Anda di halaman 1dari 24

TUGAS AKHIR : AKUNTANSI ENTITAS MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

UMKM FREMILT THAI TEA

Disusun oleh :

Havid Eka Prasetya F0315037

Hayuditia Ansita Perdana F0315038

Nurutsaqofi F0315066

Shafira Ramadhia Utami F0315086

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................ 6

BAB III : PEMBAHASAN .............................................................................................. 8

3.1 KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN ................................................ 8

3.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN ................................................................. 14

3.3 LAPORAN LABA RUGI ............................................................................... 15

3.4 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................................... 16

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 19


LAMPIRAN ................................................................................................................... 20

5.1 DATA PERUSAHAAN .................................................................................. 19

5.2 TRANSKRIP WAWANCARA ...................................................................... 20

5.3 FOTO .............................................................................................................. 23

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat,
hikmah dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir semester
mata kuliah Akuntansi Entitas Mikro, Kecil dan Menengah.

Dalam usaha menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan waktu, pengetahuan, dan biaya sehingga tanpa bantuan dan bimbingan dari
semua pihak tidaklah mungkin berhasil dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Isna Putri Rahmawati S.E., M.Sc., Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi
EMKM yang telah mendampingi penulis selama satu semester ini.
2. Mas Anggik Junanto selaku pemilik usaha Fremilt Thai Tea yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas
akhir sebagai narasumber.
3. Teman-teman penulis yang secara langsung maupun tidak langsung telah
berpartisipasi dalam penyelesaian tugas akhir semester Akuntansi Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah.
Tugas akhir penulis yang berjudul Kebijakan Akuntansi dan Laporan Keuangan UMKM
Fremilt Thai Tea membahas mengenai kebijakan akuntansi serta laporan keuangan yang
penulis susun berdasarkan analisis kondisi Fremilt Thai Tea yang disesuaikan dengan
SAK EMKM.

Kami selaku penulis makalah ini memohon maaf apabila terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi pengetahuan pembaca.

Surakarta, 17 Desember 2017

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

Entitas Mikro Kecil dan Menengah (EMKM) telah menyumbang sekitar 60,34%
PDB Indonesia (Kemenkop UKM, 2017). Prosentase tersebut menunjukkan bahwa
EMKM telah berkontribusi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga
mampu menyerap tenaga kerja serta menekan jumlah pengangguran juga meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Namun disisi lain, EMKM mengalami hambatan dalam
mengembangkan usahanya, hal tersebut dikarenakan EMKM kesulitan untuk
mendapatkan tambahan pendanaan modal.

Padahal sudah banyak program pendanaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR)
juga program kredit lainnya yang ditawarkan oleh perbankan yang mampu membantu
EMKM dalam penambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Kenyataannya
EMKM masih kesulitan dalam mengikuti program tersebut karena belum bisa memenuhi
persyaratan administrasi untuk memiliki informasi keuangan yang memadai seperti
laporan keuangan perusahaan. Sebenarnya sudah ada Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang dapat digunakan EMKM dalam
melakukan penyusunan laporan keuangan, akan tetapi SAK ETAP cukup kompleks dan
rumit, kurang cocok dengan kondisi EMKM yang sederhana sehingga terlalu sulit untuk
diterapkan. Terlebih kurangnya pengetahuan serta informasi oleh para pelaku UMKM
mengenai SAK.

Melihat kondisi tersebut serta peran penting EMKM, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) menyusun dan mengesahkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) untuk membantu
EMKM dalam memenuhi kebutuhan pelaporan keuangannya agar terwujud EMKM yang
maju, madiri dan modern. Penerbitan SAK EMKM ini merupakan salah satu bentuk
dukungan IAI sebagai organisasi profesi akuntan dalam meningkatkan penegakan
transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan entitas, sekaligus mendorong
pertumbuhan sektor EMKM di Indonesia.

SAK EMKM hadir sebagai standar akuntansi yang lebih sederhana dibandingkan
dengan SAK ETAP, karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh EMKM.
Dasar pengukurannya murni menggunakan biaya historis, sehingga EMKM cukup
mencatat aset dan liabilitas sebesar biaya perolehannya. SAK EMKM yang efektif mulai

4
1 Januari 2018 ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam
menyusun laporan keuangan sehingga mudah untuk mendapatkan pendanaan dari
berbagai lembaga keuangan.

Akan tetapi, masih banyak para pelaku UMKM yang belum mengetahui
kehadiran SAK EMKM, tak terkecuali pemilik UMKM Fremilt Thai Tea yang penulis
wawancarai. Oleh karena itu, penulis bermaksud membantu pemilik UMKM Fremilt Thai
Tea untuk menyusun kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kondisi Fremilt Thai Tea
serta menyusun laporan keuangan sesuai SAK EMKM. Fremilt Thai Tea hingga saat ini
belum memiliki kebijakan akuntansi maupun laporan keuangan, entitas ini hanya
melakukan pencatatan menurut transaksi kas yang masuk dan keluar saja, bahkan hanya
untuk transaksi yang dianggap signifikan oleh sang pemilik. Selain itu hanya sekedar
pembukuan penjualan yang dihasilkan setiap harinya.

5
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Nama : Fremilt Thai Tea

Alamat Kantor : Jl. S. Parman 66 Solo Baru, Sukoharjo

Kedai Fremilt Thai Tea pertama kali berdiri di Jl. Duwet Raya, Gonilan,
Sukoharjo (UMS) oleh Mas Anggik Junanto dan Mas Haryo Pakar sekitar bulan Mei
2015. Modal awal untuk mendirikan kedai Fremilt Thai Tea sekitar Rp 20.000.000,00.
Fremilt Thai Tea membidik pasar untuk selera minuman warga Solo kelas menengah
dengan harganya yang berkisar Rp 5.000,00 - Rp 9.000,00. Fremilt Thai Tea tidak
menargetkan margin keuntungan yang besar, yang diutamakan adalah kualitas rasa
(quality) dan banyaknya produk (quantity) yang mampu dijual.

Awalnya Mas Anggik terinspirasi untuk membuka kedai Fremilt Thai Tea karena tidak
begitu menyukai rasa thai tea dan juga kemasan thai tea yang kebanyakan dijual dalam
botol kemasan. Mas Anggik juga ingin dengan kedai yang beliau dirikan, konsumen dapat
melihat langsung cara tradisional pembuatan thai tea serta dapat menentukan secara
langsung komposisi yang diinginkan.

Resep rahasia Fremilt Thai Tea merupakan kombinasi resep yang didapat dari
internet dan juga saran dari seorang temannya yang merupakan seorang bartender,
sehinga terciptalah rasa enak yang mampu memikat hati konsumen. Mas Anggik
mempelajari pembuatan thai tea dengan teknik yang sama seperti di Thailand, hanya saja
jika di Thailand masih menggunakan kemasan plastik es biasa, Mas Anggik
menggantinya dengan kemasan cup gelas agar lebih menarik.

Jauh sebelum Fremilt Thai Tea didirikan, Mas Anggik bekerja sebagai karyawan di
beberapa perusahaan sebagai marketing. Melalui pengalamannya sebagai merketing, Mas
Anggik melakukan pemasaran Fremilt Thai Tea secara “door to door” kepada teman-
temannya. Langkah ini dimaksudkan Mas Anggik untuk menyebarkan cita rasa Fremilt
Thai Tea yang unik dan berbeda dari thai tea lainnya, sehingga konsumen secara otomatis
terpikat oleh rasa dari Fremilt Thai Tea dan ingin untuk meminumnya lagi dan lagi. Dari
sanalah, secara tidak langsung, produk Fremilt Thai Tea mulai dikenal masyarakat dari
mulut ke mulut.

6
Setelah sistem “door to door” berhasil memikat konsumen, Mas Anggik pun kembali
mempromosikan Fremilt Thai Tea dengan cara ysng berbeda. Mas Anggik mulai
memperkenalkan produknya melalui website dan akun sosial media, selain itu Mas
Anggik juga membagikan voucher minuman Fremilt Thai Tea secara cuma-cuma kepada
masyarakat dan menyiarkannya lewat siaran radio.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN

ASET

KAS

Kas Kecil
Definisi Uang kas yang ada dalam brankas perusahaan yang mana disediakan
untuk membayar pengeluaran yang relatif kecil.
Pengakuan Diakui saat pengeluaran berlangsung dan saat pengisian kembali. Kas
kecil sebesar Rp 3.000.000/bulan menggunakan metode imprest.
Pengukuran Diukur sebesar kas yang dikeluarkan atau diperoleh.
Penyajian Disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.
Kas di Bank
Definisi Jumlah kas yang disimpan pada bank yang dapat ditarik setiap saat.
Pengakuan Diakui saat disetorkan kepada bank yaitu saat jumlah cash on hand
sebesar Rp 15.000.000 dan saat pengambilan kas dari bank.
Pengukuran Diukur sebesar kas yang dikeluarkan atau diperoleh.
Penyajian Disajikan dalam kelompok aset di laporan posisi keuangan.

PERALATAN

Definisi Barang-barang yang dimiliki entitas yang dapat dipakai berulang kali
dan umumnya bertujuan untuk melengkapi kebutuhan bisnis entitas.

Pengakuan Entitas mengakui peralatan ketika diperoleh, sebesar biaya


perolehannya.

Pengukuran Peralatan diukur sebesar biaya perolehannya.

Penyajian Disajikan dalam kelompok aset di laporan posisi keuangan.

8
PERALATAN HARGA VOLUME JUMLAH
Teko Rp 150.000 4 buah Rp 600.000
Dandang Rp 250.000 1 buah Rp 250.000
Kompor Rp 150.000 1 buah Rp 150.000
Gelas Aduk Rp 68.000 12 buah Rp 816.000
Saringan Rp 10.000 4 buah Rp 40.000
Alat Pembuka Kaleng Rp 160.000 1 buah Rp 160.000
Tabung Gas Rp 300.000 2 tabung Rp 600.000
Sealer Cup Rp 600.000 1 buah Rp 600.000
JUMLAH Rp 3.216.000

PERSEDIAAN

Definisi Persediaan adalah aset untuk dijual dalam kegiatan normal, aset dalam
proses produksi untuk kemudian dijual, dan aset dalam bentuk bahan
atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.

Pengakuan Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya


perolehannya.

Pengukuran Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya


konversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi siap digunakan.

Penyajian Disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.

PERSEDIAAN HARGA VOLUME


Teh Rp 60.000 1 kg
Kopi Rp 45.000 1 kg
Green Tea Rp 55.000 1 kg
Latte Rp 3.200 1 pcs
Cocoa Rp 3.200 1 pcs
Susu Kental Manis Rp 520.000 48 kaleng

9
Gula Rp 13.000 1 kg
Es Batu Rp 9.000 1 sack
Air Galon Rp 20.000 4 galon
Sedotan Rp 25.000 500 pcs
Plastik Rp 3.500 1 pack
Cup Gelas Rp 8.400 12 buah

BEBAN DI BAYAR DI MUKA

Definisi Biaya yang dibayar oleh entitas sebelum barang atau jasa tersebut
diberikan.

Pengakuan Beban diakui pada saat kas dibayarkan.

Pengukuran Sejumlah kas yang dibayarkan.

Penyajian Disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.

ASET TETAP

Definisi Aset berwujud yang dimiliki oleh entitas untuk digunakan dalam
kegiatan normal usahanya dan diharapkan akan digunakan entitas
untuk lebih dari satu periode.

Pengakuan Ketika aset tetap dimiliki secara hukum oleh entitas sebesar biaya
perolehannya.

Pengukuran Biaya perolehan meliputi harga beli dan biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
intensinya.

Penyajian Disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.

10
Aset Tahun Harga Umur Penyusutan Akumulasi
Tetap Perolehan Perolehan Ekonomis Tahunan Penyusutan
Gerobak 2015 Rp 6.500.000 8 Tahun Rp 812.500 Rp 2.166.667
Meja
2015 Rp 4.500.000 8 Tahun Rp 562.500 Rp 1.500.000
Kursi
Jumlah Rp 1.375.000 Rp 3.666.667

AKUMULASI PENYUSUTAN

Definisi Pengalokasian harga perolehan aktiva tetap sebagai beban periode


akuntansi dalam masa manfaat aktiva tersebut.

Pengakuan Diakui pada saat akhir periode berjalan.

Pengukuran Diukur sebesar perhitungan beban penyusutan menggunakan metode


garis lurus.

Penyajian Disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.

LIABILITAS DAN EKUITAS

Entitas ini tidak memiliki liabilitas

MODAL

Definisi Sejumlah uang yang ditanamkan dalam satu entitas yang berjalan oleh
pemilik.

Pengakuan Modal yang disetor oleh pemilik dana dapat berupa kas atau setara kas
atau asset nonkas yang dicatat sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

Pengukuran Diukur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Penyajian Disajikan dalam kelompok ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

11
PENDAPATAN DAN BEBAN

PENDAPATAN

Definisi Pendapatan adalah merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas


perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan
sewa.

Pengakuan Pendapatan dari penjualan di kedai diakui saat penyerahan barang


kepada pelanggan.

Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti


penjualan aktiva tetap atau peralatan diakui pada tanggal penjualan.
Entitas memperoleh pendapatan dari re-purchase order oleh waralaba
dan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang diterima.
Pengukuran Entitas mengukur pendapatan sesuai dengan jumlah hak atas
pembayaran diterima.

Penyajian Disajikan dalam kelompok pendapatan dalam laporan laba rugi.

BEBAN

Definisi Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode


akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Pengakuan Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya.

Entitas mengakui beban gaji sebesar nilai tidak terdiskonto yang


diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa pekerja.

Entitas mengakui aset dan liabilitas pajak penghasilan dengan


mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku.

Beban sewa diakui sebagai beban sewa berdasarkan metode garis lurus
selama masa sewa.

12
Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus tanpa memperhitungkan nilai residu.

Pengukuran Pengukuran biaya didasarkan pada cost historis. Cost historis


merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva.

Entitas mengukur beban gaji sebesar nilai tidak terdiskonto yang


diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa pekerja.

Pajak penghasilan diperhitungkan berdasarkan tarif pajak dan hukum


pajak yang berlaku pada periode fiskal terkait, berdasarkan laba kena
pajak untuk periode tersebut.
Beban sewa diukur menggunakan metode garis lurus selama masa
sewa.

Beban penyusutan diukur menggunakan metode garis lurus tanpa


memperhitungkan nilai residu.
Penyajian Disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.

13
3.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN

FREMILT THAI TEA


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2017
ASET Catatan 2017
Kas kecil 3 Rp 3.000.000
Kas di bank 3 Rp 720.000.000
Jumlah kas Rp 723.000.000
Peralatan 4 Rp 3.216.000
Persediaan Rp 360.000.000
Beban di bayar di muka Rp 0
Aset tetap Rp 11.000.000
Akumulasi penyusutan 5 (Rp 3.666.667)
JUMLAH ASET Rp1.093.549.333

LIABILITAS DAN EKUITAS


Modal Rp1.058.411.177
Saldo Laba (Defisit) 6 Rp 35.138.156
JUMLAH LIABILITAS DAN
Rp1.093.549.333
EKUITAS

14
3.3 LAPORAN LABA RUGI

FREMILT THAI TEA


LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017
PENDAPATAN Catatan 2017
Pendapatan usaha 7 Rp 720.000.000
JUMLAH PENDAPATAN Rp 720.000.000
BEBAN
Beban pokok penjualan Rp 614.486.844
Beban sewa Rp 15.000.000
Beban listrik Rp 3.600.000
Beban penyusutan Rp 1.375.000
Beban gaji Rp 43.200.000
JUMLAH BEBAN Rp 677.661.844
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
Rp 42.338.156
PENGHASILAN
Beban pajak penghasilan 8 Rp 7.200.000
LABA (RUGI) SETELAH PAJAK
Rp 35.138.156
PENGHASILAN

15
3.4 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

FREMILT THAI TEA


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 Desember 2017
1. UMUM
Fremilt Thai Tea didirikan di Surakarta. Fremilt Thai Tea bergerak dalam bidang
usaha kuliner. Fremilt Thai Tea memenuhi kriteria sebagai entitas mikro, kecil.
dan menengah sesuai UU Nomor 20 Tahun 2008. Kedai pusat Fremilt Thai Tea
terletak di Jalan Duwet Raya, Gonilan, Kartosuro, Sukoharjo.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laopran keuangan adalah biaya historis dan menggunakan
asumsi dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan
laporan keuangan adalah Rupiah.
c. Persediaan
Biaya persediaan bahan baku meliputi biaya pembelian dan biaya angkut
pembelian. Entitas menggunakan rumus biaya masuk-pertama-keluar-
pertama (MPKP).
d. Asset Tetap
Asset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika asset tersebut dimiliki
secara hukum oleh entitas. Asset tetap disusutkan menggunakan metode garis
lurus tanpa nilai residu.
e. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan penjualan diakui ketika penyerahan barang kepada pelanggan.
Beban diakui saat terjadi.
f. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

16
3. KAS
Kas kecil sebesar Rp 3.000.000 (menggunakan metode imprest) dan Kas di Bank
sebesar Rp 720.000.000.
4. PERALATAN
Peralatan dihitung sebesar harga perolehan untuk setiap item barang.
PERALATAN HARGA VOLUME JUMLAH
Teko Rp 150.000 4 buah Rp 600.000
Dandang Rp 250.000 1 buah Rp 250.000
Kompor Rp 150.000 1 buah Rp 150.000
Gelas Aduk Rp 68.000 12 buah Rp 816.000
Saringan Rp 10.000 4 buah Rp 40.000
Alat Pembuka Kaleng Rp 160.000 1 buah Rp 160.000
Tabung Gas Rp 300.000 2 tabung Rp 600.000
Sealer Cup Rp 600.000 1 buah Rp 600.000
TOTAL Rp3.216.000

5. AKUMULASI PENYUSUTAN
Akumulasi peyusutan sebesar Rp 3.666.667 terdiri dari :
Gerobak Rp 2.166.667

Meja Kursi Rp 1.500.000

Jumlah Rp 3.666.667

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dimana masa


manfaat yang dimiliki selama 8 tahun untuk kedua asset tersebut.
6. SALDO LABA
Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban.
7. PENDAPATAN
Pendapatan didapat dari pendapatan penjualan produk di kedai.
8. BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Beban pajak penghasilan merupakan pendapatan dikalikan dengan 1% dari
ketetapan pajak yang berlaku.

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Entitas Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu penyumbang ekonomi
yang ada di Indonesia. Dengan adanya SAK EMKM maka entitas akan lebih memahami
bagaimana pencatatan dan pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar, guna
meningkatkan kualitas ekonomi dari entitas tersebut. SAK EMKM sangat berguna bagi
UKM Fremilt Thai Tea karena dapat mempermudah dalam melakukan pengambilan
keputusan serta dapat mengetahui keadaan ekonomi dari entitas dengan mudah.

4.2 SARAN

Saran untuk UKM Fremilt Thai Tea yaitu lebih teliti dalam melakukan pencatatan
sehingga tidak ada yang miss. Membuat sistem penggajian yang lebih teratur untuk
pegawai, terutama pegawai part time. Kami juga menyarankan kepada entitas untuk
segera menjadi CV agar entitas dapat mempunyai NPWP sendiri sehingga pengeluaran
pajak tidak menjadi satu dengan pemilik.

18
LAMPIRAN

5.1 DATA PERUSAHAAN

Struktur Organisasi

CEO
Haryo Pakar

General Manager
& Marketing
Anggik Junanto

Produksi
Haryo Bayu

Distribusi
Eko & Rizal

Job Description
CEO Penyedia keuangan, melakukan order bahan baku, dan menerima
repeat order bahan baku dari waralaba

General Memastikan SOP di setiap outlet berjalan dengan baik, merekrut


Manager & pegawai, meninjau outlet di setiap lokasi, melakukan promosi baik
Marketing melalui website atau media sosial, berhubungan dengan pihak
eksternal/mitra
Produksi Packaging bahan baku

Distribusi Mendistribusi bahan baku yang sudah di package ke tiap outlet

Outlet di Surakarta:

1. UMS, Jl. Duwet Raya

19
2. UNS, Jl. Kartika
3. Manahan, Kompleks Bloods Distro
4. Sriwedari, Jl. Museum
5. Solo Square, Food Court lt. 3
6. SMAN 6 Solo, Jl. Mr Sartono

Waralaba:

1. Boyolali, 2 outlet.
2. Semarang, 3 outlet.
3. Tegal, 1 outlet.
4. Yogyakarta, 5 outlet.
5. Bali, 1 outlet.
6. Sukoharjo, 3 outlet.
7. Bekasi, 1 outlet.
8. Karawaci, 1 outlet.

5.2 TRANSKRIP WAWANCARA

Q : Penulis

A : Informan

Q : Selamat siang Mas, kami dari mahasiswa UNS jurusan Akuntansi ingin
mewawancarai mengenai kebijakan akuntansi yang dipakai usaha ini, apakah
Mas bersedia?

A : Oh ya tentu, jika untuk pembelajaran saya sangat mendukung.

Q : Baik Mas terima kasih sebelumnya mau direpotkan.

A : Ah ngga apa apa.

Q : Boleh perkenalan dulu mungkin nama Mas siapa, lalu tolong ceritakan
bagaimana usaha yang sedang Mas tekuni saat ini, bagaimana awal usaha dan
sebagainya.

A : Baik, perkenalkan nama saya Anggik. Usaha ini didirikan bukan hanya saya
sendiri, namun dengan teman saya Haryo Pakar. Pertama kali membuka kedai di
Jl. Duwet Raya, Gonilan, Sukoharjo (UMS) sekitar bulan Mei 2015. Modal awal

20
untuk mendirikan kedai Fremilt Thai Tea sekitar Rp 20.000.000,00. Saya
membuka usaha ini untuk menjual minuman yang sesuai dengan lidah warga
Solo namun dengan harga terjangkau yang berkisar Rp 5.000,00 - Rp 9.000,00.
Untuk saat ini sudah ada sekitar 6 outlet untuk di Solo, dan belasan lebih untuk
frenchisernya. Ada di Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, Jogja, dan Bekasi.
Kalau mau jadi franchiser kami dan yang dibutuhkan itu sekitar Rp 15.000.000.
Kami tidak menargetkan keuntungan yang besar, namun yang diutamakan
adalah kualitas dari rasa (quality) dan banyaknya produk (quantity) yang mampu
kami jual. Saya terinspirasi untuk usaha ini karena tidak begitu menyukai rasa
thai tea dan juga kemasan thai tea yang kebanyakan dijual dalam botol kemasan.
Saya juga ingin dengan kedai yang saya dirikan, konsumen dapat melihat
langsung cara tradisional pembuatan thai tea serta dapat menentukan secara
langsung komposisi yang diinginkan.

Resep rahasia Fremilt Thai Tea merupakan kombinasi resep yang didapat dari
internet dan juga saran dari seorang teman saya yang merupakan seorang
bartender, sehinga terciptalah rasa enak yang mampu memikat hati konsumen.
Saya mempelajari pembuatan thai tea dengan teknik yang sama seperti di
Thailand, hanya saja jika di Thailand masih menggunakan kemasan plastik es
biasa, jadi saya ganti dengan kemasan cup gelas agar lebih menarik.

Dulu sebelum Fremilt Thai Tea ada, saya bekerja sebagai karyawan di beberapa
perusahaan sebagai marketing. Dari sini saya belajar bagai mana memasarkan
suatu produk, pertamakali yang saya lakukan adalah secara “door to door”
kepada teman-teman saya. Langkah ini saya lakukan untuk menyebarkan cita
rasa Fremilt Thai Tea yang unik dan berbeda dari thai tea lainnya, sehingga
konsumen secara otomatis terpikat oleh rasa dari Fremilt Thai Tea dan ingin
untuk meminumnya lagi dan lagi. Dari sinilah, secara tidak langsung, produk
Fremilt Thai Tea mulai dikenal masyarakat dari mulut ke mulut.

Setelah itu saya mulai memperkenalkan produk melalui website dan akun sosial
media, selain itu saya juga membagikan voucher minuman Fremilt Thai Tea
secara cuma-cuma kepada masyarakat dan menyiarkannya lewat siaran radio.

Q : Nah memasuki masalah tentang kebijakan yang Mas buat, apakah ada
laporan keuangan yang Mas buat?

21
A : Untuk laporan keuangan sendiri belum ada, namun kami hanya mencatat
biasa, kalau ada uang masuk dan keluar saja, itupun juga yang besar-besar saja
yang saya catat, sedang kan untuk setiap outlet akan mencatat perhari berapa
gelas yang terjual dan pengeluaran untuk air galon dan gas biasanya.

Q : Untuk aset nih mas, kira-kira berapa besar yang harus ada untuk jaga-jaga
sama uang yang harus disetor ke bank?

A : Kalau untuk kas biasanya tiap outlet kami sediakan Rp 100,000 perhari, itu
untuk keperluan yang kecil-kecil, nah sedangkan kalau uang yang saya pegang
sendiri itu kalau sudah 15-30 jutaan baru saya setor ke bank.

Q : Apakah usaha ini Mas memiliki piutang mungkin yang mas berikan untuk
vendor?

A : Usaha ini saya tidak memiliki utang ataupun piutang, semua saya bayar lunas
dan saya tidak memiliki piutang. Alhamdulillah untuk utang kepada bank sudah
lunas, jadi saya makai uang dari penjualan. Bahkan investor kami tidak punya,
karna menurut saya berat pertanggung jawabannya, jadi saya tidak menerima
investor. Jadi modal semua dari kami sendiri, dulu sempat hutang ke bank,
namun sudah lunas.

Q : Pembelian persediaan yang dilakukan biasanya dilakukan kapan Mas?

A : Biasanya persediaan saya beli setiap satu bulan sekali, jadi saya tinggal
hubungin pihak vendor untuk stok barang yang uangnya sudah saya transfer
lebih dulu, kira-kira habis 150-200 jutaan lah ya tiap awal menyetok persediaan.
Yang kami pesan untuk persediaan itu, teh, green tea, susu kental manis, gula,
es batu, gas, dan lain-lain. Untuk sisa teh yang ada biasanya kami simpan untuk
besok, karna teh itu bisa tahan 24 jam, jadi bisa di jual lagi. Jadi kami tidak ada
rugi yang dihasilkan.

Q : Satu outlet ini aset yang dimiliki apa aja nih mas?

A : Satu outlet itu biasanya butuh gerobak yang jelas sama meja kursi, dan sealer
cup. Kalo buat peralatan itu kompor, teko, dandang, saringan buat teh, gelas,
pembuka kaleng, kompor sama tabung gas. Nah untuk teko, dari vendor
memberikan fasilitas jika ada yang rusak maka akan mereka rekondisi, untuk
saringan, karna ini harus sering diganti jadi kami bikin saringan sendiri, jadi
22
ngga perlu vendor. Gerobak biasanya kami betulkan tiap ada kerusakan, namun
itu jarang terjadi, mungkin hanya pengecetan ulang.

Q : Apakah penyusutan juga Mas hitung?

A : Kalau untuk itu saya tidak hitung, yang jelas kalo keluar uang sama masuk
aja. Beban beban lain juga begitu, paling hanya biaya sewa, listrik, sama
pegawai. Disini pegawai saya gaji per shift, karna kebanyakan pegawai adalah
paruh waktu. Untun pegawai tetap kami beri gaji masih dibawah UMR. Karna
kebanyakan pegawai oaruh waktu adalah mahasiswa jadi saat liburan kami
sedikit kesusahan untuk jadwal, dan biasanya ada beberapa outlet yang ikut libur.

Q : Sedangkan untuk pajak usaha ini bagaimana mas?

A : Untuk pajak masi pajak pribadi, karna usaha masih dalam tahap pembuatan
kantor tetapnya untuk didaftarkan sebagai badan.

Q : Terima Kasih atas waktu yang Mas berikan untuk wawancara ini, semoga
usahanya makin lancar.
A : Iya sama-sama. Tapi jangan lupa beli ya hehe.
5.3 FOTO

Figure 1 Saat mewawancarai narasumber

23
Figure 2 Pencatatan sederhana yang dibuat oleh entitas

Figure 3 Fremilt cabang UNS

Figure 4 Fremilt cabang Manahan

24

Anda mungkin juga menyukai