PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan
pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/konsumen
akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara
wajar, efisien dan efektif serta di berikan secara aman dan memuaskan
sesuai norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen.
Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu:
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas,
peralatan, bahan teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan
adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/ masyarakat). Proses ini merupakan variabel
peningkatan mutu yang penting.
3. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan
perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk
kepuasan dari konsumen tersebut.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali
dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan
masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus
melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah
sakit dipacu untuk dapat menilai diri sendiri (self assesment) dan
memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
1
Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu adanya latar ukur
yang lain, yaitu intrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja
rumah sakit, tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik
telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator rumah sakit yang
disusun dengan bantuan WHO bertujuan mengukur kinerja rumah sakit
secara nyata.
B. Tujuan
Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap
unit RS terkait untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien RSI Siti Hajar Sidoarjo.
2. Tujuan khusus :
a. Dapat terselenggaranya pemilihan indikator mutu sesuai
dengan yang diperlukan tiap-tiap unit RS.
b. Memudahkan unit dalam pelaksanaan, penerapan dan pengukuran
indikator mutu.
c. Memperjelas alur pelaksanaan dan pelaporan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan indikator mutu.
C. Pengertian
2
variabel yang digunakan untuk mengukur perubahan. Indikator yang
ideal harus memiliki 4 (empat) kriteria:
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur
aspek yang akan dinilai.
2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang
sama pada saat yang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga
jumlahnya tidak perlu banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan
ukuran yang jelas.
2. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau
distandarkan (Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan
standar mutu rumah sakit yang telah ditentukan, baik inputnya,
prosesnya maupun outputnya.
3. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau
tolok ukur presentasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk
mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau
standart yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai mutu
atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah
sakit.
3
dan evaluasi dan bencmarking dilakukan menyusul setelah indikator
mutu utama terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
4
periode analisa, sumber data, PIC, standar dari indikator mutu sebagai
acuan dalam pelaksanaan indikator mutu.
9. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis,
dan hubungan antar manusia berdasarkan WHO.
5
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan pemilik rumah sakit. Standar adalah sesuatu ukuran atau
patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu. Standar
yang digunakan ditetapkan berdasarkan acuan dari berbagai sumber
benchmarking dengan rumah sakit yang setara, berdasarkan tren yang
menuju kebaikan.
17. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:90)
18. Sample
Adalah bagian dari jumlahdan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut
6
BAB II
TATA LAKSANA
A. Ruang Lingkup
1. Penyusunan Indikator Mutu Unit
Penyusunan indikator mutu terdiri atas:
a. Usulan indikator mutu dari unit-unit rumah sakit kepada komite
mutu.
b. Pengradingan prioritas indikator mutu dari masing – masing unit
c. Penetapan prioritas judul indikator mutu unit
7
IAK 2 Pelayanan 5 Pelaksanaan Ekspertasi Hasil Kepala Instalasi
Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium
IAK 3 Pelayanan 6 Pelaksana Expertise Hasil Pemeriksaan Kepala Instalasi
Radiologi & Foto Radiologi
Diagnostic
Imaging
IAK 4 Prosedur Bedah 7 Kelengkapan laporan operasi Kepala Unit
Kamar Operasi
IAK 5 Penggunaan 8 Pasien baru TB Rawat Jalan yang Kepala Unit
Antibiotika dan ditangani dengan strategi DOTS Rawat Jalan
Obat Lainya
IAK 6 Kesalahan Medis 9 Tidak ada kejadian Sentinel, KTD, KNC, Tim Patient
dan KNC dan KPC Safety
IAK 7 Anesthesi dan 10 Kelengkapan Informed Consent anastesi Kepala Unit
Penggunaan Anastesi
Sedasi
IAK 8 Penggunaan 11 Kejadian Reaksi Tranfusi Kepala Instalasi
darah dan Laboratorium
produk darah
IAK 9 Ketersediaan, isi 12 Ketepatan waktu pelayanan dokumen Kepala Unit
dan penggunaan Rekam Medis pasien Rawat Inap dalam TPPRI
catatan medik waktu ≤ 10 Menit
IAK 10 Pencegahan dan 13 Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi PPI
kontrol infeksi 14 Kepatuhan petugas kesehatan dalam Kepala Bag.
melakukan pemilahan antara sampah Umum
medis dan non medis.
Total Indikator Mutu Unit Area Klinis 14
8
IAM 4 Manajemen 7 Angka kepatuhan petugas di setiap Unit/ Kabag. Umum
penggunaan Bagian pengguna layanan Loundry dalam
sumber daya melakukan pemilahan linen kotor dan linen
bernoda.
8 Kepatuhan perawat dalam melakukan Kabag.
management nyeri selama pasien dirawat Keperawatan
9 Ketepatan waktu pengembalian pengajuan Kabag
berkas dari unit/ bagian oleh sekertariatan Kesekertariatan &
setelah didisposisis oleh direktur dalam waktu HRD
≤ 3 hari
10 Respon time petugas tehnik elektromedis Kabag. Umum
dalam menanggapi laporan kerusakan alat.
11 Terlaksananya proses penghapusan arsip SIM
sesuai waktu yang ditetapkan
12 Ketepatan waktu penyediaan berkas rekam Kabag. Medik
medik rawat inap (retrieval) oleh petugas
rekam medik, yang di pinjam oleh bagian/unit
lain dalam waktu ≤ 15 mnt
13 Ketepatan entry data billing pelayanan SIM
Rawat Inap sesuai tanggal pelayanan
14 Angka pemenuhan pelayanan transportasi Kabag. Umum
sesuai dengan jadwal kebutuhan.
IAM 5 Harapan dan 15 Tingkat kepuasan pasien / keluarga Kabag
kepuasan pasien terhadap pelayanan di IGD Kesekertariatan &
dan keluarga HRD
16 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan Kepala Instalasi
dan Non Racikan Di Instalasi Rawat Jalan Farmasi
1 dan 2
17 Sisa makanan yang tidak dimakan oleh Kabag. Umum
pasien
18 Ketepatan Waktu Kedatangan Dokter Kepala Unit
Spesialis Sesuai Dengan Jadwal Praktik Rawat Jalan
19 Rata – Rata pasien kembali ke perawatan Kepala Unit ICU
intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
IAM 6 Harapan dan 20 Tingkat Kepuasan dokter Kabag
kepuasan Kesekertariatan &
pegawai HRD
IAM 7 Demografi Pasien 21 Angka 10 besar daerah pengguna pelayanan Marketing
dan Diagnostik rawat inap rumah sakit islam siti hajar di
Klinik dalam wilayah kabupaten Sidoarjo
IAM 8 Manajemen 22 Ketidaksesuaian pengadaan barang Kabag. Keuangan
Keuangan inventaris dengan APB (Anggaran
pendapatan belanja)
23 Ketepatan dan kelengkapan pengisian Kabag Keuangan
form kaim pada pasien rawat jalan
tanggungan
24 Kelengkapan Berkas Administrasi Pada Kabag Keuangan
Pasien Pulang Rawat Inap Tanggungan
Asuransi
9
IAM 9 Pencegahan dan 25 Tempat tidur dengan pengaman Kabag.
Pengendalian Keperawatan
peristiwa yang 26 Respon Time pelayanan security dalam Kabag.
membahayakan menanggapi laporan kejadian Kesekertariatan &
keselamatan HRD
pasien, keluarga
pasien dan staf.
Total Indikator Mutu Unit Area Manajemen 26
C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
10
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90)
2. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.
3. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan
yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan
adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada
penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel
bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah
kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya
akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat
Menentukan jumlah sample :
a) Jika ukuran populasinya ≥ 640 (jumlah sampel perbulan 128)
b) Jika populasi 320 – 639 ( 20 % total populasi)
c) Jika populasi 64 – 319 ( jumlah sampel perbulan 64 )
d) Jika <64 ( jumlah sampel perbulan 100% populasi)
11
8. Revisi Dan Menyepakati Bersama
Revisi dari hasil uji coba indikator mutu terpilih dari unit terkait.
12
bisa terjadi kesamaan atau perbedaan secara signifikan.
6) Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada
perbedaan akurasi cukup jauh, maka bisa melakukan pengukuran data
ulang dengan rumus akurasi sebagai berikut: jumlah temuan yang
berbeda dibagi total sample yang ada dikalikan 100%. Dengan rumus
akurasi :
Jumlah Temuan
----------------- x 100%
Total sampel
13
a. Pelaporan dari unit ke komite mutu setiap 3(satu) bulan
b. Pelaporan dari komite ke direksi setiap 3 (tiga) bulan
c. Pelaporan dari direksi ke yayasan setiap 1 (satu) tahun
14
mutu selanjutnya. Hasil pengukuran lebih tinggi / lebih rendah dari
target € diterima € dikomunikasikan € upaya perbaikan (Pancheon,
2008).
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan
pengungkapan masalah kinerja program/proyek untuk memberikan
umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/proyek
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam
suatu siklus kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDSA
( Plan, Do, Study, Action).
PDSA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penyusunan rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan
pelaksanaan rencana kerja, serta perbaikan yang dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
Proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien menggunakan 5 (lima) siklus yaitu:
1. Design
Tahap dalam siklus layanan dan sebuah element yang penting didalam
suatu perubahan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, peran design dalam proses perubahan dapat di jelaskan
sebagai perancangan dari fungsi proses peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di RSI Siti Hajar Sidoarjo
2. Meassure
Untuk menilai dari suatu design yang telah dibuat dilakukan proses
meassure yaitu pengukuran terhadap proses peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang dapat menentukan kinerja sekarang
dan sebelum mengalami perubahan dalam pelaksanaan penialian
tersebut menggunakan internal database
15
3. Assess
Data dari unit yang telah dimasukkan dalam internal data
base kemudian dilakukan analisa terhadap data tersebut dengan
menyesuaikan dengan SPO dan informasi yang ditampilkan. Untuk
dilakukan validasi dari data yang di input apakah sudah sesuai
dengan SPO yang ada. Sehingga dapat dilakukan perbandingan
pada informasi yang muncul dan dapat diambil keputusan untuk
perbaikan pada prioritas.
4. Improvement
Dari data yang telah dikumpulkan dilakukan perbaikan inovasi yang
dapat memunculkan trobosan baru dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sehingga dapat diputuskan proses perbaikan
selanjutnya.
5. Redesign
Perbaikan dari keseluruhan proses yang ada dalam siklus
monitoring dan evaluasi harus bersifat mencakup pada semua aspek
yang berkaitan dengan proses PMKP, proses ini terus berputar
sehingga dapat memonitoring dan mngevaluasi suatu progam yang
berjalan sesuai dengan pedoman yang ada.
16
kepada BPMNU
B. TATA LAKSANA
1. Usulan Indikator Mutu Dari Unit
Penetapan kebijakan, panduan, SPO tentang indikator mutu, kemudian
dilakukan pemilihan idikator mutu utama pada 5 (lima) area prioritas
(Rawat inap, Farmasi,IGD, OK, SKP) dengan kriteria pemilihan pada
unit-unit dengan kasus high risk, high volume, high cost, problem prone
(Katz and Green cit Koentjoro, 2007) sesuai kebutuhan unit-unit rumah
sakit, dengan target minimal mengacu pada SPM RS. Indikator mutu
terpilih dari unit diajukan kepada komite mutu dengan format profil
indikator.
17
Denumerator
Formula
Target Pengukuran Indikator
Sumber data
Target Sampel /Tempat
Pengambilan Data
Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpul Data
Frekuensi Penilaian Data
Periode Waktu Pelaporan
Rencana Analisa
Rencana Penyebaran Hasil Data
18
dibuat setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 8 bulan berikutnya)
c. Formulir laporan bulanan (form B) rumah sakit diisi oleh
Kabag/Kepala Instalasi/ Penanggung jawab unit terkait berdasarkan
pada data-data yang ada pada form. A. Formulir ini harus sudah
diserahkan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya pada
komite mutu.
d. Pengisian laporan formulir C dari tiap-tiap unit dilakukan
rekapitulasi indikator mutu berdasarkan hasil data pengisian dari
formulir B, dilaporkan kepada komite mutu selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya.
e. Formulir B dan Formulir C dari unit yang telah diisi lengkap
dilaporkan kepada komite mutu pada tanggal 10 bulan berikutnya,
dan akan direkapitulasi hasil indikator mutu utama / unit oleh
komite mutu ke dalam Formulir C yang sudah disediakan.
f. Hasil analisa rekapitulasi (selesai di komite mutu sampai
tanggal 15) dari indikator mutu pelayanan rumah sakit oleh
komite mutu harus dilaporkan pada direktur selambat-lambatnya
tanggal 18 bulan berikutnya.
BAB III
DOKUMENTASI
19
5. Alat bantu penyusunan, pelaksanaan indikator mutu utama (sensus harian
(form A), formulasi indikator mutu, form checklist, dokumen lainnya)
6. Formulir laporan dari unit kpd komite mutu (Form B). Adanya form
pelaporan indikator mutu yang telah diisi lengkap sesuai dengan data yang
ada dan telah dianalisa sesuai formula serta diketahui oleh kains/ kabag unit
lengkap dengan tangan dan nama terang
7. Formulir rekapitulasi data indikator mutu dari unit kepadai komite mutu
(Form C) lengkap dengan rerata target, analisa masalah, analisa tri bulan,
dan tindak lanjut.
8. Formulir rekapitulasi data indikator mutu di komite mutu (Form D)
lengkap dengan rerata target, analisa masalah, analisa tri bulan, dan tindak
lanjut.
9. Dokumen deskripsi data indikator mutu
10. Hasil kegiatan rapat pimpinan indikator mutu
11. Bukti sosialisasi indikator mutu ke unit
12. Dokumentasi pelaporan komite mutu (baik ke direktur atau BPMNU)
BAB IV
PENUTUP
20
dan pimpinan rumah sakit.
Dengan semakin berkembangnya globalisasi, maka persaingan antar
rumah sakit juga akan semakin sengit, oleh karena itu implementasi suatu
indikator rumah sakit akan menjadi suatu kebutuhan. Pengelola yang ingin
unit kerjanya tetap berada didepan dalam persaingan yang terus meningkat
harus dapat memenfaatkan brerbagai instrumen mutu.
21
UNIT : ………
JUDUL INDIKATOR AREA : ………
( Misal kelengkapan pengkajian awal pasien
baru di IGD dalam 24 jam – Area Klinis
BULAN : ………
TAHUN : ………
AREA MONITORING : ……… (Rawat Jalan/ Rawat Inap, dll)
SUMBER DATA : ……… (Check list/ Rekam Medis/
Asesmen Pasien Jatuh dll
SAMPLE SIZE : ………
Jika ≥ 640 ( jumlah sampel perbulan 128),
Jika 320 – 639 ( 20% total populasi),
Jika 64 – 319 ( jumlah sampel perbulan 64),
Jika < 64 (jumah sampel perbulan 100% populasi)
(................................................) (................................................)
22
FORM B. Laporan Bulanan Dari Unit (Manajer/Kabag/Kepala Instalasi -
Penanggung Jawab Unit Terkait) Ke Komite Mutu
(……………………..) (………………………….)
23
FORM C.
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DARI UNIT KE KOMITE MUTU
Unit :
…...............................................................................................
Jenis Indikator Mutu : Indikator Mutu Utama Indikator Mutu Unit *( Pilih
Salah Satu)
Keterangan :
Sidoarjo, tanggal…………
(.......................................) (.......................................)
24
FORM. D
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DI KOMITE MUTU
Keterangan :
Sidoarjo, tanggal…………
(.......................................) (.......................................)
25
FORM E. REKAPITULASI PEMANTAUAN
(MONITORING DAN EVALUASI)
DATA INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
1) IGD Assesmen 75% 50% √ Blm Sosiali- IGD Dr. Yeni Sri
awal pasien sosialisasi sasi Untari
2)
3)
4)
5)
6)
LAMPIRAN 2 PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT
INDIKATOR MUTU AREA KLINIS
1. Area indikator : Asesment pasien
a. Judul Indikator Mutu : Pelaksanaan Inisial Asessment Keperawatan
11. Denominator Jumlah seluruh Informed Consent pasien dalam satu bulan
12. Cara pengukuran Jumlah Informed Consent yang diisi dengan lengkap
-----------------------------------------------------------x 100%
Jumlah seluruh Informed Consent pasien dalam satu bulan
1 Judul Indikator Pasien baru TB Rawat Jalan yang ditangani dengan strategi
DOTS
2 Program MDGS
3 Dimensi □ Kelayakan √ Efisiensi
□ Ketersediaan □ Ketepatan Waktu
□ Kesinambungan √ Manfaat
□ Efektivitas □ Keselamatan
4 Tujuan Terselenggarannya pelayanan rawat jalan pada pasien TB
dengan strategi DOTS
5 Dasar pemikiran / literatur Panduan TB DOTS WHO
6 Definisi Pelayanan pasien baru rawat jalan dengan TB yang
menggunakan 5 (lima) strategi penanggulangan TB Nasional.
Penegakan diagnosis, followup, pengobatan pasien TB harus
melalui pemeriksaan mikroskopis TB, Pengobatan harus
menggunakan panduan obat anti TB yang sesuai dengan
standart penanggulangan TB nasional dan semua pasien TB
yang diobati harus dievaluasi secara Kohort sesuai dengan
penanggulangan TB Nasional
7 Kriteria Inklusi :Seluruh pasien baru Rawat Jalan dengan TB
yang diterapi dengan strategi DOTS
Eksklusi :Pasien TB lama yang diterapi dengan
strategi DOTS di rawat jalan
8 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome √ Proses dan Outcome
9 Jenis Indikator □ Rate based √ Persentase □ Lainnya :
10 Numerator ∑ Pasien baru TB Rawat jalan yang diterapi dengan strategi
DOTS
11 Denominator ∑ Seluruh pasien baru TB rawat jalan
12 Cara Pengukuran ∑ Pasien baru TB Rawat jalan yang diterapi dengan strategi
DOTS
-------------------------------------------------------- x 100 %
∑ Seluruh pasien baru TB rawat jalan
13 Target Pengukuran Indikator 100%
14 Sumber Data √ Medical record □ Sistem pelaporan : □ Catatan data
□ Lainnya :□ hasil survey □ Laporan Kepuasan pasien
15 Target sampel dan Ukuran □ ≥ 640 (jumlah sampel per bulan 128),
sampel (n) : □ 320-639 ( 20 % total populasi )
□ 64- 319 ( jumlah sampel per bulan 64 )
√ < 64 ( jumlah sampel perbulan 100 %)
9. Numerator -
10. Denominator -
10. Numerator Jumlah dokumen rekam medis pasien rawat inap yang
disediakan dalam waktu ≤ 10 Menit
11. Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendaftar sebagai pasien rawat
inap
12. Cara pengukuran Jumlah dokumen rekam medis pasien rawat inap yang
disediakan dalam waktu ≤ 10 Menit
-------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh pasien yang mendaftar sebagai pasien rawat
inap
13. Target pengukuran 100 %
indikator
14. Sumber data □ Medical record □ Sistem Pelaporan √ Catatan Data
□ Lainnya : Lembar Expertise □ Laporan Kepuasan
Pasien
15. Target sampel dan √ ≥ 640 (jumlah sampel per bulan 128)
ukuran □ 320-639 ( 20 % total populasi )
Sampel ( n ) : □ 64- 319 ( jumlah sampel per bulan 64 )
□ < 64 ( jumlah sampel perbulan 100 %
b. Judul Indikator : Waktu penyerahan laporan indicator mutu dari unit ke Tim PMKP
1. Judul indikator Ketepatan waktu penyerahan laporan indikator mutu dari unit
ke Tim PMKP
2. Program Mutu
3. Dimensi □ Kelayakan □ Efisiensi □ Ketersediaan
√ Ketepatan waktu □ Kesinambungan □ Manfaat
□ Efektifitas □ Keselamatan
4. Tujuan Tergambarnya kinerja administrasi rumah sakit dalam
melaporkan hasil indicator mutu
5. Dasar pemikiran / Standar Akreditasi RS
literatur
6. Definisi Pengiriman/ penyerahan laporan Indikator Mutu sebagai
perwujudan kewajiban rumah sakit untuk melaporkan hasil
kinerja pelayanan secara periodic ≤ tanggal 10 disetiap
bulannya
7. Kriteria Inklusi : Seluruh Laporan Indikator Mutu Utama (10 IAK, 9
IAM, 6 SKP)
Eksklusi : -
8. Tipe indikator □ Struktur √ Proses □ Outcome □ Proses dan Outcome
9. Jenis indikator □ Rate Based √ Persentase □ Lainnya:
10. Numerator Jumlah laporan indicator mutu yang dilaporkan ≤ tanggal 10
setiap bulannya
11. Denominator Jumlah seluruh laporan indicator mutu yang dilaporkan
12. Cara pengukuran Jumlah laporan indicator mutu yang dilaporkan ≤
tanggal 10 setiap bulannya
----------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh laporan indicator mutu yang dilaporkan
13. Target pengukuran 100 %
indikator
14. Sumber data □ Medical record □ Sistem pelaporan √ Catatan data
□ Lainnya: □ Laporan Evaluasi Kepuasan Pasien
15. Target sampel dan □ ≥640 ( jumlah sampel perbulan 128 ),
ukuran □ 320 – 639 ( 20 % total populasi )
Sampel ( n ) : □ 64 – 319 ( jumlah sampel perbulan 64 )
□ < 64 ( jumlah sampel perbulan 100 % populasi )
Tempat pengambilan Bagian PMRS
data
16. Metodologi □ Retrospektif √ Concurrent
pengumpulan data
17. Pengumpul data Tim Mutu
18. Frekuensi penilaian data □ Harian □ Tribulan □ Kuartal √ Lainnya :Bulanan
19. Periode waktu pelaporan □ Bulanan √ Tribulan □ Kuartal □ Lainnya : Semesteran
1. Judul Indikator Angka kepatuhan petugas di setiap Unit/ Bagian pengguna layanan
Loundry dalam melakukan pemilahan linen kotor dan linen
bernoda.
2. Program Mutu
3 Dimensi √ Kelayakan √ Efisiensi √ Kepatuhan Ketepatan
Kesinambungan Manfaat Keselamatan √ Efektifitas
4. Tujuan Untuk mengetahui angka kepatuhan petugas di setiap Unit/Bagian
pengguna pelayanan loundry dalam melakukan pemilihan linen
kotor dan linen bernoda, sehingga mempermudah dan mempercepat
proses mencucian dan pengembalian linen bersih
5. Dasar pemikiran Standar Pelayanan Minimal Menkes 2008
/literature
6. Definisi Kepatuhan pemilahan adalah kepatuhan petugas disetiap
Unit/Bagian pengguna layanan laundry dalam memilah linen kotor
dan linen bernoda sebelum dilakukan pengambilan oleh petugas
laundry.
Linen Kotor adalah linen yang sudah dipakai atau digunakan
Linen Bernoda adalah linen kotor tapi terdapat noda misalnya :
darah bekas operasi, noda BAB pada bayi (meconial), noda bekas
muntahan pasien, dll
7. Kriteria Inklusi : Seluruh unit/bagian pengguna layanan loundry
Eksklusi : Unit/bagian yang tidak menggunakan layanan Loundry
8 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome √ Proses dan Outcome
9. Jenis Indikator □ Rate based √ Persentase □ Lainnya :
10. Numerator Jumlah Unit/Bagian yang patuh dalam melakukan pemilahan linen
kotor dan linen yang bernoda dalam kurun waktu 1 bulan.
11. Denominator Jumlah Unit/Bagian yang menggunakan layanan Loundry
12. Cara pengukuran Jumlah Unit/Bagian yang patuh dalam melakukan pemilahan
linen kotor dan linen yang bernoda dalam kurun waktu 1 bulan.
---------------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah Unit/Bagian yang menggunakan layanan Loundry
13. Target Pengukuran 100 %
Indikator
14 . Sumber Data □ Medical record □ Sistem pelaporan √ Catatan data
□ Lainnya : survey □ Laporan Kepuasan pasien
15. Target sampel dan □ ≥ 640 (jumlahsampel per bulan 128)
Ukuran sampel □ 320-639 (20% total populasi)
(n):Tempat □ 64-319 (jumlahsampel per bulan 64)
□ < 64 (jumlahsampel per bulan 100% populasi
1. Judul indikator Ketepatan waktu pengembalian pengajuan berkas dari unit/ bagian
oleh sekertariatan setelah didisposisis oleh direktur dalam waktu ≤
3 hari
2. Program Mutu
3. Dimensi □ Kelayakan √ Efisiensi □ Ketersediaan
√ Ketepatan waktu □ Kesinamungan □ Manfaat
√ Efektifitas □ Keselamatan
4. Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu pengembalian pengajuan berkas
dari unit/ bagian oleh sekertariatan setelah didisposisis oleh
direktur
5. Dasar pemikiran / literatur Standart Prosedur Operasional
6. Definisi Ketepatan waktu pengembalian pengajuan berkas yang sudah
didisposisi adalah ketepatan penyerahan berkas yang diajukan oleh
unit/bagian yang sudah ditanda tangani oleh direksi ke sekertariat
sampai dengan berkas disposisi terkirim ke tiap bagian/unit yang
dituju dalam waktu ≤ 3 hari
7. Kriteria Inklusi : seluruh berkas yang di disposisi kepada direksi
Eksklusi : -
8. Tipe indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome √ Proses dan Outcome
9. Jenis indikator □ Rate Based √ Persentae □ Lainnya:
10. Numerator Jumlah berkas disposisi yang sudah dikembalikan kepada Bagian/
Unit dalam waktu ≤ 3 hari
11. Denominator Jumlah berkas dokumen yang didisposisi
12. Cara pengukuran Jumlah berkas disposisi yang sudah dikembalikan
kepada Bagian/ Unit dalam waktu ≤ 3 hari
----------------------------------------------------------------x100%
Jumlah berkas dokumen yang di disposisi
13. Target pengukuran ≥ 90 %
indikator
14. Sumber data □ Medical record □ Sistem pelaporan √ Catatan data
□ Lainnya: Survey □ Laporan Evaluasi Kepuasan Pasien
15. Target sampel dan ukuran □ ≥640 ( jumlah sampel perbulan 128 ),
Sampel ( n ) : □ 320 – 639 ( 20 % total populasi )
□ 64 – 319 ( jumlah sampel perbulan 64 )
□ < 64 ( jumlah sampel perbulan 100 % populasi )
Tempat pengambilan data Unit Sekertariat
16. Metodologi pengumpulan □ Retrospektif √ Concurrent
data
17. Pengumpul data Unit Sekertariat
18. Frekuensi penilaian data √ Harian □Tribulan □Kuartal □ Lainnya :Bulanan
19. Periode waktu pelaporan √ Bulanan □Tribulan □Kuartal □ Lainnya : Semesteran
d. Judul Indikator : Respon time petugas tehnik elektromedis dalam menanggapi laporan
kerusakan alat.
1 Nama Indikator Ketepatan waktu penyediaan berkas rekam medik rawat inap
(retrieval) oleh petugas rekam medik, yang di pinjam oleh
bagian/unit lain dalam waktu ≤ 15 mnt
2 Program Mutu
3 Dimensi □ Kelayakan □ Efisiensi √ Ketersediaan
√ Ketepatan Waktu □ Kesinambungan □ Manfaat
□ Efektifitas □ Keselamatan □ Morbiditas
Tergambarnyan ketepatan pelayanan petugas rekam medis dalam
4 Tujuan
menyediakan berkas RM rawat inap dari ruang penyimpanan
Dasar pemikiran / Standart Pelayanan Minimal RS
5
literatur
6 Definisi Dokumen RM rawat inap retrieval adalah dokumen rekam medis
pasien yang pernah di rawat di RSI Siti Hajar Sda, yang dipinjam
oleh bagian/ unit terkait untuk keperluan pasien saat dirawat
kembali atau setelah dirawat ( pengurusan resum medis ). Waktu
penyediaan berkas rekam medik rawat inap adalah waktu mulai
bagian / unit yang membutuhkan melakukan peminjaman sampai
petugas rekam medis menyediakan berkas RM tersebut.
7 Kriteria Inklusi : Seluruh berkas Rekam Medik rawat inap yang di pinjam
dari unit rekam medis
Eksklusi : -
8 Tipe Indikator □ Struktur √ Proses □ out come □ Proses dan Outcome
9 Jenis Indikator □ Rate Based √ Persentase □ Lainnya
10 Numerator Jumlah berkas rekam medik RI yang dapat disediakan ≤ 15 mnt
11 Denominator Jumlah seluruh berkas rekam medik yang di pinjam
12 Cara Pengukuran Jumlah berkas rekam medik RI yang dapat disediakan ≤ 15 mnt
----------------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh berkas rekam medik RI yang di pinjam
13 Target Pengukuran 100%
Indikator
14 Sumber Data □ Medical Record □ Sistem Pelaporan : √ Catatan data
15 Target sample dan □ ≥ 640 (jumlah sampel per bulan 128)
Ukuran sampel (n) : □ 320 - 639 (20% total populasi)
□ 64 - 319 (jumlah sampel per bulan 64)
√ < 64 (jumlah sampel per bulan 100% populasi)
Tempat pengambilan Unit rekam medis
data :
Metodologi
16 √ Concurent □ Retrospektif
Pengumpulan data
17 Pengumpulan Data Staf rekam medik
Frekuensi Penilaian
18 √ Harian √ Bulanan □ Tribulan □ Kaurtal □ Lainnya
Data
Periode waktu
19 √ Bulanan □ Tribulan □ Kaurtal □ Lainnya
pelaporan
g. Judul Indikator : Ketepatan entry data billing pelayanan Rawat Inap sesuai tanggal
pelayanan
1 Nama Indikator Ketepatan entry data billing pelayanan Rawat Inap sesuai
tanggal pelayanan
2 Program Mutu
3 Dimensi Ketepatan waktu, Efektif dan Efisien
4 Tujuan Laporan keuangan dapat tersaji secara lengkap, cepat, tepat dan
valid
5 Dasar pemikiran / Kebijakan
literatur
6 Definisi Ketepatan petugas dalam melakukan entry data billing Rawat
Inap secara lengkap dan tepat waktu
7 Kriteria Inklusi : Jumlah data yang digunakan sebagai data dasar
Billing Rawat Inap
Eksklusi : Jumlah data yang tidak digunakan sebagai data dasar
Billing Rawat Inap
8 Tipe Indikator Proses dan outcome
9 Jenis Indikator Prosentase
1 Numerator Jumlah data yang diinput sesuai dengan tanggal pelayanan
0
11 Denominator Jumlah seluruh data transaksi Rawat Inap yang digunakan
sebagai data dasar Billing Rawat Inap
1 Cara Pengukuran Jumlah data yang diinput sesuai dengan tanggal pelayanan
2 ----------------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh data transaksi Rawat Inap
yang digunakan sebagai data dasar Billing Rawat Inap
1 Target Pengukuran 100%
3 Indikator
1 Sumber Data Catatan data
4
1 Target sampel dan 128
5 Ukuran sampel (n) :
Tempat pengambilan Unit SIM
data :
1 Metodologi Concurrent
6 Pengumpulan Data
1 Pengumpul data Unit SIM
7
1 Frekuensi Penilaian Data Bulanan
8
1 Periode waktu pelaporan 3 Bulan
9
7. Kriteria INKLUSI :
1. Pasien emergency / keluarga pasien yang datang di IGD RSI Siti
Hajar Sidoarjo dengan kondisi ESE 1,2 dan 3
2. Khusus untuk pasien anak, responden adalah orang tua atau
keluarga yang sedang menunggu pasien.
3. Dapat menulis dan membaca
EKSKLUSI :
Pasien rawat Inap, pasien yang tidak bisa mengisi kuesioner
8. Tipe indikator □ Struktur □ Proses √ Outcome □ Proses dan Outcome
9. Jenis indikator √ Rate Based □ Persentae □ Lainnya:
10. Numerator Jumlah pasien / keluarga yang menyatakan puas terhadap pelayanan
di RS
11. Denominator Seluruh pasien yang disurvei dalam bulan yang sama
12. Cara pengukuran Jumlah pasien / keluarga yang menyatakan puas terhadap
pelayanan di IGD
------------------------------------------------------------------ x100%
Seluruh pasien yang disurvei dalam bulan yang sama
13. Target pengukuran ≥ 90 %
indikator
14. Sumber data □ Medical record □ Sistem pelaporan □ Catatan data
□ Lainnya: √ Laporan Evaluasi Kepuasan Pasien
15. Target sampel dan Jumlah populasi pasien yang datang di IGD dengan kondisi ESE 1,2,
ukuran dan 3 mulai bulan Juli s/d November rata – rata 200 pasien.
Sampel ( n ) : Untuk penentuan jumlah sample menggunakan Rumus Yamane
(Rakhmat Jalaluddin : 2005), adalah :
N
n = -----------
Nd2 + 1
Dimana :
n : Ukuran sampel
N : Jumlah Populasi
d2 : Tingkat kesalahan yang ditetapkan 10 % maka,
200
n = ------------------
200 x 0,1 + 1
n = 9,5 dibulatkan menjadi 10
Tempat pengambilan Instalasi Gawat Darurat
data
16. Metodologi □ Retrospektif √Concurrent
pengumpulan data
17. Pengumpul data Staf Unit Humas
18. Frekuensi penilaian data □ Harian □Tribulan □Kuartal √Lainnya : Semesteran
19. Periode waktu pelaporan □ Bulanan □Tribulan □Kuartal √Lainnya : Semesteran
20. Mohon dijelaskan Dimensi kualitas jasa yang dinilai terdiri dari lima indikator, yaitu
mengenai rencana Reliability, Responsivisness, Assurance, Emhaty dan Tangible.
analisis: Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan
analisa data terhadap hasil survey kepuasan pelanggan RSI Siti Hajar
Sidoarjo. Untuk semester berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
21. Mohon dijelaskan Data berupa grafik akan dilaporkan pada Dokumen Laporan Hasil
bagaimana hasil data Kinerja RSI Siti Hajar Sidoarjo dan dipasang pada papan
akan disebarluaskan pengumuman.
pada staf:
b. Judul Indikator : Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan dan Non Racikan Di
Instalasi Rawat Jalan 1 dan 2
1 Judul Indikator Angka 10 besar daerah pengguna pelayanan rawat inap rumah
sakit islam siti hajar di dalam wilayah kabupaten Sidoarjo
2 Program Mutu
3 Dimensi □ Kelayakan □ Efisiensi □ Ketersediaan
□ Ketepatan Waktu □ Kesinambungan √Manfaat
□ Efektifitas □ Keselamatan □ Morbiditas
4 Tujuan Untuk mengetahui jumlah 10 wilayah kecamatan pengguna
layanan rawat inap di RSI Siti Hajar Sidoarjo
5 Dasar pemikiran / literatur Standart Pelayanan Minimal RS
6 Definisi 10 besar daerah pengguna pelayanan rawat inap di RSI Siti
Hajar adalah 10 wilayah (kecamatan ) yang memiliki angka
kunjungan terbanyak di rawat inap
7 Kriteria Inklusi : Seluruh Wilayah kecamatan di kabupaten Sidoarjo
Eksklusi : Luar Wilayah Kabupaten Sidoarjo
8 Tipe Indikator □ Struktur □Proses □ out come √ Proses dan Outcome
9 Jenis Indikator √ Rate Based □ Persentase □ Lainnya
10 Numerator 10 besar daerah terbanyak di pelayanan rawat inap
11 Denominator -
12 Cara Pengukuran Mendata dan mengelompokkan 10 besar daerah pengguna
pelayanan rawat inap di dalam wilayah kabupaten Sidoarjo
13 Target Pengukuran Indikator Angka 10 besar daerah pengguna pelayanan rawat inap di dalam
wilayah kabupaten Sidoarjo
14 Sumber Data √ Medical Record □ Sistem Pelaporan : □ Catatan data
□ Lainnya : □ Laporan Kepuasan Pasien
15 Target sample dan Ukuran -
sampel (n) :
Tempat pengambilan data : Unit Rekam Medik
16 Metodologi Pengumpulan √ Retrospektif □ Sistem Pelaporan : □ Catatan data
data
17 Pengumpulan Data Staf Rekam Medik
18 Frekuensi Penilaian Data □ Harian √ Bulanan □ Tribulan □ Kaurtal □ Lainnya
19 Periode waktu pelaporan √ Bulanan □ Tribulan □ Kaurtal □ Lainnya
b. Judul Indikator : Ketepatan dan kelengkapan pengisian form kaim pada pasien rawat
jalan tanggungan
c. Judul Indikator : Kelengkapan Berkas Administrasi Pada Pasien Pulang Rawat Inap
Tanggungan Asuransi
10. Numerator Jumlah obat high alert yang sudah dilakukan pelabelan
12. Cara pengukuran Jumlah obat high alert yang sudah dilakukan
Pelabelan
----------------------------------------------------- x 100 %
Jumlah obat high alert yang ada di Unit
13. Target pengukuran 100 %
indikator
14. Sumber data √ Medical record □ Sistem pelaporan □ Catatan data □
Lainnya: □ Laporan Evaluasi Kepuasan Pasien
15. Target sampel dan □ ≥640 ( jumlah sampel perbulan 128 ),
ukuran □ 320 – 639 ( 20 % total populasi )
Sampel ( n ) : □ 64 – 319 ( jumlah sampel perbulan 64 )
□ < 64 ( jumlah sampel perbulan 100 % populasi )
Tempat pengambilan ICU, OK dan IGD
data
16. Metodologi □ Retrospektif √ Concurrent
pengumpulan data
17. Pengumpul data Tim KPRS
18. Frekuensi penilaian data √ Harian □ Tribulan □ Kuartal
1. Judul indikator Tidak ada kejadian salah lokasi, prosedur dan pasien
pada tindakan operasi
2. Program Keselamatan Pasien
3. Dimensi □ Kelayakan □ Efisiensi □ Ketersediaan □
Ketepatan waktu □ Kesinambungan √ Manfaat
□ Efektifitas √ Keselamatan
4. Tujuan Tergambarnya ketelitian petugas dalam memastikan lokasi
pembedahan yang benar,prosedur yang benar dan pada
pasien yang benar
5. Dasar pemikiran / Standar Akreditasi RS
literature
6. Definisi Tidak terjadi kesalahan pada penandaan lokasi operasi,
prosedur tindakan operasi dan pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi sehingga akan mengurangi insiden
keselamatan pasien
7. Kriteria Inklusi : jumlah seluruh laporan kejadian salah lokasi,
prosedur dan pasien pada tindakan operasi
Eksklusi : -
8. Tipe indikator □ Struktur □ Proses √ Outcome □ Proses dan Outcome
9. Jenis indikator √ Rate Based □ Persentase □ Lainnya:
10. Numerator -
11. Denominator -
12. Cara pengukuran Laporan kejadian salah lokasi, prosedur dan pasien pada
tindakan operasi
PANDUAN
Buku ini disusun sebagai Panduan Indikator Mutu Mutu yang ada di semua
bagian/unit yang ada di rumah sakit dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
kinerja unit yang disesuaikan dengan standar pelayanan rumah sakit.
Semoga dengan tersusunnya buku Panduan Indikator Mutu Unit ini dapat
memberikan sumbangsih kami dalam memberikan batasan-batasan untuk
melaksanakan tugas meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Kami menyadari buku ini jauh dari sempurna untuk itu kami berharap kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan buku ini.
Tim PMRS
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
Keptusan menteri nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan
minimal rumah saki