Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Wacana Kesehatan, vol.

1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA AKPER DHARMA WACANA METRO


ANGKATAN XXII SAAT PERTAMA TINGGAL DIASRAMA
AKPER DHARMA WACANA METRO TAHUN 2014

Janu Purwono
Dosen Akper Dharma Wacana Metro
E-mail: janupurwono@gmail.com

ABSTRAK
Kecemasanadalahgangguanalamperasaanketakutan / kehawatiran yang mendalamdanberkelanjutan,
perilakudapatterganggutetapimasihdalambatas-batas normal.
Kecemasanbanyakditemuipadamahasiswasaatmenghadapilingkunganbaru.Tujuan penelitian
adalahuntukmengetahuigambaran Akper Dharma wacana Metro Angkatan XXIII saat pertama tinggal di
asrama Akper Dharma
wacanadenganmengukurtingkatkecemasanmahasiswa.Desainpenelitianiniadalahdeskriptifkuantitatif,
yaitumengetahuigambarantingkatkecemasanpadamahasiswa Akper Dharma wacana Metro Angkatan XXIII
saat pertama tinggal di asrama Akper Dharma wacana.Sedangkanteknik sampling yang
digunakanadalahtotal
sampling.Jumlahsampeldalampenelitianinisebanyak108responden.Upayamengukurtingkatkecemasandengan
menggunakan ZSAS yangtelahdiadaptasiterdiridari38 item
pernyataan.Hasilpenelitianinimenunjukanbahwadidapatkan 95 orang ( 87 %) mengalamikecemasan
ringan,adasebanyak13 orang ( 12 %) danada1 orang (1%) yang mengalamitingkatkecemasanberat. Hal
inimemberikanartibahwakecemasanpadamahasiswaAkper Dharma wacana Metro Angkatan XXIII saat
pertama tinggal di asrama Akper Dharma wacana secaraumumadalahkecemasanringan.Saran yang
disampaikanantaralaindilakukansecarakhusus kepada pihak akper dharma wacana Metro khususnya
pengelola asrama perlunya pengarahan, penguatan mental serta bimbingan dan arahan di asrama.
Bagimahasiswa baru yang tinggal pertama di asrama perlu
melakukanteknikrelaksasidengancaramengendurkanototpadatangan, lengan, kaki, perut, punggung, bahu,
leher, dahihinggamencapairelaksasikemudianberkonsentrasisambilberdoasebelumsaat terjadi kecemasan.

Keyword: Kecemasan, pertama, Asrama

LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki reaksi yang


bersifat individual dalam menghadapi suatu
Transisi dalam kehidupan menghadapkan keadaan diantaranya kecemasan. Kecemasan
individu pada perubahanperubahan dan tuntutan- adalah suatu respon emosional tanpa objek khusus
tuntutan sehingga diperlukan adanya penyesuaian yang ditimbulkan oleh semua pengalaman-
diri. Penyesuaian diri merupakan faktor yang pengalaman baru yang tidak diketahui dan
penting dalam hidup harus dilakukan supaya mendahuluinya seperti ; masuk sekolah, memulai
terjadi keseimbangan dan tidak ada tekanan yang pekerjaan baru dan melahirkan seorang bayi
dapat mengganggu suatu dimensi kehidupan (Sundeen, 1995).
(Gunarsa, 2004). Hawari, D. (2002) mengatakan bahwa
Penyesuaian diri merupakan salah satu kecemasan adalah gangguan alam perasaan
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan ketakutan / kehawatiran yang mendalam dan
mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam
tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih
hidupnya karena ketidakmampuannya dalam baik), kepribadian masih tetap utuh tidak
menyesuaikan diri (Mu’tadin, 2002). mengalami keretakan kepribadian/ Splitting of

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Personality, perilaku dapat terganggu tetapi masih mahasiswa menjadi susah untuk tidur, jantung
dalam batas-batas normal. berdebar-debar, tangan berkeringat dan gangguan
Sundeen, (1995) menyatakan bahwa fisik lainnya berupa capek dan letih.
respon yang adaptif dari kecemasan dapat Kondisi seperti uraian diatas didukung oleh
memotivasi individu untuk belajar dan Sunaryo, (2004) yang menyatakan bahwa ciri-ciri
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas, somatik dari kecemasan meliputi; palpitasi,
sementara respon maladaptif akan menyebabkan keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah
individu mengalami kehilangan kendali, tidak meningkat, sulit untuk tidur serta peristaltik
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan meningkat. Keadaan ini didukung oleh pengakuan
pengarahan. beberapa mahasiswa yang menyatakan bahwa tidak
Tingkat kecemasan menurut Stuart dan mengetahui kondisi lingkungan di asrama, cara dan
Sundeen, (1995) terdiri dari cemas ringan, sedang, aturan tinggal di asrama serta sikap dan tata krama
berat dan panik, tingkat kecemasan ringan dan yang harus dilakukan pada saat di tinggal di
sedang merupakan respon adaptif, sedangkan asrama.
tingkat kecemasan berat dan panik merupakan Mahasiswa DIII Keperawatan Akper
respon maladaptif. Dharma Wacana angkatan XXIII mengalami juga
Setiap mahasiswa dalam hal ini pada masa kondisi dimana terjadi kenaikan atau ketegangan
dewasa awal (usia 18-40 tahun) merupakan periode emosional karena dirasakan serba baru dalam hal
penuh ketergantungan emosional dengan tinggal di asrama. Walapun memiliki intensitas
meninggalkan masa remaja dan memasuki dunia atau derajat kecemasan yang berbeda dalam
orang dewasa, terjadi kenaikan atau ketegangan menghadapi stimulus yang sama. Kecemasan yang
emosi, karena dirasakannya semua serba baru dan dialami oleh mahasiswa DIII Keperawatan Akper
asing baginya. Ketegangan tersebut antara lain Dharma Wacana angkatan XXIII merupakan
disebabkan karena mereka harus mulai mampu respon emosional sebagai dampak dari proses
melepaskan ketergantungan dari orang tua, teman- adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang baru
teman dan mencapai kemandirian secara akan mereka hadapi.
emosional. Walaupun ia tetap mempertahankan Kondisi diatas juga didukung oleh
hubungan emosional yang erat dengan orang lain, penelitian pada mahasiswa Fakultas Psikologi
mereka tidak lagi mudah untuk merasa kecewa Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan
atau marah bila orang lain tidak sependapat 2005-2006 oleh Sohib, M. (2005) yang
dengannya, atau tidak senang dengannya (Mar 'at menunjukan bahwa terdapat kecemasan
dan Siregar, 1986). menghadapi lingkungan baru mahasiswa Fakultas
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 Psikologi Umum Angkatan 2005-2006 adalah 14
responden mahasiswa DIII Keperawatan Akademi orang (10,7 %) dan sisanya 117 orang (89,3 %)
keperawatan Dharma wacana Metro angkatan mempunyai kecenderungan tinggi.
XXIII yang telah meninggalkan asrama, peneliti Melihat kondisi yang terjadi pada
mendapatkan bahwa kondisi psikis dan fisik mahasiswa DIII Keperawatan Akper Dharma
mahasiswa (1-2 bulan) masuk awal di asrama Wacana angkatan XXIII adanya tanda dan gejala
Akademi Keperawatan Dharma wacana Metro kecemasan (1-2 bulan) tawal tinggal di asrama
menunjukan adanya 6 responden merasa perasaan karena dianggap merupakan suatu kondisi yang
cemas, rasa tidak aman, tegang, gugup dan 4 baru bagi mahasiswa. Dari fenomena yang terjadi
responden merasakan salah satu kondisi diatas. maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat
Diantara keempat kondisi tersebut salah satu kecemasan pada mahasiswa program studi DIII
respon psikis yang sering timbul pada mahasiswa Keperawatan Akper Dharma wacana Metro
adalah kecemasan. Angkatan XXIII yang awal tinggal di asrama.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sunaryo, (2004) bahwa ciri-ciri psikologik dari
kecemasan meliputi; kehawatiran, gugup, tegang, METODE PENELITIAN
cemas, rasa tidak aman dan lekas terkejut. Kondisi
Desain penelitian ini adalah deskrptif
fisik yang dialami oleh mahasiswa (1-2 bulan)
kwantitatif, yaitu mengetahui gambaran tingkat
awal masuk asrama menunjukan bahwa
Jurnal Wacana Kesehatan
Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

kecemasan pada mahasiswa akper dharma wacana


metro angkatan XXIII saat tinggal pertama di
asrama. Sedangkan tehnik sampling yang
digunakan adalah total sampling. Jumlah sampel
Keterangan :
dalam penelitian ini adalah 108 responden. Upaya
P : Prosentase
mengukur tingkat kecemasan dengan
f : frekuensi
menggunakan ZSAS yang telah diadaptasi terdiri
n : jumlah responden (108 responden)
dari 38 item pertanyaan
Pengumpulan data untuk mengetahui Sehingga diapat hasil akhir berdasarkan prosentase
apakah ada kecemasan atau tidak, dipakai respon yang mengalami Tingkat Kecemasan
instrumen ZSAS yang telah diuji validitas yaitu 0,5 Antisipasi / Normal, Ringan, Sedang, Berat/ Panik.
sedangkan untuk reliabilitas adalah 0,87
Teknik sampling menggunakan total sampling.
(Wicaksana, 1996) dalam bentuk instrumen
Serta populasi yang digunakan hanya terbatas pada
pilihan tunggal yang berjumlah 20 item kemudian
mahasiswa Akper Dharma wacana Metro
diadaptasi sesuai dengan indikator kecemasan
Angkatan XIII yang berjumlah 108 mahasiswa
mahasiswa pada saat akan menghadapi orientasi
klinik berdasarkan aspek perilaku, afektif dan TINJAUAN TEORI
kognitif, sehingga berjumlah 38 item. pernyataan
dengan 4 alternatif pilihan jawaban dan hanya satu Kecemasan adalah respon emosional sebagai
jawaban yang dipilih, untuk pernyataan favourable dampak proses adaptasi pada seseorang yang akan
jawaban A diberi pembobotan skor 1, jawaban B menghadapi suatu ketidakpastian atau
diberi pembobotan skor 2, jawaban C diberi ketidakjelasan suatu lingkungan baru ( Carpenito,
pembobotan skor 3 dan, jawaban D diberi 1995). Setiap individu memiliki reaksi yang
pembobotan skor 4 dan pernyataan unfavourable bersifat individual dalam menghadapi suatu
jawaban A diberi pembobotan skor 4, jawaban B keadaan diantaranya kecemasan. Kecemasan
diberi pembobotan skor 3, jawaban C diberi adalah suatu respon emosional tanpa objek khusus
pembobotan skor 2 dan, jawaban D diberi yang ditimbulkan oleh semua pengalaman-
pembobotan skor 1. Instrumen tersebut diedarkan pengalaman baru yang tidak diketahui dan
pada seluruh mahasiswa Akper Dharma Wacana mendahuluinya seperti ; masuk sekolah, memulai
Metro saat tinggal di asrama. pekerjaan baru dan melahirkan seorang bayi
(Sundeen, 1995).
Analisa data merupakan bagian yang sangat
penting untuk mencapai tujuan, dimana tujuan Berbagai teori telah dikembangkan untuk
pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan- menjelaskan asal kecemasan (Stuart & Sundeen,
pertanyaan penelitian dalam mengungkap 1995) sebagai berikut :
fenomena (Nursalam, 2003) Analisa data yang 1) Pandangan Psikoanalitik
penulis lakukan pada penelitian ini adalah : Konflik emosional yang terjadi antara dua
melakukan editing,koding dan tabulasi elemen kepribadian id (impuls anxiety) dan
super ego. Id mewakili dorongan insting dan
Pengelompokkan data tersebut kedalam impuls seseorang, sedangkan super ego
satu tabel menurut sifat yang dimilikinya, mencerminkan hati nurani seseorang dan
kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan dikendalikan oleh norma-norma budaya
cara mengelompokan berdasarkan skor total seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi
sebagai berikut : tuntutan dari dua elemen yang bertentangan,
1 -38 : normal/ tidak ada kecemasan dan fungsi kecemasan adalah meningkatkan
38- 76 : kecemasan ringan ego bahwa ada bahaya.
77 -114: kecemasan sedang 2) Pandangan Interpersonal
115-152 :kecemasan berat/ panik Kecemasan timbul dari rasa takut terhadap
tidak adanya penerimaan dan penolakan
Data yang terkumpul kemudian di olah dengan interpersonal. Kecemasan yang berhubungan
statistis prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Jurnal Wacana Kesehatan
P = f/n x 100 %
Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

dengan perkembangan trauma, seperti darah meningkat,nadi menurun, pingsan.


perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan b. Respirasi
pribadi yang tidak berdaya dan harga diri yang Nafas cepat dan dangkal, perasaantercekik
rendah . dantertekan pada dada
c. Kulit
3) Pandangan Perilaku Perasaan panas dan dingin, muka pucat,
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu berkeringat seluruh tubuh, gatal-gatal,
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan mukaseperti terbakar
seseorang unutk mencapai tujuan yang d. Neuromuscular
didinginkan. Pakar perilaku lain menganggap Refleks menurun,reaksi kejutan, mata
kecemasan merupakan suatu dorongan untuk berkedipinvolunter,gelisah,insomnia,tremor
belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk kaku dan tegang, gerakan lambat.
menghindari kepedihan. Pakar tentang e.Gastro intestinal
pembelajaran meyakini bahwa individu yang Anoreksiasampaidengan nausea,rasa tidak
terbiasa dalam kehidupan dirinya dihadapkan nyaman pada perut, diare
pada ketakutan yang berlebihan lebih sering f. Perkemihan
menunjukkan kecemasan pada kehidupan Miksi sering atau tidak dapat menahan miksi,
selanjutnya. g. Respon kognitif
4) Kajian Keluarga Ganguan perhatian,konsentrasi hilang,
Gangguan kecemasan merupakan hal yang pelupa
biasa ditemui dalam suatu keluarga. Sejak h. Respon afektif
kanak-kanak sering risau dan takut dan merasa Tidak sabar, tegang sampai dengan gugup
tidak pasti tentang sesuatu yang terjadi sehar- yang tak terkontrol
hari dapat menjadi faktor predisposisi. Ada i. Respon perilaku
tumpang tindih dalam gangguan kecemasan Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat,gerakan
dengan depresi. tidak terkoordinasi, menarik diri sampai
5) Kajian Biologis dengan menghindar
Otak mengandung reseptor khusus untuk
golongan benzodiazepine.(zat yang dapat Tingkat Kecemasan
mengatasi rasa cemas). Gama neuregulator Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sundeen
(GABA) juga mungkin memainkan peran (1995), adalah sebagai berikut :
utama dalam mekanisme biologis berhubungan 1. Normal/ Antisipasi
dengan kecemasan. Kecemasan mungkin Keadaan dimana seseorang merasa baik-baik
disertai dengan ganguan fisik dan selanjutnya saja dan mampu mengatasi reaksi yang akan
menurunkan kapasitas seseorang unutk terjadi.
mengatasi stresor. 2. Kecemasan ringan
Berhubungan dengan tingkat ketegangan dalam
Gejala - gejala Kecemasan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi cemas dan akan
Kecemasan cenderung akan memberikan meningkatkan presepsi seseorang. Kecemasan
dampak terhadap kondisi fisik, kognitif, afektif dan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
perilaku seseorang. Keempat komponen ini pertumbuhan dan kreativitas seseorang.
dimanifestasikan dalam bentuk respon fisiologi, 3. Kecemasan sedang
kognitif, afektif, perilaku (Stuart dan Sundeen, 1995 Memungkinkan seseorang untuk memusatkan
; Kaplan, 1997) perhatian pada sesuatu hal yang penting dan
mengesampingkan hal yang lain, sehingga
Secara umum respon tersebut dimanifestasi
seseorang akan mengalami perhatian yang
kan sebagai berikut :
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
1. Gejala fisiologis
lebih terarah.
a. Kardiovaskuler
4.Kecemasan berat
Palpitasi, jantung berdebar-debar,tekanan

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Pada tingkat ini lahan presepsi seseorang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
sangat berkurang. Seseorang cenderung Kelamin
memusatkan perhatian pada sesuatu yang Karakteristikresponden yang
terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir dilihatdalampenelitianinihanyadarijeniskelaminres
tentang hal yang lain. ponden yang dapatdilihatpadatabelberikut :

Mekanisme Koping
Koping adalah respon terhadap stresor yang Tabel1.PersentaseRespondenBerdasarkan
muncul, dikenal dengan cara mengatasi masalah. JenisKelamin
Umumnya datang tanpa disadari (Hawari, D.
2002). Bentuk-bentuk mekanisme koping adalah
sebagai berikut : Jenis Kelamin f %
1. Task Oriented adalah proses pengumpulan data, No
analisis masalah, dan proses penyelesaian
masalah. 1 Laki-laki 40 37
2. Verbal adalah mekanisme koping dalam bentuk
mengucap kata-kata seperti; mengamuk, 2 Perempuan 68 63
mengoceh, berteriak, menangis
Total 108 100.0
3. Ego Oriented adalah proses menyelesaikan
masalah berdasarkan rasional, yang termasuk
kedalam ego oriental adalah : Padatabeldi
a.Displasement adalah mengalihkan emosi atasdapatdilihatsebagianbesaradalahperempuan40
terhadap terhadap orang lain dan menimbulkan orang (37 %) sedangkanlaki-laki68 orang (63%).
kerugian.
a. Kompensasi adalah proses dimana
seseorang mengalihkan perhatian terhadap Tabel 2.
hal yang dia hadapi, melakukan sesuatu
untuk menutupi sesuatu. Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa
b. Proyeksi adalah memindahkan pikiran Akper Dharma Wacana Metro Angkatan XXIII
atau dorongan agar dapat diterima oleh saat Pertama Tinggal di Asrama Akper Dharma
orang lain. wacana Metro Tahun 2014
c. Represi adalah kondisi yang tidak sadar,
menekan masalah / perasaan kebawah No Tingkat Skor F %
alam sadarnya. Kecemasan
d. Supresi adalah menekan perasannya dan
dia menyadari hal tersebut 1 Normal/ Tidak ada 1 -38 0 0
e. Denial adalah menghindari kenyataan yang kecemasan
tidak diingkan 2 Ringan 39 - 76 94 87
3 Sedang 77 - 114 13 12
4 Berat/ Panik 115 - 152 1 1
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Total 108 100.0


akper Dharma wacana Metro angkatan XXIII.
Penelitian ini dilakukan terhadap 108 mahasiswa
untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kecemasan mahasiswa yang pertama tinggal di
asrama Akper dharma wacana Metro.

Jurnal Wacana Kesehatan


Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

Tabel 2 dan diagram 1


hasilpenelitianterhadap108
respondenpadamahasiswaAkper Dharma wacana
Metro Angkatan XXIII saat pertama tinggal di
asrama Akper Dharma wacana,didapatkan 95
orang ( 87 %) mengalamikecemasan
ringan,adasebanyak13 orang ( 12 %) kecemasan
sedang danada1 orang (1%) yang
Diagram 1. mengalamitingkatkecemasanberat.
Kondisiinisesuaidenganteori yang
Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa menyatakanbahwakecemasandiperkirakanakanterja
Akper Dharma Wacana Metro Angkatan XXIII dipadaseseorang yang
saat Pertama Tinggal di Asrama Akper Dharma akanmenghadapisuatuketidakpastianatauketidakjel
wacana Metro Tahun 2014 asanakansuatulingkunganbaru (Carpenito, 1995).

Penjelasandiatas
dapatdisimpukanbahwasebagianbesar (87%)
mahasiswaAkper Dharma wacana Metroangkatan
XXIII mengalamitingkatkecemasanringan.
Cemas ringan Biladilihatdarikegiatandiatas, mahasiswaAkper
Dharma wacana Metroangkatan XXIII
Cemas sedang
merupakansuatusituasi yang
Cemas berat barukarenamerekabarupertama kali tinggal di
asrama.
Tinggal di asrama merupakansituasi yang
baru,
namunhasilakhirtingkatkecemasannyaadalahtingkat
kecemasanringan. Hal inidimungkinkansituasi
tersebut sudah dilakukanpersiapankegiatandi
Berdasarkan tabel 2 dan diagram 1 diatas dapat asrama yang terdiridari kegiatan Pengenalan
diketahui dari 108 orang responden penelitian Program Studi yang didalamnya dikenalkan
terdapat 95 orang ( 87 %) mengalami kecemasan tentang asrama.
ringan, ada sebanyak 13 orang cemas sedang ( 12 Manifestasi yang
%) dan ada 1 orang (1%) yang mengalami tingkat dapatdilihatdaritingkatkecemasanringanadalahkeda
kecemasan berat. Hasil yang diperoleh ankurangrileks, isipembicaraansesuaitingkat
memberikan gambaran bahwa mahasiswa Akper normal, tidakambilpusing, merasasenang,
Dharma wacana Metro saat pertama tinggal di merasaaman, bidangpandangluas,
asrama Akper Dharma wacana mengalami tidaknyamanpadalambung (Cook &Fortaine,
kecemasan ringan, sedang dan berat. 1991).Kecemasanringanadalahdimanaketegangand
alamkehidupansehari-hari yang
menyebabkanseseorangmenjadiwaspadadanmening
katkanlahanpersepsinya (Stuart &Sundeen, 1995).
PEMBAHASAN Tingkat kecemasan
ringaninikopingindividumasihefektif,
Tingkat kecemasanmenurut Stuart danSundeen, mahasiswalebihtermotivasiuntukmempersiapkandir
(1995) terdiridaricemasringan, sedang, i.Cara tersebutdiatastergolongpadakoping ego
beratdanpanik, oriented yaitu proses
tingkatkecemasanringandansedangmerupakanrespo penyelesianmasalahberdasarkanrasionalmisalnyaca
nadaptif, rakompensasiataumengalihkanperhatianterhadapha
sedangkantingkatkecemasanberatdanpanikmerupak l yang diahadapi,
anresponmaladaptif.
Jurnal Wacana Kesehatan
Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

melakukansesuatuuntukmenutupisesuatu (Hawari, berhubungan dengan orang lain, presepsi yang


D. 2002). menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
Hasil rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejajar
penelitianmenggambarkantingkatkecemasanpadam dengan kehidupan dan jika berlangsung terus
ahasiswaAkper Dharma wacana Metroangkatan menerus dalam waktu yang lama dapat terjadi
XXIIIadalahmengalamitingkatkecemasansedangse kelelahan yang sangat bahkan kematian.
banyak13 orang Sedangkan Cook dan Fortaine (1991),
(12%).Kecemasansedangadalahtingkatkecemasand
imanalahanpersepsiterhadaplingkunganmenurun,
individulebihmemfokuspadahalpentingsaatitudanm SIMPULAN DAN SARAN
engesampingkanhal lain
sehinggaseseorangmengalamiperhatian yang Simpulan
selektifnamundapatmelakukansesuatu yang
lebihterarah (Stuarth&Sundeen, 1995). 1. Hasilpenelitianberdasarkankarakteristik
Sedangkanmanifestasi yang responden terhadap108 responden
dapatdilihatdaritingkatkecemasansedanginiantara didapatkanbahwa secara umummahasiswa
lain: mungkinterjadi tremor tangan, meningkatnya Akper Dharma wacana Metro Angkatan XXIII
output verbal, merasagelisah, maludantakut, saat pertama tinggal di asrama Akper Dharma
bidangpandangmenyempit, wacana,didapatkan 95 orang ( 87 %)
danmeningkatnyatekanandarah (Cook &Fortaine, mengalamikecemasan ringan,adasebanyak13
1991). orang ( 12 %) danada1 orang (1%) yang
Mahasiswa Akper Dharma wacana mengalamitingkatkecemasanberat.
Metroangkatan XXIIImemfokuskanpadakegiatan 2. Sebagian besar mahasiswaAkper Dharma
yang terbatas, tingkatkecemasanpadamahasiswa wacana Metro Angkatan XXIII saat pertama
Akper Dharma wacana Metroangkatan tinggal di asrama Akper Dharma
XXIIIbersifat individual dansangatbergantungpada wacanadidapatkan 95 orang ( 87 %)
system pendukung yang mengalamikecemasan ringan,
tersediayaituhubungandengankeluarga, ataudengan
orang lain Saran
sertatahapanpengalamansebelumnyadalammengha
dapilingkungan yang barudankemampuankoping Berdasarkanhasilsimpulan yang
yang dimilikinya (Sundeen, 1995). menyatakanbahwamahasiswaAkper Dharma
Mekanismekoping yang digunakanjugabersifat ego wacana Metro Angkatan XXIII saat pertama
oriented adalah proses tinggal di asrama Akper Dharma wacana
penyelesianmasalahberdasarkanrasionalmisalnyaca tingkatkecemasan ringan,
rasupresiataumenekanperasaannyadandiamenyadar makapenelitimengajukansaran-
ihaltersebut (Hawari, D. 2002). saransebagaiberikut:
Hasil penelitian juga mengambarkan tingkat 1. UntukPihakPendiddikan
kecemasan pada mahasiswa Akper Dharma wacana Untuk mendukung mahasiswa baru tinggal
Metro angkatan XXIII mengalami kecemasan berat pertama di asrama Akper Dharma Wacana
sebanyak 1 orang ( 1%). Pada tingkat ini lahan perlu pengarahan, penguatan mental serta
presepsi seseorang sangat berkurang. Seseorang bimbingan dan arahan di asrama.
cenderung memusatkan perhatian pada sesuatu
yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir 2. UntukMahasiswa
tentang hal yang lain. Melakukan teknik relaksasi untuk mengatasi
Berhubungan dengan pengaruh, ketakutan dan kecemasan berupa :
terror. Orang yang mengalami panik tidak mampu - Tegangan relaksasi yaitu dilakukan
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. ditempat yang nyaman saat terjadi cemas
Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. dengan cara; mengendurkan otot pada
Dengan panik terjadi peningkatan aktivitas tangan, lengan, kaki, perut, punggung,
motorik, menurunnya kemampuan untuk
Jurnal Wacana Kesehatan
Jurnal Wacana Kesehatan, vol.1 (2) 88-105, November 2014 ISSN:2088-5776

bahu, leher, dan dahi hingga mencapai the 5 th Asean Federation of psychiatry and
relaksasi. mental congress Bandung.
- Berkonsentrasi sambil berdo'a yaitu
dilakukan ditempat yang hening sebelum ke
Kampus Akper dengan cara; memanfaatkan
kesadaran internal kita untuk melepaskan
ketegangan mencapai relaksasi yang dalam
dan kedamaian pikiran.

3. UntukPenelitiLebihLanjut
Dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang:
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan mahasiswa Akper Dharma wacana
Metro Saat Pertama Tinggal di Asrama Akper
Dharma wacana Metro.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito & Lynda juall (1995) Nursing


Diagnosing Application to Clinical
Practice Philadphia, Happin Contt
Company.
Cook & js Fortaine (1991) Essential Of Mental
Health Nursing, California Publising
Company.
Hawari, D. (2002) Manajemen Stres, Cemas dan
Depresi . Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Gunarsa, S. D. (2004). Bunga rampai psikologi
perkembangan dari anak sampai
usia lanjut. Jakarta : BPK
Mar'at & Siregar (1986) Diktat Pengantar
Psikologi Perkembangan UNPAD
Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Andi
Offset
Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metode
Ilmu Keperawatan . Salemba, Jakarta.
Stuard & Sundeen (1995) Keperawatan Jiwa.EGC,
Jakarta Alih bahasa : Hamid.S Yani A.
Sunaryo. (2004) Psikologi Untuk Keperawatan.
EGC, Jakarta
Wicaksana, (1996) Concur fent validity and
reliability test of zung self-rating mental
disorder-III in Indonesia on preceding of

Jurnal Wacana Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai