Anda di halaman 1dari 79

MUTU TEMBAKAU

ABDUL KAHAR MUZAKIR


MUTU TEMBAKAU
1. PENDAHULUAN

2. PERMASALAHAN

3. PEMBAHASAN

4. KESIMPULAN

5. SARAN
1. PENDAHULUAN

1.1. DEFINISI KONVENSIONAL


1.2. DEFINISI DALAM ERA GLOBALISASI
1.3. RUANG LINGKUP MUTU TEMBAKAU
1.4. TERBENTUKNYA MUTU TEMBAKAU
1.5. FANCY PRODUCT
1.1. DEFINISI KONVENSIONAL

a. Mutu tembakau adalah pernyataan sifat phisik


(mudah terukur), organoleptik (bersifat subyektif)
dan kimiawi pada suatu produk tembakau.
b. Mutu tembakau dinyatakan dalam bentuk grading
/ tanda-tanda khusus.
1.2. DEFINISI DALAM ERA
GLOBALISASI

a. Pernyataan sifat phisik, organoleptik dan kimiawi


pada suatu produksi tembakau yang lebih
”aman” terhadap kesehatan dan ramah
lingkungan.
b. Dinyatakan dalam grading/tanda-tanda khusus.
Dilihat dari unsur yang mempengaruhi penilaian mutu
tembakau maka definisinya bisa berkembang
menjadi:

“Perpaduan berbagai unsur mutu tembakau, fisik, kimia,


organoleptik, intrinsik, kesehatan manusia, lingkungan
hidup dan pasar, sehingga tembakau itu mempunyai atau
tidak mempunyai nilai”

AKM, 2005
1.3. RUANG LINGKUP MUTU
TEMBAKAU

a. Penilaian mutu pada tingkat petani produsen


tembakau
b. Penilaian mutu pada tingkat pedagang atau
eksportir.
c. Penilaian mutu pada tingkat fabrikan / industri
rokok / cerutu.
d. Penilaian mutu berdasarkan kepentingan
institusi.
A. PENILAIAN MUTU TINGKAT PETANI

 Berdasarkan penampilan ditanaman


 Berdasarkan penampilan daun kering yang
belum disortir
 Penilaian setelah diadakan sortasi tingkat
petani.
B. PENILAIAN MUTU PEDAGANG DAN
EKSPORTIR

 Penilaian mutu berdasarkan kebutuhan


pasar / kebutuhan industri
 Grading berdasarkan nilai yang akan dijual
kepada industri cerutu atau rokok
 Penilaian mutu berdasarkan kebiasaan dalam
proses jual beli
C. PENILAIAN OLEH INDUSTRI ROKOK
DAN CERUTU
 Penilaian mutu berdasarkan sifat
fisiologis dan psikologis.
 Penilaian mutu berdasarkan tehnis
industri.
 Penilaian mutu untuk kepentingan
efisiensi (cost reducers).
D. PENILAIAN MUTU BERDASARKAN
INSTITUSI

 Penilaian mutu dipergunakan untuk


kepentingan perbankan, pajak dan statistik.
1.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERBENTUKNYA MUTU TEMBAKAU

a. Faktor jenis tembakau dan atau


varietasnya
b. Faktor mikroklimat selama process
produksi
c. Faktor jenis tanah dan lokasi lahan
tanaman
d. Perlakuan tehnis budidaya tanaman
e. Perlakuan tehnis lepas panen
BESUKI NA – OOGST
CONNECTICUT SHADE
GROWN
TANAMAN TBN JEMBER
KASTURI JEMBER
WHITE BURLEY JEMBER
RAJANGAN MADURA
RAJANGAN MAGETAN
ORIENT CHINA
RAJANGAN TEMANGGUNG
1.5. FANCY PRODUCT
(PRODUKSI SELERA)
a. Ada perbedaan selera setiap konsumen
b. Ada selera pemberani (taste berat)
c. Ada selera mild (taste ringan)
d. Ada yang menyukai taste asam (acid
taste), ada pula yang menyukai sepet
(alkaline taste)
e. Ada yang mengutamakan penampilan
ada pula yang mengutamakan dari sisi
kesehatan.
TEMBAKAU TBN
CONNECTICUT WRAPPER
TEMBAKAU WHITE BURLEY
TEMBAKAU ORIENT
TEMBAKAU SRINTHIL
TEMBAKAU KASTURI
TEMBAKAU MADURA
2. PERMASALAHAN MUTU
TEMBAKAU
2.1.PENINGKATAN PERSYARATAN KUALITAS FISIK DAN
ORGANOLEPTIK

2.2.PENINGKATAN PERSYARATAN KESEHATAN UNTUK


KONSUMEN

2.3.PERSYARATAN DALAM SISTEM PRODUKSI DENGAN


MENGUPAYAKAN PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
DAN PERLINDUNGAN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA
(SRP)
2.1. PENINGKATAN SYARAT
FISIK DAN ORGANOLEPTIK
a. Texture, body, ukuran, keutuhan daun
b. Warna (gradasi,kerataan, kebersihan)
c. Bebas cacat fisilogis dan cacat serangan
hama penyakit
d. Daya bakar dan abu kompak warnaputih
e. Rasa (taste) dan aroma sesuai selera
PERSYARATAN BAHAN
DEKBLAD (WRAPPER)
 Ketebalan berkisar 70 um – 120 um
 Disukai ukur 1 dan 1+ tergantung industri
 Pada umumnya warna rata, bersih, terang/gelap
sesuai selera konsumen
 Tidak suka cacat fisiologis, cacat hama penyakit
dan cacat mekanis.
 Daya bakar, taste dan aroma sesuai selera masing
masing konsumen
NATURAL WRAPPER
CACAT MARMER
URAT HIJAU / GREEN
VEIN
FROGSKIN / KULIT KATAK
DAUN KASAR / KAKU
PERSYARATAN FILLER
 Tingkat kemasakan daun cukup baik
 Filling power tinggi
 Bebas cacat busuk, hijau mati, black spot,
greenspot
 Bebas foreign matter, rendah B(a)P, TSNA
dll
 Daya bakar baik
 Taste sesuai selera konsumen
 Aroma sesuai selera konsumen
2. 2. PERSYARATAN KANDUNGAN
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA

a. Benda asing, berupa plastik, debu, pasir dan lain


lain
b. Residu pestisida kimiawi yang lebih dari ambang
batas yang ditetapkan oleh negara konsumen
c. Bahan berbahaya berupa senyawa TSNA, B (a) P,
Logam berat (Cu, Cadmium, dll)
2.3. SISTEM PRODUKSI TERPADU

a. Tidak merusak tanah dan air (erosi, pencemaran


tanah dan air)
b. Tidak merusak hayati (hutan lindung, satwa liar)
c. Tidak mengeksploitasi sumber daya manusia
(tidak mempekerjakan anak anak, jam kerja dll)
d. Tidak merusak udara (emisi udara, kebisingan,
pemanasan global)
e. Mampu meningkatkan pendapatan petani
3. PERBAIKAN MUTU TEMBAKAU
TERPADU
3.1. Perbaikan Varietas
3.2. Meningkatkan akurasi prakiraan cuaca
3.3. Menetapkan lahan yang sesuai.
3.4. Menyempurnakan tehnik budidaya
3.5. Peningkatan Pengendalian HPT secara terpadu
3.6. Meningkatkan tehnik tehnik processing
3.7. Melaksanakan Pelestarian Sumber Daya Alam
3.8. Melaksanakan Perlindungan Sumber Daya Manusia
3.9. Peningkatan Research untuk masa akan datang.
3.1.PERBAIKAN VARIETAS

a. Berpotensi produksi/ kualitas tinggi


b. Kualitas sesuai dengan kebutuhan pasar
c. Lebih tahan terhadap hama dan penyakit
d. Adaptasi dengan lingkungan
e. Tidak peka terhadap perubahan kondisi
lingkungan
3.1. PEMULIAAN

 Menguji varietas
yang ada
 Melakukan seleksi
 Melakukan
persilangan
 Mendatangkan
varietas dari luar
wilayah
VARIETAS IDEAL
 Produktifitas tinggi
 Menghasilkan NW
tinggi
 Mempunyai pasar
yang luas
 Tahan terhadap hama
dan penyakit
 Adaptasi pada
perubahan lingkungan
3.2. MENINGKATKAN AKURASI
PRAKIRAAN CUACA

a. Mengkaji ulang pembagian wilayah


prakiraan cuaca lebih mendetil pada
wilayah produksi tembakau
b. Meningkatkan kerjasama dengan BMG
c. Mengumpulkan data klimatologi lebih
lengkap untuk mendukung pembagian
wilayah iklim dan mendukung prakiraan
cuaca agar lebih akurat.
PEMBAGIAN TIPE WILAYAH
KLIMATOLOGI
• Perlu dikaji ulang pembagian
tipe iklim dan
memperhitungkan pengaruh
fenomena alam.
• Wilayah baru yang belum
tercantum perlu diikut
sertakan
• Pertimbangan kondisi
pengairan (debit air musim
kemarau)
• Jadwal tanam dan prosesing
menyesuaikan.
3.3. MENETAPKAN LAHAN YANG
SESUAI.

a. Survey lahan pada masing lokasi sentra


produksi tembakau serta analisa tanah
baik fisika tanah maupun kimia tanah
b. Anjuran pemupukan pada masing masing
lokasi
c. Anjuran pola pergiliran tanaman pada
masing masing lokasi
LAHAN SESUAI UNTUK TANAMAN
TEMBAKAU
3.4. MENYEMPURNAKAN TEHNIK
BUDIDAYA

a. Menanam pada jadwal tanam yang tepat


sesuai kebutuhan mikroklimat untuk jenis
tembakau tertentu
b. Aplikasi pupuk yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan kualitas
c. Perlakuan jarak tanam sesuai dengan
karakter varietas, kesuburan lahan serta
sasaran kualitas yang dikehendaki
INTENSIF PEMELIHARAAN
TANAMAN
PENYEMPURNAAN
TEHNIK BUDIDAYA
PEMUPUKAN BERDASARKAN
ANALISA TANAH
3.5. PENINGKATAN PENGENDALIAN
HPT SECARA TERPADU.

a. Menanam tembakau pada lahan yang


sehat
b. Menggunakan pestisida kimiawi apabila
betul betul diperlukan
c. Menggunakan pestisida nabati atau
pestisida biologi
d. Melaksanakan EWS (Early Warning
System)
e. Membatasi jadwal peracunan secara
rutin
MELAKSANAKAN EWS
DENGAN SCOUTING
PESTISIDA RAMAH
LINGKUNGAN

Mengendalikan ulat
daun
PESTISIDA RAMAH
LINGKUNGAN

Mengendalikan
Mengendalikan jamur dan bakteri
Aphids, Thrips
tabaci
3.6. PENINGKATAN TEHNIK
PROSESING

a. Menerapkan tehnologi tepat guna yang


ramah terhadap lingkungan
b. Menggunakan bahan bakar yang dapat
terbarukan
c. Memanfaatkan sumber daya alam
(temperatur dan kelembaban udar)
d. Konstruksi gudang pengering yang aman
dan ramah terhadap lingkungan.
GUDANG M 7
GUDANG PENGERING M7
PETIK TEPAT WAKTU
KECEPATAN PERSIAPAN
CURING
KETEPATAN PROSES
CURING
MENGURANGI ASAP DALAM
CURING
 TUNGKU SUNEND
 MENGGUNAKAN
BATUBARA NO
KARBONISASI
 MENGURANGI
ASAP (untuk
menurunkan B(a)P)
3.7. MELAKSANAKAN PELESTARIAN
SUMBER DAYA ALAM

a. Tidak mencemari lahan dan badan air


dengan limbah pestisida
b. Mencegah terjadinya erosi
c. Mengatur pola pergliran tanaman
d. Tidak melakukan pengolahan tanah
berlebihan
e. Memakai mulsa
ROTASI TANAMAN PADI
BAHAN BAKAR KAYU
KARET
TIDAK MENCEMARI BADAN
AIR DENGAN PESTISIDA
3.8. MELAKSANAKAN
PERLINDUNGAN SDM

a. Menggunakan tenaga setempat


b. Tidak mempekerjakan anak dibawah
umur
c. Menterapkan kesehatan dan
keserlamatan kerja
d. Menerapkan peraturan waktu kerja
e. Menerapkan kesejahteraan karyawan
TIDAK MEPEKERJAKAN ANAK
ANAK DIBAWAH UMUR
3.9. PENINGKATAN RESEARCH
UNTUK MASA AKAN DATANG.

a. Prioritas pertama pada penelitian pasar /


persyaratan kualitas oleh konsumen
b. Prioritas kedua adalah pemuliaan
c. Prioritas ketiga adalah pengendalian
hama dan penyakit terpadu
d. Prioritas keempat adalah tehnik
processing
e. Prioritas kelima adalah tehnik budidaya
PRIORITAS PENELITIAN
PASAR
PENELITIAN VARIETAS
• Mencari varietas yang
sesuai permintaan
pasar
• Varietas dengan
poduktiftas yang tinggi
• Tahan hama penyakit
dan adaptasi
lingkungan
PENELITIAN PENYAKIT
BAKTERI
PENELITIAN CERCOSPORA
NICOTIANAE
SMOKING TEST
(PENELITIAN TASTE)
KERJASAMA PENELITIAN
4. KESIMPULAN
4.1.Persyaratan mutu tembakau selalu ada peningkatan setiap
waktu
4.2.Keharusan peningkatan kualitas untuk mempertahakan
eksistensi komoditi tembakau
4.3.Persyaratan kesehatan bagi konsumen merupakan faktor
sangat penting
4.4. Kewajiban melaksanakan sistem produksi yang ramah
terhadap lingkungan
5. SARAN
5.1.Perlu dilaksanakan sosialisasi pengetahuan mengenai mutu
tembakau dalam era globalisasi
5.2.Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam
teknologi tepat guna yang ramah terhadap lingkungan

Anda mungkin juga menyukai