Kekurangan :
a) Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan
yang banyak.
b) Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
5. Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis,
sepsis dan lain-lain. Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum
pembedahan sudah ada gejala - gejala infeksi intrapartum atau ada faktor -
faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama
khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya
infeksi dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika, tetapi tidak dapat
dihilangkan sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebih berbahaya
daripada SC transperitonealis profunda.
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang
arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri
c. Komplikasi - komplikasi lain seperti :
a) Luka kandung kemih
b) Embolisme paru - paru
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio
caesarea klasik.
6. Prognosis
a. Dengan kemajuan teknik pembedahan, adanya antibiotika dan persediaan
darah yang cukup, pelaksanaan sectio ceesarea sekarang jauh lebih aman
dari pada dahulu.
b. Angka kematian di rumah sakit dengan fasilitas baik dan tenaga yang
kompeten < 2/1000. Faktor - faktor yang mempengaruhi morbiditas
pembedahan adalah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi
pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung.
c. Anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria nasibnya tergantung dari
keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesarea. Menurut
statistik, di negara - negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal
yang baik, angka kematian perinatal sekitar 4 - 7%
(Mochtar, 1998)
7. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks,
dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik
akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain
itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri
akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah risiko infeksi.
PATHWAY
Terputusnya inkonuitas
Risiko Infeksi Imobilisasi
jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf
di sekitar daerah insisi Intoleransi
Aktivitas
Merangsang Defisit
pengeluaran histamin Perawatan Diri
dan prostaglandin
Nyeri Akut
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
(Manuaba, 1999)
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas klien dan penanggung
2) Keluhan utama klien saat ini
3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Keadaan klien meliputi :
a. Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan
atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan
labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau
kecemasan.
c. Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
d. Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah,
distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin
ada.
f. Pernapasan
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
g. Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.
h. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering bekas
operasi
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur pembedahan,
penyembuhan dan perawatan post operasi
d. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan
e. Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
6. Peningkatan
suhu, nadi, dan
WBC merupakan
salah satu data
penunjang yang
dapat
7. Kolaborasi mengidentifikasi
untuk adanya bakteri di
pemeriksaan Hb dalam darah.
dan Ht. Catat Proses tubuh
perkiraan untuk melawan
kehilangan bakteri akan
darah selama meningkatkan
prosedur produksi panas
pembedahan dan frekuensi
nadi. Sel darah
8. Anjurkan intake putih akan
nutrisi yang meningkat
cukup sebagai
kompensasi
untuk melawan
bakteri yang
menginvasi
9. Kolaborasi
tubuh.
penggunaan
7. Risiko infeksi
antibiotik sesuai
pasca melahirkan
indikasi
dan proses
penyembuhan
akan buruk bila
kadar Hb rendah
dan terjadi
kehilangan darah
berlebihan.
8. Mempertahankan
keseimbangan
nutrisi untuk
mendukung
perpusi jaringan
dan memberikan
nutrisi yang
perlu untuk
regenerasi selular
dan
penyembuhan
jaringan
9. Antibiotik dapat
menghambat
proses infeksi
Ansietas Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon 1. Keberadaan
berhubungan keperawatan selama … x 6 jam psikologis sistem
dengan diharapkan ansietas klien terhadap pendukung klien
kurangnya berkurang dengan kriteria kejadian dan (misalnya
informasi hasil : ketersediaan pasangan) dapat
tentang Klien terlihat sistem memberikan
prosedur lebih tenang dan pendukung dukungan secara
pembedahan, tidak gelisah psikologis dan
penyembuhan Klien membantu klien
, dan mengungkapkan dalam
perawatan bahwa mengungkapkan
post operasi 2. Tetap bersama masalahnya
ansietasnya
klien, bersikap 2. Keberadaan
berkurang
tenang dan perawat dapat
menunjukkan memberikan
rasa empati dukungan dan
perhatian pada
klien sehingga
klien merasa
3. Observasi nyaman dan
respon mengurangi
nonverbal klien ansietas yang
(misalnya: dirasakannya
gelisah) 3. Ansietas
berkaitan seringkali tidak
dengan ansietas dilaporkan secara
yang dirasakan verbal namun
tampak pada
4. Dukung dan pola perilaku
arahkan klien secara
kembali nonverbal
mekanisme 4. Mendukung
koping mekanisme
koping dasar,
meningkatkan
rasa percaya diri
5. Berikan
klien sehingga
informasi yang
menurunkan
benar mengenai
ansietas
prosedur
5. Kurangnya
pembedahan,
informasi dan
penyembuhan,
misinterpretasi
dan perawatan
klien terhadap
post operasi
informasi yang
6. Diskusikan dimiliki
pengalaman / sebelumnya
harapan dapat
kelahiran anak mempengaruhi
pada masa lalu ansietas yang
dirasakan
6. Klien dapat
mengalami
penyimpangan
7. Evaluasi memori dari
perubahan melahirkan.
ansietas yang Masa lalu /
dialami klien persepsi yang
secara verbal tidak realistis
dan abnormalitas
mengenai proses
persalinan SC
akan
meningkatkan
ansietas.
7. Identifikasi
keefektifan
intervensi yang
telah diberikan
4. Implementasi
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta
: EGC
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter
Umum. Jakarta : EGC