
dr. Erna Marbun, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK
PERIODE 20 MEI – 22 JUNI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RS. HUSADA

1
PENDAHULUAN

Teliga merupakan organ pendengaran ditubuh. Oleh karena itu telinga dapat
terinfeksi oleh penyakit, salah satunya otitis eksterna. Otitis eksterna merupakan
radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah pH
di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan
jamur mudah tumbuh.1 Faktor lain penyebab otitis eksterna adalah trauma lokal dan
alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan
edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang
mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41%), strepokokus
(22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).2 Istilah otitis eksterna
akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. 3,4
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pinna, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi
bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan
proteus, atau jamur.5
Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan
jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat
komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari
penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan
penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa
keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan
faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan
pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis
eksterna baik yang akut maupun kronik.3,4
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada
telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila peradangan

2
ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa sakit, gatal dan
mungkin sekret yang berbau akan menetap.3
Pembersihan yg terbaik adalah dengan sunction dan menggunakan otoskop.
Alternative lain untuk membersihkan telinga adalah dgn menggunakan kapas untuk
mengeluarkan secara perlahan-lahan secret tebal dari saluran telinga luar. Jika
secret tipis, keras atau lengket maka pemberian antibiotic atau hydrogen peroksida
dapat menolong untuk melembutkan secret tsb agar mudah dikeluarkan. Dapat juga
diberikan alcohol sesudahnya untuk membersihkan saluran, tetapi hal ini mungkin
menyebabkan iritasi jika saluran telah mengalami peradangan. Pasien harus
dievaluasi kembali apabila sekret susah untuk dikeluarkan akibat adanya
pembengkakan atau nyeri.1-4

3
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Otitis Eksterna


Otitis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari
liang/saluran telinga luar (meatus akustikus eksterna) yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.
Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya
pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau jerawat. 1,2

Etiologi Otitis Eksterna


Otitis eksterna terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu staphylococcus
aureus, staphylococcus albus, dan escherichia coli. Penyakit ini dapat juga
disebabkan oleh jamur (10% otitis eksterna disebabkan oleh jamur terutama jamur
pityrosporum dan aspergilosis), alergi, dan virus (misalnya: virus varisela zoster).
Otitis eksterna dapat juga disebabkan oleh penyebaran luas dari proses
dermatologis yang bersifat non infeksi.1,3

Gambar 1. Infeksi jamur1 Gambar 2. Infeksi virus (herpes zoster)1


Faktor predisposisi otitis eksterna, yaitu:
a. Udara hangat dan lembab memudahkan kuman dan jamur untuk tumbuh.
b. Derajat keasaman (pH) liang telinga, dimana PH basa mempermudah terjadinya
otitis eksterna. PH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
c. Trauma mekanik seperti trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar
(meatus akustikus eksterna), misalnya setelah mengorek telinga menggunakan
lidi kapas atau benda lainnya.
d. Berenang dan terpapar air. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi
setelah terkena air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada liang telinga

4
sehingga menjadi media yang bagus buat pertumbuhan bakteri. Otitis eksterna
sering disebut sebagai swimmer's ear.
e. Benda asing yang menyebabkan sumbatan liang telinga, misalnya manik-
manik, biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas.
f. Bahan iritan (misalnya hair spray dan cat rambut).
g. Alergi misalnya alergi obat (antibiotik topikal dan antihistamin) dan metal
(nikel).
h. Penyakit psoriasis
i. Penyakit eksim atau dermatitis pada kulit kepala.
j. Penyakit diabetes. Otitis eksterna sirkumskripta sering timbul pada pasien
diabetes.
k. Penyumbat telinga dan alat bantu dengar. Terutama jika alat tersebut tidak
dibersihkan dengan baik. 7,4
Otitis eksterna kronik dapat disebabkan :
 Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak adekuat.
 Trauma berulang.
 Benda asing.
 Alat bantu dengar (hearing aid), penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid.4

Patofisiologi Otitis Eksterna

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-
sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini
juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang
telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.1,7,8
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya

5
infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses
infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman
dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah yang bisa
menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara
akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga
luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.4
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:
a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan
jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema
dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang
hebat.
b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan
kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun
telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga
mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.1,7,8

Gejala Klinis Otitis Eksterna


Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga
tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit yang
mati.3
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Otalgia
merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa ditemukan pada
otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa dimulai dari perasaan
sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan seperti terbakar, hingga
rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini tidak sebanding dengan
derajat peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin hebat bila menyentuh,
menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin nyeri ketika pasien sedang
mengunyah.1,3,7,8
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga. Gatal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu otalgia
pada otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut, tanda

6
peradangan diawali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak pada
telinga.3
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis
eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang
telinga, sekret serous atau purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis
eksterna lama. Selain itu, peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan
tertutupnya lumen liang telinga oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris,
dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam telinga. Gangguan pendengaran pada
otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah besar dan menyumbat liang
telinga.3
Selain gejala-gejala diatas otitis eksterna juga dapat memberikan gejala-gejala
klinis berikut:
1. Deskuamasi.
2. Tinnitus.
3. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga
(otore). Kadangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret / cairan
berwarna putih atau kuning, atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak
menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir (musin).
4. Demam.
5. Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.
6. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta.
Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam
jumlah kecil bisa bocor dari telinga.
7. Hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga. Kulit liang telinga pada otitis
eksterna difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang tidak jelas. Bisa
tidak terjadi pembengkakan, pembengkakan ringan, atau pada kasus yang berat
menjadi bengkak yang benar-benar menutup liang telinga.3,7

Klasifikasi Otitis Eksterna


Otitis eksterna diklasifikasikan atas :1,7
1) Otitis eksterna akut :
a. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
b. Otitis eksterna difus

7
2) Otitis eksterna kronik

Gambar 3. Otitis eksterna akut1 Gambar 4. Otitis eksterna kronis1

Otitis Eksterna Akut (OEA)

Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)


Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga
luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar serumen sehingga membentuk furunkel. Sering timbul pada
seseorang yang menderita diabetes. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus
aureus atau Staphylococcus albus.1,7
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar
dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri
dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).
Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat
liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda
infiltrat atau abses pada sepertiga luar liang telinga.1,7
Beberapa furunkel mungkin bersatu membentuk karbunkel jika infeksi
berlanjut tidak diterapi, akan timbul selulitis dan mungkin limfadenitis regional.
Furunkulosis sering bersama-sama dengan Otitis Eksterna Difusa (OED). Pada
kasus berat, edema dapat menyebar ke sulkus post aurikular menyebabkan daun
telinga terdorong ke depan. Kesulitan mendiagnosa timbul apabila liang telinga
bengkak keseluruhan yang menghalangi pemeriksaan membrana timpani. Keadaan

8
ini harus dibedakan dari mastoiditis akuta, pembengkakan dan tenderness dapat
menyebar ke daerah post aurikula.4,7
Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses,
diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotic
dalam bentuk salep, seperti polymyxin B atau bacitracin, atau antiseptik (asam
asetat 2-5% dalam alkohol. Kalau dinding furunkelnya tebal, dilakukan insisi,
kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak
diperlukan pemberian antibiotik secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik
seperti analgetik dan obat penenang.1

Otitis Eksterna Difus (OED)


Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga bagian
dalam. OED dikenal juga sebagai telinga cuaca panas (hot weather ear), telinga
perenang (swimmer ear), karena merupakan suatu problema umum dibagian otologi
yang didapat pada 5–20 % penderita yang berobat ke dokter di daerah-daerah tropis
dan subtropis pada musim panas. Otitis eksterna difusa merupakan komplek gejala
peradangan yang terjadi sewaktu cuaca panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam
bentuk ringan, sedang, berat dan menahun.7
Diduga bahwa suhu yang tinggi, kelembaban yang tinggi dan kontaminasi
kulit (kolonisasi) dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor terpenting yang
menunjang didalam hal patogenesis otitis eksterna difusa. Berdasarkan kepustakaan
bahwa peningkatan yang cepat dari insiden otitis eksterna terjadi apabila suhu
menaik pada lingkungan yang kelembaban relatif tinggi. 1,4,7
Tidak adanya serumen didalam liang telinga luar bisa merupakan suatu
keadaan predisposisi untuk terjadinya infeksi telinga. Telah dikemukakan bahwa
serumen dari telinga penyebab terjadinya lapisan asam yang bersifat anti bakteri
yang dianggap berguna untuk mempertahankan telinga yang sehat.4
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang
kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir
merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus
otitis media. Rasa sakit didalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga
rasa sakit yang hebat, serta berdenyut, pada suatu penelitian multisenter yang

9
melibatkan 239 pasien yang dilakukan oleh Cassisi dkk, rasa sakit yang hebat 20%,
sedang 27%, ringan 36% dan tidak ada rasa sakit 17%. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering
mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga
edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.8
Lagi pula, kulit dan tulang rawan sepertiga luar liang telinga bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari
daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.1
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Rasa gatal yang
hebat 9%, sedang 23%, ringan 35%, tidak didapat rasa gatal 33%. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu etitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik
merupakan keluhan utama.8
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang serousa atau purulen, penebalan kulit
yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut,
serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup
lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.8
Diagnosis otitis eksterna difusa ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan
telinga terasa nyeri, terasa penuh, pendengaran berkurang, dan gatal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kulit liang telinga hiperemis, dan edema dengan batas
yang tidak jelas, adanya sekret yang berbau dan tidak mengandung musin.6
Pada pemeriksaaan histopatologi otitis eksterna difusa akut tampak adanya
gambaran hiperkeratosis epidermis, parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis,

10
hiperplasia stratum korneum dan stratum germinativum, edema, hiperemis,
infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis fokal diikuti penyembuhan fibroblastik pada
dermis dan aparatus kelenjar berkurang, aktifitas sekretoris kelenjar berkurang.8
Langkah pertama yang terpenting untuk terapi otitis eksterna difusa berupa
pembersihan secara cermat semua debris dan nanah di dalam liang telinga, yang
mudah dilakukan dengan menggunakan ujung penghisap yang kecil. Kemudian
liang telinga dimasukkan tampon yang mengandung antibiotik. Kadang-kadang
diperlukan antibiotik sistemik.1
Ingat bahwa antibiotik harus berkontak seluruhnya dengan kulit liang telinga
secara efektif. Bila terdapat saluran yang baik dengan membrana timpani, pasien
disuruh berbaring pada satu sisi tubuhnya, kemudian diteteskan antibiotika dan
dipasang sumbat kapas dalam telinga. Harus diberikan 4 atau 5 tetes ke dalam
telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama, setelah itu liang diperiksa kembali.
Biasanya terjadi perbaikan dramatis. Kemudian tetesan antibiotika harus diberikan
3 kali sehari selama 1 minggu. Kadang-kadang terdapat pembengkakkan
sedemikian rupa sehingga tetesan tersebut tidak dapat masuk ke liang telinga. Pada
keadaan ini, masukkan dengan hati-hati gumpalan kapas tipis 5-7,5cm dan ditekan
hati-hati ke dalam liang telinga deengan forsep bayonet atau forsep buaya. Ujung
dalam gumpalan ini harus sedikit mungkin ke membran timapani dan ujung luarnya
harus menonjol ke luar dari liang telinga. Dengan pasien pada salah satu sisinya,
gumpalan tersebut harus dibasahi dengan larutan antibiotika setiap 3-4 jam. Setelah
kapas tersebut dibasahi, pasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Dua puluh empat
jam setelah itu kapas harus diangkat dan telinga dibersihkan, serta kemudian
dimasukkan gumpalan kapas yang lebih besar. Biasanya dalam waktu 48 jam,
edema akan mengurai sedemikian rupa sehingga tetesan antibiotika dapat langsung
masuk ke dalam telinga.1,8
Suatu antibiotika yang mengandung neomisin bersama polimiksin B sulfat
(cortisporin) atau kolistin (colymiysin) akan efektif untuk sekitar 99 % pasien. Bila
infeksi disebabkan oleh jamur, salep Nystatin (mycostatin) dapat dioleskan
semuanya ke kulit liang telinga dan dapat digunakan tetesan m-kresil asetat
(creysylate) atau mertiolat dalam air (1:1000). Harus dihindarkan masuknya air
selama 2 minggu setelah infeksi teratasi untuk mencegah rekurensi.8

11
Biasanya terapi yang tepat menyebabkan penurunan dramatis bagi nyeri
dalam 34-48 jam. Untuk nyeri hebat yang biasanya menyertai otitis ekterna difusa
dapat diberikan kodein atau aspirin. Kadang-kada ada individu yang sangat rentan
terhadap otitis eksterna, pasien-pasien ini harus diinstruksikan untuk menghindari
masuknya air, busa sabun dan smprotan rambut ke dalam telinga. Mereka dapat
membersihkan telinganya dengan alkohol.8
Terapi topikal biasanya cukup efektif, tetapi bila dijumpai adenopathy dan
gejala toksisitas, antibiotika sistemik dibutuhkan. Penggunaan kortikosteroid
diharapkan dapat mengurangi proses inflamasi.7

Otitis Eksterna Kronik/Malignan


Definisi
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks
menyebabkan liang telinga menyempit.5 Otitis eksterna malignan adalah infeksi
difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang
tua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada penderita diabetes mellitus PH
serumennya lebih tinggi dibandingkan PH serumen non diabetes. Kondisi ini
menyebabkan penderita diabetes lebih mudah mengalami otitis eksterna. Akibat
adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut
menjadi otitis eksterna malignan.1
Pada otitis eksterna malignan peradangan meluas secara progresif kelapisan
subkutis, tulang rawan dan tulang disekitarnya. Sehingga dapat timbul kondroitis,
osteitis, dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.1

Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik

Gejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal pada liang telinga yang dengan
cepat diikuti oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang
telinga. Rasa nyeri tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup
oleh tumbuhnya jaringan granulasi yang tumbuh secara cepat. Saraf fasial dapat
terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial.1 Penebalan endotel
yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yan

12
tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menimbulkan kesulitan
pengobatan yang adekuat.8

Gambar 5. Otitis eksterna maligna8

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:


 Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan lunak
periaurikuler
 Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada
ramus mandibula dan mastoid
 Jaringan granulasi terdapat pada dasar hubungan tulang dan tulang rawan.
Jaringan ini patognomonik pada otitis eksterna maligna. Pemeriksaan
otoskopi juga dapat melihat keterlibatan tulang.
 Nervus kranialis (V-XII) harus diperiksa
 Status mental harus diperiksa. Gangguan status mental dapat menunjukkan
komplikasi intrakranial
 Membran timpani biasanya intak
 Demam tidak umum terjadi.5

Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
- Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi

13
- Adanya pergeseran ke kiri
b. Laju endap darah
- Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam
- Laju endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik
dari otitis eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak
menyebabkan peningkatan tes ini.
c. Kimia darah
- Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah
untuk menentukan intoleransi glukosa basal.
- Pasien tanpa riwayat diabetes perlu diperiksa toleransi glukosanya
d. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
- Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian
antibiotik
- Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P.
Aeruginosa (95 %). Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies
pseudomonas mempunyai lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin
(yaitu eksotoksin A, kolagenase, elastase) dapat menyebabkan nekrosis
jaringan, dan beberapa strain menghasilkan neurotoksin yang
menyebabkan neuropati cranial.5

2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan
penyakit, dan respon terapi, antara lain : CT scan dan MRI keduanya berguna
untuk memeriksa perluasan inflamasi terhadap anatomi jaringan lunak,
pembentukan abses, komplikasi intracranial.5

Staging
Stage I : Otitis eksterna nekrotikan (otalgi yang menetap, terbatas pada liang telinga
luar, tidak ada kelumpuhan n. fasialis)
Stage II : Osteomielitis pada basis tengkorak yang terbatas (kelumpuhan nevus
fasialis pada foramen jugualar bagian lateral)
Stage III : Osteomielitis pada basis tengkorak yang ekstensif (Ekstensi sampai
foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala).5

14
Diagnosa Banding
Otitis eksterna malignan didiagnosis banding dengan herpes zoster otikus,
mastoiditis, otitis media kronik dan tumor ganas tulang temporal.5

Penatalaksanaan
Pengobatan otitis eksterna maligna termasuk memperbaiki imunosupresi,
pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik antibiotik jangka panjang, pada
pasien tertentu dilakukan pembedahan.5
Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda sesuai dengan hasil kultur dan
resistensi. Mengingat kuman tersering penyebabnya adalah Pseudomonas
aerigenosa, diberikan antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas
aerigenosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan
fluorokuinolon (ciprofloxasin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang lebih berat
dapat diberikan antibiotic parenteral kombinasi dengan antibiotic golongan
aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotik yang sering
digunakan adalah ciprofloxasin, ticarcilin-clavulanat, piperacilin (dikombinasi
dengan aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidin, cefepime (maxipime), tobramicin
(kombinasi dengan aminoglikosida) gentamicin (kombinasi dengan golongan
penicillin), sebab penyakit akan segera menyerang bagian-bagian penting di
sekitarnya.1 Karena gentamisin dan tobramisin bersifat nefrotoksik dan ototoksik,
maka kadar kreatinin dan urin harus diawasi ketat dan pendengaran diperiksa secara
periodik.5
Disamping obat-obatan, seringkali diperlukan juga tindakan membersihkan
luka (debridement) secara radikal. Tindakan membersihkan luka yang kurang
bersih akan dapat menyebabkan semakin cepatnya perjalanan penyakit. Telinga
harus dibersihkan dengan teliti setiap hari dan diolesi salep gentamisin. Diantara
waktu membersihkan, harus diberikan obat tetes gentamisin setiap 4-6 jam. Setelah
terapi diberikan dan infeksi terkontrol, maka pengangkatan jaringan granulasi
manapun yang menetap di liang telinga dan biasanya dilakukan dengan obat
anastesi lokal, akan mempercepat penyembuhan. Kecuali kadang-kadang
diperlukan debrideman meatus akustikus eksternus. Biasanya tidak diperlukan

15
pembedahan. Tetapi bila keadaan pasien konstan atau memburuk walaupun telah
diberikan terapi medis, mungkin diperlukan mastoidektomi radikal.1,4,7
Meskipun mastoidektomi yang diperluas merupakan bentuk terapi yang
banyak dipilih, namun dengan temuan antibiotik spesifik pseudomonas, maka kini
intervensi dengan antibiotik sistemik merupakan bentuk utama terapi. Ada dugaan
bahwa pembedahan invasif tanpa perlindungan antibiotik akan mendukung
penyebaran infeksi pada pasien-pasien yang telah mengalami kemunduran ini. Oleh
sebab itu pembedahan sebaiknya dibatasi pada pengangkatan sekuestra, drainase
abses, debridemant lokal jaringan granulasi.8

Komplikasi
Komplikasi OEM yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies,
paresis atau paralisis nervus fasial, meningitis, abses otak dan kematian. Pada otitis
eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang
rawan, dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis, osteomielitis,
yang menghancurkan tulang temporal. 5

Prognosis
Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9-27% dari pasien. Hal ini
berhubungan dengan lamanya pemberian terapi yang tidak cukup dan
manifestasinya biasanya berupa sakit kepala dan otalgi. Laju endap darah mulai
meningkat. Otitis eksterna maligna kambuh sekitar satu tahun pengobatan komplit.
Chandler melaporkan rata-rata kematian 50% tanpa pengobatan. Kematian
berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang cocok dan perbaikan
modalitas imaging. Penelitian sekarang melaporkan kematian turun sampai 10%,
tetapi kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi
intrakranial.5

16
KESIMPULAN

Dari penjelasan mengenai otitis eksterna diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa, otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telianga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya normal
atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan
udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. OE ini dibagi
menjadi otitis eksterna akut (otitis eksterna sirkumskripta & otitis eksterna dufus)
dan otitis eksterna kronis (otitis eksterna malignan).
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek. Faktor predisposisi OE
adalah keadaan udara yang hangat dan lembab akan memudahkan pertumbuhan
bakteri dan jamur, pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas juga dapat
menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.
Beberapa manifestasi dari gejala klinis otitis eksterna yang tampak adalah
otalgia, gatal-gatal (pruritus), rasa penuh (fullness) di liang telinga, pendengaran
berkurang atau hilang, deskuamasi, tinnitus, discharge dan otore, demam, nyeri
tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut, infiltrat dan abses (bisul), serta
hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga.
Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan: membuang serumen, kotoran, dan
sel-sel kulit mati dari liang telinga, mengeluarkan mikroorganisme, mengurangi
rasa sakit, peradangan dan edema, menghilangkan rasa tidak enak, memulihkan
pendengaran, menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang, terapi
antifungal untuk menghindari infeksi jamur, dan erapi antialergi dan antiparasit.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Sosialisman, Alfian F. Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H.
Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2013. Hal : 58-59.
2. Rowlands S, Devalia H, Smith C, Hubbard R, Dean A. Otitis externa in UK
general practice: a survey using the UK General Practice Research
Database. Br J Gen Pract. 2013 Jul. 51(468):533-8.
3. Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, Roland PS, Simon GR, Kumar KA,
et al. Clinical practice guideline: acute otitis externa. Otolaryngol Head Neck
Surg. 2014 Feb. 150 (1 Suppl):S1-S24
4. Holten KB, Gick J. Management of the patient with otitis externa. J Fam Pract.
2013 Apr. 50(4):353-60.
5. Karaman E, Yilmaz M, Ibrahimov M, Haciyev Y, Enver O. Malignant otitis
externa. J Craniofac Surg. 2012 Nov. 23(6):1748-51.
6. Suardana, W. dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga,
Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan
Tenggorok FK Unud. Denpasar. 2013
7. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K:
editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: EGC. 2014.78-84.
8. Susana. 2013. Nyeri Telinga. Di unduh dari: http://www.ssmedika.com/
index.php?option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:t
elinga&Itemid=61. Di Akses pada tanggal : 31 Mei 2019.

18

Anda mungkin juga menyukai